• Tidak ada hasil yang ditemukan

Revolusi industri Pertanian di indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Revolusi industri Pertanian di indonesia"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Revolusi Industri

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

Lompat ke: navigasi, cari

Sebuah mesin uap. Penggunaan mesin uap, yang menyebabkan meningkatnya penggunaan batubara turut mendorong terjadinya Revolusi Industri di Inggris dan di seluruh dunia.

Revolusi Industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan akhirnya ke seluruh dunia.

Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya".[1]

Inggris memberikan landasan hukum dan budaya yang memungkinkan para pengusaha untuk merintis terjadinya Revolusi Industri.[2] Faktor kunci yang turut mendukung terjadinya Revolusi Industri antara lain: (1) Masa perdamaian dan stabilitas yang diikuti dengan penyatuan Inggris dan Skotlandia, (2) tidak ada hambatan dalam perdagangan antara Inggris dan Skotlandia, (3) aturan hukum (menghormati kesucian kontrak), (4) sistem hukum yang sederhana yang memungkinkan pembentukan saham gabungan perusahaan (korporasi), dan (4) adanya pasar bebas (kapitalisme).[3]

Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, dimana terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia, yang

kemudian digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis menufaktur. Periode awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil, pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara. Ekspansi perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya terusan, perbaikan jalan raya dan rel kereta api.[4] Adanya peralihan dari

perekonomian yang berbasis pertanian ke perekonomian yang berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran dari desa ke kota, dan pada akhirnya

menyebabkan membengkaknya populasi di kota-kota besar di Inggris.[5]

(2)

teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin pembakaran dalam dan perkembangan pembangkit tenaga listrik

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, René Descartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan riset dan penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England, dan The French Academy of Science. Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri, perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.

Istilah "Revolusi Industri" sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19. Beberapa sejarawan abad ke-20 seperti John Clapham dan Nicholas Crafts berpendapat bahwa proses perubahan ekonomi dan sosial yang terjadi secara bertahap dan revolusi jangka panjang adalah sebuah ironi.[6][7] Produk domestik bruto (PDB) per kapita negara-negara di dunia meningkat setelah Revolusi Industri dan memunculkan sistem ekonomi kapitalis modern.[8] Revolusi Industri menandai dimulainya era pertumbuhan

pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi kapitalis.[9] Revolusi Industri dianggap sebagai peristiwa paling penting yang pernah terjadi dalam sejarah kemanusiaan sejak domestikasi hewan dan tumbuhan pada masa Neolitikum.[10]

Etimologi[

sunting

|

sunting sumber

]

Awal mula penggunaan istilah "Revolusi Industri" ditemukan dalam surat oleh seorang utusan Perancis bernama Louis-Guillaume Otto pada tanggal 6 Juli 1799, dimana dia menuliskan bahwa Perancis telah memasuki era industrialise..[11] Dalam buku terbitan tahun 1976 yang berjudul :

Keywords: A Vocabulary of Culture and Society, Raymond Williams menyatakan bahwa kata itu sebagai sebutan untuk istilah "industri".

Revolusi Industri adalah perubahan besar, secara cepat, dan radikal yang mempengaruhi kehidupan corak manusia sering disebut revolusi. Istilah revolusi biasanya digunakan dalam melihat perubahan politik atau sistem pemerintahan. Namun, Revolusi Industri di Inggris pada hakikatnya adalah perubahan dalam cara pembuatan barang-barang yang semula dikerjakan dengan tangan (tenaga manusia) kemudian digantikan dengan tenaga mesin. Dengan demikian, barang-barang dapat dihasilkan dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif singkat.

Sebab-sebab timbulnya Revolusi Industri[

sunting

|

sunting

sumber

]

Revolusi Industri untuk kali pertamanya muncul di Inggris. Adapun faktor-faktornya yang menyebabkannya adalah sebagai berikut:

(3)

Inggris kaya bahan tambang, seperti batu bara, biji besi, timah, dan kaolin. Di samping itu, wol juga yang sangat menunjang industri tekstil.

Adanya penemuan baru di bidang teknologi yang dapat mempermudah cara kerja dan meningkatkan hasil produksi, misalnya alat-alat pemintal, mesin tenun, mesin uap, dan sebagainya.

Kemakmuran Inggris akibat majunya pelayaran dan perdagangan sehingga dapat menyediakan modal yang besar untuk bidang usaha. Di samping itu, di Inggris juga tersedia bahan mentah yang cukup karena Inggris mempunyai banyak daerah jajahan yang menghasilkan bahan mentah tersebut.

Pemerintah memberikan perlindungan hukum terhadap hasil-hasil penemuan baru (hak paten) sehingga mendorong kegiatan penelitian ilmiah. Lebih-lebih setelah dibentuknya lembaga ilmiah Royal Society for Improving Natural Knowledge maka perkembangan teknologi dan industri bertambah maju.

Arus urbanisasi yang besar akibat Revolusi Agraria di pedesaan mendorong pemerintah Inggris untuk membuka industri yang lebih banyak agar dapat menampung mereka.

Tahap Perkembangan Industri[

sunting

|

sunting sumber

]

Pada akhir abad Pertengahan kota-kota di Eropa berkembang sebagai pusat kerajinan dan perdagangan. Warga kota (kaum Borjuis) yang merupakan warga berjiwa bebas menjadi tulang punggung perekonomian kota. Mereka bersaing secara bebas untuk kemajuan dalam

perekonomian. Pertumbuhan kerajinan menjadi industri melalui beberapa tahapan, seperti berikut.

Sistem Domestik

Tahap ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home industri). Para pekerja bekerja di rumah masing-masing dengan alat yang mereka miliki sendiri. Bahkan, kerajinan diperoleh dari pengusaha yang setelah selesai dikerjakan disetorkan kepadanya. Upah diperoleh berdasarkan jumlah barang yang dikerjakan. Dengan cara kerja yang demikian, majikan yang memiliki usaha hanya membayar tenaga kerja atas dasar prestasi atau hasil. Para majikan tidak direpotkan soal tempat kerja dan gaji.

Manufaktur

(4)

Sistem pabrik

Tahap sistem pabrik sudah merupakan industri yang menggunakan mesin. Tempatnya di daerah industri yang telah ditentukan, bisa di dalam atau di luar kota. Tempat tersebut untuk untuk tempat kerja, sedangkan majikan tinggal di tempat lain. Demikian juga toko tempat pemasaran hasil industri diadakah di tempat lain. Jumlah tenaganya kerjanya (buruhnya) sudah puluhan, bahkan ratusan. Barang-barang produksinya dibuat untuk dipasarkan.

Berbagai jenis penemuan[

sunting

|

sunting sumber

]

Adanya penemuan teknologi baru, besar peranannya dalam proses industrialisasi sebab teknologi baru dapat mempermudah dan mempercepat kerja industri, melipatgandakan hasil, dan

menghemat biaya. Penemuan-penemuan yang penting, antara lain sebagai berikut.

Kumparan terbang (flying shuttle) ciptaan John Kay (1733). Dengan alat ini proses pemintalan dapat berjalan secara cepat.

Mesin pemintal benang (spinning jenny) ciptaan James Hargreves (1767) dan Richard Arkwright (1769). Dengan alat ini hasilnya berlipat ganda.

Mesin tenun (merupakan penyempurnaan dari kumparan terbang) ciptaan Edmund Cartwight (1785). Dengan alat ini hasilnya berlipat ganda.

