• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meteri Proses Pembelajaran I PA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Meteri Proses Pembelajaran I PA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PROBLEM KURIKULUM DAN PEMBELAARAN SAINS

“KAJIAN PERMASALAHAN IMPLEMENTASI STANDAR ISI

KURIKULUM 2013 DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA PADA

PEMBELAJARAN IPA SMP KELAS VII”

Dosen : Prof. Dr. Sukardjo

Oleh:

Erie Agusta

13708251069

Rina Rahayu

13708251081

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN SAINS

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19)

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013

merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

yang telah dirintis pada tahun 2004 dan kurikulum 2006 yang mencakup

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Pengembangan Kurikulum 2013 ini juga berdasarkan analisis kebutuhan

masa depan untuk menyongsong generasi emas Indonesia tahun

2045.Berdasarkan perkembangan tersebut terbentuklah suatu penetapan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang berbasis pada Kompetensi Abad

XXI.Dampak dari perubahan ini berimbas pada ruang lingkup materi dan

tingkat kompetensi peserta didik

yang

harus dicapaisetiap

mata

pelajaran.Pengembangan standar isi ini juga melibatkan pengembangan

kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.

Sejak diresmikannya Kurikulum 2013, implementasi Kurikulum 2013

banyak menuai pro dan kontra.Dinamika ini dirasakan wajar terjadi karena

tuntutan paradigma Kurikulum 2013 sangat berbeda dengan Kurikulum

2006.Perubahan

ini

sangat

terlihat

pada

pembelajaran

IPA

di

SMP.Keterpaduan materi Biologi, Fisika, dan Kimia dalam satu pelajaran

menjadi pemahaman tersendiri bagi guru untuk menyampaikan materi kepada

peserta didik.Walaupun pada kenyataannya Buku Pegangan Guru (BPG) dan

Buku Pegangan Siswa (BPS) sudah diterbitkan untuk membantu pemahaman

guru IPA di tingkat SMP, akan tetapi tidak sedikit guru yang masih bingung

dalam menyampaikan Standar Isi yang ditetapkan. Oleh karena itu

berdasarkan permasalahan ini kami ingin mengkaji lebih dalam dan sistematis

(3)

2

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah

dalam makalah ini dapat diidentifikasi, sebagai berikut :

1.

Apa permasalahan yang terkandung dalam implementasi standar isi

kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA SMP kelas VII?

2.

Apa alternatif pemecahan permasalahan yang terkandung dalam

implementasi standar isi kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA SMP

Kelas VII?

C.

Tujuan

Adapun tujuan pada makalah ini, antara lain :

1.

Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terkandung dalam

implementasi standar isi kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA SMP

kelas VII.

2.

Untuk mengetahui apa saja alternatif pemecahan permasalahan yang

terkandung dalam implementasi standar isi kurikulum 2013 pada

(4)

3

BAB II

PEMBAHASAN

A.

Permasalahan Implementasi Standar Isi Kurikulum 2013 Pada

Pembelajaran IPA SMP.

Permasalahan implementasi Standar Isi pembelajaran IPA SMP kelas

VII pada dasarnya berpusat pada sejauh mana pemerintah pusat dalam

membuat pedoman pada Buku Pegangan Guru dan Buku Pegangan Siswa

untuk membimbing guru dan siswa dalam memahami keterpaduan materi IPA

yang akan disampaikan. Pengembangan materi IPA SMP ini juga disesuaikan

dengan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, dan Standar Penilaian

berdasarkan perubahan dari Permendiknas No. 19 tahun 2005 menjadi

Permendiknas No. 32 Tahun 2013.

Perubahan ini tentunya menjadi permasalahan tersendiri bagi guru IPA

dan siswa SMP kelas VII yang menjalankan Kurikulum 2013, oleh karena itu

untuk menemukan apasaja permasalahan yang terjadi dalam implementasi

Standar Isi Kurikulum 2013, kami melakukan sebuah observasi lapangan di

SMP implementasi kurikulum 2013. Berdasarkan data dari Kemendikbud

tahun 2013 mengenai SMP implementasi Kurikulum 2013 di Yogyakarta,

kami memperoleh sebuah informasi bahwaSMP implementasi Kurikulum

2013 di Yogyakarta terdiri dari 7 SMPN Yogyakarta dan 1 SMPS

Yogyakarta.Dari data tersebut, kami mengambil 6 SMPN sebagai sampel

observasi, yaitu SMPN 1 Piyungan, SMPN 15 Yogyakarta,SMPN 2 Patuk,

SMPN 2 Lendah, SMPN 1 Sewon dan SMPN 1 Sleman.

