HIMPUNAN BAGIAN KELAS VII SEMESTER 2 SMP NEGERI 3 REMBANG TAHUN AJARAN 2010 / 2011
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna
Memperoleh Derajat Sarjana Pendidikan
Murwati NPM 07310297
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM IKIP PGRI SEMARANG
i
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODELTEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT)DAN MODELGROUP INVESTIGATION
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN BAGIAN KELAS VII SEMESTER 2 SMP NEGERI 3
REMBANG TAHUN AJARAN 2010 / 2011
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna
Memperoleh Derajat Sarjana Pendidikan
Murwati NPM 07310297
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM IKIP PGRI SEMARANG
ii
siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP Negeri
3 Rembang tahun ajaran 2010/2011. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata prestasi belajar matematika untuk siswa yang dikenai model Teams Games Tournament (TGT) dan model Group Investigation serta model ekspositori pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP N 3 Rembang tahun pelajaran 20010/2011.
Berdasarkan hasil analisis uji ANAVA diperoleh Fhitung= 8,15 dan Ftabel = 3,09. Dengan kriteria pengujian untuk α = 5 % diperoleh Fhitung > Ftabel sehingga Ho:1 2 3 ditolak. Dengan demikian bila pembelajaran diberikan dengan perlakuan yang berbeda maka akan memberikan prestasi belajar matematika yang berbeda.
Dilanjutkan dengan analisis uji lanjut setelah ANAVA yaitu uji t. Dari hasil perhitungan uji t untuk siswa kelompok eksperimen 1 dan kelompok kontrol, diperoleh thitung= 3,787 dan ttabel = 1,67. Dengan kriteria pengujian untukα= 5 % diperoleh thitung> ttabelmaka H0 ditolak, artinya kelompok eksperimen 1 lebih baik daripada kelompok kontrol dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar matematika untuk siswa yang dikenai model Teams Games Tournament (TGT) lebih baik daripada model yang biasa dilakukan oleh guru yaitu konvensional (ekspositori). Berdasarkan hasil perhitungan uji t untuk siswa kelompok eksperimen 2 dan kelompok kontrol, diperoleh thitung = 2,052 dan ttabel = 1,67. Dengan kriteria pengujian untuk α = 5% diperoleh thitung> ttabel maka H0 ditolak, artinya kelompok eksperimen 2 lebih baik daripada kelompok kontrol dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar matematika untuk siswa yang dikenai model Group Investigation lebih baik daripada model yang biasa dilakukan oleh guru yaitu konvensional (ekspositori). Dari hasil perhitungan uji t untuk siswa kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, diperoleh thitung= 2,129 dan ttabel = 1,67. Dengan kriteria pengujian untuk α = 5% diperoleh thitung> ttabelmaka H0 ditolak, artinya kelompok eksperimen 1 lebih baik daripada kelompok eksperimen 2 dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar matematika untuk siswa yang dikenai model Teams games Tournament (TGT) lebih baik daripada modelGroup Investigation.
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Kami selaku Pembimbing I dan Pembimbing II dari mahasiswa Progdi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang
Nama : Murwati
NPM : 07310297
Fakultas/Progdi : FPMIPA/Pendidikan matematika
Judul Skripsi : PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT ( TGT ) DAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN
HIMPUNAN BAGIAN KELAS VII SEMESTER 2 SMP N 3 REMBANG TAHUN AJARAN 2010/2011.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut di atas telah selesai dan siap diujikan.
Semarang, 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sutrisno, S.E, M.M Drs. Rasiman, M.Pd.
iv
Skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT) dan Model Group Investigation Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Himpunan Bagian Kelas VII Semester 2 SMP N 3 Rembang Tahun Ajaran 2010/2011” yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Murwati
NPM : 07310297
Jurusan : Pendidikan Matematika
Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang. Hari : Selasa
Tanggal : 24 Mei 2011
Panitia Ujian Skripsi FPMIPA IKIP PGRI Semarang
Ketua Sekretaris
Drs. Nizaruddin, M.Si Drs. Rasiman, M.Pd.
NIP. 19680325 199403 1 004 NIP. 19560218 198603 1 001
Anggota Penguji,
1. Drs. Sutrisno, S.E, M.M (………)
NIP. 19601121 198703 1 001
2. Drs. Rasiman, M.Pd (………)
NIP. 19560218 198603 1 001
3. Supandi, S.Si, M.Si (………)
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
” Ilmu yang pertama adalah diam, kedua mendengarkan, ketiga menghafal,
keempat mengamalkan, dan kelima menyebarkannya.”
(Prof. Jasim Muhammad Al-Muthawa’)
” Setiap orang bodoh mengambil manfaat dari keuntungan-keuntungannya.
Tetapi orang yang cerdas adalah orang yang mengalihkan kerugian-kerugiannya
menjadi keuntungannya.”
(Poletzo)
” Yang layak menjadi teladan itu adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain
dan yang gagal itu adalah orang yang meminta manfaat dari orang lain.”
(Fransis Bycon)
PERSEMBAHAN
Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu mendo’akan
dan membimbing setiap tingkah dan langkahku,
selalu ada disaat situasi apapun.
Kakakku tersayang, yang telah membantu dan
mendukungku hingga aku bisa menyelesaikan
pendidikanku.
Sahabat-sahabatku (Imah, Rumiati, Winarsih,
Karlina, Evi, Dina, Umi, Dyah dan Tika).
Teman-teman Jurusan Matematika seangkatan
khusunya kelas G.
vi
Puji syukur pada Allah Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan kasih dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama menyusun skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan, kerjasama dan
sumbangan pikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Muhdi, S.H., M.Hum selaku Rektor IKIP PGRI Semarang.
2. Drs. Nizaruddin, M.Si. Dekan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) IKIP PGRI Semarang.
3. Drs. Sutrisno, S.E., M.M. Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan pada penulis.
4. Drs. Rasiman, M.Pd. Pembimbing II sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam pelaksanaan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah memberikan bekal kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Supardi, S.Pd selaku. Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Rembang yang telah memberi ijin penelitian.
7. Nety Dina Andriyani, S.Pd. dan seluruh staf SMP Negeri 3 Rembang atas
bantuan yang diberikan selama proses penelitian.
8. Siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 3 Rembang yang telah membantu proses
vii
9. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca demi kebaikan di masa yang akan datang.
