• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Internasional Asia Pasifik tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Internasional Asia Pasifik tengah "

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

HI Aspas (1) Definisi Asia Pasifik

Asia Pasifik adalah wilayah yang mencakup pesisir pantai Asia Timur, Asia Tenggara dan Australia di dekat Laut Pasifik, ditambah negara-negara di laut Pasifik (Oseania).

Walaupun deskripsi geografis kurang tepat, istilah Asia Pasifik menjadi dikenal pada sekitar tahun 1980-an sewaktu pertumbuhan ekonomi pada wilayah heterogen ini dalam hal perdagangan saham, perdagangan umum dan bentuk lain dari interaksi ekonomi dan politik menjadi topik pembicaraan. Dimasukkannya negara-negara dikawasan Oseania seperti Australia dan Selandia Baru adalah berdasarkan relasi ekonomi diantara negara-negara tersebut dan mitra dagang mereka di wilayah Asia Timur hingga ke utara.

(2)

* Asia Timur

Asia Timur adalah salah sebuah sub-wilayah Asia. Luasnya sekitar 6.640.000 km², atau 15 persen dari benua tersebut.

* Negara-negara Berikut Terletak di Asia Timur:

1. Republik Rakyat Cina, kecuali untuk provinsi Qinghai dan daerah otonomi Xinjiang serta Tibet

2. Jepang 3. Korea Utara 4. Korea Selatan 5. Taiwan 6. Mongolia 7. Hong Kong

* Negara-negara di bawah juga kadang dianggap sebagai bagian dari Asia Timur tergantung sudut pandang politik:

1. Sisa bagian RRC: Xinjiang, Qinghai, Tibet (bisa Asia Timur maupun Asia Tengah)

2. Mongolia (bisa Asia Timur maupun Asia Tengah) 3. Vietnam (bisa Asia Timur maupun Asia Tenggara)

Lebih dari 1.500 juta jiwa, atau sekitar 40 persen seluruh penduduk Asia dan seperempat penduduk dunia tinggal di Asia Timur. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia. Kepadatan penduduk Asia Timur, 230 per km², adalah lima kali rata-rata dunia.

* Asia Tenggara

Asia Tenggara adalah sebuah kawasan di benua Asia bagian tenggara. Kawasan ini mencakup Indochina dan Semenanjung Malaya serta kepulauan di sekitarnya. Asia Tenggara berbatasan dengan Republik Rakyat Cina di sebelah utara, Samudera Pasifik di timur, Samudera Hindia di selatan, Teluk Benggala, dan anak benua India di barat.

Asia Tenggara biasa dipilah dalam dua kelompok: Asia Tenggara Daratan (ATD) dan Asia Tenggara Maritim (ATM).

(3)

2. Laos 3. Myanmar 4. Thailand 5. Vietnam

* Negara-negara yang termasuk ATM adalah 1. Brunei

2. Filipina 3. Indonesia 4. Malaysia 5. Singapura 6. Timor Leste

Malaysia, meskipun ada bagian yang tersambung ke benua Asia, biasa dimasukkan ke dalam ATM karena alasan budaya. Semua negara Asia Tenggara terhimpun ke dalam organisasi ASEAN, kecuali Timor Leste. Yang terakhir ini berstatus sebagai pengamat. Namun oleh beberapa pihak, atas alasan politis, negara ini dimasukkan ke kawasan Pasifik.

Secara geografis (dan juga secara historis) sebenarnya Taiwan dan pulau Hainan juga termasuk Asia Tenggara, sehingga diikutkan pula. Namun demikian, karena alasan politik Taiwan dan pulau Hainan lebih sering dimasukkan ke kawasan Asia Timur. Kepulauan Cocos dan Pulau Christmas, yang terletak di selatan Jawa, oleh beberapa pihak dimasukkan sebagai Asia Tenggara meskipun secara politik berada di bawah administrasi Australia. Sebaliknya, Pulau Papua dimasukkan sebagai Asia Tenggara secara politik meskipun secara geologi sudah tidak termasuk benua Asia.

Geografi Asia Tenggara dapat dikategorikan menjadi dua bagian, daratan dan kepulauan. Negara-negara yang berada di daratan termasuk Myanmar, Kamboja, Laos, Thailand, dan Vietnam. Sedangkan negara-negara yang berada di kepulauan termasuk Brunei, Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

* Australia

(4)

beberapa pulau di sekitar Samudera Hindia selatan dan Samudera Pasifik. Negara tetangga Australia disebelah utara termasuk Indonesia, Timor Leste, dan Papua Nugini. Disebelah timur laut bertetangga dengan Pulau Solomon, Vanuatu, dan Kaledonia Baru (secara administratif milik Perancis), sementara di tenggara bertetangga dengan Selandia Baru .

Australia, walaupun terletak di dekat Asia, lebih sering disebut sebagai bagian dari dunia Barat karena kehidupannya yang mirip Eropa Barat dan Amerika Serikat. Penduduknya pun sebagian besar kulit putih.

Benua Australia selama 40.000 tahun telah didiami oleh penduduk asli Australia, namun pada abad ke-17 setelah kunjungan-kunjungan sporadis dari para nelayan di utara dan penjelajah Eropa serta para pedagang, separuh wilayah timur Australia kemudian diakui sebagai wilayah Inggris di tahun 1770 dan secara resmi dijadikan pemukiman koloni terhukum (penjahat) di New South Wales pada 26 Januari 1788. Sejalan dengan pertambahan penduduk dan perambahan wilayah-wilayah baru, maka lima wilayah besar yang mengelola sendiri "jajahan yang diperintah oleh Pusat" (Crown Colony) didirikan satu demi satu sepanjang abad ke-19.

Pada 1 Januari 1901, ke enam federasi koloni ini dan Persemakmuran Australia dibentuk. Semenjak berdirinya federasi, Australia telah berhasil mempertahankan sistem politik liberal demokratis yang stabil dan tetap tunduk dalam Wadah Persemakmuran. Jumlah penduduk terakhir yang tercatat adalah 20,4 juta jiwa dan umumnya terpusat di kota-kota sepanjang garis pantai seperti Sydney, Melbourne, Brisbane, Adelaide dan Perth (dan menjadi kota-kota besar di Australia). Ibu kotanya terletak di Canberra, sementara di daerah gurunnya yang luas, jumlah penduduk sangat sedikit.

* Politik

Persemakmuran Australia adalah sebuah monarki konstitusional dan mempunyai sistem pemerintahan parlementer. Ratu Elizabeth II adalah Ratu Australia, namun tugasnya sebagai Ratu berbeda dari tugasnya di Britania Raya. Sang Ratu diwakili oleh seorang Gubernur Jenderal Australia, yang hanya menggunakan kekuatan eksekutifnya melalui nasehat dari Perdana Menteri.

(5)

1. Legislatif: Parlemen Australia yang terdiri dari Gubernur-Jenderal, Senat, dan Dewan Perwakilan.

2. Eksekutif: Dewan Eksekutif Federal; sang Gubernur Jenderal dinasehati para penasehat eksekutif, yang terdiri dari Perdana Menteri dan para menteri. Biasanya Gubernur Jenderal tidak akan menolak nasehat-nasehat tersebut.

3. Kejaksaan: Mahkamah Agung Australia dan pengadilan-pengadilan federal lainnya.

Australia mempunyai parlemen yang bikameral, terdiri dari Senat yang berisi 76 senator, dan sebuah Dewan Perwakilan yang mempunyai 150 anggota. Anggota Dewan dipilih dari wilayah-wilayah pemilihan beranggotakan tunggal yang umumnya disebut electorate atau seat (kursi). Negara bagian yang lebih besar populasinya akan mempunyai lebih banyak perwakilan; setiap negara bagian minimal mempunyai lima perwakilan. Dalam Senat, setiap negara bagian diwakili 12 senator tanpa mempedulikan jumlah penduduknya. Pemilihan anggota parlemen diadakan setiap tiga tahun sekali, namun biasanya hanya setengah dari kursi-kursi Senat yang diperebutkan, karena para Senator mempunyai masa jabatan enam tahun yang saling bertindih. Pemerintah dibentuk di Dewan Perwakilan, dan pemimpin partai atau koalisi mayoritas dalam Dewan adalah sang Perdana Menteri.

Ada tiga partai politik besar: Buruh, Liberal, dan Nasional. Koalisi Liberal/ Nasional telah berkuasa sejak pemilu 1996 dan Koalisi berhasil merebut kekuasaan terhadap Senat dalam pemilu 2004, namun Koalisi kemudian kalah dari Buruh pada pemilu 2007. Partai Buruh hingga saat ini masih berkuasa di setiap negara bagian dan territory; seluruh pemimpin wilayah-wilayah tersebut berasal dari Partai Buruh.

* Oseania

Oseania (Inggris : Oceania) adalah istilah yang mengacu kepada suatu wilayah geografis atau geopolitis yang terdiri atas sejumlah kepulauan yang berada di Samudera Pasifik dan sekitarnya. Oseania merupakan benua dengan luas area daratan terkecil dan jumlah populasi terkecil kedua setelah Antartika.

(6)

luas maka Oseania juga meliputi Australia dan Indonesia bagian timur; namun jarang memasukkan Jepang dan Kepulauan Aleut dalam kelompok Oseania.

Sebagian besar dari Oseania terdiri dari negara-negara pulau yang kecil. Australia adalah satu-satunya negara kontinental, sedangkan Papua Nugini dan Timor Timur adalah negara yang memiliki perbatasan darat, kedua-duanya dengan Indonesia.

Negara-negara di Oseania mempunyai kemerdekaan dalam jumlah yang beragam dari penguasa-penguasa kolonial mereka dan telah mendapatkan pengaturan konstitusional yang bervariasi sesuai dengan keadaan mereka. Australia misalnya, adalah negara yang tergabung dalam Persemakmuran, sehingga mengakui Ratu Elizabeth II dari Britania Raya sebagai Ratu, sementara Polinesia Perancis adalah sebuah pays d'outre-mer (negara luar negeri) Perancis.

