• Tidak ada hasil yang ditemukan

Format keluarga dalam menerapkan docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Format keluarga dalam menerapkan docx"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

GUDANG ILMU

MAKALAH ULUMUL QURAN, HADIS, KIMIA, DLL

 Beranda

Senin, 03 Oktober 2011

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

I. PENGKAJIAN

1. DATA UMUM

1. Nama Kepala Keluarga : Tn. S 2. Usia : 27 th

3. Pendidikan : SLTP 4. Pekerjaan : Kusir 5. Alamat : Desa T

6. Perincian anggota keluarga :

NO NAMA UMUR

JENIS KELAMIN

HUB

dg KK PENDIDIKAN PEKERJAAN

STATUS

Keluarga Tuan S termasuk Keluarga besar ( Extended Family ) yang terdiri dari Kepala keluarga, Isteri, Anak, dan Bapak dari KK

(2)

Keluarga tersebut Berasal dari suku sasak,dengan bahasa sehari-hari bahasa sasak 10. Agama

Semua anggota keluarga menganut agama Islam, dan mereka taat beribadah 11. Status Sosial Ekonomi

Keluarga ini memiliki status sosial ekonomi yang rendah, pekerjaan KK yang hanya seorang kusir, pas-pasan, kadang tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari

12. Aktifitas Rekreasi dan waktu luang Keluarga

Rekreasi bersama kelurga hanya dilakukan pada waktu tertentu, waktu luang keluarga biasa diisi dengan nontn TV bersama.

2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN 13. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini

Keluarga Tuan S memiliki seorang anak berumur 2 tahun 2 bulan, Keluarga Tuan S berada dalam tahap perkembangan Keluarga dengan usia Anak Balita.

14. Tugas Perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Anak tuan S mengalami keterlambatan dalam pertumbuhannya, seharusnya dengan umur 26 bulan berat An Y 8,3 kg. Keluarga Tuan S tidak mampu mengambi tindakan untuk mengatasi masalah kesehatannya disebabkan karena keterbatasan pegetahuan.

15. Riwayat keluarga Inti

Keluarga Tuan S berusia 3 tahun.

o Riwayat penyakit keturunan pada keluarga Tuan S tidak ada

o Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga : saat ini dalam keluarga tuan S yang mengalami gangguan kesehatan adalah anaknya yang mengalami BGM, umur 26 bulan dengan berat 8,3 kg dan baru saja sembuh dari penyakit ISPA

o Perhatian terhadap penegahan penyakit: keluarga tuan S memiliki perhatian yang cukup terhadap upaya pencegahan penyakit dengan menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat.

o

(3)

Dalam keluarga Tuan S, An Y memang sering sakit-sakitan, dan sejak usia 20 bulan, berat badannya selalu berada di ”bawah garis merah”

1. LINGKUNGAN

15. Karakteristik rumah

Rumah tuan S termasuk Rumah sederhana terdiri atas 2 ruang tidur , dan satu ruang tamu sekaligus ruang keluarga dan 1 dapur, tidak memiliki WC.

15. Karakteristik Tetangga dan Komunitas

Tuan S tinggal di daerah pedesaan, tetangga disekitar ramah-ramah dan kebiasaan warga adalah saling bantu membantu sesama warga bila ada yang keseusahan atau mendapat musibah

15. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Tuan S adalah penduduk asli turun-temurun Desa T, tanpa pernah berpindah-pindah

15. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat

Keluarga besar Tuan S biasa berkumpul pada waktu-waktu tertentu, dan biasa berinteraksi dengan masyarakat pada acara-acara keluarga atau acara keagamaan

15. Sistem pendukung keluarga

Tuan S, Ny S dan Tuan A dalam keadaan sehat, keluarga ini memiliki kartu Askeskin, keluarga memiliki alat transfortasi cidomo, posyandu dirumah Kadus dekat dari rumah

1. STRUKTUR KELUARGA 15. Pola komunikasi Keluarga

Komunikasi dalam keluarga biasa menggunakan bahasa sasak, lancar dan tidak ada kendala.

