• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

POLA INTERAKSI KELUARGA PADA PASANGAN SUAMI ISTRI

YANG BERTEMPAT TINGGAL TERPISAH

(Studi Deskriptif pada Masyarakat Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten

Ciamis)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh Emal Purnama

1001609

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

POLA INTERAKSI KELUARGA PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG BERTEMPAT TINGGAL TERPISAH

( STUDI DESKRIPTIF PADA MASYARAKAT DESA JALATRANG KECAMATAN CIPAKU KABUPATEN CIAMIS )

Oleh Emal Purnama

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Emal Purnama 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 7

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II POLA INTERAKSI KELUARGA PADA PASANGAN SUAMI ISTRI BERTEMPAT TINGGAL TERPISAH A. Interaksi Sosial ... 11

1. Pengertian Interaksi Sosial ... 11

2. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial ... 14

3. Bentuk Interaksi Sosial ... 17

B. Keluarga ... 19

1. Pengertian Keluarga ... 19

2. Karakteristik Keluarga ... 21

3. Bentuk-Bentuk Keluarga ... 22

4. Tujuan Keluarga ... 23

5. Fungsi Keluarga ... 24

C. Pasangan Suami Istri yang Bertempat Tinggal Terpisah ... 26

1. Pasangan Suami Istri ... 26

2. Peran Suami Istri ... 27

3. Hak dan Kewajiban Suami dan Istri ... 29

(6)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Dampak Suami Istri Bertempat Tinggal Terpisah ... 34

D. Penelitian Terdahulu ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 37

B. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 39

1. Subjek Penelitian ... 39

2. Lokasi Penelitian ... 39

C. Definisi Operasional ... 40

1. Pola Interaksi ... 40

2. Interaksi Keluarga ... 40

3. Pasangan Suami Istri ... 40

4. Pasangan yang Bertempat Tinggal Terpisah ... 41

D. Instrumen Penelitian ... 41

E. Prosedur Penelitian ... 42

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 43

1. Teknik Pengumpulan Data ... 43

2. Analisis Data ... 45

G. Pengujian Keabsahan Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum ... 49

1. Lokasi Desa Jalatrang ... 49

2. Penduduk dan Mata Pencaharian ... 50

3. Struktur Pemerintahan Desa Jalatrang ... 52

5. Visi dan Misi Desa Jalatrang ... 53

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 53

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 92

D. Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pendidikan Sosiologi ... 114

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 118

B. Saran ... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 123

(7)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

4.1 Sebaran Penduduk Desa Jalatrang ... 50 4.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Jalatrang ... 51 4.3 Pola Interaksi Keluarga pada Pasangan Suami Istri yang Bertempat Tinggal

terpisah... 63 4.4 Cara Menjalankan Fungsi Keluarga pada Pasangan Suami Istri yang

Bertempat Tinggal Terpisah ... 78 4.5 Masalah Keluarga yang Timbul dan Cara yang Dilakukan Untuk

(8)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

3.1 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ... 48 4.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Jalatrang 2014... 52 4.2 Sistem Interaksi Antara Pribadi (Interpersonal) ... 94 4.3 Pola Interaksi Keluarga pada Pasangan Suami Istri yang Bertempat Tinggal

Terpisah ... 95 4.4 Cara Menjalankan Fungsi Keluarga pada Pasangan Suami Istri yang

(9)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 SK SKRIPSI

LAMPIRAN 2 SURAT IZIN

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 4 HASIL WAWANCARA

(10)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

POLA INTERAKSI KELUARGA PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG BERTEMPAT TINGGAL TERPISAH

( STUDI DESKRIPTIF PADA MASYARAKAT DESA JALATRANG KECAMATAN CIPAKU KABUPATEN CIAMIS )

Pembimbing 1: Dr. Elly Malihah, M. Si Pembimbing 2: Siti Komariah, M.Si., Ph.D

Emal Purnama 1001609

Pasangan suami istri yang sudah menikah pada umumnya hidup bersama dalam satu rumah. Keluarga yang hidup bersama dalam satu rumah tentu akan dengan mudah menjalankan seluruh fungsi keluarga. Di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis terdapat banyak pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah. Hal ini terjadi karena suami memilih untuk pergi merantau ke kota demi mendapat pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah tentu harus menjalani suatu pola hubungan khusus untuk dapat menjalankan fungsi keluarga. Interaksi yang terjadi dan dijalani oleh keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah tentu akan berbeda dengan keluarga pada umumnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pola interaksi keluarga yang dijalankan oleh pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah. Subjek penelitian ini adalah setiap keluarga yang bertempat tinggal terpisah. Penelitian ini dilakukan di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data untuk memperoleh gambaran pola interaksi pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis terjadi melalui adanya komunikasi dan kontak sosial secara tidak langsung melalui media telepon seluler. Cara yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah dalam menjalankan fungsi keluarganya adalah dengan adanya komunikasi dan kerja sama yang senantiasa dilakukan. Dalam menghadapi setiap permasalahan yang muncul, pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah senantiasa menyelesaikan masalah dengan selalu melakukan komunikasi serta tidak mengedepankan ego masing-masing.

(11)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

FAMILY INTERACTION PATTERNS ON MARRIED COUPLES WHO LIVE APART (A DESCRIPTIVE STUDY ON VILLAGERS JALATRANG CIPAKU CIAMIS

DISTRICT)

Emal Purnama 1001609

A married couple in general living together in one house. The family who live together in one house will certainly easily run the whole family function. In the Jalatrang Village Cipaku Ciamis district there are many married couple who live apart. This is because the husband choose to leave despite of moving into the city for got a job to meet their family needs. Families in married couple living apart of course have to undergo a pattern of relationships specifically to can perform the function of the family. The interaction of being imminent and lived by families in married couple who live apart of would be different with the family in general.