(7)

HI Aspas (2) APEC

APEC adalah singkatan dari Asia-Pacific Economic Cooperation atau Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik. APEC didirikan pada tahun 1989. APEC bertujuan mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik. Dengan kata lain APEC adalah forum utama untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, kerjasama, perdagangan dan investasi di kawasan Asia-Pasifik.

APEC adalah satu-satunya pemerintahan antar kelompok di dunia yang beroperasi atas dasar komitmen yang tidak mengikat, dialog terbuka dan sama menghormati pandangan dari semua peserta. Tidak seperti WTO atau badan-badan perdagangan multilateral lainnya, APEC tidak memiliki kewajiban perjanjian yang diperlukan dari peserta. Keputusan yang dibuat dalam APEC yang dicapai dengan konsensus dan komitmen yang dilakukan secara sukarela.

APEC memiliki 21 anggota (disebut sebagai “Member Ekonomi”) yang menyumbang sekitar 40,5% dari populasi dunia, sekitar 54,2% dari GDP dunia dan sekitar 43,7% dari perdagangan dunia.

* Maksud dan Tujuan

APEC didirikan pada tahun 1989 untuk lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran untuk wilayah dan untuk memperkuat komunitas Asia Pasifik. Sejak awal, APEC telah bekerja untuk mengurangi tarif dan hambatan perdagangan lain di wilayah Asia Pasifik, menciptakan ekonomi domestik yang efisien dan secara dramatis meningkatkan ekspor. Kunci untuk mencapai visi APEC adalah apa yang disebut sebagai “Tujuan Bogor” yang bebas dan terbuka perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2010 untuk ekonomi industri hingga 2020 untuk mengembangkan ekonomi. Tujuan ini diadopsi tahun 1994 oleh para pemimpin negara di pertemuan di Bogor, Indonesia.

(8)

membantu menurunkan biaya produksi dan dengan demikian mengurangi harga barang dan jasa, manfaat langsung bagi semua.

APEC juga bekerja untuk menciptakan lingkungan yang aman dan efisien pergerakan barang, jasa dan orang di seluruh di wilayah perbatasan melalui kebijakan ekonomi dan kesejajaran dan kerjasama teknis.

* Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC

KTT APEC diadakan setiap tahun di negara-negara anggota. Pertemuan pertama organisasi APEC diadakan di Canberra, Australia pada tahun 1989. APEC menghasilkan “Deklarasi Bogor” pada KTT 1994 di Bogor yang bertujuan untuk menurunkan bea cukai hingga nol dan lima persen di lingkungan Asia Pasifik, untuk negara maju paling lambat tahun 2010 dan untuk negara berkembang selambat-lambatnya tahun 2020. Pada tahun 1997, KTT APEC diadakan di Vancouver, Kanada. Kontroversi timbul ketika kepolisian setempat menggunakan bubuk merica (gas air mata) untuk meredakan aksi para pengunjuk rasa yang memprotes kehadiran Soeharto yang menjabat sebagai Presiden Indonesia pada saat itu.

Pada tahun 2003, kepala organisasi Jemaah Islamiyah, Riduan Isamuddin alias Hambali berencana melancarkan serangan pada KTT APEC di Bangkok, Thailand. Hambali ditangkap di kota Ayutthaya oleh kepolisian setempat sebelum ia dapat melaksanakan serangan itu. Pada tahun 2004, Chili menjadi negara Amerika Selatan pertama yang menjadi tuan rumah KTT APEC. KTT APEC kemudian terus berlanjut hingga kini.

* Latar Belakang Pembentukan APEC

(9)

modal, tenaga kerja terampil, bahan baku, maupun pasar secara global. Globalisasi perdagangan ini mendorong meningkatnya kerja sama ekonomi di antara negara-negara sekawasan seperti Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) yang menerapkan sistem pasar tunggal untuk Eropa; North American Free Trade Area (NAFTA) di kawasan Amerika Utara; ASEAN Free Trade Area (AFTA) di kawasan Asia Tenggara; dan Closer Economic Relations (CER) yang merupakan kerja sama ekonomi antara Australia dan Selandia Baru.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada dekade 80-an juga ditandai oleh berakhirnya Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dan diikuti dengan berkurangnya persaingan persenjataan. Forum-forum internasional yang seringkali didominasi dengan pembahasan masalah pertahanan dan keamanan, mulai digantikan dengan pembahasan masalah-masalah ekonomi dan perdagangan. Sejalan dengan perubahan tersebut, timbul pemikiran untuk mengalihkan dana yang semula digunakan untuk perlombaan senjata ke arah kegiatan yang dapat menunjang kerja sama ekonomi antar negara.

Kerja sama APEC dibentuk dengan pemikiran bahwa dinamika perkembangan Asia Pasifik menjadi semakin kompleks dan di antaranya diwarnai oleh perubahan besar pada pola perdagangan dan investasi, arus keuangan dan teknologi, serta perbedaan keunggulan komparatif, sehingga diperlukan konsultasi dan kerja sama intra-regional. Anggota ekonomi APEC memiliki keragaman wilayah, kekayaan alam serta tingkat pembangunan ekonomi, sehingga pada tahun-tahun pertama, kegiatan APEC difokuskan secara luas pada pertukaran pandangan (exchange of views) dan pelaksanaan proyek-proyek yang didasarkan pada inisiatif-inisiatif dan kesepakatan para anggotanya. * Tujuan Pendirian APEC

(10)

proses kerja sama ekonomi Asia Pasifik dan perampungan yang positif atas perundingan Putaran Uruguay.

2. Membangun kerja sama praktis dalam program-program kerja yang difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang menyangkut penyelenggaraan kajian-kajian ekonomi, liberalisasi perdagangan, investasi, alih teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia. Sesuai kepentingannya, APEC telah mengembangkan suatu forum yang lebih besar substansinya dengan tujuan yang lebih tinggi, yaitu membangun masyarakat Asia Pasifik dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang merata melalui kerja sama perdagangan dan ekonomi. Pada pertemuan informal yang pertama para pemimpin APEC di Blake Island, Seattle, Amerika Serikat tahun 1993, ditetapkan suatu visi mengenai masyarakat ekonomi Asia Pasifik yang didasarkan pada semangat keterbukaan dan kemitraan; usaha kerja sama untuk menyelesaikan tantangan-tantangan dari perubahan-perubahan; pertukaran barang, jasa, investasi secara bebas; pertumbuhan ekonomi dan standar hidup serta pendidikan yang lebih baik, serta pertumbuhan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

* Sekretariat APEC

Sekretariat APEC dibentuk pada tahun 1993. Para pegawai Sekretariat APEC terdiri atas 21 pejabat dari seluruh negara anggota ekonomi dan beberapa orang staf lokal. Sekretariat APEC dipimpin oleh seorang Direktur Eksekutif dengan masa tugas satu tahun dan berasal dari negara anggota ekonomi yang sedang menjadi ketua APEC. Indonesia menempatkan wakilnya di Sekretariat APEC dan mendapat tugas sebagai Direktur Bidang Gender dan Policy Level Group on Small and Medium Enterprises (PLG SME) sejak tahun 1998.

(11)

(BMC), Human Recources Development (HRD), Industrial Science and Technology (ISTWG), Marine Resource Conservation, Telecommunications, Tourism, Trade Promotion, Transportation, Policy Level Group on Small and Medium Enterprises (PLG SME), Agrculture Technical Cooperation Reports Group (ATC), APEC Study Centers, Sustainable Development, Infrastructure Workshop, Gender Issues Sustainable Recovery, Management Review, Electronic Commerce, APEC Food System, Public Affairs, Communications and Database.

* Sekretariat APEC berfungsi untuk:

1. menunjang mekanisme kegiatan APEC

2. menyediakan “advisory” teknis untuk koordinasi pembinaan bidang perdagangan 3. mengenalkan dan menginformasikan peranan APEC kepada masyarakat dunia * Keanggotaan Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang berperan aktif dalam pembentukan APEC maupun pengembangan kerjasamanya. Keikutsertaan Indonesia dalam APEC sangat didorong oleh kepentingan Indonesia untuk mengantisipasi dan mempersiapkan diri dalam menghadapi perdagangan dunia yang bebas sekaligus mengamankan kepentingan nasional RI. Kontribusi Indonesia terbesar bagi APEC adalah disepakatinya komitmen bersama yang dikenal juga sebagai “Tujuan Bogor” (Bogor Goals) yaitu liberalisasi perdagangan dan investasi secara penuh pada tahun 2010 untuk ekonomi yang sudah maju, dan tahun 2020 untuk ekonomi berkembang. Komitmen ini menjadi dasar dalam berbagai inisiatif untuk mendorong percepatan penghapusan tarif perdagangan maupun investasi antar anggota APEC.

* Manfaat APEC Bagi Indonesia

1. APEC merupakan forum yang fleksibel untuk membahas isu-isu ekonomi internasional.

2. APEC merupakan forum konsolidasi menuju era perdagangan terbuka dan sejalan dengan prinsip perdagangan multilateral

(12)

HI Aspas (3)

Hubungan Jepang dengan AS

Pada masa Perang Dunia (PD) II, Jepang merupakan negara yang sangat agresif, konfrontatif, dan suka perang. Invasi militernya merambah hampir semua negara Asia Pasifik termasuk Indonesia. Selain dikenal sebagai negara penjajah, Jepang juga terkenal dengan kekejamannya. Dengan cara-cara konfrontatif inilah Jepang menerjemahkan politik luar negeri (selanjutnya disingkat polugri)-nya, hingga akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1945 dua kota kunci di Jepang, Hirosima dan Nagasaki diluluhlantahkan oleh bom atom sekutu. Tamatlah kedigdayaan sang agresor PD II itu.

Paska perang, Jepang baru bangkit dengan sangat menggairahkan, kendati berada di bawah bayang-bayang Amerika, namun Jepang baru tidak kehilangan energinya untuk kembali menjadi bangsa besar. Kali ini bukan lagi agresifitas militer yang nampak dari polugri Jepang, namun kooperatif dan diplomasi menjadi ciri baru negara Matahari Terbit ini. Polugri Jepang paska PD II, menunjukkan karakteristik unik, berbeda dengan sebelumnya, yaitu: (1) hubungan aliansi dengan Amerika; (2) kebijakan pertahanan yang minimalis; (3) konsentrasi pada pembangunan ekonomi yang berorientasi ekspor; dan (4) fokus geografik pada kawasan Asia Pasifik. Karakteristik terakhir mirip dengan pernyataan Hatoyama, mantan Perdana Menteri Jepang, bahwa Jepang akan menjadikan Asia sebagai fokus kebijakan luar negeri Jepang.

