Kedamaian Di Sekolah
BUDAYA DAMAI ANTI KEKERASAN
(Peace and Anti Violence)
Penyusun :
M. Noor Rochman HadjamWahyu Widhiarso
1. Perma
ehidupan zaman bergerak semakin maj u dan
mencapai peradaban yang lebih t inggi. Unt uk
mencapai peradaban yang lebih t inggi masyarakat
harus mulai meningkat kan pot ensi akal dan pikirannya unt uk
dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya dan
sekaligus meninggalkan kehidupan dengan pola peradaban
t ingkat rendah yang memecahkan permasalahan dengan
j alan kekerasan.
salahan
K
PENGANTAR
Manusia mulai sadar dan lelah dengan kehidupan yang penuh
dengan kekerasan dan mulai melirik kehidupan yang damai.
Namun di berbagai t empat masih dij umpai kasus dan
perist iwa yang mengedepankan perilaku kekerasan.
Masyarakat Indonesia yang plural baik dari segi et nis, agama,
dan ras pada dua t ahun t erakhir ini di hadapkan pada suat u
kondisi disint egrasi. Harmonisasi kehidupan sangat sulit di
t emukan hampir dalam set iap t at aran kehidupan sosial
polit ik dan mungkin j uga ekonomi. Pembakaran pencuri yang
t ert angkap, saling ancam ant ar kampung sampai pemeluk
agama karena perbedaan ideologi polit ik, t awuran ant ar
sekolah, perebut an aset ekonomi ant ar daerah, adalah
sederet an kasus dimana kekerasan sudah menj adi hal yang
mudah dit emui dalam kehidupan sehari-hari.
Unt uk mengant isipasi berulangnya kasus dan perist iwa
kekerasan dalam skala yang lebih besar, diperlukan upaya
prevensi, yait u melalui pendidikan di sekolah. Pendidikan
adalah upaya unt uk membant u pesert a didik, dalam hal ini
siswa, unt uk mengembangkan diri pada dimensi int elekt ual,
moral dan psikologis mereka. Perkembangan masyarakat
modern menunt ut bahwa t ugas sebagian t ugas pendidikan
dij alankan oleh inst it usi yang disebut sekolah.
Demi kelancaran amanat pendidikan yang diemban oleh
sekolah, maka kelancaran proses yang t erj adi di dalam
sekolah menj adi f okus perhat ian banyak kalangan yang
mengkaj i masalah manaj emen sekolah. Salah sat u isu yang
dibawa adalah t ercipt anya sit uasi yang kondusif bagi siswa
dalam mengembangkan pot ensi yang dimilikinya.
Pada t it ik t ert ent u, sit uasi yang kondusif ini menj angkau
t ema mengenai kedamaian di sekolah, karena kedamaian
berkait an dengan kenyamanan dalam belaj ar, j aminan akan
keamanan dalam berakt if it as di sekolah, kehangat an dalam
berint eraksi dengan orang lain sert a kebebasan dalam
berkreasi dan berkarya, yang menyebabkan t erpenuhinya
kebut uhan psikologis siswa di sekolah.
Sekolah adalah suat u lembaga yang mempunyai peran
st rat egis t erut ama mendidik dan menyiapkan sumber daya
manusia yang berkualit as dalam memegang est af et generasi
sebelumnya. Keberadaan sekolah sebagai sub sist em t at anan
kehidupan sosial, menempat kan lembaga sekolah sebagai
bagian dari sist em sosial. Sebagai bagian dari sist em dan
lembaga sosial, sekolah harus peka dan t anggap dengan
harapan dan t unt ut an masyarakat sekit arnya. Sekolah
diharapkan menj alankan f ungsinya dengan mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan opt imal dan mengamankan diri
dari pengaruh negat if lingkungan sekit ar.
Mengingat pent ingnya masalah kedamaian di sekolah, pada
t ahun 2000 Maj elis Umum PBB mengeluarkan mandat kepada
UNESCO unt uk menet apkan bahwa t ahun 2000 sebagai t ahun
budaya damai int ernasional (Int er nat i onal Year f or t he
Cul t ur e of Peace) dan dekade t ahun 2001 sampai 2010
sebagai dekade budaya damai dan t anpa kekerasan
(Int er nat i onal Decade f or a Cul t ur e of Peace and
Non-Vi ol ence f or t he Chi l dr en of t he Wor l d).
Penet apan dekade 2001 sampai 2010 sebagai dekade budaya
damai ant i kekerasan t ersebut merupakan kelanj ut an dari
program berkesinambungan yang dimulai semenj ak t ahun
1974 mengenai Educat i on f or Int er nat i onal Under st andi ng,
Co-oper at i on and Peace and Educat i on r el at i ng t o Human
Ri ght s and Fundament al Fr eedoms yang dit et apkan di Paris,
Wor l d Pl an of Act i on on Educat i on f or Human Ri ght s and
Democr acy yang dit et apkan di Mont real pada t ahun 1993,
Decl ar at i on and Pr ogr amme of Act i on of t he Wor l d
Conf er ence on Human Ri ght s yang dit et apkan di Wina pada
t ahun 1993, Decl ar at i on and Int egr at ed Fr amewor k of Act i on
on Educat i on f or Peace, Human Ri ght s and Democr acy yang
dit et apkan di Paris pada t ahun 1995 sert a penet apan dekade
t he Pl an of Act i on f or t he Uni t ed Nat i ons Decade f or Human
Ri ght s Educat i on yang dimulai dari 1995 sampai t ahun 2005.
Semenj ak dit et apkan, berbagai macam program mulai
dilakukan pada berbagai negara yang memusat kan pada
pendekat an holist ik yang menekankan pada met ode
part isipat if masyarakat t erut ama siswa di sekolah.
Dimensi-dimensi yang dikembangkan pada program t ersebut ant ara
lain kedamaian dan ant i kekerasan (peace and non-vi ol ence),
hak asasi manusia (human r i ght s), demokrasi (democr acy),
t oleransi (t ol er ance), pemahaman ant ar bangsa dan ant ar
budaya (i nt er nat i onal and i nt er cul t ur al under st andi ng),
sert a pemahaman perbedaan budaya dan bahasa (cul t ur al
and l i ngui st i c di ver si t y).
Pendidikan perdamaian menyent uh pada t iga komponen,
yait u siswa, guru dan orang t ua siswa. Ket iga komponen
t ersebut merupakan pelaku akt if proses penanaman
nilai-nilai luhur dalam pendidikan perdamaian. Peran guru adalah
sebagai pendidik nilai-nilai dan pengaj ar ilmu penget ahuan.
Siswa adalah generasi muda yang akan meneruskan
keberlangsungan bangsa yang diharapkan berperan pada
sosialisasi nilai-nilai budaya damai ant i kekerasan pada rekan
sebaya. Orang t ua adalah mit ra guru yang mampu
mendorong, mendukung dan mengembangkan akt ualisasi
at au pelaksanaan budaya damai t anpa kekerasan.
Mengingat pent ingnya budaya damai dan ant i kekerasan,
maka diperlukan sebuah langkah konkrit dalam
menindaklanj ut i kesadaran mengenai pent ingnya hal
t ersebut . Sebelum menent ukan langkah yang hendak
diaplikasikan, diperlukan pengenalan masalah dan orient asi
medan, unt uk mengindent if ikasi berbagai macam alt ernat if
program yang akan dilakukan. Pada kont eks upaya
mencipt akan budaya damai ant i kekerasan di sekolah,
ident if ikasi masalah t ersebut diarahkan pada subj ek pelaku
yang menj adi t arget program yang hendak diaplikasikan. .
2. Tuj uan Penelitian
Tuj uan dari pengenalan masalah mengenai budaya damai
ant i kekerasan di sekolah ant ara lain:
a. Menggali inf ormasi mengenai persepsi komponen sekolah
(siswa, guru, BP/ BK, kepala sekolah dan komit e sekolah)
t erhadap budaya damai ant i kekerasan di sekolah
b. Memperoleh gambaran mengenai berbagai macam
perilaku-perilaku damai ant i kekerasan di sekolah
besert a permasalahan empirik yang t erj adi di sekolah.
c. Mempelaj ari ef ekt if it as berbagai macam program yang
sudah diselenggarakan oleh sekolah yang dapat dipakai
dan digunakan sebagai masukan pada program yang
hendak di rancang.
d. Menj aj aki berbagai kemungkinan program-program baru
yang dapat diimplement asikan di sekolah dalam
merancang dan mencipt akan budaya damai.
3. Manfaat Penelitian
Secara umum, hasil penelit ian ini dapat digunakan sebagai
masukan yang berharga bagi pengambil kebij akan dalam
menyusun program sekolah damai ant i kekerasan. Manf aat
lebih rinci yang didapat kan dari pengenalan masalah
mengenai budaya damai ant i kekerasan di sekolah ant ara
lain :
a. Mengenali persepsi dan penilaian komponen sekolah
mengenai budaya damai ant i kekerasan. Pengenalan ini
berguna unt uk mengukur seberapa j auh kebut uhan
sekolah t erhadap budaya damai ant i kekerasan
b. Memahami berbagai macam permasalahan empirik yang
t erj adi di sekolah, st rat egi penyelesaian yang digunakan
sekolah yang bersangkut an sert a keberhasilan st rat egi
t ersebut . Pemahaman t erhadap masalah ini bermanf aat
bagi sekolah-sekolah yang lain unt uk mempelaj ari hal
t ersebut apabila permasalahan yang sama t erj adi pada
sekolahnya.
