Abstrak
PJK merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian mendadak yaitu sebesar 12,2 % atau sekitar 7,2 juta kematian di dunia. Dalam pemahaman terhadap PJK, kognisi pasien memiliki peranan penting yang akan membentuk keyakinan spesifik dalam menanggulangi kondisi yang dialaminya. Akan tetapi, beberapa dari keyakinan ini merupakan keyakinan maladaptif. Hal ini terjadi karena informasi yang menentukan pembentukan keyakinan merupakan informasi yang salah dan tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
Keyakinan maladaptif terhadap PJK dipengaruhi oleh faktor bodily signs, attentional states, individual differences, dan lifespan influences (Morrison & Bennet, 2006). Dalam beberapa kasus, keyakinan yang maladaptif pada kognisi pasien menyebabkan pasien mengganggapnya sebagai fakta. Perubahan keyakinan maladaptif menjadi lebih adaptif dapat dihasilkan melalui intervensi kognitif. Pasien dapat tersentuh untuk mengidentifikasi dan menemukan fakta yang sebenarnya, serta mengubah keyakinan maladaptif yang ada sebelumnya melalui pemberian informasi (Morrison & Bennet, 2006) yang bersumber dari the myth and the truth. Pemberian informasi ini akan lebih tepat bila menggunakan media videotape yang memiliki keunggulan dalam penggabungan unsur audio dan visual.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian eksperimental dengan melakukan pengukuran terhadap keyakinan maladaptif pasien PJK pada kondisi pretest dan posttest, dengan pemberian informasi diantara pengukuran keduanya. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah 17 orang. Alat ukur yang digunakan adalah York Cardiac Belief Questionnaire (YCBQ) dengan jumlah 22 item yang disusun oleh Gill Furze (2005). Data yang diperoleh diolah dengan uji statistik paired samples t-test menggunakan program SPSS 17.
Berdasarkan uji statistik, nilai rata-rata (mean) keyakinan maladaptif pretest dan posttest mengalami penurunan yang semula 51,52 menjadi 42,17. Nilai t hitung 4,018 > t tabel 1,75 yang mengartikan bahwa pemberian informasi mengenai the myth and the truth memiliki pengaruh yang signifikan dalam menimbulkan perubahan keyakinan maladaptif pasien PJK ke arah yang lebih adaptif.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK………....i
KATA PENGANTAR………...ii
DAFTAR ISI………...iii
DAFTAR BAGAN……….ix
DAFTAR TABEL………....x
DAFTAR LAMPIRAN………...xii
BAB I PENDAHULUAN………..……..1
1.1 Latar Belakang Masalah……….……..…..1
1.2 Identifikasi Masalah………..….6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………..….6
1.3.1 Maksud Penelitian………...………...6
1.3.2 Tujuan Penelitian………...7
1.4 Kegunaan Penelitian……….….7
1.4.1 Kegunaan Teoretis………...……….……...7
1.4.2 Kegunaan Praktis……….……....7
1.5 Kerangka Pemikiran………...8
1.7 Hipotesis………...15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………...16
2.1 Kesehatan...16
2.2 Kesehatan dan Masa Dewasa...17
2.2.1 Masa Dewasa Awal...17
2.2.2 Masa Dewasa Madya...17
2.2.3 Masa Dewasa Akhir...18
2.3 Perilaku Sehat...18
2.3.1 Perilaku Sehat berdasar ’Alameda Seven’...19
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sehat...19
2.3.3 Perilaku yang Membahayakan Kesehatan...22
2.3.4 Mengurangi Risiko Terkena Penyakit...23
2.4 Sistem Kardiovaskular...24
2.4.1 Penyakit yang Muncul pada Sistem Kardiovaskular...24
2.4.2 Penyakit Jantung Koroner (PJK)...24
2.4.2.1 Peranan Stres dalam PJK...25
2.4.2.2 Manifestasi akut dari PJK...26
2.5 Persepsi...26
2.5.1 Persepsi dan Atensi...26
2.5.2 Persepsi dan Pengaruh Sosial...27
2.5.4 Persepsi Terhadap Penyakit...28
2.6 Gambaran Terhadap Penyakit...29
2.7 Keyakinan...32
2.7.1 Keyakinan Penderita Terhadap Penyakit Kronis...32
2.7.2 Keyakinan Penderita Terhadap Sifat Alami Penyakit...32
2.7.3 Keyakinan Penderita Terhadap Penyebab Penyakit...32
2.7.4 Keyakinan Penderita Terhadap Pengontrolan Penyakit...32
2.7.5 Keyakinan Terhadap Penyakit Jantung...33
2.8 Komunikasi Informasi...35
2.8.1 Kesalahan Dalam Komunikasi...35
2.8.2 Kontribusi Penderita Dalam Kesalahan Komunikasi...36
2.9 Media...37
2.8.1 Menggunakan Media Sebagai Langkah Komunikasi...37
2.8.2 Media Audio Visual...37
2.8.2.1 Pengertian Media Audio Visual...37