(13)

* Persekutuan Amerika-Jepang dan Kepentingan Keamanan Amerika di Asia Pasifik

Persekutuan Amerika-Jepang merupakan salah satu faktor penting bagi kebijaksanaan Amerika di Asia Timur Laut khususnya, dan Asia Pasifik umumnya. Persekutuan yang dibangun sejak tahun 1951. Itu telah menguntungkan kedua negara dan relatif telah menciptakan kestabilan dan keamanan wilayah Asia Pasifik.

Dalam persekutuan itu disepakati bahwa Amerika menanggung beban keamanan Jepang dengan menempatkan pasukanya di beberapa pangkalan yang disediakan oleh dan di wilayah Jepang. Dengan demikian Amerika bisa menempatkan kekuatannya di posisi yang strategis di wilayah Asia Pasifik guna menghadapi ancaman komunisme. Di lain pihak, Jepang tidak perlu mengeluarkan banyak biaya bagi keamanannya karena sudah dijamin oleh Amerika, dan oleh karenanya bisa mengkonsentrasikan diri pada pembangunan ekonomi. Sedang bagi para pemimpin negara-negara Asia Pasifik, persekutuan itu dianggap positif bagi kestabilan dan keamanan wilayah mereka karena jaminan keamanan Amerika secara tidak langsung mampu mencegah remiliterisasi Jepang. Keterlibatan Jepang di dalam Perang Dunia II telah menyadarkan para pemimpin Asia Pasifik bahwa Jepang yang kuat secara militer akan mengancam kestabilan dan keamanan Asia Pasifik.

Masalahnya timbul ketika menginjak dasawarsa 1970-an. Amerika merasa tidak puas terhadap persekutuannya dengan Jepang. Amerika menganggap Jepang terlalu menggantungkan diri pada jaminan keamanannya.

(14)

kepada negara-negara Asia Pasifik sendiri. Untuk itu Amerika terus menuntut Jepang agar meningkatkan anggaran pertahanannya. Mengingat persekutuan Amerika-Jepang merupakan faktor determinan dalam peraturan politik di kawasan Asia Timur Laut khususnya, dan Asia Pasifik umumnya. Maka gerak-gerik hubungan kedua negara itu secara langsung atau tidak langsung akan menimbulkan dampak terhadap kestabilan dan keamanan wilayah Asia Pasifik

* Visi Pertahanan Jepang

Visi pertahanan Jepang adalah menjaga dan mempertahankan survival Jepang serta selalu menjadi sekutu AS. Proses penentuan sistem pertahanan Jepang selalu dikaitkan dengan perkiraan ancaman terhadap wilayah Jepang berdasarkan kondisi perkembangan keamanan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara. Semenanjung Korea (ancaman nuklir Korea Utara) dan kawasan laut di Selat Malaka serta Selat Taiwan, merupakan wilayah strategik yang harus dipertahankan dan diperjuangkan stabilitas keamanannya. Hubungan Jepang dengan RRC masih diwarnai oleh sikap masing-masing yang saling curiga dan saling tidak percaya, akibat sejarah hubungan kedua bangsa di masa lalu. Kekuatan militer yang saling berhadapan di Asia Timur, pada kenyataannya adalah antara Cina di satu pihak menghadapi AS dan Jepang di pihak yang lain. Walaupun teknologi peralatan perang RRC kemampuannya masih berada dibawah AS, tetapi cukup banyak peralatan canggih dari mesin perang RRC berasal dari teknologi Rusia. Banyak Dikhawatirkan terjadi kolaborasi antara Cina dengan Rusia, yang tujuan pokoknya untuk mengimbangi AS, sehingga terjadi polarisasi kekuatan (bukan ideologi) yang dapat menjadikan AS bukan lagi sebagai satu-satunya adikuasa di dunia.

(15)

* Hambatan Ekonomi Dalam Kemitraan Jepang-AS (Studi Kasus Anti-Dumping Policy)

Sebagai kekuatan ekonomi terkemuka didunia, Jepang dan Amerika Serikat berusaha untuk meningkatkan peranan dalam peta perekonomian dunia. Saat Perang Dingin berlangsung, Amerika mengalami pertumbuhan ekonomi yang fenomenal. Perang ini melahirkan kembali kemakmuran, dan pada periode pasca perang Amerika Serikat mengonsolidasi posisinya sebagai negara terkaya di dunia. Produk kotor nasional (Gross National Product/ GNP), ukuran seluruh barang dan jasa yang diproduksi Amerika Serikat mengalami peningkatan drastis, sehingga perluasan ekonomi baru diantaranya arus modal serta pasar barang dan jasa yang meningkat.

Setelah mencapai pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia dari 1960-an ke 1980-an, ekonomi Jepang mengalami perlambatan secara drastis pada awal 1990-an, ketika muncul bubble economy. Persediaan kepemimpinan industri dan teknisi, pekerja yang berpendidikan tinggi dan bekerja keras, tabungan dan investasi besar dan promosi intensif pengembangan industri dan perdagangan internasional telah memproduksi ekonomi industri yang matang. Jepang memiliki sumber daya alam yang rendah, tetapi perdagangan menolongnya mendapatkan sumber daya untuk ekonominya.

Meskipun prospek ekonomi jangka panjang Jepang masih bagus, namun sekarang dia berada dalam resesi terburuknya sejak perang dunia II. GDP nyata di Jepang tumbuh rata-rata sekitar 1% antara 1991-98, dibandingkan dengan 1980-an sekitar 4%. Pertumbuhan di Jepang pada dekade ini lebih rendah dari pertumbuhan negara maju lainnya. Jepang memasuki masa resesi pada awal millenia, dimulai oleh resesi di AS, tetapi sejak 2003 telah mulai tumbuh kembali dengan kuat dan pada 2004 menikmati pertumbuhan tertinggi sejak 1990.

(16)

Perdagangan internasional adalah salah satu instrumen penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara yang pada gilirannya akan menciptakan kesejahteraan rakyatnya. Agar semua negara dapat merasakan manfaat yang sebesar-besarnya dari perdagangan internasional, sistem perdagangan diatur sedemikian rupa sehingga sifatnya transparan, predictable dan equitable, bebas dan fair. Atas dasar ini pula, perdagangan internasional harus dilaksanakan atas dasar non-diskriminasi, perlakuan yang sama di pasar domestik dan saling memberikan konsesi atau resiprokal. Perundingan perlu dilakukan dalam rangka mengintegrasikan kepentingan negara dengan perjanjian internasional.

Sejak sekitar dua dekade lebih “dumping” merupakan suatu isu strategi penetapan harga global yang penting. Menurut pengertiannya “dumping” sebagai ditetapkan dalam GATT (General Agreements on Tariffs and Trade) 1979 merupakan penjualan suatu produk yang diimpor pada tingkat harga yang lebih rendah dari harga yang secara normal ditetapkan di suatu pasar domestik atau negara asalnya.

(17)
(18)

HI Aspas (4)

Hubungan Jepang dengan Cina

Satu fenomena penting dalam hubungan Internasional modern dewasa ini adalah lahirnya kekuatan-kekuatan besar baru yang muncul di berbagai kawasan dunia. Keadaan ini telah mengakibatkan pergeseran dalam politik internasional yang sebelumnya terbagi dalam dua kutub kekuatan (bipolar) menjadi multipolar. Ciri-ciri tersebut adalah: 1) bankitnya negara-negara Eropa Barat yang hancur akibat Perang Dunia II dan tumbuh menjadi kekuatan industri besar seperti Jerman Barat (sekarang Jerman); 2) munculnya Jepang sebagai raksasa ekonomi dunia dengan kemajuan teknologi yang pesat dan luar biasa. 3) meningkatnya peranan negara-negar Timur Tengah dan kawasan Teluk Persia sebagai sumber penghasila minyak dan energi dunia; dan 4) munculnya Republik Rakyat Cina (RRC) sebagai raksasa dunia baru yang kemudian menggeser tempat Taiwan di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

* Sengketa Regional Cina-Jepang: Kepulauan Diaoyu/ Senkaku

Kepulauan Diaoyu atau Senkaku merupakan sebuah kepulauan yang berada di Laut Cina Timur, tepatnya berada pada sebelah Timur Republik Rakyat Cina, sebelah selatan Jepang, dan sebelah utara Republik Cina atau Taiwan. Berada pada garis koordinat 25°47′53″ Lintang Utara dan 124°03′21″ Bujur Timur, kepulauan ini hanya memiliki luas 7 km². Kepulauan Diaoyu atau Senkaku terdiri dari lima pulau besar dan tiga karang, dari lima pulau dan tiga karang yang ada di Kepulauan Diaoyu atau Senkaku tersebut, tidak satu pun dari semua itu yang berpenghuni pada tahun 2010, meskipun pada awal abad ke-20 sempat berpenghuni sekitar 200 jiwa yang merupakan pekerja untuk sebuah perusahan ikan makarel.

* Historiografi Kepulauan Diaoyu atau Senkaku

(19)

kedaulatan Kekaisaran Ming. Maka dari itu, dalam bahasa Jepang, Kepulauan Diaoyu disebut sebagai Uotsuri yang memiliki arti yang sama dengan nama dalam bahasa Cina, yaitu memancing ikan.

Sejak Kekaisaran Cina menganeksasi Taiwan pada tahun 1683, Kepulauan Diaoyu atau Senkaku dijadikan sebagai wilayah di bawah kekuasaan Provinsi Taiwan. Perubahan konstelasi terjadi setelah Cina dan Jepang berperang pada tahun 1894 yang akhirnya berakhir pada kekalahan Cina dengan penandatanganan Traktat Shimonoseki yang menjadikan Taiwan dan Korea menjadi wilayah yang terbebas dari pengaruh Kekaisaran Cina. Sejak saat itu, Jepang mengambil-alih pemerintahan yang berlangsung di Taiwan, termasuk Kepulauan Diaoyu atau Senkaku tersebut.

