• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisa dan Usulan Perbaikan Kualitas Produk dengan Metode Taguchi (Studi Kasus pada PT. Asam Jawa)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisa dan Usulan Perbaikan Kualitas Produk dengan Metode Taguchi (Studi Kasus pada PT. Asam Jawa)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Asam Jawa didirikan dengan Akta Notaris No.37 tanggal 16 Januari 1982 dari Notaris Barnang Armino Pulungan, SH di Medan. Kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan SK No. C2 3259 HT.01.01.Th.84 tanggal 6 Juni 1984 yang dimuat dalam Berita Negara RI No.797 tahun 1984.

Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian Dirjen Perkebunan, PT. Asam Jawa dinyatakan sebagai perkebunan besar sebagai PMDN didapatkan berdasarkan S.P.T. Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Negeri Pusat No.261/I/PMDN/1983 tanggal 13 Desember 1983.

Land clearing dan pembibitan digiatkan mulai 1982, demikian juga

pembangunan prasarana serta penyiapan syarat-syarat bagi aplikasi kredit investasi ke Bank Indonesia cq Bank Ekspor Impor Indonesia. Tanaman pertama sudah mulai digiatkan pada tahun 1983 diatas lahan gambut yang cukup kering dan relatif tidak menyuplai hambatan yang berarti.

(2)

bulan, pabrik dengan kapasitas tahap pertama adalah 30 ton/jam, pada tanggal 21 Desember 1987 dapat diresmikan. Disamping modal serta dari dana pendiri, kredit pendahuluan dari Bank Ekspor Impor Indonesia sudah dapat diberikan pada media tahun 1983 dan kredit investasi sesungguhnya pada tahun 1985.

Fokus perhatian untuk masa yang akan datang, diarahkan bagi upaya-upaya sebagai berikut:

1. Penyelesaian penanaman 25% dari total areal 8.300 Ha, direncanakan selesai akhir tahun 1988.

2. Pembangunan pabrik tahap II menjadi total kapasitas 60 ton/jam, direncanakan selesai akhir triwulan III tahun 1988.

3. Perbaikan prasarana dan manajemen secara menyeluruh.

Pada bulan Januari 2004, dilakukan restrukturisasi managemen keseluruhan baik dari PKS maupun Kebun dimana setiap pimpinan tertinggi pada masing-masing bagian bertanggung jawab kepada General Manager. Hingga saat ini, luas lahan 8.400 Ha. Seluruh areal tersebut dibagi dalam 10 afdeling, baik yang tergolong areal pemeliharaan

maupun areal pengembangan ditambah dengan afdeling emplasemen.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

(3)

2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi

PT. Asam Jawa merupakan suatu perusahaan yang sudah dapat dikategorikan sebagai sebuah pabrik pengolahan kelapa sawit yang besar. Sehingga dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari sangat membutuhkan suatu susunan struktur organisasi yang baik dan sistematis, sehingga setiap fungsi yang ada dapat dijalankan dengan baik.

(4)

General Manager

Sekretaris Kepala Tata Usaha

KASI Pembukuan KASI Keuangan KASI Analisa Biaya KASI Gudang KASI Produksi

KA. Divisi Teknik

Ka. Bag. Pelayanan Umum Koordinator Pemanfaatan Pupuk Kabag Personalia & Umum KABAG Bengkel Otomotif

Eks Limbah PKS Ka.Bag Pengamanan

(5)

2.3.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Berikut ini merupakan tugas dari masing-masing personil yang terdapat pada struktur organisasi PT. Asam Jawa yaitu:

1. General Manager

a. Bertanggung jawab secara penuh dalam melaksanakan tugasnya demi kepentingan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

b. Membuat segala perencanaan dan strategi perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

c. Mengkoordinir dan mengatur setiap kegiatan yang dijalankan perusahaan. 2. Kepala Tata Usaha

a. Menjalankan kebijakan pencatatan akuntansi keuangan sesuai ketentuan perusahaan.

b. Melakukan pemeriksaan, inventarisasi dan evaluasi sistem internal control dalam usaha mengamankan aset perusahaan.

c. Mengawasi, membina dan evaluasi kinerja dan sumber daya manusia pada bagian terkait dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja.

d. Pertanggungjawaban dari tugas-tugas yang diberikan dituangkan dalam bentuk laporan secara harian, bulanan dan tahunan.

3. Sekretaris

(6)

b. Berkewajiban mengawasi perkembangan dan perubahan regulasi yang terjadi di bidang pasar modal, dan memberikan rekomendasi dan masukan kepada Direksi terkait dampak perubahan tersebut pada Perusahaan.

c. Bertanggung jawab dalam pemenuhan kepatuhan terhadap Anggaran Dasar Perusahaan serta peraturan perundangan yang berlaku di pasar modal dan bursa efek. d. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan paparan publik dan menjalin hubungan

baik dengan pihak media massa.

e. Menangani hubungan investor dalam rangka menjalin dan meningkatkan komunikasi antara Perusahaan dengan para investor.