Cottongin, alat pemisah biji kapas dari serabutnya ciptaan Whitney (1794). Dengan alat ini maka kebutuhan kapas bersih dalam jumlah yang besar dapat tercukupi.

Cap selinder ciptaan Thomas Bell (1785). Dengan alat ini kain putih dapat dilukisi pola kembang 200 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan pola cap balok dengan tenaga manusia.

Mesin uap, ciptaan James Watt (1769). Dari mesin uap ini dapat diciptakan berbagai peralatan besar yang menakjubkan, seperti lokomotif ciptaan Richard Trevethiek (1804) yang kemudian disempurnakan oleh George Stepenson menjadi kereta api penumpang. Kapal perang yang digerakkan dengan mesin uap diciptakan olehRobert Fulton (1814). Mesin uap merupakan inti dari Revolusi Industri sehingga James Watt sering dianggap sebagai Bapak Revolusi Industri I'. Penemuan-penemuan baru selanjutnya, semakin lengkap dan menyempurnakan. Hal ini merupakan hasil Revolusi Industri II dan III, seperti mobil, pesawat terbang, industri kimia dan sebagainya.

Selain itu, Revolusi Industri merupakan masa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menimbulkan penemuan-penemuan baru, seperti berikut :

Tahun 1750 : Abraham Darby menggunakan batu bara (cokes) untuk melelehkan besi untuk mendapatkan nilai besi yang lebih sempurna.

(5)

Tahun 1802 : Symington menemukan kapal kincir.

Tahun 1807 : Robert Fulton membuat kapal api yang telah menggunakan baling-baling yang dapat menggerakkan kapal. Kapal itu diberi nama Clermont yang mengarungi Lautan Atlantik pertama kali. Kapal ini berangkat dari Paris dan berlabuh di New York. Selanjutnya, Robert Fulton berhasil membuat kapal perang pertama (1814) yang telah digerakkan oleh mesin uap.

Tahun 1804 : Richard Trevethick membuat kapal uap.

Tahun 1832 : Samuel Morse membuat telegraf.

Tahun 1872 : Alexander Graham Bell membuat pesawat telepon.

Tahun 1887 : Daimler membuat mobil.

Tahun 1903 : Wilbur Wright dan Orville Wright membuat pesawat terbang

Akibat Revolusi Industri[

sunting

|

sunting sumber

]

Revolusi Industri mengubah Inggris menjadi negara industri yang maju dan modern. Di Inggris muncul pusat-pusat industri, seperti Lancashire, Manchester, Liverpool, dan Birmingham. Seperti halnya revolusi yang lain, Revolusi Industri juga membawa akibat yang lebih luas dalam bidang ekonomi, sosial dan politik, baik di negeri Inggris sendiri maupun di negara-negara lain.

Akibat di bidang ekonomi[

sunting

|

sunting sumber

]

Barang melimpah dan harga murah

Revolusi Industri telah menimbulkan peningkatan usaha industri dan pabrik secara besar-besaran melalui proses mekanisasi. Dengan demikian, dalam waktu singkat dapat menghasilkan barang-barang yang melimpah. Produksi barang-barang menjadi berlipat ganda sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Akibat pembuatan barang menjadi cepat, mudah, serta dalam jumlah yang banyak sehingga harga menjadi lebih murah.

Perusahaan kecil gulung tikar

Dengan penggunaan mesin-mesin maka biaya produksi menjadi relatif kecil sehingga harga barang-barang pun relatif lebih murah. Hal ini membawa akibat perusahaan tradisional terancam dan gulung tikar karena tidak mampu bersaing.

Perdagangan makin berkembang

(6)

Transportasi semakin lancar

Adanya penemuan di berbagai sarana dan prasarana transportasi yang makin sempurna dan lancar. Dengan demikian, dinamika kehidupan masyarakat makin meningkat.

Akibat di bidang sosial[

sunting

|

sunting sumber

]

Berkembangnya urbanisasi

Berkembangnya industrialisasi telah memunculkan kota-kota dan pusat-pusat keramaian yang baru. Karena kota dengan kegiatan industrinya menjanjikan kehidupan yang lebih layak maka banyak petani desa pergi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan terabaikannya usaha kegiatan pertanian.

Upah buruh rendah

Akibat makin meningkatnya arus urbanisasi ke kota-kota industri maka jumlah tenaga kerja makin melimpah. Sementara itu, pabrik-pabrik banyak yang menggunakan tenaga mesin. Dengan demikian, upah tenaga kerja menjadi murah. Selain itu, jaminan sosial pun berkurang sehingga kehidupan mereka menjadi susah. Bahkan para pengusaha banyak memilih tenaga buruh wanita dan anak-anak yang upahnya lebih murah.

Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh

Di dalam kegiatan industrialisasi dikenal adanya kelompok pekerja (buruh) dan kelompok pengusaha (majikan) yang memiliki industri atau pabrik. Dengan demikian, dalam masyarakat timbul golongan baru, yakni golongan pengusaha (kaum kapitalis) yang hidup penuh kemewahan dan golongan buruh yang hidup dalam kemiskinan.

Adanya kesenjangan antara majikan dan buruh

Dengan munculnya golongan pengusaha yang hidup mewah di satu pihak, sementara terdapat golongan buruh yang hidup menderita di pihak lain, maka hal itu menimbulkan kesenjangan antara pengusaha dan buruh. Kondisi seperti itu sering menimbulkan ketegangan-ketegangan yang diikuti dengan pemogokan kerja untuk menuntut perbaikan nasib. Hal ini menimbulkan kebencian terhadap sistem ekonomi kapitalis, sehingga kaum buruh condong kepada paham sosialis.

Munculnya revolusi sosial

(7)

1. Tahun 1832 dikeluarkan Reform Bill atau Undang-Undang Pembaharuan Pemilihan. Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan hak-hak perwakilan di dalam parlemen.

2. Tahun 1833 dikeluarkan Factory Act atau Undang-Undang Pabrik. Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan jaminan sosial. Di samping itu, undang-undang-undang-undang juga berisi larangan pengunaan tenaga kerja anak-anak dan wanita di daerah tambang di bawah tanah.

3. Tahun 1834 dikeluarkan Poor Law Act atau Undang-Undang Fakir Miskin. Oleh karena itu, didirikan pusat-pusat penampungan dan perawatan para fakir miskin sehingga tidak berkeliaran.

4. Makin kuatnya sifat individualisme dan menipisnya rasa solidaritas. Dengan adanya Revolusi Industri sifat individualitas makin kuat karena terpengaruh oleh sistem ekonomi industri yang serba uang. Sebaliknya, makin menipisnya rasa solidaritas dan

kekeluargaan.

Akibat di bidang politik[

sunting

|

sunting sumber

]

Munculnya gerakan sosialis

Kaum buruh yang diperlakukan tidak adil oleh kaum pengusaha mulai bergerak menyusun kekuatan untuk memperbaiki nasib mereka. Mereka kemudian membentuk organisasi yang lazim disebut gerakan sosialis. Gerakan sosialis dimotivasi oleh pemikiran Thomas Marus yang

menulis buku Otopia. Tokoh yang paling populer di dalam pemikiran dan penggerak paham sosialis adalah Karl Marx dengan bukunya Das Kapital.

Munculnya partai politik

Dalam upaya memperjuangkan nasibnya maka kaum buruh terus menggalang persatuan. Apalagi dengan makin kuatnya kedudukan kaum buruh di parlemen mendorong dibentuknya suatu wadah perjuangan politik, yakni Partai Buruh. Partai ini berhaluan sosialis. Di pihak pengusaha

mengabungkan diri ke dalam Partai Liberal.

