• Tidak ada hasil yang ditemukan

306470972 Makalah Meniran Pembahasan. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "306470972 Makalah Meniran Pembahasan. pdf"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bagi sebagian besar masyarakat pedesaan, tanaman meniran sudah cukup dikenal sebagai salah satu tanaman liar yang berkhasiat mengobati. Sepintas bagi yang tidak mengetahui tanaman itu mungkin hanyalah tanaman liar yang tidak bermanfaat. Padahal, disitulah terdapat banyak rahasia yang dimanfaatkan oleh leluhur kita pada masa lalu dan hanya sebagian orang pada masa kini yang mengetahuinya.

Tanaman liar beraneka ragamnya, seperti tempuyung, sembung, babadotan, dan sebagainya. Uniknya, tanaman ini ternyata berkhasiat menyembuhkan penyakit yang diderita manusia. Selain tanaman liar di atas, mungkin ditemukan pula jenis jenis tanaman liar yang mirip pohon asem kecil “bonsai”. Tingginya tidak lebih dari dua jengkal tangandan sering terdapat di antara rerumputan. Tanaman ini adalah meniran, salah satu jenis tanaman obat yang juga berkhasiat.

Pada saat banyak penyakit sulit disembuhkan dengan obat modern dan memerlukan biaya tinggi, pengobatan dengan bahan-bahan alami bisa menjadi alternatif penyembuhan yang tidak kalah manjur. Apalagi saat ini banyak tanaman obat tradisional sudah diuji secara klinik untuk mengetahui komposisi, kandungan, dan efek farmakologinya.

Menurut banyak literatur dan jurnal, lebih dari 1.000 jenis tanaman obat di Indonesia, termasuk meniran, sudah diteliti. Kekayaan tanaman obat yang berasal dari berbagai tipe ekosistem hutan sudah diidentifikasi dan diinventarisasi sebanyak 1.845 jenis. Hal ini sangat membantu pengadaan bahan baku obat tradisional di negeri ini. Seperti diketahui, 90% bahan baku obat-obatan modern berasal dari luar negeri.

Meniran, yang akan dijelaskan dalam makalah ini merupakan tanaman liar berkhasiat menyembuhkan banyak penyakit pada manusia. Berbagai pakar mensinyalir bahwa mengonsumsi meniran dapat meningkatkan kekebalan tubuh untuk melawan berbagai penyakit, baik penyakit ringan maupun penyakit berat dan akut.

Beberapa jenis penyakit yang terbilang baru di dunia kedokteran yang menggemparkan dunia, seperti kanker dan SARS, diketahui dapat dilawan dengan mengonsumsi tanaman meniran, baik daun, batang, maupun akarnya. Sementara beberapa jenis penyakit bera, seperti hepatitis dan demam berdarah, juga dapat ditanggulangi dengan ramuan yang salah satunya menggunakan meniran.

(2)

2 maupun dalam skala besar sebagai sebuah bisnis yang bersifat komersial. Untuk itu, diperlukan pengetahuan teknis sederhana tentang tata cara budi daya meniran dan beberapa alternatif budi dayanya. Teknik budi daya meniran yang dijelaskan dalam makalah ini berupa budi daya di lahan atau kebun, dan di dalam pot.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui budi daya tanaman meniran dan pemanfaatannya sebagai obat.

1.3. Rumusan Masalah

1. Bagaimana syarat tumbuh tanaman Meniran? 2. Bagaimana perlakuan budi daya Meniran di lahan? 3. Bagaimana perlakuan budi daya Meniran di pot? 4. Apa saja hama dan penyakit pada Meniran?

(3)

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asal Usul dan Penyebaran

Meniran adalah tanaman yang sebenarnya tumbuh liar dan mudah ditemui di pekarangan rumah, kebun, atau hutan. Meniran (Phyllantus niruri L.) merupakan tanaman liar berkhasiat obat, bahan bakunya sebagian besar diperoleh secara menambang (Setiawan, 2014). Meniran tumbuh subur di tempat lembab dan berbatu, di antara rumput atau selokan. Tanaman ini merupakan salah satu dari 700 jenis genus Phyllanthus yang banyak tumbuh di Asia seperti Indonesia, Cina, Filipina, dan India. Beberapa jenis tanaman ini sudah digunakan sejak 2.000 tahun yang lalu untuk pengobatan tradisional Ayurveda di India. Beberapa genus Phyllanthus yang memiliki khasiat menyembuhkan di antaranya Phyllanthus urinaria, Phyllanthus niruri, Phyllanthus amarus.

Di daerah tertentu, meniran dikenal dengan nama lokal setempat, misalnya child pick a back (Inggris), chamber pitter (Alabama, USA), quebra pedra (Brazil), pitirishi/budhatri (India), hurricane weeds (Bahama), dukung anak (Malaka), stone breaker (Amerika Selatan), zhen chu cao, ye xiao zhu (Cina), meniran (Jawa), dan gasau madungi (Ternate).

