• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

Disfungsi dan gangguan Seksual dan Terapinya

PERTEMUAN - 4

(2)

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

• Mengenali dan menguraikan macam-macam disfungsi seksual

• Mengenali dan menguraikan macam-macam gangguan seksual

(3)

3

Parafilia yang Tidak

Tergolongkan

• Skatologia Telepon • Nekrofilia

• Parsialisme • Zoofilia

• Koprofilia dan Klismafilia • Urofilia

(4)

Klasifikasi

I. Gangguan Identitas Jenis (Gender

Identity Disorders)

Ditandai oleh perasaan tidak senang

(discomfort) dan tidak sesuai terhadap alat jenis kelaminnya, dan perilaku menetap yg mirip dg perilaku lawan jenisnya

Contoh :

– Transseksualisme (302.5X) – GIJ masa anak (302.60)

(5)

II. Parafilia.

• Ditandai oleh adanya kegairahan seksual terhadap benda (objek) atau situasi

seksual yg tidak merupakan bagian dari pola aktifitas rangsang seksual yg lazim dan yg dlm pelbagai taraf dapat

(6)

Parafilia…

• Contoh :

– Zoofilia (bestialitas – 302.10) – Pedophilia (302.20)

– Transvestisme (302.30) – Exhibitionism (302.40) – Fetishism (302.81)

– Voyeurism (302.82)

– Masochism seksual (302.83) – Sadism seksual (302.84)

(7)

III. Disfungsi Psikoseksual

• Ditandai oleh hambatan dlm selera seksual atau perubahan psikofisiologik yg khas dari siklus respons seksual. Contoh :

– Hambatan selera seksual (302.71) – Hambatan gairah seksual (302.72) – Hambatan orgasme wanita (302.73) – Hambatan orgasme pria (302.74)

– Ejakulasi prematur (302.75)

– Dispareunia fungsional (302.76) – Vaginismus fungsional (306.51)

(8)

IV. Gangguan Psikoseksual Lainnya

• Homoseksualitas yang ego distonik (302.00)

(9)

Gangguan Identitas Jenis

• Gambaran Utama. Ketidak sesuaian antara alat kelamindengan identitas jenis (gender identity)

• Identitas Jenis :

– Perasaan seseorang tergolong dalam jenis kelamin tertentu

– Kesadaran bahwa dirinya adalah pria atau wanita

– Suatu penghayatan pribadi dari peran jenis (gender rule) • Peran jenis

– Pernyataan terhadap masy dari identitas jenisnya

(10)

Transeksualisme (302.5X)

• Terdiri dari 4 subtipe, sesuai dgn yg paling dominan dalam riwayat seksual sebelumnya, dan diberi kode pada angka ke lima yaitu :

1. Aseksual

(11)

4 sub…

2. Homoseksual

Didapat kecenderungan homoseksual yg predominan sebelum timbul keadaan transeksualisme meskipun seringkali individu itu menyangkal bahwa perilaku seks bersifat homoseksual karena ia yakin bahwa dirinya ‘sebenarnya’ adalah lawan jenisnya

3. Heteroseksual

(12)

Usia Timbul

(13)

Diagnosis Differensial

• Laki-laki homoseksual yg bersifat kewanitaan

• Keadaan interseks biologik • Schizophrenia

(14)

Kriteria Diagnostik

A. Terdapat perasaan tidak senang dan tidak sesuai terhadap alat kelamin

B. Keinginan untuk menghilangkan alat kelaminnya dan hidup sebagai lawan jenisnya

C. Gangguan ini terjadi terus menerus (tidak terbatas dalam periode stress), selama paling sedikit 2

tahun

D. Tidak ada keadaan interseks biologik (fisik) atau abnormalitas genetik

(15)

Gangguan Identitas Jenis

Masa Anak (302.60)

• Diagnosa differensial:

– Anak-anak dg perilaku yang tidak sesuai dg jenis kelamin mereka menurut

norma-norma kebudayaan. – Abnormalitas alat kelamin

(16)

Kriteria Diagnosa Anak Wanita

• Keinginan yg kuat dan menetap untuk menjadi anak laki-laki atau bersikeras

menyatakan bahwa dirinya seorang anak laki-laki, bukan semata-mata berkeinginan untuk menjadi anak laki-laki, karena