Munculnya imperialisme modern

Kaum pengusaha/kapitalis umumnya mempunyai pengaruh yang kuat dalam pemerintahan untuk melakukan imperialisme demi kelangsungan industrialisasinya. Dengan demikian, lahirlah imperialisme modern, yaitu perluasan daerah-daerah sebagai tempat pemasaran hasil industri, mencari bahan mentah, penanaman modal yang surplus, dan tempat mendapatkan tenaga buruh yang murah. Dalam hal ini, Inggris yang menjadi pelopornya.

(8)

Revolusi Industri yang terjadi di Eropa dan Inggris khususnya membawa dampak di bidang sosial, ekonomi, dan politik. Di bidang sosial munculnya golongan buruh yang hidup menderita dan berusaha berjuang untuk memperbaiki nasib. Gerakan kaum buruh inilah yang kemudian melahirkan gerakan sosialis yang menjadi lawan dari kapitalis. Bahkan kaum buruh akhirnya bersatu dalam suatu wadah organisasi, yakni Partai Buruh. Di bidang ekonomi, perdagangan makin berkembang. Perdagangan lokal berubah menjadi perdagangan regional dan internasional. Sebaliknya, di bidang politik, Revolusi Industri melahirkan imperialisme modern.

Perubahan di bidang politik[

sunting

|

sunting sumber

]

Sejak VOC dibubarkan pada tahun 1799, Indonesia diserahkan kembali kepada pemerintahan Kerajaan Belanda. Pindahnya kekuasaan pemerintahan dari VOC ke tangan pemerintah Belanda tidak berarti dengan sendirinya membawa perbaikan. Kemerosotan moral di kalangan para penguasa dan penderitaan penduduk jajahan tidak berubah. Usaha perbaikan bagi penduduk tanah jajahan tidak dapat dilaksanakan karena Negeri Belanda sendiri terseret dalam perang dengan negara-negara besar tetangganya. Hal ini terjadi karena Negeri Belanda pada waktu itu diperintah oleh pemerintah boneka dari Kerajaan Prancis di bawah pimpinan Napoleon

Bonaparte. Dalam situasi yang demikian, Inggris dapat memperluas daerah kekuasaannya dengan merebut jajahan Belanda, yaitu Indonesia.

Hindia Belanda di bawah Daendels (1808–1811)[sunting | sunting sumber]

Dalam usaha mengadakan pembaharuan pemerintahan di tanah jajahan, di Negeri Belanda ada dua golongan yang mengusulkannya.

Golongan Konservatif dengan tokohnya Nenenberg yang menginginkan untuk mempertahankan sistem politik dan ekonomi seperti yang dilakukan oleh VOC.

Golongan Liberal dengan tokohnya Dirk van Hogendorp yang menghendaki agar pemerintah Hindia Belanda menjalankan sistem pemerintahan langsung dan

menggunakan sistem pajak. Sistem penyerahan paksa yang dilakukan oleh VOC agar digantikan dengan sistem penyerahan pajak.

Di satu pihak pemerintah condong kepada pemikiran kaum konservatif karena kebijaksanaannya akan mendatangkan keuntungan yang cepat dan mudah dilaksanakan. Di pihak lain, pemerintah juga ingin menjalankan pembaharuan yang dikemukakan oleh kaum Liberal. Gagasan

pembaharuan pemerintahan kolonial dimulai semenjak pemerintahan Daendels. Sebagai gubernur jenderal pemerintahan Belanda di Indonesia, Daendels banyak melakukan langkah-langkah baru dalam pemerintahan. Daendels mengadakan perombakan pemerintahan secara radikal, yakni meletakkan dasar-dasar pemerintahan menurut sistem Barat. Langkah- langkah tersebut, antara lain:

Pemerintahan kolonial dipusatkan di Batavia dan berada di tangan gubernur jenderal.

(9)

Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda di bawah pemerintahan prefect.

Mengadakan pemberantasan korupsi dan penyelewengan dalam pungutan (contingenten) dan kerja paksa.

Kesultanan Banten dan Cirebon dijadikan daerah pemerintah Belanda yang disebut pemerintah gubernemen.

Berbagai upacara di istana Surakarta dan Yogyakarta disederhanakan.

Pada awal pemerintahannya, Daendels menentang sistem kerja paksa dan merombak sistem feodal. Akan tetapi, tugas untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris

menyebabkan Daendels terpaksa harus mengadakan penyerahan kerja paksa secara besar-besaran (dengan menggunakan pengaruh penguasa pribumi) untuk membangun jalan-jalan dan benteng-benteng pertahanan. Demikian juga karena kas negara kosong menyebabkan ditempuhnya cara-cara lama untuk mengisi kas negara. Dengan demikian, kehidupan rakyat pribumi tetap

menderita. Ketika akhirnya Inggris menyerbu Pulau Jawa, Daendels sudah dipanggil kembali ke Eropa. Penggantinya tidak mampu menahan serangan Inggris dan terpaksa menyerah. Dengan demikian, Indonesia berada di bawah kekuasaan Inggris.

Masa pemerintahan Raffles (1811–1816)[sunting | sunting sumber]

Setelah Indonesia (khususnya Pulau Jawa) jatuh ke tangan Inggris, oleh pemerintah Inggris dijadikan bagian dari jajahannya di India. Gubernur Jenderal East India Company (EIC), Lord Minto yang berkedudukan di Calcuta (India) kemudian mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai letnan gubernur (wakil gubernur) untuk Indonesia (Jawa). Raffles didampingi oleh suatu badan panasihat yang disebut Advisory Council. Tugas yang utama adalah mengatur

pemerintahan dan meningkatkan perdagangan, serta keuangan. Sebagai seorang yang beraliran liberal, Raffles menginginkan adanya perubahan-perubahan dalam pemerintahan di Indonesia (Jawa). Selain bidang pemerintahan, ia juga melakukan perubahan di bidang ekonomi. Ia hendak melaksanakan kebijaksaaan ekonomi yang didasarkan pada dasar-dasar kebebasan sesuai dengan ajaran liberal. Langkah-langkah yang diambil oleh Raffles dalam bidang pemerintahan dan ekonomi adalah sebagai berikut.

Mengadakan penggantian sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi dengan sistem pemerintahan kolonial ala barat. Untuk memudahkan sistem administrasi pemerintahan, Pulau Jawa dibagi menjadi delapan belas karesidenan.

Para bupati dijadikan pegawai pemerintah sehingga mereka mendapat gaji dan bukan lagi memiliki tanah dengan segala hasilnya. Dengan demikian, mereka bukan lagi sebagai penguasa daerah, melainkan sebagai pegawai yang menjalankan tugas atas perintah dari atasannya.

(10)

Raffles menganggap bahwa pemerintah kolonial adalah pemilik semua tanah yang ada di daerah tanah jajahan dan para penggarap sawah adalah penyewa tanah pemerintah. Oleh karena itu, para petani mempunyai kewajiban membayar sewa tanah kepada pemerintah. Sewa tanah atau landrente ini harus diserahkan sebagai suatu pajak atas pemakaian tanah pemerintah oleh penduduk. Sistem sewa tanah semacam itu oleh pemerintah Inggris dijadikan pegangan dalam menjalankan kebijaksanaan ekonominya selama berkuasa di Indonesia. Sistem ini kemudian juga diteruskan oleh pemerintah Hindia Belanda setelah Indonesia diserahkan kembali kepada Belanda.