2.2. Klasifikasi dan Karakteristik Botani

Meniran yang banyak ditemukan di Indonesia adalah Phyllanthus niruri dan Phyllanthus urinaria. Perbedaan keduanya terdapat pada warna batangnya. Phyllanthus niruri berwarna hijau pucat, sedangkan Phyllanthus urinaria berwarna hijau kemerahan. Keduanya memiliki daun yang kecil dan lonjong (Sulaksana, 2004).

Dalam dunia botani, meniran hijau kemerahan mempunyai nama ilmiah Phyllanthus urinaria Linn. Tanaman ini juga dikenal dengan nama ilmiah lainnya, yaitu Phyllanthus alatus BI, Phyllanthus cantonensis Hornem, Phyllanthus echinatus Wall, Phyllanthus lepidocarpus Sieb. et Zucc, dan Phyllanthus leprocarcus Wight. Pada makalah ini akn dibahas Phyllanthus niruri. Meniran termasuk dalam famili Euphorbiaceae. Klasifikasi meniran sebagai berikut.

(4)

4 2.3. Morfologi Tanaman

Semua bagian tanaman meniran dapat digunakan sebagai obat dengan karakteristik sebagai berikut.

1) Batang tanaman tidak bergetah, basah, berbentuk bulat, tinggi kurang dari 50 cm, bercabang, dan berwarna hijau muda.

2) Daun bersirip genap dan setiap satu tangkai terdiri dari daun majemuk yang mempunyai ukuran kecil berbentuk bulat telur. Panjang 5 mm dan lebar 3 mm. Pada bagian bawah daun terdapat bintik berwarna kemerahan.

3) Bunga melekat pada ketiak daun dan menghadap ke arah bawah. Warna bunga putih kehijauan. Bunga ini tumbuh subur sekitar bulan April-Juni.

4) Buah berbentuk bulat pipih berdiameter 2-2,5 mm, licin, berbiji seperti bentuk ginjal, keras, dan berwarna cokelat. Buah tumbuh sekitar bulan Juli-November.

5) Akar meniran berbentuk tunggang (tap root), yaitu akar utama yang pada umunya merupakan pengembangan radikula lembaga, tumbuh tegak ke bawah, dan bercabang. Pada tanaman meniran dewasa, panjang akar dapat mencamai 6 cm. Warna akar putih kekuningan. Akar meniran berfungsi untuk memperkuat berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsur hara.

2.4. Syarat Tumbuh

(5)

5 BAB III

METODE KERJA

A. Budi Daya di Lahan 1. Pembibitan 2. Penyemaian

a. Penyemaian skala kecil b. Penyemaian skala besar 3. Pengolahan lahan

4. Penanaman 5. Pemeliharaan

a. Penyiraman b. Penyulaman c. Penyiangan d. Pemupukan

e. Pengendalian hama dan penyakit B. Budi Daya di Pot

1. Persiapan tanam a. Pemilihan bibit b. Persiapan pot

c. Persiapan media tanam 2. Penanaman

(6)

6 BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Budi Daya di Lahan

Budi daya meniran bisa dimulai dengan cara alami karena belum ada perusahaan yang menjual bibitnya. Tahap pembudidayaan meniran di lahan sebagai berikut.

1. Pembibitan

Bibit meniran berasal dari biji yang sudah tua. Biji diperoleh dari tanaman dewasa. Kumpulkan tanaman dewasa sebanyak mungkin, kemudian tanam pada lahan yang telah disiapkan. Tanaman dewasa secara alami akan menghasilkan buah yang berbiji. Biji tersebut dihasilkan dari perkawinan dengan tanaman meniran lain di sekelilingnya. Biji sebagai bibit diambil dari buah matang yang berasal dari pohon meniran induk unggul. Ciri-ciri pohon induk unggul adalah batang serta percabangan tegap dan kokoh, sudah beberapa kali berbuah, jumlah buah banyak, rajin berbuah, serta sedikit terserang hama dan penyakit.

Gambar 1. Biji Meniran pada pohon 2. Penyemaian

Biji sebagai bibit dikeringkan dengan sinar matahari selama 12-24 jam, kemudian disemai. Media semai berupa pasir dicampur pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 2:1. Hal yang perlu diperhatikan adalah biji meniran berukuran kecil. Bila sudah tua dan kering, biji bisa diterbangkan angin dengan mudah. Dengan demikian, petani selalu mengumpulkan biji meniran setelah tua dan disimpan pada tempat tertutup, kemudian disemai dan langsung ditutup dengan tanah berhumus sehingga biji meniran tidak mudah diterbangkan angin. Penyemaian bijji meniran dapat dapat dilakukan dalam skala kecil dan skala besar.

a. Penyemaian skala kecil

(7)

