• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMANYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMANYA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA I PADA PRIMIGRAVIDA DI PUSTU PONRANG

KABUPATEN LUWU TAHUN 2018

MARSANI B.15.07.021

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persalinan adalah proses pembukaan dan menipisnya serviks dan janin kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah persalinan janin terjadii pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Sukarni,2013).

Lamanya proses persalinan tentang terhitungnya dari kala I sampai dengan kala III kemungkinan akan berbedaan taranulli para dengan multipara. Waktu persalinan pada multi 7 ¾ jam dan primi 14 ½ jam. Lamanya proses persalinan kala I kemungkinan akan berbeda antara nullipara membutuhkan waktu selama 13 jam sedangkan multipara membutuhkan waktu selama 7 jam (Johariah, 2012).

Faktor – factor yang dapat mempengaruhi persalinan adalah power (his) adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Passanger yang meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah dan posisi janin. Psikologis ibu dalam fase persalinan juga terjadi peningkatan kecemasaannya, dengan makin meningkatnya intensitas nyeri. Ini menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang berhubungan pada kelancaran proses persalinan (Yanti, 2010).

(3)

perempuan untuk melakukan tindakan yang sesuai. Sudah banyak penilitian yang dilakukan tentang kegunaan pendukung kelahiran dan hasilnya sering kali mengejukan. Seorang pendukung kelahiran bisa menghubungi peristiwa persalinan itu sendiri dan perasaan seorang ibu terhadap persalinannya(Anik Maryunani, 2002).

Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul rasa takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primigravida. Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah pada akhirnya akan menghambat proses persalinan. Orang-orang yang diharapkan ibu sebagai pendukung atau pendamping saat persalinanyang dapat diandalkan serta mampu member dukungan, bimbingan dalam persalinan (Yanthi, 2010).

Berdasarkan data Pustus Ponrang memiliki jumlah persalinan yang cukup tinggi dalam tiap bulannya. Pada tahun 2016 mencapai 311 persalinan kala I sebanyak 45 orang (22,0%). Pada persalinan kala I tahun 2017 mencapai 322 orang persaliann diantaranya lama persalinan kala I sebanyak 36 orang (14,2 %) orang (Pustu ponrang, 2018).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan dipuskesmas ponramng dari bulan februari 2017 diketahui bahwa jumlah ibu bersalinan prigravida sebanyak 19 orang. Bidan setempat juga menjelaskan bahwa beberapa ibu yang mengalami persalinan lama kala I sebanyak 19 0rang.

Berdasarkan hasil wawancara petugas kesehatan (bidan) diketahui penyebab terjadinya partus lama kala I pada ibu primigravida adalah his yang lemah, janin besar dan jalan lahir serta factor psikis ibu karena ibu hamil inigin ditemani oleh orang-orang terdekat dalam hidupnya seperti suami dan keluarganya dapat memberikan motivasi, menghibur, dan memberikan dukungan selama proses persalinan sehingga proses persalinannya dapat berjalan dengan lancar.

(4)

dan membuat rencana tindak lanjut pada masa persalinan sesuai dengan prioritad,(Aticeh, 2014).

Berdasarkan uraian diatas, diperlukan pertimbangan penelitian untuk melakukan penelitian tentang factor yang berhubungan dengan lamanya persalinan kala I pada primigravida di Pustu Ponrang Kabupaten Luwu tahun 2018.

B. RUMUSAN

Factor apa saja yang berhubungan persalinan kala I pada primigravida di Pustu Ponrang Kabupaten Luwu 2018 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui factor yang berhubungan kala I persalinan pada primigravida di Puskesmas Ponrang Kabupaten Luwu tabun 2017. 2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui factor yang berhubungan his dengan lamanya persalian kala I pada primigravida di Pustus Ponrang Kabupaten Luwu tahun 2018.

b. Untuk mengetahui factor yang berhubungan berat janin dengan lamanya persalinan kala I pada primigravida di Pustus Ponrang Kabupaten Luwu tahun 2018.

c. Unutuk mengetahui factor yang berhubungan psikis ibu dengan lamanya persalinan kala I pada primigravida di Pustus Ponrang Kabupaten Luwu tahun 2018.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah menjadi bahan bacaan dalam pengembangan kesehatan pada ibu dan anak khususnya hubungan lamanya persalian kala I pada primigravida serta mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian.