Berdasarkan

datahasil

observasi

lapangan

yang

telah

kami

lakukan,informasi permasalahan implementasi Standar Isi pembelajaran IPA

SMP kelas VII yang timbul, juga didukung oleh beberapa permasalahan lain

yang menyebabkan permasalahan inti ada.Data observasi ini juga menjadi data

pembanding Standar Isi Pembelajaran SMP kelas VII berdasarkan

Permendikbud No. 64 Tahun 2013.Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai

hasil observasi yang kami lakukan di 6 SMPN ini dapat dilihat pada Tabel 1

(5)

4

Tabel 1. Tabel Hasil Observasi

No. Harapan, Cita-cita dan Tujuan

Kenyataan atau Realita Berdasarkan Hasil

Observasi

Problem-problem Tambahan

1. Materidikembangkan berbasis kompetensi sehingga memenuhi aspek kesesuaaian dan kecukupan

SMPN 1 Piyungan&SMPN 15 Yogyakarta Kurang sinkronnya kompetensi yang ada pada silabus, buku guru, dan buku siswa.

Pembuatan silabus, buku pegangan guru, dan buku pegangan siswa dilakukan oleh tim yang berbeda, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan anggaran biaya.

2. Materi menggambarkan konsep materi IPA secara mendalam dan prinsip keterpaduan IPA secara holistik.

SMPN 2 Patuk, SMPN 2 Lendah, dan SMPN 1

Sleman

 Materi belum

menggambarkan prinsip keterpaduan IPA

 Konsep materi IPA masih terlalu dasar

Pemerintah terlihat masih bingung untuk mengubah dan membentuk konsep keterpaduan IPA pada buku uji coba di masa transisi kurikulum 2006 ke kurikulum 2013.

3. Konsep umum buku kurikulum 2013 menekankan penggunaan bahasa yang jelas, logis dan sistematis.

SMPN 1 Sleman Konsepbuku pegangan guru dan buku pegangan siswa pada mata pelajaran IPA belum menggunakan bahasa yang jelas, logis, dan sistematis.

Guru masih bingung dalam memahami maksud dan tujuan BPG IPA, hal ini dikarenakan BPG IPAdibuat terkesan terburu-buru dengan gambaran bahasa buku yang kurang jelas dan sistematis.

4. Konsep umum buku kurikulum 2013 memuat rubrik penilaian capaian pembelajaran secara bertahap (review, excersice, problem, calange dan project) pada semua BAB.

SMPN 1 Piyungan

 Rubrik penilaian pada buku pegangan guru masih belum jelas (kalimat dan sistematika).  Rubrik penilaian secara

bertahap pada buku pegangan guru belum merata pada semua BAB.

 Guru masih bingung dalam menyusun penilaian otentik (sikap, pengetahuan, dan keterampilan)

 Guru merasa terbeban dengan banyaknya komponen dalam penilaian yang harus dilakukan sesuai dengan kurikulum 2013.

5. Konsep buku kurikulum 2013 mengakomodasi konten lokal

SMPN 2 Patuk, SMPN 1 Piyungan, SMPN 1

Sleman, SMPN 15 Yogyakarta, SMPN 1

Sewon, dan SMPN 2 Lendah

Konsep buku umum baik itu pegangan guru dan pegangan siswa belum sepenuhnya mengakomodasi konten kearifan lokal.

Guru kebingungan dalam mengintegrasikan konten kearifan lokal dalam pembelajaran. Hal ini dirasakan penting karena dalam proses penyampaian materi terkadang guru butuh penjelasan yang mudah dimengerti oleh siswa. Ini juga sekaligus menambah wawasan siswa terhadap potensi lokal yang ada di daerahnya.

6. Kecukupan materi ditinjau dari:cakupan konsep/materi esensial

SMPN 1 Sleman, SMPN 15 Yogyakarta, SMPN 1

Sewon, dan SMPN 2

(6)

5

No. Harapan, Cita-cita dan Tujuan

Kenyataan atau Realita Berdasarkan Hasil

Observasi

Problem-problem Tambahan

alokasi waktu. Lendah

Materi dirasakan terlalu banyak, sehingga guru kesulitan dalam menyampaikan materi.

yang diberikan.

