• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN CAPAIAN KINERJA BIRO ORGANISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN CAPAIAN KINERJA BIRO ORGANISASI"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

(2)

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah Nya Laporan Capaian Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2013 ini dapat tersusun tepat waktu. Laporan ini disusun sebagai salah satu instrumen pertanggungjawaban dan sekaligus sebagai salah satu alat evaluasi dan refleksi dalam penyempurnaan rencana capaian kinerja pada tahun yang akan datang. Laporan Capaian Kinerja ini berisi pertanggungjawaban Hasil Pelaksanaan Anggaran Tahun 2013 yang mengacu pada tugas dan fungsi Biro Organisasi dan Kepegawaian sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61 Tahun 2010.

Kegiatan yang dilakukan selama tahun 2013 secara keseluruhan telah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Biro Organisasi dan Kepegawaian dan telah selaras dengan sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan yang menonjol dalam tahun pelaporan ini antara lain 1) Terbitnya peraturan menteri pertanian baru atau perubahan di bidang Organisasi, Jabatan Fungsional RIHP, Pelayanan Publik dan Budaya Kerja serta Ketatalaksanaan. 2) Telah dilakukan Sosialisasi Lanjutan dan Workshop mengenai Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Lingkup Eselon I Kementerian Pertanian. Instrumen SKP ini akan segera diterapkan mulai awal tahun 2014. 3) Telah dilakukan Assesment Center bagi Pejabat Struktural Eselon III Lingkup Kementerian Pertanian sehingga hasil Assesment Center ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan pimpinan dalam mengambil sebuah keputusan. 4) Terlaksananya Pengangkatan CPNS yang berasal dari Tenaga Honorer Kategori I sebanyak 116 orang. dan 5) Terselenggaranya Pengadaan CPNS Kementan Tahun 2013 dengan jumlah formasi sebanyak 695 orang.

Akhirnya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang selama ini telah berkoordinasi dan bekerjasama dengan kami. Tidak lupa kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan kinerja yang lebih baik lagi. Semoga Allah SWT berkenan memberikan perlindungan dan ridho-Nya atas semua upaya yang kita kerjakan bersama.

Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Ir. Winarhadi, MM

(3)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I. PENDAHULUAN  Pendahuluan ... 1

BAB II. ORGANISASI PENGELOLA ANGGARAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA I. Organisasi Pengelolaan Anggaran... 4

II.Sumber Daya Manusia ... 9

BAB III. PERENCANAAN KINERJA 1. Visi ... 10

2. Misi ... 10

3. Tujuan ... 11

4. Sasaran Strategis ... 11

5. Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran ... 11

BAB IV. CAPAIAN KINERJA A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan  Bagian Organisasi ... 14

 Bagian Tatalaksana dan Reformasi Birokrasi ... 25

 Bagian Perencanaan dan Pengembangan Pegawai ... 38

 Bagian Mutasi ... 55

 Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kementan ... 62

B. Realisasi Anggaran ... 71

C. Permasalahan dan Tindak Lanjut ... 72

BAB V. PENUTUP  Penutup ... 73

LAMPIRAN

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, menyelenggarakan fungsi pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tatalaksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat Kementerian Pertanian.

Dalam hal pengorganisasian, ketatalaksanaan dan pengelolaan kepegawaian secara operasional fungsi tersebut merupakan tanggung jawab Biro Organisasi dan Kepegawaian yang berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian tersebut, Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan penyempurnaan organisasi dan ketatalaksanaan, perencanaan dan pengembangan pegawai, serta mutasi pegawai.

Dalam rangka pembangunan pertanian, Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai peran penting dan strategis terutama dalam upaya mengembangkan sistem administrasi dan manajemen pembangunan pertanian yang proporsional, profesional, efektif dan efisien, yang merupakan salah satu aspek yang sangat diperlukan dalam good governance. Sebagai unit kerja yang bertanggung jawab atas pembinaan administrasi dan manajemen di lingkungan Kementerian Pertanian, Biro Organisasi dan Kepegawaian ditempatkan pada suatu kedudukan yang spesifik yaitu sebagai in house consultant management di lingkungan Kementerian Pertanian.

Peran dan kedudukan Biro Organisasi dan Kepegawaian menjadi sangat penting dan strategis sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang telah disempurnakan dengan Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya dalam rangka mengkoordinasikan penyiapan pembagian urusan pemerintah, propinsi dan kabupaten/kota, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria dalam rangka operasionalisasi urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada daerah.

(5)

Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas, Biro Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi dan penyempurnaan organisasi, dan pengembangan jabatan fungsional serta pengembangan budaya kerja

b. Koordinasi dan penyempurnaan tata laksana dan fasilitasi reformasi birokrasi; c. Pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pegawai

d. Pelaksanaan mutasi pegawai Kementerian Pertanian, dan

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Organisasi dan Kepegawaian.

Sedangkan susunan organisasi Biro Organisasi dan Kepegawaian yang secara substantif menyelenggarakan tugas dan fungsi tersebut, berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, terdiri dari:

a. Bagian Organisasi

b. Bagian Tata Laksana dan Reformasi Birokrasi c. Bagian Perencanaan dan Pengembangan Pegawai d. Bagian Mutasi, dan

(6)
(7)

BAB II

ORGANISASI PENGELOLA ANGGARAN DAN

SUMBER DAYA MANUSIA

I. ORGANISASI PENGELOLA ANGGARAN

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 6445/Kpts/KU.410/12/2012 tentang Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PP-SPM) dan Bendahara Pengeluaran Satker Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2013 Guna ketertiban dan kelancaran pelaksanaan anggaran pada Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, telah diterbitkan Keputusan Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Selaku Kuasa Pengguna Anggaran Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Nomor 15/Kpts/KU.410/A2/1/2013 tentang Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2013.

Untuk membantu kelancaran pelaksanaan anggaran dan kegiatan pada Biro Organisasi dan Kepegawaian, Pejabat Pembuat Komitmen menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan, Pelaksana Kegiatan, staf Sekretariat Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) untuk masing-masing Bagian di lingkungan Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.

A. Susunan Organisasi Pengelola Anggaran

Susunan Organisasi Pengelola Anggaran Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian terdiri dari:

1. Kepala Biro/ Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) 2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

3. Bendahara Pengeluaran 4. Penanggung Jawab Kegiatan 5. Pelaksana Kegiatan

6. Staf Sekretariat PPK

7. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)

(8)

Bagan Struktur Organisasi Pengelola Anggaran Biro Organisasi dan Kepegawaian dapat digambarkan seperti di bawah ini.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA ANGGARAN BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

Ket : Garis Organisasi Struktural Garis Koordinasi

Garis Organisasi Pengelola Anggaran

Bendahara Pengeluaran

KABAG

Selaku Penanggung Jawab Kegiatan

KABAG

Selaku Penanggung Jawab Kegiatan

KABAG

Selaku Penanggung Jawab Kegiatan

KABAG

Selaku Penanggung Jawab Kegiatan

Pelaksana Kegiatan

Pelaksana Kegiatan

Pelaksana Kegiatan

Pelaksana Kegiatan

Kepala Biro/ KPA

BPP

Pejabat Pembuat Komitmen

(PPK)

Sekretaris Dewan Pengurus KORPRI

Kementan

BPP

BPP BPP BPP

(9)