2.8.2.2 Karakteristik Media Audio Visual...38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………...……..42
3.1 Rancangan Penelitian……….……..……42
3.2 Bagan Rancangan Penelitian………42
3.3 Prosedur Penelitian………..……….43
3.4.1 Variabel Penelitian………...………...43
3.4.2 Definisi Operasional……….……..44
3.5 Alat Ukur……….………….46
3.5.1 Jenis Alat Ukur………...………...46
3.5.2 Data Pribadi dan Data Penunjang………..47
3.5.3 Pengujian Alar Ukur………..47
3.5.3.1 Validitas Alat Ukur……….47
3.5.3.2 Reliabilitas Alat Ukur……….48
3.6 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel………...49
3.6.1 Populasi Sasaran………...………...49
3.6.2 Karakteristik Populasi...49
3.6.3 Teknik Penarikan Sampel………..49
3.6.4 Ukuran Sampel...49
3.7 Teknik Analisis Data………50
3.8 Hipotesa Statistik……….50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...51
4.1 Gambaran Responden...51
4.1.1 Rentang Usia...51
4.1.2 Jenis Kelamin...51
4.1.3 Pendidikan Terakhir...52
4.2 Gambaran Hasil...53
4.2.1 Hasil Pengujian Statistik...53
4.2.2 Hasil Pengolahan Data...54
4.2.3 Tabulasi Silang...57
4.2.3.1 Tabulasi Silang Perubahan Keyakinan Maladaptif dengan Bodily Sign...58
4.2.3.2 Tabulasi Silang Perubahan Keyakinan Maladaptif dengan Attentional State...59
4.2.3.3 Tabulasi Silang Perubahan Keyakinan Maladaptif dengan Individual Differences...60
4.2.3.4 Tabulasi Silang Perubahan Keyakinan Maladaptif dengan Lifespan Influences...62
4.3 Pembahasan...64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...72
5.1 Kesimpulan...72
5.2 Saran...73
5.2.1 Saran Teoretis...73
5.2.2 Saran Praktis...74
DAFTAR PUSTAKA………..…..75
DAFTAR BAGAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Aspek Keyakinan Maladaptif...46
Tabel 3.2 Skor Alat Ukur Keyakinan Maladaptif Item Positif...………...46
Tabel 3.3 Skor Alat Ukur Keyakinan Mladaptif Item Negatif..……….47
Tabel 3.4 Total Skor Alat Ukur Tiap Aspek Keyakinan Maladaptif...46
Tabel 4.1 Rentang Usia...51
Tabel 4.2 Jenis Kelamin...51
Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir...52
Tabel 4.4 Pekerjaan...52
Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Terhadap Perubahan Mean Pada Kondisi Pretest dan Posttest...53
Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Pemberian Informasi Pada Keyakinan Maladaptif Terhadap PJK...53
Tabel 4.7 Perubahan Mean Aspek Keyakinan Terhadap PJK Secara Umum Pada Kondisi Pretest dan Posttest...54
Tabel 4.8 Perubahan Mean Aspek Keyakinan Terhadap Serangan Jantung Pada Kondisi Pretest dan Posttest...55
Tabel 4.10 Perubahan Mean Keyakinan Maladaptif Pada Kondisi Pretest dan Posttest Seluruh Aspek...56
Tabel 4.11 Perubahan Skor Keyakinan Maladaptif Pada Kondisi Pretest dan Posttest...57 Tabel 4.12 Tabulasi Silang Perubahan Keyakinan Maladaptif Dengan Keluhan..58 Tabel 4.13 Tabulasi Silang Perubahan Keyakinan Maladaptif Dengan Penghayatan
Kondisi Kesehatan...59 Tabel 4.14 Tabulasi Silang Perubahan Keyakinan Maladaptif Dengan Jenis
Kelamin...60 Tabel 4.15 Tabulasi Silang Perubahan Keyakinan Maladaptif Dengan Pendidikan
Terakhir...60 Tabel 4.16 Tabulasi Silang Perubahan Keyakinan Maladaptif Dengan
Pekerjaan...61 Tabel 4.17 Tabulasi Silang Perubahan Keyakinan Maladaptif Dengan Masalah
Emosional...62 Tabel 4.18 Tabulasi Silang Perubahan Keyakinan Maladaptif Dengan Usia...62 Tabel 4.19 Tabulasi Silang Perubahan Keyakinan Maladaptif Dengan Rentang Waktu
Diagnosis PJK...63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat Ukur
Lampiran 2. Validitas Alat Ukur Lampiran 3.Reliabilitas Alat Ukur
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan jenis penyakit yang paling
banyak mengakibatkan kematian mendadak. Menurut data WHO sampai dengan
tahun 2008, PJK masih menjadi penyebab kematian utama yaitu sebesar 12,2 %
atau sekitar 7,2 juta kematian di seluruh dunia. Di banyak negara, termasuk
Indonesia, PJK adalah pembunuh nomor satu yang masih sangat merajalela terkait
dengan terjadinya serangan jantung. Saat pasien mengalami sindrom serangan
jantung, probabilitas kematian menjadi tinggi. Tercatat sebanyak 20 % dari total
pasien meninggal sebelum sempat dibawa ke rumah sakit (Kompas, Minggu 12
November 2006).