Jepang kemudian mengklaim bahwa Kepulauan Diaoyu atau Senkaku ini merupakan teritori bebas, sehingga Jepang kemudian mengganti kekuasaan Kepulauan Diaoyu atau Senkaku dari di bawah Taiwan menjadi di bawah kekuasaan Nansei (Kepulauan Ryukyu) yang lebih dikenal dengan nama Okinawa. Sejak saat itu pula, nama Kepulauan Diaoyu mulai diganti menjadi Senkaku. Setelah Jepang mengalami kekalahan pada Perang Dunia II, kontrol atas Kepulauan Diaoyu atau Senkaku tidak dikembalikan kepada Cina seperti layaknya Taiwan, melainkan berada di bawah kontrol Amerika Serikat. Hal tersebut terjadi dikarenakan oleh kekuasaan atas Kepulauan Diaoyu atau Senkaku yang telah diubah, dari yang seharusnya di bawah Taiwan menjadi Okinawa. Amerika Serikat mengendalikan kontrol atas Kepulauan Diaoyu atau Senkaku sejak tahun 1945 sampai tahun 1972.

* Konflik Regional Tiongkok-Jepang: Sengketa Kedaulatan atau Eksplorasi Minyak?

(20)

Jepang, Senkaku) merupakan wilayah yang berada di bawah kekuasaan Amerika Serikat, yaitu Okinawa.

Alasan tersebut beralasan, mengingat sewaktu Jepang menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat kepada negara-negara sekutu (Amerika Serikat, Inggris Raya, Perancis, Uni Soviet, dan Republik Cina), Republik Cina pada saat itu tidak mempermasalahkan Kepulauan Diaoyu atau Senkaku yang masih berada di bawah kekuasaan Okinawa. Kesalahan Republik Cina tersebut dijadikan alasan yang sangat kuat bagi Jepang bahwa Cina tidak pernah berkontribusi apapun atas Kepulauan Diaoyu atau Senkaku, sehingga sudah selayaknya Jepang yang memiliki kekuasaan atas kepulauan tersebut.

Berdasarkan perspektif Cina, tentu Kepulauan Diaoyu atau Senkaku adalah milik Cina yang berada di bawah kekuasaan Provinsi Taiwan. Ketika Jepang menyerah tanpa syarat kepada negara-negara sekutu pada 14 Agustus 1945, Perjanjian Postdam yang dibuat pada 26 Juli 1945 secara resmi diterima oleh Jepang. Dalam perjanjian tersebut termaktub bahwa kekuasaan Jepang hanya dibatasi pada Kepulauan Honshu, Hokkaido, Kyushu, Shikoku dan pulau-pulau kecil lainnya yang akan ditentukan oleh negara-negara sekutu. Cina sudah melakukan protes pasca-keputusan Amerika Serikat pada tahun 1971 yang menyatakan bahwa Kepulauan Diaoyu atau Senkaku adalah wilayah Jepang, karena Cina merupakan negara yang ikut menandatangani Perjanjian Postdam tersebut. Terlepas dari penemuan Cina terkait minyak bumi di Laut Cina Timur, khususnya Kepulauan Diaoyu atau Senkaku tersebut pada tahun 1970.

Melalui dua perspektif yang berlainan ini, permasalahan sengketa wilayah atas Kepulauan Diaoyu atau Senkaku masih berlangsung hingga saat ini, khususnya saat kapal nelayan dengan kapten Zhan Qixiong bertabrakan dengan kapal patroli Jepang dekat dengan wilayah Kepulauan Diaoyu atau Senkaku pada 7 September 2010 pukul 10 pagi. * Analisa Kasus: Perjalanan Panjang Menuju Konsensus

(21)

Senkaku tanpa persetujuan dari kedua belah pihak. Jelas jika dikaitkan dengan teori Barry Buzan mengenai keamanan regional, penyebab permusuhan antara Cina dan Jepang sesuai dengan dua dari pentakotomi yang diberikan, yaitu sejarah sengketa regional dan faktor sosio-ekonomis.

Ditinjau dari sejarah sengketa regional, tentu Kepulauan Diaoyu atau Senkaku sudah seharusnya tidak perlu dipermasalahkan lagi kedudukannya, karena fakta sejarah menunjukan bahwa Cina adalah penguasa pertama di kepulauan tersebut. Nama-nama yang bahkan dipakai oleh Jepang hingga saat ini masih banyak berhubungan dengan nama-nama yang diklaim oleh Cina, dengan perbedaan cara penyebutan, yang sudah dinamai sejak abad ke-17, pasca-integrasi Taiwan terhadap Kekaisaran Cina. Jepang dalam hal ini menggunakan alasan bahwa legitimasinya atas Kepulauan Diaoyu atau Senkaku berawal dari keterlantaran kepulauan tersebut, dan dalam hal ini Jepang diperkuat dengan kemenangan atas Perang Cina-Jepang pertama pada tahun 1894-1895 yang menjadikan Jepang memiliki kekuasaan atas Taiwan beserta wilayah-wilayah yang meliputinya, termasuk Kepulauan Diaoyu atau Senkaku.

Jika Taiwan dan wilayah-wilayah sekitar Taiwan dikembalikan kepada Republik Cina pada tahun 1945, seharusnya Kepulauan Diaoyu atau Senkaku yang diganti posisi superordinasinya dari Taiwan menjadi Okinawa seharusnya dikembalikan lagi ke posisi awal sebelum Traktat Shimonoseki ditandatangani. Dari kerancuan ini dapat diperkuat bahwa sebenarnya posisi Jepang dalam isu sengketa Kepulauan Diaoyu atau Senkaku ini didasari oleh ketidakadilan pihak Jepang maupun negara sekutu, dalam hal ini Amerika Serikat, dalam menempatkan Kepulauan Diaoyu atau Senkaku yang pernah diganti yurisdiksinya menjadi ke posisi awal. Amerika Serikat justru mendukung Jepang yang menempatkan Kepulauan Diaoyu atau Senkaku di bawah kekuasaan Okinawa, entah karena pada saat itu Amerika Serikat sempat menduduki Okinawa sejak 1945-1972 dan merasa menyayangkan jika harus mengembalikan Kepulauan Diaoyu atau Senkaku kepada Cina atau ada alasan lain di balik itu. Padahal, secara geografis tampak jelas bahwa jarak antara Kepulauan Diaoyu atau Senkaku dengan Okinawa (410 kilometer) dan Taiwan (180 kilometer) tentu lebih mendukung untuk diserahkan kepada Taiwan.

(22)

masa Republik Cina hingga Republik Rakyat Cina sebelum tahun 1971 yang cenderung menerima keadaan bahwa Kepulauan Diaoyu atau Senkaku adalah miliki Jepang, yang pada saat kekalahan Jepang diduduki oleh Amerika Serikat. Sikap yang terkesan defensif ini memperlemah posisi Cina dalam pengambilalihan Kepulauan Diaoyu atau Senkaku di era kini, mengingat Cina bahkan menyatakan secara terang-terangan di media massa lokal pada tahun 1953, bahwa Kepulauan Diaoyu atau Senkaku merupakan wilayah negara lain. Kesalahan fatal ini terkesan terlambat ketika Cina mulai mengambil sikap agresif terhadap keputusan Amerika Serikat yang menyatakan bahwa Kepulauan Diaoyu atau Senkaku adalah milik Jepang di bawah kekuasaan Okinawa. Pada akhirnya, kelemahan-kelemahan yang dibuat oleh pemerintah Cina sendirilah yang menyebabkan tidak kuatnya Cina dalam mengambilalih Kepulauan tersebut.

(23)

HI Aspas (5)

Hubungan Jepang dengan Korea Selatan

* Demi Gugusan Pulau Dokdo, Korsel Siap Putus Hubungan dengan Jepang

Menteri Luar Negeri Korea Selatan Ban Ki-moon, Rabu tamggal 9 Mei 2008, di Seoul, menyatakan negaranya siap mengambil risiko mengorbankan hubungan baik dengan Jepang dalam persengketaan teritorial atas gugusan Pulau Dokdo yang terletak di perairan laut antara Korsel dan Jepang. Ia juga menyatakan, Korsel akan bersikap keras mempertahankan kedaulatan wilayah di gugusan pulau karang itu, yang juga diklaim Jepang sebagai bagian dari wilayahnya.

Perseteruan soal gugusan pulau itu, yang oleh Korsel disebut Dokdo atau kadang ditulis Tokto (dan oleh Jepang dinamai Takeshima), pecah justru di saat Tokyo dan Seoul tengah memperingati ulang tahun ke-40 hubungan diplomatik antara kedua negara. Hubungan makin tegang akhir-akhir ini setelah seorang anggota parlemen tingkat provinsi di Jepang mengusulkan penetapan sebuah hari peringatan untuk mendukung klaim Tokyo atas Kepulauan Takeshima alias Dokdo.

"Sengketa Dokdo merupakan masalah yang terkait dengan wilayah dan kedaulatan kami. Dengan demikian, isu ini dapat dianggap lebih penting dibanding hubungan Korsel-Jepang dan masalah-masalah lainnya," kata Menlu Korea Ban Ki-moon dalam acara konferensi persnya dulu.

Menurut Ban, ia akan menangani masalah itu dengan tegas dan keras, untuk melindungi wilayah Korsel. Ban dijadwalkan akan terbang ke Tokyo, namun rencana kunjungan tersebut telah ditangguhkan.

Pernyataan Ban yang bernada keras dikeluarkan setelah Pemerintah Korsel sebelumnya dihujani kecaman di dalam negeri karena dianggap tidak mengambil langkah yang cukup keras terhadap Jepang dalam persengketaan ini. Ban menyatakan bahwa pemerintah menyadari adanya berbagai tuduhan bahwa mereka bersikap terlalu lunak dalam menanggapi masalah ini. "Kami kini akan menangani masalah itu dengan cara yang dapat diterima rakyat Korsel," katanya.