7 Gambar 2. Biji meniran. Berbentuk kecil sehingga mudah diterbangkan angin

Wadah penyemaian diisi media semai sampai 2/3 volumenya. Biji meniran disemai dengan kedalaman sekitar 1 cm dengan jarak semai 2x3 cm. Biji yang sudah dismeai ditutup kembali dengan media semai, kemudian disiram air menggunakan embrat yang halus. Usahakan biji jangan sampai muncul ke permukaan karena dikhawatirkan akan mudah diterbangkan angin. Untuk menjaga kelembapan, persemaian ditutup dengan plastik bening tembus cahaya. Wadah persemaian disimpan di tempat terlindung dari panas matahari, tetapi masih mendapat cukup cahaya. Setelah tumbuh kecambah, sekitar 15-20 hari setelah semai, tutup plastik dibuka dan bibit disiram setiap hari.

b. Penyemaian skala besar

Penyemaian dengan skala besar bisa dilakukan dalam bak terbuka yang terbuat dari batu bata merah atau batako. Bak berukuran tinggi 15 cm, lebar 1 m, dan panjang tergantung kebutuhan. Bak tersebut diisi media semai atau dengan media lain yang mudah diperoleh seperti kompos dan bahan organik lain, asalkan cukup subur dan gembur. Pengisian bak dengan media semai sampai 2/3-nya. Bak penyemaian sebaiknya dibuat di tempat teduh dan terlindung sinar matahari langsung (terutama siang dan sore hari). Bak membujur ke arah utara-selatan sehingga bedengan menghadap ke arah timur (arah matahari terbit). Dengan demikian, bedengan memperoleh sinar matahari penuh, tetapi akan terlindungi pada siang dan sore hari. Bila sulit mendapatkan tempat terlindung, bak dapat dibuat di tempat terbuka, tetapi perlu diberi atap (naungan). Naungan dibuat dengan slah satu sisinya lebih tinggi. Sisi yang lebih tinggi ini berada di sebelah timur. Cara perlakuan selanjutunya sama seperti penyemaian kecil..

3. Pengolahan lahan

(8)

8 a) Meningkatkan resido nitrogen organik dalam tanah dan mengubahnya menjadi

ion amoniak dan nitrat yang sangat bermanfaat bagi tanah,

b) Menjadikan pertumbuhan tanaman lebih baik dan meningkatkan produktivitas, c) Membantu mengubah struktur tanah menjadi lebih gembur, serta

d) Memperkuat lapisan dinding jaringan atau sel sehingga tanaman menjadi tahan terhadap serangan penyakit.

4. Penanaman

Pilih bibit yang baik dan seragam dengan pohon yang sudah bercabang, minimal 4 cabang. Bibit demikian tidak akan mati saat ditanam karena secara fisik sudah kuat dan mampu beradaptasi dengan lingkungan baru. Bibit sebaiknya dipindahkan dari tempat penyemaian ke lahan yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Bibit yang berasal dari wadah penyemaian digali bersama dengan tanah yang menempel pada akarnya. Caranya dengan menggali sekeliling bibit dengan jarak 5-7 cm dari pangkal bibit. Alat yang digunakan berupa linggis kecil, bilah bambu, sendok tanah, atau sendok semen. Setelah itu, tanam bibit tersebut ke dalam lubang-lubang yang sudah disiapkan sedalam 5 cm. Jarak tanam satu bibit dengan lainnya sekitar 25 x 20 cm. Padatkan tanah di sekitar pangkal bibit.

Gambar 3. Lahan yang telah diolah. Siap ditanami bibit meniran

Penanaman sebaiknya tidak dilakukan di siang hari, sekitar pukul 11.00— 15.00. Hal ini akan menyebabkan tanaman banyak mengeluarkan air melalui penguapan sehingga bibit akan kekurangan air dan akhirnya layu. Dengan demikian, waktu yang tepat untuk penanaman di lahan ialah pada pagi hari sekitar pukul 6.00—9.00 atau sore hari sekitar pukul 16.30—18.00.

(9)

9 Gambar 4. Penanaman bibit meniran.

Bahan-bahan seperti serasah, sisa-sisa tanaman, dan rerumputan dapat dipakai sebagai mulsa. Mulsa berfungsi untuk membantu mempertahankan kelembapan dan suhu tanah di sekitar perakaran agar tetap optimum dan stabi, mengurangi penguapan pada musim kemarau, menekan pertumbuhan gulma, meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah, menambah bahan organik dan unsur hara, serta meningkatkan pertumbuhan akar. Untuk penanaman meniran skala besar di lahan sawah, bisa digunakan jerami sebagai mulsa.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meniran tidak terlalu sulit karena tanaman ini dapat tumbuh liar di sembarang tempat. Namun, untuk mendapatkan hasil yang baik, diperlukan pemeliharaan yang intensif, antara lain dengan penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemupukan, dan pengendalian hama.