Perubahan di Bidang Sosial Ekonomi[

sunting

|

sunting sumber

]

Sejak awal abad ke-19, pemerintah Belanda mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk membiayai peperangan baik di Negeri Belanda sendiri (pemberontakan rakyat Belgia), maupun di Indonesia (terutama perlawanan Diponegoro) sehingga Negeri Belanda harus menanggung hutang yang sangat besar. Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari bahaya kebrangkrutan maka Johanes van den Bosch diangkat sebagai gubernur jenderal di Indonesia dengan tugas pokok menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisi kekosongan kas negara, membayar hutang, dan membiayai perang. Untuk melaksanakan tugas berat itu, van den Bosch memusatkan kebijaksanaannya pada peningkatan produksi tanaman ekspor. Untuk itu, yang perlu dilakukan ialah mengerahkan tenaga rakyat tanah jajahan untuk melakukan penanaman tanaman yang hasilnya laku di pasaran dunia dan dilakukan dengan sistem paksa. Setelah tiba di Indonesia (1830) van den Bosch menyusun program kerja sebagai berikut.

Sistem sewa tanah dengan uang harus dihapus karena pemasukannya tidak banyak dan pelaksanaannya sulit.

Sistem tanam bebas harus diganti dengan tanam wajib dengan jenis-jenis tanaman yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

Pajak atas tanah harus dibayar dengan penyerahan sebagian dari hasil tanamannya kepada pemerintah Belanda.

Apa yang dilakukan oleh van den Bosch itulah yang kemudian dikenal dengan nama sistem tanam paksa atau cultuur stelsel. Sistem tanam paksa yang diajukan oleh van den Bosch pada dasarnya merupakan gabungan dari sistem tanam wajib (VOC) dan sistem pajak tanah (Raffles). Pelaksanaan sistem tanam paksa banyak menyimpang dari aturan pokoknya dan cenderung untuk mengadakan eskploitasi agraria semaksimal mungkin.

Akibat Tanam Paksa Bagi Indonesia (Khususnya Jawa)[

sunting

|

sunting

sumber

]

(11)

2. Beban rakyat semakin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil

panennya, membayar pajak, mengikuti kerja rodi, dan menanggung risiko apabila gagal panen.

3. Akibat bermacam-macam beban menimbulkan tekanan fisik dan mental yang berkepanjangan.

4. Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.

5. Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit di mana-mana sehingga angka kematian meningkat drastis.

Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang sangat mengerikan di daerah Cirebon (1843), Demak (1849) dan Grobogan (1850). Kejadian ini mengakibatkan jumlah penduduk menurun drastis. Penyakit busung lapar (hongorudim) juga berkembang di mana-mana.

Akibat Tanam Paksa Bagi Belanda[

sunting

|

sunting sumber

]

Apabila sistem tanam paksa telah menimbulkan malapetaka bagi bangsa Indonesia, sebaliknya bagi bangsa Belanda berdampak sebagai berikut.

1. Mendatangkan keuntungan dan kemakmuran rakyat Belanda.

2. Hutang-hutang Belanda dapat terlunasi.

3. Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja.

4. Kas Negeri Belanda yang semula kosong, dapat terpenuhi.

5. Berhasil membangun Amsterdam menjadi kota pusat perdagangan dunia.

6. Perdagangan berkembang pesat.

Sistem tanam paksa yang mengakibatkan kemelaratan bagi bangsa Indonesia, khusunya Jawa, menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, seperti golongan pengusaha, Baron Van Hoevel, dan Edward Douwes Dekker. Akibat adanya reaksi tersebut, pemerintah Belanda secara berangsur-angsur menghapuskan sistem tanam paksa. Sesudah tahun 1850, kaum Liberal memperoleh kemenangan politik di Negeri Belanda. Mereka juga ingin menerapkan asas-asas liberalisme di tanah jajahan. Dalam hal ini kaum Liberal berpendapat bahwa pemerintah semestinya tidak ikut campur tangan dalam masalah ekonomi, tugas ekonomi haruslah diserahkan kepada orang-orang swasta, dan agar kaum swasta dapat menjalankan tugasnya maka harus diberi kebebasan

(12)

seperti, kopi, teh, gula dan kina yang cukup besar di Jawa dan Sumatera Timur. Selama zaman Liberal (1870–1900), usaha-usaha perkebunan swasta Barat mengalami kemajuan pesat dan mendatangkan keuntungan yang besar bagi pengusaha. Kekayaan alam Indonesia mengalir ke Negeri Belanda. Akan tetapi, bagi penduduk pribumi, khususnya di Jawa telah membawa kemerosotan kehidupan, dan kemunduran tingkat kesejahteraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti berikut.

1. Adanya pertumbuhan penduduk yang meningkat pada abad ke-19, sementara itu jumlah produksi pertanian menurun.

2. Adanya sistem tanam paksa dan kerja rodi yang banyak menimbulkan penyelewengan dan penyalahgunaan dari pihak pengusaha sehingga membawa korban bagi penduduk.

3. Dalam mengurusi pemerintahan di daerah luar Jawa, pemerintah Belanda mengerahkan beban keuangan dari daerah Jawa sehingga secara tidak langsung Jawa harus

menanggung beban keuangan.

4. Adanya sistem perpajakan yang sangat memberatkan penduduk.

Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 yang mengakibatkan perusahaan- perusahaan mengadakan penghematan, seperti menekan uang sewa tanah dan upah kerja baik di pabrik maupun perkebunan. Pada akhir abad ke-19 muncullah kritik-kritik tajam yang ditujukan kepada pemerintah Hindia Belanda dan praktik liberalisme yang gagal memperbaiki nasib kehidupan rakyat Indonesia. Para pengkritik itu menganjurkan untuk memperbaiki rakyat Indonesia. Kebijaksanaan ini didasarkan atas anjuran Mr. C. Th. van Deventer yang menuliskan buah pikirannya dalam majalah De Gids (Perinstis/Pelopor) dengan judul Een Ereschuld (Berhutang Budi) sehingga dikenal politik etis atau politik balas budi. Gagasan van Deventer terkenal dengan nama Trilogi van Deventer.

(13)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lompat ke: navigasi, cari

Pada awal abad ke-20 didatangkan sapi penghasil susu Fries-Holland ke Jawa.

Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan, pengembangan alat-alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi pertanian.

Kawasan Hilal Subur di Asia Barat, serta Mesir dan India merupakan lokasi awal

pembudidayaan tanaman untuk mendapatkan hasilnya. Sebelum aktivitas ini dimulai, manusia terbiasa mencari sumber makanan di alam liar. Pertanian berkembang secara independen di berbagai tempat di dunia, yaitu di China, Afrika, Papua, India, dan Amerika.[1]

Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa revolusi yang besar dalam kehidupan manusia sebelum revolusi industri. Bahkan dapat dikatakan, revolusi pertanian adalah revolusi kebudayaan pertama yang dialami manusia.

Setiap bagian di dunia memiliki perkembangan penguasaan teknologi pertanian yang berbeda-beda, sehingga garis waktu perkembangan pertanian bervariasi di setiap tempat. Di beberapa bagian di Afrika dan Asia Tengah masih dijumpai masyarakat yang semi-nomaden (setengah pengembara), yang telah mampu melakukan kegiatan peternakan atau bercocok tanam, namun tetap berpindah-pindah demi menjaga pasokan pangan. Sementara itu, di Amerika Utara dan Eropa traktor-traktor besar yang ditangani oleh satu orang telah mampu mendukung penyediaan pangan ratusan orang.