* Konflik Warisan PD II

(24)

terjadi sejak akhir Perang Dunia (PD) II. Kepulauan itu tidak berpenduduk. Namun, Korsel menempatkan pasukan tentara yang menjaga wilayah laut di sekitarnya, yang kaya akan ikan.

Gugusan Pulau Dokdo terletak kurang lebih di tengah-tengah antara Jepang dan Korsel, sekitar 220 kilometer dari Samchok, kota pelabuhan di pesisir timur Korsel dan berjarak kurang lebih sama dari Matsue, kota pelabuhan di pantai barat Jepang.

Meski berulang kali diprotes Jepang, di pulau itu Korsel tetap membangun sejumlah rumah pondokan, mercusuar, dan berbagai fasilitas pemantau.

Ketegangan dalam hubungan antara Korsel dan Jepang mulai merebak Februari 2008 ketika Duta Besar Jepang di Seoul Toshiyuki Takano menegaskan kembali bahwa secara historis maupun yuridis, pulau-pulau itu adalah bagian dari wilayah Jepang. Pernyataan ini membangkitkan kemarahan rakyat Korsel, yang sebagian ada yang berusaha menyerbu Kedutaan Besar (Kedubes) Jepang. Pemerintah Korsel secara resmi juga memanggil seorang pejabat tinggi di Kedubes Jepang untuk menyampaikan protes.

Konflik lain terjadi ketika Kementerian Pertahanan Korsel mengerahkan empat pesawat jet tempur untuk mencegat sebuah pesawat terbang Jepang yang sedang terbang mendekati Pulau Dokdo. Pesawat ringan sipil yang membawa seorang pilot, wartawan, dan juru kamera tersebut digunakan oleh surat kabar Jepang Asahi Shimbun, yang kemudian mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak melanggar wilayah udara Korsel dan terbang ke daerah itu hanya untuk pengambilan gambar.

Sepanjang sejarah kontemporer, hubungan antara Tokyo dan Seoul sebelumnya juga pernah buruk akibat aksi penjajahan Jepang yang brutal di Semenanjung Korea tahun 1910-1945. Kekejaman yang ditunjukkan pasukan pendudukan Jepang pada masa itu telah menumbuhkan sentimen anti-Jepang yang mendalam di antara rakyat Korea.

Khawatir Jepang akan lebih diuntungkan jika Amerika Serikat (AS) sampai terlibat dalam sengketa dua negara bertetangga ini, Presiden Korsel Roh Mo-hyun menyatakan akan membatasi peran pasukan AS yang ada di Korsel. Seperti diberitakan, pasukan AS yang ditempatkan disana dapat terlibat dalam konflik di luar Semenanjung Korea hanya jika ada persetujuan dari Korsel.

(25)

Para demonstran Korea Selatan (Korsel) membakar bendera Jepang dan boneka Perdana Menteri Junichiro Koizumi. Demonstrasi menentang Jepang terus marak di seluruh Korsel, Rabu tanggal 16 Maret 2008. Menteri Luar Negeri Korsel Ban Ki-moon mencela Jepang karena terus mengklaim pulau-pulau karang kecil (Dokdo) yang oleh Korsel dinyatakan sebagai miliknya juga.

Di Jepang, Dokdo juga disebut sebagai Takeshima. "Berhentilah merampok Dokdo!" kata para aktivis. Sementara itu, ratusan orang lainnya melakukan protes dalam salah satu pertemuan paling besar di Kedutaan Besar Jepang di Seoul, yang dijaga oleh pasukan polisi anti huru-hara.

Protes terus marak dalam beberapa hari kemudian di Korsel. Dua aktivis telah memotong jari kelingkingnya untuk mendramatisir perlawanan mereka.

Meski demikian, Prefektur Shimane di Jepang tetap memberlakukan peraturan yang menetapkan 22 Februari sebagai “Hari Takeshima”. Sikap pemerintahan di sebuah prefektur Jepang itu (semacam Propinsi) memicu protes dari Korsel.

* Tindakan Tercela

Menteri Luar Negeri Ban Ki-moon mengecam langkah prefektur itu sebagai “tindakan tercela”. Departemen Luar Negeri Korsel mengatakan Pemerintah Tokyo harus bertanggung jawab penuh atas hal itu. “Tak ada gunanya mendengarkan tindakan tercela Prefektur Shimane itu karena tidak akan berdampak pada status Dokdo yang masuk wilayah Korsel,” kata Ban.

Ia mengatakan Seoul akan mengambil sejumlah tindakan balasan untuk lebih memperkuat pengawasan efektif atas pulau karang kecil itu, di mana sebuah kontingen polisi Korsel telah ditempatkan beberapa tahun terakhir. “Reaksi pemerintah itu difokuskan pada pertahanan teritorial kita atas Dokdo,” kata Ban, sambil menambahkan bahwa secara bertahap tindakan balasan akan dipersiapkan pada tingkat pemerintah.

Deplu Korsel mengeluarkan siaran pers yang meminta Prefektur Shimane untuk mencabut peraturan yang menyatakan Dokdo sebagai wilayah Jepang, dan memanggil seorang pejabat diplomat senior Jepang untuk menyerahkan protes kepada Tokyo.

(26)

bahwa Jepang sendiri bertanggung jawab atas semua konsekuensi yang mungkin menyusul,” kata siaran itu.

Pemerintah Korsel juga memutuskan membuka pulau-pulau kecil itu untuk dikunjungi warga Korsel. Langkah itu bertujuan untuk menegaskan bahwa Dokdo berada di bawah pengawasan Korsel walau hal itu dapat dipastikan akan menimbulkan kemarahan Jepang dan memicu ketegangan hubungan di antara kedua negara bertetangga itu.

"Kami memutuskan mengizinkan warga Korea Selatan melakukan kunjungan ke Dokdo," kata Yoo Hong-joon, Kepala Administrasi Warisan Budaya Korsel. Sebelumnya, pemerintah membatasi kunjungan ke sana dengan alasan perlindungan lingkungan. Sementara itu, pemerintah provinsi bagian tenggara Korea Selatan lainnya, Kyongsang Utara, mengeluarkan deklarasi tentang pemutusan hubungan dengan Prefektur Jepang Shimane.

* Sengketa Jepang-Korsel Atas Dokdo-Takeshima

Dalam beberapa tahun terakhir terjadi “perang diplomasi”, bahkan menjurus ke konflik militer, antara tiga negara maju Asia Timur, yakni konflik batas laut, antara Republik Rakyat Cina dengan Jepang, dan antara Korea Selatan dengan Jepang. Singkatnya, Jepang menghadapi dua lawan, yakni Cina dan Korea Selatan.

Meskipun klasik, dan perdebatan melalui pimpinan mereka, khususnya para Menteri Luar Negeri, namun sengketa batas maritim ini bisa menjadi embrio malapetaka. Jepang perlu menahan diri, karena latar belakang sejarah imperialisme dan kekerasan militer Jepang atas Cina dan Semenanjung Korea, serta wilayah di seberang batas kedua negara, yang memang dicaplok Jepang di masa penaklukannya.

Jepang mencaplok Kepulauan Dokdo pada Perang Rusia-Jepang 1904, dan pada penaklukan Semenanjung Korea 1910-1945, dan berlanjut di era modern. Era Asia Timur padahal mengedepankan pendekatan damai, untuk kerja sama regional, yang memerlukan kejujuran semua pihak, terutama Jepang.

(27)

Namun dalam sejarah Korea, dua gugusan karang seluas 186 ribu meter persegi itu bagian Provinsi Gyeongsang Utara, dan berkaitan dengan Pulau Daemodo yang ditaklukkan Jenderal Korsel Yi Jong-mu pada 29 Juni 1419. Bahkan tahun 512, Dokdo bagian teritori Dinasti Silla.

“Sejarah Tiga Kerajaan (Samguksagi) Korea”, yang ditulis tahun 1145, Raja Selong Sijik Jiriji (1418-1450) memasukkan Dokdo dalam imperiumnya. Tanggal 19 Juni 2005, Kota Masan di Gyeongsang Selatan memperingati Hari Daemodo, sebagai tanggal penaklukan wilayah Laut Selatan oleh jenderal Korea Yi, 500 tahun silam.

Karena warisan sejarah dan legitimasi tersebut, Seoul menetapkan kembali Dokdo sejak tahun 1953, dengan menempatkan pasukan kepolisian. Ini sebagai tanggapan hukum dan politik terhadap Jepang yang setelah memenangkan perang dengan Cina, 22 Agustus 1910, menganeksasi Semenanjung Korea.

Fakta penaklukan Semenanjung Korea tersebut ditandatangani oleh Kaisar Korea Sunjong dengan Pemerintah Jepang. Inilah yang menurut sejarah Korea, awal pemerintahan imperium Jepang yang kejam selama 35 tahun (berakhir tahun 1945). * Sumber Gas

Seoul mencatat suatu eufismisme Jepang terhadap generasi ketiga dan keempat Korea yang sudah menetap di Jepang dengan sebutan Zainichi. Mereka tetap memegang paspor Korsel atau Korut, dan menderita perlakukan yang diskriminatif akibat kebijakan sosial dan politik Jepang.

Sengketa batas laut Jepang-Cina mungkin mengarah ke sumber gas bawah laut dan perikanan Laut Cina Timur yang kaya. Sengketa batas maritim Jepang-Korsel atas Pulau Dokdo, berkonteks warisan historis yang logis, sebagai tumpuan kedaulatan wilayah Korea Selatan.

(28)

masa lampau. Pyongyang dan Beijing lalu mengungkit luka lama, yakni penderitaan sekitar 20.000 hingga 300.000 wanita mereka, sebagai budak seks tentara Jepang.

