• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tayangan Drama Korea “Goblin” terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa Fiskom Universitas Kristen Satya Wacana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tayangan Drama Korea “Goblin” terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa Fiskom Universitas Kristen Satya Wacana"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kemajuan jaman yang terjadi seiring berjalannya waktu membuat segalanya

menjadi lebih mudah. Dalam mencari informasi, berita, bahkan hiburan pun sekarang

lebih mudah didapatkan dari segala media yang ada. Salah satunya adalah dengan

kemajuan teknologi yang membuat masyarakat lebih mudah menjangkau apapun yang

terjadi di segala penjuru dunia. Kemajuan teknologi yang dimaksud adalah dengan

adanya internet di masa sekarang ini. Internet dengan cepat memberikan informasi

apapun yang kita butuhkan bahkan dalam waktu yang sangat singkat. Internet sendiri

termasuk dalam New Media atau media baru yang sedang marak dipergunakan oleh

segala kalangan, termasuk masyarakat Indonesia.

Dengan adanya internet, masyarakat dapat mengakses segala kebutuhan yang

mereka cari. Misalnya seperti berita, film, musik, dan yang lainnya dapat ditemukan di

internet. Korean Wave atau Gelombang Korea (Hallyu atau Hanryu di Korea)

merupakan salah satu budaya popular yang sedang diminati dan diakui keberadaannya

di seluruh dunia. Korean Wave sendiri memberikan suguhan seperti musik, drama, film,

dan selebriti yang banyak digemari seluruh golongan. Pada awalnya Korean Wave

sudah memperoleh popularitas besar di Cina, Taiwan, Hong Kong, dan Negara-negara

Asia Tenggara lainnya. Hingga akhirnya Indonesia juga terkena sapuan gelombang

Korea ini.

Selain musik pop dan boygroup juga girlgroup yang banyak digilai oleh

orang-orang, drama Korea juga menjadi salah satu tombak kemajuan Korean Wave. Beberapa

(2)

2 Walaupun kebanyakkan penontonnya masih lebih sering menggunakan internet karena

lebih cepat untuk meng-update setiap episode baru nya. Beberapa drama Korea

sebelumnya sudah membuat masyarakat Indonesia sangat antusias seperti, Endless

Love, Boys Before Flowers, The Heirs, dan Descendant Of The Sun. Salah satu drama

yang baru-baru ini sangat diminati dan menarik banyak penggemar adalah drama “Goblin”. Drama Goblin sendiri dirilis dengan episode pertama pada tanggal 2 Desember 2016 dengan rating hanya 6.2% saja.1 Tapi seiring berjalannya waktu, Goblin

menjadi salah satu drama yang memiliki rating tinggi hingga mencapai rating 15.3% di

episode ke 13.

Dengan keberadaan internet juga mendukung terjadinya interaksi sosial di

masyarakat. Interaksi sosial sendiri tidak akan terjadi jika tidak ada kehidupan bersama,

karena interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial menurut Soekanto

(2012).2 Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain,

individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, maka akan

terdapat hubungan yang saling timbal balik (Walgito, 2003).3 Jika dikaitkan dengan

paragraf di atas, interaksi dapat terjadi jika masing-masing individu sama-sama telah

menonton drama yang sama yaitu Goblin. Maka akan terjadi interaksi sosial antar ke

dua individu dengan pembahasan seputar drama tersebut. Interaksi sosial yang terjadi

bisa bermacam-macam, mulai dari pembahasan fashion, alur cerita, adegan romantis,

adegan komedi, dan bahkan menirukan dialog-dialog yang ada dengan menggunakan

bahasa Korea.

Pengaruh yang terjadi dengan keberadaan drama Korea dapat membuat dampak

positif dan negatif pada individu penontonnya. Tapi yang penulis tekankan disini adalah

dampak positif dimana dengan menonton drama Korea Goblin membuat penontonnya

1http://asianwiki.com/Goblin_(Korean_Drama) diakses pada tanggal 29 Juli 2017 pukul 20.54 WIB 2

Virgia Ningrum Fatnar & Choirul Anam, "Kemampuan Interaksi Sosial Antara Remaja Yang Tinggal Di Pondok Pesantren Dengan Yang Tinggal Bersama Keluarga". Jurnal Fakultas Psikologi. Vol. 2 No. 2, 2014, 72.

