• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Minanul Aziz

0909471

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(2)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2014

Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri

Melalui Pendekatan Kontekstual Berbantuan

Multimedia Pembelajaran Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Oleh

Minanul Aziz

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Minanul Aziz 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

KOGNITIF SISWA

SKRIPSI

oleh :

MINANUL AZIZ

NIM 0909471

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Munir, M.IT. NIP. 196603252001121001

Pembimbing II,

(4)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

(5)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

KOGNITIF SISWA

Minanul Aziz NIM. 0909471

Pembimbing I : Munir, Prof. Dr. MIT. Pembimbing II : Dedi Rohendi, Dr. MT.

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer, FPMIPA-UPI

ABSTRAK

Berdasarkan undang-undang tentang sistem pendidikan nasional, telah disadari sepenuhnya penerimaan pengakuan bahwa saat ini sudah bukan masanya lagi mengandalkan pendekatan konvensional saja dalam menyelenggarakan suatu sistem pembelajaran. Telah dilakukan penelitian mengenai implementasi model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran untuk menguji seberapa jauh peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XI di Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung, dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Pada kelompok eksperimen diterapkan model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran sedangkan pada kelompok kontrol diterapkan pembelajaran konvensional yang biasa digunakan di sekolah tersebut. Dari perbandingan rata-rata gain antara siswa kelas eksperimen sebesar 13,23 serta nilai <g> sebesar 0,33 pada klasifikasi sedang dan rata-rata gain kelas kontrol sebesar 4,71 dan nilai <g> sebesar 0,10 pada klasifikasi rendah, kemudian dilakukan pengujian perbedaan dua rata-rata serta pengujian hipotesis satu pihak dengan signifikansi 5% didapat hasil thitung 6,8 > ttabel 2,00 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Respon siswa terhadap model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan kontekstual berbantuan multimedia mendapatkan nilai rata-rata 3,78 dengan skor 75,78 yang menunjukkan hasil yang positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran di sekolah.

(6)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

(7)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTATION INQUIRY LEARNING MODEL AIDED CONTEXTUAL APPROACH THROUGH MULTIMEDIA LEARNING TO

IMPROVE STUDENT COGNITIVE LEARNING OUTCOMES

Minanul Aziz NIM. 0909471

1st Promotor : Prof. Dr. H. Munir, MIT 2nd Promotor : Dr. Dedi Rohendi, MT

Computer Science Education Program, FPMIPA UPI

Abstract

Under the law on the national education system, has been fully realized acceptance acknowledgment that the current era is no longer relying on the conventional approach in implementing a learning system. Has conducted research on the implementation of inquiry learning model with contextual approach of multimedia assisted learning to test how far the increase in cognitive achievement of students on the subjects of Information Technology and Communication. The research was conducted on the students of class XI Public High School 13 Bandung, the research design Nonequivalent Control Group Design. In the experimental group applied model of inquiry learning with multimedia-assisted approach to contextual learning is applied while the control group used the conventional learning at the school. From the comparison of the average student gains between the experimental class at 13.23 and <g> value of 0.33 on the classification of moderate and average gain of 4.71 and a control class <g> value of 0.10 on the classification of low, then testing the difference of two on average and hypothesis testing of the party with the 5% significance results obtained tcount 6.8> 2.00 ttable so it can be concluded that there are significant differences in improvement of cognitive learning outcomes experimental class students who use inquiry learning model approach contextual control class that uses a conventional learning models. Students' response to inquiry learning model with multimedia-assisted contextual approach to obtain an average value of 3.78 with a score of 75.78 which indicates a positive result. It can be concluded that the model of inquiry learning through contextual approach can be used as an alternative to learning in school.

(8)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Batasan Masalah ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Manfaat Penelitian ... 10

1.6 Definisi Operasional ... 10

1.7 Hipotesis Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 12

2.2 Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 17

2.3 Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan ... 18

2.4 Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 20

2.5 Teknologi Informasi dan Komunikasi Berbasis Komputer ... 23

2.6 Pembelajaran Berbantuan Komputer ... 28

2.7 Pengertian Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran ... 34

(9)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.8.1 Konsep Dasar Pembelajaran Inkuiri ... 36

2.8.2 Prinsip-prinsip penggunaan Pembelajaran Inkuiri ... 36

2.8.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri ... 37

2.8.4 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri ... 41

2.9 Pendekatan Kontekstual ... 42

2.9.1 Konsep Dasar Pendekatan Kontekstual... 42

2.9.2 Karakteristik Pendekatan Kontekstual ... 43

2.9.3 Asas-asas Pembelajaran Kontekstual ... 43

2.10 Model Pembelajaran Inkuiri dengan Pendekatan Kontekstual Berbantuan Multimedia Pembelajaran ... 47

2.11 Multimedia Pembelajaran ... 49

2.5.1 Pengertian Multimedia Pembelajaran ... 49

2.5.2 Mekanisme Pemilihan Multimedia Pembelajaran ... 50

2.5.3 Konsep dan Karakteristik Multimedia Pembelajaran ... 50

2.5.4 Multimedia dalam Proses Pembelajaran ... 52

2.12 Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 53

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran... 56

3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 58

3.3 Populasi dan Sampel ... 59

3.4 Perangkat Pembelajaran ... 59

3.5 Instrumen Penelitian ... 60

3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 61

3.7 Uji Coba Instrumen ... 63

3.7.1. Validitas ... 64

3.7.2. Reliabilitas ... 64

(10)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7.4. Daya Pembeda ... 65