PELAKSANAAN
ASSESSMENT
METODE
elaksanaan asessment bert uj uan unt uk mendapat kan
inf ormasi mengenai budaya damai ant i kekerasan
yang berasal dari pelaku yang merupakan komponen
sekolah, agar kebij akan yang diput uskan nant i sesuai dengan
sit uasi, kondisi dan aspirasi komponen sekolah.
P
1.
Wilayah/ lokasi Penelitian
Pengambilan dat a dilakukan di t iga kot a, yait u Jakart a,
Jogj akart a dan Makassar, dengan perincian t empat sebagai
berikut :
a. Jakart a : Sabt u, 31 Juni 2003
b. Jogj akart a : Rabu, 30 Juli 2003
c. Makassar : Minggu, 5 Agust us 2003
2.
Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan assessment dilakukan pada bulan Juni sampai
Agust us, dengan perincian sebagai berikut :
d. Jakart a : Sabt u, 31 Juni 2003
e. Jogj akart a : Rabu, 30 Juli 2003
f . Makassar : Minggu, 5 Agust us 2003
3.
Partisipan
Part isipan pada proses need assessment yang dilakukan
adalah siswa, guru, kepala sekolah dan komit e sekolah.
Masing-masing sekolah mengut us 1 (sat u) orang guru BP/ BK,
1 (sat u) orang pengurus Komit e Sekolah dan Kepala Sekolah,
sert a 2 (dua) orang pengurus OSIS dan 1 (sat u) orang
pemimpin inf ormal (geng) di sekolah. Pada masing-masing
lokasi j umlah sekolah yang diundang berj umlah 15 sekolah,
sehingga j umlah part isipan secara keseluruhan adalah 270
siswa, 45 guru dan 45 Kepala Sekolah dan 45 Komit e Sekolah.
4.
Teknik
Asessment
Teknik assessment yang dilakukan dikat egorikan menj adi t iga
macam yait u Diskusi Kelompok Terarah (Focus Gr oup
Di scussi on), pooling pendapat sert a skala sikap t erhadap
budaya damai ant i kekerasan. Melalui Diskusi Kelompok
Terarah pandangan sert a pengalaman pesert a at au part isipan
mengenai konsep budaya damai ant i kekerasan dieksplorasi
secara mendalam, sedangkan melalui pooling pendapat dan
skala sikap part isipan diberikan angket berupa pert anyaan
mengenai budaya damai ant i kekerasan.
a.
Diskusi Kelompok Terarah
(
Focus Group Discussion
)
Pada Diskusi Kelompok Terarah, pesert a diaj ak unt uk
melakukan curah gagasan (br ai nst or mi ng), menyampaikan
pengalaman sert a diskusi mengenai kasus-kasus yang
berkait an dengan budaya damai dan ant i kekerasan di
sekolah. Seluruh pesert a dibagi dalam 4 kelompok yang
t erdiri dari:
• kelompok A : Kepala Sekolah, Guru dan Komit e Sekolah
• kelompok B : Kepala Sekolah, Guru dan Komit e Sekolah
• kelompok C : Wakil Siswa SMU
• kelompok D : Wakil siswa SMU
Set iap kelompok didampingi sat u f asilit at or yang memandu
diskusi dan memast ikan t ema diskusi dibahas menyeluruh.
Tema umum yang disaj ikan pada pesert a ant ara lain
mengenai:
a. Pengert ian Budaya Damai Ant i Kekerasan di sekolah
b. Perilaku yang menggambarkan budaya damai ant i
kekerasan dan sebaliknya, perilaku yang mengganggu
budaya damai ant i kekerasan.
c. Program kegiat an yang pernah dilakukan di sekolah dan
rekomendasi program yang dapat diadakan, mengenai
budaya damai ant i kekerasan
b.
Angket Budaya Damai Anti Kekerasan
Angket Budaya Damai berupa sat u lembar kert as hvs ukuran
f olio yang berisi 7 pert anyaan t erbuka dan 1 Skala Budaya
Damai. Ket uj uh pert anyaan yang diaj ukan ant ara lain :
• Menurut Anda bagaimanakah sekolah yang damai it u?
• Menurut Anda apa cont oh prilaku-perilaku yang
mencerminkan kedamaian di sekolah?
• Menurut Anda apa cont oh perilaku yang mengganggu
kedamaian di sekolah?
• Apa upaya yang sudah dilakukan baik oleh pihak sekolah,
masyarakat , at au organisasi siswa unt uk mewuj udkan
kedamaian di sekolah?
• Apakah upaya t ersebut menampakkan hasil dalam
mewuj udkan perilaku damai di sekolah?
• Apa upaya yang menurut Anda perlu dilakukan dan belum
dilakkan oleh pihak-pihak t erkait unt uk mewuj udkan
kedamaian di sekolah
• Apa saran-saran Anda unt uk mewuj udkan kedamaian di
sekolah?
c.
Skala Sikap terhadap Budaya Damai Anti
Kekerasan
Skala berisi beberapa pernyat aan unt uk menunj ukkan sikap
subj ek t erhadap budaya damai di sekolahnya. Pernyat
aan-pernyat aan t ersebut adalah:
• Kedamaian belum t erwuj udkan di sekolah saya
• Saya berperan sert a dalam mewuj udkan kedamaian di
sekolah
• Kedamaian di sekolah sulit unt uk diwuj udkan
• Saya akan berperan akt if j ika ada program yang berusaha
mewuj udkan perdamaian
• Sekolah saya sudah berupaya unt uk mewuj udkan
kedamaian di lingkungan sekolah
• Saat ini masalah kedamaian di lingkungan sekolah harus
mulai dipikirkan oleh pihak t erkait
• Kedamaian di sekolah masuk dalam priorit as yang
mendesak unt uk segera dipikirkan selain proses KBM
• Proses KBM harus dilengkapii dengan adanya kedamaian
di sekolah
• Tanpa kedamaian di sekolah proses KBM sudah dapat
berj alan dengan baik
HASIL PENELITIAN
HASIL
PENELITIAN
Selama ini program-program yang diimplement asikan pada sekolah berasal dari at as ke bawah (t op-down) yang kemungkinan akan mengelamai kesenj angan karena apa yangt erj adi secara empirik dan kebut uhan di t ingkat bawah t idak
sesuai apa yang diperkirakan oleh penyusunan program. Oleh
karena it u diperlukan sebuah assessment yang mengungkap
pemahaman, permasalahan pengalaman sert a kebut uhan
komponen sekolah mengenai budaya damai ant i kekerasan
(bot t om-up). Upaya assessment sebagai langkah awal
sebelum program dit uangkan adalah agar program yang
dilaksanakan dapat dit uangkan dengan t epat dan berhasil
memenuhi t arget yang diharapkan.
Hasil penelit ian ini dispesif ikkan menj adi beberapa hal,
ant ara lain:
1. Pengertian Sekolah Damai
Pengert ian sekolah yang damai adalah rangkuman dari
konsep yang dimiliki siswa dan guru mengenai budaya damai
ant i kekerasan. Ident if ikasi mengenai pengert ian sekolah
sangat diperlukan karena t erdef inisinya pengert ian akan
memperj elas t arget masalah yang hendak diselesaikan.
Pengert ian akan menj adi sangat pent ing karena pengert ian
t ersebut akan menj adi acuan dalam penyusunan program.
2. Aspek-aspek kedamaian di Sekolah
aspek adalah wilayah cakupan sebuah konsep.
Aspek-aspek perlu diident if ikasi karena sif at nya lebih operasional
dan dapat diamat i secara langsung melalui indikat ornya.
3. Perilaku-perilaku yang Mencerminkan Kedamaian
di Sekolah
Perilaku yang mencerminkan kedamaian ini berguna sebagai
perilaku t arget yang harus dipert imbangkan dalam
penyusunan program.
4. Program-program yang direkomendasikan
Program-program yang direkomendasikan adalah kesimpulan
dari apa yang diusulkan komponen sekolah yang t elah
dipert imbangkan keef ekt if annya.
1. PENGERTIAN SEKOLAH DAMAI
Sekolah yang damai adalah sekolah yang kondusif bagi proses belaj ar mengaj ar yang memberikan j aminan suasana kenyamanan dan keamanan pada set iap komponen di sekolah karena adanya kasih sayang, perhat ian, kepercayaan dan kebersamaan
Sekolah yang damai adalah sekolah yang kondusif bagi proses
belaj ar mengaj ar yang memberikan j aminan suasana
kenyamanan dan keamanan pada set iap komponen di sekolah
karena adanya kasih sayang, perhat ian, kepercayaan dan
kebersamaan. Sekolah yang damai adalah sekolah yang pada
beberapa aspeknya memiliki indikasi t ert ent u. Pada bagian
dibawah ini t iap aspek besert a indikasinya akan dij elaskan
secara lebih rinci.
1. Proses Belaj ar dan Mengaj ar yang Efektif
Pengertian Sekolah yang damai
1. Proses belaj ar dan mengaj ar yang ef ekt if 2. Suasana yang nyaman dan
aman
3. Komunikasi dan hubungan ant ar komponen sekolah yang t erbina
4. Perat uran dan kebij akan yang aspirat if
Proses belaj ar mengaj ar adalah proses t ransf er ilmu
penget ahuan dan nilai-nilai et ika. Pada sekolah yang damai
proses belaj ar dan mengaj ar berlangsung dengan ef ekt if
yang dit andai dengan :
• Siswa dapat memaksimalkan pot ensinya dalam
memahami mat eri pelaj aran dan guru dapat mengaj ar
dengan baik
• Siswa dapat menguasai mat a pelaj aran
• Ide-gagasan dan daya nalar siswa mengenai pelaj aran
t idak t erhambat
• Proses belaj ar dan mengaj ar berj alan dengan
menyenangkan
• Suasana sekolah dan kelas sangat kondusif dalam belaj ar
• Siswa dilibat kan secara akt if dalam proses belaj ar
2. Suasana yang Nyaman dan Aman
Suasana di sekolah adalah sit uasi dan kondisi obj ekt if di
sekolah yang dipersepsi oleh siswa. Suasana sekolah yang
damai penuh dengan kenyamanan dan keamanan baik secara
f isik maupun secara psikologis.