(3)

3 tertarik untuk saling berinteraksi menggunakan bahasa Korea. Interaksi yang dimaksud

adalah dimana para penontonnya saling berkomunikasi dengan menggunakan beberapa

istilah Korea yang mereka ketahui dari hasil menonton tersebut. Selain itu juga akan

terjadi interaksi antar individu yang memiliki ketertarikan yang sama yaitu menonton

drama Korea.

Jadi, pada akhirnya peneliti akan melakukan penelitian mendalam tentang

pengaruh tayangan drama Korea ini. Sebelumnya peneliti sendiri telah melakukan

beberapa data pra-survey dengan bertanya kepada beberapa mahasiswa Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) Universitas Kristen Satya Wacana yang telah menonton drama “Goblin”. Beberapa dari narasumber mengatakan mereka jarang berinteraksi menggunakan istilah bahasa Korea, tetapi mereka akan melakukan hal

tersebut jika menemukan individu lain yang sama-sama menyukai hal-hal yang berbau

Korea saja.

“Saya biasanya dalam sehari bisa menonton 2 atau lebih episode drama, bahkan bisa 6 episode ketika ceritanya sedang klimaks. Ada pengaruhnya

sedikit jika bertemu sesama orang yang sudah menonton Goblin, misalnya

seperti memanggil Ahjussi atau Annyeong. Biasanya saya tertarik

menggunakan istilah-istilah tersebut karena terbawa suasana setelah

menonton saja, tapi tidak terlalu sering juga.”4

“Saya tidak menentu jika menonton drama Korea, tergantung mood yang

ada. Kadang jadi mengikuti istilah-istilah Korea setelah menonton. Saya

tertarik dengan menggunakan bahasa Korea untuk melatih bahasa Korea

kalau-kalau bertemu orang Korea asli. Kalau untuk berinteraksi bisa

4 Hasil pra-survey dengan Veronica D. Arini, mahasiswi Komunikasi FISKOM UKSW angkatan 2013 (28 Juli

(4)

4 dibilang jarang, tapi jika bertemu orang yang sama-sama pecinta drama

Korea maka akan mengeluarkan istilah-istilah tersebut.”5

“Saya biasanya bisa 2-3 jam jika menonton drama Korea. Sebelum menonton Goblin, saya juga sudah suka menggunakan istilah-istilah Korea.

Tertarik dengan bahasa Korea karena bisa untuk belajar juga. Interaksi

dengan istilah Korea jarang, kecuali dengan orang yang juga suka drama

Korea saja.”6

“Saya bisa sampai 8 jam sehari untuk menonton drama korea. Karena

terlalu sering menonton drama Korea dalam sehari saya jadi terpengaruh

dan suka menggunakan istilah-istilah Korea. Tapi masih jarang

menggunakannya jika tidak ke sesama yang suka tentang Korea”7

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimana pengaruh tayangan drama Korea “Goblin” terhadap interaksi sosial mahasiswa FISKOM Universitas Kristen Satya Wacana?”

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

Menjelaskan pengaruh tayangan drama Korea “Goblin” terhadap interaksi sosial mahasiswa FISKOM Universitas Kristen Satya Wacana

5 Hasil pra-survey dengan Putri Adi, mahasiswi Komunikasi FISKOM UKSW angkatan 2013 (28 Juli 2016) 6

Hasil pra-survey dengan Nyoman Yuliana, mahasiswi Komunikasi FISKOM UKSW angkatan 2014 (28 Juli 2016)

7 Hasil pra-survey dengan Priskila E. Krispaty, mahasiswi Komunikasi FISKOM UKSW angkatan 2014 (28 Juli

(5)

5

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman

mengenai fenomena Korean Wave yang sedang terjadi di Indonesia dan juga

menambah wawasan tentang pengaruh dari maraknya drama Korea yang sedang

diminati anak muda. Selain itu juga dapat menambah kepercayaan diri penonton

drama Korea untuk saling berinteraksi satu sama lain.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu rekan mahasiswa

lainnya untuk lebih memahami mengenai pengaruh tayangan drama Korea “Goblin” terhadap interaksi sosial. Juga diharapkan dapat menjadi kontribusi yang berguna untuk ilmu pengetahuan khususnya bidang komunikasi massa, dan

membuat masyarakat lebih bisa memilah pengaruh penayangan drama Korea itu

sendiri.