B. Kewenangan dan Tugas Pekerjaan Pengelola Anggaran

1. Kepala Biro/ Kuasa Pengguna Anggaran

Mempunyai kewenangan dan tugas pekerjaan sebagai berikut: a. Menyusun DIPA

b. Menetapkan PPK untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja Negara

c. Menetapkan PPSPM untuk melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas beban anggaran belanja Negara

d. Menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan pengelola anggaran/keuangan

e. Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana

f. Memberikan supervisi dan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan dan penarikan dana

g. Mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran, dan

h. Menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan

2. Pejabat Pembuat Komitmen

Mempunyai kewenangan dan tugas pekerjaan sebagai berikut:

a. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA;

 menyusun jadwal waktu pelaksanaan kegiatan termasuk rencana penarikan dananya

 menyusun perhitungan kebutuhan UP/TUP sebagai dasar pembuatan SPP-UP/TUP

 mengusulkan revisi POK/DIPA kepada KPA

b. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa

c. Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa

d. Melaksanakan kegiatan swakelola

e. Memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian/ kontrak yang dilakukannya f. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak

g. Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara;  menguji kebenaran materiil dan keabsahan surat-surat bukti mengenai hak

tagih kepada negara, dan/atau

 menguji kebenaran dan keabsahan dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai

h. Membuat dan menandatangani SPP

i. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA;  pelaksanaan kegiatan

 penyelesaian kegiatan

(10)

j. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan

k. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan

l. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

 Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa

 Memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara

 Mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi kegiatan

 Memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada negara; dan

m. Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia barang/jasa

3. Penanggung Jawab Kegiatan

Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Bagian dan Sekretaris Unit KORPRI Kementerian Pertanian dengan uraian tugas sebagai berikut:

a. Menyusun Rencana Operasional Pelaksanaan Anggaran Kinerja (ROPAK) di unit kerjanya berdasarkan RKA-K/L dan DIPA Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

b.Melaksanakan rencana kegiatan unit kerjanya bersama-sama dengan pelaksana kegiatan berdasarkan ROPAK yang telah ditetapkan

c. Melakukan Koordinasi dengan para pelaksana kegiatan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di Unit Kerjanya

d.Memberikan bimbingan dan arahan kepada para pelaksana kegiatan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di unit kerjanya

e.Meneliti bukti-bukti pertanggung jawaban keuangan (SPJ) atas kegiatan yang telah dilaksanakan di unit kerjanya

f. Menyusun dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kegiatan-kegiatan unit kerjanya kepada Pejabat Pembuat Komitmen

g. Melakukan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya

4. Pelaksana Kegiatan

Pelaksana Kegiatan adalah Kepala Sub Bagian atau staf pelaksana dengan uraian tugas sebagai berikut:

a. Menyiapkan Rencana Operasional Pelaksanaan Anggaran Kinerja (ROPAK) di unit kerjanya berdasarkan RKA-K/L dan DIPA Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

b.Melaksanakan rencana kegiatan unit kerjanya yang telah ditetapkan dalam ROPAK dan DIPA Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

(11)

d.Menghimpun dan memproses bukti-bukti pertanggung jawaban keuangan (SPJ) atas kegiatan yg telah dilaksanakan

e.Menyiapkan laporan hasil pelaksanaan kegiatan-kegiatan unit kerjanya 5. Bendahara Pengeluaran

Mempunyai kewenangan dan tugas pekerjaan sebagai berikut:

a. Menerima, menyimpan, menatausahakan, dan membukukan uang/surat berharga dalam pengelolaannya

b. Melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah PPK

c. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPK yaitu:  Pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi: pihak yang ditunjuk untuk

menerima pembayaran, nilai tagihan yang harus dibayar, jadwal waktu pembayaran, dan menguji ketersediaan dana yang bersangkutan

 Pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi teknis yang disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang disebutkan dalam dokumen perjanjian/kontrak, dan

 Pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit)

d. Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan

e. Melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari pembayaran yang dilakukannya

f. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara g. Mengelola rekening tempat penyimpanan UP

h. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Kepala KPPN selaku kuasa BUN

6. Staf Sekretariat PPK

Mempunyai kewenangan dan tugas Pekerjaan sebagai berikut: a. Menyiapan Administrasi Umum untuk kelancaran tugas PPK

b. Melaksanakan Penatausahaan dan Pengarsipan surat kedinasan, surat keputusan dan dokumen keuangan lainnya

c. Memeriksa kebenaran dan keabsahan dokumen-dokumen atas hak tagih termasuk SPJ dan bukti-bukti pengeluarannya

d. Memeriksa ketersediaan dana dalam ROPAK dan DIPA serta ketetapan pembebanan anggaran sesuai mata anggaran pengeluaran

e. Meneliti konsep surat-surat keputusan dalam rangka pelaksanaan pengadaan barang/jasa termasuk dokumen kontrak/perjanjian/SPK

f. Meneliti Konsep surat pengajuan permintaan atau penggantian uang persediaan g. Meneliti konsep surat permintaan pembayaran (SPP) dan menyiapkan surat

pengantar perintah pembayaran

(12)

7. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)

Mempunyai kewenangan dan Tugas Pekerjaan sebagai berikut: a. Menerima dan menyimpan UP

b. Melakukan pengujian dan pembayaran atas tagihan yang dananya bersumber dari UP

c. Melakukan pembayaran yang dananya bersumber dari UP berdasarkan perintah PPK

d. Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan

e. Melakukan pemotongan/pemungutan dari pembayaran yang dilakukannya atas kewajiban kepada negara

f. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara g. Menatausahakan transaksi UP

h. Menyelenggarakan pembukuan transaksi UP i. Mengelola rekening tempat penyimpanan UP

II. SUMBER DAYA MANUSIA

Jumlah Sumber Daya Manusia Biro Organisasi dan Kepegawaian Setjen Kementan mengalami perubahan setiap bulannya. hal ini disebabkan karena adanya pegawai yang mutasi, pensiun, dan diberhentikan. Per Akhir Tahun 2012 Total Pegawai Biro Organisasi dan Kepegawaian berjumlah 254 orang. Dari jumlah tersebut terdapat 90 orang pegawai yang dipekerjakan/ diperbantukan. Selama tahun 2013 jumlah pegawai Biro Organisasi dan Kepegawaian mengalami penurunan akibat tidak tersedianya formasi CPNS. Pada akhir tahun 2013 pegawai Biro Organisasi dan Kepegawaian yang ada berjumlah 246 orang dan terdapat 88 orang pegawai yang dipekerjakan/ diperbantukan. Jumlah Total pegawai mengalami penurunan sebesar 3.2% dari total jumlah pegawai pada tahun 2012. Rincian Pegawai Biro Organisasi dan Kepegawaian Tahun 2013 selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

No Unit Kerja

Jenis

Kelamin Golongan Tingkat Pendidikan

L P IV III II S2 S1 D3 SMA - SD

1 Bagian Organisasi 8 7 2 12 1 5 7 2 1

2

Bagian Tatalaksana dan Reformasi Birokrasi

16 10 3 20 3 3 15 4 4

3

Bagian

Perencanaan dan Pengembangan Pegawai

24 54 9 47 22 18 20 18 22

4 Bagian Mutasi 14 11 2 23 - 3 16 - 6

(13)

BAB III

PERENCANAAN KINERJA

Akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi suatu instansi pada dasarnya diukur dari seberapa besar rencana kinerja yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan tetap berorientasi pada outcome. Oleh karena itu ketersediaan Rencana Strategis (Renstra) dan Penetapan Kinerja (Perjanjian Kinerja) sebagai tolak ukur pengukuran dan penilaian kinerja mutlak adanya.

Rencana Strategis merupakan suatu bentuk perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun. Rencana Strategis Biro Organisasi dan Kepegawaian Tahun 2010 - 2014 ini merupakan pelaksanaan program yang diamanatkan dalam Rencana Strategis Seketariat Jenderal Tahun 2010 – 2014 dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul.

Rencana Strategis Biro Organisasi dan Kepegawaian disusun dengan berdasarkan pada tugas dan fungsi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010, Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan organisasi dan tatalaksana, serta pengelolaan kepegawaian.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Biro Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi dan penyempurnaan organisasi, dan pengembangan jabatan fungsional, serta pengembangan budaya kerja

b. Koordinasi dan penyempurnaan tatalaksana dan fasilitasi reformasi birokrasi c. Pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pegawai

d. Pelaksanaan mutasi pegawai Kementerian Pertanian, dan

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Organisasi dan Kepegawaian.

Dengan memperhatikan tugas dan fungsi tersebut di atas, maka ditetapkanlah visi, misi, tujuan, dan sasaran, sebagai berikut:

A.V I S I

Me jadi Age Pe baharu The De elop e t Age t dala e ujudka kelembagaan,

ketatalaksanaan dan sumberdaya manusia aparatur yang profesional, efektif, efisien, dan

a a ah .