Secara psikologis suasana yang yang nyaman dan aman
t erlihat pada :
• Tidak adanya rasa was-was pada siswa karena dirinya
merasa t akut dan t erancam keselamat annya
• Hubungan yang penuh kekeluargaan.
• Tidak ada keribut an di sekolah karena perselisihan dan
permusuhan
• Barang-barang siswa di sekolah at au f asilit as sekolah
j auh dari pencurian
• Tidak ada pemalakan at au pemerasan
• Bebas dari prasangka dan isu negat if
• Siswa merasa dit erima dan dihargai keberadaanya di
sekolah
• Harga diri siswa t umbuh dan berkembang menj adi
opt imal
• Siswa memiliki kebebasan dalam berakt if it as
• Bebas dari int imidasi dan rongrongan baik dari dalam
maupun luar sekolah
Secara f isik suasana yang yang nyaman dan aman t erlihat
pada :
• Lingkungan sekolah yang asri dan t erj aga kelest ariannya
• Kebersihan, kerapian dan kesehat an sekolah dapat
t erj aga
• Siswa merasa bet ah lingkungan sekolah
• Fasilit as sekolah memadai
• Vent ilasi dan penerangan di dalam kelas yang cukup
• Bebas dari polusi (polusi penciuman, pendengaran dsb)
• Tidak ada perusakan dan pencurian pada sarana sekolah
3. Komunikasi dan Hubungan antar Komponen
Sekolah yang Terbina
Komunikasi dan hubungan adalah pola yang dikembangkan
sekolah dalam mengat ur int eraksi ant ar warganya.
Komunikasi dan hubungan merupakan sat u hal yang t idak
dapat diindahkan dalam menyelenggarakan proses
pendidikan. Pada sekolah yang damai komunikasi dan
hubungan yang t erj adi ant ar warga sekolah ant ara lain:
• Hubungan ant ar warga sekolah penuh dengan kerukunan
dan kekeluargaan
• Adanya sikap saling mencint ai, menghargai,
menghormat i, memperhat ikan dan mempercayai sesama
warga sekolah
• Adanya perasaan sederaj at dan senasib sepenanggungan
(solidarit as)
• Guru t idak bert indak secara ot orit er
• Adanya komunikasi non f ormal ant ara guru dn siswa,
misalnya siswa dapat mengeluarkan keluh kesahnya at au
mencerit akan masalah yang dihadapi
• Guru dapat bert indak sebagai sahabat siswa
4. Peraturan dan Kebij akan ditaati
Perat uran di sekolah adalah kesepakat an yang harus dit aat i
karena dibuat unt uk mengat ur semua akt if it as di sekolah.
Perat uran d sekolah meliput i perat uran mengenai proses
belaj ar mengaj ar, pola hubungan, kebiasaan, sert a cara
bersikap dan bert indak. Perat uran ini secara t idak langusng
akan mempengaruhi budaya sekolah. Kebij akan adalah
ket ent uan dn ket et apan yang dikeluarkan oleh pihak
manaj emen sekolah dalam menangani sebuah masalah. Pada
sekolah yang damai, perat uran dan kebij akan di sekolah
dit aat i, dipat uhi dan dilaksanakan dengan baik oleh segenap
komponen sekolah dengan konsist en. Selain it u, ket erkait an
ant ara perat uran dan kebij akan sekolah dengan budaya
damai ant ara lain:
• Warga sekolah t idak merasa t erkekang dengan adanya
perat uran di sekolahnya
• Kebut uhan akan pengungkapan aspirasi t erwadahi
• Sist em yang dij alankan di sekolah adalah sist em t erbuka
dan t ransparan
• Iklim demokrat is dapat t umbuh
• Adanya kesadaran t erhadap perat uran sekolah
• Adanya sosialisasi perat uran sekolah yang
berkesinambungan
2. ASPEK-ASPEK KEDAMAIAN DI SEKOLAH
Aspek-aspek kedamaian di sekolah
1. Saling percaya 2. Kerj a sama 3. Tenggang rasa 4. Penerimaan t erhadap
perbedaan
5. Penghargaan t erhadap kelest arian lingkungan
Unt uk menurunkan konsep kedamaian pada t at aran yang
lebih operasional diperlukan ident if ikasi aspek-aspek yang
t ercakup pada kedamaian di sekolah. Sebelum
mengident if ikasi aspek-aspek budaya damai, perlu dilihat
aspek yang berkait an dengan Budaya Damai dan Ant i
Kekerasan, yang t elah dit ent ukan UNESCO. Aspek-aspek
t ersebut ant ara lain disebut kan di bawah ini:
1. Penghargaan t erhadap kehidupan (Respect Al l Li f e)
2. Ant i Kekerasan (Rej ect Vi ol ence)
3. Berbagi dengan yang lain (Shar e Wi t h Ot her s)
4. Mendengar unt uk memahami (Li st en t o Under st and)
5. Menj aga Kelest arian Bumi (Pr eser ve t he Pl anet)
6. Solidarit as (Redi scover Sol i dar i t y)
7. Persamaan ant ara laki-laki dan perempuan
8. Demokrasi (Democr acy)
Melalui diskusi yang diadakan dilakukan dengan pesert a,
beberapa aspek mengenai kedamaian di sekolah dapat
diident if ikasi berdasarkan paparan dan pernyat aan guru dan
siswa dalam proses assessment. Aspek-aspek t ersebut
merupakan rangkuman dari beberapa ciri dan indikat or yang
mencerminkan budaya damai ant i kekerasan di sekolah.
Aspek-aspek t ersebut ant ara lain :
1. Saling Percaya
2. Kerj a Sama
3. Tenggang Rasa
4. Penerimaan t erhadap Perbedaan
5. Penghargaan t erhadap Kelest arian Lingkungan
Pengident if ikasian aspek secara independen berdasarkan
budaya Indonesia sangat diperlukan agar karena akan
berguna kesuksesan pada penyusunan dan pelaksanaan
program yang hendak dilaksanakan di sekolah. Penj elasan
mengenai aspek-aspek yang didapat kan dari asessment
budaya damai ant i kekerasan, akan dipaparkan pada alinea
berikut ini :
1.
Saling PercayaKedamaian t idak akan t ercipt a t anpa adanya rasa percaya
ant ara sat u pihak dengan pihak lainnya dalam sat u
lingkungan. Rasa percaya adalah landasan dalam membent uk
hubungan yang t erj adi j ika kedua pihak saling percaya
t erhadap sat u sama lainnya. Lawan dari rasa percaya adalah
rasa curiga yang merupakan isyarat adanya disint egrasi. Rasa
percaya adalah penerimaan t erhadap segala aspek
kepribadian orang lain besert a keunikannya. Rasa percaya
j uga memuat pandangan mengenai kekuat an orang lain
dalam mengembangkan pot ensi diri mereka masing-masing.
Rasa percaya dilandasai oleh pikiran posit if dapat
memunculkan prasangka baik t erhadap orang lain. Selain
prasangka baik rasa percaya j uga menurunkan beberapa
sikap dan perilaku sepert i penerimaan diri orang lain,
kemauan unt uk membina hubungan, kemauan unt uk berbagi
(shar i ngeach ot her) sert a membant u individu berkembang.
Jika sebuah sekolah t iap komponennya memiliki rasa percaya
sat u dengan lainnya, maka siswa t idak akan merasa t ert ekan
dan nyaman, ket ika sekolah mengeluarkan perat uran
t ert ent u, karena siswa t elah percaya bahwa sekolah
mempunyai it ikad baik dalam unt uk mewuj udkan kelancaran
proses belaj ar mengaj ar; guru t idak akan memberikan
hukuman yang berat kepada siswa yang berbuat salah,
karena guru t elah mempercayai bahwa apa yang dilakukan
siswa adalah karena lalai dan siswa t elah menyadari
kesalahannya.
Sebaliknya kenyamanan dan kadamaian t idak akan t erwuj ud
ket ika sat u pihak saling mendikt e dan membaca gelagat
pihak lainnya, mengira-ngira apa yang akan diperbuat pihak
lain yang mungkin akan mengganggunya, lalu menyiapkan
diri sedemikian rupa sebagai ant isipasi gangguan yang akan
t erj adi, padahal pihak t ersebut t idak sepert i yang
diperkirakan.
2.
Kerj a SamaKerj a sama t idak dapat lepas dari masalah budaya damai dan
ant i kekerasan. Kerj a sama dapat meredam kecenderungan
individu unt uk bersikap individualis dan egois dengan
mement ingkan diri mereka sendiri. Sekolah yang penuh
dengan kedamaian dan ant i kekerasan memerlukan adanya
kerj a sama ant ar komponen sekolah.
Kerj a sama diperlukan unt uk mengat asai persoalan yang
muncul dalam t ubuh sekolah. Kerj a sama hanya mungkin
t erj adi j ika set iap komponen sekolah bersedia unt uk
mengorbankan sebagian dari apa yang diperoleh dari kerj a
sama t ersebut . Kerj a sama bukan berart i menut up
munculnya perbedaan pendapat ant ar individu karena t anpa
perbedaan pendapat yang berkembang menj adi konf lik
demokrasi t idak mungkin berkembang. Perbedaan pendapat
ini dapat mendorong set iap kelompok unt uk bersaing sat u
sama lain dalam mencapai t uj uan yang lebih baik.
