• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pancasila Sebagai Sistem Etika. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pancasila Sebagai Sistem Etika. docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Pancasila Sebagai Sistem Etika“. Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, yaitu kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis.

2. Bapak Dodik Kariadi M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila.

3. Orang tua yang selalu mendukung setiap aktivitas penulis.

4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Singkawang, September 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian Etika 3 B. Etika Pancasila 3

C. Pancasila Sebagai Solusi Masalah Bangsa 5 BAB III PENUTUPAN 7

A. Kesimpulan 7 B. Saran 7

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai suatu sisitem filsafat pada hakikat nya merupakan suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, moral,maupun norma kenegaraan lainnya. Didalam filsafat pancasila terkandung di dalam nya suatu pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis ,mendasar,rasional, sistematis, dan komperhensif ( menyeluruh ) dan system pemikiran ini merupakan suatu niai. Oleh karena itu suatu pemikiran filsafat tidak secara langsung menyajikan norma-norma yang merupakan pedoman dalam suatu tindakan atau aspek praksis melainkan suatu nilai-nilai yang bersifat mendasar.

Sebagai suatu nilai, pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat , berbangsa dan bernegara. Adapun nilai-nilai tersebut akan di jabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau kehidupan yang nyata dalam masyarakat, bangsa maupun Negara. Maka nilai-nilai tersebut kemudian di jabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas sehingga merupakan suatu pedoman.

Norma-norma tersebut meliputi :

1. Norma moral yaitu, yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk. Sopan ataupun tidak sopan, susila atau tidak susila. Dalam kapasitas inilah nilai-nilai pancasila telah dijabarkan dalam suatu norma-norma moralitas atau norma-norma etika sehingga Pancasila merupakan sistem etika dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

B. Tujuan

Tujuan dalam makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui pengertian nilai, norma dan moral dalam konteks pancasila sebagai etika.

2. Dapat mengerti hubungan antara nilai, norma dan moral dalam konteks pancasila sebagai etika.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika

Secara etimologi “etika” berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu “ ethos” yang berarti watak, sikap, cara berfikir, kebiasaan/adat. Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua kelompok. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai ajran moral. Kedua kelompok etika itu adalah sebagai berikut:

1. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia.

2. Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual) maupun mahluk sosial (etika sosial).

Etika berkaitan dengan berbagai nilai karena etika pada dasarnya membicarakan masalah yang berkitan dengan nilai ”susila” dan nilai “tidak susila”, “baik”dan “buruk” sebagai bahasan khusus etika membicarakan sifat-sifat yang menyebabkan orang dapat di sebut susila atau bijak. Kuwalitas ini di namakan kebajikan yang di lawan kan dengan kejahatan yang berarti sifat-sifat yang menunjukkan bahwa orang yang memilikinya di katakana orang yang tidak susila sebenarnya etika banyak bersangkutan dengan prinsi-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia (kattsof 1986). Dapat juga dikatakan bahwa etika berkaitan dengan dasar-dasar filosofis dalam hubungan dengan tingkah laku manusia.

B. Etika Pancasila

Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai dalam Pancasila, namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.

Menilik nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka Pancasila dapat menjadi sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya bersifat mendasar, namun juga realistis dan aplikatif.

Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang sudah ada dalam cita-cita bangsa Indonesia yang harus diwujudkan dalam realitas kehidupan. Nilai-nilai tersebut dalam istilah Notonagoro merupakan nilai yang bersifat abstrak umum dan universal, yaitu nilai yang melingkupi realitas kemanusiaan di manapun, kapanpun dan merupakan dasar bagi setiap tindakan dan munculnya nilai-nilai yang lain.

• Contoh nilai realitas dalam pancasila

- Nilai ketuhanan akan menghasilkan nilai spiritualitas, ketaatan, dan toleransi.

- Nilai kemanusiaan, menghasilkan nilai kesusilaan, tolong menolong, penghargaan, penghormatan, kerjasama, dan lain-lain.

- Nilai persatuan menghasilkan nilai cinta tanah air, pengorbanan dll.

- Nilai kerakyatan menghasilkan nilai menghargai perbedaan, kesetaraan, dll.

- Nilai keadilan menghasilkan nilai kepedulian, kesejajaran ekonomi, kemajuan bersama dll.

1. Sila pertama : Menghormati setiap orang atau warga negara atas berbagaikebebasannya dalam menganut agama dan kepercayaannya masing- masing, serta menjadikan ajaran-ajaran sebagai anutan untuk menuntun ataupun mengarahkan jalan hidupnya.

kodrati yang merupakan suatu keutuhan dengan eksistensi dirinya secara bermartabat.