Semarang, April 2011
viii
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
ABSTRAK ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR LAMPIRAN... xii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Penegasan Istilah... 6
C. Rumusan Masalah ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 10
F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 11
BAB II LANDASAN TEORI ... 13
A. Belajar ... 13
ix
2. Ciri – Ciri Belajar ... 14
3. Prinsip – Prinsip Belajar ... 15
4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar... 17
B. Prestasi Belajar... 28
C. Pembelajaran Kooperatif... 31
1. Konsep Pokok Pembelajaran Kooperatif... 31
2. Ciri – Ciri Pembelajaran Kooperatif... 32
D. Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT)... 33
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT)... 33
2. Komponen Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT)... 34
3. Kelemahan dan Kelebihan ... 37
E. Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation... 38
1. Konsep Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation... 38
2. Tahapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation... 39
3. Kelemahan dan Kelebihan ... 41
F. Pembelajaran Konvensional... 42
x
BAB III METODE PENELITIAN... 53
A. Populasi ... 53
B. Sampel Penelitian... 53
C. Desain Penelitian... 54
D. Teknik Pengumpulan Data... 56
E. Instrumen Penelitian... 57
F. Analisis Instrumen Penelitian ... 57
1. Validitas ... 57
2. Reliabilitas ... 58
3. Taraf Kesukaran... 59
4. Daya Pembeda ... 60
G. Metode Analisis Data... 61
1. Analisis Awal... 61
a. Uji Normalitas... 61
b. Uji Homogenitas ... 62
2. Analisis Akhir... 64
a. Uji Anova Satu Jalur (One Way Anova) ... 64
b. Ketuntasan Belajar ... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71
A. Persiapan Penelitian ... 71
xi
1. Validitas ... 71
2. Reliabilitas ... 72
3. Taraf Kesukaran... 75
4. Daya Pembeda ... 76
C. Pelaksanaan Penelitian ... 77
D. Analisis Hasil Penelitian ... 78
1. Analisis Awal ... 78
a. Uji Normalitas... 79
b. Uji Homogenitas ... 80
2. Analisis Akhir ... 81
a. Uji Normalitas... 81
b. Uji Homogenitas ... 82
c. Uji ANAVA ... 83
d. Uji Lanjut ... 84
e. Ketuntasan Belajar ... 85
E. Pembahasan Penelitian... 89
BAB V PENUTUP... 92
A. Simpulan ... 92
B. Saran... 93 DAFTAR PUSTAKA
xii Lampiran 1. RPP ModelTGT(Pertemuan 1) Lampiran 2. RPP ModelTGT(Pertemuan 2) Lampiran 3. RPP ModelGI(Pertemuan 1) Lampiran 4. RPP ModelGI(Pertemuan 2)
Lampiran 5. RPP ModelKonvensional(Pertemuan 1) Lampiran 6. RPP ModelKonvensional(Pertemuan 2)
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa ModelTGT(Pertemuan 1)
Lampiran 8. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa ModelTGT(Pertemuan 1) Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa ModelTGT(Pertemuan 2)
Lampiran 10. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa ModelTGT(Pertemuan 2) Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa ModelGI(Pertemuan 1)
Lampiran 12. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa ModelGI(Pertemuan 1) Lampiran 13. Lembar Kerja Siswa ModelGI(Pertemuan 2)
Lampiran 14. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa ModelGI(Pertemuan 2) Lampiran 15. Daftar Kelompok ModelTGT
Lampiran 16. Daftar Kelompok Turnamen ModelTGT Lampiran 17. Daftar Kelompok ModelGI
Lampiran 18. Kisi – Kisi Soal Tes Uji Coba
Lampiran 19. Soal Tes Uji Coba Instrumen
Lampiran 20. Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba Instrumen
xiii Lampiran 22. Lembar Jawab Siswa
Lampiran 23. Kunci Jawaban Soal Tes Penelitian
Lampiran 24. Daftar Nama Siswa (Kelas Eksperimen 1) Lampiran 25. Daftar Nama Siswa (Kelas Eksperimen 2) Lampiran 26. Daftar Nama Siswa (Kelas Kontrol)
Lampiran 27. Daftar Nama Siswa (Kelas Uji Coba)
Lampiran 28. Daftar Nilai Semester Siswa (Kelas Eksperimen 1)
Lampiran 29. Daftar Nilai Semester Siswa (Kelas Eksperimen 2) Lampiran 30. Daftar Nilai Semester Siswa (Kelas Kontrol) Lampiran 31. Daftar Skor Uji Coba
Lampiran 32. Analisis Butir Soal
Lampiran 33. Perhitungan Validitas Tiap Butir soal
Lampiran 34. Perhitungan Reliabilitas Lampiran 35. Perhitungan Taraf Kesukaran Lampiran 36. Perhitungan Daya Beda Soal
Lampiran 37. Penentuan Butir yang Dipakai
Lampiran 38. Uji Normalitas Sebelum Perlakuan (Kelas Eksperimen 1)
Lampiran 39. Uji Normalitas Sebelum Perlakuan (Kelas Eksperimen 2) Lampiran 40. Uji Normalitas Sebelum Perlakuan (Kelas Kontrol) Lampiran 41. Uji Homogenitas Sebelum Perlakuan
Lampiran 42. Daftar Nilai Tes Siswa (Kelas Eksperimen 1) Lampiran 43. Daftar Nilai Tes Siswa (Kelas Eksperimen 2)
xiv
Lampiran 47. Uji Normalitas Setelah Perlakuan (Kelas Kontrol) Lampiran 48. Uji Homogenitas Setelah Perlakuan
Lampiran 49. Uji Kesamaan Dua Varians Hasil Belajar antara
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 50. Uji Lanjut Analisis Varians (Uji – t) antara
Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol Lampiran 51. Ketuntasan Belajar (Kelas Eksperimen 1) Lampiran 52. Ketuntasan Belajar (Kelas Eksperimen 2)
Lampiran 53. Ketuntasan Belajar (Kelas Kontrol)
Lampiran 54. Lembar Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen 1
Lampiran 55. Lembar Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen 2 Lampiran 56. Daftar Luas Di bawah Lengkung Kurva Normal Lampiran 57. Daftar Nilai – Nilai Chi Kuadrat
Lampiran 58. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi Student Lampiran 59. Daftar Harga Uji F
Lampiran 60. Surat Permohonan Ijin Penelitian
xvi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 : Gambar Meja Turnamen ...halaman 35
TABEL 1 : Tabel Rancangan Penelitian...halaman 54
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Secara estimologi perkataan matematika berarti “ ilmu pengetahuan
yang diperoleh dengan bernalar “. Hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih
menekankan aktivitas dalam dunia rasio ( penalaran ), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan
dengan ide, proses dan penalaran(Ruseffendi dikutip Tim MKPBM, 2001: 18) Menurut Bruner ( Hudoyo, 1990 : 48 ), belajar matematika adalah
belajar tentang konsep-konsep dan struktur-stuktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan – hubungan antara konsep – konsep dan struktur – struktur matematika itu.