Maka itu, Gedung Biru (Istana Kepresidenan-Cheong Wa Dae) Korsel, Sekretariat Negara maupun Presiden Roh Moo-hyun menekankan, bahwa masalah Dokdo adalah bukan konflik teritorial, tetapi masalah warisan sejarah Korsel. Ketegangan diplomatik, nyaris menuju bentrok fisik, ketika Jepang mengirim dua kapal survei maritim, yang dijawab Korsel dengan ancaman mengirim selusin kapal patroli. Seoul seperti Beijing ingin perbaikan hubungan dengan Tokyo. Perundingan sengketa batas Laut Cina Timur Cina-Jepang, barulah dalam level tiga, setingkat direktur jenderal dan asisten menteri luar negeri. Dua harian Jepang, Yomiuri Shimbun dan Sankei, mendorong Korsel untuk mengklaim Dokdo atau Takeshima melalui tuntutan ke pengadilan internsional (International Court of Justice/ ICJ).

Seoul mengatakan Tokyo ingin mengajukan kasus Dokdo ke ICJ, karena keyakinan akan memenangkan kasus pemilikan dua gugusan karang yang yang berjarak 157,5 km dari Pulau Oki, Prefektur Shimane. Jepang sejak tahun 1954 telah menyatakan kasus Dokdo dibawa ke ICJ, meskipun menurut pemahaman Korsel, pengadilan internasional, selalu memihak kepada negara adidaya ekonomi, seperti Jepang.

* Eksplorasi Tambang

Presiden Roh dan pemerintahannya begitu yakin akan kepemilikan sejarah Dokdo Mereka mendorong eksplorasi tambang bawah laut di gugusan karang. Pada April 2005, Soeul mengumumkan usaha bersama tambang antara antara Korea National Oil Corp dengan perusahaan migas terbesar kedua Australia Woodside Petroleum Ltd, untuk meneliti potensi di landasan Uleung, Laut Timur, di mana Dokdo juga berada. Woodside menginvestasikan US$ 500.000 untuk meneliti potensi maritim seluas 31.000 km persegi di utara ladang gas Donghae-I, tambang lepas pantai pertama Korsel.

Perusahaan Korea Gas Corp membuat siaran pers tentang kemajuan proyek eksplorasigas hydrat yang mencakup perairan sekitar Dokdo. Perusahaan gas terkemuka itu mengatakan, terdapat ladang gas yang menyamai impor gas Korsel selama 30 tahun.

(29)

kawasan seputar perairan Dokdo tersebut. Kepala Pusat Riset Teknologi LNG Korsel, Baek Yung-soon mengatakan gas hydrat tidak langsung berada di bawah Dokdo. Cadangan gas itu justru meliputi kawasan luas Laut Timur Korea dan barat daya Dokdo. Pulau karang itu berada di bawah Kementerian Maritim dan Perikanan Korea Selatan. Ada pertemuan puncak PM Jepang Junichiro Koizumi dengan Presiden Korsel Roh Moo-hyun, 20 Juni 2005 di Seoul. Inti pertemuan selain mendorong pelanjutan pertemuan enam pihak, mengenai program nuklir Korea Utara, kedua pemimpin Asia Timur itu, ingin mempererat hubungan dan kerja sama bilateral. Presiden Roh, mendesak Jepang menghentikan provokasi kunjungan ke Yasukuni, menghapuskan teks buku sejarah Jepang yang tetap mengabaikan kekerasan militer Jepang di masa lalu, serta kekejaman selama pendudukan Semenanjung Korea (1910-1945).

Presiden Roh Moo-hyun lantang menegur Tokyo: “Dokdo bukan hanya bagian sejarah wilayah kami, namun juga disertai penderitaan selama (penjajahan) 40 tahun. Dokdo wilayah kami yang pertama dicaplok Jepang, ketika menguasai Semenanjung Korea. Perang Rusia-Jepang adalah perang agresi Imperium Jepang untuk menguasai Semenanjung Korea!” Suara keras dan tegas Roh Moo-hyun 25 April 2008, sepertinya diabaikan Tokyo. Baru beberapa pekan kemudian Tokyo menyatakan, ingin berunding.

Perlu diplomasi bertetangga baik, yang harus dilakukan Tokyo atas Korsel dan Cina, dengan jujur dan terbuka atas sejarah kelam militer Jepang masa lalu, yang memang kejam, termasuk di Asia dan Indonesia.

(30)

Hubungan Jepang dengan Indonesia * Sejarah Diplomasi Jepang-Indonesia

Hubungan diplomasi yang dijalin oleh negara Indonesia dengan negara Jepang sudah mencapai umur kurang lebih setengah abad. Hubungan yang demikian lama tentu saja memiliki sejarah yang sangat panjang. Seperti yang dikatakan oleh Nevins dalam Nazir (1988:55), sejarah adalah pengetahuan yang tetap terhadap apa yang telah terjadi. Sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran. Hal ini sangat penting untuk diketahui untuk mengntisipasi kesalahan-kesalahan yang terjadi dimasa lalu agar tidak terjadi di masa kini dan dimasa yang akan datang.

* Awal Hubungan Diplomasi Jepang-Indonesia

Pada abad kesembilan belas sampai tahun 1920-an, negara Jepang adalah negara yang belum lama mengalami Restorasi. Pengalihan kekuasaan dari shogun (pejabat militer tertinggi di Jepang) kepada Kaisar juga pembukaan diri besar-besaran kepada dunia luar setelah kurang lebih 350 tahun menutup diri, memberikan dampak yang cukup besar. Banyak pemuda-pemudi Jepang yang mencari kehidupan ekonomi yang lebih baik di Hindia Belanda (Indonesia dalam masa penjajahan Belanda). Didominasi oleh pekerja wanita Jepang yang bekerja sebagai wanita penghibur bagi pekerja perkebunan (Anonim, 2008:34).

Orang Jepang, yang semula merupakan warga kelas dua di Hindia Belanda bersama-sama dengan orang Cina dan Arab (Timur Asing), berubah statusnya pada akhir abad ke-19 menjadi “The Most Favoured Nation” yang sejajar dengan bangsa Barat. Kemudian pemerintah Hindia Belanda pun mengeluarkan larangan pekerjaan prostitusi karena merebaknya berbagai penyakit. Hal ini mengubah sikap dan mata pencarian orang Jepang di Hindia Belanda menjadi “lebih terhormat”, sebagian beralih dari menjadi pembantu rumah tangga atau menjadi Nyai pejabat Belanda.

(31)

Pada tahun 1830-1870 Indonesia memasuki masa Culture stelsel. Pada tahun 1870-1900, Indonesia memasuki masa ekonomi liberal (Anonim, 2008:34).

Pada tahun 1930-an sampai awal 1940, dilatar belakangi oleh paham ultra nasionalisme, munculah generasi muda militer Jepang yang menduduki posisi strategis, dengan karakater “anti-Barat” yang sangat kuat. Dunia internasional pada masa itu memberikan tekanan yang kuat terhadap Jepang secara ekonomi dan militer.

Sedangkan latar belakang di Indonesia pada saat itu, pemerintahan Hindia Belanda bertindak dengan sangat represif terhadap gerakan radikal pemuda Indonesia. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi bersifat kooperatif terhadap pemerintahan Hindia Belanda (Anonim, 2008:34).

Pada masa yang sama, Jepang melakukan gerakan ekspansif yang politis. Jepang melakukan kegiatan propaganda melalui pers di Hindia Belanda dan memberikan dukungan terhadap pemuda Indonesia dengan beasiswa belajar ke Jepang. Jepang memberikan perhatian terhadap kelompok dan organisasi Islam. Jepang juga melakukan gerakan spionese (mata-mata) untuk mengamati keadaan masyarakat Indonesia dan system pertahanan Hindia Belanda (Anonim, 2008:34).

(32)

Dilatar belakangi ideologis Jepang, Jepang memiliki cita-cita menjadi pemimpin bangsa-bangsa di Asia. Secara ekonomis, Jepang berambisi memenangkan perang Asia Timur Raya melawan Barat untuk menjamin tersedianya bahan mentah untuk kepentingan industri dan operasi militernya. Jepang pada akhirnya berhasil menduduki wilayah-wilayah Asia Pasifik. Kemenangan Jepang atas wilayah Asia Pasifik dan kedatangannya di Indonesia pada awalnya diterima dengan sangat baik oleh bangsa Indonesia. Hal ini dilatar belakangi oleh imej baik yang dibawa Jepang saat pemerintahan Hindia Belanda, juga adanya ramalan kalau Jepang adalah negara yang akan membebaskan Indonesia dari penjajahan (Anonim, 2008:34).

Pada akhirnya, “good image” yang ditunjukkan Jepang pada masa pemerintahan Belanda hilang dan digantikan dengan kenyataan yang menyakitkan. Jepang datang layaknya negara-negara lain yang datang ke Indonesia yang tergila-gila dengan kekayaan melimpah negara Indonesia, menjajah Indonesia dengan sangat kejam. Jepang menjajah Indonesia selama tiga setengah tahun tetapi penderitaan yang ditimbulkan melebihi kesengsaraan 350 tahun dijajah Hindia Belanda. Selama masa penjajahan itu, secara politik Jepang membagi Indonesia menjadi tiga wilayah administrasi yang berdiri sendiri, dengan penguasa militer sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Jepang melakukan penataan kembali pemerintahan dalam negeri dari tingkat keresidenan (Shu) hingga rukun tetangga (Tonarigumi). Didalam kemiliteran, Jepang merekrut dan melatih pemuda-pemuda Indonesia secara militer, dengan membentuk satuan-satuan semi militer maupun militer yang beranggotakan para pemuda maupun pemudi Indonesia. (Anonim, 2008:34)

(33)

mengembangkan kebudayaan tadisional Indonesia untuk tujuan propaganda (Anonim, 2008:34).

Pada tahun 1945, Jepang menyatakan kalah dalam perang yang kita kenal sebagai Perang Dunia II. Pernyataan kalah ini tidak lama setelah penjatuhan bom nuklir diatas kota Hiroshima dan Nagasaki. Pernyataan kalah perang ini menandai akhir penjajahan Jepang di Indonesia. Indonesia yang mendengar pernyataan ini lewat radio segera memproklamirkan kemerdekaan.