(5)

Merupakan pengalaman terhadap penulis dalam memeperluas wawasan dan mengaplikasikan pengetahuaan yang diperoleh dibangku kuliah khususnya hubungan lamanya kala I persalianan pada primigravida.

3. Manfaat institusi menjadi informasi penting bagi Puskes Ponrang Kabupaten Luwu tentang proses persalinan pada ibu serta kesehatan keluarga ibu dan anak untuk peningkatan kualitas dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak khususnya pada persalinan.

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Tinjuan umum tentang persalinan 1. Pengertian persalinan

(6)

Sedangkan persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakng kepal yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi pada ibu maupun pada janin (wiknjosastro dalam prawirahardjo, 2005).

2. Jenin persalinan adalah (MOchtar, 1983).

a. Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu dengan sendiri dan melalui jalan lahir.

b. Persalinan buatan yaitu persalinan dengan tenaga dari luar denagn ekstra forceps, ekstraksi vakum dan section sesaria.

c. Persalinan anjuran yaitu persalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban.

3. Tahap – tahap persalinan

a. Kala I

Proses Persalinan ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat, dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala I terbagi dua fase: 1) Fase laten : dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan 3

cm, kontraksi mulai teratur tetapi lamnya masih diantara 20-30 detik, tidak terlalu mulesdan berlangsung selama 8 jam.

2) Fase aktif terbagi dalam 3 fase :

a) Fase akselerasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung sangat cepat dari 3 menjadi 4 cm menjadi 9 cm.

b) Fase dilatasi maksimal : Dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm. c) Fase deselerasi : pembukaan serviks menjadi lambat,

dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10 cm (lengkap).

Lama kala I untuk primigravida berlangsung 2 jam dengan pembukaan 1 cm perjam dalam pada multigravida 8 jam dengan pembukuaan 2 cm per jam.

(7)

kontraksi,ada dorongan pada rectum atau vagina, perineum terlihat menonjol, vulva dan springterani membuka, peningkatan pengeluaran lender dan darah dan ditentukan dengan pemeriksaan dalam.

c. Kala III : Dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat.

d. Kala IV : dimulainya setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam post portum (Maryunani, 2010).

4. Tanda – tanda persalinan adalah (Johariah, 2012)

a. Terjadinya his persalinan yang mempunyai tanda-tanda seperti pinggang terasa sakit, yang menjalar kedepan, sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar.

b. Pengeluaran lender bercampur darah melalui vagina (bloodshow). Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan pendatarn dan pembukaan, lender pada kanalis serviklis lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang menjadikan perdarahan sedikit.

c. Pengeluaran cairan, keluar banyaknya cairan dari jalan lahir. Ini terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap tetapi kadang – kapang ketuban pecah pada pembukaan kecil. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

d. Pada pemeriksaan dalam dapat ditemukan pelunakan serviks, penipisan dan pembukaan serviks.

5. Lama persalinan

(8)

Table

LAMA PERSALINAN

Para 0 multipara Kala I 13 jam 7 jam Kala II 1 jam ½ jam Kala III ½ jam ½ jam Total 14 ½ jam 7 ¼ jam Lamanya proses persalinan tentang terhitungnya dari kala I sampai dengan kala III kemungkinan akan berbedaan taranulli para dengan multipara. Waktu persalinan pada multi 7 ¾ jam dan primi 14 ½ jam. Lamanya proses persalinan kala I kemungkinan akan berbeda antara nullipara membutuhkan waktu selama 13 jam sedangkan multipara membutuhkan waktu selama 7 jam (Johariah, 2012).