Belajar mengajar merupakan suatu proses yang rumit, karena bukan sekedar menyerap informasi dari guru tetapi mengikutsertakan siswa secara
merencanakan prosedur, mengumpulkan informasi, analisis penemuan, menarik kesimpulan dan melaporkan penemuan mereka kepada kelas.
Dalam proses belajar mengajar diperlukan seorang guru yang profesional dalam menyampaikan materi pelajaran di depan kelas. Setiap siswa mempunyai kemampuan berpikir yang berbeda, sehingga dengan
kemampuan dan keahlian itu seorang guru dapat memilih model yang tepat agar siswa menguasai pelajaran sesuai target yang di tempuh dalam
kurikulum. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif dalam matematika akan dapat membantu para siswa meningkatkan sikap positif siswa dalam matematika.
Siswa secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah–masalah matematika sehingga akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa cemas terhadap matematika yang
dialami para siswa.
Pembelajaran kooperatif sangat erat kaitannya dengan peningkatan
prestasi belajar siswa karena pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan hubungan antarkelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, meningkatkan rasa harga diri, menumbuhkan
kesadaran bahwa siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan
3
Ada beberapa model pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah
Teams games Tournament ( TGT ) dan Group Investigation. Model Teams Games Tournament ( TGT ) adalah model pembelajaran kooperatif dimana siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas lima-enam orang yang heterogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim
mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran ( Slavin, 2010 : 13 ) dan Model Group Investigation adalah perencanaan pengaturan - kelas yang umum di mana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif ( Sharan and Sharan,
1992 ). Dalam model ini, para siswa dibebaskan membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota ( Slavin, 2010 : 24 ).
Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) dan model Group Investigation prestasi belajar siswa akan mengalami peningkatan karena dalam model ini siswa dituntut aktif
dalam pembelajaran baik secara individu maupun tim / kelompok. Siswa diajak untuk melakukan suatu permainan yang menyenangkan melalui sebuah
turnamen. Dengan begitu siswa akan mudah memahami dan menguasai materi yang disampaikan. Hal ini juga didukung dengan adanya penelitian dalam ( Slavin, 2010 : 59,75 ) bahwa model Teams Games Tournament ( TGT ) memberikan efek atau pengaruh terhadap prestasi siswa sebesar +.33 artinya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara eksperimental
sebesar +.14 artinya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara eksperimental - kontrol sebesar 1.4 skala kuantitatif.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aprilia Eka Sulistiawati ( 2010 : 88 ) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif model
Teams Games Tournament ( TGT ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 97,37%. Sedangkan untuk pembelajaran kooperatif model Group Investigation penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Erna Juniartati ( 2010 : 63 ) menjelaskan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat sebesar 88%. Dari kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) dan model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa maka meningkat pula prestasi belajar siswa.
Selama ini pembelajaran matematika di SMP N 3 Rembang masih menggunakan pembelajaran konvensional. Secara otomatis, hanya siswa yang memiliki kecenderungan aktif saja yang akan maju dan berkembang. Siswa
yang belum aktif akan menerima begitu saja yang diberikan dalam penjelasan guru. Mereka tidak akan menerima penjelasan lebih lanjut, sehingga
pemahamam dan pendalaman terhadap materi oleh siswa masih kurang. Selain itu, pembelajaran di SMP N 3 Rembang hanya memperhatikan kemampuan kognitif saja. Sehingga tujuan pembelajaran belum dapat dicapai
secara maksimal dan prestasi belajar siswa belum tampak adanya peningkatan. Selain itu pembelajaran matematika di SMP N 3 Rembang juga
5
minimal masih dibawah pelajaran yang lain. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran matematika hanya 70 sedangkan untuk mata pelajaran bahasa
Indonesia 75 dan mata pelajaran bahasa Inggris 75, padahal mata pelajaran matematika sama pentingnya dengan mata pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris karena termasuk mata pelajaran yang di ujikan dalam Ujian
Akhir Nasional ( UAN ).
Berdasarkan wawancara dengan guru matematika kelas VII SMP N 3
Rembang bahwa rata – rata siswa kelas VII masih mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran matematika di kelas. Siswa masih takut untuk bertanya tentang sesuatu yang belum dimengerti sehingga siswa yang cenderung aktif
saja yang akan maju dan berkembang. Selain itu prestasi belajar matematika siswa kelas VII belum seperti yang diharapkan. Hal tersebut terlihat dari data
hasil ulangan pada soal – soal himpunan di tahun 2009 / 2010 diperoleh nilai rata- rata kelas hanya 6,0 dan jauh dibawah kriteria ketuntasan minimal. Oleh karena itu diperlukan bentuk pembelajaran yang berbeda untuk materi
himpunan sehingga pembelajaran akan lebih bervariatif yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian, penulis mencoba
menerapkan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) dan modelGroup Investigation.
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengadakan penelitian
Pada Pokok Bahasan Himpunan Bagian Kelas VII Semester 2 SMP N 3 Rembang Tahun Ajaran 2010 / 2011.
B. Penegasan Istilah
Untuk membatasi masalah dan menjaga agar tidak menimbulkan berbagai penafsiran yang berbeda dari istilah - istilah yang ada, maka perlu
diberikan penjelasan dan penegasan yang berkaitan dengan judul tersebut. Adapun penegasan tersebut adalah:
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, orang, benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan. ( Suharso dan
Retnoningsih, 2009 : 369 )
Pengaruh modelTeams Games Tournament( TGT ) dan modelGroup Investigation berarti daya yang timbul dari model Teams Games Tournament (TGT) dan model Group Investigation terhadap prestasi belajar.
2. Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif mencakupi suatu kelompok kecil siswa yang
bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.( Tim MKPBM, 2001 : 218 )
3. ModelTeams Games Tournament( TGT )
7
anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa memainkan game ini bersama tiga orang pada “ meja turnamen “, dimana
ketiga peserta dalam satu meja turnamen ini adalah siswa yang memiliki rekor nilai matematika terakhir yang sama. ( Slavin, 2010 : 13 )
4. ModelGroup Investigation
Group Investigation yang dikembangkan oleh Shlomo dan Yael Sharan merupakan perencanaan pengaturan - kelas yang umum di mana
para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif ( Sharan and Sharan, 1992 ). Dalam model ini, para siswa dibebaskan
membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota. ( Slavin, 2010 : 24 )
5. Prestasi Belajar
Prestasi adalah tingkatan sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( Arikunto, 2006 : 276 )
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. ( Suharso dan Retnoningsih, 2009 : 390 )
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. ( Slameto, 2010 : 2 )
Belajar adalah berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan individu dari suatu proses usaha untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, yang disebabkan pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya untuk mengetahui tingkatan – tingkatan sejauh mana siswa menguasai materi
himpunan bagian sehingga siswa dapat mencapai tujuan yang ditetapkan . 6. Himpunan Bagian
Himpunan bagian adalah pokok bahasan yang terdapat pada materi pokok himpunan kelas VII semester 2 pada peserta didik SMP yang tercantum dalam KTSP.
