• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Tematik Terpadu Melalui PI-MTPS Kelas IV SD Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Tematik Terpadu Melalui PI-MTPS Kelas IV SD Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan sekelompok orang, melaui penelitian, pengajaran dan pelatihan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Permendikbud No 22 Thn 2016, 1).

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif antara siswa dan guru. Dalam interaktif terjadi komunikasi secara lisan. Guru dan siswa menyampaikan pesan melalui keterampilan berbicara yang dimilikinya.

(2)

Keterampilan berbicara menyangkut aspek kebahasaan dan aspek non kebahasaan. Menurut Arsyad dan Mukti (1988:17–18), aspek kebahasaan meliputi ketepatan ucapan, penempatan tekanan, pilihan kata, dan ketepatan sasaran pembicaraan, sedangkan aspek non kebahasaan meliputi sikap yang tenang, pandangan harus diarahkan pada lawan bicara, gerak-gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara, kelancaran, penalaran, dan penguasaan topik.

Penelitian yang dilakukan oleh Hanifah Yuniarti (2013) tentang ”Penerapan Model Think Pair Share dengan Video Pembelajaran Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas III SDN Karanganyar 02 Semarang” juga mengukur keterampilan berbicara, namun cara pengukuran keterampilan berbicara, yakni menggunakan pemilihan kata, pelafalan kalimat, sikap siswa dan keberanian, ketepatan isi yang dibicarakan, dan kelancaran saat berbicara. Dari hasil pengukuran nampak terjadi peningkatan keterampilan berbicara dari siklus 1 sebesar rata-rata keterampilan berbicara 2,4 meningkat menjadi 2,6 di siklus 2, dan siklus 3 mengalami peningkatan menjadi 2,72 melalui pembelajaran model TPS.

Peningkatan keterampilan berbicara ini, didukung oleh penelitian Denna Akhmad Yulian (2015) tentang “Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair and Share Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-1 SMP Negeri 16 Bandung)” Denna mengukur keterampilan berbicara terdiri dari sikap, kenyaringan suara, menyampaian materi dengan lancar, dan penguasaan topik. Hasil pengukuran menunjukkan peningkatan aspek keterampilan berbicara yang pada siklus 1 keterampilan berbicara yang dikuasai hanya 1 aspek saja, dan meningkat keterampilan berbicara menjadi 3 aspek pada siklus 2 dan meningat menjadi 4 aspek pada sikuls 3 melalui model pembelajaran TPS.

(3)

sehingga dalam pembelajarannya siswa tidak bosan dan menyenangkan untuk mencapai hasil pembelajaran secara maksimal. Desain pembelajaran dapat di terapkan dikelas oleh guru seperti pembelajaran PI-MTPS yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara.

Menurut Mohamad Sofi (2011:44), pembelajaran pendekatan inkuiri yaitu pembelajaran yang mendorong siswa untuk menemukan sendiri dalam menentukan jawabannya dan mendorong siswa untuk terlibat secara aktif. Hal ini didukung oleh penelitian Subandriyo (2006) bahwa pembelajaran pendekatan inkuiri dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran seperti terlibat dalam menemukan dan mengkontruksi pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan rasa keingintahuan siswa, dan kesiapan siswa dalam belajar. Hal ini ditunjukkan oleh presentase jumlah siswa yang terlibat dalam pembelajaran mencapai 68,20 %. Pada sikuls 2 keterlibatan siswa dalam pembelajaran meningkat menjadi 76,40 % dari sejumlah siswa.

Model pembelajaran TPS adalah model pembelajaran yang mencakup tiga komponen yaitu waktu untuk berpikir, waktu untuk berbagi dengan pasangan dan waktu untuk berbagi di antara pasangan untuk kelompok yang lebih besar (Bamiro & Ajayi, 2015). Penelitian yang dilakukan Samitri, Sapti, & Kurniasih (2013) menyatakan bahwa model pembelajaran TPS dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran di kelas karena memberikan kesempatan semua siswa untuk berbagi pemikiran mereka dengan setidaknya dengan satu siswa lain, yang pada gilirannya meningkatkan rasa keterlibatan mereka dalam pembelajaran di kelas. Meningkatnya partisipasi siswa dapat ditunjukkan pada rata-rata partisipasi siswa 67,50% Sedangkan rata-rata partisipasi siswa pada siklus 2 meningkat menjadi 76,25% dari seluruh siswa.

(4)

siswa saling bertukar ide sehingga siswa dapat mengambil keputusan terbaik dan menyimpulkan yaitu dengan membuat dan menentukan nilai pertimbangan atas penyelesaian suatu masalah.

Kondisi pembelajaran dan keterampilan berbicara diatas, tidak sama

persis dengan situasi pembelajaran yang terdapat di kelas IV SDN Tembarak

Temanggung semester 1 tahun pembelajaran 2017/2018.