7. Kedalaman materi pengayaan ditinjau dari: pola pikir keilmuan dan karakteristik siswa

SMPN 1 Sleman, SMPN 15 Yogyakarta, SMPN 1

Sewon, dan SMPN 2 Lendah

Kedalaman materi BPG dan BPSdirasakan masih terlalu rendah dan belum meninjau pola pikir keilmuan dan karakteristik siswa SMP.

Guru bigung membuat pembelajaran yang inovatif dan memotivasi siwa dengan sistematika dan kedalaman materi BPG dan BPS yang ada sekarang.

Sumber: Hasil Observasi Februari 2014

Berdasarkan Tabel 1 di atas, didapat simpulan bahwa tidak sedikit guru IPA

SMP dan siswa kelas VII yang masih merasa bingung bagaimana memahami

materi pada Buku Pegangan Guru (BPG) dan Buku Pegangan Siswa (BPS).

Permasalahan ini dikarenakan kesan pemerintah yang terburu-buru dalam

pembuatan BPG dan BPS.Ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya

terkait anggaran dan waktu (Puspitarini, 2013).

Selain berdasarkan hasil observasi di lapangan, kami juga melakukan

analisis Buku Pegangan Guru dan Buku Pegangan Siswa berdasarkan format

analisis buku guru dari Kemendikbud 2013. Adapun hasil analisis buku guru

yang kami lakukan dapat dilihat pada Tabel 2, sedangkan hasil analisis buku

siswa dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Analisis Buku Guru

No. Aspek Yang Dianalisis

Hasil Analisis

Tindak Lanjut Hasil Analisis Tidak

Sesuai

Sesuai

Sebagian Sesuai

1. Kesesuaian dengan

SKL, KI, dan KD - - Sesuai

(7)

6

No. Aspek Yang Dianalisis

Hasil Analisis

Tindak Lanjut Hasil Analisis Tidak

Sesuai

Sesuai

Sebagian Sesuai

dan buku pegangan guru dilakukan oleh tim yang berbeda, akibat keterbatasan waktu dan anggaran biaya.

2.

Kecukupan materi ditinjau dari:

cakupan konsep/materi

esensial dan alokasi waktu

- Sebagian

Sesuai -

Berdasarkan hasil observasi di SMPN 1 Sleman, SMPN 15 Yogyakarta, SMPN 1 Sewon, dan SMPN 2 Lendah, di dapat sebuah hasil sebagian guru IPA menilai materi BPG terlalu banyak, sehingga guru kesulitan dalam menyampaikan materi.

3.

Informasi pembelajaran sesuai standar

proses (penerapan pendekatan Scientific)

- - Sesuai

Pada aspek ini BPG sudah menerapkan secara benar konsep pendekatan saintifik.

4.

Penilaian Autentik dan Bahan Remedial Teaching

- - Sesuai

Walaupun sudah sesuai, berdasarkan hasil observasi SMPN 1 Piyungan, rubrik penilaian pada buku pegangan guru masih belum jelas (kalimat dan sistematika dan rubrik penilaian secara bertahap pada buku pegangan guru belum merata pada semua BAB.

5.

Kolom interaksi antara guru dengan

orangtua

- - Sesuai

Aspek ini sudah ada pada BPG pelajaran IPA SMP.

Sumber: ModifikasidariMateri Pelatihan Kemendikbud 2013

Dari Tabel 2 di atas didapat sebuah gambaran bahwa pada dasarnya BPG

sebagian besar sudah memenuhi aspek standar, hanya saja karena ini masih

bersifat ujicoba maka dirasakan masih banyak yag belum sempurna dan perlu

(8)

7

Tabel 3. Hasil Analisis Buku siswa

No. Aspek Yang Dianalisis

Hasil Analisis

Tindak Lanjut Hasil Analisis Tidak

Sesuai

Sesuai

Sebagian Sesuai

1.