Berdasarkan dari penegasan istilah, secara keseluruhan maksud dari judul skripsi ini adalah keberhasilan dari pembelajaran kooperatif model
Teams Games Tournament( TGT ) Dan Model Group Investigation pada pokok bahasan himpunan bagian. Ditandai dengan peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 3 Rembang
tahun ajaran 2010 / 2011.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah terdapat perbedaan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament( TGT ) dengan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2
9
2. Apakah terdapat perbedaan pembelajaran kooperatif model Group Investigationdengan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP N 3 Rembang tahun ajaran 2010 / 2011 ?
3. Apakah terdapat perbedaan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) dan model Group Investigation terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2
SMP N 3 Rembang tahun ajaran 2010 / 2011 ?
D. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui perbedaan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) dengan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP N 3 Rembang tahun ajaran 2010 / 2011.
b. Untuk mengetahui perbedaan pembelajaran kooperatif model Group Investigation dengan pembelajaran konvensional terhadap prestasi
belajar siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP N 3 Rembang tahun ajaran 2010 / 2011.
c. Untuk mengetahui perbedaan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) dan model Group Investigation terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII
2. Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan himpunan bagian.
2) Dapat meningkatkan prestasi siswa baik dari segi afektif, kognitif maupun psikomotor yang dimiliki siswa.
3) Menumbuhkan kebiasaan bekerjasama dan berkomunikasi dengan teman dan kelompoknya.
b. Bagi Guru
1) Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih model pembelajaran yang bervariatif yang dapat memperbaiki sistem
pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi siswa. 2) Memberikan informasi tentang seberapa besar pengaruh
pembelajaran kooperatif terhadap prestasi belajar siswa.
c. Bagi Sekolah
Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika sehingga
prestasi belajar siswa dalam belajar di sekolah akan lebih baik terutama dalam pembelajaran matematika.
d. Bagi Peneliti
11
2) Memperoleh bekal tambahan sebagai calon guru matematika sehingga diharapkan dapat bermanfaat ketika terjun di lapangan.
E. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika skripsi memegang peranan penting dalam laporan penelitian, laporan skripsi ini secara garis besar dibagi dalam tiga bagian
yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir skripsi.
Bagian awal skripsi secara urut terdiri atas halaman judul, abstrak,
halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar lampiran.
Bagian inti skripsi dibagi menjadi lima bab yaitu pendahuluan,
landasan teori dan hipotesis, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran-saran dirinci sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, cara pemecahan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.
Bab II : Landasan teori berisi tentang teori-teori yang merupakan pedoman bagi pemecahan masalah dalam skripsi ini dan materi yang terkait serta
kerangka berfikir dan hipotesis tindakan.
Bab III : Metode penelitian yang berisi tentang subjek penelitian, desain penelitian, metode pengumpulan data, metode penyusunan instrumen, dan
metode analisis data.
Bab IV : Hasil penelitian, laporan data, dan analisis hasil penelitian serta
Bab V : Kesimpulan dan saran berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran.
13 BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar
Masalah pengertian belajar para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian
mereka masing-masing. Tentu saja mereka mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Cronbach berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktivitas yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman ( Cronbach dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 13 )
Drs. Slameto ( 2010 : 2 ) merumuskan pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Howard L. Kingskey mengatakan bahwa belajar adalah proses
dimana tingkah laku(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan ( Howard L. Kingskey dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 13 )
kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar.
James O. Whittaker merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman ( James O. Whittaker dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 12 )
Dari penjelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah proses suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
2. Ciri-Ciri Belajar
Adapun beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam
ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut: a. Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau
sekurang kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya misalnya menyadari bahwa pengetahuannya
bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus
menerus dan tidak statis, dimana perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan
15
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan Aktif
Perubahan - perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk
memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan
bersifat menetap atau permanen.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai
dan terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Bila individu belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, ketrampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa suatu individu dikatakan telah melakukan proses belajar bilamana dalam dirinya telah
terjadi perubahan secara sadar, bersifat fungsional, bersifat positif dan Aktif, bukan bersifat sementara, bertujuan atau terarah dan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
3. Prinsip – Prinsip Belajar
a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
3) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
b. Sesuai hakikat belajar
1) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.
2) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. 3) Belajar adalah proses kontinguitas ( hubungan antara pengertian
yang satu dengan pengertian yang lain ) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan.
c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap penertiannya.
2) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
17
1) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
2) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali – kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses
belajar individu harus mengetahui prinsip – prinsip belajar agar tujuan belajar dapat tercapai secara maksimal yaitu proses belajar harus
berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar, sesuai hakikat belajar, sesuai materi/bahan yang harus dipelajari dan harus mengetahui syarat keberhasilan belajar.
4. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:
a. Menurut Tim Pengembangan MKDK ( 1989 : 148 – 155 ) 1) Faktor Dalam
Faktor dalam, yaitu faktor - faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar. a) Kondisi Fisiologis
Kondisi psikologis umumnya sangat berpengaruh terhadap belajarnya seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda belajarnya dari orang yang dalam
kekurangan gizi, mereka lekas lelah, mudah ngantuk dan tidak mudah menerima pelajaran.
b) Kondisi Psikologis
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi belajar adalah: (1) Kecerdasan
Orang yang cerdas akan cepat menguasai pelajaran dibanding dengan orang yang kurang cerdas, meskipun
fasilitas dan waktu yang digunakan untuk mempelajari materi pelajaran itu sama.
(2) Bakat
Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat yang dimiliki, akan memperbesar kemungkinan berhasilnya
usaha itu. (3) Minat
Kalau seseorang mempelajari sesuatu dengan penuh
minat, maka dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik, sebaliknya kalau seseorang tidak berminat untuk
mempelajari sesuatu, jangan diharapkan bahwa akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. (4) Motivasi
19
belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.