4. Kepala Divisi Pembukuan

a. Memberikan saran/masukan kepada atasannya baik diminta atau tidak diminta dalam hal perencanaan dan kebijakan pokok perusahaan.

b. Menciptakan suasana yang harmonis, aman dan tenteram dalam kehidupan bermasyarakat, sosial dan beragama di lingkungan divisi.

c. Dalam menjalankan tanggung jawab diberi wewenang untuk mengambil sikap terhadap bawahan yang dianggap perlu, sementara pelaporan harus disampaikan kepada atasan langsung.

d. Melengkapi dan mengembangkan manajemen teknik secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien.

5. Kepala Divisi Keuangan

(7)

b. Merencanakan sumber-sumber dana yang diperoleh.

c. Menganalisa laporan keuangan untuk menilai apakah perusahaan mempunyai posisi keuangan yang baik.

d. Menciptakan suasana yang harmonis, aman dan tenteram dalam kehidupan bermasyarakat, sosial dan beragama di lingkungan divisi.

6. Kepala Divisi Analisa Biaya

a. Mempersiapkan Langkah-langkah kebijaksanaan yang perlu di lakukan sehubungan dengan kegiatan pengelolaan administrasi pembukuan dimaksud.

b. Menyajikan laporan keuangan untuk setiap bulan, triwulan, dan tahunan berupa neraca dan daftar laba rugi baik untuk kepentingan intern maupun ekstern.

c. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan bagian keuangan. d. Pertanggung jawabannya kepada kepala divisi keuangan.

7. Kepala Divisi Gudang

a. Bertanggung jawab terhadap penyimpanan di gudang dalam bentuk laporan harian, bulanan dan tahunan.

b. Memberikan masukan kepada atasan dalam hal analisa biaya yang berkaitan dengan divisi.

(8)

8. Kepala Divisi Produksi

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang kultur teknis, produksi kebun, pengolahan dan administrasi yang berlaku terhadap divisi produksi.

b. Bertanggung jawab terhadap pengawasan, pembinaan dan pengarahan dalam bidang disiplin kerja, produktivitas kerja guna tercapainya kuantitas dan kualitas kerja yang maksimal yang dibatasi oleh norma-norma perusahaan.

c. Dalam menjalankan tanggung jawabnya diberi wewenang untuk mengambil sikap atau tindakan terhadap bawahannya yang dipandang perlu, sementara pelaporan harus disampaikan kepada atasan langsung.

9. Kasir

a. Untuk memastikan fungsi pembayaran telah dipelihara dengan baik dan benar dan untuk memastikan bahwa kontrol yang tepat atas fungsi-fungsi ini berada di tempat dengan bekerja sama sebagai tim dengan anggota lain dalam departemen.

b. Untuk memastikan bahwa data dari transaksi keuangan masuk secara akurat dan tepat waktu dalam sistem.

10. Manager PKS

a. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan operasional di unit kebun/PKS.

(9)

c. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan bagi staff dan karyawan bawahannya di bidang disiplin kerja dan produktifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin.

d. Melengkapi dan mengembangkan manajemen teknik secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien.

11. Krani Produksi

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang produksi.

b. Mencatat kuantitas TBS hasil panen dari masing-masing pemanen di TPH setiap hariannya.

c. Memeriksa kualitas dan melakukan sortasi TBS hasil panen di TPH sesuai kriteria mutu yang sudah ditetapkan.

d. Hasil poin 2 dan 3 diisikan pada blanko checking buah.

e. Mengawasi dan mengamankan TBS selama pengangkutan dari lapangan ke PKS.

12. Kepala Divisi Pengolahan

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang produksi dan perawatan.

b.Menyusun perencanaan pokok bidang produksi setiap harinya, meliputi segi kebutuhan pemanen dan luas areal yang akan dipanen, serta menuangkan pada buku rencana kerja.

(10)

d.Menyusun standar sistem pemantauan lingkungan dan kolam limbah. e. Menyusun kebutuhan bahan-bahan pengolahan di pabrik kelapa sawit. f. Menentukan kapasitas olah dan hari olah kelapa sawit.

g. Menetapkan rendemen minyak sawit dan inti sawit tiap-tiap PKS. 13. Kepala Divisi Teknik

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang perawatan mesin-mesin produksi.

b.Menyusun perencanaan pokok bidang perawatan setiap harinya dan menuangkannya pada buku rencana kerja.

c. Menyusun standar fisik dibidang teknik yang meliputi kapasitas pabrik, kebutuhan tenaga kerja pemeliharaan mesin dan instalasi pabrik serta untuk seluruh kelapa sawit.

d.Menyusun norma pemakaian bahan/barang untuk seluruh jenis kendaraan, alat berat dan pabrik.