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan menyiramkan air menggunakan embrat yang halus agar seluruh permukaan tanaman dapat tersiram dengan baik dan rata tanpa menimbulkan kerusakan pada tanaman. Bila ditanam di lahan yang cukup luas, usahakan terdapat saluran air di antara bedengan. Minimal seminggu sekali, isi saluran air ssehingga memudahkan penyiraman dan memberikan hawa sejuk pada tanaman. Penyiraman tanaman pada masa pertumbuhan mutlak diperlukan. Kebutuhan air pada masa ini lebih banyak dibandingkan setelah tanaman dewassa. Hal ini disebabkan oleh jangkauan akar pada tanaman muda masih sangat pendek. Bila tidak disiram, tanaman akan kekurangan air dan menampakkan gejala layu. Saat musim kemarau, kebutuhan air pada tanaman akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh penguapan air yang sangat banyak, baik pada tanaman maupun tanah.

b. Penyulaman

(10)

10 menjaga keseragaman umur tanaman dan panen serta untuk menjaga keserasian tanaman. Bila ada tanaman muda yang terganggu pertumbuhannya, secepatnya tanaman tersebut diganti dengan meniran muda dari lokasi pembibitan.

c. Penyiangan

Setelah umur satu bulan, biasanya lahan sudah mulai dipenuhi rerumputan. Secepatnya perlu dilakukan penyiangan supaya tidak terjadi persaingan memperebutkan makanan dan unsur hara dari dalam tanah antara meniran dan rerumputan. Penyiangan bisa dilakukan dengan alat sederhana berupa kored (cangkul kecil) atau bisa juga menggunakan tangan untuk tanah yang gembur. Dua bulan setelah penanaman, tanah di sekitar tanaman perlu digemburkan dengan cangkul atau garpu. Hal ini perlu dilakukan untuk membuat struktur tanah menjadi gembur sehingga akar dapat berkembang dengan baik.

d. Pemupukan

Pemupukan perlu diberikan agar tanaman tumbuh sehat dan kuat sehingga dapat memberikan hasil yang optimal. Untuk tujuan budi daya organik, pupuk organik yang diberikan berupa pupuk kandang atau kompos. Dosisnya sebanyak 0,3—0,5 kg per tanaman. Untuk tanaman meniran yang akan dipanen daunnya, pupuk kandang yang paling tepat diberikan adalah pupuk kandang ayam karena mengandung nitrogen tinggi. Bila tanaman yang akan dipanen buahnya atau rimpangnya maka yang paling cocok adalah pupuk kandang kambing atau sapi karena kandungan nitrogen dan kaliumnya tinggi.

Tahap pemupukan dilakukan dengan membuat garitan pada jarak 5 cm dari tanaman searah dengan bedengan. Kedalaman garitan kurang lebih 5 cm dan lebar 15 cm. Taburkan pupuk kandang ke dalam garitan dan tutup kembali dengan tanah. Siram tanaman dan garitan dengan air secukupnya secepat mungkin.

e. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan membuang hama atau menyemprotkan insektisida nabati, berupa daun mimba atau tembakau.

4.2. Budi Daya di Pot

Tanaman obat dalam pot semakin di gemari masyarakat perkotaan karena cara ini dapat di jadikan alternative penanaman pada halaman sempit. Selain itu, penampilan tanaman meniran segar, daunnya khas, dan daun berwarna hijau mirip pohon asem bonsai, semakin menawan di pandang mata.

(11)

11 selain iklim dapat di atur agar sesuai dengan yang di kehendaki tanaman. Sebagai contoh, tanah atau media yang terlalu banyak lempungnya dapat di gemburkan dengan pemberian pasir dan pupuk lain.

Faktor factor pembentuk iklim antara lain tinggi tempat, kelembapan, sinar matahari dan temperatur. Keempat factor tersebut sukar diubah, terlebih lagi bila tanaman berada di dalam greenhouse yang mutakhir. Di dalam greenhouse tersebut, biasanya dilengkapi dengan alat pengatur temperatur dan kelembapan. Sinar matahari yang masuk ke dalam greenhouse pun disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Semua factor lingkungan di atas akan mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup tanaman meniran dalam pot.

Secara umum, ruang pertumbuhan tanaman meniran dalam pot terbatas sehingga akar tidak bisa tumbuh dengan leluasa. Pertumbuhan yang terhambat ini menyebabkan fase vegetative tanaman menjadi singkat karena pertumbuhan akar, batang, dan daun cepat mencapai maksimum. Hal ini mengakibatkan fase reproduktif segera terjadi. Akibatnya, bunga pun mulai bermunculan. Namun demikian, kebutuhan tanaman meniran dalam pot sangat bergantung pada manusia, baik air maupun unsur hara lainnya. Hal ini dikarenakan jangkauan akar sangat terbatas dan unsure hara dalam media tanamnya semakin berkurang.