B. M I S I

Sesuai visi tersebut di atas, dapat dirumuskan misi Biro Organisasi dan Kepegawaian:

1. Mewujudkan kelembagaan birokrasi pertanian dengan visi, misi, tugas pokok dan fungsi yang jelas, serta sesuai dengan beban tugasnya.

(14)

3. Membudayakan pelayanan yang prima kepada stakeholders (pelaku pembangunan pertanian).

4. Mewujdkan sumberdaya manusia aparatur pertanian yang professional, bersih dan berwibawa serta sejahtera.

5. Mengupayakan terciptanya tertib pelayanan administrasi kepegawaian. C. TUJUAN

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, maka tujuan jangka panjang Biro Organisasi dan Kepegawaian:

1. Mewujudkan organisasi birokrasi pertanian (Kementan, UPT Kementan, Dinas/Lembaga Teknis Daerah) yang proporsional.

2. Mewujudkan ketatalaksanaan (sistem, prosedur dan tata kerja) yang dapat mendukung pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan pertanian secara efetif dan efisien, tertib dan bebas dari praktek-praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, menuju terwujudnya kepemerintahan yang baik (good governance) di bidang pertanian.

3. Meningkatkan mutu pelayanan public di bidang pertanian (pelayanan prima kepada stakeholders).

4. meningkatkan kinerja dan akuntabilitas birokrasi pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

5. meningkatkan mutu penyelemggaraan otonomi daerah di bidang pertanian oleh Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya.

6. meningkatkan kualitas dan kesejahteraan sumberdaya manusia aparatur pertanian. 7. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kepegawaian.

D.SASARAN STRATEGIS

Berdasarkan tujuan tersebut diatas, sasaran strategis yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Terwujudnya organisasi birokrasi pertanian dengan visi, misi, tugas dan fungsi yang jelas dan dengan struktur yang proporsional dengan beban tugasnya.

2. Terwujudnya profesionalisme pegawai melalui pengembangan jabatan fungsional.

3. Terwujudnya pelayanan prima dalam penyelenggaraan pelayanan publik pada unit kerja pelayanan publik bidang pertanian, dan budaya kerja.

4. Terwujudnya sistem, prosedur dan tata kerja yang menjamin efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, serta reformasi birokrasi.

5. Meningkatnya kualitas perencanaan, pembinaan, pengembangan dan kesejahteraan pegawai.

6. Terwujudnya pelayanan prima dalam bidang administrasi kepegawaian (pengangkatan, kenaikan pangkat, pemberhentian, pensiun dan mutasi lainnya).

7. Meningkatnya kualitas pembinaan pegawai melalui organisasi kedinasan. E. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN

(15)

meliputi penetapan kebijaksanaan, yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk program operasional dan kegiatan, yang secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kebijakan

Dalam rangka pencapaian visi, misi serta tujuan dan sasaran, maka dengan memperhatikan kondisi sumberdaya yang dimiliki, arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka pembinaan aparatur pertanian adalah Kebijakan peningkatan kualitas kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM aparatur pertanian, dan pelayanan publik serta otonomi daerah bidang pertanian.

2. Strategi

Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tersebut di atas, dengan memperhatikan sumberdaya organisasi dan kondisi lingkungan strategis yang terjadi, telah ditetapkan cara (strategi) pencapaian tujuan dan sasaran yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk program dan kegiatan. Strategi yang ditempuh Biro Organisasi dan Kepegawaian dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yakni dari tahun 2010 – 2014 sebagai berikut:

a. Stream lining organisasi melalui penajaman visi, misi, tugas pokok dan fungsi guna

memperoleh bentuk organisasi birokrasi yang profesional sesuai dengan beban tugasnya.

b. Penyempurnaan ketatalaksanaan (sistem, prosedur dan tata kerja) agar tercapai koordinasi dan sinkronisasi yang setepat-tepatnya antar unit kerja lingkup Deptan dan dengan instansi terkait.

c. Peningkatan profesionalisme sumberdaya manusia aparatur pertanian melalui pengembangan jabatan fungsional dan penyelenggaraan pendidikan dan latihan. d. Meletakkan landasan yang kokoh bagi terselenggaranya otonomi daerah di bidang

pertanian secara efektif dan efisien.

e. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang mutakhir dalam penyelenggaraan administrasi dan manajemen pembangunan pertanian.

f. Penyelenggaraan pengurusan administrasi kepegawaian secara lebih terkoordinasi antara instansi terkait (administrasi satu atap).

3. Kegiatan

(16)

Sesuai dengan Renstra Biro Organisasi dan Kepegawaian Tahun 2010 - 2014 terdapat 7 Output Strategis dan 4 Output Fasilitasi, yaitu:

No Daftar Output Target Output Strategis

1 Penataan Kelembagaan 4 Dokumen

2 Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja

6 Laporan

3 Ketatalaksanaan 4 Dokumen

4 Reformasi Birokrasi 4 Dokumen

5 Perencanaan, Pengembangan, dan Kesejahteraan Pegawai

19 Laporan

6 Peningkatan Pelayanan Mutasi, Pensiun, dan Pemberhentian Pegawai

9 Dokumen 7 Pembinaan SDM Aparatur Pertanian Melalui

Organisasi Kedinasan

1 Laporan

Output Fasilitasi

1 Perencanaan dan Pengelolaan Pegawai 5 Dokumen 2 Kegiatan dan Pembinaan 7 Laporan

3 Layanan Perkantoran 12 Bulan Layanan 4 Pengadaan Belanja Modal Disesuaikan

(17)

BAB IV

CAPAIAN KINERJA

A. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

Beberapa kegiatan pada tahun ini pada dasarnya merupakan kelanjutan dari kegiatan – kegiatan strategis tahun 2012 dengan fokus kegiatan pada Penyusunan Penilaian Prestasi Kerja PNS, Koordinasi dan Peningkatan Pelayanan Prima di Bidang Kepegawaian, dan Fasilitasi di Bidang Reformasi Birokrasi selain itu juga melaksanakan beberapa kegiatan sebagai tindak lanjut dari terbitnya peraturan – peraturan baru atau peraturan perubahan yang berkaitan dengan Organisasi, Tatalaksana, dan Kepegawaian pada tahun sebelumnya.

Biro Organisasi dan Kepegawaian pada tahun 2013 telah melaksanakan 61 kegiatan (Sub Output) yang terbagi dalam 4 (Empat) Unit Kerja Eselon III dan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kementerian Pertanian sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang dijalankan. Seluruh target kinerja yang telah ditetapkan pada awal tahun, dapat tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan. Capaian Kinerja selama Tahun 2013 dapat dirinci berdasarkan tugas pokok fungsi per unit kerja Biro Organisasi dan Kepegawaian yang ada seperti dibawah ini:

Bagian Organisasi

Bagian Organisasi merupakan unit kerja Biro Organisasi dan Kepegawaian yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan penyiapan penyempurnaan organisasi, pengembangan jabatan fungsional, dan budaya kerja. terdapat 3 (Tiga) Sub Bagian yaitu; 1) Sub Bagian Evaluasi Organisasi, 2) Sub Bagian Jabatan Fungsional, 3) Sub Bagian Budaya Kerja. Sesuai dengan Rencana Strategis Biro Organisasi dan Kepegawaian Tahun 2010 – 2014, Bagian Organisasi memiliki 2 (Dua) Output Strategis yaitu 1) Dokumen Penataan Kelembagaan, dan 2) Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja. Hasil Capaian Kinerja masing – masing output dapat dirinci sebagai berikut:

I. Dokumen Penataan Kelembagaan

1. Penataan Organisasi KementerianPertanian

(18)

organisasi di Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pertanian (Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertanian telah menyatakan kesiapan untuk di audit).