(17)

• Penolakan yg menetap akan struktur

anatomik yg bermanifestasi secara berulang oleh paling sedikit satu dari pernyataan

berikut ini :

1. Bahwa dirinya akan tumbuh menjadi laki-laki (bukan hanya dalam peranan laki-laki-laki-laki saja)

2. Bahwa secara biologik ia tidak bisa hamil 3. Bahwa ia tidak mempunyai vagina

4. Bahwa pada dirinya tidak akan berkembang payudara

(18)

Kriteria Diagnosis untuk Pria

• Keinginan yg kuat dan menetap untuk menjadi anak wanita atau bersikeras bahwa dirinya seorang anak wanita. Terdapat salah satu dari yg berikut ini :

1. Penolakan yg menetap akan struktur anatomik pria, yg bermanifestasi secara berulang oleh paling

sedikit satu dari pernyataan berikut ini

a. Bahwa dirinya akan tumbuh menjadi wanita (bukan hanya peranan wanita saja)

b. Bahwa penis dan testisnya menjijikan atau akan menghilang

(19)

2. Terdapat preokupasi dengan aktivitas

stereotipik wanita, yg dimanifestasikan oleh kesenangan untuk memakai baju wanita atau meniru pakaian wanitaatau keinginan yg kuat ikut dalam permainan anak wanita. Usia

timbul gangguan ini sebelum masa pubertas

Gangguan Identitas Jenis Tidak Khas (kategori sisa). ( 302.85)

(20)

Parafilia = deviasi seksual

(21)

Gambaran utama

• Perlu khayalan/perbuatan tak lazim/aneh untuk mendapatkan gairah seksual. Khayalan perbuatan itu cenderung berulang secara involunter (tidak bisa dikuasai lagi) dan bersifat mendesak dan meliputi hal – hal :

– Lebih menyukai/memilih benda (bukan manusia untuk menimbulkan kegairahan seksual

– Aktivitas seksual dengan manusia secara berulang yg mencakup penderitaan/penghinaan, baik yg dibuat-buat (simulasi) maupun yg sungguh, atau

– Aktivitas seksual berulang dengan pasangan yang tidak menghendaki atau menginginkannya.

(22)

• Karena dari beberapa ggn in berkaitan dg pasangannya yg tidak

menghendaki/menginginkan hal itu, maka keadaan itu sering berkaitan dengan

aspek hukum dan masyarakat

• Parafilia dapat terjadi secara berganda atau bersamaan dengan gangguan jiwa lainnya, seperti schizophrenia atau

pelbagai jenis gangguan keperibadian 

(23)

Zoofilia (Bestialitas 302.10)

• Zoofilia ini tidak untuk orang yg di padang gurun/medan perang, terpaksa melakukan zoofilia karena tidak memungkinkan

adanya wanita misalnya.

• Aktivitas dapat berupa persetubuhan atau binatang itu diajar untuk

menjilat/menggosok alat kelamin

(24)

Zoofilia …

• Diagnosis differensial

Aktivitas seksual patologik dengan binatang

• Kriteria diagnosis

terdapat perbuatan/fantasi mengadakan aktivitas seksual dengan hewan yg

(25)

Pedofilia

(Child Abuse 302.20)

• Paling banyak adalah seksual abuse, disamping fisical abuse.

• Umumnya terjadi pada orang-orang

lemah, impoten, imatur dan sering pada

(26)

Pedofilia…

• Diagnosis differensial – Retardasi mental

– Sindrom kepribadian organik – Intoksikasi alkohol

(27)

Kriteria diagnosis

A. Perbuatan/fantasi untuk melakukan aktivitas seksual dengan anak

prapubertas yg berulang kali, lebih

disukai sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan gairah seksual.