1. Persiapan Tanaman

Sebelum melakukan penanaman, perlu di siapkan segala sesuatunya seperti bibit, pot, dan media supaya berproses dengan baik. Persiapan yang matang sangat berpengaruh pada pada pertumbuhan tanaman. Dengan memilih bibit yang baik serta menanamnya di media yang gembur dan banyak bahan organik, tanaman akan tumbuh dengan baik dan rimbun.

a. Pemilihan bibit

Hal yang harus di pertimbangkan dalam pemilihan bibit adalah asal bibit yang baik. Bibit meniran yang baik, seperti yang telah dituturkan di atas, berasal dari tanaman induk yang segar dan sehat. Penampilan batang dan daun harus diperhatikan. Tanaman yang sehat dicirikan dengan warna hijau cerah, segar, lebat, dan mulus. Penampilan tanaman dengan daun layu, berwarna pudar, dan cacat atau tidak utuh menandakan tanaman tersebut tidak sehat. Hal ini disebabkan tanaman baru saja dipindahkan dari lahan atau terkena serangan hama dan penyakit. Sebaiknya, tanaman seperti ini tidak dipilih sebagai bibit.

b. Persiapan pot

(12)

12 itu ,dapat pula menambah ruang pergerakan akar tanaman itu sendiri. Hal yang harus diperhatikan adalah pot tersebut cukup ringan, tidak mudah pecah, berbentuk normal, dan serasi dengan tanaman nya. Sebaiknya jangan memilih pot dengan bibir melebar kesamping atau menyempit dibagian tengah, tetapi pilihlah pot yang serasi dengan sosok tanaman yang akan digunakan.

Gambar 5. Media tanam, pot, dan bibit. Merupakan perlengkapan budidaya meniran dalam pot

Ukuran potdisesuaikan dengan sosok dan umur tanaman. Berdasarkan pengalaman, tanaman cenderung tumbuh dengan baik bila menggunakan pot yang berukuran sesuai. Bila tanaman meniran sudah mencapai 50 cm dan dahan nya sangat banyak, Sebaiknya pot yang di gunakan adalah pot plastic berukuran diameter 20 cm sebagai wadahnya.

c. Persiapan media tanam

Media tanam untuk tanaman pot beragam jenis dan variasinya. Umumnya media yang digunakan berupa tanah, humus, kompos, atau pupuk kandang, pasir, serbuk gergaji, sekam, arang, dan batu kerikil. Tiap orang memiliki formulasi yang berbeda beda. Formulasi media tanam yang digunakan dapat dibuat sebagai berikut.

1. Media tanam berupa campuran serutan kayu, tanah, dan pupuk kandang dengan perbandingan 3 : 10,2. Ketiga bahan tersebut dicampur merata.

(13)

13 Gambar 6. Meniran dalam pot. Dapat mempercepat fase vegetatif tanaman

meniran

Masing masing media tanam memiliki kelebihan dan kekurangan. Media pertama berbobot ringan dan bersifat porous sehingga air dapat keluar dengan mudah. Namun demikian, media tersebut tidak tahan lama karena cepat lapuk. Media kedua agak lebih berat dibandingkan media pertama, tetapi relative lebih tahan lama serta porous. Selain media tanam buatan sendiri, media tanam siap pakai juga banyak dijual dipasaran, diantaranya di toko toko pertanian.

Sebaiknya pemilihan media tanam disesuaikan dengan kondisi tanaman dan lingkungan sekitar. Tanaman meniran menyenangi media tanam berstruktur remah,berbutir butir,gembur,banyak mengandung unsure unsure hara, dan lebih bersifat basa. Disamping itu, media tanam cukup mudah mengikat dan melepas air, cukup ringan agar pot mudah dipindahkan, serta relative bebas dari hama dan penyakit.

Media tanam yang kedua lebih umum digunakan. Pot diisi dengan sekam murni pada lapisan pertam sampai sekitar ¼ bagian pot. Pada lapisan kedua diberi media campuran tanah, pupuk kandang, sekam, dan hasil pembakaran sisa sisa tanaman dengan perbandingan 1:1:1:1. Pemberian media ini sampai sekitar separuh tinggi pot.

2. Penanaman

Setelah separuh dari isi pot dipenuhi dengan media, barulah tanaman dimasukkan kedalam pot. Tambahkan lagi media campuran trsebut sampai mencapai permukaan dekat bibir pot. Setelah tanaman ditanam, padatkanlah tanah disekelilingtanaman menggunakan ujung jari.

Gambar 7. Penanaman meniran dalam pot. Tanah di bagian atas pot dipadatkan dengan jari-jari tangan.

(14)

14 Pemeliharaan yangdilakukan diantaranya adalah pemupukan dan penyiraman. Pada umumnya pemupukan meniran dalam pot dilakukan secara intensif. Tanah di dalam pot tidak mampu menyediakan unsure unsure hara secara alami karena ruangan yang serba terbatas dan selalu dalam keadaan bersih (tidak terjadi dekomposisi bahan organik). Kalaupun ada, biasanya hanya unsure unsure mikro yang diperoleh dari air hujan. Itupun apabila tanaman meniran dalam pot diletakkan ditempat terbuka.