(5) Emosi
Keadaan emosi yang labil, seperti mudah marah, mudah tersinggung, merasa tertekan, merasa tidak aman,
dapat mengganggu keberhasilan anak dalam belajar. Perasaan aman, gembira, bebas, merupakan aspek yang
mendukung dalam kegiatan belajar. (6) Kemampuan Kognitif
Kemampuan penalaran yang tinggi akan
memungkinkan seorang siswa dapat belajar lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan penalaran
sedang. 2) Faktor Luar
Faktor luar yaitu faktor – faktor yang berasal dari luar diri siswa
yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor – faktor yang dimaksud antara lain:
a) Faktor lingkungan (1) Lingkungan alami
Lingkungan alami yaitu kondisi alami yang dapat
berlangsung, termasuk didalamnya kejadian – kejadian alam yang ada.
(2) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial ini baik yang berujud manusia dan representasinya ( wakilnya ) maupun ujud lain yang
langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. b) Faktor instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan penggunaannya dirancangkan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.
Faktor instrumental antara lain: (1) Kurikulum
Kurikulum sekolah yang belum mantap dapat menyebabkan perubahan – perubahan yang dapat mengganggu proses belajar siswa.
(2) Program
Program – program yang jelas tujuannya,
21
(3) Sarana dan fasilitas
Keadaan gedung / tempat belajar siswa, termasuk di
dalamnya penerangan, fentilasi, tempat duduk dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.
(4) Guru / tenaga pengajar
Kelengkapan jumlah guru, kemampuan, kedisiplinan dan cara mengajar yang baik yang dimiliki
oleh setiap guru, akan memungkinkan para murid dapat belajar secara baik.
b. Menurut Slameto ( 2010 : 54 – 72 )
1) Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar. a) Faktor jasmani
(1) Faktor kesehatan
Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan terganggu
begitu juga sebaliknya. (2) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan
kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Siswa yang cacat tubuh belajarnya akan terganggu
b) Faktor psikologis (1) Intelegensi
Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang
mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya.
(2) Perhatian
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan
yang dipelajari. (3) Minat
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.
(4) Bakat
Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai
23
(5) Motif
Motif yang kuat sangatlah perlu di dalam belajar, di
dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan – latihan / kebiasaan – kebiasaan. (6) Kematangan
Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap ( matang ), kemajuan siswa untuk memiliki kecakapan
tergantung dari kematangan dan belajar. (7) Kesiapan
Jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan,
maka hasil belajarnya akan lebih baik. c) Faktor kelelahan
Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.
2) Faktor Ekstern
a) Faktor keluarga
(1) Cara orang tua mendidik
(2) Relasi antar anggota keluarga
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak,
perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut.
(3) Suasana rumah
Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram.
(4) Keadaan ekonomi keluarga
Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi akibatnya
kesehatan anak terganggu sehingga belajar anak juga terganggu. Begitu juga sebaliknya.
(5) Perhatian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas
– tugas rumah.
(6) Latar belakang kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar.
25
(1) Metode mengajar
Agar siswa dapat belajar dengan baik maka metode
mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin.
(2) Kurikulum
Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar, begitu juga sebaliknya.
(3) Relasi guru dengan siswa
Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab menyebabkan proses belajar – mengajar kurang
lancar.
(4) Relasi siswa dengan siswa
Menciptakan relasi yang baik antarsiswa dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. (5) Disiplin sekolah
Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan.
(6) Alat pelajaran
Alat pelajaran yang baik dan lengkap dapat mendukung guru dalam mengajar dengan baik sehingga
(7) Waktu sekolah
Memilih waktu sekolah yang tepat dapat memberika
pengaruh positif terhadap belajar. (8) Standar pelajaran di atas ukuran
Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai
dengan kemampuan siswa masing – masing. (9) Keadaan gedung
Keadaan gedung yang memadai akan mendukung kegiatan belajar mengajar sehingga belajar siswa dapat berlangsung dengan enak.
(10) Metode belajar
Memilih cara belajar yang tepat dan pembagian waktu
yang baik akan meningkatkan hasil belajar. (11) Tugas rumah
Tugas rumah yang diberikan guru diharapkan jangan
terlalu banyak dan menjangkau kemampuan pemahaman siswa.
c) Faktor masyarakat
(1) Kegiatan siswa dengan masyarakat
Perlulah kiranya membatasi kegiatan siswa dalam
27
(2) Mass media
Mass media yang baik akan memberi pengaruh yang
baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya, begitu juga sebaliknya.
(3) Teman bergaul
Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakn agar siswa memiliki teman bergaul yang baik –
baik.
(4) Bentuk kehidupan masyarakat
Masyarakat yang terdiri dari orang – orang yang tidak
terpelajar dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik akan berpengaruh jelek kepada siswa yang berada di situ.
Berdasarkan penjelasan dari dua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi belajar meliputi faktor intern / dalam dan faktor ektern / luar. Faktor intern / dalam terdiri dari faktor
fisiologis / jasmani, faktor psikologis, faktor kelelahan. Faktor psikologis mencakup kecerdasan / intelegensi, bakat, perhatian, minat, motivasi,
motif, kematangan, emosi, kesiapan, kemampuan kognitif. Sedangkan faktor ekstern / luar terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat dan lingkungan alami. Faktor keluarga meliputi cara orang tua
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan
tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dengan masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Lingkungan alami meliputi suhu udara, kelembaban udara, cuaca dan
musim.
5. Prestasi Belajar
Didalam pendidikan prestasi belajar merupakan faktor yang sangat penting dan sering dijadikan pokok pembicaraan atau permasalahan antar pendidik karena prestasi belajar mencerminkan kemampuan siswa dalam
mempelajari suatu materi pelajaran.
Prestasi adalah tingkatan – tingkatan sejauh mana siswa dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.( Arikunto, 2006 : 276 )
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. ( Suharso dan Retnoningsih, 2009 : 390 )
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. ( Slameto, 2010 : 2 )
Belajar adalah berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman. ( Suharso dan Retnoningsih, 2009 : 21 ) Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan,
29
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, yang disebabkan pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya untuk
mengetahui tingkatan – tingkatan sejauh mana siswa menguasai materi himpunan bagian sehingga siswa dapat mencapai tujuan yang ditetapkan .
Dalam penelitian ini prestasi belajar yang diteliti adalah prestasi
belajar siswa dibidang kognitif yang berupa hasil belajar yang diperoleh siswa, sikap atau tanggapan siswa dan ketrampilan siswa menyelesaikan
soal - soal setelah siswa mendapatkan perlakuan model pembelajaran
Teams Games Tournament ( TGT ), model Group Investigation dan pembelajaran konvensional dalam pelajaran matematika pokok bahasan
himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP N 3 Rembang tahun ajaran 2010 / 2011.
6. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri ( faktor internal )
maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya
dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
Menurut Abu dan Widodo ( 2003 : 138-139 ) faktor – faktor yang
Yang tergolong faktor internal adalah:
a. Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh.Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
terdiri atas:
1) Faktor intelektif yang meliputi:
a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. 2) Faktor non - intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
c. Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal, ialah: a. Faktor sosial yang terdiri atas:
1) Lingkungan keluarga 2) Lingkungan sekolah
3) Lingkungan masyarakat 4) Lingkungan kelompok
b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
31
d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung maupun
tidak langsung dalam mencapai prestasi.
Sedangkan menurut Jamaludin ( 2002 : 6 , 12 ) faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah lingkungan belajar sekolah,
kebijakan sekolah, struktur, norma – norma, proses pendidikan yang terjadi, program yang dilaksanakan di sekolah.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi faktor jasmani ( fisiologi ), faktor
psikologis dan faktor kematangan fisik maupun psikis. Faktor eksternal meliputi faktor sosial, faktor budaya, faktor lingkungan fisik, faktor
lingkungan spiritual atau keamanan, kebijakan sekolah, struktur, normal – normal, proses pendidikan yang terjadi dan program yang dilaksanakan di sekolah.
7. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dalam matematika akan dapat membantu
siswa meningkatkan sikap positif siswa dalam matematika. Siswa secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah – masalah matematika sehingga akan mengurangi
bermanfaat bagi siswa yang heterogen dengan kemampuan dan latar belakang yang berbeda yang menonjolkan interaksi dalam kelompok.
Pembelajaran kooperatif mencakupi suatu kelomok kecil siswa yang bekerja, sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai
tujuan bersama lainnya.
Ada beberapa hal yang perlu dipenuhi dalam pembelajaran
kooperatif agar lebih menjamin para siswa bekerja secara kooperatif. Hal – hal tersebut meliputi :
a. Siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa
mereka adalah bagian dari sebuah tim dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai.
b. Siswa yang tergabung dalam sebuah kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok dan bahwa berhasil atau tidaknya kelompok itu akan menjadi tanggung jawab
bersama oleh seluruh anggota kelompok itu.
c. Untuk mencapai hasil yang maksimum, para siswa yang tergabung
dalam kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah yang dihadapinya.
Akhirnya siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus
33
Penggunaan pembelajaran kooperatif selain dapat meningkatkan prestasi belajar siswa juga dapat mengembangkan hubungan
antarkelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri ( Slavin, 2010 : 4 – 5 )
8. ModelTeams Games Tournament(TGT)
Model Teams Games Tournament adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dimana siswa memainkan game akademik dengan
anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa memainkan game ini bersama tiga orang pada “ meja turnamen “, dimana ketiga peserta dalam satu meja turnamen ini adalah siswa yang memiliki
rekor nilai matematika terakhir yang sama. ( Slavin, 2010 : 13 )
Model Teams Games Tournament ( TGT ) adalah salah satu tipe pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan lima sampai enam orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda ( Isjoni, 2010 :
83 – 84 ).
Model Teams Games Tournament ( TGT ) merupakan model pembelajaran kooperatif yang menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang
kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.
a. Presentasi Kelas
Pertama - tama guru menyampaikan materi yang berfokus pada
Teams Games Tournament. Dengan presentasi ini siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memperhatikan, karena ini dapat membantu mereka bekerja dalam tim.
b. Tim
Tim terdiri dari empat sampai lima siswa yang mewakili seluruh
bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar - benar belajar, dan lebih khusus lagi, adalah untuk
mempersiapkan anggotanya untuk bias mengerjakan game turnamen dengan baik.
c. Game
Gamenya terdiri atas pertanyaan - pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang
diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing
-masing mewakili tim yang berbeda. d. Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung.
35
memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksaanakan kerja kelompok terhadap lembar-kegiatan.
e. Rekognisi Tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata - rata mereka mencapai criteria tertentu.
Gamabar 1
Penempatan pada Meja Turnamen
TEAM A
TEAM B TEAM C
( Slavin, 2010 : 168 ) Aturan permainan :
Dalam satu permainan terdiri dari : kelompok pembaca, kelompok
penantang I, kelompok penantang II, dan seterusnya sejumlah kelompok yang ada.
Kelompok Pembaca, bertugas :
A-1 A-2 A-3 A-4
Tinggi Sedang Sedang Rendah
Meja Turnamen
1
Meja Turnamen
2
Meja Turnamen
3
Meja Turnamen
4
B-1 B-2 B-3 B-4
Tinggi Sedang Sedang Rendah
C-1 C-2 C-3 C-4
1. Ambil kartu bernomor dan cari pertanyaan yang berhubungan dengan nomor tersebut pada lembar soal turnamen.
2. Baca pertanyaan keras – keras. 3. Beri jawaban
Kelompok Penantang I, bertugas :
Menyetujui pembaca atau member jawaban yang berbeda. Kelompok Penantang II, bertugas :
1. Menyetujui pembaca atau memberi jawaban yang berbeda. 2. Cek lembar jawaban.
Kegiatan ini dilakukan secara bergilir( games rulers ).
Untuk memulai permainan, para siswa menarik kartu untuk menentukan pembaca yang pertama, yaitu siswa yang menarik nomor
tertinggi. Permainan berlangsung sesuai waktu dimulai dari pembaca pertama.
Gambar 2
Game rulers
Pembaca
37
( Trianto, 2010 : 84 – 85 )
Untuk putaran berikutnya, semuanya bergerak satu posisi ke kiri :
penantang I menjadi pembaca, penantang II menjadi penantang I, dan pembaca menjadi penantang II. Permainan berlanjut seperti yang telah ditentukan oleh guru sampai periode kelas berakhir atau jika kotak
bernomornya telah kosong. Semua siswa harus memainkan game ini pada saat yang sama dan menghitung skor yang diperoleh pada akhir periode.