PJK adalah penyempitan pembuluh arteri koroner yang disebabkan oleh
penumpukan zat-zat lemak di bawah lapisan terdalam dinding pembuluh nadi.
Dengan tersumbatnya arteri koroner, aliran darah yang mengirimkan oksigen ke
otot-otot jantung menjadi berkurang. Bahkan, dapat terhenti sehingga
mengganggu kerja jantung sebagai pemompa darah (http://forum.detik.com).
PJK tidak terlepas dari pandangan biopsikosoial yang memandang
penyakit dan gejalanya dapat dijelaskan melalui kombinasi fisik, sosial, budaya,
dan faktor psikologis (Engel, 1977, dalam Morrison & Bennet, 2006). Terkait
dengan faktor psikologis, kognisi memiliki peranan penting dalam pemahaman
2
diderita. Selain kognisi, terdapat perbedaan-perbedaan lain seperti kepribadian,
sumber dukungan sosial, dan keyakinan yang mempengaruhi setiap orang dalam
merespons PJK dengan cara yang berbeda-beda (Morrison & Bennet, 2006).
Furze (2007) menjelaskan bahwa pasien PJK memiliki keyakinan spesifik
mengenai penyebab penyakit yang menentukan cara masing-masing untuk
menanggulangi kondisi yang dialaminya. Sayangnya, beberapa keyakinan ini
merupakan keyakinan maladaptif (keyakinan yang tidak sesuai dengan keadaan
sebenarnya) yang dapat menimbulkan kerugian pada kesehatan secara
keseluruhan termasuk kesehatan jantung. Keyakinan maladaptif yang paling
umum dimiliki pasien adalah sakit di daerah dada (angina) akan berkembang pada
pasien bila pasien mengalami stres, dan khawatir (dibandingkan faktor resiko
seperti merokok, kurang beraktivitas, dan obesitas); dan beranggapan bahwa
langkah yang paling tepat sebagai penanggulangan angina adalah dengan menghindari pengerahan tenaga, tetap santai dan mengurangi aktivitas secara
perlahan, seperti mengurangi waktu untuk berolahraga dan menggantinya dengan
beristirahat di rumah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pasien PJK yang
mendapatkan pengobatan di salah satu rumah sakit di Bandung, diperoleh
keterangan bahwa PJK yang dialaminya disebabkan stres yang sering dialami.
Oleh karenanya, saat ini pasien berusaha untuk tidak mengalami stres yang terlalu
berat karena akan menggangu kesehatannya. Setelah mendapatkan diagnosa PJK
dari dokter, pasien sangat mengurangi waktu untuk berolahraga. Semula pasien
3
maksimum waktu yang dihabiskan pasien untuk berjalan santai adalah 1 jam,
karena dirinya tidak kuat lagi berjalan dalam waktu yang lama karena takut dan
khawatir bila terlalu lelah maka akan sesak nafas dan berisiko bagi jantungnya.
Pasien PJK lain yang mendapatkan pengobatan di rumah sakit yang berbeda
menyebutkan bahwa pasien memperoleh informasi mengenai makanan yang boleh
dan tidak boleh dimakan dari dokter yang merawatnya. Pasien mengaku bahwa
apabila dirinya melakukan aktivitas yang melelahkan seperti berjalan di tanjakan
atau menaiki tangga, pasien akan cepat merasa sesak, sehingga setelah pasien
menaiki tangga, pasien beristirahat dalam waktu yang cukup lama untuk
menghela nafas hingga tidak lagi sesak dan terengah-engah. Dalam
kesehariannya, pasien lebih banyak beristirahat dan aktivitas yang dilakukannya
meliputi aktivitas ringan seperti duduk sambil membaca buku.