6. Mekanisme persalinan normal

Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Apabila sutura sagitalis berada ditengah- tengah jaln lahir, tepat diantara symphysis dan promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan syclitismus. Pada sinclitimus os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati symphysis atau agak kebelkang mendekati promontorium, maka dikatakan asynclitismus(Johariah, 2012)

(9)

mengejan dan meluruskan badan anak oleh perubahan bentuk rahim. Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun – ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, servik dan dasar panggul (Buchari, 2015).

Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar kedepan ke bawah sympsis. Hal ini mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala samapi hodge III, kadang – kadang baru setelah kepala sampai didasar panggul (Manuaba, 2014).

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah kedepan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah sympisis akn maju karena kekuatan tersebut diatas bagian yang berhadapan dengan suboksiput, mak lahirlah berturut-turut pada pinggiran atas perineum, ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Suboksiput yang memjadi pusat pemutaran disebut hypomoclion (Marmi, 2016).

Setelah kepal lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah punggung anak menghilangi torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakaang kepal berhadapan dengan tuber ischiadicum sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul (Marmi, 2016).

(10)

1. Power adalah kekuatan dari ibu untuk mendorong janin keluar dari jalan lahir. Kekuatan yang mendorong janin keluar dalam persalinan ialah his, kontraksi otot-otot perut kontraksi diafragma dan aksi dari ligmen, dengan kerjasama yang baik dan sempurna.

a. His (kontraksi uterus)

His adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot polos rahim yang bekerja dengan baik dan semourna. Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi, dan relaksasi. Walaupun his itu kontraksi yang fisiologis lainnya, bersifat nyeri. Tiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut dimana tuba masuk kedalam dinding uterus. Di tempat tersebuty ada suatu pace maker dari mana gelombang tersebut berasal.

Kontraksi ini bersifat involunter karena dibawah pengaruh saraf intrisik. Ini berarti wanita tidak memiliki kendali fisiologis terhadap frekuensi dan durasi kontraksi. Kontraksi uterus juga bersifat intermiten sehingga ada periode relaksasi uterus diantara kontraksi, fungsi penting relaksasi yaitu : mengistirahatkan otot uterus, member kesempatan istiraht bagi ibu, mempertahan kesejahteraan bayi karena uterus menyebabkan kontraksi pembuluk darah plasenta.

1) Pembagian his dan sifatnya adalah (Oxorn, 2010)

a) His pendahuluan : his kuat, datangnya tidak teratur, menyebabkan keluarnya lender darah (bloody show)

b) His pembukaan (kala I) : menyebabkna pembukaan serviks, semakina kuat, teratur dan sakit.

c) His pengeluaran (kala II) : untuk mengeluarkan janin, sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi.

d) His pelepasan plasenta (kala III) : kontraksi sedang untuk melepaskan plasenta dan melahirkan plasenta.

e) His pengiring (kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi pengecilan dalam beberapa jam atau hari. 2) Hal – hal yang harus diperhatikan pada his saat melakukan

(11)

a) Frekuensi his : jumlah his dalam waktu tertentu, biasanya per 10 menit

b) Intensitas his : kekuatan his (adekuat atau lemah).

c) Durasi (lama his) : lamanya setiap his berlangsung dan ditentukan dalam detik misalnya 50 detik.

d) Interval his : jarak antara his yang satu dengan his berikutnya, his dating tiap 2-3 menit.

3) Identifikasi his/kontraksi

Jika persalinan salah diagnosis, mungkin akan dilakukan intervensi yang tidak dapat untuk mempercepat persalinan. Sebaliknya, jika persalinan tidak diagnosis, janin berada dalam bahaya akibat penyulit tidak terduka. Walaupun diagnosis banding anatara persalinan palsu dan persalinan sejati kadang sulit ditentukan, diagnosis biasanya dibuat berdasarkan kontraksi yang terjadi (Novita, 2013).