Pada pertengahan tahun 1945 sampai dengan 1950-an, keadaan Jepang sangat parah setelah kekalahannya dalam perang tersebut. Mereka melakukan upaya pembangunan dan pemulihan di dalam negri setelah kekalahan yang meluluh lantakkan negara dan ekonomi mereka. Sedangkan Indonesia saat itu sedang disibukkan oleh perang melawan kedatangan tentara Belanda dan pergolakan-pergolakan daerah, serta pertentangan antar elit nasional. Dikarenakan kekejaman Jepang selama penjajahannya, memberikan imej buruk terhadap Jepang di mata indonesia. Walaupun demikian, memang ada kesadaran, bahwa penjajahan Jepang itu memberikan dampak positif terhadap kehidupan bangsa Indonesia, terutama secara militer dan mental dalam menghadapi kedatangan tentara sekutu dan Belanda saat revolusi 1945-1949. Pada awal 1950-an, kedua negara mulai membahas masalah pampasan perang sebagai bentuk penggantian kerugian yang diakibatkan oleh Jepang di Indonesia pada masa perang. Indonesia membuka kantor perwakilan Indonesia di Tokyo dilanjutkan dengan Konsulat Jendral sebagai langkah awal mempermudah perundingan mengenai pampasan perang (Anonim, 2008:34)

(34)

Pada bulan April 1958, diadakan penandatangan pembukaan hubungan diplomatik antara Jepang dengan Indonesia. Sejak 1958, kedua Negara banyak melakukan penandatangan persetujuan dan pertukaran nota, yang mengatur tentang kerja sama ekonomi. Kedua negara menyepakati pampasan perang sebesar lebih kurang 400 juta dollar AS. 223,08 juta dollar AS, dalam bentuk barang, modal dan jasa, sisanya dalam bentuk pinjaman lunak. Beberapa kategori program yang disepakati dalam perjanjian pampasan perang antara lain: transportasi dan komunikasi, pengembangan tenaga, pengembangan industri, pengembangan pertanian dan perikanan, pertambangan dan jasa atau pelayanan (Anonim, 2008:34).

* Permasalahan Dalam Hubungan Diplomasi Jepang-Indonesia

Hubungan Diplomasi Jepang dengan Indonesia memang sudah berlangsung lama. Tetapi tetap saja tidak terlepas dari permasalahan. Permasalahan yang terjadi sangat banyak tetapi tidak sampai membawa keduanya dalam hubungan paling buruk berupa pemutusan hubungan diplomatik kedua negara. Buktinya, kedua negara masih tetap menjalin hubungan diplomatik hingga saat ini. Permasalahan yang paling awal dalam hubungan kedua negara adalah imej buruk yang ditinggalkan Jepang dimasa penjajahannya. Catatan masa lalu itu dengan segala eksesnya, termasuk yang masih sering digugat sampai saat ini. Seperti yang dikatakan sebelumnya, penjajahan Jepang di Indonesia sangatlah menyengsarakan rakyat Indonesia. Mulai dari kekejaman yang dialami para pekerja paksa yang dikenal dengan nama romusha sampai dengan pelecahan seksual yang dialami perempuan Indonesia yang dihimpun dalam jugun ianfu. Permasalahan ini tidak akan pernah dapat dilupakan bahkan dihapus oleh sejarah hubungan diplomatik kedua negara. Hal tersebut akan selalu diingat oleh rakyat Indonesia (Sukarjapura, 2008:33).

(35)

Peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas Januari) adalah peristiwa demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial yang terjadi pada 15 Januari 1974. Peristiwa itu terjadi saat Perdana Menteri (PM) Jepang Tanaka Kakuei sedang berkunjung ke Jakarta (14-17 Januari 1974). Mahasiswa merencanakan menyambut kedatangannya dengan berdemonstrasi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Karena dijaga ketat, rombongan mahasiswa tidak berhasil menerobos masuk pangkalan udara. Tanggal 17 Januari 1974 pukul 20.00 wib, PM Jepang saat itu berangkat dari Istana tidak dengan mobil, tetapi diantar Presiden Soeharto dengan helikopter dari Bina Graha ke pangkalan udara. Kedatangan Ketua Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI), Jan P. Pronk dijadikan momentum untuk demonstrasi anti-modal asing. Klimaksnya, kedatangan PM Jepang, Januari 1974, disertai demonstrasi dan kerusuhan (Anonim, 2008:1).

Kasus 15 Januari 1974 yang lebih dikenal “Peristiwa Malari”, tercatat sedikitnya 11 orang meninggal, 300 luka-luka, 775 orang ditahan. Sebanyak 807 mobil dan 187 sepeda motor dirusak/ dibakar, 144 bangunan rusak. Sebanyak 160 kg emas hilang dari sejumlah toko perhiasan (Adam, 2008:1). Pristiwa Malari tidak terlepas dari potret hubungan kedua negara yang tetap saja asimetris. Jepang dengan dana bantuan pembangunannya (ODA) sangat berperan besar dalam proses pembangunan di Indonesia. Sebaliknya, kekayaan alam Indonesia dalam bentuk gas, minyak, dan lainnya sebagian besar dijual ke Jepang (Sukarjapura, 2008:33).

Di sisi lain, ODA Jepang itu pun sebagian besar diberikan dalambentuk pinjaman (berkisar antara 65-68 persen) sehingga Republik Indonesia praktis terus menumpuk utang kepada Jepang untuk membiyai pembangunannya, terutama pada era pemerintahan Soeharto. Dalam kondisi demikian, “perlawanan” dilakukan sejumlah warga Indonesia dengan membuat dan menampilkan film yang menggambarkan kekejaman Jepang saat menjajah Republik Indonesia. Hasilnya hubungan Republik Indonesia dengan Jepang praktis terganggu karena banyak politisi Jepang yang gerah dan menganggap ada “aksi perasaan anti-Jepang” di Indonesia pada akhir 1983 hingga awal 1984. Akan tetapi, hubungan ekonomi kedua Negara yang sangat kuat tidak lantas membuat hubungan kedua Negara terganggu (Sukarjapura, 2008: 33) .

(36)

* Jumlah Warga Negara yang Tinggal

Jumlah warganegara Jepang yang tinggal di Indonesia : 11.090 orang (per Oktober 2006) Jumlah warganegara Indonesia yang tinggal di Jepang : 23.890 (per Desember 2004) * Hubungan Perekonomian Indonesia-Jepang

* Perdagangan

Bagi Indonesia, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$ 23.6 milyar (statistik Pemerintah RI), sedangkan impor Indonesia dari Jepang adalah US$ 6.5 milyar sehingga bagi Jepang mengalami surplus besar impor dari Indonesia (tahun 2007)

Komoditi penting yang diimpor Jepang dari Indonesia adalah antara lain minyak, gas alam cair, batubara, hasil tambang, udang, pulp, tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik, dll. Di lain pihak, barang-barang yang diekspor Jepang ke Indonesia meliputi mesin-mesin dan suku-cadang, produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku-cadang elektronik, mesin alat transportasi dan suku-cadang mobil.

* Investasi

Investasi langsung swasta dari Jepang ke Indonesia yang menurun sehubungan dengan stagnasi yang dialami perekonomian Indonesia akibat krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997, kini belumlah pulih sepenuhnya, namun Jepang tetap menempati kedudukan penting di antara negara-negara yang berinvestasi di Indonesia. Dalam jumlah investasi langsung asing di Indonesia dari tahun 1967 hingga 2007, Jepang menduduki tempat pertama dengan angka 11,5% dalam kesuluruhannya.

Terdapat kurang lebih 1000 perusahaan Jepang beroperasi di Indonesia (sumber: JETRO). Perusahaan-perusahaan tersebut memperkerjakan lebih dari 32 ribu pekerja Indonesia yang menjadikan Jepang sebagai negara penyedia lapangan kerja nomor 1 di Indonesia (sumber: BKPM).

* Kerjasama Ekonomi

(37)

 Bantuan hibah: 5.4 milyar Yen (berdasarkan pertukaran Nota-nota)

 Kerjasama teknik: 7.8 miliar Yen (berdasarkan realisasi pembiayaan JICA) * Lain-lain

1. Setelah mulainya pemerintahan Yudhoyono, telah dibentuk forum Investasi bersama tingkat tinggi pemerintah-swasta antara Jepang dan Indonesia. Berdasarkan saran dan dialog yang sejak dulu diadakan antara Japan Club dan pemerintah Indonesia, pada bulan Juni 2005 pada kesempatan kunjungan Presiden Yudhoyono ke Jepang, telah berhasil disetujui SIAP, yaitu rencana strategis investasi yang meliputi 5 pokok, yaiitu masalah bea, customs, tenaga kerja, infrastruktur dan daya saing.

(38)

HI Aspas (7)

Hubungan Cina dengan AS

* Faktor Pendorong Kerjasama Ekonomi antara Amerika Serikat dan Cina

Pada tahun 1975 Amerika Serikat keluar dari Vietnam dan adanya doktrin Nixon yang memaksa negara-negara Asia untuk mengurus keamanannya sendiri. Sampai ada pertengahan dasa warsa 1980-an AS dan banyak negara industri maju lain mengalami resesi ekonomi berkepanjangan. Dua peristiwa ini tercermin dalam perubahan kebijakan Negara-negara industri maju dalam memberi bantuan. Warna geopolitik semakin mengabur, warna geoekonomi semakin tegas. Negara-negara maju baik secara bilateral maupun lembaga-lembaga multilateral didominasinya semakin menegaskan peran pasar sebagai mekanisme alokasi sumber daya ekonomi dengan aturan main liberal. Perubahan geopolitik dan geoekonomi Cina dan AS pada dasarnya merupakan suatu proses transisi kekuatan suatu negara yang awalnya menggunakan kekuatan politik dan militer unuk mencapai tujuan kepentingan nasional suatu negara khususnya ekonomi. Seiring dengan perkembangan globalisasi kekuatan geopolitik semakin memudar dan berganti dengan kekuatan geoekonomi yang mendominasi kekuatan Cina dan AS melalui hubungan kerjasama dibidang ekonomi.