Berdasarkan hal tersebut, dibentuk Tim Pengkajian Organisasi Kementerian Pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 603/Kpts/OT.160/2/2013 tanggal 7 Pebruari 2013. Menteri PAN dan RB telah berkirim surat kepada Menteri Pertanian melalui surat Nomor B/548/M.PAN-RB/2/2013 tanggal 27 Pebruari 2013 yang berisi antara lain agar Kementerian Pertanian segera melakukan audit/evaluasi organisasi. Kementerian PAN dan RB telah menyediakan konsultan dari PT. Sinergi Consulting sebagai pelaksana audit/evaluasi dan telah diinformasikan kepada Menteri Pertanian melalui surat Nomor B/700/M.PAN-RB/3/2013 tanggal 11 Maret 2013 perihal Penataan Organisasi Kementerian Pertanian.

Proses penataan Kelembagaan Pusat yang telah dilakukan sebagai berikut:

1) Hasil audit/evaluasi Organisasi oleh PT. Sinergi Consulting, telah disampaikan kepada Sekretaris Jenderal pada tanggal 24 Desember 2013. Ada 3 (tiga) alternatif yang diusulkan, Kementerian Pertanian dapat melakukan pendalaman lebih lanjut bersama Tim Pengkajian Organisasi.

2) Penataan Organisasi Sekretariat Jenderal:

a. Tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Pasal 14 mengamanatkan setiap K/L wajib membentuk Unit Layanan Pengadaan (ULP), sehingga perlu dibentuk Bagian Layanan Pengadaan pada Biro Umum;

b. Sebagai pelaksanaan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 32 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa Perlindungan Varietas Tanaman dan Angka Kreditnya, telah dilakukan evaluasi organisasi Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian. Unit kerja eselon IV yang memiliki tugas sama dengan tugas pejabat fungsional pemeriksa PVT agar tidak overlaping dirampingkan, sehingga pejabat fungsional sebagai pelaksanaan tugas pokok lebih berperan.

3) Pembentukan Badan Ketahanan Pangan Nasional

Sebagai pelaksanaan ketentuan dalam Pasal 129 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan perlu dibentuk lembaga pemerintah non-kementerian yang menangani bidang pangan. Permohonan ijin penyusunan Perpres telah disampaikan kepada Sekretaris Kabinet melalui surat Menteri Pertanian nomor 273/HK.310/M/9/2013 tanggal 16 September 2013, dan telah memperoleh persetujuan dari Sekretaris Kabinet melalui surat Nomor B.432/Seskab/XI/2013 tanggal 21 November 2013 perihal Persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden mengenai pembentukan kelembagaan pangan. Untuk itu telah disusun dan dibahas Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Badan Ketahanan Pangan Nasional.

(19)

2. Penataan Kelembagaan Unit Pelaksana Teknis (UPT)

1) Penataan Organisasi UPT Lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Penataan dilakukan pada 20 (dua puluh) UPT dan ditetapkan dalam 10 (sepuluh) Peraturan Menteri Pertanian (Permentan), terdiri atas:

 Permentan Nomor: 52/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Denpasar

 Permentan Nomor: 53/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (berlokasi di Gunung Sindur, Bogor)

 Permentan Nomor: 54/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Veteriner (berlokasi di Wates-DIY; Maros-Sulawesi Selatan; dan Denpasar-Bali)

 Permentan Nomor: 55/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden

 Permentan Nomor: 56/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (berlokasi di Indrapuri-Aceh; Siborong-borong-Sumatera Utara; Padang Mangatas- Sumatera Barat; Sembawa-Sumatera Selatan; dan Pelaihari-Kalimantan Selatan)

 Permentan Nomor: 57/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Embrio Ternak (berlokasi di Cipelang-Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 58/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Inseminasi Buatan (berlokasi di Lembang-Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 59/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (berlokasi di Bekasi-Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 60/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (berlokasi di Bogor-Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 61/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Veteriner (berlokasi di Medan-Sumatera Utara; Bukittinggi-Sumatera Barat; Lampung; Banjarbaru- Kalimantan Selatan, dan Subang- Jawa Barat)

2) Penataan Organisasi UPT Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Penataan dilakukan pada 50 (lima puluh) UPT Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, ditetapkan dalam 20 (dua puluh) Peraturan Menteri Pertanian, terdiri atas:

 Permentan Nomor: 20/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian; Lokasi

 BPTP Aceh, di Banda Aceh;

 BPTP Sumatra Utara, di Medan;

 BPTP Sumatra Barat, di Kab.Solok

 BPTP Bengkulu, di Bengkulu;

 BPTP Riau, di Pekanbaru

 BPTP Jambi, di Kab. Muaro Jambi

 BPTP Sumatera Selatan, di Palembang;

 BPTP Nusa Tenggara Timur, di Kab.Kupang;BPTP Sulawesi Utara, di Kab. Minahasa;

 BPTP Sulawesi tengah, di Kab. Donggala;

 BPTP Sulawesi Selatan, di Makasar;

(20)

 BPTP Lampung, di Bandar Lampung;

 BPTP Jawa Barat, di Kab. Bandung;

 BPTP Jakarta, di Jakarta Selatan;

 BPTP Jawa Tengah, di Kab.Semarang;

 BPTP Yogyakarta, di Kab. Sleman;

 BPTP Jawa Timur, di Kab. Malang;

 BPTP Bali, di Denpasar;

 BPTP Nusa Tenggara Barat, di Kab. Lombok Barat;

 BPTP Papua, di Kab Jayapura;

 BPTP Banten, di Kab. Serang;

 BPTP Kepulauan. Bangka Belitung, di Pangkalpinang;

 BPTP Gorontalo, di Kab. Bone Bolango;

 BPTP Maluku Utara, di Sofifi;

 BPTP Papua Barat, di Kab. Manokwari.

 Permentan Nomor: 21/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran (berlokasi di Lembang - Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 22/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 23/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (berlokasi di Malang – Jawa Timur)

 Permentan Nomor: 24/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Tanaman Serealia (berlokasi di Maros-Sulawesi Selatan)

 Permentan Nomor: 25/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (berlokasi di Banjarbaru-Kalimantan Selatan)

 Permentan Nomor: 26/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Tanah (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 27/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (berlokasi di Jaken, Pati–Jawa Tengah)

 Permentan Nomor: 28/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Ternak (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 29/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 30/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (berlokasi di Tlekung, Batu –Jawa Timur)

(21)

 Permentan Nomor: 32/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (berlokasi di Solok –Sumatera Barat)

 Permentan Nomor: 33/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 34/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian Veteriner (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 35/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (berlokasi di Sukamandi, Subang–Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 36/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 37/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 38/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (berlokasi di Situgadung, Tangerang Selatan – Banten)

 Permentan Nomor: 39/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)

3) Penataan Organisasi UPT Lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP). Penataan dilakukan pada 13 (tiga belas) UPT Lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian dan ditetapkan dalam 11 (sebelas) Peraturan Menteri Pertanian (Permentan), terdiri atas:

 Permentan No. 100/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (berlokasi di Ciawi, Bogor –Jawa Barat)

 Permentan No. 101/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Pertanian (berlokasi di Lembang – Jawa Barat)

 Permentan No. 102/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang (berlokasi di Kupang –NTT)

 Permentan No. 103/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan (berlokasi di Malang - Jawa Timur)

 Permentan No. 104/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang (berlokasi di Binuang – Kalimantan Selatan)

(22)

 Permentan No. 106/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku (berlokasi di Gowa-Sulawesi Selatan)

 Permentan No. 107/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara (berlokasi di Bogor-Jawa Barat)

 Permentan No. 108/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelatihan Pertanian Jambi (berlokasi di Jambi Luar Kota-Jambi)

 Permentan No. 109/Permentan/Ot.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelatihan Pertanian LampunG

 Permentan No. 110/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (berlokasi di Sembawa-Sumatera Selatan; Banjarbaru-Kalimantan Selatan; Kupang-NTT)

3. Forum Komunikasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kementerian Pertanian

Dilaksanakan di Hotel Horison, Bekasi pada tanggal 11 – 13 September 2013, dengan

Te a E aluasi I ple e tasi Refor asi Birokrasi Ke e teria Perta ia . Peserta

yang hadir sebanyak 160 orang terdiri atas 135 orang dari UPT dan 25 orang dari unit kerja eselon I lingkup Kementerian Pertanian.