Dalam kont eks yang lebih luas, kerj a sama dapat
meredahkan persaingan yang ket at sehingga masing-masing
kelompok berpot ensi unt uk saling menj at uhkan bahkan
menghancurkan. Diperlukan nilai-nilai kompromi agar
persaingan menj adi lebih bermanf aat karena dengan
kompromi sisi agresif persaingan dapat diperhalus menj adi
kerj a sama yang saling mengunt ungkan.
Nilai-nilai di dalam kerj a sama yang pat ut dikedepankan
dalam membent uk sekolah yang damai dan ant i kekerasan
ant ara lain :
a. Hubungan yang saling mengunt ungkan
b. Persahabat an ant ar pribadi
c. Keseimbangan f okus perhat ian ant ara kepent ingan
pribadi dan hubungan
d. Kolaborasi dan Kooperasi
e. Ident it as kelompok yang dipenuhi dengan semangat
kebersamaan dan komit men
3. Tenggang Rasa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, t enggang rasa
diart ikan dengan menghormat i perasaan orang lain. Pada
ist ilah t radisional t enggang rasa kerap j uga disebut dengan
t epa sel i r a, sedangkan pada ist ilah yang lebih kont emporer
t enggang rasa disej aj arkan dengan empat i. Empat i berart i
menerima perspekt if (f r ame of r ef er ence i nt er nal) seseorang
dengan ket epat an (accur acy) dan komponen emosional yang
menyingung kepada sisi kemanusiaannya. Empat i meliput i:
1. Memahami persepsi pribadi orang lain dan dapat merasa
nyaman dengan persepsi it u. Memahami persepsi pribadi
orang lain berart i t ahu bagaimana mereka memandang
dunia dan menaf sirkan segala sesuat u yang dit erima.
2. Menj adi sensit if . Dalam art i dapat menet ralisir dan
menangani perasaan subyekt if yang mengalir.
3. Bergerak lembut t anpa memberikan penilaian
(j udgement) dengan keyakinan bahwa orang lain
memiliki kesadaran yang unik (scar cel y awar e).
Tenggangrasa perlu dit anamkan pada siswa di sekolah dalam
kerangka upaya mencipt akan budaya damai ant i kekerasan di
sekolah. Tenggang rasa dapat dit ingkat kan melalui
peningkat an daya empat i individu.
4. Penerimaan terhadap Perbedaan
Salah sat u pilar dalam mencipt akan kedamaian di sekolah
adalah penerimaan t erhadap perbedaan. Penerimaan
t erhadap perbedaan adalah menerima bahwa orang lain j uga
memiliki baik pendapat , cit a-cit a, harapan dan keinginan
yang mungkin berbeda. Penerimanaan t erhadap perbedaan
j uga mencakup penerimaan bahwa orang lain memiliki lat ar
belakang agama, suku bangsa, ras yang berbeda sehingga
t idak ada alasan unt uk bert indak secara diskriminat if
Beberapa kasus yang menggambarkan t idak adanya
kedamaian di sekolah dikarenakan masih adanya individu
yang t idak menghargai dan menerima perbedaan.
Penerimaan t erhadap perbedaan t ergant ung pada seberapa
luas pemahaman individu t erhadap individu lain yang dapat
dit ingkat kan melalui peningkat an ket erampilan sosialnya.
5. Penghargaan Terhadap Kelestarian Lingkungan
Kedamaian di sekolah dapat t ercipt a ket ika kelest arian dan
keasrian lingkungan sekolah dapat t erj aga dengan baik.
Kelest arian lingkungan dapat t ercipt a ket ika komponen
sekolah memiliki sikap yang berwawasan ekologis.
Sikap berwawasan ekologi adalah sikap yang memuat
kesadaran t erhadap prinsip-prinsip kelest arian alam yang
t ermanif est asikan dalam keyakinan, mot ivasi, perasaan,
sert a kebiasaan komponen sekolah ket ika berint eraksi
dengan lingkungan hidup di sekolah. Berdasarkan beberapa
penj elasan di at as dapat diambil kesimpulan bahwa sikap
berwawasan ekologis adalah sikap yang didasari oleh
t anggung j awab t erhadap keseimbangan lingkungan sekolah
(ekosist em sekolah) yang dij abarkan dalam berbagai
aspek-aspek:
a. Menj aga kelest arian lingkungan sekolah.
b. Tidak melakukan perusakan t erhadap f asilit as sekolah.
c. Hemat t erhadap sumber daya.
Pada sisi yang lain kelest arian lingkungan j uga berkait an
dengan masalah polusi. Beberapa sekolah sangat t erganggu
dengan polusi suara yang dit imbulkan oleh kebisingan lalu
lint as at au indust ri yang dekat dengan area sekolah.
Kebisingan ini sangat mengganggu konsent rasi siswa ket ika
belaj ar sehingga suasana damai di sekolah t erganggu.
Terganggunya konsent rasi ini dapat berperan pada siswa
yang cenderung berbuat onar at au berperilaku delinkuen.
Oleh karena it u kelest arian di sekolah harus diperhat ikan
dalam mewuj udkan kedamaian di sekolah. Sepert i yang
dinyat akan oleh beberapa guru dan siswa bahwa sekolah
yang damai adalah sekolah yang mampu memberikan
kenyamanan bagi warganya dalam bent uk kenyamanan
secara f isik dan psikologis. Lingkungan yang lest ari dan asri
adalah f akt or yang dapat memenuhi kebut uhan kenyamanan
f isik anggot a sekolah yang dapat mempengaruhi t ercipt anya
kedamaian di sekolah. Secara umum, penghargaan t erhadap
lingkungan dapat dit anamkan melalui peningkat an kepekaan
t erhadap masalah sosial.
3. SIKAP DAN PERILAKU YANG
Sikap dan perilaku yang mencerminkan kedamaian
1. Kont rol diri
2. Mampu menyelesaikan konf lik
3. Memiliki kompet ensi sosial
4. Budi pekert i
5. Taat at uran dan t at a t ert ib
6. Komunikat if
MENCERMINKAN KEDAMAIAN
1. Kontrol Diri
Kont rol diri adalah kemampuan seseorang unt uk
membimbing, mengat ur, dan mengarahkan bent uk-bent uk
periaku melalui pert imbangan kognit if sehingga dapat
membawa ke arah konsekuensi posit if . Kemampuan
mengont rol diri berkait an dengan bagaimana seseorang
mengendalikan emosi sert a dorongan-dorongan dari dalam
dirinya. Ciri-ciri orang yang mempunyai kemampuan kont rol
diri yang baik :
a. Mampu mengat ur perasaan yang impulsif dan emosi
t ert ekan dengan baik.
b. Mampu menyelesaikan, bersikap posit if , dan t idak
t erganggu dalam sit uasi apapun.
c. Mampu berpikir dan t et ap memf okuskan diri walaupun
dibawah t ekanan
2. Mampu Menyelesaikan Konflik
Stigma Mengenai Konflik
• Konf lik harus dihindari • Konf lik selalu merugikan • Konf lik adalah dosa • Konf lik adalah awal dari
kehancuran
• Dalam konf lik selalu ada yang menang dan kalah • Jika kit a memiliki
masalah dengan orang lain maka kit a harus menang
• Kit a t idak perlu mengungkapkan rasa ket idaksukaan kit a akan ide/ t ingkah laku orang lain
Dalam hubungan sosial t erdapat saling ket ergant ungan
ant ara sat u pihak dengan pihak lainnya. Tak j arang dalam
sit uasi t ert ent u kedua belah pihak ini memiliki perbedaan
perspekt if dalam melihat sebuah perist iwa. Akibat nya
muncullah konf lik. Berbagai pengalaman dan perist iwa t elah
memberikan inf ormasi bahwa kedamaian sekolah akan
t erganggu ket ika konf lik yang berlarut -larut t erj adi di
sekolah.
Konf lik adalah kondisi perselisihan akibat dari perbedaan dan
ket erbat asan yang mempengaruhi cara berbagai pihak dalam
memenuhi kebut uhan dan kepent ingannya masing-masing.
Konf lik adalah hal yang lumrah dan alami t erj adi pada
kehidupan. Konf lik akan memunculkan permasalahan yang
negat if apabila t idak diat ur sedemikian rupa. Konf lik j uga
dapat dimanf aat kan j ika seseorang mampu memiliki
kemampuan yang dinamakan dengan manaj emen konf lik.
Manaj emen konf lik menghendaki siswa unt uk menget ahui
keunt ungan dan kerugian konf lik, menyadari emosi yang
muncul saat t erj adinya konf lik, menget ahui pola–pola
penyelesaian konf lik, menyadari pola penyelesaian konf lik
yang selama ini dipakai sert a dapat memilih dan
memprakt ekkan pola negoisasi yang baik
3. Memiliki Kompetensi Sosial
Kompet ensi sosial adalah kemampuan at au kecakapan yang
ada dalam diri seseorang dalam berhubungan dengan orang
lain dan unt uk t erlibat dalam sit uasi-sit uasi sosial.