B. Pada individu dewasa dimana beda usia dengan anak paling sedikit 10 tahun.

Pada individu akhir masa remaja tidak

diperlukan dengan tepat beda usia tetapi maturitas seksual anak itu dan beda usia ditentukan berdasarkan pertimbangan

(28)

Transvestisme (302.20)

• Lebih sering terjadi pada pria, dan ibu penderita sebetulnya menginginkan seorang anak wanita sehingga merawat/membesarkan penderita sebagai seorang wanita

• Transvestisme tidak boleh disamakan dengan homoseksual oleh karena orientasinya tetap hubungan heteroseksual dan pergaulan sosialnya juga dengan jenis kelamin berlawanan. Mereka seringkali dapat menikah

(29)

Trans…

• Kriteria diagnosis:

– Transseksualisme

– Pemakaian pakaian lawan jenis untuk menghilangkan ketegangan/perasaan tak senang tentang identitas jenis

– Female impersonators – Pria homoseksual

(30)

Diagnosis Differensial

A. Pemakaian pakaian wanita secara berulang dan menetap oleh pria

heteroseksual

B. Tujuan pemakaian wanita yaitu untuk mendapatkan kegairahan seksual,

setidak-tidaknya pada awal gangguan ini C. Timbul frustasi yg mendalam apabila

terjadi halangan dalam upayanya memakai pakaian wanita

(31)

Ekshibisionisme (302.40)

• Salah satu jenis parafilia yg paling sering

• Penderita biasanya putra dari seorang ibu yg dominan, agresif, menyesalkan peranan wanitanya dan menjalankan hidupnya melalui anak-anaknya terutama putra-putrinya. Sang ayah merupakan seorang yg lemah, kurang efektif dan sedikit pengaruhnya terhadap perkembangan emosional penderita. Hal ini menyebabkan penderita mengidentifikasikan dirinya kepada ibunya  timbul keinginan incest tetapi hal ini disadari terlarang 

mekanisme pertahanan tak sadar yg bersifat kompulsif dg memperlihatkan alat kelamin untuk meyakinkan dirinya terhadap bahayakastrasi.

(32)

Ekshibisionisme…

Diagnosis Differensial

• Perilaku memperlihatkan alat kelamin secara berulang tanpa menghayati rangsang seksual pada penderita ggn jiwa lain.

(33)

Kriteria Diagnosis

(34)

Fetihisme (302.81)

• Khusus terdapat pd pria

• Benda-benda fetish mempunya nilai genital dan bertujuan untuk mengakal perbedaan anatomi dari pria dan wanita

• Fetihisme biasanya dianggap sebagai subtitusi adanya dorongan genital terhadap rasa takut akan kastrasi

• Beberapa psikoanalisa menganggap fetihisme sebagai usaha untuk mendapatkan identifikasi ego melalui kontak dg benda pengganti yg memberi kepuasan

(35)

Diagnosis Differensial

• Eksperimen seksual yg tidak

patologik

(36)

Kriteria Diagnosis

• Penggunaan benda (fetish) yg

berulangkali lebih disukai sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan

kegairahan seksual.

(37)

Voyuerisme (302.82)

• Penderita voyeurisme sering mempuyai perasaan takut utuk melihat langsung dan tak dapat menerima pandangan/tatapan orang lain.

• Pada masa kecil penderita sering melihat ibunya telanjang. Ia tak berani mengadakan hubungan seks oleh karena bayangan ketakutan akan persatuan dengan ibunya

(38)

Diagnosis Differensial

• Perilaku yg berulang dg cara melihat/mengintip orang lain telanjang, membuka pakaian atau

melakukan aktivitas seksual tanpa

sepengetahuan mereka, dan tidak ada usaha lanjut untuk melakukan aktivitas seksual dg orang yg dilihat/diintipnya itu.

(39)

Masochism Sexual (302.83)

• Berasal dari nama org yaitu Sacher Masoch yg juga merupakan seorang masokhis

• Masokisme mungkin berasal dari proses identifikasi seorang anak pada seseorang yg sedang dihukum dan pada saat bersamaan mengalami kenikmatan / kegairahan seksual ketika rasa nyeri diberikan oleh seorang yg dicintai. Misalnya seorang anak menyenangi pukulan seorang saudara saingannya. Dengan menderita, seorang melatih kepuasan (power) dg menyebabkan rasa bersalah pada objek yg cinta yg diingini, yg memberikan kepuasan seksual

(40)

Kriteria Diagnostik

Salah satu dari kedua hal berikut

• Bahwa caa yg lebih disukai atau satu-satunya untuk mendapatkan kegairahan seksual yaitu dg cara dihina, diikat, dipukul atau penderitaan

lainnya.