The purpose of this research is to obtain an overview of the interaction of the family pattern by married couple who live apart. The subject of study this is every family who live apart. The study is done in Jalatrang Village Cipaku Ciamis district. The approach of this research is a qualitative approach with descriptive method which seeks said solving a problem that is based on data to obtain a description on the pattern of interaction married couple living apart. Data collection in this research using interviews, observation, and study documentation.

The results showed the existence of family interaction patterns on married couples who reside separately in Jalatrang village of Cipaku district of Ciamis occurs through lack of communication and social contact indirectly through the medium of a cell phone. Methods undertaken by married couples who reside separately in the exercise of his functions is by having communication and teamwork that always do. In the face of any problems that arise, married couples who reside separately always solve problems with communication and always do not put forward their respective egos.

(12)

1 Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Keluarga adalah suatu lembaga paling kecil yang ada di masyarakat yang memiliki banyak fungsi untuk menjaga keberlangsungan hidup seseorang, karena dari keluarga sebuah kehidupan baru akan dimulai. Keluarga merupakan lembaga yang bertugas meneruskan pewarisan nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat, karena keluarga merupakan lembaga pertama tempat seseorang melakukan sosialisasi dalam kehidupannya.

Manusia tentu sudah ditakdirkan untuk hidup berpasangan sesuai garis kehidupannya. Menikah adalah langkah awal untuk menjadi sebuah keluarga yang sah, baik menurut agama maupun hukum yang berlaku di negara Indonesia. Setiap pasangan tentu mendambakan sebuah keluarga yang bahagia dan mempunyai keturunan yang dirasa cukup bagi setiap pasangan. Kehidupan yang dialami oleh setiap individu pasti tidak akan berjalan lancar sesuai dengan apa yang diinginkannya, begitupun sebuah keluarga yang telah lama menjalin suatu kehidupan bersama, pasti tidak akan luput dari permasalahan yang ada di dalamnya. Semua itu terjadi begitu saja seiring dengan berjalannya waktu, maka dituntut suatu kedewasaan dalam memecahkan setiap permasalahan yang terjadi.

Suatu permasalahan tentunya tidak selalu dapat diselesaikan dengan mudah. Apalagi ketika suatu masalah dalam keluarga muncul dan berkembang menjadi masalah besar, hal ini tentu dapat mengakibatkan munculnya kekacauan dalam keluarga. Hal tersebut menandakan bahwa suatu keluarga sedang mengalami suatu goncangan keluarga yang dapat berakibat pada munculnya disorganisasi keluarga. Dalam menghadapi permasalahan yang muncul tentu terdapat keluarga yang dapat mempertahankan keluarganya tetap harmonis dan ada juga keluarga yang tidak dapat mempertahankan keluarganya ketika dilanda permasalahan keluarga yang dapat berujung pada perceraian.

(13)

2

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Krisis keluarga artinya kehidupan dalam keadaan kacau, tak teratur dan terarah, orang tua kehilangan kewibawaan untuk mengendalikan kehidupan anak-anaknya terutama remaja, mereka melawan orang tua, dan terjadi pertengkaran terus menerus antara ibu dengan bapak terutama mengenai soal mendidik anak-anak.

Krisis keluarga seperti ini tentu tidak ingin dialami oleh setiap keluarga, maka perlu adanya suatu pola kehidupan yang tertata rapih serta selalu menyesuaikan kehidupan dengan nilai-nilai dan norma yang ada di masyarakat, hal ini harus dilakukan untuk dapat menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga. Menurut catatan yang didapatkan dari beberapa sumber yang ada, ditemukan bahwa dalam beberapa tahun ini masalah yang dihadapi keluarga semakin meningkat, dapat kita ketahui bersama bahwa banyak muncul permasalahan yang kompleks, diantaranya saja perceraian, perselingkuhan, penjualan anak, anak jalanan, dan lain sebagainya. Semua masalah tersebut tentu muncul sebagai akibat dari adanya krisis pada sebuah keluarga yang menyebabkan timbulnya disorganisasi keluarga.

Ekonomi merupakan hal yang penting yang harus ada pada setiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, keperluan keluarga, biaya hidup keluarga, serta dapat mempertahankan keutuhan keluarga. Untuk menunjang kebutuhan tersebut maka setiap individu akan giat bekerja untuk memenuhinya, tidak terkecuali sosok ayah sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai kewajiban untuk memenuhi setiap kebutuhan keluarga. Sebagaimana dikemukakan oleh Ramulyo (1996, hlm. 89) bahwa:

Sesuai dengan penghasilannya suami menanggung: a) Nafkah, kiswah, dan tempat kediaman bagi istri;

b) Biaya rumah tangga, biaya perawatan, dan biaya pengobatan bagi istri dan anak;

c) Biaya pendidikan bagi anak.

(14)

3

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

negara Indonesia masih banyak penduduk yang kesulitan mencari lapangan pekerjaan. Tercatat bahwa jumlah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia masih sangat banyak serta masih sangat sulit untuk diminimalisir.

Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis adalah sebuah desa yang masih hijau serta penduduknya masih memegang teguh asas kekeluargaan dan gotong royong. Banyak petani yang masih giat bekerja di sawah dan kebun untuk tetap bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya dan keluarganya, namun menurut pengamatan yang peneliti lakukan sudah jarang ditemukan petani usia muda. Rata-rata petani yang bekerja adalah mereka yang umumnya berumur sudah tua, jumlah anak muda yang menjadi petani bisa dihitung hanya dengan hitungan jari saja. Fenomena ini terjadi tentu saja beriringan dengan kemajuan zaman, penduduk Desa Jalatrang tentu mempunyai keinginan yang kuat untuk bisa menjadi orang yang sukses dan hidup sejahtera. Melihat potensi yang ada di Desa Jalatrang, sesungguhnya cukup banyak potensi yang bisa dikembangkan apabila masyarakat dapat mengelolanya dengan baik, namun banyak dari masyarakat Desa Jalatrang yang memilih untuk pergi merantau ke kota dan menjadi orang sukses di perantauan serta mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

Telah kita ketahui bersama bahwa lapangan pekerjaan di desa memang sangat sulit, maka dari itu muncul pemikiran bahwa dengan merantau ke kota tentu penghasilan akan bertambah banyak serta kesuksesan akan mudah diraih. Pandangan ini muncul setelah mendengar cerita dan pengalaman orang lain bahwa orang-orang yang merantau ke kota pasti akan menjadi orang sukses. Tentu pilihan ini mereka jalani dengan berat karena mereka yang sudah berkeluarga tentu harus siap menerima segala resiko yang ada. Mereka memilih untuk bisa menjadi orang sukses dengan bekerja di kota serta rela untuk bertempat tinggal terpisah dengan anggota keluarga lainnya.

(15)

4

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah sebanyak 1887 pasangan, dan sebanyak 40% dari jumlah keluarga yang ada di Desa Jalatrang suaminya bekerja di luar kota atau merantau ke kota dengan tidak membawa istrinya ke kota sehingga mereka menjalani suatu hubungan jarak jauh. Suatu pilihan hidup yang harus mereka jalani dengan berat, karena ketika mereka harus bertempat tinggal terpisah bukan tidak mungkin keberlakuan fungsi-fungsi ideal keluarga akan berkurang atau bahkan akan hilang. Biasanya mereka yang hidup dalam suatu keluarga dengan bertempat tinggal terpisah akan memiliki intensitas waktu bertemu secara langsung sangat terbatas, mereka selalu mencari celah dan kesempatan yang ada ketika memang mereka memiliki waktu yang cukup serta keuangan yang memadai untuk bisa kembali ke kampung halaman untuk bertemu dengan anggota keluarga lainnya.

Ketika suami memilih untuk bertempat tinggal terpisah, tentu memunculkan banyak kekhawatiran. Apalagi jika melihat kenyataan yang ada bahwa Kabupaten Ciamis mempunyai angka perceraian yang sangat tinggi, bahkan menduduki posisi kedua setelah Kabupaten Cirebon, data ini peneliti ambil dari internet bahwa:

Berdasarkan data Pengadilan Agama Kab. Ciamis, pernah dilaporkan menduduki posisi runner up atau ranking kedua tertinggi untuk jumlah kasus perceraian. Tidak lagi level Jawa Barat, melainkan tingkat nasional setelah Kabupaten Cirebon pada tahun 2010. Padahal, tiga tahun sebelumnya Kabupaten Ciamis hanya menempati ranking 10 besar di Jawa Barat.

(16)

5

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pentingnya pranata keluarga dan harus selalu menjalankan keberlakuan fungsi keluarga sesuai dengan apa yang seharusnya dijalankan.

Keluarga yang utuh adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, serta anak yang terlahir dari pasangan suami istri. Pada permasalahan kali ini sang suami selaku ayah dari anak-anak dan penanggung jawab keluarga rela pergi merantau ke kota. Keluarga yang ada menjadi kurang utuh dan kurang lengkap karena suami berada di perantauan dan rela bertempat tinggal terpisah dengan keluarga yang tidak ikut merantau. Tentu dikhawatirkan akan timbul berbagai masalah keluarga, karena kita ketahui bersama bahwa masyarakat desa belum terbiasa dengan kehidupan modern serta masyarakat desa bukanlah masyarakat industri yang mempunyai gaya hidup serba praktis dan modern, maka akan menjadi suatu hal yang tabu ketika suami dan istri bertempat tinggal berjauhan bahkan sampai berbeda kota. Pemenuhan kebutuhan akan fungsi-fungsi keluarga pasti akan berkurang.

(17)

6

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan dari peneliti untuk bisa memecahkan masalah yang terjadi melihat kenyataan masih bertahannya suatu keluarga meskipun bertempat tinggal terpisah. Penelitian ini sekiranya sangat penting, melihat penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu tentang adanya fenomena keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah. Pada kenyataannya keluarga yang bertempat tinggal terpisah masih bisa mempertahankan keutuhan keluarganya. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Maylan (2010) menjelaskan tentang adanya faktor-faktor yang mendukung kohesi keluarga pada pasangan yang bertempat tinggal terpisah di Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendukung kohesi keluarga antara lain karena adanya interaksi yang kuat antara pasangan suami istri maupun ayah dengan anak dengan didukung adanya alat komunikasi serta memanfaatkan waktu pertemuan dengan sebaik-baiknya. Kemudian ditemukan bahwa pemenuhan akan fungsi keluarga dapat berjalan dengan baik walaupun dengan media yang terbatas. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Anora (2008) tentang strategi mempertahankan keutuhan keluarga pada keluarga terpisah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anora ini menunjukkan bahwa strategi mempertahankan keluarga pada keluarga terpisah diantaranya adalah dengan terus mengupayakan keutuhan keluarga dengan cara melakukan komunikasi keluarga untuk meminimalisir terjadinya disfungsi keluarga, mengadakan acara kedekatan keluarga dengan berlibur, makan di luar, jalan-jalan, dan saling berbagi dengan konsultasi diantara anggota keluarga, serta adanya kerjasama yang baik diantara anggota keluarga.

(18)

7

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berumah tangga akan menjadikan penelitian ini menjadi lebih relevan dengan keilmuan sosiologi dan juga permasalahan sosial yang ada di masyarakat.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang “ POLA INTERAKSI KELUARGA PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG BERTEMPAT TINGGAL TERPISAH (Studi Deskriptif pada masyarakat Desa Jalatrang Kecamatan

Cipaku Kabupaten Ciamis).”

B. IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang yang telah disusun diatas penulis dapat membatasi beberapa permasalahan yang menjadi fokus penelitian. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah dengan memfokuskan penelitian pada pola interaksi yang dijalani oleh keluarga yang bertempat tinggal terpisah. Pada umumnya, interaksi yang dilakukan oleh keluarga yang hidup bersama dalam satu lingkungan akan dengan mudah dijalankan karena setiap angota keluarga berada di rumah. Berbeda dengan cara yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah dalam menjalankan interaksi diantara anggota keluarganya. Hal ini berhubungan dengan cara yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah dalam menjalankan fungsi keluarga serta cara yang dilakukan oleh keluarga dalam menyelesaikan masalah ketika suatu keluarga dihadapkan pada sutu permasalahan keluarga.

(19)

8

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam menyelesaikan permasalahan ketika suatu keluarga dihadapkan dalam suatu masalah.

C. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah?

2. Bagaimana cara menjalankan fungsi-fungsi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah?

3. Adakah masalah keluarga yang timbul dan bagaimana cara yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah?

D. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran tentang pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.

2. Untuk mengetahui cara menjalankan fungsi-fungsi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.

3. Untuk mengetahui masalah keluarga yang timbul dan cara yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian akan dikatakan bermanfaat apabila memiliki nilai manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Berikut beberapa manfaat penelitian yang diharapkan dengan melihat beberapa aspek.

1. Manfaat Teoretis

(20)

9

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sosiologi keluarga serta bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya bagi guru sosiologi dalam pemahaman konsep interaksi sosial dan lembaga sosial khususnya lembaga keluarga.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat membuka wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang adanya sebuah fenomena pada masyarakat tentang suatu pola interaksi yang diterapkan dalam suatu keluarga yang bertempat tinggal terpisah. Diharapkan akan menjadikan masyarakat tetap bisa mempertahankan keutuhan keluarganya dengan melakukan pola interaksi yang baik antara anggota keluarga. Kemudian hasil penelitian ini diharapkan dapat meminimalisir angka perceraian yang ada pada masyarakat.

b. Bagi Perguruan Tinggi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang akan meneliti masalah keluarga, khususnya penelitian yang berkaitan dengan pola interaksi keluarga pada pasangan yang bertempat tinggal terpisah.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi penelitian ini terdiri dari lima bagian besar, yang terdiri dari Bab I sampai Bab V. Bab I Pendahuluan yang merupakan inti dari permasalahan yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

(21)

10

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab III merupakan metodologi penelitian. Isi bab ini adalah pendekatan dan metode penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, tekhnik pengumpulan data, analisis data, dan pengujian keabsahan data.

Bab IV pembahasan hasil penelitian. Bab ini tentu berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian, yang terdiri dari pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah, cara menjalankan fungsi-fungsi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah, serta masalah keluarga yang timbul dan cara yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.

(22)

37 Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara dimana peneliti dapat memperoleh data sesuai tujuan awal penelitian. Sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2013, hlm. 2) bahwa, “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Lebih lanjut (Achmadi, hlm. 2) memberikan penjelasan mengenai metodologi penelitian, yakni sebagai berikut:

Metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan/mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis, sampai menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah.

Melihat permasalahan yang akan dijadikan sumber data dalam penelitian, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2012, hlm. 4) mendefinisikan, „Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.‟

Selanjutnya Cresswel (2010, hlm. 4) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif merupakan, “...metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.” Akan sangat relevan jika penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, karena berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti.

(23)

38

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialamki oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Pendekatan kualitatif dipilih karena permasalahan yang diteliti dalam penelitian pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah di Desa Jalatrang membutuhkan sejumlah data lapangan untuk mengungkap fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Penelitian ini sendiri menggunakan metode penelitian deskriptif. Pemilihan metode deskriptif ini tentu harus sesuai dengan tujuan penelitian, seperti di kemukakan oleh Mayer dan Greenwood (dalam Silalahi, 2010, hlm 27) membedakan dua jenis deskripsi, yakni deskripsi kualitatif dan deskripsi kuantitatif. Sebagaimana penjelasannya sebagai berikut:

Deskripsi kualitatif semata-mata mengacu pada identifikasi sifat-sifat yang membedakan atau karakteristik sekelompok manusia, benda atau peristiwa. Pada dasarnya, deskripsi kualitatif melibatkan proses konseptualisasi dan menghasilkan pembentukan skema-skema klasifikasi.

Dalam penelitian deskriptif, peneliti berusaha untuk menjelaskan pemecahan masalah yang diteliti, seperti yang dikemukakan Achmadi (2007, hlm. 44) bahwa, “Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis, dan menginterpensi.”

(24)

39

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. SUBJEK DAN LOKASI PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Pada penelitian kualitatif, data atau informasi diperoleh dari sumber yang memberikan informasi mengenai permasalahan yang ditanyakan peneliti dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Subjek penelitian adalah orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Seperti dikemukakan Silalahi (2010, hlm. 250) bahwa:

Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang yang padanya melekat data tentang objek penelitian. Oleh karena itu, subjek penelitian memiliki kedudukan sentral dalam penelitian karena data tentang gejala atau variabel atau masalah yang diteliti berada pada subjek penelitian.

Adapun pemilihan subjek penelitian berdasarkan pada tujuan penelitian dengan tidak mengambil subjek secara acak, karena pihak yang akan dijadikan subjek harus memudahkan peneliti. Seperti yang dikemukakan Moleong (2012, hlm. 224) bahwa, ”...pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sample).” Subjek dalam penelitian ini adalah setiap keluarga yang bertempat tinggal terpisah yang ada di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis. Penentuan subjek penelitian berdasarkan purposive ini dianggap bahwa subjek penelitian yang terpilih mewakili masyarakat yang bersifat homogen. Diharapkan dengan adanya subjek penelitian yang diambil secara (purposive) atau bertujuan dapat menyajikan data yang valid tentang pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis.

2. Lokasi Penelitian

(25)

40

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lokasi penelitian berkaitan dengan judul skripsi yang penulis ambil, dilihat dari sisi sejarah wilayah ini sudah sejak dahulu didiami oleh keluarga yang mendukung untuk dijadikan subjek penelitian. Desa Jalatrang sendiri memiliki lima wilayah Dusun yang berbeda, dari kelima wilayah tersebut tentu seluruh Dusun dijadikan lokasi penelitian.

Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah dusun yang didiami oleh subjek penelitian yang akan diteliti sehingga penulis akan mendapatkan hasil yang maksimal, diantaranya Dusun Desa, Dusun Cimanggu, Dusun Cikandung, Dusun Babakan, dan Dusun Cidoyang.

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Pola Interaksi

Pola interaksi disini diartikan sebagai suatu hubungan timbal balik diantara sesama anggota keluarga dimana adanya suatu tatanan, aturan, cara, serta hal-hal yang mendukung berlangsungnya suatu kehidupan di dalam sebuah kelompok atau keluarga yang dimaksudkan dalam penelitian.

2. Interaksi Keluarga

Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi ketika satu, dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun pada suatu fenomena baru yang mengejutkan. Dalam hal ini interaksi keluarga berarti suatu hubungan yang dilakukan sesama anggota keluarga agar keberlakuan dari fungsi keluarga dapat berjalan dan dilakukan oleh masing-masing anggota keluarga.

3. Pasangan Suami Istri

(26)

41

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Pasangan Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Pasangan yang bertempat tinggal terpisah berarti pasangan suami istri yang telah menikah namun pada kehidupannya mereka harus bertempat tinggal terpisah karena adanya suatu hal, dalam hal ini suami yang berperan sebagai kepala keluarga harus rela pergi merantau ke kota untuk mencari nafkah dan harus bertempat tinggal terpisah dengan keluarganya, tentu akan banyak persoalan diantaranya saja pola asuh, keberlangsungan fungsi keluarga, kebersamaan keluarga, dan lain sebagainya.

Jadi, berdasarkan definisi tersebut, inti permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian adalah pola interaksi keluarga di dalam keluarga yang pada kenyataannya harus bertempat tinggal terpisah karena adanya tuntutan suatu kewajiban yang lain, meskipun pasangan suami istri pada umunya hidup bersama dalam suatu lingkungan.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Penelitian kualitatif tidak bisa melepaskan peneliti sebagai instrumennya, sebagaimana dikemukakan oleh Moleong (2012, hlm. 163) bahwa, “...ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperanserta, namun peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan sekenarionya.” Moleong (2012, hlm. 168) mengemukakan bahwa, “...kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.”

(27)

42

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data sendiri diperlukan pedoman wawancara yang disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian.

E. PROSEDUR PENELITIAN

Pada pelaksanaan penelitian, untuk mempermudah penelitian, maka harus dilakukan berdasarkan prosedur penelitian. Adapun prosedur penelitian ialah sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian

Dalam tahap persiapan penelitian, peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk penelitian. Pada tahap ini peneliti memfokuskan suatu permasalahan yang akan diteliti. Ketika permasalahan sudah dianggap fokus, peneliti selanjutnya mengajukan judul dan proposal skripsi sesuai dengan fokus permasalahan yang akan diteliti.

Setelah proposal dan rancangan skripsi disetujui oleh dosen pembimbing skripsi, maka peneliti melakukan pra penelitian untuk memperoleh gambaran awal subjek dan lokasi penelitian.

2. Perizinan Penelitian

Perizinan dilakukan agar peneliti tidak menemukan kesulitan di lapangan ketika akan melakukan penelitian. Adapun perizinan tersebut diproses mulai dari tingkat program studi hingga pihak fakultas untuk selanjutnya surat izin dikeluarkan oleh pihak kampus (Universitas Pendidikan Indonesia) yang ditujukan kepada pemerintah Desa Jalatrang. Setelah mendapat surat izin penulis melakukan penelitian di tempat yang telah ditentukan yaitu Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis.

3. Pelaksanaan Penelitian

(28)

43

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi subjek penelitian untuk dilaksanakan wawancara. Ketika pengambilan data dianggap selesai maka peneliti membuat catatan hasil wawancara maupun mengenai hal yang dianggap penting yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

4. Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahap ini, peneliti mengolah data yang diperoleh dari proses pengumpulan data. Selanjutnya data yang diolah dianalisis untuk mendapatkan kebenaran dalam menjawab fokus permasalahan.

5. Penyusunan Laporan

Bagian akhir penelitian, peneliti melaporkan hasil penelitiannya dengan laporan yang tersusun secara rapih sesuai dengan sistematika penulisan skripsi. Penulis menggabungkan seluruh bagian bab yang telah ditulis oleh peneliti.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan tahap paling menentukan dalam penelitian, karena tujuan penelitian adalah mendapatkan data. Sugiyono (2013, hlm. 225) menjelaskan bahwa, “...bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.”

Sedangkan menurut Suyanto dan Sutinah (2005, hlm. 186) menyebutkan bahwa ada tiga macam pengumpulan data secara kualitatif, “...pertama adalah wawancara mendalam, kedua adalah observasi, ketiga adalah penelaahan terhadap dokumen tertulis.” Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yakni observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi.

a. Observasi

Suyanto & Sutinah (2005, hlm. 186) mengemukakan bahwa:

(29)

44

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemungkinan interaksi interpersonal, dan proses penataan yang merupakan bagian dari pengalaman manusia yang dapat diamati.

Kemudian Nasution dalam (Sugiyono, 2013, hlm. 226) menyatakan bahwa, „...observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.‟

Dengan melakukan observasi, peneliti bisa melihat secara langsung pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri bertempat tinggal terpisah di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis. Selain itu, dengan teknik observasi peneliti akan lebih mampu memahami konteks data secara keseluruhan, serta dapat melihat hal-hal yang kurang atau belum diamati oleh peneliti. Observasi akan terus dilakukan sampai informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan awal penelitian dapat terpenuhi dan tercapai.

b. Wawancara

Moleong (2012, hlm. 186) mengemukakan bahwa:

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Sementara Suyanto dan Sutinah (2005, hlm. 186) mengemukakan bahwa dengan wawancara, “...data yang diperoleh terdiri dari kutipan langsung dari orang-orang tentang pengalaman, pendapat, perasaan, dan pengetahuan.”

(30)

45

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Dokumentasi

Sugiyono (2013, hlm. 240) mengemukakan, “...dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.” Sementara Suyanto & Sutinah (2005, hlm. 186) mengemukakan bahwa:

Data yang diperoleh dari metode ini berupa cuplikan, kutipan, atau penggalan-penggalan dari catatan organisasi, klinis, atau program; memorendum-memorendum dan korespondensi; terbitan dan laporan resmi; buku harian pribadi; dan jawaban tertulis yang terbuka terhadap kuesioner dan survey.

Teknik dokumentasi tentu akan mempermudah peneliti untuk bisa menyimpan atau menemukan sumber data yang stabil, terpercaya, dan akurat. Dalam penelitian ini studi dokumentasi yang akan digunakan berupa foto, profil desa, serta catatan hasil wawancara.

2. Analisis Data

Analisis data diperlukan untuk mendapatkan informasi yang berarti agar dapat mengungkapkan permasalahan yang diteliti. Nasution (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 245) menyatakan, „...analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.‟ Sementara analisis data kualitatif dijelaskan oleh Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2012, hlm. 248) bahwa:

Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskaan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

(31)

46

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Reduksi Data

“Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.” (Silalahi, 2010, hlm. 339). Pada penelitian ini, data yang terkumpul diseleksi untuk kemudian dirangkum dan disesuaikan dengan fokus yang telah ditetapkan. Data dikelompokkan berdasarkan tema dan rumusan masalah yang dibuat.

b. Penyajian Data

Menurut Silalahi (2010, hlm. 340) penyajian data yaitu, “...sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.” Dengan adanya data yang disajikan, peneliti melihat dan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan, menganalisis kembali ataukah mengambil tindakan atas pemahaman yang didapat dari penyajian data.

c. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Menurut Silalahi (2010, hlm. 341) mengemukakan bahwa:

Kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data berakhir, bergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan pemberi dana.

(32)

47

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang muncul dari data harus diuji kebenarannya serta kecocokannya dengan tujuan awal penelitian.

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dari penelitian yang dilakukan tentu harus dipilih dan dipilah mana yang dianggap paling memenuhi tujuan awal penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sehingga data tidak penting akan diabaikan. Selanjutnya dapat dilakukan penginterpretasian data dengan mendeskripsikan hasil penelitian. Setelah data dipahami maka tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Dari data tersebut dapat dilihat gambaran pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.

G. Pengujian Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data yang diperoleh maka harus melakukan uji kredibilitas data. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 270) bahwa:

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck.

Pada penelitian ini untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan dua cara, yakni member check dan triangulasi. Sebagaimana dipaparkan oleh Sugiyono (2008, hlm. 263) yaitu sebagai berikut:

a. Member check yaitu pengecekan atau verifikasi data kepada subjek yang

diteliti. Tujuan member check agar data atau informasi yang didapat sesuai dengan apa yang dimaksud oleh sumber data atau informan; b. Triangulasi, yaitu pengecekan kebenaran data yang diperoleh dari

berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi berfungsi untuk mengecek validasi data dengan menilai kecukupan data dari sejumlah data yang beragam.

Pada penelitian ini member check dilakukan untuk mengecek ulang atau

verifikasi data yang sudah diperoleh peneliti kepada subjek peneliti sebagai

(33)

48

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

benar-benar jelas dan peneliti akan lebih mengerti tentang apa yang dimaksud oleh informan.

Triangulasi dilakukan dengan tujuan untuk menggabungkan data yang peneliti dapatkan dari observasi, wawancara, dan studi dokumentasi sehingga peneliti akan mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Triangulasi dilakukan pada teknik pengumpulan data. Secara berturut-turut peneliti akan melakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Observasi Wawancara

[image:33.595.240.417.280.354.2]

Dokumentasi

Gambar 3.1 Triangulasi teknik pengumpulan data Sumber Sugiyono (2013, hlm. 273)

(34)

118 Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis terjadi melalui adanya komunikasi dan kontak sosial secara tidak langsung melalui media telepon seluler. Cara yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah dalam menjalankan fungsi keluarga adalah dengan adanya komunikasi dan kerja sama yang senantiasa dilakukan. Dalam menghadapi setiap permasalahan yang muncul, pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah senantiasa menyelesaikan masalah dengan selalu melakukan komunikasi serta tidak mengedepankan ego masing-masing.

2. Simpulan Khusus

(35)

119

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selalu mengetahui keadaan anak di rumah dengan cara meminta kepada istri untuk bisa berbicara langsung dengan anak melalui telepon. Berbeda ketika anak sudah remaja dan mempunyai telepon seluler sendiri, suami secara langsung selalu menghubungi anak jika suami akan melakukan interaksi dengan anak. Komunikasi yang terjalin mendukung terciptanya interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah. Kontak sosial secara tidak langsung yang dilakukan oleh suami terhadap setiap anggota keluarga mendukung terciptanya interaksi diantara anggota keluarga. Interaksi yang dilakukan antara ibu dengan anak maupun antara anak dengan anak senantiasa terjadi setiap hari karena semuanya berada dalam satu tempat yang sama sehingga dapat lebih mudah dalam melakukan kontak sosial secara langsung. Kerja sama yang dilakukan oleh keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah senantiasa dilakukan oleh suami dengan seluruh anggota keluarga melalui media telepon.

b. Keluarga yang bertempat tinggal terpisah masih bisa menjalankan fungsi keluarga. Didukung dengan adanya komunikasi dan kerja sama antara suami dan istri, terbukti keluarga yang bertempat tinggal terpisah masih bisa melakukan interaksi sosial dan menjalankan beberapa fungsi keluarga. Dengan menggunakan media telepon, suami bisa menghubungi istri beserta keluarga di rumah untuk menjalankan setiap fungsi keluarga. Ada lima fungsi keluarga yang harus selalu dijalankan oleh setiap keluarga. Berbagai cara dilakukan oleh suami dalam memenuhi setiap fungsi keluarga.

(36)

120

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di luar batas kewajaran, serta agar anak terhindar dari hal yang tidak diinginkan.

Kedua, untuk menjalankan fungsi afeksi keluarga, cara yang dilakukan

oleh suami adalah dengan cara menelepon setiap anggota keluarga untuk mencurahkan rasa kasih sayang terhadap setiap anggota keluarga dengan membicarakan hal penting yang dibutuhkan oleh anak maupun istri. Ketika menelepon istri, suami selalu menanyakan tentang kesehatan istri, kebutuhan rumah tangga, kemudian mengungkapkan adanya rasa rindu yang dirasakan oleh suami ketika suami sudah lama tidak bertemu dengan istri. Ayah mencurahkan rasa kasih sayang terhadap anak dengan cara menelepon anak dengan membicarakan tentang kesehatan anak, pendidikan anak serta kebutuhan dan keinginan anak.

Ketiga, suami menjalankan fungsi pendidikannya dengan cara

memberikan pendidikan dari tempat yang berbeda dengan cara selalu menasihati anak dengan tujuan agar anak dapat diarahkan ke arah yang benar dan mampu melaksanakan ajaran agama. Jika anak mampu melaksanakan apa yang diharapkan oleh orang tuanya dan bisa meraih prestasi di sekolah, suami atau ayah selalu menjanjikan hadiah kepada anak, hal ini dilakukan agar anak lebih termotivasi dan merasakan adanya perhatian dari ayah meskipun bertempat tinggal terpisah. Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh istri atau ibu dalam memberikan pendidikan kepada anak. Ketika anak malas untuk di suruh belajar, ibu selalu memberikan peringatan kepada anak dengan akan melaporkannya kepada ayahnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar anak belajar dan tidak harus selalu diingatkan.

Keempat, untuk menjalankan fungsi rekreasi keluarga, saat suami berada

(37)

121

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelima, bentuk pemenuhan akan fungsi ekonomi keluarga yang dilakukan

suami adalah dengan selalu mengirim uang setiap bulannya kepada istri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, baik untuk keperluan sehari-hari maupun untuk keperluan anak.

Adanya usaha dan cara yang dilakukan pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah dalam menjalankan fungsinya menunjukkan bahwa pasangan suami dan istri yang bertempat tinggal terpisah dapat bertanggung jawab terhadap keluarga.

(38)

122

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Melalui penelitian mengenai pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis diperoleh beberapa saran. Saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi suami pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah seharusnya lebih bisa bersikap adil terhadap setiap anggota keluarga agar tetap tercipta hubungan yang akrab diantara anggota keluarga.

2. Bagi istri pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah harus lebih bersabar dalam menjalankan perannya. Kita ketahui bersama bahwa istri kadang-kadang harus mengerjakan segala sesuatu tanpa didampingi oleh suami.

3. Setiap anggota keluarga harus mendukung suami ketika suami bekerja di perantauan. Karena ini adalah pilihan hidup yang harus dijalani oleh suami demi terpenuhinya setiap kebutuhan keluarga.

4. Bagi setiap keluarga di Indonesia agar mampu mempertahankan keutuhan keluarganya, melihat kenyataan yang ada bahwa pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah masih bisa menjaga keutuhan keluarganya meskipun jarang melakukan kontak sosial secara langsung.

(39)

123 Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. F. (2005). Ketika Suami Istri Hidup Bermasalah. Jakarta: Gema Insani.

Achmadi, A. dan Narbuko, C. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Amini, I. (1996). Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami-Istri. Bandung: al-Bayan.

Al-Faruqi, L.L. (1997). ‘Ailah Masa Depan Kaum Wanita; Model Masyarakat Ideal Tawaran Islam, Studi Kasus Amerika dan Masyarakat Modern, terj.

Masyhur Abadi. Surabaya: al-Fikr.

As-Subki, A. Y. (2010). Fiqh Keluarga. Jakarta: Amzah.

Bachtiar, W. (2006). Sosiologi Klasik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Bungin, Burhan H.M. 2008. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan

Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat Jakarta: Kencana Perdana

Media Group.

Burgess, E. W dan Locke, H. J. The Family. From Institution to Companionship. New York: American Book Company.

Creswell, J.W. (2010). Research Design Pendekatan Kulaitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Davis, K. (1960). Human Society. New York: The Macmillan Company.

Efendi, N. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Goode. (2007). Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara.

Gunawan, A. H. 2010. Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi Tentang

Pelbagai Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Huky, D.A.W. (1986). Pengantar Sosiologi. Surabaya: Usaha Nasional. Horton, P. B. dan Hunt, C. L. (1984) Sosiologi. Jakarta: Erlangga.

Junaedi, D. (2010). Bimbingan Perkawinan Membina Keluarga Sakinah menurut

(40)

124

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Khairuddin, H. (2008). Sosiologi Keluarga. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Moleong, L. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Muhamad, Ali. M. 1980. Islamologi (Din al-Islam). terjemah Kaelani dan Bahrun. Jakarta: Ikhtiar Baru Van Houven.

Ramulyo, I. (1996). Hukum Perkawinan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Ritzer, G. (2012). Teori Sosiologi dari Sosiologi Klasik sampai Perkembangan

Terakhir Postmodern Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Salim, A. (2008). Pengantar Sosiologi Mikro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Santoso, S. 1999. Dinamika Kelompok. Jakarta : Bumi Aksara.

Setiadi, Elly M. dan Kolip, Usman. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Shochib M. (2010). Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak

Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.

Silalahi, K. dan Meinarno, E. A. (2010). Keluarga Indonesia: Aspek dan

Dinamika Zaman. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Soekanto, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo Persada. (2009). Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan

Anak. Jakarta: Rineka Cipta.

Soyomukti, N. (2010). Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori, & Pendekatan

Menuju Analisis Masalah-Masalah Sosial, & Kajian Strategis/Nurani.

Jakarta: Ar-Ruzz Media.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

(2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kulitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

(2008). Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyanto, B. dan Sutinah. (2010). Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

(41)

125

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syam, N.W. (2012). Sosiologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Vitalaya, A. H. S. (2010). Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. Bogor: IPB Press.

Willis, Sofyan S. (2011). Konseling Keluarga (Family Konseling). Bandung: Alfabeta.

Wulansari, D.C. (2009). Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung: Refika Aditama.

Sumber Artikel Jurnal

Djannah, W. dan Edy, K. D. (2013). Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Dengan Teman Sebaya. Counselium.

Jurnal FKIP UNS. 1 (2), hlm. 145 158.

Margiani, K. dan Ekayati, N. (2013). Stres, Dukungan Keluarga Dan Agresivitas Pada Istri Yang Menjalani Pernikahan Jarak Jauh. Persona. Jurnal Psikologi

Indonesia, 2 (3), hlm. 191 - 198.

Rahayu, N. T. (2010). Pembagian Peran Suami dan Isteri dalam Keluarga Perempuan Pelaku Usaha. Widyatama. Ejurnal Vetrean Bantara. 19 (2), hlm. 1-13.

Setiawan, D. (2012). Interaksi Sosial Antar Etnis di Pasar Gang Baru Pecinan Semarang Dalam Perspektif Multikultural. JESS. Journal of Educational

Social Studies, 1 (1), hlm. 42 – 47.

Sumber Selain Buku dan Artikel Jurnal

Anora, T. K. D. (2008). Strategi Keluarga Terpisah dalam Mengupayakan

Keutuhan Keluarga (Studi pada 5 Keluarga di Kel. Bungo Pasang Tabing).

Skripsi, Universitas Andalas. Padang.

Arida, P (2010). Gambaran Trust Pada Istri Yang Menjalani Commuter Marriage

Tipe Adjusting. Skripsi, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Maylan, P (2010.) Faktor-Faktor yang Mendukung Kohesi Keluarga pada

Pasangan Suami Istri yang Bertempat Tinggal Terpisah (Studi Kasus Pada

Karyawan PT. Domas Agrointi Prima di Desa Lalang Kecamatan Medang

Deras Kuala Tanjung Kabupaten Batu Barat). Skripsi, Universitas

(42)

126

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013.

Pemerintahan Desa Jalatrang. (2014). Profil Desa Jalatrang. Tidak Diterbitkan. Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tentang Standar Isi. [Online]. Tersedia:

http://www.google.co.id/download permendiknas no 22 tahun 2006 [Diakses 20 Agustus 2014].

Kuswan SP. (2013). Warga Daerah Otonom Baru (DOB). [Online]. Tersedia: http://www.kabar-priangan.com/news/detail/8954 [Diakses 8 November 2013].

Suherman M. (2013). Scientific Approach (Pendekatan Ilmiah) Dalam

Pendidikan. [Online]. Tersedia:

Gambar

Gambar 3.1 Triangulasi teknik pengumpulan data

Referensi

Dokumen terkait

1) Menentukan hari dan tanggal pelaksanaan penelitian. 2) Menentukan SK dan KD yang digunakan dalam pembelajaran siklus 1. 4) Membuat media yang akan digunakan dalam

Penelitian Al ‘ijâz Al‘ilmi ini bertujuan untuk mengetahui pesan-pesan dakwah ilmiah yang terkandung dalam karya Harun Yahya di bidang sains (fakta

The method used in this research is the development research methods models by Borg & Gall.The results of a questionnaire distributed to 30 students and 3 teachers

pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistimatis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang.

Kelahiran prematur adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kelahiran bayi sebelum usia kehamilan memasuki minggu ke 37.Kelahiran bayi premature merupakan

Bayi prematur yang lahir di dekat 37 minggu sering tidak memiliki masalah yang berkaitan dengan persalinan jika paru-paru mereka telah menghasilkan surfaktan yang memadai,

019B Pelaksanaan operasi penangan an secara manual Pelaksanaan operasi penanganan secara manual OPKR 20- 001B Pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya

Hasil dari penelitian ini adalah Literasi Keuangan, Kompetensi SDM, dan Modal Usaha memiliki pengaruh positif signifikan Terhadap Kinerja UMKM. Kata Kunci : Literasi