Kesesuaian dengan SKL, KI,

dan KD

- - Sesuai

Walaupun sudah dirasakan sesuai, akan tetapi berdasarkan hasil observasi di SMPN 1 Piyungan & SMPN 15 Yogyakarta, sebagian Guru IPA menilai adanya ketidaksinkronan antara kompetensi yang ada pada silabus dan buku siswa. Hal ini dikarenakan pembuatan silabus dan buku pegangan siswa dilakukan oleh tim yang berbeda, akibat keterbatasan waktu dan anggaran biaya.

2.

Kecukupan materi ditinjau dari:

cakupan konsep/materi

esensial dan alokasi waktu.

- Sesuai

sebagian -

Berdasarkan hasil observasi di SMPN 1 Sleman, SMPN banyak, sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi.

5.

Kedalaman materipengayaan

ditinjau dari: Pola pikir keilmuan dan karakteristik siswa

- Sesuai

sebagian -

Berdasarkan hasil observasi di SMPN 1 Sleman, SMPN 15 Yogyakarta, SMPN 1 Sewon, dan SMPN 2 Lendah, di dapat sebuah hasil sebagian guru IPA menilai kedalaman materi BPS belum meninjau pola pikir keilmuan dan karakteristik siswa SMP.

6. menerapkan secara benar konsep pendekatan saintifik.

7.

Penilaian otentik dalam bentuk soalyang tersedia dalam buku siswa

- - Sesuai

(9)

8

Sumber: Modifikasi Materi Pelatihan Kemendikbud 2013

Dari Tabel 3 di atas didapat sebuah gambaran bahwa pada dasarnya BPS

sebagian besar sudah memenuhi aspek standar, hanya saja karena ini masih

bersifat ujicoba maka dirasakan masih banyak yag belum sempurna dan perlu

perbaikan.

B.

Alternatif Pemecahan Permasalahan Implementasi Standar Isi

Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPA SMP.

Berbagai permasalahan yang telah dikemukakan di atas tentunya

membutuhkan sebuah alternatif pemecahan yang efektif. Adapun alternatif

permasalahan implementasi Standar Isi Kurikulm 2013 pada pembelajaran

IPA SMP ini dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Hasil Observasi Masalah dan Alternatif Pemecahannya

No.

Harapan, Cita-cita dan

Tujuan

Kenyataan atau Realita Berdasarkan

Alternatif yang dipilih

1. Materidikemb angkan

dilakukan oleh tim yang

 Membentuk tim yang sama untuk

membuat silabus, buku pegangan guru dan buku

 Meningkatkan intensitas dan kualitas kegiatan MGMP sehingga dapat meningkatkan keterampilan guru IPA kelas

 Membentuk tim yang sama untuk membuat silabus, buku pegangan guru dan buku pegangan siswa  Memperhitung

kan waktu

(10)

9

No.

Harapan, Cita-cita dan

Tujuan

Kenyataan atau Realita Berdasarkan

Alternatif yang dipilih

dibuat untuk di tahun tahun pertama.

kompetensi perbaikan dari hasil evaluasi di tahun Lendah, dan

SMPN 1 terlihat masih bingung untuk mengubah dan masa transisi kurikulum

pelatihan guru IPA dalam

perbaikan BPG dengan yang mengajar IPA di SMP dengan guru jurusan khusus IPA Terpadu.

 Perlunya peningkatan kualitas

pelatihan guru IPA dalam memadukan konsep

keterpaduan IPA dalam

pembelajaran.  Perlunya

perbaikan BPG dengan

menambahkan penyampaian materi

keterpaduan IPA yang lebih mendalam dan menyeluruh (biologi, fisika, dan kimia).

Persiapan waktu yang lebih efektif dalam menyusun buku.

(11)

10

No.

Harapan, Cita-cita dan

Tujuan

Kenyataan atau Realita Berdasarkan

Alternatif yang dipilih calange dan project) pada guru belum merata

penilaian pada BPG diperbaiki dengan kalimat yang lebih jelas dan sistematis.  Pelatihan

MGMP untuk merasa terbeban dengan

komponen penilaian yang begitu banyak.

 Rubrik penilaian pada BPG diperbaiki dengan kalimat yang lebih jelas dan sistematis.  Pelatihan

MGMP untuk asi konten lokal Konsep buku umum baik itu pegangan guru dan kearifan lokal dalam

pembelajaran. Hal ini dirasakan penting karena dalam proses penyampaian materi

terkadang guru butuh

penjelasan

 Perbaikan BPG dengan

mengintegrasika n kearifan lokal.  Pelatihan

MGMP untuk meningkatkan kualitas guru dalam

menyampaikan materi dengan mengintegrasika n kearifan lokal di dalamnya.