Pasien lainnya yang masih menjadi karyawan ketika mendapat diagnosa
PJK, melakukan perubahan dalam kesehariannya ketika bekerja. Meski tidak
menghindari aktivitas rutin dalam pekerjaannya, pasien menjadi lebih santai
dalam menghadapi segala permasalahan yang terjadi di kantornya. Pasien juga
menghindari segala kemungkinan yang dapat menjadikannya stres karena
pekerjaan.
Keyakinan maladaptif terhadap PJK berimplikasi terhadap kesalahan dalam
mengendalikan faktor risiko seperti menghindari aktivitas fisik yang justru tidak
mengarahkan pasien pada perbaikan fungsi fisik. Pasien menjadi terlalu cemas,
4
mengajukan pensiun dari pekerjaannya karena mereka yakin bahwa melakukan
banyak pekerjaan akan membahayakan dirinya (Furze, et al, 2008).
Pengalaman diri sendiri dan pengalaman orang lain menjadi sumber
informasi bagi pasien yang membentuk pandangan umum pasien mengenai PJK.
Pandangan ini selanjutnya menjadi dasar bagi pasien dalam meyakini PJK yang
dideritanya. Selain melalui pengalaman, pasien dapat memperoleh informasi
mengenai PJK melalui sumber lain diantaranya media cetak, media elektronik,
keluarga, dan teman (Morisson & Bennet, 2006), serta tenaga profesional di
bidang kesehatan, seperti dokter dan perawat.
Salah satu sumber informasi terpercaya yaitu dokter ahli penyakit jantung
(kardiolog) di Indonesia saat ini berjumlah 478 orang dan masih sangat kurang
jika dibanding dengan jumlah pasien PJK di Indonesia yang mencapai 220 ribu
orang. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PDSKI) telah
menyikapinya dengan upaya memperbanyak produksi jumlah dokter spesialis
jantung dengan membentuk 13 Pusat Pendidikan Kardiologi di Indonesia. (Anna,
2010). Pengenalan tentang gejala-gejala penyakit jantung dan pembuluh darah
yang amat rendah di populasi masyarakat merupakan masalah yang utama. Hal
ini membuat upaya perbaikan pelayanan kesehatan jantung tidak hanya
merupakan peran dari dokter jantung tetapi melibatkan peran pemerintah daerah
setempat yang bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk selalu memberikan
informasi kepada masyarakat tentang gejala dan pengobatan penyakit jantung dan
5
Sumber informasi lain yang dibuat dalam bentuk media cetak seperti
buku-buku mengenai PJK telah banyak beredar di kalangan masyarakat. Informasi
dalam buku tersebut adalah mengenai cara pencegahan, cara pengobatan, bahaya
PJK, pola hidup pasien PJK, serta bimbingan dokter untuk pasien PJK. Bentuk
informasi lainnya, yakni brosur mengenai informasi PJK, telah banyak diedarkan
oleh lembaga-lembaga kesehatan seperti yang terdapat di klinik kesehatan. Akan
tetapi, tidak dapat dipastikan semua orang yang menerima brosur membaca dan
memahami pesan yang disampaikan melalui kalimat-kalimat singkat brosur
tersebut. Sebaliknya, masih jarang terlihat adanya sumber informasi tentang PJK
dalam bentuk media videotape yang tentunya memiliki informasi yang lebih mendalam melalui efek audio visual yang akan membuat pasien menjadi lebih
memahami pesan yang disampaikan, misalnya videotape yang berisi fakta dan bukan mitos mengenai kondisi PJK yang bersumber dari the myth and the truth (Furze, 2005). Adanya unsur audio dalam videotape memungkinkan pasien dapat
menerima informasi melalui pendengaran, sedangkan unsur visual dalam
videotape memungkinkan penciptaan informasi melalui bentuk visualisasi (Anderson, 1994).
Apabila pasien memperoleh informasi yang tepat, seperti informasi
mengenai the myth and the truth, diasumsikan persepsi negatif dan ketakutan yang
dialami pasien terhadap penyakit yang dideritanya dapat berubah sehingga tidak
ada lagi keyakinan maladaptif yang selama ini menjadikan pasien menjadi sangat
waspada, terlalu berhati-hati, dan membatasi ruang gerak untuk berperilaku
6
Akan tetapi, penggunaan media videotape sebagai sumber informasi bagi pasien
PJK masih diragukan keberhasilannya dalam menghasilkan perubahan keyakinan
maladaptif terhadap PJK, sehingga masih perlu dilakukan penelitian empiris untuk
mengujinya.