3. Sila ketiga : bersikap dan bertindak adil dalam mengatasi segmentasi-segmentasi atau primordialisme sempit dengan jiwa dan semangat “Bhinneka Tunggal Ika”, “bersatu dalam perbedaan” dan “berbeda dalam persatuan”.

4. Sila keempat : kebebasan, kemerdekaan, dan kebersamaan dimiliki dan dikembangkan dengan dasar musyawarah untuk mencapai kemufakatan secara jujur dan terbuka dalam menata berbagai aspek kehidupan.

5. Sila kelima : membina dan mengembangkan masyarakat yang berkeadilan sosial yang mencakup kesamaan derajat (equality) dan pemerataan (equity) bagi setiap orang atau setiap warga negara.

Sila-sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan integral dan integrative menjadikan dirinya sebagai sebagai referensi kritik sosial kritis, komprehensif, serta sekaligus evaluatif bagi etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa ataupun bernegara. Konsekuensi dan implikasinya ialah bahwa norma etis yang mencerminkan satu sila akan mendasari dan mengarahkan sila-sila lain.

C. Pancasila Sebagai Solusi Masalah Bangsa

Dimana dapat kita sadari bahwa Pancasila tersebut Mengandung nilai-nilai penting, yang apabila di kerjakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat mewujudkan sebuah Negara yang berdaulat dan bermartabat, yaitu Negara yang menjunjung tinggi rasa keadilan, persatuan dan kesatuan.Pancasila memegang kunci sangat penting dalam mengatasi permasalahan yang ada di Indonesia baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.karena Pancasila berkududukan sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.semua pemecahan masalah nya yang ada di Indonesia ada pada lima dasar pancasila. Masing-masing sila memiliki makna khusus yang sejatinya merupakan solusi pemecahan masalah bangsa ini.

1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa.

Secara garis besar mengandung makna bahwa Negara melindungi setiap warga Negara nya memeluk agama (agama yang di akui oleh Negara Republik Indonesia), warga negaranya di bebas kan untuk memeluk kepercayaan yang di yakini bagi setiap agama, dan saling memberi toleransi bagi setiap agama yakni saling menghormati kebebasan dalam beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Mengandung makna bahwa setiap warga Negara mendapatkan perlakuan yang sama di mata hukum, karena Indonesia berdasarkan atas Negara hukum. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Bertingkah laku sesuai dengan adab dan norma yang berlaku di masyarakat.

3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia.

Mengandung makna bahwa seluruh penduduk Indonesia adalah saudara,tanpa pernah membedakan suku,agama,ras,adat istiadat maupun kebudayaan yang sangat beragam di Indonesia.warga Negara Indonesia adalah satu yakni bangsa Indonesia,rela berkorban demi bangsa dan Negara sendiri.

Mengandung makna bahwa setiap mengambil keputusan harus melalui musyawarah agar tidak ada yang memihak kepada segelintir orang maupun untuk kepentingan kelompok maupun pribadi. Melakukan musyawarah maksudnya melakukan pengambilan keputusan secara bulat atau secara beramai-ramai lalu melaksanakan nya dengan bersama-sama. Mementingkan kepentingan Negara dan masyarakat.

5. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia.

Mengandung maksud bahwa setiap penduduk Indonesia berhak mendapatkan penghidupan yang layak sesuai dengan amanat UUD 1945 dalam setiap lini kehidupan. Mengandung arti bersikap adil terhadap sesama, menghormati dan menghargai hak-hak orang lain.

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia (Suseno, 1987).

Hubungan antara nilai, norma, moral dan etika memang sangat erat sekali dan kadangkala hal tersebut disamakan begitu saja. Namun sebenarnya hal tersebut memiliki perbedaan.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh karena itu sebagai suatu dasar filsafat maka sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, hierarkhis dan sistematis. Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. Saran

1. Etika, nilai, norma dan moral harus senantiasa di terapkan dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terwujud perilaku yang sesuai dengan adat, budaya dan karakter bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

PROF. DR. KAELAN, M.S. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Penerbit PARADIGMA Yogyakarta.

Susilowati Dwi dan Sudjatmoko. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Winatraputra S.Udin. 2002. Pendidikan Pancasila. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.

http://diary-mybustanoel.blogspot.co.id/2012/02/makalah-pancasila-tentang-pancasila.html

 

Referensi

Dokumen terkait

Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma, serta kaidah, baik

Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia, oleh karena itu sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara

Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia merupakan nilai yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing silanya. Hal ini dikarenakan

Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,

 Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan

Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya adalah sebagaimana nilai-nilainya yang bersifat fundamental menjadi suatu sumber dari segala sumber hukum

Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya adalah sebagaimana nilai-nilainya yang bersifat fundamental menjadi suatu sumber dari segala