4) Perubahan – perubahan akibat his adalah (Amru, 2013).

(12)

b) Pada serviks : his membuat serviks menjadi menipis dan memendek yang disebut effacement.

c) Pada janin : perukran oksigen pada sirkulasi utetroplasenter kurang, sehingga timbul hipoksia lama maka terjadi gawat janin.

d) Pada ibu : menyebabkan rasa sakit. Bersaman dengan setiap kontraksi, kandungan kemih, rectum, tulang belakang, dan tulang pubis menerima tekanan kuat dari rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak kebawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan.

Umunya rasa sakit kontraksi mulai dari bagian bawah punggung, kemudian menyebar kebagian bawah perut, mungkin juga menyebar kekaki. Rasa sakit mulai seperti tertusuk, lalu mencapai puncak, kemudian menghilang seluruhnya. Sebagian besar ibu merasakannya seperti kram haid yang parah. Ada juga yang merasa hanya seperti gangguan saluran pencernaan atau mules diare. Secara medis, sakit kontraksi dikategorikan bersifat tumpul yang disebut visceral dull anching (Sugono, 2012).

Sakit kontraksi dalam persalinan merupakan nyeri perut primer. daerah yang mengalami nyeri primer, anatra lain pinggang, punggung, perut, dan pangkal paha. Sebagian efek kontraksi, timbul juga nyeri sekunder, seperti mual, pusing, sakit kepala, tubuh gemetar, panas, dingin, kram, pegal-pegal, dan nyeri otot (Marni, 2016).

(13)

tenggorokan bersifat tajam dan panas yang disebut juga tergantung pada ambang nyeri dari penderita yang ditentukan oleh keadaan jiwanya (Maryunani, 2010).

b. Tenaga mengedan

Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah atau dipecahkan serta sebagian prensentasi sudah berada didasar panggul, sifat kontraksi berubah, yakni bersifat mendorong keluar dibantu dengan keinginan mengedan ini disebabkan karena (Asrinah, 2010).

1) kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra abdominal dan tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk mendorong keluar.

2) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengedan sewaktu buang air besar (BAB) tapi lebih kuat.

3) Saat kepala bayi sampai kedasar panggul, timbul reflex yang mengakibatkan ibu menutup glotisnya, mengkintruksikan otot-otot perut dan menekan diafragmanya ke bawah

4) Tenga mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan sudah lengkapdan paling efektif sewaktu ada his.

5) Tanda tenaga mengedan bayi tidak akan lahir. 2. Factor passenger ( janin dan plasenta)

Factor janin meliputi sikap janin, letak janin, presentasi, bagian bawah dan posisi janin.

Janin aterm mempunyai tanda cukup bulan 38 minggu samapi 42 minggu dengan berat sekitar 2500 gram sampai dengan 4000 gram dan panjang badan sekitar 50 cm sampai 55 cm (Johariah, 2012).

Kelainan pertumbuhan janin dan plasenta.

(14)

b. Kelainan pada letak kepala : presentasi puncuk, presentasi muka, presentasi dahi dan kelainan oksiput.

c. Kelainan letak janin : letak sunggang, letak lintang, letak mengolak, presentasi rangkap (kepala, tangan, kepala kaki kepala taki pusat).

d. Kepala janin (bayi) merupakan bagian penting dalam proses persalinan dan memiliki cirri sebagai berikut:

1) Bentuk kepala oval, sehinnga setelah bagian besarnya lahir, maka bagian lainnya lebih mudah lahir.

2) Persendian kepala berbentuk koLgel, sehingga dapat digerakkan ke segala arah dan memberikan kemungkinan untuk melakukan putaran paksi dalam.

3) Letak persendian kep al sedikit kebelakang, sehingga kepala melakukan fleksi untuk putaran paksi dalam.

3. Factor psikis ibu

Setiap ibu akan memasuki masa persalinan biasanya diliputi perasaan takutbisa meningkat nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah, yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan (Asrinah, 2010).

a. Dukungan emosional

(15)

kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk menghadirikan teman atau saudra untuk menemaninya (Rukiyah, 2014).