Langkah intervensi di atas merupakan tantangan bagi tenaga profesional
dalam bidang kesehatan dalam memberikan informasi kepada pasien PJK yang
akan berguna dalam mempengaruhi terjadinya perubahan keyakinan maladaptif
pasien terhadap PJK. Oleh karena itu, peneliti menganggap hal ini sebagai sesuatu
yang menarik sehingga penelitian eksperimental ini diperlukan untuk melihat
apakah videotape berisi informasi mengenai PJK dapat digunakan sebagai upaya
untuk mengubah keyakinan maladaptif pasien PJK menjadi lebih adaptif.
1.2Identifikasi Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pemberian informasi
mengenai PJK melalui videotape berpengaruh terhadap keyakinan maladaptif pasien PJK.
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
pengaruh pemberian informasi tentang PJK melalui videotape terhadap keyakinan
7
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran keyakinan
maladaptif pasien PJK pada kondisi pretest dan posttest untuk melihat adanya pengaruh dari pemberian informasi mengenai PJK yang disajikan melalui
videotape.
1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis
Adapun secara teoretis kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Menambah wawasan teoretik mengenai pengaruh pemberian informasi
terhadap keyakinan maladaptif pasien PJK.
2) Melengkapi ilmu pengetahuan dalam psikologi khususnya psikologi kesehatan
mengenai pengaruh pemberian informasi terhadap keyakinan maladaptif
pasien PJK.
3) Memberikan bahan pertimbangan bagi peneliti lain bila akan meneliti hal-hal
yang berhubungan dengan pengaruh pemberian informasi terhadap keyakinan
maladaptif pasien PJK.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dan diterapkan secara
praktis khususnya oleh pasien dan pihak yang bersinggungan dengan PJK. Berikut
8
1) Memberikan informasi kepada dokter mengenai keyakinan maladaptif pasien
PJK terhadap penyakitnya sehingga dokter dapat lebih memberikan penjelasan
yang menyeluruh kepada pasien yang didiagnosa mengidap PJK sehingga
pasien tidak lagi memiliki keyakinan maladaptif.
2) Memberikan informasi kepada perawat mengenai keyakinan maladaptif pasien
PJK terhadap penyakitnya sehingga perawat dapat lebih berempati kepada
pasien.
3) Memberikan informasi kepada keluarga pasien mengenai keyakinan
maladaptif pasien PJK terhadap penyakitnya sehingga keluarga dapat
memberikan dukungan yang sesuai kepada pasien dalam menjalani kehidupan
dengan penyakitnya.
4) Menghasilkan sebuah perangkat media audio visual (videotape) yang
terstandarisasi menyangkut keyakinan maladaptif terhadap PJK.
1.5Kerangka Pemikiran
Pandangan terhadap kesehatan menjadi bagian dari diri pasien PJK.
Pandangan ini dibentuk oleh pengalaman tentang PJK sebelumnya, baik yang
dialami oleh diri sendiri maupun yang dialami oleh orang lain, serta pemahaman
pasien terhadap pengetahuan medis. Hal ini menjadi dasar keyakinan pasien
mengenai kesehatan dan penyakitnya (Radley, 1994, dalam Morrison & Bennet,
2006). Pasien PJK juga tidak terlepas dari pengaruh bodily signs dan symptom of
9
Banyak stimulus termasuk informasi bersaing untuk mendapatkan atensi
atau perhatian dari pasien untuk selanjutnya dipersepsikan, salah satunya
informasi yang berkaitan dengan PJK. Persepsi terhadap PJK lalu terlibat dalam
proses kognisi yang menghasilkan illness representations (IRs). IRs merupakan
konsep mengenai PJK yang terorganisasi dalam diri pasien yang diperoleh melalui
informasi dari media (media cetak, media elektronik, dll), pengalaman pribadi,
dan melalui keluarga dan teman. Pasien secara aktif memproses informasi yang
diterima dan IRs sebagai pola pikir yang berada dalam memori pasien bersama
dengan pengalaman terhadap PJK sebelumnya, membuat persepsi terhadap PJK
dipasangkan dengan prototype yang dipertahankan pasien.
Prototype ini terdiri dari identity (gejala-gejala yang ditunjukkan pasien sebagai bagian dari PJK); timeline (misalnya PJK akan berakhir dalam waktu yang lama atau bahkan tidak akan pernah berakhir); cause (misalnya PJK yang dialami disebabkan oleh stres); consequences (misalnya PJK yang dialami berada
dalam kondisi yang serius); dan cure-control (misalnya treatment yang diperoleh
akan efektif untuk memulihkan PJK yang diderita).