14. Kepala Laboratorium

a. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan pemeriksaan mutu sesuai usulan dari penanggungjawab laboratorium, laboran dan teknisi.

b. Memeriksa kualitas bahan baku yang akan diolah. c. Menginventarisasi alat dan bahan di laboratorium.

(11)

15. Kepala Divisi Logistik

a. Menangani pendataan persediaan dan perlengkapan PT. Asam Jawa, khususnya pada kebutuhan lapangan dan event-event tertentu yang terjadwal dengan tetap mengutamakan kemampuan personal dalam penanganan kebutuhan logistiknya masing-masing.

b. Menyelenggarakan kegiatan umum, personalia, akuntansi & keuangan serta perbengkelan di Unit Usaha.

c. Mendayagunakan aset perusahaan secara optimal, efektif dan efisien. d. Menjaga dan memelihara barang-barang inventaris peralatan kantor dan

aktiva di Unit Usaha sesuai catatan akuntansi.

e. Merencanakan, mengkoordinasi dan memimpin pelaksanaan system operasional dalam bidang logistik guna memenuhi keinginan pelanggan secara tepat waktu.

16. Manager Kebun Pangarungan

a. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan operasional di unit kebun Pangarungan.

b.Membuat rencana anggaran biaya dan produksi baik bersifat bulanan maupun tahunan dan dilaporkan kepada General Manager secara tertulis. c. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan bagi staff dan

(12)

d.Mengkoordinir pembuatan laporan kerja baik yang bersifat harian maupun bulanan dari bawahannya, mengevaluasi untuk segera mengambil tindakan jika dianggap perlu dan membuat laporannya kepada General Manager. 17. Manager Kebun Sei Kalam

a. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan operasional di unit kebun Sei Kalam yang meliputi kultur teknis, sumber daya manusia, pembiayaan, administrasi dan keamanan.

b.Membuat rencana anggaran biaya dan produksi baik bersifat bulanan maupun tahunan dan dilaporkan kepada General Manager secara tertulis. c. Melakukan pemeriksaan baik secara rutin dan periodik terhadap

instruksi-instruksi dari perusahaan yang meliputi bidang kultur teknis dan produksi secara kualitatif dan kuantitatif.

d.Melengkapi dan mengembangkan manajemen teknik secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien

18. Manager Kebun Sulum

a. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan operasional di unit kebun Sulum yang meliputi kultur teknis, sumber daya, pembiayaan, administrasi dan keamanan.

b.Membuat rencana anggaran biaya dan produksi baik bersifat bulanan maupun tahunan dan dilaporkan kepada General Manager secara tertulis. c. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan bagi staff dan

(13)

d.Melengkapi dan mengembangkan manajemen teknik secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien.

19. Manager Research & Development

a. Mengkoordinir pembuatan laporan kerja baik yang bersifat harian maupun bulanan dari bawahannya, mengevaluasi untuk segera mengambil tindakan/solusi jika dianggap perlu dan membuat laporan kepada General Manager.

b.Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan bagi staff dan karyawan bawahannya di bidang disiplin kerja dan produktifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin.

c. Memberikan saran atau masukan kepada General Manager baik diminta atau tidak, dalam hal perencanaan dan kebijaksanaan pokok perusahaan yang meliputi segi-segi teknis, teknologi, sumber daya manusia, pengembangan organisasi dan bidang-bidang yang terkait.

d.Guna pertanggung jawabannya, maka dibenarkan untuk mengambil sikap atau tindakan terhadap bawahannya yang melakukan pelanggaran dan hal-hal lain yang dapat mengganggu kegiatan operasional.

20. Krani Divisi

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang administrasi divisi.

(14)

c. Menghitung dan membuat laporan gaji dan premi karyawan dan permanen setiap bulannya.

d.Bertanggung jawab terhadap jalannya proses ke administrasian kantor divisi.

21. Staf Lapangan

a. Memberikan saran, konsultasi, bantuan serta melayani di bagian lapangan. b. Memberikan layanan dalam bidang keahliannya kepada pimpinan.

c. Mendata segala aktivitas yang terjadi di lapangan. 22. Pimpinan Pengembangan

a. Membina menyelenggarakan bidang yang dibawahi sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan perusahaan.

b. Menyusun anggaran di daerah pengembangan.

c. Merumuskan rencana pembangunan infrastruktur daerah pengembangan. 23. Wakil Pimpinan

a. Memberikan saran dan bantuan kepada pimpinan pengembangan b. Melaksanakan keputusan dari pimpinan.

c.Menyelenggarakan Koordinasi dalam melaksanakan kegiatan pengembangan.

d. Mewakili pimpinan apabila berhalangan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.

(15)

24. Kepala Bagian Pelayanan Umum

a. Membuat rencana anggaran biaya bulanan dan tahunan.

b.Melengkapi dan mengembangkan manajemen teknik secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien.

c. Membuat program perencanaan pemeliharaan dan perbaikan alat-alat dan kendaraan.

d.Melayani unit atau bagian setiap harinya terhadap kebutuhan alat, kendaraan, bahan dan tenaga kerja.