Asal-mula pertanian[

sunting

|

sunting sumber

]

Berakhirnya zaman es sekitar 11.000 tahun sebelum Masehi (SM) menjadikan bumi lebih hangat dan mengalami musim kering yang lebih panjang.[2] Kondisi ini menguntungkan bagi

perkembangan tanaman semusim, yang dalam waktu relatif singkat memberikan hasil dan biji atau umbinya dapat disimpan. Ketersediaan biji-bijian dan polong-polongan dalam jumlah memadai memunculkan perkampungan untuk pertama kalinya, karena kegiatan perburuan dan peramuan tidak perlu dilakukan setiap saat.

Berbagai teori dan hipotesis mengemuka mengenai bagaimana manusia berpindah dari budaya berburu ke budaya bercocok tanam.

(14)

Hipotesis Lereng Berbukit (Hilly Flanks) dikemukakan oleh Robert Braidwood pada tahun 1948 yang memperkirakan bahwa pertanian dimulai di lereng berbukit pegunungan Taurus dan Zagros, yang berkembang dari aktivitas pengumpulan biji-bijian di kawasan tersebut.[4]

Hipotesis Perjamuan dikemukakan oleh Brian Hayden yang memperkirakan bahwa pertanian digerakkan oleh keinginan untuk berkuasa dan dibutuhkan sebuah perjamuan besar untuk menarik perhatian dan rasa hormat dari komunitas. Hal ini membutuhkan sejumlah besar makanan.[5]

Teori Demografik diusulkan oleh Carl Sauer pada tahun 1952, yang diadaptasikan oleh Lewis Binford dan Kent Flannery. Mereka menjelaskan bahwa peningkatan populasi akan semakin mendekati kapasitas penyediaan oleh lingkungan sehingga akan membutuhkan makanan lebih banyak dari yang bisa dikumpulkan. Berbagai faktor sosial dan ekonomi juga mendorong keinginan untuk mendapatkan makanan lebih banyak.[6][7]

Hipotesis Evolusioner oleh David Rindos mengusulkan bahwa pertanian merupakan adaptasi evolusi bersama antara tumbuhan dan manusia. Diawali dengan perlindungan terhadap spesies liar, manusia lalu menginovasikan praktek budi daya berdasarkan lokasi sehingga domestikasi terjadi.[8]

Perkembangan[

sunting

|

sunting sumber

]

Penggambaran pertian pada zaman Mesir Kuno

Berdasarkan bukti-bukti peninggalan artefak, para ahli prasejarah saat ini bersepakat bahwa praktik pertanian pertama kali berawal di daerah "bulan sabit yang subur" di Mesopotamia sekitar 8000 SM. Pada waktu itu daerah ini masih lebih hijau daripada keadaan sekarang. Berdasarkan suatu kajian, 32 dari 56 spesies biji-bijian budidaya berasal dari daerah ini. Daerah ini juga menjadi satu dari pusat keanekaragaman tanaman budidaya (center of origin) menurut Nikolai Vavilov. Jenis-jenis tanaman yang pertama kali dibudidayakan di sini adalah gandum, jelai (barley), buncis (pea), kacang arab (chickpea), dan flax (Linum usitatissimum).

Di daerah lain yang berjauhan lokasinya dikembangkan jenis tanaman lain sesuai keadaan topografi dan iklim. Di Tiongkok, padi (Oryza sativa) dan jewawut (dalam pengertian umum sebagai padanan millet) mulai didomestikasi sejak 7500 SM dan diikuti dengan kedelai, kacang hijau, dan kacang azuki. Padi (Oryza glaberrima) dan sorgum dikembangkan di daerah Sahel, Afrika 5000 SM. Tanaman lokal yang berbeda mungkin telah dibudidayakan juga secara tersendiri di Afrika Barat, Ethiopia, dan Papua. Tiga daerah yang terpisah di Amerika (yaitu Amerika Tengah, daerah Peru-Bolivia, dan hulu Amazon) secara terpisah mulai

membudidayakan jagung, labu, kentang, dan bunga matahari.

(15)

Sejarah berdasarkan lokasi[

sunting

|

sunting sumber

]

Mesin pemanen bangsa Romawi yang ditarik oleh hewan

Mural pada Dinasti Han mural, menggambarkan aktivitas pembajakan di Shennong

Petani Inca menggunakan chaki taklla, sebuah alat pembajak tanah

Kerajaan Romawi[

sunting

|

sunting sumber

]

Pertanian pada zaman Romawi berkembang dengan berdasarkan praktek pertanian yang telah ditemukan oleh bangsa Sumeria yang ditransfer melalui runtunan kebudayaan. Pertanian bangsa Romawi memiliki fokus utama sebagai perdagangan dan ekspor. Bangsa Romawi meletakkan dasar sistem ekonomi yang menjadi pondasi Abad Pertengahan. Ukuran lahan usaha tani dapat dibagi menadi tiga kategori, yaitu lahan usaha tani ukuran kecil (berukuran 18-88 iugera), ukuran menengah (80-500 iugera), dan ukuran besar (disebut latifunda, berukuran lebih dari 500 iugera). Ukuran satu iugera sekitar 0.65 acre.[9]

Bangsa romawi memiliki empat sistem manajemen pertanian, yaitu diatur langsung oleh pemilik lahan dan keluarganya; memanfaatkan budak pekerja dengan diawasi oleh pengawas budak; sistem bagi hasil (sharecropping) antara pemilik lahan dan penyewa lahan; dan disewakan.[9] Setiap provinsi memiliki spesialisasi tersendiri dan saling mensuplai hasil pertanian satu sama lain. Beberapa memproduksi serealia, lainnya memproduksi minuman anggur, dan yang lainnya memproduksi zaitun, tergantung jenis lahan yang terdapat diprovinsi tersebut.

China[

sunting

|

sunting sumber

]

Catatan sejarah yang ada sejak tahun 481 SM hingga 220 M menggambarkan perkembangan pertanian di China yang mencakup sistem lumbung nasional dan praktek serikultur atau budi daya ulat sutra. Perdagangan dan pemanfaatan secara kuliner juga tercatat.[10]

China telah mengembangkan mesin tumbuk bertenaga air pada abad ke 1 SM khusus digunakan untuk pertanian.[11] Pompa rantai telah ditemukan pada abad ke 1 M bertenaga air maupun hewan, yang menggerakan sistem roda mekanik.[12] Pompa ini terutama digunakan untuk mengairi saluran irigasi, namun juga bisa digunakan untuk menyediakan air bagi masyarakat.[13] [14]

Indus[

sunting

|

sunting sumber

]

(16)

menjadi umum di Kashmir.[18] Padi telah menjadi bahan baku makanan utama masyarakat India sejak tahun 8000 SM.[20][21] Perkembangan kebudayaan lainnya pada bidang pertanian lalu muncul dan mengembangkan budi daya padi di Asia Tenggara.

Irigasi berkembang di peradaban lembah sungai Indus sekitar 4500 SM.[22] Ukuran peradaban dan kesejahteraan tumbuh sehingga membutuhkan perencanaan sipil seperti drainase dan selokan.[22] Bajak yang ditarik oleh hewan dimulai pada tahun 2500 SM di tempat tersebut.[23]

Amerika Tengah[

sunting

|

sunting sumber

]

Di Amerika Tengah, teosinte liar didomestikasikan melalui seleksi sehingga memunculkan jagung, lebih dari 6000 tahun yang lalu. Jagung lalu tersebar di Amerika Utara dan menjadi tanaman pertanian utama masyarakat pribumi di sana hingga kehadiran bangsa penjelajah dari Eropa.[24] Tanaman pertanian utama lainnya meliputi labu, kacang-kacangan, dan kakao. Kalkun juga didomestikasikan pertama kali di Meksiko atau selatan Amerika Serikat.