Dukunagan suami dalam proses persalinan akan member efek pada ibu yaitu dalam hal emos, emosi seorang ibu yang tenang akan menyebabkan sel-sel sarafnya mengeluarkan hormone oksitosin yang reaksinya akan menyebabkan kontraksi pada rahim pada akhir kehamilan untuk mengeluarkan bayi (Rukiya, 2014). b. Tugas peran pendamping peran pendamping selama proses

persalinan yaitu (Oxorn, 2010):

1) Mengatur posisi ibu, dengan membantu ibu tidur miring atau sesuai dengan keinginan ibu disela-sela kontraksi dan mendukung posisi ini agar dapat mengedan secara efektif saat relaksasi.

2) Mengatur nafas ibu, dengan cara membimbing ibu mengatur nafas saat kontraksi dan beristirahat saat relaksasi.

3) Memberikan asuhan tubuh, dengan menghapus keringkat ibu, memegang tangan, memberikan pijatan, mengelus perut ibu dengan lembut.

4) Member informasi kepala ibu tentang kemajuan persalinan. 5) Menciptakan suasana kkeluargaan dan rasa aman.

6) Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman. 7) Member cairan dan nutrisi sesuai keinginan ibu. 8) Memberikan dorongan spiritual dengan ikut berdoa.

9) Memberi dorongan semangat mengendan sat kontraksi serta memberikan pujian atas kemampuan ibu saat mengedan.

c. Peran pendamping persalinan dapat melakukan hal sebagai berikut (Rukiyah, 2014).

1) Member dorongan semangat yang akan dibutuhkan jika persalinan lebih lama dari yang diperkirakan. Suami sebaiknya beritahu terlebih dahulu bahwa jika istri berteriak padanya hanya karena sang istri tidak mungkin berterik pada dokter. 2) Memijat bagian tubuh, agar ibu tidak terlalu tegang atau untuk

(16)

pada perut yang disebuteffeurage, dengan menggunakan ujung jari merupakan pijatan yang disarankan.

3) Memastikan istri merasa nyaman dengan menyediakan bantal, air, permen atau potongan es untuk istri atau memanggi perwat atau dokter jika istri membutuhkan bantuan.

4) Memegang istri saat mengedan agar istri memiliki pegangan saat mendorong dan memimpin istri agar mengedan dengan cara yang paling efektif.

d. Manfaat pendamping

Bagi suami yang siap mental mendampingi istrinya selam proses persalinan dapat memberikan manfaat seperti (Yanti, 2010)

1) Memberi rasa tenang dan penguat psikis pada istri

Suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan tenang yang diharapkan istri selama proses persalinan. Ditengah kondisi yang tiadak nyaman, istri memerlukan pegangan, dukungan dan semangat untuk mengurangi kecemasan dan ketakutannya.

2) Selalu ada bila dibutuhkan

Dengan berada disamping istri, suami siap membantu apa saja yang dibutuhkan istri.

3) Kedekatan emosi suami dan istrihat bertambah

Suami akan melihat sendiri perjuangan hidup dan mati istri saat melahirkan anak sehingga membuatnya semakin saying kepada istrinya.

4) Menumbuhkan naluri kebapakan suami akan lebih menghargai istri

Melihat pengobatan istri saat persalinan suami akan dapat lebih menghargai istrinya saat persalinan suami akan dapat lebih menghargai istrinya dan menjaga prilakunya. Karena dia akan mengingat bagaimana besarnya pengorbanan istrinya. 5) Membantu keberhasilan IMD

(17)

dan bayi. IMD akan tercapai dengan adanya dukungan dari suami terhadap istrinya.

