• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Marxisme dan Strukturalisme dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Teori Marxisme dan Strukturalisme dalam"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

SKOLASTIKA L.K./071411231051/WEEK 5

Teori Marxisme dan Strukturalisme dalam Hubungan Internasional

Selain mempelajari teori-teori seperti teori kaum liberalis, realis, neorealis, dan neoliberalis, dalam studi Hubungan Internasional juga mempelajari dan menganalisis tentang teori Marxisme dan Strukturalisme. Sekitar tahun 1970an, negara-negara Dunia Ketiga mulai aktif untuk melakukan berbagai perubahan dalam sistem internasional untuk meningkatkan posisi ekonominya dalam hubungannya dengan negara-negara maju. Kemudian muncul paham neo-Marxisme sebagai upaya untuk menteorikan tentang keterbelakangan ekonomi di Dunia Ketiga yang sekaligus menjadi dasar perdebatan besar ketiga dalam Hubungan Internasional. Neo-Marxisme merupakan suatu upaya untuk menganalisis situasi Dunia Ketiga dengan memakai alat-alat analisis yang pertama kali dikembangkan oleh Karl Marx (Jackson dan Sorensen, 1999:74-75). Perdebatan besar dalam Hubungan Internasional yang ketiga dicirikan oleh serangan kaum neo-marxis terhadap posisi realisme/neorealis dan liberalis/neoliberalis yang mapan. Perdebatan ini hirau pada ekonomi politik internasional (EPI). Ia menciptakan situasi yang lebih kompleks dalam disiplin sebab ia memperluas wilayah menuju isu-isu ekonomi dan memperkenalkan masalah-masalah tertentu negara-negara Dunia Ketiga (Jackson dan Sorensen, 1999:85).

(2)

SKOLASTIKA L.K./071411231051/WEEK 5

masyarakat kapitalis, sumbu utama konflik berada di antara kaum borjuis yaitu sang kapitalis dan kaum proletar yaitu para pekerja atau buruh (Hobden dan Jones, 2001:204).

Asal-usul teori sistem dunia dapat ditelusuri kembali dengan upaya sistematis pertama untuk menerapkan ide-ide Marx ke ranah internasional. Ide Lenin mewakili kedua pengembangan dan keberangkatan dari orang-orang dari Marx (Hobden dan Jones, 2001:205). Dalam Marxisme, memiliki agenda atau tujuan utama yaitu, kaum Marxis menginginkan adanya sebuah tatanan baru dunia tanpa dominasi antarnegara di dalamnya. Strukturalisme dapat dilihat sebagai bottom-up perspektif tentang dunia yang memprioritaskan penderitaan kaum miskin, kelompok yang terpinggirkan dan kelas tertindas. Strukturalis berpendapat bahwa hubungan ekonomi global yang terstruktur ini disusun untuk memperoleh keuntungan kelas sosial tertentu, dan bahwa hasil dari 'sistem dunia' pada dasarnya tidak adil (Steans, Pettiford, dan Diez, 2005:75).

Menurut Lenin (1917), dalam kapitalisme pembangunan dari usaha-usaha yang berbeda, kepercayaan, cabang-cabang industri, atau negara-negara tidak dapat seimbang (Gilpin, 1987:39). Dalam teori Marxisme dan strukturalisme, aktor yang berperan di dalamnya yaitu, kelas, negara & masyarakat, dan aktor non-negara beroperasi sebagai bagian dari sistem kapitalis dunia, namun mereka beranggapan bahwa sebenarnya aktor kunci dari Hubungan Internasional adalah kelas sosial. Hubungan Internasional menurut Marxisme/strukturalisme dapat dilihat dari sudut pandang sejarah, khususnya pada pengembangan yang berkesinambungan dari kapitalisme dunia. Faktor ekonomi dianggap sebagai faktor yang paling penting. Struktur dari sistem internasional yang dikehendaki oleh kaum Marxis dan strukturalis yaitu sistem internasional yang sistematis dan bersifat global sentris (Dugis, 2015). Teori strukturalisme dalam Hubungan Internasional sendiri sudah memberi beberapa macam kontribusi dan merupakan teori yang memberikan dasar sistematis agar dapat memahami ketidaksetaraan dalam dunia, serta lebih fokus pada masalah perkembangan isu pertidaksamaan, ketergantungan ekonomi, dan eksploitasi.

(3)

SKOLASTIKA L.K./071411231051/WEEK 5

merupakan turunan dari teori Marxisme yang memiliki agenda utama yang kurang lebih sama dengan Marxisme yaitu mengenai revolusi global, hanya saja strukturalisme lebih realistis dengan kondisi sosial masyarakat yang tidak memungkiri bahwa kesenjangan sosial itu ada.

Referensi :

Dugis, Vinsensio Marselino Arifin. 2015. Marxism, disampaikan pada perkuliahan Teori Hubungan Internasional. Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia. 26 Maret 2015. Gilpin, R., 1987. The Political Economy of International Relations. Princeton, NJ: Princeton

University Press.

Hobden, Stephen & Jones, Richard Wyn, 2001. Marxist Theories of International Relations, in: John Baylis & Steve Smith (eds.) The Globalization of World Politics, 2nd edition. Oxford, pp. 200-223.

Jackson, R., &. Sorensen, G., 1999. Introduction to International Relations. Oxford University Press.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis (antai Marko) yaitu alat analisis yang dapat digunakan, misalnya untuk meramalkan pangsa pasar saat ini dan masa datang. !eknik  yang digunakan dalam analisis

Kedua-dua profesion ini dapat dijadikan kerjaya yang memberi kepuasan kepada seseorang individu; namun, jika disuruh memilih di antara kedua-duanya, saya akan memilih untuk

Game edukasi doa-doa harian ini sesuai dengan kurikulum yang diajarakan di PAUD Aisyiyah Pabelan berisi menu materi doa-doa harian kemudian menu permainan menebak

Parbuluan Kabupaten Dairi dengan maksud memetik kopi di ladang milik SAUT MONANG PANGALOAN SIMARE-MARE Alias SAUT SIMARE-MARE, sekitar Pukul 09.00 Wib mereka

ABSTRAK: ditulis dalam 1 paragraf yang singkat dan padat memberikan penjelasan tentang hasil penelitian dari jurnal ini terkait PDRB, IPM, dan jumlah penduduk miskin

Proses penyusunan Silabus dan Sistem Penilaian, sampai pada pengembangan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), perlu bahkan menjadi keharusan untuk memperhatikan sejumlah

suatu realitas yang kontroversial dalam suatu peristiwa maupun fenomena, sebuah media tidak terlepas dari ideologi, konsep politik dan konsep budaya yang menjadi

Hasil uji statistik dengan uji t berpasangan menunjukkan terdapat perbedaan bermakna jumlah leukosit pada pasien kanker payudara pasca bedah sebelum dan sesudah