Di Amerika Tengah, bangsa Aztec merupakan masyarakat yang aktif bercocok tanam dan memiliki ekonomi berbasis pertanian. Lahan di sekitar danau Texcoco ketika itu merupakan lahan yang subur dan cukup untuk memproduksi pangan bagi kerajaan yang sedang berkembang. Bangsa Aztec juga mengembangkan irigasi, teras di lereng gunung, dan pemupukan. Chinampa merupakan salah satu temuan terbesar mereka, yang disebut juga dengan "kebun terapung".

Amerika Selatan[

sunting

|

sunting sumber

]

Di sekitar kawasan Andes, Amerika Selatan, kentang menjadi tanaman domestikasi utama yang terjadi sejak 5000 tahun yang lalu. Sejumlah besar kacang-kacangan juga didomestikasikan. Llama, alpaca, dan guinea pig menjadi hewan yang didomestikasikan. Tumbuhan koka masih menjadi tanaman pertanian utama sampai sekarang.

Peradaban Andes didominasi oleh masyarakat pertanian. Bangsa Inca telah memahami peran cuaca dan tanah bagi pertanian. Adaptasi teknologi pertanian telah digunakan secara terencana dan memungkinkan produksi berbagai jenis hasil pertanian di berbagai tempat seperti pinggir pantai, gunung, dan hutan.

Amerika Utara[

sunting

|

sunting sumber

]

Masyarakat pribumi di kawasan timur Amerika Serikat telah membudidayakan berbagai jenis tanaman seperti bunga matahari, tembakau, berbagai jenis labu dan Chenopodium, juga tanaman yang tidak lagi dibudidayakan seperti marshelder dan jelai kecil.[25][26][27] Padi liar dan maple juga telah dibudidayakan. Strawberry dibudidayakan pertama kali di Amerika bagian timur laut.[28] Pecan dan anggur Concord, pernah dibudidayakan, namun sempat menghilang hingga kembali dibudidayakan pada abad ke 19.[29][30]

(17)

kebakaran hutan dan mampu menunjang usaha pertanian berkelanjutan secara berpindah (permakultur alam liar").[31][32][33][34]

Australia[

sunting

|

sunting sumber

]

Hingga dimulainya kolonisasi Inggris di Australia pada tahun 1788, masyarakat pribumi

Australia dicirikan sebagai masyarakat pemburu dan pengumpul yang tidak melakukan aktivitas pertanian atau bentuk produksi pangan lainnya. Namun Rhys Jones mengemukakan pada tahun 1969 bahwa masyarakat pribumi Australia mungkin melakukan pembakaran padang rumput dan hutan secara sistematis untuk mempertahankan tanaman tertentu dan menghilangkan tanaman yang tidak dibutuhkannya.[35] Pada tahun 1970an dan 1980an, sebuah penelitian arkeologi yang dilakukan di Victoria menemukan bahwa pemeliharaan belut dan sistem penjebakan ikan telah ada sejak 5000 tahun yang lalu.[36]

(18)

Pada akhir tahun 1700-an, berlaku perubahan ekonomi Great Britain yang berasaskan tenaga manual buruh kepada pembuatan berasaskan mesin. Perubahan ini dimulakan dengan industri tekstil, perkembangan teknik membuat besi dan peningkatan penggunaan arang batu.

Perkembangan perdagangan pula dipermudahkan dengan pengenalan terusan, jalan yang baik dan landasan keretapi. Pengenalan enjin stim yang digerakkan oleh arang batu dengan

penggunaan mesin terutamanya dalam pembuatan tekstil telah meningkatkan lagi pengeluaran secara besar-besaran[1]. Revolusi ini dirancakkan dengan perkembangan peralatan mesin yang dibuat dari besi pada dua dekad pertama kurun ke-19 yang membolehkan pengeluaran mesin-mesin untuk kegunaan industri lain. Kesannya kemudian merebak ke seluruh Eropah Barat dan Amerika Utara semasa kurun ke-19, yang kemudiannya memberi kesan menyeluruh kepada dunia. Impak perubahan ini kepada masyarakat sangat besar[2].kesan revolusi pertanian di Eropah

- Sebagai puna ekonomi negara - Dikomersilkan - Lebihan produk pertanian dieksport -

Peladang menjadi pedagang antarabangsa - Menyediakan makanan yang cukup - Tenaga buruh banyak - Tuan tanah menjadi penguasaha ladang - Peningkatan perdagangan antarabangsa/tidak dapat dipasarkan semuanya di dalam negara - Keuntungan dimaksimumkan - Kemajuan bidang pengangkutan - Rekaan enjin berkuasa wap - Penggunaan keretapi - Kemunculan golongan buruh dan majikan - Muncul sistem ekonomi berskala besar - Buruh tidak mendapat layanan baik

Faktor penyebab[

sunting

|

sunting sumber

]

Sebilangan sejarawan berpendapat Revolusi Perindustrian berlaku akibat perubahan sosial dan institusi yang berlaku dengan berakhirnya sistem feudalisme di Great Britain setelah berakhirnya Perang Saudara Inggeris pada kurun ke-17. Dan dengan pengawalan sempadan yang semakin cekap, pengawalan penyakit berjangkit dapat dipertingkatkan sekaligus mengawal epidemik yang biasa terjadi pada zaman itu. Bilangan kanak-kanak yang hidup selepas dilahirkan meningkat yang membawa kepada gunatenaga yang lebih besar. Perladangan yang lebih baik serta Revolusi Pertanian di Britain menjadikan pengeluaran makanan lebih cekap dan kurang menggunakan tenaga buruh telah memaksa penduduk yang ramai tidak lagi dapat bekerja dalam sektor pertanian tetapi ke industri kecil seperti menganyam dan ke bandar-bandar untuk bekerja di kilang-kilang yang baru dibina. Perluasan wilayah kolonial pada kurun ke-17 pula

menggalakkan perkembangan kegiatan perdagangan, kewujudan pasaran kewangan dan pengumpulan modal juga disebut sebagai faktor-faktor revolusi berlaku.

Inovasi teknologi adalah ciri utama Revolusi Perindustrian dan kunci kepada teknologi ini adalah penciptaan enjin stim[3]. Enjim stim yang dicipta oleh James Watt, telah digunakan untuk

menggerakkan kilang-kilang dan lombong-lombong. Ia juga digunakan sebagai enjin yang menggerakkan keretapi.