Gambar 8. Pemupukan meniran dalam pot. Menggunakan pupuk kandang yang ditebar di sekeliling tanaman

Pupuk yang diberikan sebaiknya pupuk organik. Pupuk kimia akan meninggalkan residu di dalam tanah pot sehingga lama kelamaan tanah akan rusak. Tanah dalam pot harus diganti setahun sekali bila menggunakan pupuk kimia secara intensif. Pilih pupuk organik cair sebagai sumber unsure hara tanaman dalam pot. Pupuk jenis ini lebih mudah diserap tanaman dan aplikasinya sederhana. Biasanya dapat di aplikasikan langsung saat penyiraman tanaman atau disemprotkan.

Dalam memperoleh makanan, tanaman meniran dalam pot tidak bersaing dengan tanaman lain. Dengan demikian, unsure unsure hara yang dibutuhkan terpenuhi secara optimum sehingga sangat membantu proses fotosintesis. Oleh karena karbohidrat lebih dari cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan vegetative maka sisa karbohidrat dapat ditimbun untuk perkembangan bunga dan alat alat persediaan makanan.

(15)

15 mengakibatkan tanaman cenderung memunculkan tunas vegetatif. Pada awal penanaman, air harus disiram secara teratur setiap pagi atau sore hari dan disesuaikan dengan keadaan cuaca setempat. Bila terlihat media tanam dalam pot cepat kering, terutama saat musim kemarau, penyiraman dilakukan setiap dua kali sehari. Meskipun demikian, volume air siraman jangan sampai berlebihan sehingga membuat bagian atas media tanam tumpah keluar pot atau justru menjadi becek.

Penyiraman dilakukan dengan member air keseluruh permukaan media tanam. Agar siraman ar tadi merata dan jatuhnya air tidak merusak media tanam dan tanaman, pakailah gembor atau sparayer. Frekunsi penyiraman setiap hari bisa berakibat memadatnya media tanam dalam pot. Untuk itu, media tanam sebulan sekali perlu digemburkan. Hal ini membuat peresapan air dan sirkulasi udara dalam media tanam menjadi lebih baik dan lancar.

Gambar 9. Penyiraman Meniran dalam Pot. Menggunakan semprotan atau sprayer

4.3. Hama dan Penyakit pada Meniran

Hama pada meniran yaitu hama rayap, uret, atau ulat tanah lainnya (Sulaksana, 2004).

Gambar 10. Rayap Gambar 11. Uret Gambar 12. Ulat tanah

1. Hama Rayap

(16)

16 saluran makanan dari akar ke bagian atas terhenti. Dan selanjutnya bibit kekurangan air yang mengakibatkan daun layu dan bibit mati (Ngatiman, 2004).

Salah satu cara untuk menekan serangan rayap supaya tidak semakin meningkat, maka dilakukan pengendalian (pencegahan) dengan cara menaburkan insektisida berbahan aktif karbofuran (Furadan 3G). Penaburan insektisida dilakukan pada polybag/tempat bibit. Dengan penaburan insektisida tersebut cukup efektif, karena tidak ada penambahan bibit yang mati (Ngatiman, 2004).

2. Hama Uret

Gejala serangan hama uret, pada awalnya menunjukkan gejala daun layu dan menguning layu kering seperti kekurangan air. Pada serangan lanjut tanaman akan mati dan mudah roboh atau sangan mudah dicabut. Serangan pada tanaman muda dapat menyebabkan kematian tanaman, sehingga perlu penanaman ulang (penyulaman). Sedangkan serangan pada tanaman dewasa mengakibatkan terjadinya penurunan hasil atau bahkan gagal panen.

Pengendalian yaitu dengan aplikasi serbuk biji mimba yang digunakan sebagai pestisida nabati, produk olahan dari tanaman mimba juga dapat berfungsi sebagai pupuk.

Sumber:(lampung.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&vie w=article&id=623:pengendalian-hama-uret-lepidiota-stigma-pada-tanaman-tebu&catid=4:info-aktual&ltemid=5)

3. Ulat Tanah

Gejala serangan hama ulat tanah ditandai dengan terpotongnya batang tanaman, terutama tanaman muda di persemaian. Tanaman yang baru saja pindah tanam terpotong hingga putus dan menyisakan pangkal batangnya saja.

Pengendalian hama ulat tanah dengan beberapa cara yaitu secara teknis dengan penggenangan lahan selama sehari penuh yang bertujuan untuk membunuh hama ulat tanah maupun pupa yang masih bersembunyi di dalam tanah, mekanis dengan cara memusnahkan seluruh tanaman yang terserang dengan mencabut sampai ke bagian akarnya sehingga telur-telur yang masih menempel segera dimusnahkan, maupun secara kimiawi yaitu dengan penggunaan pestisida berbahan aktif karbofuran ke dalam lubang tanam.