6) Pemenuhan nutrisi

Nutrisi ibu saat melahirkan akan terpenuhi karena tugas pendamping adalah memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh ibu yaitu dengan cara pemberian makan dan minum saat kontraksi rahim ibu mulai melemah

7) Membantu mengurangi rasa nyeri saat persalinan

Dengan adanya pendamping maka akan memberikan rasa nyaman dan man bagi ibu yang sedang mengalami persalinan karena adanya dukungan dari orang yang paling disyang sehingga mampu mengurangi rasa sakit dan nyeri yang dialami.

C. Kerangka konsep

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan suatu konsep penelitian tentang factor yang menghubungkan lamanya persalinan kala I pada primigravida

: VARIEBEL INDEPENDEN : VARIEBEL DEPENDEN

Berdasarkan uraian dalam tinjuan teoritis diatas, banyak factor yang menyebabkan terjadinya partus lama pada kala I. Beberapa penyebabnya adalah His yang lemah, berat janin dan psikis. Maka dalam

POWER BERAT

JANIN

PSIKIS IBU

(18)

penelitian ini yang menjadi variebel independen yang akan diteliti adalah Hia, berat janin dan psikis ibu. Sedangkan yang menjadi variebel dependen adalah persalinan kala I proses persalinan (Johariah, 2012).

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Power (His)

His adalah ibu mendorong jalan keluar dari rahim dengan menilai frekuensi, intensitas, durasi dan interval yang terjadi selama persalinan.

Kriteria Objektif :

Baik : jika frekuensi his per 10 menit, intensitas adekuat, durasi, 50 detik, dan interval 2-3 menit.: jika frekuensi his per 10 menit, intensitas adekuat, durasi, 50 detik, dan interval 2-3 menit.

Kurang : jika frekuensi his > 3x/10 menit, intensitas tidak adekuat, durasi > 50 detik dan interval > 2-3 menit.

2. Berat janin

Berat janin adalah berat badab janin yang diukur dengan timbangan dan dinyatakan dalam gram.

Criteria Objektif :

Normal : jika berat janin 2500-4000 gram.

Tidak normal : jika berat janin lebih dari 4000 gram. 3. Psikis

Psikis adalah dimana ibu mengalami kecemasan berupa perasaan takut dan khawatir dalam menghadapi persalinan.

Criteria Objektif :

Ya : jika ibu mengalami kecemasan.

Tidak : jika ibu tidak mengalami kecemasan.

E. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis nol (Ho)

a. Tidak ada hubungan his dengan lamanya persalinan kala I pada primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu.

b. Tidak hubungan berat janin dengan lamanya persalinan kala I pada primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu

c. Tidak hubungan psikis ibu dengan lamanya persalinan kala I pada primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu

(19)

a. ada hubungan his dengan lamanya persalinan kala I pada primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu.

b. ada hubungan berat janin dengan lamanya persalinan kala I pada \primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu

(20)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN A. Desaian penelitian

Desaian penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional study, data yang menyangkut data dependen dan independen yang diteliti dalam waktu yang bersamaan. Untuk mengetahui factor yang berhubungan dengan persalinan kala I pada primigravida dipustu ponrang kabupaten luwu tahun 2018.

B. Lokasi dan waktu 1. Lokasi

Lokasi penelitian ini dilaksanakan dipustu ponrang kabupaten luwu.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Oktober 2010

C. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu primigravida yang melahirkan dipustus ponrang kabupaten luwu tahun 2018 sebanyak 19 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian adalah semua ibu primigravida yang melahirkan dipuskesmas ponrang sebanyak 19 orang.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian dengan cara total sampling, semua populasi dijadikan sampel.

D. metode pengumpulan data

1. Data primer

(21)

Sebelum membagikan kuesioner, responden diberi penjelasan dan wawancara terlebih dahulu mengenai tujuan penelitian dan diminta kesediannya untuk dijadikan sampel penelitian. Selanjutnya responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner yang telah disediakan. Pengumpulan data yang dilakukan pada bulan februari samapi oktober tahun 2018.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh/diambil oleh peniliti meminta persetujuan pimpinan Pustu Ponrang Kabupaten luwu tahun 2018.