1.5Definisi Operasional dan Batasan Penelitian

Penelitian berjudul “Pengaruh Tayangan Drama Korea “Goblin” Terhadap Interaksi Sosial” ini menggunakan definisi konsep yang dijadikan acuan sebagai kerangka analisis yaitu:

1.5.1 Definisi Operasional

1. Drama Korea

Kegiatan seni untuk menceritakan sebuah tema, sebagai pernyataan

dari diri atau pun kelompok budaya tertentu, atau juga alur cerita yang

dikarang untuk menyampaikan nilai, perasaan, fantasi, keinginan,

(6)

6 alur cerita. 8 Hal membuat drama Korea “Goblin” sebagai suatu produksi serial drama yang dibuat oleh Korea Selatan untuk menceritakan sebuah

tema tertentu.

2. Goblin

Serial televisi Korea Selatan yang disiarkan di tvN pada akhir tahun

2016 hingga awal tahun 2017. Serial ini dibintangi oleh Gong Yoo, Lee

Dong-wook, Kim Go-eun, Yu In-na, dan Yook Sung-jae. Goblin pertama

kali ditayangkan pada tanggal 02 Desember 2016, dan berakhir pada tanggal

21 Januari 2017. Jalan cerita yang menarik, pemain yang terkenal, dan juga

pemandangan indah yang disuguhkan disetiap episode membuat Goblin

mendapat banyak keuntungan. Televisi kabel IPTV mengumumkan bahwa

Goblin memberikan pendapatan total sekitar 14 milliar won atau setara

dengan Rp165 miliar. Disetiap episode nya Goblin dapat meraup hampir 900

juta won atau Rp10,5 miliar, pendapatan ini bahkan mengalahkan

pendapatan dari Descendants of The Sun dan Reply 1988.9

3. Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis

yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara

kelompok-kelompok manusia maupun antara orang perorangan dengan kelompok-kelompok

manusia (Gillin dan Gillin dalam Soekanto, 2012). Dengan adanya interaksi

sosial dapat membuat individu memelihara tingkah laku sosialnya juga

meningkatkan kuantitas dan kualitas dari tingkah laku sosialnya di dalam

situasi sosial.

8Kenny Kurniawan, Sarjana Komunikasi: “Pengaruh Romantisme dalam Drama Korea Terhadap Ekspektasi

Berpacaran” (Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 2017), 6.

9

(7)

7

1.5.2 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti membuat batasan agar penelitian ini fokus

dan tidak melebar. Dari banyaknya drama Korea, peneliti memilih drama Korea berjudul “Goblin” karena drama ini merupakan serial drama Korea Selatan tersukses dan terpopuler di akhir tahun 2016 hingga awal tahun 2017. Bahkan

drama ini juga memenangkan Grand Award untuk penulis naskah drama “Goblin”.

Selain itu peneliti memberi batasan pada penonton drama Korea “Goblin” yaitu mahasiswa/i FISKOM UKSW yang akan ditinjau dengan menggunakan teori Kultivasi. Disini penulis memilih responden mahasiswa/i

karena drama Korea saat ini tidak hanya diminati oleh perempuan saja, tetapi

juga oleh laki-laki. Maka peneliti tidak hanya mengambil responden mahasiswi

Referensi

Dokumen terkait

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi massa, analisis isi, nilai-nilai sosial, konfusianisme pada masyarakat Korea dan drama Korea.

Artinya semakin sering responden menonton adegan romantis dalam drama Korea “DOTS” maka ekspektasi berpacaran dalam komponen Goal, Agency Thinking, dan Pathway Thinking yang

H 1 : Terdapat pengaruh dari adegan romantis dalam drama Korea “DOTS” terhadap ekspektasi mahasiswi FISKOM dalam berpacaran. Kemudian untuk mengetahui adanya pengaruh

Perbedaan serial drama korea (K-Drama) dengan sinetron yang ada di Indonesia terletak pada jumlah episode yang ditayangkan, jadwal penayangan dan juga alur cerita yang

Berdasarkan hasil penelitian yang telah kemukakan pada bab sebelumnya mengenai “Pengaruh Terpaan Tayangan Drama Korea genre romantis “It’s Okay to Not Be Okay” terhadap

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai persepsi mahasiswa perempuan tentang tayangan serial drama Korea dengan mengambil tujuh dari delapan

Adapun dari manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk memahami lebih dalam lagi mengenai pemaknaan drama korea, pengalaman penggemar drama

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tayangan drama korea dengan minat penonton dalam mengenal budaya Korea Selatan, intensitas