Berdasarkan pengamatan empris di lapangan, nampak bahwa keterampilan berbicara tematik terpadu siswa kelas IV SDN Tembarak Temanggung semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 sudah pernah dilakukan pengukuran. Namun skor yang diharapkan belum mencapai 80%. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa, karena dengan berbicara dengan baik maka pesan yang disampaikan akan tersampaikan dengan benar. Keterampilan berbicara dalam pembelajaran pendekatan inkuri dan model TPS menjadi penting oleh karena itu penelitian yang berjudul “Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Tematik Terpadu Melalui PI-MTPS Kelas IV SD Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018” perlu dilakukan.

Penelitian ini penting untuk dilaksanakan agar siswa lebih mampu dalam berbicara karena berbicara itu sangat penting untuk menyampaikan pesan yang tersampaikan dengan benar. Jika siswa dalam berbicara tidak sistematis maka apa yang disampaikan atau diterima menjadi salah (miss communication).

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan di kelas IV SDN Tembarak Temanggung semester 1 tahun pelajaran 2017/2018, maka dapat diidentifikasi masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

 Siswa dalam pembelajaran dikelas hanya mendengarkan penjelasan guru  Siswa jarang berkontribusi aktif dalam kegiatan pembelajaran

 Siswa jarang diberikan pertanyaan yang bersifat temuan

 Siswa jarang melakukan pembelajaran menggunakan metode diskusi  Siswa jarang diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan berdasarkan

(5)

 Siswa jarang diminta untuk merumuskan jawaban melalui diskusi dengan

teman sebelahnya

 Siswa jarang diberi kesempatan untuk membuat kesimpulan pembelajaran  Siswa jarang diminta untuk melakukan pemecahan masalah sendiri

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatas masalah di atas maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran PI-MTPS dapat meningkatkan keterampilan berbicara tematik terpadu siswa kelas IV SDN Tembarak Temanggung semester 2 tahun pelajaran 2017/2018.

2. Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara tematik terpadu melalui pembelajaran PI-MTPS siswa kelas IV SDN Tembarak Temanggung semester 2 tahun pelajaran 2017/2018.

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah pembelajaran PI-MTPS dapat meningkatkan keterampilan berbicara tematik terpadu siswa kelas IV SDN Tembarak Temanggung semester 2 tahun pelajaran 2017/2018.

2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan keterampilan berbicara tematik terpadu melalui pembelajaran PI-MTPS siswa kelas IV SDN Tembarak Temanggung semester 2 tahun pelajaran 2017/2018

1.5Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoristis

Manfaat penelitian secara teoristis adalah dapat memberikan sumbangan pada pengembangan teori keterampilan berbicara dan teori desain pembelajaran PI-MTPS.

1.5.2 Manfaat Praktis 1. Manfaat Bagi Siswa

(6)

b. Memotivasi siswa yang kesulitan dalam mengembangkan keterampilan berbicara tematik terpadu dalam pembelajaran PI-MTPS.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Memberikan alternatif desain pembelajaran tematik terpadu melalui PI-MTPS

b. Meningkatkan kemampuan guru untuk mendorong keterampilan berbicara tematik terpadu siswa.

3. Manfaat Bagi Sekolah

a. Meningkatkan mutu pembelajaran tematik terpadu di sekolah. b. Meningkatkan kinerja sekolah melalui kinerja guru secara optimal. 4. Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman lapangan tentang pembelajaran PI-MTPS untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil hipotesis yang kedua tidak ditemukan perbedaan sikap antara responden yang tahu Pocari Sweat sebagai merek pionir dan responden yang tidak mengetahui Pocari

Pancasila sebagai sistem etika adalah poin – poin yang terkandung di da-lam Pancasila yang mencerminkan etika yang ada pada diri bangsa Indonesia.

[r]

Hasil yang didapatkan pada identifikasi jamur Genus Aspergillus sp pada 4 sampel roti tawar berdasarkan masa sebelum dan sesudah kadaluarsa di Candimulyo Jombang

ANALISIS PERILAKU KERJA KONTRA PRODUKTIF PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BANDAR LAMPUNG..

ada di kawasan Kabupaten Bengkalis khususnya di Kecamatan Bantan dan Kecamatan Rupat Utara pemerintah daerah Kabupaten Bengkalis harus berusaha mendorong terciptanya

Untuk itu diperlukan penataan setting fisik koridor agar dapat memenuhi kebutuhannya sebagai ruang publik yang dapat mewadahi aktifitas yang terjadi pada bangunan-bangunan

1) Kayu akasia dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan asap cair. 2) Semakin tinggi temperatur maka semakin banyak volume asap cair yang dihasilkan dari proses