Kompet ensi sosial adalah komponen int egral pada int eraksi
individu dengan individu lainnya, karena kompet ensi sosial
merupakan syarat yang sangat diperlukan unt uk menj alin
sebuah int eraksi yang hangat dan penuh dengan
ket erbukaan. Indikasi individu yang memiliki kompet ensi
sosial t erlihat pada:
1. Empati
a. Memperhat ikan isyarat emosi dan mendengarkannya
dengan baik
b. Menunj ukkan kepekaan dan pemahaman t erhadap
perspekt if orang lain
c. Membant u berdasarkan pemahaman t erhadap
kebut uhan dan perasaan orang lain
2. Membantu Orang Lain Berkembang
a. Mengakui dan menghargai kekuat an dan keberhasilan
orang lain
b. Menawarkan umpan balik yang bermanf aat dan
mengident if ikasi kebut uhan orang lain unt uk
berkembang
3. Mendayagunakan Keragaman dan Perbedaan
a. Hormat menghormat i dan bergaul dengan orang yang
berasal dari berbagai macam lat ar belakang
b. Memahami beragamnya padangan dan peka t erhadap
perbedaan ant ar kelompok
c. Memandang keragaman sebagai peluang,
mencipt akan lingkungan yang memungkinkan semua
orang sama-sama maj u
d. Berani menent ang sikap diskriminat if yang suka
membedakan dan int oleransi t erhadap keragaman
4. Tidak Melakukan Diskriminasi
Diskriminasi adalah memandang bahwa orang lain t idak
bersikap secara waj ar dalam berint eraksi dengan orang lain
yang diungkapkan dengan perilaku prasangka buruk,
membesar-besarkan kelemahan orang lain, st ereot ip,
primordial dan lebih melihat bahwa dirinya at au
kelompoknya memiliki kelebihan dibanding dengan orang
at au kelompok lain. Tidak melakukan diskriminat if yait u
dengan mengut amakan sikap persamaan sederaj at dipandang
sebagai hal yang mencerminkan kedamaian.
5. Budi Pekert i
Budi pekert i adalah bukt i adanya kualit as luhur manusia
sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibandingkan
dengan makhluk lainnya. Budi pekert i merupakan indikasi
bahwa manusia memiliki akhlak baik, bermoral dan beret ika
dalam menj alankan hidup. Budi pekert i adalah salah sat u
sikap yang mampu mendukung t ercipt anya kedamaian di
sekolah. Ket ika semua komponen sekolah memiliki budi
pekert i yang baik, akhlak yang t erpuj i dan moral yang
opt imal maka suasana belaj ar dan int eraksi ant ara sat u
komponen dengan komponen lainnya akan t erat ur.
6. Taat aturan dan tata tertib
Guru dan siswa melihat bahwa perilaku damai adalah
perilaku yang sesuai dengan at uran dan t at a t ert ib, karena
at uran dan t at a t ert ib dibuat unt uk mencipt akan kondisi
yang damai.
7. Komunikatif
Int eraksi dengan orang lain selalu melibat kan komunikasi.
Int eraksi ant ara komponen sekolah yang diwarnai kedamaian
t erlihat pada komunikasi yang ef ekt if ant ar komponen
sekolah.
4. PROGRAM-PROGRAM YANG
Program-program yang direkomendasikan
1.Pengembangan diri (lif e skills)
2.Program pembent ukan karakt er ekologis 3.Program-program
insident al
4.Pengopt imalan mat a pelaj aran budi pekert i
DIREKOMENDASIKAN
Melalui pandangan pesert a beberapa usulan program dapat
diident if ikasi. Sebagian besar sekolah, yait u sekit ar 87 %
sekolah sudah menj alankan program secara mandiri di
sekolah yang dapat dikat akan memiliki t uj uan yang sej aj ar
dengan t uj uan budaya damai ant i kekerasan. 70% sekolah
menj awab bahwa program yang dij alankan menampakkan
hasil dengan berbagai indikat or misalnya angka perkelahian
di sekolah dan t awuran ant ar sekolah menurun, keamanan
lebih t erj aga, meningkat nya aspirasi siswa sert a part isipasi
siswa pada kegiat an f ormal maupun non f ormal di sekolah,
t idak adanya pencurian di sekolah, angka pelanggaran
t erhadap perat uran yang menurun sert a peningkat an prest asi
siswa.
Meskipun demikian, banyak sekolah (76%) masih memerlukan
wacana dan acuan yang lebih mendalam mengenai budaya
damai ant i kekerasan. Hal ini t erungkap pada pernyat aan
guru dan kepala sekolah yang mengat akan bahwa wacana
mengenai kedamaian yang didapat kan masih berkisar pada
t at aran makro yang lekat dengan masalah perkembangan
polit ik. Di sisi lain beberapa sekolah membut uhkan semacam
buku panduan prakt is dalam menj alankan program di sekolah
unt uk mencipt akan kedamaian di sekolah
Sekit ar 95 % sekolah bereaksi posit if dan mendukung program
damai ant i kekerasan di sekolah. Beberapa met ode dan
mat eri yang diusulkan beragam, mulai dari pelat ihan,
mengundang prof esional (polisi, psikolog, dokt er dsb. ) unt uk
memberikan pengarahan, lomba-lomba, pembent ukan
j aringan ant ar sekolah sert a kunj ungan silat urahmi ant ar
sekolah. Dari sikap posit if t ersebut t erdapat 53 % sekolah
yang menghendaki adanya pengayaan diluar mat eri
pendidikan yang berkait an dengan pengembangan diri siswa
dan guru sekolah. Di sisi lain, sekit ar 96 % siswa dan guru
akan bert indak secara akt if menyukseskan program
kedamaian di sekolah.
1.
Pengembangan Diri (
Lif e Skills
)
Sebab ut ama perselisihan dan bahkan perkelahian ant ar
pelaj ar adalah mudahnya pelaj ar dalam mengalami
ket egangan yang t idak dapat di manage olehnya. Unt uk
mengat ur dan merdahkan ket egangan ini diperlukan sebuah
ket erampilan hidup yang dinamakan dengan l i f e ski l l s.
Pent ingnya Li f e ski l l s dalam mencipt akan budaya damai ant i
kekerasan ini berdasarkan pada apa yang dikat akan pakar
pendidikan, J. Drost , bahwa kedamaian lingkungan sekolah
dapat t erwuj ud ket ika komponen sekolah memiliki
kedamaian di j iwa mereka masing-masing.
Beberapa hal yang t ercakup di dalam l i f e ski l l s yang dapat
dikembangkan dalam mencipt akan budaya damai di sekolah
misalnya empat i, manaj emen konf lik, kont rol diri, negosiasi
sert a pengelolaan emosi. Beberapa aspek yang t ermuat pada
l i f e ski l l s besert a karakt erist ik individu yang menguasai
ket erampilan ini ant ara lain:
a. Mampu mengelola ket egangan yang dialami sert a
menangani st res yang dirasakan
b. Tidak akan t erpengaruh oleh t ekanan at au st resor dari
luar
c. Pandai dalam bergaul
d. Dapat mengorganisir kelompok
e. Mampu memahami perasaan, mot ivasi dan keprihat inan
yang dirasakan orang lain
f . Mampu mengendalikan diri dan dorongan emosi ket ika
menghadapi perselisihan
g. Memiliki komit men dan t anggung j awab, dsb.
Mat eri pelat ihan l i f e ski l l s yang direkomendasikan adalah :
a. Manaj emen Konf lik (Conf l i ct Management)
b. Kont rol Diri (Sel f -Cont r ol)
c. Pengelolaan Emosi (Emot i on Management)
d. Pembent ukan Tim (Ti m Bui l di ng)
e. Kompet ensi Sosial (Soci al Compet ence)
f . Negosiasi (Negot i at i on)
g. Penyelesaian Masalah yang ef ekt if (wi n-wi n sol ut i on)
Penyelenggaraan pelat ihan ini dapat dij adikan sebagai sat u
rangkaian dengan akt if it as lain misalnya lomba-lomba, wor k
shop, bakt i sosial at au kunj ungan ke sekolah lain yang masih
dalam sat u kerangka Bul an Damai dan Ant i Keker asan di
Sekol ah. Met ode penyaj ian pelat ihan dapat berupa ceramah,
diskusi, permainan peran (r ol e pl ay) unt uk memberikan
pengayaan (empower ment) dan pencerahan (i nsi ght) kepada
pesert a berkait an dengan budaya damai ant i kekerasan di
sekolah.
2.
Program
Pembentukan Karakter Ekologis
Program pembent ukan karakt er ekologis adalah sebuah
pendekat an pendidikan ekologi unt uk meningkat kan sikap
berwawasan ekologis masyarakat , mengingat krisis ekologi
yang t erj adi selama ini lebih disebabkan oleh sikap
maladapt if manusia dalam berint eraksi dengan
lingkungannya (Holahan, 1992). Program Ecol ogi cal
Char act er Bui l di ng adalah salah sat u pendekat an unt uk
merangsang sikap berwawasan ekologis individu. Program ini
berisi kegiat an-kegiat an yang disusun unt uk menyent uh sisi
psikologis manusia dalam hubungannya dengan alam.
Aplikasi perilaku ekologis adalah akt if it as t erj un langsung ke
masyarakat unt uk menyelesaikan masalah ekologis yang ada
yang diikut i dengan memberikan pemahaman mengenai
pent ingnya memelihara kelest arian lingkungan. Akt if it as ini
berupa aksi dalam bent uk:
1. Penanaman pohon/ membuat t aman sekolah
2. Pembersihan sampah
3. Menyebarkan st iker dan pamf let gerakan ekologi di
sekolah
4. Eko-wisat a
Eko-wisat a adalah wisat a ke t empat -t empat yang
memiliki kondisi alam yang seimbang. Bebas dari polusi
dan pencemaran. Diharapkan set elah melakukan
eko-wisat a individu dapat mengenal alam lebih dekat . Selain
berusaha mengakrabi alam, pesert a j uga diaj ak unt uk
belaj ar meningkat kan pot ensi mereka sepert i yang
dij elaskan oleh Heimst ra (1978), yang mengat akan
bahwa mengunj ungi t empat -t empat rekreasi adalah
bagian pent ing dari keinginan manusia yang membawa
manf aat pada pembent ukan self -image yang posit if ,
pembent ukan ident it as sosial yang memungkinkan unt uk
bekerj a sama, sert a menguj i kekuat an unt uk berprest asi.
