• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya dan Ilmiah dan IAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karya dan Ilmiah dan IAD"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN DALAM

PEMBANGUNAN NASIONAL DAN IPTEK

DISUSUN OLEH :

YUNIAR ANANDA SARI

A

2017410864

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS FLORES

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Peran teknologi hasil pertanian dalam pembangunan nasional dan iptek ”. Adapun tujuan membuat karya ilmiah ini adalah untuk mendapatkan nilai Ujian Tengah Semester mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.

Saya berharap karya ilmiah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai peran teknologi hasil pertanian dalam pembangunan nasional dan iptek. Saya menyadari bahwa pada penulisan karya ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik dosen yang membaca karya ilmiah ini yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan berguna bagi diri saya sendiri dan dosen yang membacanya. Seblumnya saya mohon maaf apabila ada terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

ENDE, 28 Maret 2018

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

……… i

KATA PENGANTAR

………. ii

DAFTAR ISI

………. iii

BAB I PENDAHULUAN

………. 1

1.1Latar Belakang

……….. 1

1.2Rumusan Masalah

……… 3

1.3Tujuan

………. 3

BAB II PEMBAHASAN

………. 3

2.1Pengertian Agroindustri ... ……….. 3

2.2Peranan Teknologi Pasca Panen Dalam Perkembangan IPTEK ………… 4

2.3 Peran Hasil Pertanian Dalam Pembangunan Nasional ……… 4

BAB III PENUTUP

………. 9

3.1Keismpulan

………. 9

3.2Saran

………

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan yang mempunyai wilayah daratan yang luas, sehingga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Potensi ini perlu dikembangkan dengan menjadikan hasil pertanian dijadikan komoditi ekspor dan sumber bagi pembangunan bangsa Indonesia. Sesuai dengan modal dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, alternatif yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam menghadapi arus globalisasi dan regeonalisasi ekonomi tersebut adalah sektor industri yang mempunyai kaitan langsung dengan sektor pertanian (agroindustri). Sektor agroindustri sekarang ini sedang mendapat perhatian besar dari khalayak dan pemerintah untuk dapat di kembangkan sebagai modal pembangunan yang diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pelaksanaan pembangunan. Dalam pembahasan modal pembangunan nasional ini membatasi tentang peranan sektor agroindustri dalam pembangunan nasional terutama pembangunan dalam sektor pertanian agar masyarakat lebih mengenal dan mampu mengembangkan sektor agroindustri tersebut.

(5)

penciptaan lapangan kerja produktif dan kesempatan berusaha, serta penguatan daya saing produk, baik di pasaran domestik maupun intemasioanal. Kegiatan agribisnis yang rentang kegiatannya dimulai sejak sub-sistem produksi hingga pendistribusian dan pemasaran hasil diharapkan tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan desa dimana produk pertanian tersebut dihasilkan, tetapi bisa memenuhi permintaan pasar, baik dalam jumlah maupun kontinyuitas mutu.

Sedangkan ditinjau dari teknologinya, rendahnya produktifitas dan kualitas hasil pertanian kita pada umumnya disebabkan oleh dua hal utama, yakni :

 aspek produksi, seperti tidak terdapatnya keselarasan antara kebutuhan tanaman akan berbagai faktor-faktor tumbuh dan ketersediaan faktor-faktor tersebut yang tidak merata sepanjang hidup tanaman, hal mana sangat tergantung pada fase pertumbuhannya, serta ketergantungannya pada keadaan unsur-unsur iklim seperti cutah hujan, suhu dan cahaya matahari yang selalu berubah-ubah;

 aspek penanganan pasca panen, seperti penggunaan teknologi dan cara penanganan hasil pertanian yang tidak tepat Volume 2 No.2 September 1996 dan optimum, sehingga menghasilkan produk yang bermutu rendah, serta tingginya susut pasca panen. Bedasarkan latar belakang diatas dapat kita temukan masalah yang akan di bahas pada makalah ini yaitu sebagai berikut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian agroindustri

2. Peranan teknologi pasca panen dalam perkembangan IPTEK 3. Peran hasil pertanian dalam pembangunan nasional

1.3 Tujuan Penulisan

 Mengetahui apa itu agroindustri

 Mengetahui peranan teknologi pasca panen dalam perkembangan IPTEK

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agroindustri

 Agroindustri adalah pengolahan hasil pertanian dengan mengoptimalkan lahan pertanian sebagai sumber agrobisnis. Menurut Soekartawi (1991) ada enam subsistem dari agrobisnis, yaitu :

 Penyediaan sarana produksi dan peralatan  Usaha tani

 Pengolahan hasil (agroindustri)  Pemasaran

 Sarana  Pembinaan

Keenam subsistem agrobisnis ini perlu dikembangkan karena sangat menunjang dalam melaksanaan pembangunan.