Isi dan pengorganisasian IRs dapat berbeda-beda untuk setiap pasien PJK
dan berasal dari IRs inilah keyakinan terhadap PJK terbentuk. Keyakinan terhadap
PJK berpotensi untuk maladaptif maupun adaptif, bergantung pada informasi yang
diperoleh pasien. Keyakinan maladaptif terhadap PJK dibentuk oleh informasi
yang bukan berasal dari sumber yang tepat, seperti kardiolog, dan bukan
merupakan informasi yang positif, seperti lebih menekankan kaitan penyakit
10
Bennet, 2006). Keyakinan maladaptif ini terbagi menjadi tiga aspek yaitu
keyakinan terhadap PJK secara umum, keyakinan terhadap serangan jantung, dan
keyakinan terhadap angina (Furze, 2005). Pasien PJK yang memiliki keyakinan maladaptif menjadi lebih cemas dan memiliki keterbatasan dalam aktivitas fisik
(Furze et al, 2005). Padahal, keyakinan yang diperlukan oleh pasien adalah
keyakinan adaptif yang mampu menurunkan kecemasan pasien serta mampu
mengembalikan fungsi fisik pasien (Furze et al, 2008).
Keyakinan terhadap PJK baik yang maladaptif maupun adaptif
dipengaruhi oleh faktor bodily signs, attentional states, individual differences, dan
lifespan influences (Morrison & Bennet, 2006). Bodily signs adalah sensasi fisik yang secara subjektif dapat dideteksi dan diidentifikasi sebagai gejala PJK atau
bukan, misalnya pasien mengeluhkan adanya nyeri dada, tidak enak
badan/pegal-pegal, atapun sulit tidur sebagai akibat dari PJK yang dialaminya. Attentional states merupakan keadaan di mana pasien memberikan atensinya kepada keadaan internal dan eksternal, terutama yang berkaitan dengan PJK, misalnya setelah
mendapat diagnosis PJK dari dokter, pasien memandang kesehatannya berada
dalam kondisi yang kurang baik bila dibandingkan daripada sebelum
mendapatkan diagnosis PJK.
Individual differences yang berpengaruh terhadap keyakinan maladaptif pasien adalah jenis kelamin, terutama dalam batas penerimaan stimulus sebagai
bodily signs, pendidikan, pekerjaan, dan keadaan emosi (marah/sedih/cemas/lesu) di mana pasien dengan keadaan emosi positif terlihat lebih sehat dan
11
negatif menunjukkan lebih banyak gejala dan pesimis terhadap kemampuan
mereka menghadapi PJK. Lifespan influences berkaitan dengan perbedaan usia yang berhubungan dengan banyaknya pengalaman serta kesadaran terhadap fungsi
jantung, termasuk pengalaman serangan jantung. Selain berkaitan dengan usia
pasien, rentang waktu atau lamanya pasien mendapatkan diagnosis PJK pun
menjadi bagian dari lifespan influences (Morrison & Bennet, 2006).
Keyakinan maladaptif terhadap PJK ini dapat diubah oleh informasi, salah
satunya melalui manipulasi pemberian dan penyediaan informasi (Morrison et al,
2005, dalam Morrison & Bennet, 2006). Informasi yang dapat mengubah
keyakinan maladaptif menjadi lebih adaptif adalah informasi menyeluruh yang
tidak hanya meliputi fisik, tetapi juga disertai dengan dukungan sisi psikologis.
Hal tersebut menjadi sangat penting karena memberikan informasi yang
menyeluruh mengenai PJK akan mendukung terjadinya perubahan keyakinan
maladaptif pada pasien (Morrison & Bennet, 2006).
Informasi yang menyeluruh adalah mengenai pandangan keliru atau
mitos-mitos PJK dengan disertai penjelasan berupa kenyataan sebenarnya yang akan
meluruskan mitos-mitos mengenai PJK sebagai upaya pembenarannya.
Mitos-mitos mengenai PJK sering pasien anggap sebagai fakta, oleh karenanya perlu
dipaparkan kenyataan dari mitos-mitos tersebut agar tidak ada lagi keyakinan
yang maladaptif terhadap PJK. Sebagaimana keyakinan maladaptif yang terbagi
ke dalam tiga aspek, maka informasi yang diberikan untuk meluruskan pandangan
yang keliru ini pun dibagi menjadi tiga bagian, bagian pertama yaitu untuk
12
yang sebaiknya tidak merasa terlalu gembira ataupun sedih, seseorang mendapat
PJK karena mereka selalu khawatir dalam hidupnya, istirahat adalah obat terbaik
untuk masalah gangguan jantung, stres adalah satu-satunya penyebab utama dari
PJK, berargumentasi berbahaya bagi pasien PJK, olah raga dapat melemahkan
otot jantung, PJK bukan disebabkan oleh gaya hidup, masalah jantung menjadi
tanda bahwa jantung sudah aus, pasien PJK seharusnya memiliki kehidupan yang
mudah, berbagai bentuk kegembiraan dapat memperparah kondisi pasien PJK,
jantung seperti baterai yang apabila digunakan lebih sering akan semakin cepat
menghabiskan energi, dan pasien PJK harus selalu menghindari stres (Furze,
2005).