( Slavin, 2010 : 173 )
Metode pembelajaran kooperatifTeams Games Tournament( TGT ) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana ( 2000 : 10 )
dalam Istiqomah ( 2006 ), yang merupakan kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain:
a. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas b. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
c. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam
d. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa e. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
f. Motivasi belajar lebih tinggi g. Hasil belajar lebih baik
Sedangkan kelemahan TGT adalah: a. Bagi guru
1) Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam
menentukan pembagian kelompok
2) Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak
sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh
b. Bagi siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi
kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
http://biologyeducationresearch.blogspot.com/2009/11/model-pembelajaran-kooperatif-metode.html
9. ModelGroup Investigation
Group Investigation yang dikembangkan oleh Shlomo dan Yael Sharan merupakan perencanaan pengaturan-kelas yang umum di mana
para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif
39
membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota. ( Slavin, 2010 : 24 )
Model Group Investigationmengambil model yang berlaku dalam masyarakat, terutama mengenai cara anggota masyarakat melakukan proses mekanisme sosial melalui serangkaian kesepakatan sosial. Melalui
kesepakatan – kesepakatan inilah pebelajar mempelajari pengetahuan akademis dan mereka melibatkan diri dalam pemecahan masalah sosial
( Soekamto dan Winataputra, 1996 : 106 ).
DalamGroup Investigation, para siswa bekerja melalui enam tahap yaitu :
a. Tahap 1 : Mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok
1) Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik 2) Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari
topik yang telah mereka pilih.
3) Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen.
4) Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan.
b. Tahap 2 : Merencanakan tugas yang akan dipelajari
c. Tahap 3 : Melaksanakan investigasi
1) Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan.
2) Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensistesis semua gagasan.
d. Tahap 4 : Menyiapkan laporan akhir
1) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan,
dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.
2) Wakil - wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana - rencana presentasi.
e. Tahap 5 : Mempresentasikan laporan akhir
1) Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam
bentuk.
2) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif.
3) Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya
oleh seluruh anggota kelas. f. Tahap 6 : Evaluasi
1) Siswa saling memberikan umpan balik mengenai topic tersebut,
41
2) Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.
Kelebihan dan Kelemahan ModelGroup Investigation: a. Kelebihan
1) Melibatkan proses berbagi ide dan pendapat serta salin tukar
pengalaman melalui proses beragumen.
2) Guru dan murid membangun proses pembelajaran yang didasarkan
pada perencanaan mutual dari berbagai pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan mereka masing – masing.
3) Meningkatkan komunikasi dan interaksi komunikatif diantara temen
satu kelas.
4) Menggali potensi siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan
masalah baik secara individu maupun kelompok.
5) Terdapat pembagian tugas untuk masing – masing anggota kelompok sehingga siswa akan cenderung lebih aktif.
6) Meningkatkan kemampuan guru dan siswa secara maksimal dalam mengeluarkan pendapat.
b. Kelemahan
1) Model paling sulit diterapkan karena paling kompleks.
2) Tidak dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang
3) Guru sering merasa kesulitan dalam merancang sebuah topik yang cakupannya luas.
4) Guru harus membuat model komunikasi dan sosial sesuai dengan apa yang diharapkan siswa.
5) Sebagian aspek yang berhubungan dengan kurikulum mungkin saja
tidak dapat disesuaikan dengangroup investigation.
6) Sulitnya memperoleh dan meneliti sumber – sumber bagi siswa yang
kurang aktif dikelas.
( Slavin, 2010 : 215 - 217 )
10. Pembelajaran konvensional
Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori.
Metode ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan kepada guru sebagai pemberi informasi ( bahan pelajaran ). Tetapi pada metode ekspositori dominasi guru banyak
berkurang, karena kita terus menerus berbicara. Guru berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal, dan pada waktu –
waktu yang diperlukan saja. Murid tidak hanya mendengar dan membuat catatan tetapi juga menjawab soal latihan dan bertanya kalau tidak mengerti. Guru dapat memeriksa pekerjaan murid secara individual,
menjelaskan lagi kepada murid secara individual atau klasikal. Pada metode ekspositori murid belajar lebih aktif daripada metode ceramah.
43
dan mengerjakannya bersama dengan temannya, atau disuruh membuatnya di papan tulis. ( Tim MKPBM, 2001 : 171 )
11. Kajian Materi Himpunan Bagian a. Pengertian Himpunan Bagian
Misalkan R = { 1,2,3 }. Dengan menggunakan anggota dari R ,
yaitu 1,2, dan 3, kita dapat membentuk beberapa himpunan baru di antaranya:
1) Jika 2 dan 3 dihilangkan dihilangkan dari R, maka terbentuk himpunan, A = { 1 }
2) Jika 3 dihapus dari R, terbentuk himpunan B = { 1,2 }
3) Jika semua anggota dari R dihilangkan, maka terbentuk himpunan kosong.
4) Jika semua anggota R tidak dihapus, maka himpunan yang terbentuk tetap R.
Himpunan-himpunan yang terbentuk dengan cara menghapus
sebagian atau semua anggota himpunan R adalah himpunan bagian dari himpunan R.
Perhatikan contoh-contoh berikut ini :
a. Misalkan: A = { 1, 3, 5 } dan B = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }. Terlihat bahwa A dapat
diperoleh dari B dengan cara menghapus beberapa anggota B, yaitu 2, 4, dan 6. Ini
berarti A adalah himpunan bagian dari S
B 2 4
6 1
B. Diagram Venn himpunan ini dapat dilihat pada gambar disamping. Semua
anggota A juga merupakan anggota dari B.
A adalah himpunan dari B bila semua anggota A merupakan anggota B, ditulis dengan notasi A B atau B A. b. Misalkan K = { 1, 2, 5, 7, 9 } dan
T = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 }. Terlihat bahwa
n( K ) = 5 dan n( T ) = 7. Tidak semua anggota K termuat didalam T dan sebaliknya. K bukan himpunan bagian dari T dan T bukan himpunan bagian dari K, dituliskan K T dan T K. Diagram Venn untuk K bukanhimpunan bagian dari T dapat dilihat pada gambar disamping.
Bagaimana dengan himpunan kosong ?, himpunan kosong jelas
tidak mempunyai anggota atau n( ) = 0. Karena tidak mempunyai anggota, maka pembentukan himpunan kosong tidak berpengaruh pada keberadaan anggota.Himpunan P = { 1, 2 } mempunyai empat buah himpunan bagian atausubset. Subset-subset itu adalah:
{ 1 } diperoleh dengan menghapus angka 2 dari P. S
T 3 4
6 1
5 9 K
45
{ 2 } diperoleh dengan menghapus angka 1 dari P. { 1, 2 } diperoleh tanpa menghapus anggota P.
diperoleh dengan menghapus semua anggota P.Keempat himpunan di atas jika ditulis secara simbol:
{ 1 } P, { 2 } P,
P dan { 1, 2 } P ( P P ) Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan:1) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan.
2) Setiap himpunan merupakan himpunan bagian dari himpunan itu sendiri.