(4)

KK berperan dalam pengambilan keputusan, walaupun kadang masih sering meminta persetujuan atau nasehat dari Bapaknya.

15. Struktur Peran ( Formal dn Informal )

Tuan S

Peran formal : Sebagai masyarakat Biasa

Peran Informal : Menjadi kepala keluarga, sebagai suami, sebagai ayah, dan sebagai anak.

Ny s

Peran Formal : Masyarakat biasa

Peran dnformal : Sebagai istri, sebagi ibu, dan sebagai menantu.

An Y

Peran Formal :

---Peran Informal ; Sebagai Anak, dan sebagi Cucu

Tuan A

Peran formal : Sebagai masyarakat Biasa

Peran Informl : Sebagai Ayah, sebagai kakek, dan sebagai mertua.

15. Nilai dan Norma Keluarga

Keluarga Tuan S meyakini bahwa kesehatan sangat penting, sehingga menerapkan perilaku Hidup sehat, mengikuti Norma yang berlaku di Desa T dan berpartisifasi dalam kegiatan kesehatan.

5. FUNGSI KELUARGA

25. Fungsi afektif

Keluarga tuan S saling menyayangi, dan selalu saling mendukung apa yang dilakukan selama dalam batas kewajaran dan tidak melanggar etika dan sopan santun

26. Fungsi sosialisasi

Dalam keluarga terjalin hubungan yang harmonis, begitu juga hubungan dengan masyarakat sekitarnya

(5)

- Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan : Keluarga mengetahui bahwa anaknya mengalami BGM dari kader posyandu, namun pengetahuan mengenai dampak maupun cara menangani BGM sangat kurang,

- Kemampuan mengambi keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat : Keluarga tidak mampu mengambil keputusan yang tepat untuk anaknya karena keterbatasan pengetahuan.

- Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : bila ada anggota keluarga yang sakit biasa dibelikan obat di warung kalau tidak bisa sembuh baru dibawa berobat ke Puskesmas pembantu yang ada di desa T.

- Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat: keluarga biasa

membersihkan Lingkungan Rumahnya 2 x sehari , ventilasi walaupun kurang tetap dibuka. Keluarga menyadari bahwa lingkungan yang bersih dapat membantu memelihara

kesehatannya.

- Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan sudah cukup baik, keluarga biasa berobat ke pustu, dan menggunakan kartu Askeskin yang dimilikinya

28. Fungsi Reproduksi

Keluarga Tuan S memiliki 1 orang anak perempuan , keluarga merencanakan jumlah dan jarak kelahiran dengan mengikuti progra KB memakai Suntikan

29 Fungsi ekonomi

Keluarga berusaha mencukupi kebutuhan sehari harinya dengan penghasilan yang ada.

6. STRESSOR & KOPING KELUARGA

30. Stresor jangka pendek dan Jangka panjang

- Kadang kadang klien tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan penghasilan yang ada.

- Keluarga Tuan S merasa cukup khawatir dengan keadaan anaknya

31. Kemampuan keluarga berespon terhadap Stresor dan strategi koping yang digunakan Keluarga menganggap kehidupannya sudah diatur sedemikian rupa, sehingga

menganggapnya sebagai hal yang sudah biasa. Untuk mengatasinya keluarga bisanya meminjam pada tetangga atau keluarga lainnya

7. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWAT BERHUBUNGAN DENGAN MASALAH YANG DIHADAPI

Keluarga berharap perawat bisa memberikan informasi tentang keadaan anaknya dan melakukan tindakan keperawatan yang tepat.