4.4. Pengembangbiakan Tanaman Meniran

(17)

17 4.5. Panen dan Pasca Panen

1. Panen

Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur kurang lebih 3,5 bulan dengan tinggi 40-50 cm dari tanah. Pada umur tersebut, meniran cukup baik digunakan sebagai obat. Disamping itu bibit disekitar tanaman yang akan dipanen juga sudah mulai tumbuh.

Cara pemanenan dilakukan dengan mencabut seluruh tanaman (akar,batang,dan daun) karena setiap bagiannya berguna untuk obat. Pemanenan dilakukan dengan hati hati agar tidak ada bagian tanaman yang rusak. Pemanenan juga dapat dilakukan dengan mendongkel bagian pinggirtanaman terlebih dahulu dengan cangkul kecil atau kored agar mempermudah pencabutan tanaman. Setelah dicabut hasil panen dikumpulkan di lokasi tertentu dengan rapi. Setelah itu, hasil panen siap diamgkut atau digunakan. Pengumpulan hasil panen dapat menggunakan bakul besar.

2. Pascapanen

Tekhnologi penanganan pasca panen sangat dibutuhkan untuk mengolah hasil panen tanaman obat sehingga berdaya guna lebih bagi masyarakat serta dapat juga meningkatkan nilai tambah produk dan nilai ekonomi bagi petani. Penanganan nya bisa berbentuk segar atauolahan.

1. Bentuk segar

Seluruh bagian tanaman meniran segar yang baru di panen bisa dikonsumsi langsung sebagai bahan berkhasiat menyembuhkan. Caranya, tanaman direbus atau dihancurkan dengan campuran air dengan menggunakan blender. Hasil rebusan ditampung dalam botol kecil. Hanya saja, cara ini tidak bisa digunakan untuk waktu penyimpanan lama. Lama penyimpanan hasil rebusan hanya bertahan 1-2 bulan saja.

2. Olahan

Cara yang lebih efektif dan berjangka panjang untuk mengamankan hasil panen meniran adalah dengan mengolahnya menjadi bentuk lain. Bentuk olahan meniran dapat berupa jamu, ekstrak bahan alam, fitofarmaka.

a. Jamu ( empirical based herbal medicine )

(18)

18 klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu telah digunakan secara turun temurun sejak beberapa tahun yang lalu. Hal iini sudah membuktikan keamanan dan manfaat langsung untuk tujuan kesehatan.

Gambar 13. Meniran dalam bentuk segar. Siap diolah menjadi produk olahan

Gambar 14. Air rebusan meniran. Berkhasiat mengobati, tetapi tidak bisa disimpan lama

Meniran sudah banyak diperdagangkan dalam bentuk kering dan siap seduh atau siap rebus. Meniran kering dikemas dalam plastic trasparan dengan jumlah 10 tanaman perbungkusnya. Harganya berkisar antara Rp 1.000,00-Rp 2.000,00 perbungkusnya. Proses pengeringan sangat sederhana, dimulai dari pengumpulan hasil panen, penyortiran(membuang yang afkir),pencucian,dan terakhir pengeringan selama 3-5 hari. Pengeringan bisa menggunakan tampah besar dan di angin anginkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.

b. Ekstrak Bahan Alam

Ekstrak bahan alam adalah hasil penyarian tanaman obat. Prosesnya menggunakan peralatan yang kompleks dan berharga mahal serta didukung oleh tenaga kerja, ilmu pengetahuan, maupun keterampilan mutakhir. SElain proses produksi teknologi maju, jenis pengolahan ini pada umumnya telah ditunjang oleh pembuktian ilmiah berupa hasil penelitian praklinik seperti standar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisioanal yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis. Ekstrak meniran merupakan bahan awal bagi fitofarmaka.

c. Fitofarmaka

(19)

19 pembuatannya sudah berstandar dan di tunjang oleh buki ilmiah berupa ekstrak bahan alam atau fitofarmaka. Sementara industry jamu lebih condong memproduksi bentuk jamu yang lebih sederhana, meskipun akhir akhir ini cukup banyak industry besar yang memproduksi jamu dalam bentuk sediaan modern (tablet,kapsul,sirup, dan lain lain).

Perlakuan pasca panen memegang peranan penting bila di tilik dari aspek komersial karena akan memperpanjang daya simpan dan terbebas dari pencemaran. Hasil panen yang sudah tercemar dan sebagai bahan baku obat tradisional atau untuk di konsumsi bisa menimbulkan gangguan kesehatan manusia.