Narasumber yang hadir sebagai berikut:

a. Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan materi Pemimpin yang berintegritas (Faktor Utama Bagi Keberhasilan Reformasi Birokrasi)

b. Sekretaris Jenderal, Kementerian Pertanian

c. Dr. Ir. Hasim DEA (Staf Khusus Bidang Efisiensi Pembangunan Pertanian) d. Kepala Biro Perencanaan

e. Kepala Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor-Jawa Barat

f. Kepala Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Cimanggis-Depok, Jawa Barat

g. Kepala Bagian Lingkup Biro Organisasi dan Kepegawaian

Selain itu, untuk mengenalkan kinerja UPT kepada para peserta dilakukan kunjung ke Balai Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor-Jawa Barat, dan Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Cimanggis-Depok, Jawa Barat merupakan unit kerja pelayanan publik yang telah mendapatkan penghargaan. Melalui Forum Koordinasi UPT diharapkan dapat terwujud budaya organisasi UPT Kementerian Pertanian yang kuat untuk mencapai visi, misi Kementerian Pertanian.

4. Peningkatan Efektifitas Kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Bidang Pertanian.

(23)

b. Rancangan Perpres Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan dalam tahap persetujuan, setelah diparaf oleh 3 (tiga) Sekretaris Jenderal Kementerian terkait, surat ini oleh Kementerian Hukum dan Ham telah disampaikan kepada Kementerian Hukum dan Ham untuk diharminisasi sebelum memperoleh penetapan Presiden

II. Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik dan Budaya Kerja

1. Penyusunan Pedoman/ Juklak/ Juknis Jabatan Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Pertanian

Proses penyempurnaan dan pengembangan pedoman jabatan fungsional melibatkan unsur teknis internal Kementerian Pertanian, unsur dari Kementerian PAN dan RB, serta unsur Badan Kepegawaian Negara. Hasil penyusunan pedoman/juklak/juknis pada tahun 2013 sebagai berikut:

1) Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2013 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian, Pengendali OPT, Pengawas Benih Tanaman, Pengawas Bibit Ternak, Medik Veteriner, Paramedik Veteriner dan Pengawas Mutu Pakan

2) Peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Kepala BKN Nomor 17/Permentan/OT.140/3/2013 dan Nomor 11 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Angka Kreditnya.

3) Peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Kepala BKN Nomor 18/Permentan/OT.140/3/2013 dan Nomor 12 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner dan Angka Kreditnya.

4) Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 49/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Analis Pasar Hasil Pertanian dan Angka Kreditnya.

5) Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 71/Permentan/OT.140/7/2013 tentang Pedoman Uji Kompetensi Bagi Pejabat Fungsional Pengawas Bibit Ternak.

6) Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 4480/Kpts/KP.460/7/2013 tentang Penetapan Daerah Khusus Pada Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Karantina Pertanian.

7) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 22 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Pakan dan Angka Kreditnya.

8) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 32 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa Perlindungan Varietas Tanaman.

(24)

10)Peraturan Kepala BKN Nomor K.26-30/V.152-2/08 tanggal 17 September 2013. tentang Perpanjangan Inpassing bagi pejabat fungsional Analis Pasar Hasil Pertanian 11)Peraturan Menteri Pertanian Nomor 112/Permentan/OT.140/10/2013 tentang

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Medik Veteriner.

12)Peraturan Menteri Pertanian Nomor 111/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner.

13)Peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Kepala BKN Nomor 114/Permentan/OT.140/11/2013 Nomor 28 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan jabatan fungsional Pengawas Mutu Pakan dan Angka Kreditnya.

14)Naskah Akademik Jabatan Fungsional Analis Ketahanan Pangan, telah disampaikan melalui surat Menteri Pertanian Nomor 380/KP.460/M/12/2013 kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada tanggal 16 Desember 2013.

15)Rancangan Naskah Akademik Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian. 16)Rancangan Peraturan Presiden tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Analis Pasar

Hasil Pertanian dalam proses penetapan oleh Presiden. Menteri Pertanian telah membubuhkan paraf pada Rancangan Perpres, sesuai amanat surat pengantar dari Sekretaris Kabinet Nomor B.407/Seskab/XI/2013.

17)FES (Factor Evaluation System) jabatan fungsional Pemeriksa Perlindungan Varietas Tanaman (Pemeriksa PVT) sebagai bahan pengusulan tunjangan jabatan fungsional Pemeriksa PVT, telah disampaikan pada tanggal 8 Nopember 2013 melalui surat Menteri Pertanian Nomor 338/KP.460/M/11/2013 kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

18)Rancangan Peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Kepala BKN tentang Ketentuan Pelaksanaan jabatan fungsional Pemeriksa PVT dan Angka Kreditnya, dalam proses penandatanganan surat pengantar Menteri Pertanian kepada Kepala BKN.

Selain penyempurnaan pedoman jabatan fungsional, saat ini sedang dilaksanakan proses pengembangan jabatan fungsional. Pengembangan tersebut merupakan upaya penyusunan jabatan fungsional baru, yang akan dimanfaatkan sebagai wadah pengembangan karier PNS pada bidang tertentu sebagai pelaksanaan tugas sektor pertanian. Pengembangan jabatan fungsional saat ini difokuskan pada bidang analisis ketahanan pangan yang akan disusun menjadi Jabatan Fungsional Analis Ketahanan Pangan.

Jabatan Fungsional yang masih dalam masa inpassing sampai dengan 30 Juni 2014 (perpanjangan inpassing sesuai surat Kepala BKN Nomor K.26-30/V.152-2/08 tanggal 17 September 2013) adalah Analis Pasar Hasil Pertanian, yang dalam waktu dekat akan memperoleh penetapan tunjangan jabatannya melalui Peraturan Presiden.

2. Evaluasi Penilaian DUPAK Jabatan Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Pertanian

(25)

sekretariat tim penilai semakin berat. Adanya perbedaan persepsi dalam memaknai butir kegiatan mengakibatkan angka kredit yang diusulkan tidak sesuai dengan HAPAK/PAK yang keluar. Untuk mengatasi hal tersebut serta mengantisipasi berkembangnya dinamika dalam pelaksanaan jabatan fungsional maka perlu adanya persamaan persepsi diantara tim penilai dan sekretariat tim penilai.

Kegiatan ini dilaksanakan di Bogor pada tanggal 27 Pebruari s/d 1 Maret 2013 dan dihadiri oleh 131 (seratus tigapuluh satu) peserta yang terdiri atas anggota Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai Kementerian Pertanian dari 9 (sembilan) jenis jabatan fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian, yang terdiri atas : Penyuluh Pertanian; Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan; Pengawas Benih Tanaman; Pengawas Bibit Ternak; Medik Veteriner; Para Medik Veteriner; Pengawas Mutu Pakan; Pengawas Mutu Hasil Pertanian; dan Analis Pasar Hasil Pertanian.

3. Sosialisasi Peraturan Jabatan Fungsional Rumpun Ilmu Hayat

Pada tanggal 25 sampai dengan 27 Maret 2013 di Hotel Salak Jl.Ir. H. Juanda No. 8 Bogor dilaksanakan Sosialisasi Analis Pasar Hasil Pertanian pada. Kegiatan tersebut merupakan upaya yang wajib dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian sebagai instansi pembina, untuk memenuhi amanat Pasal 5 Peraturan Menpan dan RB Nomor 6 Tahun 2012. Sosialisasi diikuti oleh calon pejabat fungsional Analis Pasar Hasil Pertanian, pejabat pengelola kepegawaian dinas pertanian/ perkebunan/peternakan, dan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi, serta Biro Organisasi dan Kepegawaian Kementerian Pertanian dengan peserta sebanyak 140 (seratus empat puluh). Sosialisasi tersebut untuk mempersiapkan para pemangku kepentingan dalam menghadapi proses inpassing yang akan berlangsung sampai dengan 30 Juni 2014.

4. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang Pertanian.

a. Penyusunan Permentan Juklak/Juknis Pelayanan Publik

Pada tahun 2013 telah disusun Permentan terkait pelayanan publik, terdiri atas:

 Permentan Nomor 77/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pengelolaan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Pertanian

 Permentan Nomor 78/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pengukuran Indek Kepuasan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Pertanian

b. Bimbingan Teknis Standar Pelayanan

Bimbingan teknis penyusunan standar pelayanan dan sosialisasi di lingkungan Kementerian Pertanian tahun 2013 dilakukan di Hotel Permata Bogor tanggal 9 Desember 2013 dengan materi sebagai berikut:

 Permentan Nomor 78/Permentan/OT.140/12/2012 tentang Pedoman dan Penetapan Standar Pelayanan Publik Kementerian Pertanian

 Permentan Nomor 77/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pengelolaan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Pertanian

(26)

c. Evaluasi dan Penilaian Ekspose Kualitas UKPP Berprestasi di Bidang Pertanian

 Rekap Kelengkapan Dokumen. Pada tahun 2013, 13 (tiga belas) Provinsi mengusulkan sebanyak 55 (lima puluh lima) UPTD sebagai UKPP berprestasi di bidang pertanian. Setelah dilakukan penilaian kelengkapan dokumen yang memenuhi syarat 54 (lima puluh empat) UPTD.

 Observasi Lapangan dan Verifikasi Penilaian UKPP Berprestasi di Bidang Pertanian. Verifikasi penilaian dilakukan Tim Penilai selesai pada tanggal 18 Oktober 2013 dengan melakukan kunjungan ke kantor UKPP berprestasi di bidang pertanian. 54 (lima puluh empat) UPTD berprestasi di bidang pertanian yang di observasi lapangan, sebagai berikut:

- Bidang perbenihan sebanyak 10 (sepuluh) UPTD

- Bidang penyuluhan sebanyak 10 (sepuluh) UPTD

- Bidang Keswan dan Kesmavet sebanyak 24 (dua puluh dua) UPTD

- Bidang pendidikan dan pelatihan sebanyak 5 (lima) UPTD, dan

- Bidang perlindungan sebanyak 5 (lima) UPTD

d. Ekspose Kualitas UKPP Berprestasi. Dari 54 (lima puluh empat) UPTD yang telah di observasi lapangan hanya 36 (tiga puluh enam) UPTD yang memenuhi syarat untuk mengikuti ekspose, terdiri atas:

1) Provinsi Aceh 3 UPTD 2) Provinsi Sumatera Utara 1 UPTD 3) Provinsi Sumatera Barat 3 UPTD 4) Provinsi Sumatera Selatan 2 UPTD 5) Provinsi Bengkulu 3 UPTD 6) Provinsi Lampung 3 UPTD 7) Provinsi Jawa Barat 4 UPTD 8) Provinsi Jawa Tengah 3 UPTD 9) Provinsi Jawa Timur 5 UPTD 10) Provinsi DI Yogyakarta 3 UPTD 11) Provinsi NTB 2 UPTD 12) Provinsi Sulawesi Tengah 2 UPTD 13) Provinsi Sulawesi Tenggara 2 UPTD

Ekspose UKPP berprestasi di bidang pertanian dilakukan di hadapan Tim Penilai Kementerian Pertanian yang terdiri dari perwakilan 12 (dua belas) eselon I Kementerian Pertanian yang hadir berjumlah 22 (dua puluh dua) orang. Materi ekspose berupa pemaparan profil, kinerja, dan hasil produksi UKPP berprestasi di bidang pertanian. Ekspose dilaksanakan pada tanggal 29 s.d. 31 Oktober 2013 di Hotel Topas Galeria Bandung.

e. Pemberian Penghargaan Abdibaktitani

(27)

dasar Gedung Pusat I for asi Agri is is hari Ju ’at, ta ggal 9 Dese er kepada:

1) 4 (empat) UPTD Berprestasi Percontohan memperoleh Piala Abdibaktitani dan hadiah uang senilai Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)

2) 20 (dua puluh) UPTD Berprestasi Utama memperoleh Plakat Abdibaktitani dan hadiah uang senilai Rp. 7.500.000,- (tujuh juta lima ratus rupiah)

3) 7 (tujuh) UPTD Berprestasi Madya memperoleh Piagam Abdibaktitani dan hadiah uang senilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)

f. Fasilitasi persiapan dokumen penilaian Citra Pelayanan Prima, dan Pemeringkatan Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik Tingkat Kementerian/Lembaga Tahun 2013 oleh Kementerian PAN dan RB. Dalam kegiatan ini Kementerian Pertanian mengusulkan:

1) Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan, Malang

2) Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Tlekung, Batu, Malang 3) Balai Besar Karantina Pertanian, Surabaya

4) Bagian Pengelolaan Informasi Publik, Biro Hukum dan Informasi Publik sebagai unit kerja yang wajib dinilai

g. Monitoring dan Evaluasi Sistem Manajemen Mutu

Unit pelayanan yang telah mendapat Sertifikat ISO 9001-2008 sebanyak 116 UPT dari 161 UPT Kementerian Pertanian. Pada tahun 2013 ini 15 UPT yang telah melakukan ISO 9001-2008 dikunjungi sebagai uji petik terhadap hasil audit internal dan eksternal sistem manajemen mutu. Hasil kunjungan bahwa evaluasi kepuasan pelanggan disimpulkan 75 % belum efektif. Dalam penerapannya perlu ditingkatkan komitmen semua anggota organisasi, terutama dari pimpinan.

5. Peningkatan Kualitas Budaya Kerja Kementerian Pertanian

Pada tahun 2013 ini telah dilakukan pengukuran kualitas budaya kerja aparatur melalui survey IPNBK Lingkup Kementerian pertanian dengan hasil sebagai berikut:

a. Penyusunan Permentan Juklak/Juknis Budaya Kerja

Pada tahun 2013 telah disusun Permentan Nomor 69/Permentan/ OT.140/6/2013 tentang Pedoman Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya kerja di Lingkungan Kementerian Pertanian, untuk mengevaluasi penerapan nilai-nilai dan makna bekerja di lingkungan Kementerian Pertanian.

b. Workshop Budaya Kerja Kementerian Pertanian

Workshop bertempat di Hotel Permata Bogor pada tanggal 3 s.d. 4 Desember 2013 diikuti oleh Tim penyusun IPNBK dari tiap eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan Tim penyusun IPNBK eselon II lingkup Sekretariat Jenderal dengan hasil penyusunan sebagai berikut:

 Hasil penyusunan IPNBK lingkup Sekretariat Jenderal

(28)

 Hasil Penyusunan IPNBK lingkup Kementan

Kementerian Pertanian pada tahun 2013 telah melakukan pengukuran IPNBK dengan menyebarkan kuesioner kepada 19.811 (sembilan belas ribu delapan ratus sebelas) orang pegawai dan yang mengembalikan kuesioner sebagai responden sebanyak 17.237 (tujuh belas ribu dua ratus tiga puluh tujuh) orang pegawai dari 12 (duabelas) eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Pelaksanaan pengukuran IPNBK lingkup Kementerian Pertanian Tahun 2013 menggunakan metode survei dengan capaian responden 87,01%, dengan menggunakan kuesioner yang mengacu kepada indikator budaya kerja Kementerian Pertanian berjumlah sebanyak 32 (tiga puluh dua) indikator dan 5 (lima) komponen budaya kerja. Tahun 2013 Kementerian Pertanian memperoleh indeks 3,234 dan nilai konversi budaya kerja 80,85 dalam kualifikasi kualitas budaya kerja Baik.

 Penerapan nilai-nilai dan makna bekerja lingkup Kementan

Dalam Workshop Budaya Kerja ini diberikan motivasi mengenai nilai-nilai dan makna bekerja Kementerian Pertanian oleh Motivator Agus Bintoro dari Sekretariat Negara.