• Individu itu dengan sengaja turut dalam aktivitas dimana ia mendapat penderitaan atau

(41)

Sadism Sexual (302.84)

• Tulisan otobiografi Marquis De Sade  pertamakali menggambarkan hubungan antara seksualitas dengan kekeasan

• Mula-mula penderita sering berfantasi + masturbasi

 melakukan tindak kekerasan + penghinaan terhadap objek tertentu  timbul kegairahan seksual • Kraff – Ebing (1882): memandang sadisme sebagai

suatu keinginan untuk menaklukan orang lain, dengan kekuasaan sebagai tenaga motivasinya

(42)
(43)

Parafillia tidak Khas (302.20)

• Koprofilia (feces)

• Fronturisme (menggosok) • Klismafilia (enema)

• Misofilia (kotoran) • Nekrofilia (mayat) • Urofilia (urin)

(44)

Disfungsi Psikoseksual

Gambaran Utama

• Terdapat hambatan (inhibisi) pada selera

(appetitive) atau perubahan patofisiologik yg merupakan ciri khas dari siklus respon

seksual yg lengkap.

• Siklus ini terdiri dari 4 fase: – Selera (Appetitive)

– Gairah (Excitement) – Orgasme

(45)

Selera (Appetitive)

(46)

Gairah (Excitement)

• Perasaan senang seks secara subjektif. Dan perubahan-perubahan fisiologik yg menyertainya

• Pada Pria

– Pembesaran penis  ereksi – Sekresi kelenjar Cowper

• Pada Wanita

– Vasokongesti menyeluruh dalam pelvis dengan pelumas vagina dan pembengkakan genetalia luar.

(47)

Orgasme

• Pemuncakan kepuasan seks dengan

pelepasan ketegangan seks dan kontraksi ritmik otot-otot perineum dan alat-alat

reproduksi dalam pelvis. Pada pria terjadi

perasaan ejakulasi yg tidak dapat ditahan lagi dan diikuti oleh pengeluaran air mani

(kontraksi prostat, vesikula seminal, uretera). Pada wanita kontraksi 1/3 dinding luar vagina. Baik pria dan wanita sering terjadi kontraksi

(48)

Resolusi

• Relaksasi dan rasa puas yg menyeluruh serta relaksasi otot. Selama fase ini pria secara fisiologik tak dapat (refraktor) ereksi dan orgasme untuk suatu periode tertentu. Sebaliknya wanita dapat hampir segera

menanggapi stimulasi tambahan.

(49)
(50)

Gambaran Penyerta

• Depresi, cemas, rasa salah, malu, frustasi dan keluhan somatik

(51)

Usia Timbul

• Paling sering dalam usia dewasa muda (awal 30-an dan akhir 20-an)

• Untuk ejakulasi prematur  perjumpaan seksual pertama kali

• Usia dewasa lanjut  hambatan gairah seksual pada pria

Komplikasi

(52)

Faktor Predisposisi

• Pada wanitas  ciri kepribadian histrionik

hambatan gairah seks dan hambatan orgasme

• Pada prias  ciri kepribadian kompulsif 

hambatan selera dan gairah seks • Kecemasan  ejakulasi prematur

(53)

Prevalensi

• Sering ditemukan khususnya dalm bentuk ringan

– Hambatan selera seks + orgasme 

pada wanita lebih banyak daripada pria – Dispareunia fungsional  pada wanita

(54)

Diagnostik Defferensial

• Depresi berat

• Gangguan kepribadian

• Gejala sementara akibat robekan selaput dara 

hambatan gairah seks

• Keadaan sementara dari kegagalan ereksi penis oleh karena kelelahan, kecemasan, alkohol dan obat-obatan

• Problem perkawinan atau problem hubungan interpersonal lainnya

(55)

Hambatan Selera Seksual

(Inhibited Sexual Desire – 302.71)