25. Koordinator Pemanfaatan Pupuk Limbah PKS

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang pemeliharaan teknik, produksi dan perawatan. b. Mengawasi dan melaksanakan kelancaran jalannya proses produksi dan

perawatan teknik/tanaman agar sesuai dengan kelayakan operasional, persyaratan mutu dan jumlah yang ditetapkan perusahaan.

c. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan kepada mandor pemeliharaan teknik, mandor produksi, krani produksi dan pemanen dalam hal disiplin kerja, mutu kerja dan produktivitas kerja.

d. Memberikan saran/masukan baik diminta atau tidak dalam bidang perawatan yang meliputi segi teknis, material/alat, organisasi dan bidang-bidang yang terkait.

26. Kepala Bagian Personalia dan Umum

(16)

b. Membantu tercapainya target atau tujuan perusahaan dengan menciptakan lingkungan kerja dimana semua karyawan memperoleh kepuasan terhadap pekerjaannya.

c. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan, penyelesaian hukum dan agraria, kesepakatan, kesehatan, dan keamanan serta sosial umum.

d. Memimpin kegiatan dalam rangka usaha penerimaan dan penempatan, pembinaan dan mutasi serta mengatur kepangkatan dan karier.

e. Menyusun laporan tentang keberadaan personil yang menurut masing-masing jenjang kepangkatan, penempatan, pendidikan.

e. Mempersiapkan langkah-langkah kebijaksanaan yang diperlukan sehubungan dengan kegiatan tersebut terutama yang menyangkut pengaturannya, pendidikan dan latihan.

27. Kepala Bagian Bengkel Otomotif

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan intruksi dari atasannya (General Manager) dalam bidang teknik pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin, kenderaan dan alat berat.

b.Membuat perencanaan anggaran belanja bulanan dan tahunan. c. Menentukan standar fisik dan mutu suku cadang

d.Melakukan perbaikan dan pemeriksaan yang terprogram, terarah sehingga mencegah terjadinya stagnasi yang mengganggu kegiatan operasional. e. Melengkapi dan mengembangkan manajemen teknis secara inovatif guna

(17)

28. Kepala Bagian Pengamanan

a. Membuat perencanaan, monitoring dan evaluasi pekerjaan yang berhubungan dengan pengamanan dan keamanan.

b.Selalu menyikapi kondisi sosial internal dan eksternal perusahaan guna mengembangkan inovasi sistem pengamanan.

c. Pertanggung jawaban dari tugas-tugas yang diberikan dituangkan dalam bentuk laporan secara harian, bulanan dan tahunan.

29. Wakil Kepala Bagian Pengamanan

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari kepala bagian pengamanan dalam hal pengamanan dan keamanan.

b.Membantu menyikapi kondisi sosial internal dan eksternal perusahaan guna mengembangkan inovasi sistem pengamanan.

c. Membantu menjalankan tanggung jawab kepala bagian pengamanan diberi wewenang untuk mengambil sikap atau tindakan terhadap bawahannya yang melakukan pelanggaran maupun yang berprestasi sementara pelaporan harus disampaikan kepada atasan langsung.

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

(18)

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja PT. Asam Jawa

(19)

Jam kerja di PT. Asam Jawa terdiri dari 2 shift untuk bagian produksi (proses) sedangkan bagian gudang, kantor, laboratorium dan maintenance 1 shift. Dimana 1 shift adalah 7 jam kerja, tetapi jika kondisi TBS masih banyak maka karyawan bisa kerja di atas 7 jam kerja yang dihitung lembur. Adapun pembagian jam kerja karyawan dapat

(20)

2.3.4. Sistem Pengupahan

Kebijaksanaan sistem pengupahan di PT. Asam Jawa mengikuti program kebijaksanaan tentang upah minimum regional yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan upah lembur (premi) diberikan setiap bulan.

1. Upah / Gaji bulanan

Upah ini diberikan kepada tenaga kerja pada hari pertama setiap bulan sesuai dengan jabatan dan jenis pekerjaannya masing-masing. Sistem pengupahannya berupa harian dan bulanan.

2. Upah lembur

Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang melebihi jam kerja dinas. Pembayaran upah lembur akan dibayar apabila kerja dilakukan atas izin perusahaan dan dibuktikan dengan catatan kehadiran.

Selain itu kesejahteraan umum bagi pegawai dan karyawan pabrik juga diperhatikan. Adapun fasilitas yang disediakan oleh PT. Asam Jawa untuk para karyawannya adalah sebagai berikut:

1. Perumahan bagi staf dan karyawan yang berada di lokasi perkebunan sekitar. 2. Tunjangan natura diberikan dalam bentuk uang berdasarkan jumlah

tanggungan.