Bagian kedua, informasi yang diberikan untuk meluruskan keyakinan
maladaptif terhadap serangan jantung adalah mengenai olahraga sebagai hal yang
membahayakan bagi seseorang yang pernah mendapat serangan jantung, pasien
yang pernah mendapatkan serangan jantung harus dilindungi dari stres, setelah
mendapat serangan jantung terkadang kehidupan dapat menjadi lebih buruk dari
sebelumnya, serangan jantung dapat membuat area dinding jantung menjadi
lemah dan mudah menjadi hancur, dan akan mudah mengalami serangan jantung
kembali apabila sebelumnya pernah terkena serangan jantung (Furze, 2005).
Sedangkan untuk bagian ketiga, yaitu informasi untuk meluruskan
keyakinan maladaptif terhadap angina antara lain penjelasan mengenai angina merupakan salah satu serangan jantung ringan, berbagai bentuk dari kegembiraan
13
kerusakan yang permanen pada jantung, dan pasien PJK dengan angina harus menghindari kehidupan yang aktif (Furze, 2005).
Pasien yang memperoleh informasi menyeluruh dapat menemukan
persepsi baru dan mengubah persepsi sebelumnya yang selanjutnya akan
mengarahkan pasien pada keyakinan yang lebih adaptif. Pemberian infomasi yang
menyeluruh kepada pasien akan menimbulkan perubahan pada keyakinan
(McGuire, 1985, dalam Morrison & Bennet, 2006). Pemberian informasi
mengenai kenyataan dari mitos-mitos tersebut akan membawa pasien pada
penurunan keyakinan maladaptif karena informasi yang dibuat merujuk pada
referensi dari sumber yang tepat. Setelah diberikan informasi yang menyeluruh
maka keyakinan yang semula maladaptif akan menurun bahkan menghilang.
Perubahan yang terjadi merupakan akibat dari adanya perlakuan yang diberikan,
dengan kata lain dapat disebutkan bahwa pemberian informasi yang menyeluruh
mengenai PJK berpengaruh terhadap perubahan keyakinan pasien PJK yang
semula maladaptif menjadi lebih adaptif.
Pemilihan media dalam pemberian informasi memiliki peranan yang sangat
penting. Penggunaan videotape dipilih sebagai media penyampaian informasi karena memiliki berbagai keunggulan dibanding media lainnya. Videotape memiliki perpaduan yang saling mendukung antara gambar dan suara yang
mampu menggugah perasan dan pemikiran pasien, serta lebih meresapkan
informasi yang disampaikan. Kemunculan gambar yang bersifat ekspresif dan
konkrit yang dapat dilihat, didengar, diamati, dan direfleksikan oleh pasien
14
diungkapkan pun dibuat terintegrasi melalui rangkaian yang diatur sedemikian
rupa sehingga pasien dapat terus berpikir dari rangkaian satu ke rangkaian
berikutnya dari awal hingga akhir (Rinanto, 1982).
Paparan yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan dalam skema
15
1.6Asumsi
Berdasarkan kerangka pikir, berikut ini dirumuskan beberapa asumsi, yaitu
sebagai berikut:
1) Pasien PJK memiliki keyakinan maladaptif yang berbeda-beda.
2) Persepsi dan gambaran kognitif (IRs) membentuk keyakinan maladaptif
pasien PJK terhadap penyakitnya.
3) Pandangan terhadap penyakit yang terbentuk oleh pengalaman dan
pemahaman pasien menjadi dasar keyakinan terhadap PJK.
4) Stimulus berupa informasi mengenai PJK bersaing untuk mendapatkan
atensi pasien untuk selanjutnya dipersepsikan oleh pasien PJK.
5) Persepsi terhadap PJK terlibat dalam proses kognisi yang menghasilkan
illness representations (IRs) sebagai konsep yang terorganisir mengenai PJK.
6) IRs sebagai pola pikir pasien menentukan keyakinan yang terbentuk apakah
adaptif atau maladaptif.
1.7Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian statistik dan pengolahan data yang telah dilakukan, serta pembahasan hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian informasi mengenai PJK terhadap perubahan keyakinan maladaptif pasien PJK diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberian informasi mengenai PJK yang bersumber dari the myth and the truth (Furze, 2005) menghasilkan perubahan terhadap keyakinan maladaptif ke arah yang lebih adaptif.
2. Terdapat 15 orang pasien (88,24%) yang mengalami penurunan skor keyakinan maladaptif pada kondisi pretest dan posttest, dan terdapat 2 orang pasien (11,76%) yang mengalami kenaikan skor keyakinan maladaptif pada kondisi pretest dan posttest.