 Agroindustri merupakan fase pertumbuhan setelah pembangunan pertanian, tetapi sebelum pembangunan tersebut memulai ke tahapan pembangunan

industri. Agroindustri dapat dibedakan menjadi :

 Agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian.

 Agroindustri adalah suatu tahapan pembangunan sebagai

kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum mencapai

tahapan pembangunan industri.

(7)

 Soeharjo (1991) Agroindustri adalah pengolahan hasil pertanian dan karena itu agroindustri merupakan bagian dari enam subsistem agribisnis yang disepakati selama ini yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan, usaha tani, pengolahan hasil (agroindustri), pemasaran, sarana dan pembinaan.

 Manalili dan Sajise (1996) Agroindustri adalah fase pertumbuhan setelah

pembangunan pertanian, tetapi sebelum pembangunan tersebut memulai ke tahapan pembangunan industri. Jadi setelah pembangunan pertanian diikuti oleh pembangunan agroindustri kemudian pembangunan industri.

 Menurut Sarigih (2000) Agroindustri dapat digolongkan menjadi 4 yang meliputi : agroindustri pengolahan hasil pertanian, agroindustri yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian, agroindustri input pertanian (pupuk, pestisida, herbisida dan lain-lain) dan, agroindustri jasa sektor pertanian.

 Ø Austin (1981) Agroindustri yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan).

Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Secara eksplisit pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui

perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk Agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya.

Agroindustri merupakan bagian dari kompleks industri pertanian sejak produksi bahan pertanian primer, industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya oleh konsumen. Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interlasi)produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan,

pendanaan, pemasaran dan distribusiproduk pertanian. Dari pandangan para

pakar sosial ekonomi, agroindustri (pengolahan hasil pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis yang disepakati, yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan. usaha tani, pengolahan hasil,pemasaran, sarana dan pembinaan. Agroindustri dengan demikian mencakup IndustriPengolahan Hasil Pertanian (IPHP), Industri Peralatan Dan Mesin Pertanian (IPMP) dan Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP).

(8)

 IPHP Tanaman Pangan, termasuk di dalamnya adalah

bahan pangan kayakarbohidrat, palawija dan tanaman hortikultura.

 IPHP Tanaman Perkebunan, meliputi tebu, kopi, teh, karet, kelapa, kelapa sawit,tembakau, cengkeh, kakao, vanili, kayu manis dan lain-lain.

 IPHP Tanaman Hasil Hutan, mencakup produk kayu olahan dan non kayu sepertidamar, rotan, tengkawang dan hasil ikutan lainnya.

 IPHP Perikanan, meliputi pengolahan dan penyimpanan ikan dan

hasil laut segar,pengalengan dan pengolahan, serta hasil samping ikan dan laut.  IPHP Peternakan, mencakup pengolahan daging segar, susu, kulit, dan hasil samping

lainnya.

Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP) dibagi menjadi dua kegiatan sebagai berikut :

 IPMP Budidaya Pertanian, yang

mencakup alat dan mesin pengolahan lahan(cangkul, bajak, traktor dan lain sebagainya).

 IPMP Pengolahan, yang meliputi alat dan mesin pengolahan berbagai

komoditaspertanian, misalnya mesin perontok gabah, mesin penggilingan padi, mesin pengering dan lain sebagainya.

Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP) dibagi menjadi tiga kegiatan sebagai berikut :

 IJSP Perdagangan, yang mencakup kegiatan pengangkutan, pengemasan serta penyimpanan baik bahan baku maupun produk hasil industri pengolahan pertanian.  IJSP Konsultasi, meliputi kegiatan perencanaan, pengelolaan, pengawasan mutu serta

evaluasi dan penilaian proyek.

 IJSP Komunikasi, menyangkut teknologi perangkat lunak yang melibatkan penggunaan komputer serta alat komunikasi modern lainya.

Dengan pertanian sebagai pusatnya, agroindustri merupakan sebuah sektor ekonomi yang meliputi semua perusahaan, agen dan institusi yang menyediakan segala kebutuhan pertanian dan mengambil komoditas dari pertanian untuk diolah dan didistribusikan

kepada konsumen. Nilai strategis agroindustri terletak pada posisinya sebagai jembatan yang menghubungkan antar sektor pertanian pada kegiatan hulu dan sektor industri pada kegiatan hilir. Dengan pengembangan agroindustri secara cepat dan baik dapat meningkatkan, jumlah tenaga kerja, pendapatan petani, volume ekspor dan devisa, pangsapasar domestik

dan internasional, nilai tukar produk hasil pertanian dan penyediaan bahan baku industri.

Salah satu kendala dalam pengembangan agroindustri di Indonesia adalah

kemampuan mengolah produk yang masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan sebagian besar komoditas pertanian yang diekspor merupakan bahan mentah dengan indeks retensi

(9)

nilai tambah yang yang diperoleh dari ekspor produk pertanian, sehingga pengolahan lebih lanjut menjadi tuntutan bagi perkembangan agroindustri di era global ini. Teknologi yang digolongkan sebagai teknologi agroindustri produk pertanian begitu beragam dan sangat luas mencakup teknologi pascapanen dan teknologi proses. Untuk memudahkan, secara garis besar teknologi pascapanen digolongkan berdasarkan tahapannya yaitu, tahap atau tahap sebelum pengolahan, tahap pengolahan dan tahap pengolahan lanjut. Perlakuan pascapanen tahap awal meliputi, pembersihan, pengeringan, sortasi dan pengeringan berdasarkan mutu, pengemasan, transport dan penyimpanan, pemotongan/pengirisan, penghilangan biji, pengupasan dan lainnya. Perlakuan pascapanen tahap pengolahan antara

lain, fermentasi, oksidasi, ekstraksi buah, ekstraksi rempah, distilasi dan sebagainya.

Sedangkan contoh perlakuan pascapanen tahap lanjut dapat digolongkan ke dalam teknologi proses untuk agroindustri, yaitu penerapan pengubahan (kimiawi, biokimiawi, fisik) pada hasil pertanian menjadi produk dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi seperti :

 Kakao : lemak kakao,bubuk kakao, produk coklat.

 Kopi : Kopi bakar, produk-produk kopi, minuman, kafein.  Teh : Produk-produk teh, minuman kesehatan.

 Ekstrak/oleoresin : produk-produk dalam bentuk bubuk atau enkapsulasi.  Minyak atsiri : produk-produk aromaterapi, isolat dan turunan kimia.

Produk-produk yang dihasilkan ada yang dapat digunakan secara langsung dari sejak tahap awal, seperti rempah-rempah, sari buah dan lainnya, serta ada pula yang menjadi bahan baku untuk industri lainya, seperti industri makanan, kimia dan farmasi.

2.2 Peranan Teknologi Pasca Panen Dalam Perkembangan IPTEK

Proses menghasilkan (proses produksi) komoditas hasil pertanian dipandang perlu untuk dilakukan secara lebih terencana, baik dalam produktifitas, kualitas, maupun waktu panen. Dengan demikian, perencanaan produksi dan penanganan hasil, termasuk jaringan distribusi dan pemasarannya, haruslah dilakukan sebagai suatu sistem terpadu didalam suatu tatanan industri pertanian yang berbasis bisnis agroindustri yang dapat dikendalikan secara penuh. Dengan demikian pola pandang pertanian modern semacam ini akan berbeda jika

dibandingkan dengan pertanian pada umumnya (konvensional) yang sangat tergantung kepada keadaan alam. Dalam hal ini, teknologi produksi dan penanganan pasca panen hasil pertanian dipandang sebagai ujung tombak serta satu syarat mutlak untuk suatu rangkaian proses didalam sistem agribisnis. Bila keseluruhan jaringan mata rantai didalam agribisnis dapat dikendalikan secara ketat, maka putaran bisnis didalamnya akan lebih terjamin layaknya sebagai suatu industri.

(10)

lain, sebagian besar komoditas hasil pertanian ini juga bersifat musiman. Tingginya susut pasca panen akan berakibat menurunnya pendapatan dan nilai jual dari komoditas tersebut, sedangkan pendeknya masa simpan serta sifat musiman akan membatasi jangkauan

pemasaran dari produk hasil pertanian tersebut. Dengan demikian hal yang paling mendasar darisegi teknologinya (pra maupun pasca panen) adalah bagaimana caranya agar bisa

menyediakan produk ini selama mungkin di pasaran, tanpa banyak terganggu dengan hal-hal tersebut.

Teknologi rumah kaca misalnya merupakan salah satu teknologi untuk menghilangkan ketergantungan musim dalam memproduksinya. Sedangkan dari sisi pasca panennya, teknologi penyimpanan dengan CA (controled atmosfir) misalnya dapat dijadikan alternatif untuk memperpanjang masa simpan produk segar hasil pertanian, sehingga pasokan pasar bisa dilakukan sepanjang tahun, tanpa tergantung pada musim panen. Oleh karena itu, didalam pengembangan agribisnis, terutama pada produk segar, haruslah dipertimbangkan beberapa hal sehubungan dengan teknologi penanganan pasca panen, baik teknologi yang saat ini telah diterapkan baik oleh petani kecil maupun oleh suatu industri pertanian besar, maupun tingkat teknologi yang akan diintroduksikan, sehingga akan diperoleh keuntungan secara maksimal dari kegiatan agribisnis yang dilakukan.

Kegiatan penanganan pasca panen didefinisikan sebagai suatu kegiatan penanganan produk hasil pertanian, sejak pemanenan hingga siap dimeja konsumen, dimana didalamnya juga termasuk pada kegiatan distribusi dan pemasarannya (Kader, 1988). Sedangkan dari rentang kegiatannya, cakupan teknologi pasca panen dibedakan menjadi dua kelompok kegiatan besar, yakni penanganan primer yang meliputi penanganan komoditas hingga menjadi produk setengah jadi atau produk siap olah, dimana perubahan transformasi produk hanya terjadi secara fisik, sedangkan perubarlin secara kimiawi biasanya tidak terjadi pada tahap ini. Yang kedua adalah penanganan sekunder, yakni sebagai kelanjutan dari penanganan primer, dimana pada tahap ini akan terjadi baik perubahan bentuk fisik maupun komposisi kimia dari produk akhir melalui suatu proses pengolahan (Shewfelt dan Prusia, 1993).

(11)

sedangkan pengolahan pada tahap penanganan sekunder umumnya dilakukan dekat daerah pemasaran dan dilakukan oleh suatu perusahaan industri pengolahan.

2.3 Peran Hasil Pertanian Dalam Pembangunan Nasional

Sektor pertanian menjadi salah satu komponen pembangunan nasional dalam menuju swasembada pangan guna mengentaskan kemiskinan. Pentingnya peran sektor pertanian dalam pembangunan nasional diantaranya:

1. Penyerap tenaga kerja,

2. Menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB),

3. Sumber devisa,

4. Bahan baku industri,

5. Sumber bahan pangan dan gizi,

6. Serta pendorong bergeraknya sektor-sektor ekonomi lainya.

Di era otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki keleluasaan dalam perumusan permasalahan dan kebijakan pembangunan pertanian. Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi diharapkan akan mampu menjamin efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pembangunan pertanian, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.

Pada kenyataannya, sampai saat ini sektor pertanian masih menghadapi banyak

permasalahan. Kebijakan pemerintah daerah yang kurang berpihak pada sektor pertanian menjadi kendala dalam perkembangan sektor pertanian. Pemerintah daerah lebih

memperhatikan sektor industri karena sektor industri selama ini diklaim memberikan pendapatan yang tinggi kepada daerah. Investor juga lebih tertarik menanamkan modalnya pada sektor industri dibanding sektor pertanian. Ini semakin menambah deretan permasalahan pembangunan sektor pertanian.

a) Permasalahan-Permasalahan Dalam Pembangunan Pertanian

(12)

· Penguasaan dan akses teknologi pertanian lemah.

Tingkat pendidikan petani yang sebagian besar masih rendah menyebabkan sistem alih teknologi lemah dan penerapan teknologi kurang tepat sasaran. Akses informasi teknologi yang mendukung pembangunan pertanian diperdesaan cenderung lebih sulit didapatkan, sehingga menyebabkan pembangunan pertanian menjadi terhambat. Pada era desentralisasi kegiatan penyuluhan kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Hal ini

mengakibatkan keterkaitan antara peneliti, penyuluh, dan petani kurang intensif sehingga diseminasi teknologi menjadi lambat dan kurang tepat sesuai kebutuhan.

· Infrastruktur pertanian terbatas dan terabaikan.