Kriteria Diagnosis

• Terapat hambatan selera seks yg enetap serta meresap (pervasif). (perhitungan

faktor: umur, jenis kelamin, kesehatan, intensitas dan frekwensi selera seks, konteks kehidupan individu)

• Faktor organis tidak ada

(56)

Hambatan Gairah Seksual

(Inhibited Sexual Excitement – 302.72)

• Termasuk frigiditas dan

(57)

Kriteria Diagnosis

A. Hambatan yg berulang dan menetap dari gairah selama aktivitas seks yang bermanifestasi sebagai berikut :

1. Pada pria terdapat kegagalan sebagian/menyeluruh untuk mencapai atau mempertahankan ereksi sampai akhir aktivitasseks, atau

(58)

Kriteria…

B. Penilaian klinik bahwa individu itu melakukan aktivitas seks yg cukup adekuat dalam fokus, intensitas dan lamanya

C. Faktor organik tidak ada

(59)

Hambatan Orgasme Wanita

(inhibited orgasme 302.73)

• Hambatan orgasme pada wanita yg berulang dan menetap serta bermanifestasi sebagai keterlambatan atau tiodak terjadinya orgasme setelah terjadi fase gairah yg cukup kuat dalam fokus, intensitas dan lamanya individu itu mungkin pula memenuhi kriteria hambatan gairah seks. Apabila pada saat-saat lain terdapat masalah selama fase gairah dari aktivitas seks. Dalam hal demikian kedua kategori diagnosa disfungsi psikoseksual harus dicatat

(60)

Hambatan Orgasme Pria

(inhibited Male Orgasme 302.74)

Kriteria diagnosis

(61)

Ejakuasi Prematur

1. Ejakulasi yg terjadi sebelum individu itu menghendaki karena secara berulang dan menetap tidak ada pengendalian volunter yg wajar terhadap ejakulasi dan orgasme selama aktivitas seks (pertimbangan faktor umur, ciri pasangan seks, frekwensi serta lamanya senggama)

(62)

Dispareunia Fungsional (302.76)

Kriteria Diagnosis

A. Rasa nyeri berulang dan menetap pada alat kelamin pada waktu senggama baik pada wanita maupun wanita

(63)

Vaginismus Fungsional

• Dikategorikan sebagai faktor psikologik yg mempengaruhi kondisi fisik

Kriteria diagnostik

A. Terdapat riwayat yg berulang dan

menetap dari spasme involunter otot 1/3 bagian luarvagina sehingga menghalangi senggama

(64)

Disfungsi Psikoseksual Tidak Khas

(302.70) kategori sisa

• Terapi disfungsi seksual: bila ada cemas/depresi  beri antisiolotik/anti depresan

– Konseling pernikahan

– Psikoterapi individual  untuk pasien dengan kepribadian neurotik

– Terapi tingkah laku : sex therapy – Master dan Johnson

(65)

Homoseksualitas yg ego-distonik

(302.00)

• Termasuk lesbianisme yg ego-distonik • Homoseksualitas: rasa tertarik secara

perasaan (kasih sayang, hubungan

emosional) dan atau secara erotik, baik secara predominan (lebih menonjol)

maupun eksklusif (semata-mata) terhadap orang-orang yg berjenis kelamin sama,

(66)

Kinsley dkk (1948-1953)

• Homoseksualitas dan heteroseksualitas adalah suatu kontinum dengan pelbagai gradasi kelabu diantaranya ada 7

(67)

7 Gradasi (Kinsley)

1. Heterosexual exclusive (semata-mata)

2. Heteroseks predominan (lebih menonjol), homoseks. Hanya kadang-kadang (gradasi sedikit saja)

3. Heteroseks predominan, homoseks lebih sering (gradasi lebih banyak)

4. Heteroseks dan homoseks kurang lebih sama banyak/gradasinya

5. Homoseks predominan, heteroseks lebih sering (gradasi lebih banyak)

6. Homoseks predominan, heteroseks hanya kadan-kadang (gradasi sedikit saja) 7 – 13%

7. Homoseks eksklusif (semata-mata) 2 – 4%

(68)