Bagian Tatalaksana dan Reformasi Birokrasi

Bagian Tatalaksana dan Reformasi Birokrasi merupakan unit kerja Biro Organisasi dan Kepegawaian yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan penyiapan penyempurnaan Tatalaksana, Fasilitasi Reformasi Birokrasi, dan Fasilitasi Kerumahtanggaan dan Ketatausahaan. terdapat 3 (Tiga) Sub Bagian yaitu; 1) Sub Bagian Tatalaksana, 2) Sub Bagian Fasilitasi Reformasi Birokrasi, 3) Sub Bagian Tata Usaha. Sesuai dengan Rencana Strategis Biro Organisasi dan Kepegawaian Tahun 2010 – 2014, Bagian Tatalaksana dan Reformasi Birokrasi memiliki 2 (Dua) Output Strategis yaitu 1) Dokumen Ketatalaksanaan, dan 2) Dokumen Reformasi Birokrasi. Selain itu terdapat 4 (Empat) Output Fasilitasi Kerumahtanggaan dan Ketatausahaan yaitu 1) Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran, 2) Laporan Kegiatan dan Pembinaan, 3) Layanan Perkantoran, 4) Pengadaan Belanja Modal. Hasil Capaian Kinerja masing – masing output dapat dirinci sebagai berikut:

I. Dokumen Ketatalaksanaan

1. Penyusunan dan Penyempurnaan Sistem, Prosedur, dan Tata Hubungan Kerja

(29)

a. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 4391/KPTS/OT.140/6/2013 Tentang Pakaian Seragam dan Kartu Tanda Pengenal Pegawai di Lingkungan Kemeterian Pertanian.

b. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 4668/KPTS/OT.160/9/2013 Tentang Singkatan dan Akronim Unit Kerja Di Lingkungan Kementerian Pertanian.

2. Pembinaan, Evaluasi dan Pengembangan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Perubahan Tatalaksana merupakan salah satu dari delapan area perubahan utama dalam Reformasi Birokrasi sistem manajemen Pemerintahan. Perubahan ketatalaksanaan sebagaimana dimaksud, pada hakekatnya diarahkan untuk melakukan penataan tatalaksana instansi pemerintah yang efektif dan efisien. Salah satu upaya penataan tatalaksana diwujudkan dalam bentuk penyusunan dan implementasi Standar Opereasional Prosedur Administrasi Pemerintahan.

Sebagai hasil dari pelaksanaan kegiatan Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Standar Operasional Prosedur Tahun Anggaran 2013 adalah:

a. Workshop Penyusunan SOP lingkup Kemeterian Pertanian sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012.

b. Penyusunan SOP Generik Biro dan Pusat lingkup Sekretariat Jenderal

c. Sosialisasi dan bimibngan teknis penyusunan SOP Administrasi Pemerintahan pada UPT Lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.

3. Fasilitasi Penyusunan NSPK dan Tata Hubungan Kerja.

Kegiatan ini bertujuan memfasilitasi unit kerja eselon I lingkup Kementerian Pertanian dalam menyusun Peraturan Menteri Pertanian yang akan dijadikan acuan bagi Pemerintahan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan Urusan Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintahan Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota.

Tahun anggaran 2013 sebagai output dari kegiatan ini adalah:

a. Inventarisasi permasalahan pelaksanaan urusan bidang pertanian dan ketahanan pangan dalam rangka rapat dengar pendapat dengan DPR RI.

b. Penyusunan rancangan urusan bidang pertanian dan ketahan pangan dalam rangka revisi Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

4. Desiminasi Pelaksanaan Peningkatan Capacity Building

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka penyebarluasan informasi tentang organisasi dan kepegawaian kepada masyarakat luas maupun unit kerja dilingkungan Kementerian Pertanian. Sebagai hasil pelaksanaan Kegiatan Desiminasi Peningkatan Capacity Building Tahun Anggaran 2013 adalah:

(30)

b. Terbitnya bulletin Informasi Organisasi dan Kepegawaian Edisi II periode April s.d Juni 2013.

c. Terbitnya bulletin Informasi Organisasi dan Kepegawaian Edisi III periode Juli s.d September 2013.

d. Terbitnya bulletin Informasi Organisasi dan Kepegawaian Edisi IV periode Oktober s.d Desember 2013.

II. Laporan Reformasi Birokrasi

1. Sosialisasi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 68 Tahun 2012

Dalam rangka memberikan pemahaman yang sama dan menjawab permasalahan-permasalahan terkait pembayaran tunjangan kinerja, pada hari Selasa (22/01/2013) bertempat di hotel royal, Bogor, Biro Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan sosialisasi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 68 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Pertanian. Acara ini dihadiri oleh 120 (seratus dua puluh) orang peserta, terdiri dari Sekretaris Dewan Pengurus KORPRI Kementerian Pertanian, Pejabat Eselon III dan IV yang menangani fungsi Organisasi dan Kepegawaian di lingkungan Kementerian Pertanian, Pejabat Eselon III dan IV yang menangani fungsi ketatausahaan lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, serta Pejabat Eselon III dan IV lingkup Biro Organisasi dan Kepegawaian.

Beberapa hal yang berkembang dan disepakati untuk dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja pada sosialisasi ini antara lain:

a. Biro Organisasi dan Kepegawaian mengkoordinasikan dan memfasilitasi evaluasi pelaksanaan pemberian tunjangan kinerja pegawai Kementerian Pertanian.

b. Mekanisme pelaporan permasalahan tunjangan kinerja disampaikan kepada pimpinan unit kerja masing-masing untuk dikompilasi dan selanjutnya disampaikan ke Biro Organisasi dan Kepegawaian.

c. Inventarisasi kembali kelas jabatan, nomenklatur jabatan fungsional umum maupun tertentu pada masing-masing unit kerja sesuai kebutuhan sebagai bahan evaluasi jabatan.

d. Dalam rangka efektivitas pembayaran tunjangan kinerja bagi pegawai lingkup Kementerian Pertanian, maka pengelola absen masing-masing unit kerja melaporkan setiap minggu rekapitulasi absen kepada pimpinan unit kerjanya, sehingga memudahkan pimpinan melaksanakan pembinaan dan pengawasan. e. Pimpinan masing-masing unit kerja harus mengawasi kinerja setiap pegawainya

(dicatat) setelah melaksanakan absensi masuk sampai dengan absensi pulang, karena kinerja pegawai merupakan tanggung jawab secara berjenjang.

f. Dalam memberikan ijin, pimpinan masing-masing unit kerja harus selektif dengan mengacu kepada PP 53 Tahun 2010 dan Permentan 68 Tahun 2012.

(31)

h. Penataan manajemen: menata kembali distribusi pegawai (mutasi), dengan memastikan kembali unit kerja yang melepas pegawainya dan diyakini unit kerja yang menerima membutuhkan sesuai dengan kompetensi pegawai yang bersangkutan. Pimpinan unit kerja memberikan keterbukaan promosi bagi staf yang berprestasi tidak hanya di promosikan di lingkungan unit kerjanya.

2. Penyusunan Daftar Inventarisasi Masalah Terkait Pembayaran Tunjangan Kinerja

Sehubungan dengan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh unit kerja Eselon I dalam pembayaran tunjangan kinerja pegawai sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 68 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Pertanian, untuk mengatur lebih rinci dan menyamakan persepsi pelaksanaan peraturan menteri dimaksud telah disusun Daftar Inventarisasi Permasalahan Terkait Peraturan Menteri Pertanian Nomor 68 Tahun 2012 yang merupakan hasil pembahasan dengan eselon I. Secara umum, Daftar Inventarisasi Permasalahan dari unit kerja Eselon I yang disampaikan kepada Biro Organisasi dan Kepegawaian berjumlah 101 pertanyaan/masukan. Setelah diteliti dan dikelompokkan terdapat 75 pertanyaan/masukan, yang terdiri atas:

a. Tugas Belajar berjumlah 6 pertanyaan/masukan b. Izin dan Cuti berjumlah 18 pertanyaan/masukan c. Jabatan Fungsional berjumlah 7 pertanyaan/masukan d. Absensi berjumlah 26 pertanyaan/masukan, dan

e. Lain-lain (Perhitungan Kinerja, SKP, Evaluasi Jabatan,dsb) berjumlah 18 pertanyaan/masukan