Untuk mencegah kemungkinan terjadinya pencemaran tersebut, perlu dilakukan usaha penanganan panen dan pascapanen sebagai berikut :

1) Pemanenan dilakukan dengan waktu yang relative singkat

2) Perlu dilakukan pencucian dan penyortiran meniran sebelum dikemas 3) Pengemasan dan pengagkutan harus baik

4) Pengeringan harus sampai pada kadar air tertentu (maksimal 100%) 5) Tempat penyimpanan harus tertutup dan kering

6) Setiap tahap proses pasca panen perlu dijaga dari kontaminasi.

Tabel 1. Perbandingan Keuntungan Budi Daya di Lahan dan di Pot

Keuntungan di Lahan Keuntungan di Pot

Tidak membutuhkan pengaturan sendiri

Akar bisa tumbuh dengan bebas Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak akan merusak bangunan yang ada di sekitarnya

Kebutuhan unsur hara mineral dan air dapat dipenuhi secara optimal dan

(20)

20

Kerugian di Lahan Kerugian di Pot

Sistem drainase yang kurang bisa diatur Memerlukan biaya lebih untuk pembelian wadah media tanam (pot)

Pembahasan diskusi kelas

Pembibitan yang sangat efisien diperoleh dari induk unggul dengaan ciri-ciri batang serta percabangan tegap dan kokoh, sudah beberapa kali berbuah, jumlah buah banyak, rajin berbuah, serta sedikit terserang hama dan penyakit. Bibit diperoleh dari tanaman meniran yang sudah dewasa.

Tanaman meniran adalah tumbuhan liar yang dibudidayakan karena untuk diambil manfaatnya, yaitu sebagai obat. Pembudidayaan tanaman meniran kurang, karena tidak banyak orang yang mengetahui tanaman ini ada manfaatnya, selain itu tanaman ini juga tumbuh secara liar sehingga sering dianggap sebagai rumput biasa.

(21)

21 BAB V

KESIMPULAN

1. Syarat tumbuh tanaman meniran yaitu iklim tropis, dengan ketinggian tempat sampai 1.000 dpl.

2. Perlakuan budi daya meniran di lahan yaitu pembibitan, penyemaian, pengolahan lahan, penanaman, dan pemeliharaan.

3. Perlakuan budi daya meniran di pot yaitu persiapan tanam, penanaman, dan pemeliharaan.

4. Hama dan penyakit tanaman meniran yaitu hama rayap, uret, atau ulat tanah lainnya. Pencegahan dengan pemberian insektisida nabati.

5. Pengembangbiakan tanaman meniran secara generatif, yaitu perkawinan dengan tanaman lain menghasilkan biji.

(22)

22 Daftar Pustaka

http://budidayasda.blogspot.co.id/2014/03/keuntungan-budidaya-tanaman-dalam- pot.html

lampung.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=articl e&id=623:pengendalian-hama-uret-lepidiota-stigma-pada-tanaman- tebu&catid=4:info-aktual&ltemid=5

Ngatiman. 2004. Serangan Hama dan Penyakit pada Bibit Meranti (Shorea Leprosula Miq.) Di Persemaian. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa Sulaksana, J. dan Jayusman, D.I. 2004. Meniran, Budi Daya dan Pemanfaatan

untuk Obat. Jakarta: Penebar Swadaya

Gambar

Gambar 2. Biji meniran. Berbentuk kecil sehingga mudah diterbangkan angin
Gambar 3. Lahan yang telah diolah. Siap ditanami bibit meniran
Gambar 4. Penanaman bibit meniran.
Gambar 5. Media tanam, pot, dan bibit. Merupakan perlengkapan budidaya meniran dalam pot
+6

Referensi

Dokumen terkait

perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar. Meskipun teknologi informasi komunikasi dalam bentuk komputer dan internet telah. terbukti banyak menunjang

Pasien dengan acne akan memproduksi lebih banyak sebum dibanding yang tidak terkena acne meskipun kualitas sebum pada kedua kelompok tersebut adalah sama2. Salah

Artinya, meskipun terlihat banyak menempel di permukaan zeolit, namun jumlah Fe yang terkandung dalam zeolit sintetik yang dipilar dengan Fe2O3 lebih sedikit

Metode yang telah dipergunakan tersebut sesuai dengan tuntutan materi, karena metode tersebut di atas meskipun terkesan sederhana, tetapi banyak memberikan ruang

Proses bertemunya dua budaya atau lebih yang bercampur menjadi satu dalam bentuk budaya baru, sementara budaya aslinya tidak tampak disebut

Dalam proses evolusi biologi yang telah berlangsung sangat lama itu, banyak bentuk mahluk yang sederhana itu telah hilang dan punah dari muka bumi, akan tetapi banyak juga yang

Pasien dengan akne akan memproduksi lebih banyak sebum dibanding yang tidak terkena akne meskipun kualitas sebum pada kedua kelompok tersebut adalah sama.. Salah

Jika suhu bayi menurun, lebih banyak energi yang digunakan untuk memproduksi panas daripada untuk pertumbuhan dan terjadi peningkatan penggunaan O2, Bayi yang kedinginan akan