Pelatihan MGMP untuk

meningkatkan kualitas guru dalam

(12)

11

No.

Harapan, Cita-cita dan

Tujuan

Kenyataan atau Realita Berdasarkan

Alternatif yang dipilih

siswa belum sepenuhnya mengakomod asi konten kearifan lokal.

yang mudah dimengerti oleh siswa. Ini juga sekaligus menambah wawasan siswa terhadap potensi lokal yang ada di daerahnya. 6. Kecukupan

materi ditinjau dari:cakupan konsep/materi sehingga guru kesulitan materi secara efektif dengan waktu yang diberikan.

Perbaikan BPG dengan materi-materi yang pembelajaran.

Perbaikan BPG dengan materi-materi yang ditinjau dari: pola pikir keilmuan dan karakteristik masih terlalu rendah dan yang inovatif dan

memotivasi siwa dengan sistematika dan kedalaman materi BPG dan BPS yang ada sekarang.

Perbaikan materi BPG dan BPS dengan

mempertimbangk

an aspek

psikologis siswa SMP.

Perbaikan materi BPG dan BPS dengan

mempertimbangka n aspek psikologis siswa SMP.

Sumber: Hasil Observasi Februari 2014

Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat disimpulkan bahwa perbaikan materi pada

(13)

12

dilakukan.Perbaikan ini diantaranya, mengenai materi pada buku yang

mempertimbangkan teori psikologi.Menurut Smith (2009:129)

manajemen daya

ingat peserta didik sangat cenderung lebih ditentukan oleh ikatan emosional peserta

didik dalam menjalani proses pembelajaran tersebut. Oleh karena itu dengan

materi

pembelajaran yang mempertimbangan karakteristik peserta didik, maka akan

menunjang proses pembelajaran yang efektif (Smith, 2009:129).Kemudian

yang kedua, menempatkan kearifan lokal sebagai basis dan atau isu penting

dalam berbagai upaya membangun karakter bangsa (Sayuti, 2010).Disinilah

peran sentral pendidikan sebagai media untuk menyampaikan kearifan lokal

dalam penyampaian materi pembelajaran.Ini juga dirasakan penting bagi guru,

karena ketika dalam proses penyampaian materi terkadang guru membutuhkan

penjelasan yang mudah dimengerti oleh siswa sekaligus menambah wawasan

siswa terhadap potensi lokal yang ada di daerahnya.

Selain itu, adanya perbaikan pada peningkatan kualitas dan kuantitas

pelatihan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) juga sangat penting

dilakukan.Hal ini dikarenakan, proses penyampaian materi yang baik sangat

tergantung pada kreatifitas guru dalam menyampaikannya.Jadi tidak

serta-merta buku dengan standar yang baik tapi juga kreatifitas guru dalam

(14)

13

BAB III

SIMPULAN

Adapun simpulan yng didapat yaitu:

1.

Permasalahan yang terkandung dalam implementasi standar isi kurikulum 2013

pada pembelajaran IPA SMP kelas VII yaitu:

a.

Kurang sinkronnya kompetensi yang ada pada silabus, buku guru, dan buku

siswa.

b.

Materi belum menggambarkan prinsip keterpaduan IPA dan konsep materi

IPA masih terlalu dasar.

c.

Konsepbuku pegangan guru dan buku pegangan siswa pada mata pelajaran

IPA belum menggunakan bahasa yang jelas, logis, dan sistematis.

d.

Rubrik penilaian pada buku pegangan guru masih belum jelas (kalimat dan

sistematika).

e.

Rubrik penilaian secara bertahap pada buku pegangan guru belum merata

pada semua BAB.

f.

Konsep buku umum baik itu pegangan guru dan pegangan siswa belum

sepenuhnya mengakomodasi konten kearifan lokal.

g.

Materi dirasakan terlalu banyak, sehingga guru kesulitan dalam

menyampaikan materi.

h.

Kedalaman materi BPG dan BPS dirasakan masih terlalu rendah dan belum

meninjau pola pikir keilmuan dan karakteristik siswa SMP.

2.