3. Informasi mengenai PJK secara umum menghasilkan penurunan mean yang paling besar terhadap aspek keyakinan maladaptif yaitu sebesar 5,11.
67
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibuat sebelumnya, peneliti mengajukan saran berikut:
5.2.1 Saran Teoretis
Adapun secara teoretis saran penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bila akan meneliti hal-hal yang berhubungan dengan keyakinan maladaptif pasien PJK maupun pengaruh pemberian informasi terhadap keyakinan maladaptif pasien PJK.
2) Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bila akan melakukan penelitian yang membedakan pengaruh informasi terhadap keyakinan maladaptif bila disertai dengan penjelasan langsung dari ahli atau bukan hanya penjelasan dari videotape saja.
3) Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bila akan melakukan penelitian antara penurunan keyakinan maladaptif dengan perubahan fungsi fisik pasien PJK.
68
5.2.2 Saran Praktis
Berikut ini akan dipaparkan saran praktis dari hasil penelitian yang dapat diaplikasikan dan diterapkan secara praktis bagi pihak yang bersinggungan dengan PJK, yaitu sebagai berikut:
1) Untuk 2 orang pasien yang mengalami perubahan keyakinan ke arah yang lebih maladaptif setelah diberikan informasi, dapat diberikan penjelasan tambahan mengenai PJK sesuai dengan informasi yang disampaikan dalam videotape. Hal ini dimaksudkan agar keyakinan maladaptif pasien berubah ke arah yang lebih adaptif.
2) Dokter yang memiliki pasien pasien PJK dapat menggunakan videotape yang digunakan dalam penelitian ini disertai penjelasan yang menyeluruh sesuai dengan fakta dan kenyataan PJK sebenarnya kepada pasien yang didiagnosa PJK untuk menurunkan ataupun menghilangkan keyakinan maladaptif yang dimiliki pasien PJK.
3) Perawat yang memiliki pasien pasien PJK dapat memanfaatkan videotape yang digunakan dalam penelitian ini disertai dukungan dan empati yang sesuai kepada pasien yang didiagnosa PJK untuk menurunkan ataupun menghilangkan keyakinan maladaptif yang dimiliki pasien PJK.
69
70
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Ronald H. 1994. Pemilihan dan Pengembangan media Video
Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Pers.
Christensen, Larry B. 2009. Experimental Methodology. Boston: Allyn & Bacon.
Fridenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing, Design, Analysis, and Use. Boston: Allyn & Bacon.
Furze G. 2007. Cardiac misconceptions – a problem in need of treatment? Research Fellow, British Heart Foundation Care & Education Research Group, Department of Health Sciences, University of York.
Furze G., Roebuck A., Bull P., Lewin R.J.P., & Thompson D.R. 2002. A comparison of the illness beliefs of people with angina and their peers: a questionnaire study. BMC Cardiovasc Disord. 2002:2.
Furze G., Lewin R.J.P., Murberg T., Bull P., & Thompson D.R. 2005. Does it matter what patients think? The relationship between changes in patiens’ beliefs about angina and their psychological and functional status. Journal of Psychosomatic Research 59, 323-329.
Guilford, J.P. 1979. Psychometric Methods. McGraw-Hill Publishing Company Limited.
Guillemin F., Bombardier C., & Beaton D. 1993. Cross-cultural adaptation of Health-related Quality of Life Measure: Literature review and proposed guidelines. Journal of Clinical Epidemiology 46(12), 1417-1432.
71
Lin, Y.-P., Furze G., Spilsbury K., & Lewin R.J.P. 2008. Cardiac misconception: comparison among nurses, nursing students and people with heart disease in Taiwan. Journal of Advanced Nursing. 251-260.
Morrison V., Bennet P. 2006. An Introduction to Health Psychhology. Essex: Pearson Education Limited.
Rinanto, Andre. 1982. Peranan Media Audio Visual dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
Santrock, John W. 2006. Life Span Development, Tenth Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Taylor, Shelley E. 1991. Health Psychology. New York: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Taylor, Shelley E. 2006. Health Psychology. New York: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Trihendradi, Cornelius. 2009. Step by Step SPSS 16: Analisis Data Statistik.
72
DAFTAR RUJUKAN
Anna. (inaheart@indosat.net.id). 9 Agustus 2010. PJK dan Kardiolog. Email kepada Iffa Rosalinna (iffarosalinna@yahoo.com).
http://forum.detik.com, diakses pada tanggal 23 November 2009.
www.kompas.com, Kompas, Minggu 12 November 2006, diakses pada tanggal 23