Untuk sembarang himpunan A, berlaku A A.
b. Menentukan Semua Himpunan Bagian dari Suatu Himpunan Himpunan bagian dari suatu himpunan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu dengan metode penghapusan anggota dan metode
diagram pohon.
Perhatikan beberapa contoh berikut ini.
1) Himpunan bagian dari himpunan yang tidak mempunyai anggota
berarti mencari himpunan bagian dari
= { }. Karena tiak ada yang dihapus, maka himpunan bagiannya adalah
.2) Misal K = { 1, 2, 3 }. Himpunan bagiannya adalah: a) Tanpa penghapusan, diperoleh { 1, 2, 3 } = K, b) Penghapusan 3, diperoleh { 1, 2 },
d) Penghapusan 1, diperoleh { 2, 3 }, e) Penghapusan 2 dan 3, diperoleh { 1 },
f) Penghapusan 1 dan 3, diperoleh { 2 }, g) Penghapusan 1 dan 2, diperoleh { 3 },
h) Penghapusan 1, 2 dan 3, diperoleh
atau { } Jadi, himpunan bagian dari K ada sebanyak 8 buah, yaitu:K, { 1, 2 }, { 1, 3 }, { 2, 3 }, { 1 }, { 2 }, { 3 }, dan { } Dengan diagram pohon diperoleh:
Berdasarkan contoh diatas dapat disimpulkan bahwa aturan
pembuatan diagram pohon adalah sebagai berikut : 1) Setiap pangkal pohon harus bercabang dua.
2) Cabang itu boleh berbuah satu saja dan yang lainnya tidak.
3) Buah pada setiap cabang diambil dari anggota himpunan tetapi harus mempunyai keteraturan ( berurutan ).
pangkal
3 3
3
3 2
2
1
{ 1, 2, 3 } = K { 1, 2 }
{ 2, 3 } { 2} { 3 } { 1 } { 1, 3 }
{ } atau
47
c. Menentukan Banyaknya Himpunan Bagian Dari Suatu Himpunan
Untuk menentukan banyaknya himpunan bagian dengan n anggota dapat menggunakan segitiga pascal sebagai berikut :
Contoh soal
Tentukan banyaknya himpunan bagian dari K = { 1, 2, 3, 4 } yang mempunyai 3 anggota !
Jawab :
Jadi, himpunan bagian dari K yang mempunyai 3 anggota sebanyak
4 buah
1
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
1 5 10 10 5 1
untuk himpunan dengan 0 anggota
untuk himpunan dengan 5 anggota untuk himpunan dengan 4 anggota untuk himpunan dengan 3 anggota untuk himpunan dengan 2 anggota untuk himpunan dengan 1 anggota
1 anggota 2 anggota
3 anggota 4 anggota
3 anggota
untuk himpunan dengan 4 anggota 1
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
d. Menentukan Rumus Banyaknya Himpunan bagian
Perhatikan pola keteraturan antara banyaknya anggota himpunan
dengan banyak himpunan bagian dari himpunan tersebut pada table berikut ini.
Banyaknya anggota
awal
Himpunan bagian
Banyaknya himpunan
bagian Banyaknya himpunan bagian dengan
banyak anggota
0 1 2 3
0 1 - - - 1
1 1 1 - - 2
2 1 2 1 - 4
3 1 3 3 1 8
Dari table tersebut terlihat adanya hubungan antara banyaknya anggota himpunan awal dengan banyaknya himpunan bagiannya yaitu :
Banyaknya anggota himpunan
awal
Banyaknya himpunan
bagian
Hubungan yang
diperoleh
0 1 20
1 2 21
2 4 22
49
Hubungan yang diperoleh dapat dirumuskan sebagai 2n dengan n adalah banyaknya anggota himpunan awal. Secara umum banyaknya
himpunan bagian dari suatu himpunan dirumuskan sebagai berikut.
Apabila banyaknya anggota himpunan adalah n buah, maka banyaknya himpunan bagian dari himpunan tersebut sama dengan 2n.
12. Kerangka Berpikir
Upaya meningkatkan prestasi belajar melalui peningkatan hasil
belajar siswa pada pelajaran matematika di sekolah adalah dengan memilih model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajarannnya. Salah satu modelnya adalah model pembelajaran kooperatif. Dalam
pembelajaran kooperatif mencakup kelompok-kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu masalah,
menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Dalam pembelajaran kooperatif siswa dapat berinteraksi, saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah,
memahami konsep - konsep yang sulit serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan dapat mengembangkan sikap sosial siswa.
Pembelajaran koopertif memiliki dampak yang positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya, karena siswa yang rendah hasil belajarnya dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar dan penyimpanan materi pelajaran
yang lebih lama.
Dalam hal ini ada 2 macam model pembelajaran kooperatif yaitu
Teams Games Tournament( TGT ) dan modelGroup Investigationadalah model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan sebagai alternatif
bagi guru untuk mengajar. Kedua model pembelajaran ini mempunyai keistimewaan yaitu siswa selain bisa mengembangkan kemampuan individu juga bisa mengembangkan kemampuan kelompok.
Model Teams Games Tournamen( TGT ) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dimana siswa memainkan game akademik dengan
anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa memainkan game ini bersama tiga orang pada “ meja turnamen “, dimana ketiga peserta dalam satu meja turnamen ini adalah siswa yang memiliki
rekor nilai matematika terakhir yang sama. ( Slavin, 2010 : 13 ) dan Model
Group Investigationadalah perencanaan pengaturan - kelas yang umum di mana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif ( Sharan and Sharan, 1992 ). Dalam model ini, para siswa dibebaskan
membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota.( Slavin, 2010 : 24 )
Dengan pembelajaran kelompok, diharap siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif dan menumbuhkan sikap sosial yang tinggi. Sebelum dibentuk kelompok siswa diajarkan bagaimana
51
mendorong teman lain untuk bekerja sama, menghargai pendapat teman lain dan sebagainya.
B. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
( Arikunto, 2006 : 71 ).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh prestasi belajar
siswa pada pembelajaran kooperatif model Teams Gamse Tournament ( TGT )dan modelGroup Investigationpada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP N 3 Rembang tahun ajaran 2010 / 2011.
Secara operasional dirumuskan:
Ha1 : Terdapat perbedaan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) dengan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP N 3 Rembang tahun ajaran 2010 / 2011.
Ha2 : Terdapat perbedaan pembelajaran kooperatif model Group Investigation dengan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP N 3 Rembang tahun ajaran 2010 / 2011.
Ha3 : Terdapat perbedaan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament( TGT ) dan modelGroup Investigationterhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII