MAKALAH
PROBLEM KURIKULUM DAN PEMBELAARAN SAINS
“KAJIAN PERMASALAHAN IMPLEMENTASI STANDAR ISI
KURIKULUM 2013 DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA PADA
PEMBELAJARAN IPA SMP KELAS VII”
Dosen : Prof. Dr. Sukardjo
Oleh:
Erie Agusta
13708251069
Rina Rahayu
13708251081
PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN SAINS
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19)
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013
merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
yang telah dirintis pada tahun 2004 dan kurikulum 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Pengembangan Kurikulum 2013 ini juga berdasarkan analisis kebutuhan
masa depan untuk menyongsong generasi emas Indonesia tahun
2045.Berdasarkan perkembangan tersebut terbentuklah suatu penetapan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang berbasis pada Kompetensi Abad
XXI.Dampak dari perubahan ini berimbas pada ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi peserta didik
yang
harus dicapaisetiap
mata
pelajaran.Pengembangan standar isi ini juga melibatkan pengembangan
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Sejak diresmikannya Kurikulum 2013, implementasi Kurikulum 2013
banyak menuai pro dan kontra.Dinamika ini dirasakan wajar terjadi karena
tuntutan paradigma Kurikulum 2013 sangat berbeda dengan Kurikulum
2006.Perubahan
ini
sangat
terlihat
pada
pembelajaran
IPA
di
SMP.Keterpaduan materi Biologi, Fisika, dan Kimia dalam satu pelajaran
menjadi pemahaman tersendiri bagi guru untuk menyampaikan materi kepada
peserta didik.Walaupun pada kenyataannya Buku Pegangan Guru (BPG) dan
Buku Pegangan Siswa (BPS) sudah diterbitkan untuk membantu pemahaman
guru IPA di tingkat SMP, akan tetapi tidak sedikit guru yang masih bingung
dalam menyampaikan Standar Isi yang ditetapkan. Oleh karena itu
berdasarkan permasalahan ini kami ingin mengkaji lebih dalam dan sistematis
2
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
dalam makalah ini dapat diidentifikasi, sebagai berikut :
1.
Apa permasalahan yang terkandung dalam implementasi standar isi
kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA SMP kelas VII?
2.
Apa alternatif pemecahan permasalahan yang terkandung dalam
implementasi standar isi kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA SMP
Kelas VII?
C.
Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini, antara lain :
1.
Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terkandung dalam
implementasi standar isi kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA SMP
kelas VII.
2.
Untuk mengetahui apa saja alternatif pemecahan permasalahan yang
terkandung dalam implementasi standar isi kurikulum 2013 pada
3
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Permasalahan Implementasi Standar Isi Kurikulum 2013 Pada
Pembelajaran IPA SMP.
Permasalahan implementasi Standar Isi pembelajaran IPA SMP kelas
VII pada dasarnya berpusat pada sejauh mana pemerintah pusat dalam
membuat pedoman pada Buku Pegangan Guru dan Buku Pegangan Siswa
untuk membimbing guru dan siswa dalam memahami keterpaduan materi IPA
yang akan disampaikan. Pengembangan materi IPA SMP ini juga disesuaikan
dengan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, dan Standar Penilaian
berdasarkan perubahan dari Permendiknas No. 19 tahun 2005 menjadi
Permendiknas No. 32 Tahun 2013.
Perubahan ini tentunya menjadi permasalahan tersendiri bagi guru IPA
dan siswa SMP kelas VII yang menjalankan Kurikulum 2013, oleh karena itu
untuk menemukan apasaja permasalahan yang terjadi dalam implementasi
Standar Isi Kurikulum 2013, kami melakukan sebuah observasi lapangan di
SMP implementasi kurikulum 2013. Berdasarkan data dari Kemendikbud
tahun 2013 mengenai SMP implementasi Kurikulum 2013 di Yogyakarta,
kami memperoleh sebuah informasi bahwaSMP implementasi Kurikulum
2013 di Yogyakarta terdiri dari 7 SMPN Yogyakarta dan 1 SMPS
Yogyakarta.Dari data tersebut, kami mengambil 6 SMPN sebagai sampel
observasi, yaitu SMPN 1 Piyungan, SMPN 15 Yogyakarta,SMPN 2 Patuk,
SMPN 2 Lendah, SMPN 1 Sewon dan SMPN 1 Sleman.
Berdasarkan
datahasil
observasi
lapangan
yang
telah
kami
lakukan,informasi permasalahan implementasi Standar Isi pembelajaran IPA
SMP kelas VII yang timbul, juga didukung oleh beberapa permasalahan lain
yang menyebabkan permasalahan inti ada.Data observasi ini juga menjadi data
pembanding Standar Isi Pembelajaran SMP kelas VII berdasarkan
Permendikbud No. 64 Tahun 2013.Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai
hasil observasi yang kami lakukan di 6 SMPN ini dapat dilihat pada Tabel 1
4
Tabel 1. Tabel Hasil Observasi
No. Harapan, Cita-cita dan Tujuan
Kenyataan atau Realita Berdasarkan Hasil
Observasi
Problem-problem Tambahan
1. Materidikembangkan berbasis kompetensi sehingga memenuhi aspek kesesuaaian dan kecukupan
SMPN 1 Piyungan&SMPN 15 Yogyakarta Kurang sinkronnya kompetensi yang ada pada silabus, buku guru, dan buku siswa.
Pembuatan silabus, buku pegangan guru, dan buku pegangan siswa dilakukan oleh tim yang berbeda, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan anggaran biaya.
2. Materi menggambarkan konsep materi IPA secara mendalam dan prinsip keterpaduan IPA secara holistik.
SMPN 2 Patuk, SMPN 2 Lendah, dan SMPN 1
Sleman
Materi belum
menggambarkan prinsip keterpaduan IPA
Konsep materi IPA masih terlalu dasar
Pemerintah terlihat masih bingung untuk mengubah dan membentuk konsep keterpaduan IPA pada buku uji coba di masa transisi kurikulum 2006 ke kurikulum 2013.
3. Konsep umum buku kurikulum 2013 menekankan penggunaan bahasa yang jelas, logis dan sistematis.
SMPN 1 Sleman Konsepbuku pegangan guru dan buku pegangan siswa pada mata pelajaran IPA belum menggunakan bahasa yang jelas, logis, dan sistematis.
Guru masih bingung dalam memahami maksud dan tujuan BPG IPA, hal ini dikarenakan BPG IPAdibuat terkesan terburu-buru dengan gambaran bahasa buku yang kurang jelas dan sistematis.
4. Konsep umum buku kurikulum 2013 memuat rubrik penilaian capaian pembelajaran secara bertahap (review, excersice, problem, calange dan project) pada semua BAB.
SMPN 1 Piyungan
Rubrik penilaian pada buku pegangan guru masih belum jelas (kalimat dan sistematika). Rubrik penilaian secara
bertahap pada buku pegangan guru belum merata pada semua BAB.
Guru masih bingung dalam menyusun penilaian otentik (sikap, pengetahuan, dan keterampilan)
Guru merasa terbeban dengan banyaknya komponen dalam penilaian yang harus dilakukan sesuai dengan kurikulum 2013.
5. Konsep buku kurikulum 2013 mengakomodasi konten lokal
SMPN 2 Patuk, SMPN 1 Piyungan, SMPN 1
Sleman, SMPN 15 Yogyakarta, SMPN 1
Sewon, dan SMPN 2 Lendah
Konsep buku umum baik itu pegangan guru dan pegangan siswa belum sepenuhnya mengakomodasi konten kearifan lokal.
Guru kebingungan dalam mengintegrasikan konten kearifan lokal dalam pembelajaran. Hal ini dirasakan penting karena dalam proses penyampaian materi terkadang guru butuh penjelasan yang mudah dimengerti oleh siswa. Ini juga sekaligus menambah wawasan siswa terhadap potensi lokal yang ada di daerahnya.
6. Kecukupan materi ditinjau dari:cakupan konsep/materi esensial
SMPN 1 Sleman, SMPN 15 Yogyakarta, SMPN 1
Sewon, dan SMPN 2
5
No. Harapan, Cita-cita dan Tujuan
Kenyataan atau Realita Berdasarkan Hasil
Observasi
Problem-problem Tambahan
alokasi waktu. Lendah
Materi dirasakan terlalu banyak, sehingga guru kesulitan dalam menyampaikan materi.
yang diberikan.
7. Kedalaman materi pengayaan ditinjau dari: pola pikir keilmuan dan karakteristik siswa
SMPN 1 Sleman, SMPN 15 Yogyakarta, SMPN 1
Sewon, dan SMPN 2 Lendah
Kedalaman materi BPG dan BPSdirasakan masih terlalu rendah dan belum meninjau pola pikir keilmuan dan karakteristik siswa SMP.
Guru bigung membuat pembelajaran yang inovatif dan memotivasi siwa dengan sistematika dan kedalaman materi BPG dan BPS yang ada sekarang.
Sumber: Hasil Observasi Februari 2014
Berdasarkan Tabel 1 di atas, didapat simpulan bahwa tidak sedikit guru IPA
SMP dan siswa kelas VII yang masih merasa bingung bagaimana memahami
materi pada Buku Pegangan Guru (BPG) dan Buku Pegangan Siswa (BPS).
Permasalahan ini dikarenakan kesan pemerintah yang terburu-buru dalam
pembuatan BPG dan BPS.Ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya
terkait anggaran dan waktu (Puspitarini, 2013).
Selain berdasarkan hasil observasi di lapangan, kami juga melakukan
analisis Buku Pegangan Guru dan Buku Pegangan Siswa berdasarkan format
analisis buku guru dari Kemendikbud 2013. Adapun hasil analisis buku guru
yang kami lakukan dapat dilihat pada Tabel 2, sedangkan hasil analisis buku
siswa dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 2. Hasil Analisis Buku Guru
No. Aspek Yang Dianalisis
Hasil Analisis
Tindak Lanjut Hasil Analisis Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian Sesuai
1. Kesesuaian dengan
SKL, KI, dan KD - - Sesuai
6
No. Aspek Yang Dianalisis
Hasil Analisis
Tindak Lanjut Hasil Analisis Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian Sesuai
dan buku pegangan guru dilakukan oleh tim yang berbeda, akibat keterbatasan waktu dan anggaran biaya.
2.
Kecukupan materi ditinjau dari:
cakupan konsep/materi
esensial dan alokasi waktu
- Sebagian
Sesuai -
Berdasarkan hasil observasi di SMPN 1 Sleman, SMPN 15 Yogyakarta, SMPN 1 Sewon, dan SMPN 2 Lendah, di dapat sebuah hasil sebagian guru IPA menilai materi BPG terlalu banyak, sehingga guru kesulitan dalam menyampaikan materi.
3.
Informasi pembelajaran sesuai standar
proses (penerapan pendekatan Scientific)
- - Sesuai
Pada aspek ini BPG sudah menerapkan secara benar konsep pendekatan saintifik.
4.
Penilaian Autentik dan Bahan Remedial Teaching
- - Sesuai
Walaupun sudah sesuai, berdasarkan hasil observasi SMPN 1 Piyungan, rubrik penilaian pada buku pegangan guru masih belum jelas (kalimat dan sistematika dan rubrik penilaian secara bertahap pada buku pegangan guru belum merata pada semua BAB.
5.
Kolom interaksi antara guru dengan
orangtua
- - Sesuai
Aspek ini sudah ada pada BPG pelajaran IPA SMP.
Sumber: ModifikasidariMateri Pelatihan Kemendikbud 2013
Dari Tabel 2 di atas didapat sebuah gambaran bahwa pada dasarnya BPG
sebagian besar sudah memenuhi aspek standar, hanya saja karena ini masih
bersifat ujicoba maka dirasakan masih banyak yag belum sempurna dan perlu
7
Tabel 3. Hasil Analisis Buku siswa
No. Aspek Yang Dianalisis
Hasil Analisis
Tindak Lanjut Hasil Analisis Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian Sesuai
1.
Kesesuaian dengan SKL, KI,
dan KD
- - Sesuai
Walaupun sudah dirasakan sesuai, akan tetapi berdasarkan hasil observasi di SMPN 1 Piyungan & SMPN 15 Yogyakarta, sebagian Guru IPA menilai adanya ketidaksinkronan antara kompetensi yang ada pada silabus dan buku siswa. Hal ini dikarenakan pembuatan silabus dan buku pegangan siswa dilakukan oleh tim yang berbeda, akibat keterbatasan waktu dan anggaran biaya.
2.
Kecukupan materi ditinjau dari:
cakupan konsep/materi
esensial dan alokasi waktu.
- Sesuai
sebagian -
Berdasarkan hasil observasi di SMPN 1 Sleman, SMPN banyak, sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi.
5.
Kedalaman materipengayaan
ditinjau dari: Pola pikir keilmuan dan karakteristik siswa
- Sesuai
sebagian -
Berdasarkan hasil observasi di SMPN 1 Sleman, SMPN 15 Yogyakarta, SMPN 1 Sewon, dan SMPN 2 Lendah, di dapat sebuah hasil sebagian guru IPA menilai kedalaman materi BPS belum meninjau pola pikir keilmuan dan karakteristik siswa SMP.
6. menerapkan secara benar konsep pendekatan saintifik.
7.