3. Tunjangan masa kerja pertahun diberikan berdasarkan jumlah tahun bekerja dengan perhitungan 2,5% x gaji pokok dalam tahun berjalan.

4. Bantuan setiap bulannya berupa THR keagamaan

(21)

7. Yayasan sebagai sarana pendidikan anak staff dan karyawan yang dibangun di lokasi lingkungan pabrik.

8. Rumah ibadah yaitu mesjid yang dibangun di lokasi lingkungan pabrik.

9. Membangun sarana olah raga yang tersedia di lokasi kompleks perumahan karyawan.

2.4. Proses Produksi

2.4.1. Bahan yang Digunakan

Adapun bahan baku yang digunakan PT. Asam Jawa adalah TBS (Tandan Buah Segar) yang diperoleh dari kebun pabrik sendiri dan bahan penolong yang digunakan adalah air dan uap yang dihasilkan oleh tenaga uap.

2.4.2. Uraian Proses Produksi

(22)

Gambar 2.2. Uraian Proses Produksi Kelapa Sawit PT. Asam

(23)

Gambar 2.2. Uraian Proses Produksi Kelapa Sawit PT. Asam Jawa

(24)

1. Penimbangan

Sebelum diolah TBS terlebih dahulu ditimbang, kegunaannya adalah: a. Untuk mengetahui netto buah setiap truck

b. Untuk mengetahui jumlah produksi TBS

c. Untuk menghitung rendemen dan kapasitas olah pabrik d. Sebagai dasar perhitungan pembayaran premi pemanen

2. Sortasi buah

Sortasi buah dilakukan untuk:

a. Untuk mengamati mutu buah yang akan diolah pabrik

b. Untuk mengetahui derajat kematangan buah hasil panen dari setiap divisi

Adapun kriteria kematangan buah dapat dilihat seperti Tabel 2.3.

Tabel 2.3.Kriteria Kematangan Buah

FRAKSI BUAH KATEGORI JUMLAH BUAH LUAR PERSYARATAN MEMBERONDOL

(25)

3. Pengisian lori (Loading ramp)

Loading ramp kegunaannya adalah: a. Tempat penampungan TBS sebelum diisi ke lori

b. Mengisi TBS kedalam lori secara teratur, buah yang lebih awal masuk ke loading ramp lebih dahulu masuk kedalam lori (First in-First out). Loading ramp dilengkapi dengan kisi-kisi dan hydrolic pump dimana setiap kisi-kisi memiliki jarak minimal 5 mm dan maksimal 10 mm. Kegunaan kisi-kisi adalah:

1) Agar sampah, pasir terikut buah turun melalui kisi-kisi

2) Jika terlalu kecil maka sampah, pasir dari buah tidak efektif turun

3) Jika terlalu besar dapat menyebabkan brondolan dari buah ikut turun bersama sampah

Sedangkan kegunaan hydrolic pump adalah:

1) Untuk mengatur buka dan tutup pintu loading ramp pada saat mengisi TBS ke dalam lori

Beberapa jenis lori berdasarkan kapasitasnya antara lain: 1) 2.500 kg/lori

2) 5.000 kg/lori 3) 7.000 kg/lori

(26)

Gambar 2.3. Lori

4. Perebusan (Sterilizer)

Proses perebusan buah merupakan faktor yang paling vital dalam pengolahan TBS karena sangat menentukan hasil olah pada tahapan proses selanjutnya baik losses (kerugian) yang timbul dan juga kualitas produksinya. Perebusan terlalu lama dapat mengakibatkan losses minyak dalam kondensat meningkat dan kualitas CPO dihasilkan memberikan warna lebih gelap (tua). Bila perebusan terlalu singkat, maka akan mengakibatkan jumlah berondolan dalam tandan kosong serta jumlah katekopen meningkat, proses pelumatan di unit digester kurang sempurna dan proses pemecahan biji kurang sempurna.

Adapun tujuan dari perebusan adalah: a. Memudahkan berondolan lepas dari janjangan.

b. Melunakkan buah sehingga mudah diaduk dalam digester. c. Mematikan enzim yang dapat menaikkan ALB.

(27)

Perebusan (sterilizer) yang ada pada PT. Asam Jawa dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.4. Sterilizer

Pengoperasian rebusan (sterilizer) diatas sesuai kebutuhan dengan memperhitungkan:

a. Kualitas kematangann TBS yang akan diolah, makin tinggi derajat kematangan TBS maka waktu merebus dioperasikan lebih singkat dan sebaliknya.

b. Kapasitas screw press yang dioperasikan.

c. Kebutuhan bahan bakar boiler yang dioperasikan.