E. Teknik Pengolahan dan penyajian data 1. Pengolahan data

a. Editing

Pecegahan atau penggoreksian data yang telah dikumpulkan yang bertujuan untuk menghilangkan kesalahan yang terdapat pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.

b. Coding

Tahapan memberikan kode pada responden terdiri dari :

1) Member kode identitas responden untuk menjaga kerahasiaan identitas resfonden dan mempermudah proses penelusuran biodata responden bila diperlukan.

2) Menetapkan kode untuk scoring jawaban responden atau hasil observasi yang telah dilakukan.

c. Entering

Memasukkan data yang telah diskor kedalam computer seperti kedalam spread sheet excel atau kedalam program SPSS versi 20,0.

(22)

b. Penyajian data secara tabular

Penyajian data secara tabular adalah penyajian data dengan menggunakan table.

F. Analisa data

Data yang berkumpul dan dianggap bebas dari kesalahn akan dimasukkan kedalam computer dengan menggunakan program statistic selanjutnya dianalisisnya secara bertahap sebagai berikut :

1. Analisis univariat

Dilakukan untuk memperoleh informasi secara umum tentang semua variable penelitian yang disajikan dalam bentuk table distribusi. 2. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat signifikasi hubungan antar variable independen : power, passage, psikis dan dependent : kala I persalinan dan dengan uji chi square ( = 0,05).

G. Etika penelitian

1. Izin penelitian

Izin dilakukan sebelumnya penelitian mengajukan permohonan izin pada institusi penelitian.

2. Informed consent.

Selanjutnya sebelum informed consent ditandai tangani oleh semua partisipan. Penelitian menjelaskan judul riset, manfaatnya bagi subjek, sifat partisipan (sukarela), kerahasiaan data, apa yang terjadi selama penelitian berlangsung. Prinsip ini tertuang dalam informant conset yaitu persetujuan untuk partisipasi sebagai subjek penelitian setelah mendapatkan penjelaskan yang lengkap dan terbuka dari penelitian tentang keseluruhan peneliti

3. Anonimaty

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. “Keluhan Ibu Hamil”, Diakses 20 agustus 2008 : http://elmo,artiku.com/

Alazzawi, farook. Atlas Teknik Kebidanan, Jakarta; EGC.

AI Yeyeh Rukiah, S.SI.T, MKM. “Asuahan Kebidanan II (Persalinan) ”. Jakarta: 2009.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007).”isi, buku acuan persalinan normal, asuhan essensial persalinan”. Edisi revisi, Jakarta.

Departemen kesehatan Republik Indonesia (2007). “Menkes Canangkan Stiker Perencanan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi”. Diakes tanggal 20 mei

2008: http ://www.depkes.go.id/

Departemen Kesehatan Republic Indonesia 2004. Asuhan Persalinan Normal. Depke RI. Jakrata

Mochtar Rustam. Synopsis obstetric: Obstetric Fisisologi. Jakarta EGC. 1998. Prawiroharjo, Sarwono (2005). Ilmu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta.

Gambar

Table LAMA PERSALINAN

Referensi

Dokumen terkait

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan studi “Cross Sectional”, di mana data yang menyangkut variabel

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Observasional Analitik dengan pendekatan cross – sectional Study yaitu untuk

Jenis penelitian ini terdiri atas survey analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk menganalisa pengaruh faktor personal (umur, pendidkan, pekerjaan, dan

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study yaitu observasi variable dependen (Rencana Pemilihan Pertolongan Persalinan

Desain dalam penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan study cross sectional mengenai dinamika hubungan antara faktor umur, jenis kelamin, keturunan,

28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk melihat apakah ada hubungan

1699 METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu pegumpulan data yang dilakukan sekaligus pada

METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian survei yang bersifat deskritif analitik dengan pendekatan Cros Sectional, dimana variabel bebas dan terikat diteliti