Penilaian otentik dalam bentuk soalyang tersedia dalam buku siswa
- - Sesuai
8
Sumber: Modifikasi Materi Pelatihan Kemendikbud 2013
Dari Tabel 3 di atas didapat sebuah gambaran bahwa pada dasarnya BPS
sebagian besar sudah memenuhi aspek standar, hanya saja karena ini masih
bersifat ujicoba maka dirasakan masih banyak yag belum sempurna dan perlu
perbaikan.
B.
Alternatif Pemecahan Permasalahan Implementasi Standar Isi
Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPA SMP.
Berbagai permasalahan yang telah dikemukakan di atas tentunya
membutuhkan sebuah alternatif pemecahan yang efektif. Adapun alternatif
permasalahan implementasi Standar Isi Kurikulm 2013 pada pembelajaran
IPA SMP ini dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4. Hasil Observasi Masalah dan Alternatif Pemecahannya
No.
Harapan, Cita-cita dan
Tujuan
Kenyataan atau Realita Berdasarkan
Alternatif yang dipilih
1. Materidikemb angkan
dilakukan oleh tim yang
Membentuk tim yang sama untuk
membuat silabus, buku pegangan guru dan buku
Meningkatkan intensitas dan kualitas kegiatan MGMP sehingga dapat meningkatkan keterampilan guru IPA kelas
Membentuk tim yang sama untuk membuat silabus, buku pegangan guru dan buku pegangan siswa Memperhitung
kan waktu
9
No.
Harapan, Cita-cita dan
Tujuan
Kenyataan atau Realita Berdasarkan
Alternatif yang dipilih
dibuat untuk di tahun tahun pertama.
kompetensi perbaikan dari hasil evaluasi di tahun Lendah, dan
SMPN 1 terlihat masih bingung untuk mengubah dan masa transisi kurikulum
pelatihan guru IPA dalam
perbaikan BPG dengan yang mengajar IPA di SMP dengan guru jurusan khusus IPA Terpadu.
Perlunya peningkatan kualitas
pelatihan guru IPA dalam memadukan konsep
keterpaduan IPA dalam
pembelajaran. Perlunya
perbaikan BPG dengan
menambahkan penyampaian materi
keterpaduan IPA yang lebih mendalam dan menyeluruh (biologi, fisika, dan kimia).
Persiapan waktu yang lebih efektif dalam menyusun buku.
10
No.
Harapan, Cita-cita dan
Tujuan
Kenyataan atau Realita Berdasarkan
Alternatif yang dipilih calange dan project) pada guru belum merata
penilaian pada BPG diperbaiki dengan kalimat yang lebih jelas dan sistematis. Pelatihan
MGMP untuk merasa terbeban dengan
komponen penilaian yang begitu banyak.
Rubrik penilaian pada BPG diperbaiki dengan kalimat yang lebih jelas dan sistematis. Pelatihan
MGMP untuk asi konten lokal Konsep buku umum baik itu pegangan guru dan kearifan lokal dalam
pembelajaran. Hal ini dirasakan penting karena dalam proses penyampaian materi
terkadang guru butuh
penjelasan
Perbaikan BPG dengan
mengintegrasika n kearifan lokal. Pelatihan
MGMP untuk meningkatkan kualitas guru dalam
menyampaikan materi dengan mengintegrasika n kearifan lokal di dalamnya.
Pelatihan MGMP untuk
meningkatkan kualitas guru dalam
11
No.
Harapan, Cita-cita dan
Tujuan
Kenyataan atau Realita Berdasarkan
Alternatif yang dipilih
siswa belum sepenuhnya mengakomod asi konten kearifan lokal.
yang mudah dimengerti oleh siswa. Ini juga sekaligus menambah wawasan siswa terhadap potensi lokal yang ada di daerahnya. 6. Kecukupan
materi ditinjau dari:cakupan konsep/materi sehingga guru kesulitan materi secara efektif dengan waktu yang diberikan.
Perbaikan BPG dengan materi-materi yang pembelajaran.
Perbaikan BPG dengan materi-materi yang ditinjau dari: pola pikir keilmuan dan karakteristik masih terlalu rendah dan yang inovatif dan
memotivasi siwa dengan sistematika dan kedalaman materi BPG dan BPS yang ada sekarang.
Perbaikan materi BPG dan BPS dengan
mempertimbangk
an aspek
psikologis siswa SMP.
Perbaikan materi BPG dan BPS dengan
mempertimbangka n aspek psikologis siswa SMP.
Sumber: Hasil Observasi Februari 2014