(19)

biasa kehilangan punca rezeki - Petani kecil-kecilan menjadi buruh ladang - Berhijrah ke bandar - Menjadi buruh kilang

2)Kaedah dan ciptaan baru dalam pertanian Sistem penggiliran tanaman oleh Lord Townshend -Digunakan secara berterusan sepanjang tahun - Menanam jenis tanaman berbeza mengikut musim - Menggunakan nutrien tanah berbeza, tanaman dapat tumbuh dengan subur - Tanaman baru diperkenalkan - Seperti semanggi/clover/turnip/ubi kentang - Alatan baru dicipta/Jethro Tull - untuk menggali dan menugal - dilakukan dengan lebih pantas

3)Pertanian komerial - Baja asli mula digunakan - Tanaman lebih subur - Hasil pertanian bertambah - Peningkatan kualiti hasil pertanian - Lebihan produk diperdagangkan

(cabaran yang dihadapi oleh Malaysia pada abad ke-21 bagi menjamin kesejahteraan ekonomi negara)

kewangan -kekurangan moda -nilai mata wang turun naik Pelaburan -Kejatuhan pasaran saham -Masalah menarik pelabur asing Teknologi -Masih rendah -Bergantung kepada teknologi luar Globalisasi -Persainagn dengan negara maju -Pengiktirafan oleh negara-negara maju Pasaran -Menembusi pasaran antarabangsa -Pasaran terhad -Tekanan negara maju Tenaga kerja -Kurang mahir -Bergantung kepada negara luar Ramai tenaga mahir berkhidmat di negara luar (Nyatakan langkah-langkah untuk mengatasi cabaran di atas) -Penguasaan ilmu pengetahuan -Menguasai ICT -Penyelidikan dan pembangunan R&D -Mengukuhkan sistem kewangan -Meningkatkan kualiti barangan -Mencari pasaran baru -E-dagang -promosi -modal insan (langkah-langkah untuk menjadikan Malaysia sebagai pusat pertanian antarabangsa)

-menguasai ilmu pengetahuan -menguasai kemahiran -menjamin keamanan -mengekalkan perpaduan kaum -kreatif dan inovatif -mengalakkan pelaburan asing -menaik taraf infranstrutur -menambah tenaga mahir -tingkatkan kecekapan pentadbiran kerajaan -kurangkan karenah birokrasi -memberikan bantuan modal -mencari pasaran baru -melakukan penyelidikan

REVOLUSI KEBUDAYAAN PERTANIAN INDONESIA

(20)

Pertanian merupakan salah kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pertanian Indonesia memeliki banyak potensi, sejarah pertanian telah membawa revolusi yang besar dalam kehidupan manusia. Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai kebudayaan agraris.

Cukup banyak obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman (termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan, peternakan, dan perikanan.

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia

untuk menghasilkan bahan pangan, adapun makalah ini menjelaskan tentang sejarah dan perkembagan pertanian di Indonesia. serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.

Dengan adanya pertanian di Indonesia merupakan dampak positif bagi kita dan semuanya. Salah satunya dibidang pertanian seperti tanaman dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, pertanian perlu untuk di lestarikan dan dijaga agar lebih baik di masa mendatang.

Tujuan tugas ini sebagi berikut

Untuk mengetahui sejarah pertanian dan perkembagan pertanian Untuk mengetahui asal mula pertanian

Sejarah Pertanian

Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai

kebudayaan agraris.

Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa revolusi yang besar dalam kehidupan manusia sebelum revolusi industri. Bahkan dapat dikatakan, revolusi pertanian adalah revolusi kebudayaan pertama yang dialami manusia.

Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang

menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.

(21)

dengan tinggat pendapatan yang relative rendah jika dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di perkotaan.

Kondisi sosial budaya pertanian merupakan masalah utama dalam fungsi sektor pertanian di dalam pembagunan nasional dan kemampuan sektor untuk bersaing pada abad yang akan datang.

Sistem pertanian di Indonesia

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia

untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnyaKegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam serta pembesaran hewan ternak (raising),

Meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim

dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi

semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.

Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi,

permesinan pertanian, biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian

(22)

Kotoran hewan yang ditampung dalam bak penampunhgan telah dicampur dengan berbagi macam mineral sesuai dengan struktur dan sifat alam. Kemudian setelah itu diaduk dengan mesen pengaduk dan dimasukan kedalam mobil tanggki untuk disiramkan atau disemprotkan dilahan pertanian.

Macam-macam system pertanian di Indonesia

Sistem ladang merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya sangat minimum, produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan. Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbi-umbian.

Asal mula pertanian

Berakhirnya zaman es sekitar 11.000 tahun sebelum Masehi (SM) menjadikan bumi lebih hangat dan mengalami musim kering yang lebih panjang. Kondisi ini menguntungkan bagi perkembangan tanaman semusim, yang dalam waktu relatif singkat memberikan hasil dan biji atau umbinya dapat disimpan. Ketersediaan biji-bijian dan polong-polongan dalam jumlah memadai memunculkan perkampungan untuk pertama kalinya, karena kegiatan perburuan dan peramuan tidak perlu dilakukan setiap saat.

Berdasarkan bukti-bukti peninggalan artefak, para ahli prasejarah saat ini bersepakat bahwa praktik pertanian pertama kali berawal di daerah "bulan sabit yang subur" di

Mesopotamia sekitar 8000 SM. Pada waktu itu daerah ini masih lebih hijau daripada keadaan sekarang. Berdasarkan suatu kajian, 32 dari 56 spesiesbiji-bijian budidaya berasal dari daerah ini.

Revolusi Hijau Pertanian Pangan

Tujuan utama revolusi hijau adalah untuk menaikan prduktivitas dalam sekor pertanian. Khususnya sub-sektor pertanian pangan melalui penerapan paket teknologi pertanian moderen.

(23)

Dan dampak dari revolusi hijau adalah mengubah sikap para petani khususnya para petani sub-sektor pangan, daro sikap “anti teknologi” ke sikap yang mau memanfaatkan teknologi pertanian modern dan berpengaruh terhadap kenaikan produktivitas sub-sektor pertanian pangan.

Diversifikasi pangan

Program peningkatan ketahanan pangan merupakan fasilitas bagi terjaminnya masyarakat untuk memperoleh pangan yang cukup setiap saat, sehat dan halal. Ketahanan rumah tangga berkaitan dengan kemampuan rumah tangga untuk dapat akses terhadap pangan di pasar, dengan demikian ketahanan pangan rumah tangga dipengaruhi oleh

kemampuan daya beli atau pendapatan rumah tangga. Sejalan dengan itu maka peningkatan pendapatan rumah tangga merupakan faktor kunci dari peningkatan ketahanan pangan rumah tangga.

Pangan dalam arti luas mencakup pangan yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan untuk memenuhi kebutuhan atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta

turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan. Sasaran yang ingin dicapai adalah:

1. Dicapainya ketersediaan pangan tingkat nasional, regional dan rumah tangga yang

cukup, aman dan halal

2. Meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat

3. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi kerawanan pangan

Kegiatan utama Program Peningkatan Ketahanan Pangan meliputi:

1. Peningkatan produksi dan ketersediaan pangan

2. Pengembangan diversifikasi produksi dan konsumsi pangan yang bertumpu pada

sumber daya local penyusunan kebijakan dan pengendalian harga pangan

3. Penanggulangan kasus atau kejadian kerawanan pangan

1,9 Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Perkembagan Sektor Pertanian

(24)

pengelolaan tempat usaha, pemilihan bibit,

metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi,

pengolahan dan pengemasan, pemasaran.

Salah satu indicator penting digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya kesejahteraan petani adalah tukar produk pertanian.

Sebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem yang dinamakan agribisnis.

Dalam kerangka berpikir sistem ini, pengelolaan tempat usaha dan pemilihan bibit (varietas, galur, dan sebagainya) biasa diistilahkan sebagai aspek "hulu" dari pertanian, sementara distribusi, pengolahan, dan pemasaran dimasukkan dalam aspek "hilir". Budidaya dan pengumpulan hasil merupakan bagian dari aspek proses produksi. Semua aspek ini penting dan bagaimana investasi diarahkan ke setiap aspek menjadi pertimbangan strategis. Upaya meningkatkan hasil pertanian adalah upaya meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan dengan cara:

* Ekstensifikasi (pada daerah pertanian luar Pulau Jawa) * Intensifikasi

* Diversifikasi * Rehabilitasi

Perkembangan pertanian di indonesia

Perkembangan pertanian di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Selain berbagai ancaman akibat bencana alam, dan perubahan iklim, pertanian juga terancam oleh kerusakan tanah yang makin mengeras karena intensifikasi penggunaan pupuk. Melalui kebijakan

Program Insus 1969 dari pemerintah, intensitas penggunaan pupuk kimia meningkat. Akibatnya residu tanah menumpuk, hama meningkat, beragam dan resist terhadap obat-obatan pertanian.