3.
Program-program Insidental
Program-program insident al adalah program-program yang
dilakukan berkait an dengan hari-hari t ert ent u, misalnya
pengadaan pesant ren kilat pada bulan ramadhan, pengadaan
kegiat an bakt i sosial pada hari keset iakawanan sosial dan
sebagainya. Secara umum, hari-hari ist imewa t ersebut dapat
diperingat i dengan menyelenggarakan kegiat an, yang dapat
disisipi dengan pencipt aan kondisi damai di sekolah.
4.
Pengoptimalan Mata Pelaj aran Budi Pekerti
Selain mat a pelaj aran agama dan PPKN, mat a pelaj aran yang
dapat dipert imbangkan sebagai upaya unt uk menanamkan
nilai-nilai kedamaian di sekolah adalah mat a pelaj aran budi
pekert i. Mat a pelaj aran budi pekert i mengaj arkan nilai-nilai
dan et ika dalam kehidupan bermasyarakat agar siswa
memiliki akhlak yang t erpuj i dan budi yang luhur, yang
sesuai dengan salah sat u aspek budaya damai di sekolah.
Sat u permasalahan yang dihadapi guru adalah belum
komprehensif nya wacana mengenai mat a pelej aran yang
berkait an dengan budi pekert i.
Dari berbagai program yang t elah disebut kan di muka
program pelat ihan pengembangan diri melalui pemberdayaan
l i f e ski l l s merupakan priorit as yang pent ing dibandingkan
dengan program yang lain, karena guru memerlukan
pembekalan dan orient asi yang j elas mengenai
penyelenggaraan budaya damai ant i kekerasan dan siswa
memerlukan pendekat an yang lain, selain dalam mat eri
pelaj aran.
5.
RANGKUMAN HASIL SKALA SIKAP
TERHADAP BUDAYA DAMAI ANTI
KEKERASAN
Skala sikap adalah met ode unt uk mengident if ikasi pandangan
keset uj uan individu t erhadap sebuah obj ek psikologis. Pada
assessment budaya damai, skala sikap dibagikan kepada
siswa, guru dan kepala sekolah. Aspek yang diungkap pada
skala t ersebut t erdiri menj adi t iga bagian yait u persepsi
individu t erhadap kondisi kedamaian di sekolah dan usaha
yang sudah dilakukan sekolah, sikap individu program yang
mewuj udkan kedamaian sert a pandangan mengenai
pent ingnya kedamaian. Prosent ase nilai akan dipaparkan si
bawah ini :
a. Kondisi Sekolah
Sebagian besar sekolah sudah berusaha mewuj ud
Kedamaian belum t erwuj udkan di sekolah saya :
39%
61%
setuju tidak setuju
Sekolah saya sudah berupaya unt uk mewuj udkan kedamaian di lingkungan sekolah :
13%
87% setuju
tidak setuju
b. Peran terhadap Upaya Pembentukan Kedamaian di Sekolah
Saya sudah berperan sert a dalam mewuj udkan kedamaian di sekolah:
28%
72%
setuju tidak setuju
Saya akan berperan akt if j ika ada program yang berusaha mewuj udkan kedamaian di sekolah :
4% 96%
setuju tidak setuju
Kedamaian di sekolah sulit unt uk diwuj udkan:
93%
7%
setuju tidak setuju
c. Persepsi terhadap Kedamaian
Proses belaj ar mengaj ar harus dilengkapi dengan adanya kedamaian di sekolah :
2% 98%
setuju tidak setuju
Tanpa kedamaian di sekolah proses belaj ar mengaj ar sudah dapat berj alan dengan baik:
94%
6%
setuju tidak setuju
Saat ini masalah kedamaian di lingkungan sekolah harus mulai dipikirkan oleh pihak t erkait :
5% 95%
setuju tidak setuju
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
DAN
SARAN
1. Kesimpulan
Dari berbagai paparan yang dikemukakan di muka dapat
disimpulkan bahwa budaya damai di sekolah secara def init if
diart ikan sebagai sekolah yang kondusif proses belaj ar
mengaj ar yang memberikan j aminan suasana kenyamanan
dan keamanan pada set iap komponen di sekolah karena
adanya rasa kekeluargaan yang t ercermin pada proses
belaj ar dan mengaj ar yang ef ekt if , suasana yang nyaman dan
aman, komunikasi dan hubungan ant ar komponen sekolah
yang t erbina, perat uran dan kebij akan yang aspirat if .
Aspek-aspek kedamaian di sekolah ant ara lain saling
percaya, kerj a sama, t enggang rasa, penerimaan t erhadap
perbedaan, penghargaan t erhadap kelest arian lingkungan.
Sikap dan perilaku yang mencerminkan kedamaian ant ara
lain : kont rol diri, mampu menyelesaikan konf lik, memiliki
kompet ensi sosial, budi pekert i, t aat at uran dan t at a t ert ib,
komunikat if
Program-program yang direkomendasikan ant ara lain :
pengembangan diri (l i f e ski l l s), program pembent ukan
karakt er ekologis, program insident al, pengopt imalan mat a
pelaj aran budi pekert i. Sebagian besar sekolah sudah
mengadakan upaya unt uk mewuj udkan kedamaian di sekolah
akan t et api masih memiliki banyak ket erbat asan yang
dikarenakan sedikit nya wacana dan panduang dalam
melaksanakan program yang hendak diaplikasikan
Dari berbagai program yang t elah disebut kan di muka
program pelat ihan pengembangan diri melalui pemberdayaan
l i f e ski l l s merupakan priorit as yang pent ing dibandingkan
dengan program yang lain, karena guru memerlukan
pembekalan dan orient asi yang j elas mengenai
penyelenggaraan budaya damai ant i kekerasan dan siswa
memerlukan pendekat an yang lain, selain dalam mat eri
pelaj aran.
LAPORAN HASIL
ASSESSMENT DI
JAKARTA
Jakarta, 5 September 2003
PENGERTIAN SEKOLAH YANG DAMAI
Gambaran sekolah yang damai menurut hasil Angket Budaya Damai dan Focused Gr oup Di scussi on dapat dihubungkan dengan kat a kunci sebagai berikut :
1.
Aman, tentram dan membuat
penghuninya merasa nyaman
Sekolah yang membuat anak didiknya merasa t ent ram, aman dan t enang di sekolah (Faj ar)
Sekolah yang baik, nyaman dan aman baik secara akademik maupun secara sosial (Andry)
Adanya j aminan rasa aman, nyaman, dan menyenangkan (Guru BK SMU 1 Bekasi)
Sekolah yang nyaman, Sekolah yang aman, Sekolah yang menyenangkan
(wakil SMU 8 Jakart a)
Hubungan ant ar warga yang rukun, harmonis, dekat , penuh cint a, kasih sayang dan komunikat if . Warga sekolah yang dimaksud di sini ant ara lain: siswa, guru, kepala sekolah
Adanya kebersamaan unt uk t ercipt anya perdamaian (Rey)
Komunikat if ant ar komponen, semua dapat menempat kan diri dan mengurangi ego masing2 (widya)
Sekolah yang didalamnya t ercipt a iklim yang kondusif dengan ciri: aman, nyaman, menyenangkann, kekeluargaan, komunikat if , saling menj aga hak dan kewaj iban masing-masing warga sekolah
(wakil SMU 76)
Sekolah yang bisa mewuj udkan keharmonisan hubungan ant ara unsur-unsur sekolah (wakil SMU Labschool)
2.
Bebas dari kekerasan, t awuran,
pert ent angan yang berlebihan
Dengan kondisi yang bebas t awuran maka warga sekolah, t erut ama siswa merasa t enang dan t idak was-was selama berada di sekolah.
……. disiplin dan t idak t awuran (Waf a)
Tidak ada t indak kekerasan j adi para siswa merasa t enang di sekolah (Fariz)
Tidak pernah t erj adi t indak kekerasan ant ar murid, baik ant ara guru dan murid (wakil Labscholl)
Tidak ada kekerasan (wakil SMU 115)
3.
Warga sekolah saling menghargai,
bekerj asama dan bergot ong royong
Set iap unsur t erkait dapat mewuj udkan sikap got ong royong, kerj asama, saling menghargai (Ihwan)
Semua unsur sekolah dapat berint eraksi dan berakt if it as dengan baik (Faj ar)
Terdapat pelaksanaan t at a t ert ib dan penegakan disiplin
Sekolah dimana perat uran dipahami, dipat uhi & dilaksanakan oleh seluruh anggot a sekolah t anpa ada paksaan (Bagus)
Menj aga ket ert iban oleh guru & murid (Harry)
dan t idak ada pelanggaran at uran sehingga KBM berj alan baik out put nya j uga baik (wakil SMU 114)
Tat a t ert ib sekolah dit aat i (wakil SMU 1 Bekasi)
4.
Tidak ada kesenj angan sosial ant ar warga
Maksud dari pernyat aan di at as adalah dengan t idak adanya kesenj angan sosial maka t idak akan muncul rasa iri, dengki dan perselisihan sehingga sekolah t et ap t erasa damai.Sekolah yang t idak ada rasa kesenj angan sosial (wakil Daruu Maarif )
Sekolah yang t idak ada kesenj angan sosial (Cit ra)
MASALAH-MASALAH YANG MENGGANGGU
KEDAMAIAN DI SEKOLAH
Terdapat berbagai masalah kompleks yang t erj adi di sekolah. Sepet i diket ahui bahwa sekolah t erdiri dari beberapa komponen dengan permasalahan masing-masing. Tent u saj a permasalahan ant ar komponen saling berkait dan mempengaruhi.