(28)

Tabel 2.4.Tahapan Proses Perebusan 3 Puncak

Mengeluarkan dan memasukkan lori buah 7

Total waktu proses merebus 97

Sumber :PKS PT. Asam Jawa

5. Pemipilan (Thresher)

Sebelum TBS sampai ke bagian pemipilan (Thresher) dari perebusan, alat yang membantu pemindahan TBS adalah Kapstan, Hosting Crane dan Auto Feeder. Kegunaan dari masing-masing alat-alat tersebut adalah:

a. Kapstan untuk menarik lori berisi TBS masak yang sudah keluar dari rebusan hingga ke posisi Hosting Crane.

b. Hosting Crane untuk mengangkat dan menuangkan lori TBS yang sudah direbus kedalam hoper thresher.

(29)

maksimal. Kecepatan auto feeder diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kapasitas olah.

Pada thresher, dilakukan pelepasan/perontokan brondolan dari janjangan. Proses perontokan brondolan berlangsung akibat adanya bantingan tandan buah didalam alat thresher yang berputar dengan kecepatan ± 23 rpm, semakin berat janjang rata-rata (BJR) semakin besar rpm nya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian thresher adalah :

a. Saat tandan buah berputar dalam thresher harus dapat mencapai ketinggian maksimal, baru jatuh dan terbanting pada As Thresher.

b. Pengaturan buah yang masuk dari auto feeder ke thresher disesuaikan dengan kapasitas thresher, sehingga buah tidak terlalu banyak menumpuk dalam thresher

yang dapat mengakibatkan proses perontokan tidak sempurna dan juga sebaliknya tidak sempat kosong sama sekali.

(30)

Gambar 2.5. Stasiun Penebahan

6. Pengadukan (Digester)

Fungsi dari digester adalah untuk melepas daging buah dari biji (notten) dan melumatkannya dengan cara meremas, menggesek dan menekan brondolan menggunakan pisau pengaduk yang berputar sambil dipanaskan. Proses pengadukan berlangsung sebagai berikut:

a. Akibat adanya gesekan antara pisau dengan brondolan b. Tekanan gaya berat dari brondolan itu sendiri

Oleh karena itu bila isian digester kurang dari ¾ bagian, gaya tekan dan brondolan menjadi kecil, retention time dalam digester lebih singkat dan hasil adukan masih kasar. Sebaiknya bila isian digester penuh, gaya tekan brondolan akan menjadi lebih besar, retention time brondolan di digester lebih lama dan hasil adukan menjadi lebih sempurna.

(31)

a. Sebelum brondolan masuk ke digester, pintu sekat digester yang menuju ke pressan ditutup dahulu agar brondolan sempat diaduk selama ± 20 menit (dihitung sejak brondolan masuk ke digester).

b. Proses pengadukan dapat berjalan sempurna apabila : 1) Ketel adukan dalam keadaan penuh, minimal ¾ bagian

2) Waktu pengadukan ± 20 menit. Semakin pendek retention time, semakin kasar hasil adukan

3) Pisau aduk tidak aus (jarak antara ujung pisau yang baru dengan dinding digester ± 12 mm)

4) Temperatur operasi > 92º C

c. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, maka ampas pressan masih kasar dan kehilangan minyak dalam ampas pressan tinggi (> 5 % terhadap contoh).

d. Pada bagian bawah alat pengadukan (bottom plat) dibuat lobang berdiameter 5 mm sebanyak ±1200 buah untuk mengalirkan minyak selama pengadukan. Aliran minyak dari bottom plat harus lancar karena bila tidak lancar maka hasil adukan masih banyak mengandung minyak dan menyulitakan dalam proses di pressan.

e. Pembersihan bagian dalam digester dilakukan setiap minggu

f. Pada saat membersihkan digester, dicatat atau dikontrol keausan pisau digester dan keausan sekat pada dinding digester

g. Digester dilengkapi dengan:

1) Ularan balik (return conveyor) untuk mengembalikan kelebihan brondolan masuk ke digester secara otomatis agar isian digester tetap penuh atau minimal ¾ ketinggian, sehingga operator tidak perlu kuatir brondolan tumpah ke lantai

(32)

Gambar 2.6.Digester

7. Pengempaan (Screw press)

Fungsi pengempaan adalah untuk memisahkan minyak dari massa adukan dengan cara mengepress pada tekanan 35-45 ampere. Tekanan yang terlalu tinggi akan meningkatkan pengutipan minyak tetapi biji banyak yang hancur, sedangkan tekanan yang rendah akan menurunkan pengutipan minyak dan biji tidak hancur. Sebagai indikator pengaturan tekanan sudah tetap atau belum adalah kandungan minyak dalam ampas pres yaitu 5-6 % terhadap contoh (0,55 – 0,66 % TBS).

(33)

8. Pemisahan dan Pengutipan Minyak

Minyak kasar yang diperoleh dari presan ditampung dalam talang dan diencerkan dengan menambah air panas 18–20 %, untuk dialirkan ke stasiun permunian minyak. Pengenceran ada juga dilakukan di silinder press dan vibro separator agar cairan minyak kasar tidak luber keluar dari vibro separator akibat lobang saringan yang tertutup kotoran. Indikator pengenceran yang benar dapat terlihat dari analisis cairan minyak kasar dalam bak crude oil.

Bila hasil analisa laboratorium menunjukkan kandungan minyak 45–50 % dan kandungan air 18-20% berarti pengenceran sudah tepat. Adapun tujuan dari pemisahan dan pengutipan minyak adalah untuk memisahkan minyak dari fraksi air dan lumpur (non oil solid) serta mengeringkannya sehingga kadar air 0,10 % maksimum. Pemisahan minyak terjadi dengan dua cara yaitu secara alami/gravitasi karena massa jenis minya2 lebih kecil dan secara mekanis dengan alat decanter dan centrifugal

Adapun prinsip pemurnian minyak adalah:

a. Dipanaskan yaitu: dengan pemanasan steam injeksi langsung atau coil (steam coil), minyak mudah terpisah dengan sludge/drab. Minyak yang berat jenisnya lebih ringan naik keatas dan sludge/drab yang berat jenisnya lebih besar turun atau tetap dibawah. b. Diendapkan untuk mempercepat pengendapan, aliran dialirkan kebawah agar berat

jenis sludge/drab yang lebih besar dibanding minyak tetap berada dibawah.

c. Kondisi tenang yaitu proses pemisahan minyak dan pengendapan sludge akan lebih sempurna jika kondisi cairan dalam keadaan tenang.

(34)

9. Sand Trap

Setelah pengutipan minyak dilalakukan, maka dilanjutkan ke sand trap. Adapun kegiatan pada sand trap antara lain:

a. Stasiun pemurnian minyak dimulai dari sand trap. Hal ini berarti harus dimulai prinsip-prinsip perlakuan minyak kasar menjadi minyak murni atau pemisahan antara minyak dan non minyak.

b. Agar pemisahan tersebut dapat terjadi dengan sempurna, maka proses dilakukan secara bertahap, mulai dari Sand Trap – Bak RO (Crude Oil) – CST – Oil Tank – Oil Purifier – Vacum Dryer.

c. Sludge dari CST diproses melalui Sludge Tank – Strainner – Pre Cleanner – Decanter – Decanting basin/Fat pit.

d. Fungsi sand trap adalah untuk menangkap pasir yang terbawa minyak kasar (crude oil) hasil pressan, dengan cara pengendapan dan dipanaskan pada temperatur ≥ 98ºC. e. Jika volume sand trap kecil (± 1,5 M³) maka suhu di Hot Water Tank harus bias

mencampai ≥ 98ºC, sehingga cairan yang masuk kedalam bak cukup panas dan temperature di bak RO bias mencapai ≥ 98ºC.

f. Didalam sand trap dipasang sekat vertical untuk menghindari turbulensi aliran dan mengarahkan flow minyak kasar ke bawah terlebih dahulu agar pasir yang terbawa minyak kasar tertinggal dibawah (sering terjadi, sekali sudah kropos sehingga sand trap tidak berfungsi maksimal dalam pengendapan).

g. Bak sand trap dilengkapi dengan thermometer dan dipasang kaca untuk melihat apakah endapan pasirnya sudah saatnya untuk di sprui/drain.

(35)

i. Pencucian bak sand trap dilakukan pada saat seminggu sekali pada saat tidak mengolah sambil mengontrol kondisi sekat.

10. Bak RO (Bak Crude Oil)

Adapun kegunaan dari bak RO adalah:

a. Fungsi Bak RO adalah untuk memanaskan minyak kasar dan mengendapkan kotoran/pasir yang masih lolos dari sand trap dan vibrating screen/vibro separator.

b. Suhu cairan minyak kasar dalam bak RO 98 - 100ºC.

c. Seluruh pengutipan minyak masih masih terikut dalam sludge, seperti minya2 dari Sludge Separator, bak Fat-pit, sepui dari tangki timbun dan Oil Tank, upayakan dimasukkan dulu kedalam bak RO (melalui vibrating screen/vibro separator) agar sempat disaring dan dipanaskan terlebih dahulu.

d. Hindarkan pengiriman langsung dari CST karena suhu minyak pengutipan tersebut pasti lebih rendah dibandingkan dengan suhu di CST sehingga dapat menurunkan suhu di CST dan memperlambat pemisahan minyak.

e. Pressure pompa pengiriman minyak kasar dari bak RO yang langsung ke CST juga menimbulkan gejolak dalam cairan sehingga pemisahan minyak tidak berlangsung dengan sempurna.

f. Steam injeksi hanya boleh dihidupkan pada awal olah untuk mempercepat

(36)

dimaksudkan agar pemisahan minyak dapat lebih sempurna karena dalam kondisi lebih tenang.

2.4.3. Stasiun Pabrik Biji

1. Cake Brake Conveyor (CBC)

CBC ada 1(satu) unit dengan panjang ± 30.000 mm dan lebar 700 mm yang berbentuk U. CBC memilki pisau-pisau yang disebut padle yang diatur sedemikian rupa sehingga merupakan satu garis ulir.

2. Depericarper

Depericarper merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan antara biji dengan serabut dengan menggunakan prinsip pneumatis dimana pemisahan biji dengan serabut menggunakan hisapan udara pada sebuah kolom pemisah. Pemisahan terjadi akibat adanya perbedaan berat jenis antara biji dengan serabut. Bahan yang lebih ringan (serabut) akan tertarik ke atas, sedangkan biji akan jatuh kebawah dan ditampung oleh polishing drum.

3. Nut Polishing Drum

Nut Polishing Drum ada 1 unit dengan diameter 1.250 mm, panjang 6.350

mm. Nut Polishing Drum dilengkapi dengan plat perforasi fraksi besar dengan diameter lubang 90 mm. Fungsi Nut Polishing Drum adalah:

a. Menerima noten dari Depericarper.

(37)

Gambar 2.8. Polishing Drum

4. Destoner

Destoner merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan antara biji

dengan batu atau biji dura yang memiliki cangkang yang terlalu besar dengan menggunakan prinsip pneumatis dimana pemisahan menggunakan hisapan udara pada sebuah kolom pemisah. Pemisahan terjadi akibat adanya perbedaan berat jenis antara biji dengan batu atau biji dura yang terlalu besar. Bahan yang lebih ringan akan tertarik ke atas, sedangkan batu akan jatuh kebawah.

5. Nut Silo

(38)

6. Nut Cracker

Saat ini berjumlah unit dengan kapasitas masing-masing 4 ton biji/jam. Nut Cracker dilengkapi elektromotor dengan putaran 1100 rpm untuk biji tenera dan 1300 rpm untuk biji dura.

7. LTDS

Light Tenera Dust Separator (LTDS) yang dilengkapi dengan ayakan

biji/notten untuk fraksi besar dan kecil. Setiap unit LTDS dilengkapi dengan ayakan biji/notten untuk fraksi besar dan kecil.

8. Hydrocyclone

Kernel kecil, kernel pecah, dan cangkang besar dari LTDS masih perlu

dibersihkan yaitu dengan menggunakan hydrocyclone. Prinsip pemisahan dengan hidrocyclone didasari oleh perbedaan berat jenis antara kernel dan cangkang. Pemisahan pada hidrocyclone dibantu dengan pusingan akibat gaya

sentrifugal dengan kecepatan putaran 16-18 rpm.

Gambar 2.9. Hydrocyclone

(39)

Kernel yang sudah terpisah dari cangkang dan masih mengandung 12% air dimasukkan kedalam silo pengering untuk diturunkan kandungan airnya hingga mencapai 6-8%. Pengeringan dilakukan dengan udara bertemperatur 60-80 oC. Penurunan kadar air ini bertujuan untuk menonaktifkan kegiatan

mikroorganisme sehingga proses pembentukan jamur atau proses kenaikan

asam (lauric acid) dapat dibatasi pada saat kernel disimpan.

Gambar 2.10. Kernel Dryer

10. Kernel Storage

(40)

Kernel yang telah mengalami proses pengeringan akan disimpan pada kernel storage. Namun bila sudah penuh ditimbun di gudang kernel sebelum didistribusikan kepada konsumen.

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Asam Jawa
Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja PT. Asam Jawa
Tabel 2.2.  Jam Kerja
Gambar 2.2. Uraian Proses Produksi Kelapa Sawit PT. Asam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bentara Sinergies Multifinance (BESS finance) perusahaan melakukan pendanaan yang meliputi pendanaan dengan jaminan surat kendaraan bermotor atau BPKB. Penelitian ini

Penentuan term untuk digabungkan dalam query lama dengan cara manual adalah dari hasil pencarian pertama pengguna akan memberikan feedback kepada sistem kemudian dari beberapa

 Dipercayai Hukum Kanun Melaka (HKM) atau Undang-undang Melaka yang tertua, lebih tua daripada Undang-undang Laut Melaka dan Undang-undang Pahang. Acuan bagi membuat

NDTPS = Jumlah dosen tetap yang ditugaskan sebagai pengampu mata kuliah dengan bidang keahlian yang sesuai dengan kompetensi inti program studi yang diakreditasi =31 Tanda

Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan model kooperatif tipe Make A Match dapat diambil simpulan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe

Mastitis pada kambing mengakibatkan penurunan produksi susu sekitar 10– 25%, kematian anak karena tidak mendapatkan kolostrum, peningkatan biaya pengobatan, meningkatnya

Dalam rangka mengeksplorasi dan mengetahui lebih lanjut informasi kinerja produksi ayam KUB yang dilakukan pada tingkat peternakan rakyat, maka dilakukan suatu

Daniel Adi 3 kali Keluarga Sepeda motor Ingin tahu Tidak Ya Ya Orang Tua. Paulus Sulistyo 3 kali Rombongan Mobil Ingin tahu Tidak Ya Ya