3. Rekonsiliasi Data Pemangku Jabatan di Lingkungan Kementerian Pertanian

Sebagai tindaklanjut pelaksanaan reformasi birokrasi, dan tertib administrasi penetapan pemangku jabatan serta pembayaran tunjangan kinerja di lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2013, telah ditetapkan Mekanisme Perubahan Data Pemangku Jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian melalui Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor 914/KP.020/A/03/2013 yang memuat ketentuan sebagai berikut:

a. Unit kerja Eselon I di lingkungan Kementerian Pertanian agar tidak melakukan perubahan terhadap data pemangku jabatan yang telah ditetapkan kecuali terhadap pegawai yang pensiun, meninggal dunia, mutasi ke unit kerja lain, penggantian pejabat pengelola keuangan (Bendahara, PUMK, dan PPK) dan Pejabat Pengadaan Barang/Jasa pada ULP.

b. Melakukan rekonsiliasi/penyesuaian data pemangku jabatan apabila terjadi perubahan data pemangku jabatan dengan Sekretariat Jenderal Cq. Biro Organisasi dan Kepegawaian sebagai dasar perhitungan/pemberian tunjangan kinerja. Perubahan data pemangku jabatan dapat diusulkan sepanjang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(32)

 Untuk jabatan fungsional tertentu, dengan melampirkan surat keputusan pengangkatan pertama dalam jabatan fungsional dan/atau kenaikan jenjang jabatan fungsional yang diusulkan

 Untuk jabatan fungsional umum, dengan melampirkan Peta Jabatan, hasil Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK) yang ditandatangani oleh Pimpinan Unit Kerja Eselon II/UPT

c. Mekanisme pengusulan perubahan data pemangku jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian sebagai berikut:

 Unit Kerja Eselon II/UPT mengusulkan perubahan data pemangku jabatan beserta persyaratan yang telah ditentukan kepada Pimpinan Unit Kerja Eselon I Cq. Sekretaris Unit Kerja Eselon I

 Pimpinan Unit Kerja Eselon I mengusulkan perubahan data pemangku jabatan beserta persyaratan yang telah ditentukan kepada Sekretaris Jenderal, Cq. Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian

 Sekretaris Jenderal Cq. Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian membahas/menelaah usulan perubahan pemangku jabatan dengan Unit Kerja Eselon I yang mengusulkan

 Sekretaris Jenderal memberikan surat pertimbangan teknis tentang persetujuan/penolakan perubahan data pemangku jabatan sebagai dasar penerbitan Keputusan Pimpinan Unit Kerja Eselon I tentang perubahan data pemangku jabatan

 Pimpinan Unit Kerja Eselon I menetapkan perubahan data pemangku jabatan di lingkungan unit kerjanya

Dengan berpedoman pada surat tersebut, untuk menjamin tertib administrasi pembayaran tunjangan kinerja dan validitas data pemangku jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian, dilaksanakan rekonsiliasi data pemangku jabatan. Rekonsiliasi dilaksanakan rutin setiap bulan antara unit kerja yang menangani fungsi organisasi dan kepegawaian pada masing-masing eselon I dengan Sekretariat Jenderal C.q Biro Organisasi dan Kepegawaian melalui aplikasi Sistem Informasi Evaluasi Jabatan yang ditandai dengan Berita Acara Hasil Rekonsiliasi Perubahan Data Pemangku Jabatan dan Surat Sekretaris Jenderal tentang Persetujuan Perubahan Data Pemangku Jabatan.

4. Pelaksanaan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Tahun 2013

Untuk menilai dan mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi pada seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang melaksanakan reformasi birokrasi yang berjumlah + 600 Instansi (76 K/L, 33 Pemda Provinsi, 398 Pemda Kabupaten, dan 93 Kota) telah ditetapkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB). Model PMPRB dinilai dapat mengukur memiliki kemampuan untuk, antara lain:

a. mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan instansi pemerintah, serta memperbaikinya

(33)

c. memberikan motivasi dan mendorong keterlibatan para pegawai dalam proses dan pengelolaan pelaksanaan kebijakan

d.meningkatkan kepekaan para pegawai, dan

e.sebagai benchlearning/proses pembanding untuk perbaikan kinerja instansi pemerintah

Untuk PMPRB lingkup Sekretariat Jenderal tahun 2013 telah dilaksanakan beberapa kali pembahasan yang dihadiri oleh seluruh perwakilan Biro dan Pusat serta auditor pendamping dari Inspektorat Jenderal dengan hasil penilaian (rekapitulasi nilai dan kertas kerja terlampir) sebagai berikut:

a. Komponen Pengungkit memperoleh nilai rata-rata sebesar 69,79, dan

b.Komponen Hasil masih belum final karena masih menunggu survei internal yang dikoordinasikan oleh Inspektorat Jenderal.

5. Penerapan Quick Wins Kementerian Pertanian

Dalam rangka membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi tersebut, maka salah satu dari delapan area perubahan reformasi birokrasi mangamanatkan pelaksanaan quick wins, yaitu suatu program yang dimaksudkan untuk membangun kepercayaan masyarakat (public trust building). Memperhatikan kriteria dalam penerapan Quick wins sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Quick Wins, penerapan quick wins Kementerian Pertanian tahun 2013-2014 akan diarahkan pada 8 (delapan) unit kerja yaitu:

a. Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

b.Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari

c. Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan di Gunung Sindur d.Balai Inseminasi Buatan Lembang

e.Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan f. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi di Sukamandi

g. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Tlekung, Malang h.Balai Penelitian Tanah Bogor, dan

i. Balai Besar Karantina Surabaya

Sampai dengan saat ini, proses identifikasi dan penyusunan rencana aksi penerapan quick wins telah dilaksanakan terhadap 8 (delapan) unit kerja dimaksud yang selanjutnya akan diseleksi dan ditetapkan sebagai Quick Wins Kementerian Pertanian.

6. Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Evaluasi Jabatan (Sivajab) Kementerian Pertanian

(34)

Manfaat SIVAJAB antara lain:

a. menyimpan hasil evaluasi jabatan Kementerian Pertanian, yang antara lain memuat: nama jabatan, informasi faktor jabatan, dan hasil evaluasi jabatan (nilai dan kelas jabatan)

b. menyimpan data pemangku jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian

c. memutakhirkan data pemangku jabatannya secara real time agar tercipta data pemangku jabatan yang akurat dan tepat waktu

Halaman SIVAJAB akan menampilkan 5 menu, yakni: a. Daftar Jabatan

b. Daftar Pemangku Jabatan

c. Usulan Perubahan Unit Kerja/Jabatan d. Usulan Perubahan Pangkat, dan e. Laporan

Adapun diagram alur SIVAJAB adalah sebagai berikut:

7. Bimbingan Teknis Di Bidang Manajemen

Referensi

Dokumen terkait

6. Jika 27 gram Al direaksikan dengan 24 gram S, maka berdasarkan hukum Proust, pernyataan berikut yang benar adalah.. Jika dalam senyawa kalsium oksida terdapat 4 gram Ca

A.07.c Gambaran perilaku percaya diri yang diamalkan siswa Anda selama masa darurat Covid-19. Tidak mudah putus asa

Kami akan memberikan manfaat sesuai dengan presentase seperti yang tertera dalam tabel manfaat atas peristiwa kecelakaan yang menyebabkan tertanggung mengalami ketidakmampuan

Widoningsih, Sri (2011) Peningkatan Kemampuan Mengemukakan Kembali Berita dengan Media Audio Visual Pada Peserta Didik Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 5

Entri data dan validasi data Mengentri data guru ke format microsoft excel yang telah dibuat dan validasi data guru dengan data dapodik untuk pemetaan kebutuhan

Dan pada pengujian sifat mekanik yang terdiri dari pengujian (stability dan drop test) memenuhi standar dimana stability.. mengalami stabil pada hari ke 6 dan

Suatu penelitian selama dua tahun pada suatu perusahaan milik pemerintah US oleh Zamanou dan Gleser (1994) meneliti progam intervensi komunikasi dalam proses

Skripsi yang berjudul “Kajian Nasi Sorghum sebagai Pangan Fungsional” ini merupakan tugas akhir yang disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian