PENGARUH KEJUJURAN DALAM MENGERJAKAN TUGAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 1 JATEN
KARANGANYAR DITINJAU DARI JENIS KELAMIN
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh:
SYAMSUDIN A 410 080 330
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENGARUH KEJUJURAN DALAM MENGERJAKAN TUGAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 1 JATEN
KARANGANYAR DITINJAU DARI JENIS KELAMIN
Oleh
Syamsudin1, Idris Harta2, dan Rubino R3
1
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Staf Pengajar UMS Surakarta, idrisharta@gmail.com
3
Staf Pengajar UMS Surakarta
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine : (1) the influence of honesty to do assignment about to learn mathematics achievment, (2) the influence of gender of students about to learn mathematics achievment, (3) the interaction between honesty to do assignment and gender of students about to learn mathematics achievment. The population in this study were all student in VIII grade in SMP N 1 Jaten of Karanganyar study lesson 2011/2012 are 7 classes. Samples taken in this study are two classes, class VIII E amounting to 33 students and class VIII G amounting 35 students. The sampling technique used in this study is cluster random sampling. Data collection method used is questionnaire method and documentasi methods. Data analysis techniques using two-analysis of variance test with unequal cells, a prereqisite before using the test lilliefors analysis method to test for normality and Bartlet method to test for homogeneity. From the analysis of data with a significance level of 5% satisfied that: (1) there is the influence of honesty to do assignment about to learn mathematics achievment by Fa = 17,634, (2) there is the influence of gender of students about to learn mathematics achievment by Fb = 5,62, and (3) there is not interaction between honesty to do assignment and gender of students about to learn mathematics achievment with Fab = 0,35.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang penting dalam menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, bidang pendidikan
layaknya mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas utama dari pemerintah
beserta masyarakat. Hal ini, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu
meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, produktif serta sehat jasmani dan rohani
(Sisdiknas No 20 Th 2003 Bab II Pasal 3).
Pendidikan adalah suatu upaya untuk membantu peserta didik dalam
mengembangkan dirinya, baik pada dimensi intelektual moral maupun psikologis.
Pendidikan yang paling penting yaitu proses dari pendidikan tersebut bukan hasil
akhirnya, karena dengan proses tersebut peserta didik dapat menjadi lebih
mengerti atau paham dari sebelumnya. Proses tersebut tentunya membutuhkan
waktu yang lama, tidak sehari, dua hari, tetapi butuh bertahun-tahun untuk
mencapainya. Secara tidak sadar peserta didik dalam kesehariannya selalu
melakukan pendidikan yang akan mengembangkan kemampuan yang dimiliki.
Kegiatan pendidikan pastinya harus ditunjang dengan belajar. Jika tidak
demikian, maka pendidikan tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan. Kegiatan
belajar merupakan kegiatan yang paling pokok di dalam proses pendidikan di
sekolah. Menurut Purwanto (2004: 85) belajar merupakan suatu perubahan dalam
tingkah laku dimana perubahan itu dapat mempengaruhi kepada tingkah laku yang
lebih baik tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih
buruk.
Abin Syamsudin Makmun (2003: 157) mengemukakan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau
pengalaman tertentu. Proses dalam belajar tentunya banyak kesulitan yang
dialami, mayoritas siswa mendapatkan kesulitan pada saat mereka belajar
cenderung berlaku tidak jujur dalam mengerjakan tugas-tugas maupun soal-soal
saat ujian.
Siswa cenderung memilih langkah yang praktis dalam mengerjakan
tugas-tugas dari guru, yaitu dengan nyontek jawaban teman mereka yang lebih pandai.
Pendapat Tanenji (2009) menyatakan bahwa biasanya nyontek dilakukan oleh para
siswa atau mahasiswa yang sedang mengerjakan soal ujian, dan yang
bersangkutan tidak mempersiapkan penguasaan bahan/materi pelajaran yang
memadai dengan berbagai alasan.
Ujang (2012) mengatakan, sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan,
bukan hanya tempat transfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik agar mereka
menjadi anak-anak yang pintar dan meraih nilai tertinggi dalam ujian. Sekolah
hendaknya juga berfungsi sebagai tempat pengembangan potensi anak untuk bisa
bersikap jujur dalam kehidupannya sehari-hari. Sehingga saat mereka dewasa
sikap jujur itu mampu mewarnai pribadi mereka sehingga mereka benci terhadap
segala bentuk kedustaan.
Siswa yang tidak jujur dalam mengerjakan tugas maupun saat ujian pasti
berpengaruh pula pada prestasi belajar mereka. Dalam lembaga pendidikan,
prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan
proses belajar mengajar. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes yang diberikan oleh guru. Prestasi individu adalah hal yang telah
dicapai oleh seseorang yang disebut prestasi belajar (Hamalik, Oemar. 2008: 103).
Muhibbin Syah (2006: 144) prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh
setidaknya tiga faktor yakni:
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani
dan rohani siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan juga berpangaruh terhadap
prestasi belajar siswa. (Utami Munandar, 2004: 251) dari berbagai penelitian
mengenai perbedaan kemampuan antar dua jenis kelamin, pada umumnya
diperoleh hasil bahwa anak perempuan melebihi anak laki-laki dalam kemampuan
verbal, berfikir divergen verbal, dan dalam kecerdasan umum, sedangkan anak
laki-laki melebihi anak perempuan dalam kemampuan kuantitatif dan visual
spasial. Disamping itu anak perempuan pada umumnya mencapai nilai lebih tinggi
pada tes prestasi, lebih sedikit mengulang kelas, dan kurang menimbulkan
masalah di kelas.
Memperhatikan uraian di atas, studi yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui (1) pengaruh jenis kelamin (gender) terhadap prestasi belajar
matematika siswa, (2) pengaruh kejujuran dalam mengerjakan tugas terhadap
prestasi belajar matematika siswa, (3) Interakasi antara kejujuran dalam
mengerjakan tugas dan jenis kelamin siswa terhadap prestasi belajar matematika
siswa. Maka diambil hipotesis sebagai berikut:
H1A : Ada pengaruh jenis kelamin (gender) terhadap prestasi belajar matematika
siswa
H1B : Ada pengaruh kejujuran dalam mengerjakan tugas terhadap prestasi
belajar matematika siswa
H1AB : Ada efek interaksi antara jenis kelamin dan kejujuran dalam mengerjakan
tugas terhadap prestasi belajar matematika siswa
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang
terjadi pada saat sekarang. Penelitian ini variabel yang diketahui adalah kejujuran
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih.
Pengambilan sampel digunakan cluster random sampling, yaitu teknik
sampling yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang diteliti atau
sumber data sangat luas (Sugiyono, 2011 : 83). Nanang Martono (2010 : 67)
menyebutkan bahwa sampling adalah metode atau cara menentukan sampel dan
besar sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang diambil
dua kelas dari tujuh kelas yang ada. Kelas yang diambil sebagai penelitian adalah
kelas VIII E yang terdiri dari 33 siswa dan kelas VIII G yang terdiri dari 35 siswa.
Metode pengumpulan yang digunakan adalah metode angket dan metode
dokumentasi. Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak
langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Data dari
angket tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kejujuran siswa dalam
mengerjakan tugas. Akan tetapi, sebelum digunakan angket kejujuran dalam
mengerjakan tugas perlu diuji apakah layak digunakan dalam penelitian.
Pengujian yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas angket.
Dalam penelitian ini uji validitas angket kejujuran dalam mengerjakan tugas
siswa menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0. Hasil perhitungan
corrected item total correlation akan dibandingkan dengan angka kriteria r tabel
korelasi pada taraf signifikansi 5%. Jika hasil corrected item total correlation
diatas kriteria r tabel pada taraf signifikansi 5% maka pertanyaan dalam kuesioner
tersebut valid atau mempunyai tingkat validitas. Untuk menguji reliabilitas
instrumen dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan
melihat hasil dari nilai Cronbach Alpha, suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari r tabel (Product Moment).
Metode dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang prestasi
belajar matematika yang diperoleh dari guru bidang studi matematika yang
diambil dari nilai mid semester genab tahun pelajaran 2011/2012. Selain itu
kondisi ruang kelas, kegiatan siswa mengisi angket saat mengikuti KBM, dan
hal-hal lain yang mendukung penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada 30 soal angket kejujuran
dalam mengerjakan tugas di dapat uji validitas dari angket tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 1
Item-Dari hasil uji validitas dapat dijelaskan untuk butir pertanyaan nomor 1, 2, 6,
13, 14, 15, 17, 19, 22, 25 dinyatakan tidak valid karena Corrected Item-Total
Correlation lebih kecil dari 0,329. Sedangkan butir pertanyaan dalam katagori
valid dalam variabel ini yang berjumlah 20 butir pertanyaan digunakan sebagai
instrumen penelitian karena layak untuk mengungkap data tentang kejujuran
dalam mengerjakan tugas.
Sedangkan pengujian reliabilitas secara statistik angka reliabilitas harus
dibandingkan dengan angka kritis tabel. Angka kritis tabel pada n=36 dan taraf
signifikansi 5% adalah 0,329.
Tabel 2
Statistik Reliabilitas Angket
Cronbach’s Alpha
Jumlah Item
.900 20
Dari data tersebut di dapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,900, karena
nilai Cronbach’s Alpha = 0,900 > r tabel = 0,329 maka dapat disimpulkan bahwa
item-item tersebut reliabel.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis variansi dua
jalan dengan sel tak sama. Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan diperoleh
rangkuman sebagai berikut:
Tabel 3
Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama
Sumber JK Db RK Fhitung Ftabel Keputusan
Jenis Kelamin (A) 906,447 1 906,447 17,634 4,00 Ho Ditolak
Tingkat Kejujuran (B) 557,740 2 288,870 5,62 3,15 Ho Ditolak
Interaksi (AB) 35,937 2 17,969 0,35 3,15 Ho Diterima
Galat (G) 3187,018 62 120,89 51,404
Total (T) 5512,941 67 187,89
Item 29 .381 0,329 Valid
Berdasarkan Tabel 3 diatas maka hasil uji analisis variansi dua jalan dengan
sel tak sama dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Hipotesis Pertama
Hasil perhitungan Anava diperoleh Fa= 17,634 dan Ftabel pada taraf
signifikasi 5% adalah 4,00.
Karena Fa > Ftabel maka H0A ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar matematika siswa
kelas VIII SMP N 1 Jaten Karanganyar. Berarti bahwa terdapat pengaruh
prestasi belajar yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan,
prestasi belajar siswa perempuan lebih baik daripada prestasi belajar siswa
laki-laki. Hal tersebut terbukti dari nilai rata-rata prestasi belajar siswa, nilai
rata-rata siswa laki-laki sebesar 67,1 lebih kecil daripada nilai rata-rata siswa
perempuan sebesar 76,71.
Prestasi belajar siswa perempuan lebih baik daripada siswa laki-laki
kerena siswa perempuan pada umumnya lebih rajin , mempunyai kedisiplinan
yang baik, selalu mentaati tata tertib sekolah dan lebih aktif dalam kegiatan
belajar mengajar. Maka dapat disimpulkan jenis kelamin (gender) berpengaruh
terhadap prestasi belajar matematika siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian
Heri Aryadi (2008) yang mengatakan bahwa dalam proses balajar antara siswa
perempuan dan siswa laki-laki memiliki perbedaan, hal ini dapat
menyebabkan prestasi belajar berbeda antara siswa perempuan dan siswa
laki-laki. Siswa perempuan memiliki prestasi belajar yang lebih baik dari siswa
laki-laki.
2. Hipotesis Kedua
Fa= 17,634
0
Daerah tolak H0 Daerah terima H0
Hasil perhitungan Anava diperoleh Fb = 5,62 dan Ftabel pada taraf
signifikasi 5% adalah 3,15.
Karena Fb > Ftabel maka HOB ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh tingkat kejujuran dalam mengerjakan tugas terhadap
prestasi belajar matematika siswa kelas VIII E dan VIII G SMP N 1 Jaten
Karanganyar.
HOB ditolak, maka ini berarti tidak semua tingkat kejujuran dalam
mengerjakan tugas siswa (tinggi, sedang, rendah) memberikan efek yang sama
terhadap prestasi belajar matematika siswa, maka dilakukan uji lanjut (uji
komparasi ganda). Uji lanjut ini dilakukan karena nilai F hasil perhitungan
menunjukan ada perbedaan (signifikan). Uji lanjut yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah uji Shceffe dengan hasil analisis sebagai berikut:
Tabel 4
Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas diperoleh:
Perbedaan mean kejujuran siswa rendah dengan kejujuran siswa sedang
sebesar -4,44 (kejujuran siswa rendah lebih kecil 4,44 poin dari kejujuran
siswa sedang). Perbedaan mean kejujuran siswa rendah dengan kejujuran
0 Fb = 5,62
Daerah tolak H0 Daerah terima H0
siswa tinggi sebesar -11,96 (kejujuran siswa rendah lebih kecil 11,96 poin
dari kejujuran siswa tinggi).
Perbedaan mean kejujuran siswa sedang dengan kejujuran siswa rendah
sebesar 4,44 (kejujuran siswa sedang lebih besar 4,44 poin dari kejujuran
siswa rendah). Perbedaan mean kejujuran siswa sedang dengan kejujuran
siswa tinggi sebesar -7,52 (kejujuran siswa sedang lebih kecil 7,52 poin dari
kejujuran siswa tinggi).
Perbedaan mean kejujuran siswa tinggi dengan kejujuran siswa rendah
sebesar 11,96 (kejujuran siswa tinggi lebih besar 11,96 poin dari kejujuran
siswa rendah). Perbedaan mean kejujuran siswa tinggi dengan kejujuran siswa
sedang sebesar 7,52 (kejujuran siswa tinggi lebih besar 7,52 poin dari
kejujuran siswa sedang).
Hasil analisis post hoc menunjukan perbedaan antar kejujuran siswa
(tinggi, sedang, dan rendah) menunjukan nilai signifikansi atau probabilitas <
0,05 yang berarti bahwa perbedaan antar tingkat kejujuran siswa signifikan
(berbeda secara bermakna). Maka dapat disimpulkan bahwa kelompok siswa
dengan kejujuran dalam mengerjakan tugas tinggi mempunyai prestasi yang
paling baik dibandingkan dengan kejujuran dalam mengerjakan tugas sedang
maupun rendah. Siswa yang memiliki tingkat kejujuran tinggi pada umumnya
lebih rajin dalam mengerjakan tugas maupun saat ujian daripada siswa dengan
tingkat kejujuran sedang maupun rendah, hal itu berakibat bahwa siswa yang
rajin dalam mengerjakan tugas lebih rajin juga dalam belajar. Maka dapat
disimpulkan tingkat kejujuran dalam mengerjakan tugas berpengaruh terhadap
prestasi belajar matematika siswa.
3. Hipotesis Ketiga
Hasil perhitungan uji anava diperoleh Fab = 0,35 dan Ftabel = 3,15 pada
taraf signifikasi 5%.
Fab= 0,35
0
Daerah tolak H0 Daerah terima H0
Karena Fab < Ftabel maka H0AB diterima. Karena H0AB diterima maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat efek interaksi antara jenis kelamin
dengan kejujuran dalam mengerjakan tugas terhadap prestasi belajar
matematika siswa.
Adapun profil efek jenis kelamin dan tingkat kejujuran dapat disajikan
dalam grafik berikut:
Gambar 1
Rata-rata Prestasi Belajar Ditinjau Dari Jenis Kelamin dan Tingkat Kejujuran Siswa
Tidak adanya interaksi antara jenis kelamin (gender) dengan kejujuran
dalam mengerjakan tugas terhadap prestasi belajar siswa dapat dilihat dari
Gambar 1. Dalam gambar tersebut, grafik rata-rata prestasi belajar siswa
laki-laki dan perempuan tidak berpotongan artinya prestasi belajar matematika
siswa perempuan lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa
laki-laki baik untuk tingkat kejujuran siswa tinggi, sedang, maupun rendah.
Simpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya analisis data dengan taraf
signifikasi 5% dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara siswa perempuan dan siswa laki-laki terhadap prestasi belajar matematika
Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat kejujran siswa tinggi, sedang,
maupun rendah terhadap prestasi belajar matematika siswa. Hal ini didasarkan
dari analisis data diperoleh F = 5,62 > b = 3,15.
Tidak terdapat efek interaksi antara jenis kelamin (gender) dengan
kejujuran dalam mengerjakan tugas terhadap prestasi belajar siswa dengan taraf
signifikansi 5% dan nilai Fhitung = 0,35.
Daftar Pustaka
Aryadi, Heri. 2008. Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Skripsi. Pendidikan Matematika FKIP UMS. (Tidak diterbitkan).
Makmun, Abin. 2003. Psikologi Kependidikan Perangkat System Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Muhibbin, Syah. 2006. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido.
Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Purwanto, M Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan .Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Tanenji. 2009. “Psikologi Nyontek”. http://www.andaluarbiasa.com/psikologi-nyontek. Di Akses Tanggal 12 Maret 2012.