(39)

Cina pada krisis selat Taiwan serta peristiwa Tiananmen tepatnya 1989. Selama pemerintahan Pemerintahan Bill Clinton di tahun 1993, ada perubahan dalam menerapkan geopolitik dan geoekonomi dari pembendungan (containment policy) menjadi realistis (realistic engangement) dengan haluan (grand strategy) yang bertujuan menciptakan suatu masyarakat dunia yang bebas dan komunitas ekonomi pasar yang demokratis. Strategi memfokuskan empat poin utama. Pertama memperkuat komunitas pasar yang demokratis. Kedua mendukung dan mengkonsolidasi sistem demokrasi dan ekonomi pasar bebas dimana saja. Ketiga menangkal setiap bentuk perlawanan terhadap sistem demokrasi dan mendukung proses liberalisasi di negara-negara yang memusuhi sistem demokrasi. Keempat membantu proses demokratisasi dan sistem ekonomi pasar bebas dinegara-negara atau wilayah-wilayah di dunia yang menghiraukan terhadap permasalahan kemanusian.

Sebagai langkah awal, strategi perluasan didukung oleh suatu pandangan yang bersifat ekonomi sentris. Artinya hanya ditujukan kepada negara-negara yang siap dengan kelompok kelas menengahnya yang kuat, yang diyakini mampu menjadi negara demokratis, mengadopsi nilai-nilai Barat untuk mengeliminasi perbedaan-perbedaan etnis, memberikan perlindungan terhadap hak warga negaranya dan bekerjasama dengan masyarakat internasional untuk memerangi terorisme. Sehingga secara operasional strategi perluasan di sepakati untuk mulai menerapkan kepada negara-negara yang sudah siap untuk open market democracies atau demokrasi pasar terbuka seperti negara-negara Eropa Tengah, Eropa Timur dan Asia Pasifik.

Terhadap negara-negara Asia, AS memahami bahwa di wilayah ini cara pandang terhadap konstitusi demokratis sangat berbeda, lebih menekankan hak kolektif dari pada hak individual. Oleh karena itu operasionalisasi dari enlargement policy pada periode pertama kepemimpinan Clinton cenderung mencari akses untuk menciptakan pasar bebas, daripada mempromosikan demokrasi dan nilai-nilai Barat. Hal ini ditujukan melalui sikap moderat AS dalam masalah demokratisasi dan HAM terhadap Cina dan Negara-negara Asia Pasifik lainnya.

(40)

dimana hal itu memungkinkan dan menguntungkan. Antara 1993-1996 misalnya AS berhasil membuat lebih dari 200 perjanjian baru untuk perdagangan bebas. Hal tersebut sekaligus menciptakan kurang lebih 1,6 juta lapangan kerja baru didalam negeri AS. Untuk hal ini prinsip yang dipegang oleh pemerintahan Clinton adalah membantu mensukseskan ekonomi pasar terbuka kemudian beranjak dari bantuan menuju perdagangan dan investasi.

Sedangkan pada masa kepemimpinan Bush tahun 2000 kinerja politik luar negerinya pada tahun pertama meneruskan kebijakan dari presiden sebelumnya yakni Bill Clinton, awalnya kemampuan Bush kurang begitu terlihat dalam memimpin AS. Namun sejak peristiwa 11 September 2001 WTC menghancurkan aset ekonomi AS, kebijakan luar negeri Bush beralih pada isu-isu internasional terutama fokusnya pada terorisme yang telah mengancam keamanan nasional dan internasional.

Bagi perekonomian AS hal ini tentu saja mengkhawatirkan sebab ancaman depresi ekonomi dengan sendirinya muncul sementara AS selama ini banyak menggantungkan investasi-investasi dari luar negeri dalam hal ini sumber daya alam bagi industri AS berasal dari dari negara-negara lain. Dengan kondisi keamanan AS tentu negara-negara tersebut befikir kembali untuk mengadakan kerjasama dengan AS sebab ketakutan investor akan terjadinya peristiwa serupa dapat menghentikan pemasukan investasi mereka.

Adanya perbedaan poltik luar negeri yang diterapkan Bill Clinton dengan Bush adalah kalau Bill Clinton memasukan negara-negara Asia dalam setiap kebijakannya dan menjalin hubungan yang harmonis terutama di bidang perdagangan serta liberalisasi demi terwujdnya kepentingan-kepentingan AS sedangkan Bush lebih memfokuskan diri dalam menjalin hubungan dengan negara-negara Eropa, sebab pasca 11 september 2001 AS memerlukan dukungan dari negara-negara yang memiliki pengaruh besar dan kekuatan militer guna memberantas terorisme dengan bekerjasama demi terwujudnya perdamaian dunia. Dengan adanya penurunan ekonomi AS membuat turunnya kepopuleran Bush dimata publik AS.

(41)

kebijakan yang dikeluarkan Bush untuk memulihkan resesi ekonomi hasinya belum dapat dirasakan oleh masyarakat AS. Akibat WTC dan pengeluaran dana berlebihan untuk menanggulangi terorisme mengakibatkan penurunan pendapatan perekonomian AS. Krisis globalisasi, neoliberalisme, legitimasi kapitalis dan over produksi yang saling berpautan menawarkan kebijakan ekonomi pemerintahan Bush yang mengarah ke unilateralisme. Adapun elemen-elemen kebijakan ekonomi Amerika Serikat sebagai berikut :

1. Mengadakan kontrol atas minyak Timur Tengah

2. Perlindungan yang agresif dalam masalah investasi dan perdagangan 3. Memasukan pertimbangan-pertimbangan strategis dalam perjanjian dagang

4. Manipulasi nilai tukar dollar untuk mematok biaya krisis ekonomi terhadap rival-rival dikalangan negara-negara yang kuat ekonominya dan meraih kembali tingkat kompetisi bagi Amerika Serikat

5. Manipulasi yang agresif terhadap agen-agen multilateral untuk mendorong kepentingan modal Amerika Serikat

6. Meminta Negara-negara lain yang kuat ekonominya dan negara-negara berkembang untuk menanggung beban penyelesaiannya krisis lingkungan.

Hasil kebijakan Bush ini harus mempertimbangkan keadaan ekonomi global Amerika Serikat dan agar tidak terjadi benturan kepentingan antara Negara-negara partner kerjasama. Sehingga diperlukan balance of power guna menekan hegemoni AS agar tidak berkembang sampai Asia Pasifik khususnya Cina.

Pada 16 November 2005, kunjungan Presiden AS George Bush ke Beijing dalam rangka memberikan pendapat atas masalah-masalah besar seperti surplus dagang Cina yang tinggi, nilai mata uang Cina dan hak-hak property intelektual. Sementara Bush menyerukan Cina agar memiliki kebebasan politik dan agama lebih besar yang menjadi berita besar di luar negeri sedangkan di media Cina tidak ada laporan mengenai itu. Pertemuan dilangsungkan di tengah perseteruan soal impor pakaian murah dari Cina ke pasar Amerika Serikat.

(42)

uang dengan nilai pasar, dan menghentikan tindakan pembajakan berbagai produk yang merugikan pengusaha AS miliaran dollar serta Cina akan membeli 70 pesawat Boeing dari AS. Pembelian pesawat itu merupakan usaha mengurangi frustasi Amerika Serikat atas surplus perdagangan Cina yang diperkirakan mencapai 200 miliar dollar AS.

Dengan berakhirnya Perang Dingin terdapat perubahan politik luar negeri Amerika Serikat khususnya dalam hal kepentingan nasional dengan berkembangnya nilai-nilai demokrasi, HAM, hak menentukan nasib sendiri dan pertumbuhan ekonomi. Perdamaian, kebebasan, dan kesejahteraan dunia merupakan fokus dari politik luar negeri Presiden Clinton dan Presiden Bush. Seperti halnya Cina memfokuskan kebijakan perekonomiannya dengan membuka kebijakan industrialisasi bagi investasi asing, meningkatkan hubungan dagang dengan AS melalui peningkatan ekspor, perluasan pasar serta peran swasta yang semakin luas, menjadikan peluang hubungan kerjasama antara AS dengan Cina lebih harmonis dibandingkan pada masa Perang Dingin. Meskipun Amerika Serikat merupakan negara super power, namun pada kenyataannya Amerika Serikat tidak mampu mendominasi negara lain karena sistem hegemoni Amerika Serikat pada pasca Perang Dingin sudah mulai longgar. Sehingga Cina di akhir Perang Dingin muncul sebagai raksasa ekonomi yang semakin mengancam kedudukan ekonomi AS. Tetapi pada kenyataannya Cina dan negara-negara berkembang masih bergantung pada AS mengenai masalah keamanan pertahanan, dan politik. Perubahan situsai internasional pasca Perang Dingin membuat Cina membuka diri dalam perekonomian dan modernsiasi negaranya mealui kerjasama dengan AS. Kerjasama AS diperlukan Cina sebagai peluang investasi asing, sebagai pansa pasar dari produk Cina, dan membangun pengaruh di kawasan Asia Pasifik. Berakhirnya Perang Dingin membuka peluang yang lebih besar bagi perluasan dan peningkatan peran negara-negara besar. Perluasan dan peningkatan dengan sendirinya merubah tatanan kekuatan di kawasan Asia Pasifik. Munculnya Cina sebagai negara besar Asia akan menjadi kekuatan dominan menggantikan AS dan Uni Soviet dikawasn Asia Pasifik.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang sama didapatkan dalam penelitian di PLTD Ampena didapatkan hubungan pengetahuan dengan kepatuhan pengunaan alat pelindung telinga ( ear plug ) dengan

Develop a conceptual model by giving the Develop a conceptual model by giving the Develop a conceptual model by giving the Develop a conceptual model by giving the detailed

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematika Dasar, 2010 16... Perhatikan sistem

Model yang digunakan untuk segmentasi yaitu RFM ( Recency, Frequency dan Monetary ) serta teknik data mining yaitu teknik clustering dengan algoritma K-Means.. Hasil

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini membahas pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan oleh orang yang bekerja sebagai konsultan pada sektor Tata Rias Pengantin Betawi

berdasarkan hubungan lain, bertindak dalam lingkungan korporasi tersebut baik sendiri maupun bersama-sama. 1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan

Puskesmas Nanjungan, Kabupaten Lahat saat ini berstatus tidak terakreditasi, sementara Peraturan Menteri Kesehatan No 46 tahun 2015mewajibkan seluruh Puskesmas