Nama
: Arlin Muzdalifah
NIM
: 140210102104
Resume
“Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia”
Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Pancasila sebagai dasar negara memiliki artian bahwa Pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Pancasila merupakan suatu dasar nilai dan norma untuk mengatur pemerintahan negara. Pancasila juga merupakan sumber kaidah hukum-hukum konstitusional yang mengatur negara RI beserta unsur-unsurnya. Unsur-unsur tersebut meliputi rakyat, wilayah, dan pemerintah negara Republik Indonesia.
Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma, serta kaidah, baik moral maupun hukum Negara, dan menguasai hukum dasar baik yang tertulis (Undang-Undang Dasar) maupun yang tidak tertulis atau dalam kedudukannya sebagai dasar Negara,
Pancasila memiliki kekuatan mengikat secara hukum. Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan bahwa Pancasila itu sebagai sumber dari seluruh tertib hukum yang ada di Negara RI. Oleh sebab itu, Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum .
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dijelaskan kembali dalam Ketetapan MPR No.III/MPR/2000 tentang sumber hukum dan tata urutan
peraturan perundang-undangan pada Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan bahwa ”Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila. Hal ini berarti, setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
Pokok-pokok pikiran pembukaan UUD 1945.
Pokok-pokok pikiran pembukaan UUD 1945, meliputi:
1. Negara Indonesia adalah negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta mencakupi segala paham golongan dan paham perseorangan.
2. Negara Indonesia hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh warganya. 3. Negara Indonesia menganut paham kedaulatan rakyat. Negara dibentuk dan
diselenggarakan berdasarkan kedaulatan rakyat.
4. Negara Indonesia adalah negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Isi pembukaan UUD 1945.
Dalam isi pembukaan UUD 1945, setiap alenianya memiliki arti masing-masing. Pada alenia pertama terdapat kalimat “Bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa”. Hal ini menandakan adanya nilai “Hak Kodrat” tentang kemerdekaan yang merupakan karunia Tuhan YME yang melekat sejak lahir pada manusia sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.
Pada alenia ketiga, menjelaskan bahwa adanya pengakuan nilai religius, nilai moral dan pernyataan kembali ke proklamasi.
Pada alenia keempat, tecantum prinsip-prinsip pokok kenegaraan, tujuan negara, tujuan umum, ketentuan diadakan UUD 1945, bentuk negara dan dasar filsafat negara.
Pembukaan UUD 1945 sebagai staatsfundamentalnorm.
Pembukaan UUD merupakan dasar pokok bagi undang-undang dasar atau hukum dasar yang tidak tertulis. Dalam pembukaan UUD 1945 terdapat unsur mutlak yang dalam hal terjadinya ditentukan pembentuk negara dan terjelma dalam bentuk pernyataan dan dalam isinya memuat dasar-dasar negara (asas kerohanian negra, politik, dan tujuan negara) yang dibentuk, serta memuat ketentuan diadakannya UUD negara.
Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila.
Hubungan Formal: Pancasila merupakan norma dasar hukum yang positif. Artinya tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial, politik dan ekonomi saja, akan tetapi juga perpaduan antara asas-asas kultural, religius dan kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam Pancasila.
Hubungan Material: Secara Material tertib hukum Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan pasal-pasal UUD 1945.
Pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945 dijabarkan dalam Pasal-Pasal UUD 1945 dalam Batang Tubuh. Sehingga Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh UUD 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam hubungannya dengan Pasal-Pasal UUD 1945, Pembukaan UUD 1945 mempunyai hakikat: tidak terpisah, kedudukannya lebih tinggi, staatsfundamentalnorm yang menentukan adanya UUD 1945, dan pokok-pokok Pembukaan UUD 1945 harus dijabarkan dalam Pasal-Pasal UUD 1945.
Resume tanya jawab.
1. Apa perbedaan antara UUD 1945 dengan undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, dan peraturan daerah ?
Jawab:
Peraturan-peraturan yang ada di Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsinya masing-masing yang disesuaikan dengan tujuan dari peraturan-peraturan tersebut.
Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-Undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden.
Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundangundangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.
Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundangundangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan Perundangundangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
Peraturan Daerah Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur.
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan.
2. Mengapa Pancasila yang dijadikan dasar negara ? Bukan UUD 1945 ? Jawab:
Hal ini dikarenakan UUD 1945 merupakan uraian yang lengkap dan terperinci dari Pancasila. UUD 1945 lahir dari Pancasila. Sehingga Pancasilalah yang dijadikan dasar negara. Jikalau UUD 1945 yang dijadikan dasar negara, hal tersebut akan membuat bangsa ini bingung dengan banyaknya hal-hal yang diuraikan. Jadi cukup 5 sila yang menjadi dasar, namun maknanya tak terkira.
3. Bagaimana solusi pemerataan ekonomi disaat BBM akan naik ? Jawab:
Solusi pemerataan ekonomi disaat BBM akan naik adalah:
1. Pemerintah hendaknya memberikan pelatihan kerja pada masyarakat khusunya para pengangguran agar SDM menjadi berkualitas. Dengan diadakannya pelatihan kerja, akan menumbuhkan sifat kreatif dan inovatif SDM.
2. Menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Di Indonesia, hutang negara merupakan hutang rakyat. Jadi ketika BBM naik, hal itu wajar karena untuk membayar hutang negara. Bayi yang baru lahir juga dikenai hutang.