Masalah yang paling krusial dan sampai saat ini belum teratasi dengan bijaksana yaitu pengembangan infrastruktur pertanian. Keberadaan kelembagaan seperti balai karantina, laboratorium uji mutu, irigasi, listrik, transportasi, keuangan, unit pengolahan dan pemasaran masih terbatas akibatnya usaha pertanian kurang berkembang.

· Kelembagaan pertanian belum berfungsi secara maksimal.

Kelembagaan petani di tingkat desa sebagian besar merupakan kelembagaan informal dimana sistem organisasi, manajemen, maupun administrasi kelembagaannya belum dapat berfungsi secara maksimal. Lembaga petani yang dapat menjadi alat untuk meningkatkan skala usaha untuk memperkuat posisi tawar petani sudah banyak yang tidak berfungsi.

Pertanian dapat dilihat sebagai suatu yang sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yaitu sebagai berikut:

– Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi lainnya sangat tergantung pada pertumbuhan output di bidang pertanian, baik dari sisi permintaan maupun penawaran sebagai sumber bahan baku bagi keperluan produksi di sektor-sektor lain seperti industri manufaktur dan perdagangan.

– Pertanian berperan sebagai sumber penting bagi pertumbuhan permintaan domestik bagi produk-produk dari sektor-sektor lainnya.

– Sebagai suatu sumber modal untuk investasi di sektor-sektor ekonomi lainnya.

(13)

BAB III

PENUTUP

2.4 Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa:

1. Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interlasi) produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan,

pendanaan, pemasaran dan distribusi produkpertanian. Agroindustri dengan demikian mencakup Industri Pengolahan Hasil Pertanian(IPHP), Industri Peralatan

Dan Mesin Pertanian (IPMP) dan Industri Jasa Sektor Pertanian(IJSP).

2. Cakupan teknologi pasca panen dibedakan menjadi dua kelompok kegiatan besar, yakni penanganan primer dan penanganan sekunder. Penanganan primer yang meliputi penanganan komoditas hingga menjadi produk setengah jadi atau produk siap olah. Yang kedua adalah penanganan sekunder, yakni sebagai kelanjutan dari penanganan primer, dimana pada tahap ini akan terjadi baik perubahan bentuk fisik maupun komposisi kimia dari produk akhir melalui suatu proses pengolaha.

3. Peran sektor pertanian dalam pembangunan nasional diantaranya:

a. Penyerap tenaga kerja,

b. Menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB),

c. Sumber devisa,

d. Bahan baku industri,

e. Sumber bahan pangan dan gizi,

(14)

3.2. Saran

Peranan teknologi hasil pertanian dalam agroindustri sangat baik dan mempunyai banyak manfaat jika para petani lokal sudah mulai menggunakan kecanggihan alat-alat modern sehingga hasil dari pertanian baik bahan mentah atau bahan jadi siap memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga pembangunan nasional dalam negeri pun terwujud dan masyarakat pun hidup makmur. Tidak dipungkiri jika masyarakat masih banyak

Referensi

Dokumen terkait

Dalihan na tolu artinya tungku yang tiga. Penggambaran tungku yang tiga didasarkan pada kebiasaan nenek moyang masyarakat Batak dahulu kala dalam masak-memasak

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa langkah pembelajaran dengan model pembelajaran ARCS ( Attention, Relevance, Confidence and Satisfaction) yang dapat meningkatkan motivasi

Hasil pre-test dan post-test subjek penelitian sebagaimana gambar 1 di atas, menunjukkan bahwa seluruh anggota kelompok yang terdiri dari 8 siswa yang

Intermoda Transportasi adalah Pengangkutan barang atau penumpang dari tempat asal sampai.. ketempat tujuan dengan menggunakan lebih dari satu moda transport tanpa terputus

Analisis dan desain sistem penentuan prospektif pada agroindustri kelapa memiliki empat sequence chart sesuai dengan case yang terdapat dalam use case yaitu perencanaan

Adanya perbedaan hasil dari beberapa penelitian tersebut maka penelitian lebih lanjut untuk melihat perbedaan kepekaan pengecapan antara laki-laki dengan perempuan perlu

Perkebunan rakyat meliputi kawasan perkebunan yang tersebar di wilayah Kabupaten Barito Kuala, Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Tabalong,

Peraturan-peraturan Standard Minimum Perumahan, Penginapan dan Kemudahan Pekerja (Kadar Sewa atau Caj Maksimum bagi Penginapan) 20201. Peraturan-peraturan Standard Minimum