(25)

16 petani dari Kediri dan sekitarnya. Salah satunya Burhana Juwito Muhammad Ali, anggota dari Paguyuban Bina Tani Makmur Kediri yang telah menjalani hukuman lima bulan penjara karena tuduhan pelanggaran sertifikasi pembenihan. Padahal kenyataannya Burhana tidak pernah melakukan sertifikasi pembenihan.

Perubahan sistem pemerintahan yang sentralistik di era Orde Baru menjadi otonomi daerah juga mempengaruhi dalam hal penyebaran dan pemahaman informasi. Maka yang terpenting adalah komunikasi program antara pusat dan daerah.

140.140 ha dan diperkirakan sekitar 342.387 ha (Dinas Tanaman Pangan Kalsel, 2002; Kalimantan Selatan Dalam Angka, 2003) sangat potensial untuk dikembangkan bagi kegiatan pertanian, perikanan, perkebunan dan kehutanan.

Pemanfaatan lahan rawa baru sekitar 143.118 ha, dan sisanya seluas 199.269 (58,19%) masih berupa lahan tidur yang belum digarap (Anonim, 2003). Meskipun demikian lahan rawa sangat potensial dikembangkan karena didukung oleh ketersediaan lahan yang luas, keadaan topografi yang datar, ketersediaan air melimpah dan teknologi pertanian yang cukup tersedia (Noor. M., 2007).

Disisi sumber daya manusia (SDM) sebagian besar tenaga kerja produktif masih

dominan pada sektor primer (pertanian dan pertambangan) hal ini dapat dilihat dari data tenaga kerja Prov Kalsel tahun 2008, yang dipublikasikan oleh BPS Kalsel, sebesar 48% dari total tenaga kerja.

Hanya saja belum ada upaya serius untuk melakukan maintenance sektor pertanian

kearah yang lebih modern. Petani dibiarkan terpecah dalam kekuatan-kekuatan kecil dan dibiarkan berjuang sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Kalaupun alokasi dana cukup besar untuk sektor pertanian namun orientasinya tidak optimal dan tidak menyentuh hajat hidup petani secara menyeluruh. Hal ini wajar karena petani tersebar dalam pecahan kecil. Ini

(26)

Program dan kebijakan apapun yang dikembangkan oleh pemerintah, tidak akan optimal apabila secara institusi dan pengembangan sumber daya manusia tidak berkembang dengan baik. Sumber daya manusia dibidang pertanian semakin berkurang dari sisi kualitas maupun kuantitas. Sementara lahan dari sisi luasan juga semakin berkurang didesak kemajuan jaman. Namun dalam metode pengembangan kita masih berkutat pada metode dan cara yang kita susun pada saat SDM dan lahan berlebih.

Disinilah pentingnya sebuah revolusi pertanian dalam tataran pengembangan kebijakan terkait pertanian. Harus ada komitmen yang masif dan kuat yang diwujudkan dalam program jangka panjang terkait kebijakan pertanian. Pertanian tidak lagi dipandang sebagai sektor parsial tapi merupakan tujuan dari keseluruhan pengembangan sektor. Harus ada penguatan pengembangan SDM disisi kesehatan dan pendidikan untuk mendukung pertanian.

Pengembangan sektor kesejahteraan diarahkan pada peningkatan jaminan kesejahteraan petani dan sebagainya.

Industrialisasi pertanian harus segera dilakukan di Kalimantan Selatan karena sudah secara nyata terjadi pergeseran sektor basis perekonomian yang tidak sehat. Pergeseran kearah sektor tersier tidak ditopang oleh sektor sekunder (industri) yang kuat, akan menyebabkan tatanan perekonomian mudah goyah. Dan industri yang paling positif

dikembangkan di wilayah Kalsel dengan dukungan potensi lahan pertanian yang sangat luas adalah industri pertanian.

Perlu dilakukan kaji ulang kebijakan pemerintah di sektor pertanian dengan

(27)

Alih fungsi lahan pertanian terkait perkembangan wilayah perkotaan yang berimplikasi terhadap wilayah permukiman dan perdagangan harus diatur dengan tegas. Perlu segera dilakukan inventarisasi berapa luasan lahan pertanian yang ideal untuk dapat menopang kebutuhan daerah akan produksi pertanian khususnya tanaman pangan.

Industri pertanian membutuhkan bahan baku yang besar dan terkoordinasi. Untuk itu kebijakan alih fungsi lahan harus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pertanian. Kebijakan kompensasi alih fungsi lahan harus dimanfaatkan untuk mewujudkan sentra-sentra wilayah pertanian. Hal ini akan dapat membantu pemusatan pengembangan petani tradisional kearah modern.

Membangkitkan koperasi-koperasi pertanian secara selektif akan dapat

memperkuat bargaining position kaum tani dan produksinya, agar tidak kalah dengan

permintaan pasar yang selalu menginginkan harga terendah.

(28)

lain karena disumbang oleh prestasi produksi komoditi pangan utama ini. Sesudah 20 tahun tampaknya tahun 2004 ini kita kembali mencapai swasembada beras.

Tidak hanya itu, data BPS juga melaporkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat di pedesaan mengalami perbaikan yang cukup berarti. Indeks nilai tukar petani naik dari 96,6 tahun 2000 menjadi 110,4 pada tahun 2003.Tingkat kemiskinan di pedesaan turun rata-rata 20 persen yakni dari 32,7 juta tahun 1999 menjadi 25,1 juta tahun 2002. Tingkat kemiskinan juga turun dari 26 juta orang tahun 1999 menjadi 20,6 juta orang tahun 2002. Di pihak lain tingkat upah di pedesaan naik sekitar 17 persen pertahun sehingga meningkatkan pendapatan buruh tani di pedesaan.

Secara makro kemajuan tersebut juga konsisten. Total impor komoditi pertanian masih besar tetapi mengalami penurunan sementara ekspor meningkat. Sehingga neraca

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pemecahan masalah di atas maka penulis menyarankan kapada PT Salemba Emban Patria Cabang sebaiknya melakukan pemisahan antara fungsi marketing dengan penagih

Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam mengkomunikasikan hasil analisis sistem pemerintahan demokrasi berdasarkan

[r]

Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan biokimia, fungsi regulator ( misal hipotensi ortostatik, terjadinya HKK atau eklamsia ); efek anestesia;

Proses pembangunan yang dimaksud yaitu proses perubahan kearah yang sesuai dengan tujuan awal yaitu mensejahterakan masyarakat dari segi pelestarian kebudayaan sehingga budaya yang

• Menurut Merriam Webster Dictionary : ” Globalisasi adalah perkembangan ekonomi global yang semakin terintegrasi ditandai terutama oleh perdagangan bebas, arus modal yang bebas,

Limpasan air hujan di darat membawa kandungan logam daratan menuju alur sungai lalu masuk ke tubuh sungai induk menuju muara sebelum di transport ke laut (Gambar

Lalu pada penelitian Hardinigsih (2002) menyatakan bahwa Return on Asset (ROA) dan Price to Book Value lah yang terbukti berpengaruh signifikan terhadap return saham dan