(6)

An Y

TD : -- TB : 81 cm

RR : 22 X/mnt BB : 8,3 kg N : 96 X/mnt

S : 37,2 C Head to toes

1. Kepala

o Rambut lurus, agak jarang, warna pirang,kulit kepala bersih

o Mata simetris, konjungtiva agak pucat, sklera tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak tinggi.

o Hidung simetris, ada sekret cair bening, tidak ada pembesaran polip, tidak ada nyeri tekan

o Gigi atas 8 gigi bawah 8, tidak ada karies, tidak ada stomatitis, tidak ada faringitis, lidah tidak kotor.

o Telinga simetris, bersih, tidak ada neri tekan

2. Leher

o Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul, tidak ada pembesaran V. Jugularis, tidak ada pembesaran K tiroid

3. Dada

o Bentuk normochest, tidak ada nodul, tidak ada sikatrik, tidak ada nyeri tekan, perkusi terdengar resonan pada paru, dan redup pada jantung. Auskultasi terdengar Vesikuler

4. Abdomen

(7)

5. Ekstremitas

o Simetris, lengkap, tidak ada sikatrik, tidak ada nyeri , tidak ada udema

Kebutuhan Biologis An Y ( pola nutrisi )

Frekwensi makan biasanya 3 x sehari, kadang tergantung permintaan anak, forsi kecil, kadang tidak habis, makan biasa dengan Nasi, lauk satu macam ( tahu, tempe, telur, ikan kadang daging ) sayur, buah dan susu kadang kadang kalau ada.

II. ANALISA DATA

III. SKORING

IV. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

V. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

VI. IMPLEMENTASI & EVALUASI FORMATIF

Diposkan oleh irvan.zaki di 21.31

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Label: Kesehatan

Tidak ada komentar: Poskan Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

macem-macem makalah

 MAKALAH PERGURUAN TINGGI ISLAM

 sejarah peradaban islam

(8)

 kemujizatan al-quran

 Perbedaan tafsir dan takwil

Share it

Blog Archive

Entri Populer

 Tetralogi of Fallot

A. Pengertian Tetralogi of Fallot adalah kelainan jantung congenital dengan 4 kelaina...

 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG CEPAT PEMBAGIAN DAN PERKALIAN DALAM MATEMATIKA

MOH IRVAN Jurusan Pendidikan Matematika Institute Agama Islam Negeri Abstrak Tujuan artikel ini adalah meningkatkan cara belajar dan ke...

PROGRAM BARISAN DAN DERET GEOMETRI

ABSTRAK MATLAB (Matrix Laboratory) adalah sebuah program untukanalisis dan komputasi numerik dan merupakan suatu bahasa pemrograman matemat...

 sejarah Qadariyah

QADARIYAH 1. LATAR BELAKANG MUNCULNYA QADARIYAH Qadariyah berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata qadara yang artinya kemampuan dan keku...

 FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

PENGKAJIAN DATA UMUM 1. Nama Kepala Keluarga : Tn. S 2. Usia : 27 th 3. Pend... Ada kesalahan di dalam gadget ini

(9)

irvan.zaki

Lihat profil lengkapku

Pengikut

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pandangan hukum progresif sekali lagi faktor manusia lebih diutamakan dari pada faktor hukum, jadi perlu dipahami bahwa hukum sebagai suatu proses dimana, hukum

secara berurutan. Peserta didik dapat menjelaskan proses pencernaan makanan. Peserta didik dapat menjelaskan fungsi organ pencernaan!. makanan

Rasa yang dihasilkan oleh yoghurt berbahan susu kerbau cenderung lebih asam dibanding berbahan susu full krim, karena produksi asam oleh bakteri lebih cepat

Melalui rencana pengembangan usaha yang dilanjutkan dengan pembuatan gazebo pemancingan serta wisata kuliner sederhana membuat kelompok mitra menjadi lebih semangat

Hasil penelitian ini menjukkan bahwa ada pengaruh positif kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa dapat terjadi karena tingginya kemandirian yang dimiliki siswa

Masalah semantik dalam komunikasi interpersonal perawat dengan lansia disini disebabkan karena kurangnya pemahaman perawat terhadap keluhan yang disampaikan lansia,

Aktivitas belajar terjadi dalam suatu konteks perencanaan untuk mencapai suatu perubahan tertentu. Aktivitas belajar menggunakan seluruh potensi individu sehingga

Inisiasi Menyusu Dini adalah suatu rangkaian kegiatan dimana bayi segera setelah lahir yang sudah terpotong tali pusatnya secara naluri melakukan