Etiologi

Hasil penelitian masih kontroversial

• Bell, Weinberg, Hammersmith (1981) + Kallman (1952). Kondisi konstitusionalyg berdasarkan bawaan biologik  converdance rate 100% diantara anak kembar monozigot homoseks

• Pengaruh peran orang tua (ayah lemah/absen, ibu dominan)

• Bujukan orang dewasa homoseks terhadap remaja. Pendapat sekarang homoseks bukan suatu gangguan atau penyakit jiwa

• 1973 – APA (American Psychiatric Association) • 1975 – American Psychology Association

(69)

Alasan

• Psikopatologi kalangan homoseks setara heteroseks (Saabter 1970, Bell + Weinberg 1978)

• Hopmoseks mampu mencapai taraf pendidikan, pekerjaan dan ekonomi yg setara heteroseks (Saghir, dkk 1970)

• Homoseks dapat berfungsi secara efektif dalam bidang seksual, sosial maupun pekerjaan (Bell + Weinberg)

• Test psikologik (Rorschach, MMPI, dll)  homo dan heteroseks  tak ada perbedaan berarti

(70)

Gambaran Utama

(71)

Dampak

Perasaan kesepian

(72)

Proses

• Banyak individu dg gangguan ini akhirnya melepaskan keinginan untuk menjadi

heteroseks dan akhirnya menerima diri mereka sebagai homoseks (perlu sikap suportif dan pengertian terhadap

homoseks)

• Perubahan ke heteroseks pada homoseks eksklusif  jarang sekali walaupun

(73)

• Hendaya : Hendaya ringan dalam fungsi sosial

Komplikasi : depresi neurotik

(74)

Diagnosis Banding

• Homoseks yg ego sintonik

• Hambatan hasrat seksual (302.71)

(75)

Kriteria Diagnosis

• Individu itu mengeluh secara terus menerus, kegairahan heteroseks tidak ada atau lemah, dan secara cukup bermakna menghalangi

upaya dirinya untuk memulai atau

mempertahankan hubungan heteroseksnya. • Terdapat pola kegairahan homoseks yg

menetap dan oleh individu itu secara jelas

dinyatakan bahwa hal itu tidak

dikehendakinya dan merupakan suatu

(76)

Therapy

Tetapkan tujuan terapi yang jelas

• Obati masalah-masalah yg menyertainya (ggn afektif neurotik)

• Pertahankan kesungguhan motivasi untuk beralih ke heteroseks (tanpa paksaan)

• Terapi tingkah laku Fokus pengobatan

• Pengurangan ansietas heteroseks • Peningkatan respon heteroseks

• Mengembangkan rasa puas pada tingkah laku heteroseks

• Mengurangi minat penyimpangan seks

(77)

Referensi

Dokumen terkait

• Dalam hal Dekom menyatakan tidak lengkap, maka Dewan Komisaris wajib menyebutkan dokumen atau informasi yang harus dilengkapi oleh Direksi dalam usulan

• Hipotesis alternatif : Daya tahan gelas kaca ≠ 2 hari (Tidak sama berarti lebih besar atau lebih kecil dari 2 hari). • Hipotesis Statistik (hanya ada bila ada sampel) Ho

beban tersebut menggunakan tuas sepanjang 3 m dengan letak titik tumpu 1m dari beban, berapakan gaya minimal yang harus dikeluarkan?... TUAS atau

 Beberapa kelainan pada manusia diturunkan melalui autosom atau kromosom seks baik bersifat dominan ataupun resesif.  Kelainan yang diwariskan melalui kromosom seks antara lain

 Keterampilan mengobservasi merupakan keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki atau alat bantu indera untuk mendapatkan informasi

Pada beberapa virus, bagian sebelah luar dari kapsid diketemukan adanya selubung virus ( envelope) atau membran yang menyelubungi kapsid yang berasal dari membran

• Gambaran klinis tidak sesuai dengan Sindrom Otak Organik Spesifk , seperti delirium , sindrom waham organik, halusinosis organik atau sindrom

• Dalam pengertian audit medis tersebut di atas, rumah sakit, komite medik atau masing-masing kelompok staf medis dapat menyelenggarakan evaluasi kinerja profesi yang terfokus