1.
Siswa
•
Kekerasan & perkelahianSuasana damai di sekolah sangat t erganggu dengan adanya kekerasan di sekolah dalam berbagai bent uk misalnya premanisme hingga t awuran ant ar siswa baik sat u sekolah at au ant ar sekolah. Tawuran biasanya melibat kan sekolah lain (ant ar sekolah). Masalah yang memicu sebenarnya sederhana saj a, misalnya: masalah pacar, t ersinggung harga dirinya, dendam t urunan. Tawuran j uga dapat t erj adi dengan warga masyarakat (para preman) yang sering memancing kerusuhan di luar gerbang sekolah.
Tawuran sebagai bent uk penyaluran kegiat an yang murah bagi siswa golongan ekonomi menengah ke bawah (wakil SMU Cengkareng I) Sekolah mempunyai “ musuh bebuyut an” sehingga t awuran t et ap ada (wakil SMU 7)
Karena di sekit ar sekolah banyak preman maka beberapa t eman-t eman j adi eman-t erpengaruh dan ikueman-t -ikueman-t an keras (Slameeman-t )
Kalau sampai ada desas-desus mau ada t awuran rasanya j adi was-was mau sekolah, padahalyang t awuran it u bukan sekolah sendiri melainkan sekolah t et angga (Cit ra)
•
Kurangnya penegakan disiplinSuasana damai di sekolah sangat t erganggu dengan kurangnya disiplin dalam menaat i perat uran-perat uran sekolah. Pada dasarnya perat uran yang ada di sekolah sudah cukup banyak, namun hal t ersebut belum cukup ef ekt if karena f akt or pelakunya. Siswa kadang merasa perat urannya t idak adil dan t erlalu keras, apalagi mereka t idak dilibat kan dalam perumusan sehingga merasa sah-sah saj a unt uk melanggar
Perilaku kurang disiplin yang disebut kan subj ek adalah: membolos sekolah, t erlambat masuk sekolah, membawa barang-barang yang t idak diperbolehkan, ramai saat j am kosong, berpakaian dan berpenampilan sembarangan, merokok.
Tiadanya disiplin dimulai dengan pelanggaran t erhadap perat uran-perat uran kecil (SMU II Ciput at )
Siswa menganggap ent eng dat ang t erlambat at au membolos Perat uran t erlalu ket at dan kadang t idak adil karena sering t idak menanyakan alasan kenapa siswa t erlambat (Michael)
Kadang merokok di dalam kelas dan t awuran dengan sekolah lain (Waf a)
Banyak siswa yang bolos (Yuli)
•
Pemakaian NARKOBA dan minuman kerasSuasana damai di sekolah sangat t erganggu dengan pemakaian obat -obat an t erlarang dan minuman keras. Adanya siswa yang menyalahgunakan narkoba menyebabkan ada rasa t idak aman bagi siswa lain. Pihak sekolah danguru j uga merasa sangat berat hat i. Narkoba menj adi masalah yang sulit karena memang mempunyai j aringan pengedar yang sulit dilacak apalagi diberant as. Biasanya sekolah t elah berusaha unt uk mencegah dan merazia namun siswa selalu disuplai oleh pihak-pihak di luar. Hal ini t ampak pada pengungkapan Awan, salah seorang pesert a diskusi yang mengat akan “ Pemakaian narkoba akibat pengaruh lingkungan dan t eman sebaya, biasanya anak yang kena t u karena ada masalah di rumah git hu! Biar di sekolah dit ert ibin j uga biasanya mereka ada masalah di rumah git hu. Teruskadang yang nawarin t u preman-preman yang di luar sekolah, kalau pulang sekolah mereka maksa-maksa, nge-grat isin zat nya it u”
Anak yang menggunakan narkoba, it u membuat was-was karena mereka meresahkan (Cit ra)
Pemakai dan pengedar narkoba di lingkungan sekolah membuat sekolah t idak damai (Harvad)
•
Pemerasan antar siswa/ premanisme/ pemalakanKenyamanan di sekolah hilang begit u ada oknum-oknum siswa yang suka bert indak sewenang-wenang t erhadap t emannya. Pemalakan biasanya dilakukan oleh sekelompok orang (genk) karena benar-benar mengej ar uang at au hanya gagah-gagahan saj a. Keduanya membuat siswa lain j adi harus selalu berj aga-j aga dan menghindar dari pembuat onar.
Yang membuat t eman-t eman j adi merasa nggak aman it u karena preman-preman sekolah sendiri. Ment ang-ment ang kakak kelas t rus malakin adik kelas. Ment ang-ment ang badannya kuat t erus malakin t eman (Cit ra)
Siswa dikompas oleh siswa dari sekolah lain (SMU 2 Semarang) Pemalakan bikin sekolah gak damai (Slamet )
Mengkompas t eman sendiri (Kepsek SMU Jayapura, SMU 1 Jambi, SMU 1 Pont ianak)
•
Senioritas dan kesenj angan ant ar kelompokBudaya adik kelas vs kakak kelas lebih menyusahkan bagi siswa kelas rendah. Sej ak adik kelas masuk selalu dit anamkan bet apa berkuasanya kakak kelas. Pada beberapa sekolah kondisi ini sangat kent al sehingga berbagai f asilit as dan acara sekolah selalu dipisah-pisah berdasarkan angkat an kelas. Pelecehan yang dilakukan oleh kakak kelas membuat kehidupan organisasi dan ekst ra kurikuler di sekolah sangat t erhambat .
Garis bat as berlebihan ant ar kelompok siswa j uga membuat suasana kurang damai karena t iap gap mengedepankan kepent ingan kelompok t anpa mau berkompromi. Gap muncul dengan bat asan kondisi ekonomi, j enis hobby yang digelut i maupun gap ant ar organisasi ekst ra kurikuler.
Di t empat saya yang namanya j adi kelas 1 rasanya susah banget . Ada sekian banyakhal yang diat ur, dilarang dan dilanggar haknya oleh kakak kelas (Adhit ya)
Seniorit as yang berlebihan, dimulai saat menj adi siswa baru, saling menindas sert a emperuncing gap dan seniorit as (Bagus)
2.
GURU, KARYAWAN
•
Kurang disiplinSebagai pihak yang lebih t ua dari komponen sekolah, guru dan karyawan dij adikan siswa sebagait eladan. Namun, karena ket erbat asannya sering pula guru/ karyawan j uga kurang disiplin. Misalnya dalam hal ket erlambat an masuk dan j am pelaj aran yang kosong. Terkadang pelanggaran yang dilakukan hanya kecil saj a t api karena siswa menganggap guru/ karyawan sebagai orangt ua maka pelanggaran kecil t ersebut sangat mengecewakan siswa dan akan dij adikan ‘ dasar hukum’ unt uk meniru.
Guru kan pendidik, kalau guru saj a memberi cont oh nggak bener t erus gimana dengan siswa? (Fariz)
•
Otoriter dan kurang dekat; komunikasi dengansiswa kurang bagus
Hubungan guru-siswa yang t egang dan kaku membuat siswa merasa suasana damai di sekolah sangat berkurang.
Hubungan ant ar siswa, guru-siswa t idak harmonis/ j auh (Ade) Ot orit as guru (Fariz, Nina)
Ket idakamanan muncul karena kebekuan ant ara guru dan siswa (wakil SMU I Bekasi)
3.
LINGKUNGAN SEKITAR
•
Letak sekolah di pusat keramaianKedamaian sulit t erwuj ud bila sekolah berada di lingkungan yang t idak mendukung suasana pendidikan. Jalan yang t erlalu ramai & bising, mal & pusat perbelanj aan sebenarnya t idak cocok unt uk t erlalu dekat dengan sekolah. Preman dan pengangguran yang berkeliaran di luar sekolah j uga membuat siswa t erancam ket ika akan berangkat maupun pulang dari sekolah. Bahkan kadang masyarakat sekit ar sekolahlah yang memicu perkelahian.
Sekolah saya berada di t engah-t engah kawasan PSK hingga dari lant ai 2 siswa sekolah saya dapat melihat kost -kost an PSK yang sedang berleha-leha (SMU 2 Ciput at )
Yang kadang memicu perkelahian j ust ru preman-preman di luar sekolah (Hasan)
Let ak sekolah di dekat pabrik pest isida (SMU 1 Medan) campur t angan masyarakat pada perkelahian ant ar siswa (SMU Bonggomeme Goront alo)
4.
SARANA PRASARANA
•
Kondisi gedung sekolah j elek dan kotor•
Belum memiliki pagar yang memadai•
Satu bangunan digunakan oleh lebih dari sat usekolah
UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK
MENCIPTAKAN KEDAMAIAN DI SEKOLAH
1.
Siswa
•
Meningkatkan pelaksanaan tata tertib di sekolahSalah sat u upaya yang dilakukan unt uk mencipt akan kedamaian di sekolah adalah dimulai dengan memperhat ikan perat uran-perat uran yang berlaku di sekolah.
Memperhat ikan penyimpangan-penyimpangan perat uran kecil (SMU II Ciput at )
Meningkat kan disiplin sekolah (SMUN 1 Kupang)
Adanya buku t at a t ert ib yang dimiliki siswa dan dipahami (SMU BPJ) Menerapkan disiplin yang ket at pd siswa & membuat perat uran demi mencipt akan kedamaian (Faj ar)
Memberikan sangsi t egas bagi yang melakukan pelanggaran Pemberian sanksi dengan sist em poin (SMU II Ciput at )
Pert imbangan bobot poin unt uk kesalahan-kesalahan t ert ent u (SMU 7 Jakart a)
Siswa yang t erlambat diberi t ugas sat u j am unt uk menulis salah sat u j udul karya t ulis sebanyak sebanyak sat u halaman f olio (SMUN 1 Kut a)
•
Razia/ pemeriksaan rutinGuru piket keliling sekolah hingga radius beberapa kilomet er (SMU Cengkareng I)
Melakukan razia at au pemeriksaan (SMU Hindiyani)
Ket ika ada pent as musik sekolah ada pemeriksaan barang di gerbang (Tyas)
Membent uk badan keamanan sekolah
Pengangkat an sat pam sekolah (SMUN 1 Kendari)
Melibat kan peran sat pam baik dari sekolah at au masyarakat (SMU Cengkareng I)
•
OSIS j uga berfungsi sebagai badan keamanansekolah
Pendayagunaan OSIS dan kegiat an ekst rakurikuler lainnya Memperbanyak kegiat an ekst ra kurikuler dan membinanya hingga berprest asi (SMU 7 Jakart a)
Menggiat kan ekst ra kurikuler di bidang seni, olahraga dan masyarakat (SMUN 2 Palangkaraya)
Mengikut i kegiat an ekst ra kurikuler unt uk mengisi wakt u dengan hal-hal posit if (Yuli)
Pendayagunaan OSIS dalam kegiat an disiplin siswa (SMU 1 Kasui)
•
Sosialisasi & pengarahanMemberikan bimbingan bagi siswa yang bermasalah (SMU 7 Jakart a) Mengadakan penyuluhan (Adit ya)
Sosialisasi kepada mereka yang cenderung menyimpang dari kedamaian (Nina)
Memberi bimbingan dan penyuluhan unt uk berperilaku posit if (SMUN 2 Palangkaraya)
•
Peningkat an kualitas pribadi dan budi pekertiPendidikan agama, PPKn dan Budi Pekert i diberikan unt uk membent uk akhlak yang baik (SMU 107 Jakart a)
Pemberlakuan 5 S: senyum, sapa, salam, sopan, sant un (SMU 1 Bekasi)
peningkat an imt aq & ipt ek dg merayakan hari besar agama dengan melibat kan murid, guru dan masyarakat sekit ar (Nurit a)
menegaskan perat uran, meningkat kan ibadah, mempererat silat urahim, saling menghormat i (sL Syaif ul)
2.
Guru
•
Penegakan disiplin guruSiswa t idak akan t erlambat masuk bila guru t elah berhasil melaksanakannya dulu (SMU 107 Jakart a)
Guru dan kepala sekolah dulu yang harus bisa membiasakan diri berperilaku damai dengan menaat i t at a t ert ib (SMU 78)
Guru melarang merokok siswanya t et api dia sendiri j ust ru merokok.
•
Pengaktifan peran guru BKGuru BK berempat i t erhadap siswa, t idak boleh mengkrit ik t et api siswa disuruh bicara maunya apa. Siswa yang dikrit ik j ust ru akan lari (SMU 107 Jakart a)
Pemberdayaan guru BK (SMU 1 Bonggomeme, SMUN 1Kendari, SMU 10 Jakart a)
Guru BK bisa menj adi orang t erpecaya dengan menj aga kerahasiaan siswa (Mikael)
Mencerit akan masalah siswa dengan maksud sebagai peringat an hendaknya mencerit akan secara garis besarnya saj a (Hari)
•
Kerj asama wali kelas, guru BK dan guru mat a pelaj aranGuru BK dan Wali Kelas memandu belaj ar sendiri dan melerai anak yang berkelahi (SMU 1 Sanana)
Komunikasi ant ara kepala sekolah, guru dan karyawan harus dibina Perubahan paradigma sekolah dengan t ekad guru sebagai pelayan siswa (cust omer) dengan mengedepankan kasih (SMU 107 Jakart a)
•
Memberikan pendekatan keagamaanPendidikan religi mampu membent uk budaya damai dengan
pembinaan rut in sehingga mampu menghilangkan t indakan-t indakan negat if (SMUN 8 Jakart a, SMU 2 Ciput at , SMUN 1 Mat aram, SMU BPJ SMU 7 Palu)
Penanaman keimanan t idak hanya melalui pelaj aran agama t et api j uga bidang st udi lainnya (SMU 107 Jakart a)
Mengadakan kegiat an sosial keagamaan (Yana) Kegiat an keagamaan bersama (Yuli)
•
Meningkatkan kualitas komunikasi guru-siswaBaik siswa dan guru saling bert egur sapa bila sekolah/ osis mengadakan kegiat an mereka saling membaur, j uga diluar j am belaj ar (Bagus)
Guru yang dekat ya kalau ada kegiat an beliau ikut maen, menanyakan khabar kit a. Kalau ki t a salah ya marah t api dengan adil, j adi kit a t ahu salah kit a (Harry)
Berkomunikasi dengan kelembut an (SMU 115 Jakart a)
3.
Orangtua/ Wali Murid
•
Komunikasi guru dengan orangtuaOrang t ua dan sekolah menyepakat i penerapan perat uran kesiswaan (SMU 2 Ciput at )
Berkomunikasi secara ef ekt if dengan orang t ua (SMUN 1 Kupang, SMUN 1 Jambi, SMUN 2 Semarang, SMUN 1 Mat aram, SMUN 4 Jambi, SMUN 1 Kasui, SMUN 6 Medan, SMUN 3 Ternat e, SMU 99 Jakart a)
•
Orang tua menyadari pentingnya pendidikankeluarga
Siswa berperilaku baik bila berasal dari lingkungan keluarga yang baik (SMU 1 Bekasi)
Keluarga sebagai pendidikan dasar mengenai budi pekert i (SMU 99 Jakart a)
4.
Lingkungan/ Masyarakat
•
Melibatkan komponen masyarakat lainnyaKet erlibat an masyarakat (polisi, lurah) dalam menanggulangi permasalahan t awuran dan narkoba
(SMU 2 Ciput at , SMU Cengkareng 1, SMU 10 Jakart a)
Media massa membant u mengekspos perkembangan sekolah yang posit if (SMU 10 Jakart a)
Kebersamaan dari masyarakat dalam mengat asi permasalahan pengaruh negat if lingkungan (SMU 1 Bekasi)
Pembinaan kamt ibmas oleh kepolisian (SMU 1 Bonggomeme Goront alo)
Pendekat an kepada pengusaha (SMUN 6 Medan)
•
Pengangkat an satpam sekolah dari masyarakatsekitar
Mengangkat sat pam sekolah (SMUN 1 Kendari,
Meningkat kan rasa kekeluargaan dengan warga sekit ar
PERILAKU YANG MENCERMINKAN
KEDAMAIAN DI SEKOLAH
Sekolah yang damai merupakan hasil dari kumpulan perilaku warga sekolah yang mendukung proses pembent ukan kondisi t ersebut .
Kebersamaan dalam melaksanakan berbagai
kegiatan
Kondisi dimana komponen-komponen sekolah melakukan kegiat an bersama merupakan salah sat u ciri sekolah yang damai. Kegiat an bersama yang dimaksud oleh subj ek ant ara lain: penyelenggaraan pent as seni, kepanit iaan, organisasi, menyelesaikan perselisihan dan kegiat an keagamaan
Adanya proyek bersama akan mencairkan kebekuan guru dan siswa dan memunculkan persamaan dalam membent uk kelompok (SMUN I Bekasi)
LAPORAN HASIL
ASSESSMENT DI
JOGJAKARTA
Jogj akarta, 5 September 2003
PENGERTIAN SEKOLAH DAMAI
1. Kenyamanan dan Keamanan
Kenyamanan dan Keamanan
Kenyamanan dan keamanan dalam proses belaj ar mengaj ar
Sekolah yang damai adalah sekolah yang menyelenggarakan proses KBM yang aman, nyaman, t ent ram dan kondusif .
Ket ika t erj adi proses KBM, guru dan murid merasa aman dan nyaman (Endah)
Sekolah yang nyaman lah! Yang komunikasinya lancar, KBM lancar, semua lancar. Pis cing …. . (Razmaeda)
Dalam pandangan siswa ket ent eraman dapat dicapai ket ika guru dapat diaj ak berbagi dengan siswa.
Kalau sekolah t ent ram, nyaman, gurunya bisa diaj ak shar i ng … (FGD)
Di dalamnya t erdapat keadaan yang nyaman, enak dan kondusif unt uk KBM dan di dalamnya t erdapat suat u rasa saling memberi, mengasihi, menyayangi (Arko)
2. Toleransi
Sekolah yang damai adalah sekolah yang siswa at aupun guru di dalamnya menghargai perbedaan, t oleran, menghormat i dan menghargai orang lain ant ar seluruh komponen di sekolah.
Toleransi
• Penghargaan t erhadap perbedaan
• Pemahaman t erhadap
pribadi siswa Menghargai perbedanan-perbedaan yang ada dengan sikap t oleran
(Rama)
Yang pent ing kit a t uh menghargai perbedaan dan j angan hanya bert eman dengan kelompok sendiri saj a (FGD)
Ant ara guru, murid dan karyawan, semua saling menghargai dan menghormat i (Carmelia)
Selain menghargai t erhadap perbedaan, t oleransi dapat diart ikan sebagai penghargaan dan pemahaman guru t erhadap pribadi siswa yang diwuj udkan dalam penerapan perat uran yang t idak ot orit er.
Bisa menghargai, menghormat i dan mengert i akar perbedaan yang ada di sekolah t ersebut , karena banyak sekolah yang menet apkan perat uran secara ot orit er (Iqbal)
Menurut siswa penghargaan dapat dicapai apabila komponen di sekolah memulai penghargaan dari dirinya se