Alternatif pemecahan permasalahan yang terkandung dalam implementasi

standar isi kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA SMP Kelas VII yaitu:

a.

Membentuk tim yang sama untuk membuat silabus, buku pegangan guru

dan buku pegangan siswa.

b.

Memperhitungkan waktu yang efektif dalam menyiapkan silabus, BPG, dan

BPS untuk siswa kelas VIII.

c.

Meningkatkan intensitas dan kualitas kegiatan MGMP sehingga dapat

meningkatkan keterampilan guru IPA kelas VII dalam mensinkronkan

(15)

14

d.

Buku yang dibuat untuk di tahun berikutnya diharapkan juga

memperhatikan perbaikan dari hasil evaluasi di tahun pertama.

e.

Perlunya peningkatan kualitas pelatihan guru IPA dalam memadukan

konsep keterpaduan IPA dalam pembelajaran.

f.

Perlunya perbaikan BPG dengan menambahkan penyampaian materi

keterpaduan IPA yang lebih mendalam dan menyeluruh (biologi, fisika, dan

kimia).

g.

Persiapan waktu yang lebih efektif dalam menyusun buku.

h.

Rubrik penilaian pada BPG diperbaiki dengan kalimat yang lebih jelas dan

sistematis.

i.

Pelatihan MGMP untuk meningkatkan pemahaman

guru dalam

mengembangkan penilaian otentik.

j.

Pelatihan MGMP untuk meningkatkan kualitas guru dalam menyampaikan

materi dengan mengintegrasikan kearifan lokal di dalamnya.

k.

Perbaikan BPG dengan materi-materi yang essensial, hal ini juga

mempertimbangkan waktu guru dalam menyampaikan pembelajaran.

l.

Perbaikan materi BPG dan BPS dengan mempertimbangkan aspek

(16)

15

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan

Penjaminan Mutu.2013.

Analisis Buku Guru dan Siswa (Mata Pelajaran)

. (online)

http://kemdikbud.go.id/uji-publik-kurikulum-2013-1.html, diakses tanggal 28

Februari 2013.

Kemendikbud.2013.

Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VII

. Jakarta:

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

___________. 2013.

Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VII

. Jakarta: Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Margaret, Puspitarini. 2013.

Terburu-Buru Kurikulum 2013 Akan Sia-Sia. Diambil

2 Maret 2014, dari

http://kampus.okezone.com/read/2013/01/14/373/746016/terburu-buru-kurikulum-2013-akan-sia-sia.

Sayuti, Suminto A. 2010.

Kearifan Lokal dalam Konteks Pendidikan Karakter

.

Makalah Seminar Nasional “Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal

untuk menghadapi Tantangan Global. Yogyakarta: Lemlit UNY.

Gambar

Tabel 1. Tabel Hasil Observasi
Tabel 2. Hasil Analisis Buku Guru
Tabel 3. Hasil Analisis Buku siswa
Tabel 4. Hasil Observasi Masalah dan Alternatif Pemecahannya

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Allah SWT, satu-satunya Maha pemberi cinta, karenanya penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun

4) Melakukan pengobatan pada tiap kelompok tikus yang telah dilukai tiap 2 kali sehari selama 14 hari; kontrol positif diberi obat menggunakan Betadine, kontrol negatif

Berdasarkan perencanaan laba yang diharapkan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 42.330.124.100, jumlah ini melampaui jumlah laba maksimal pada tahun 2013 sehingga perusahaan

Namun begitu, hanya satu sahaja yang didapati unik dan suar suria ini telah menyebabkan pengurangan keamatan komponen H pada semua data di stesen khatulistiwa magnetik iaitu pada

Menurut Suad Husnan (2004:7) mengatakan bahwa “ bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan

Tindakan pen'egahan yang diambil direkam oleh Penanggung  jawab /agian terkait pada lembar tindakan Pen'egahan dan dilaporkan kepada 8MM atau epala Puskesmas

Keanekaragaman pada manusia ter4entuk oleh siat8siat genetika yang di4a7a oleh gen dari orang tua. Siat8 siat genetika meliputi siat dominan dan siat resesi. Cjung

Card Kartu video, kartu grafis, kartu layar. Firewire merek dagang Apple sekaligus nama yang paling populer untuk standar kabel data antar-muka berseri IEEE 1394. Import