3.8 Hasil Uji Coba Instrumen ... 66

3.8.1. Analisis Uji Validitas ... 67

3.8.2. Analisis Uji Reliabilitas ... 68

3.8.3. Analisis Indeks Kesukaran ... 68

3.8.4. Analisis Daya Pembeda ... 69

3.9 Analisis Data ... 70

3.9.1. Uji Normalitas Distribusi ... 70

3.9.2. Uji Homogenitas ... 72

3.9.3. Uji Perbedaan Dua Rerata ... 72

3.9.4. Analisis Indeks Gain... 73

3.9.5. Angket ... 74

3.9.6. Lembar Observasi ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran Sebagai Alat Bantu pada Model Pembelajaran Inkuiri melalui Pendekatan Kontekstual ... 76

4.2 Pelaksanaan Penelitian ... 88

4.3 Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 89

4.3.1 Analisis Data Nilai Pretes dan Postes ... 89

4.3.2 Analisis Indeks Gain ... 98

4.4 Sikap Siswa terhadap Model Pembelajaran Inkuiri melalui Pendekatan Kontekstual Berbantuan Multimedia Pembelajaran ... 99

4.5 Pembahasan ... 101

4.5.1 Pelaksanaan Pembelajaran ... 101

(11)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.5.3 Sikap Siswa terhadap Model Pmebelajaran Inkuiri melalui

Pendekatan Kontekstual Berbantuan Multimedia

Pembelajaran ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 116

5.2 Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ...

(12)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini mengalami

perkembangan yang sangat pesat dan juga diterapkan dalam berbagai bidang

kegiatan. Robertson (dalam Isjoni, 2008:76) mengatakan teknologi informasi dan

komunikasi digunakan dalam hampir semua aspek kehidupan dan pengaruhnya

diperkirakan akan membawa dampak yang lebih besar terhadap dunia yang akan

datang, memberikan kecepatan dalam memperoleh dan mengolah informasi,

sehingga mampu membantu menetapkan keputusan yang lebih cepat dan tepat.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat, sejak

lama telah dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Seperti penemuan mesin cetak,

video, film, televisi, radio, komputer telah dimanfaatkan dalam proses pendidikan

(Darmawan, 2012:50). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga

dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan,

meskipun pada hakikatnya tidak diciptakan khusus untuk keperluan pendidikan.

Dalam Undang–Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan undang-undang

di atas, menurut Darmawan (2012:52) telah disadari penerimaan pengakuan

bahwa saat ini sudah bukan masanya lagi mengandalkan pendekatan konvensional

saja dalam menyelenggarakan suatu sistem pembelajaran. Bagaimanapun juga

transformasi pembelajaran dengan mendayagunakan kemajuan teknologi

(13)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun, hal yang paling utama dari pemanfaatan teknologi pendidikan

adalah proses belajar mengajarnya itu sendiri, di samping alat-alat yang dapat

membantu proses belajar mengajar itu. Suatu proses belajar mengajar di sekolah

memerlukan hubungan manusia dengan manusia dan sentuhan guru dengan

siswanya. Dalam kenyataannya, tidak semua guru memiliki penguasaan teknologi

informasi dan komunikasi, termasuk pemanfaatannya dalam pembelajaran. Perlu

ada penekanan kepada para guru agar memilki kemampuan menggunakan

teknologi dalam pembelajaran (Darmawan, 2012:57).

Gagne (dalam Komalasari, 2011:2) mendefinisikan belajar sebagai suatu

proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia

seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan

kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja). Keberhasilan

tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang terjadi di sekolah.

Hal ini dapat ditunjukkan salah satunya dari hasil belajar yang diperoleh siswa.

Belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat

dipisahkan. Proses belajar dan pembelajaran memerlukan masukan dasar (raw

input) yang merupakan bahan pengalaman belajar dalam proses belajar-mengajar

(learning teaching process) dengan harapan berubah menjadi keluaran (output)

dengan kompetensi tertentu.

Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu

dilakukan pembagian jenis mata pelajaran di sekolah dengan baik mengingat

banyaknya bidang kajian ilmu yang ada. Berdasarkan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar (2006:211) menyatakan bahwa:

(14)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat diambil kesimpulan dari pernyataan di atas bahwa mempelajari

teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu hal yang penting. Maka

yang harus diperhatikan dari proses belajar adalah hasil belajar itu sendiri sebagai

indikator berhasil tidaknya pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan pengalaman penulis selama menjalani Program Pengalaman

Lapangan (PPL) di sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri di Bandung, realita

proses belajar mengajar mata pelajaran masih berpusat pada guru, sehingga

kemampuan pemahaman siswa terhadap suatu materi tidak berkembang, hanya

sebatas menerima pelajaran tanpa mampu memahami apa yang telah dipelajari.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Imanuddin (2013:2) di sebuah

sekolah menengah di Cirebon menunjukkan hasil belajar rata-rata siswa masih di

bawah standar kelulusan pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.

Sebagai sampel melihat hasil dalam Ujian Akhir Semester Ganjil hanya 4 siswa

yang lulus dari 35 siswa pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70.

Juga berdasarkan hasil wawancara oleh Vaika (2012:4) terhadap seorang guru

SMA Negeri di Sumatera Selatan, didapatkan fakta bahwa hasil belajar terutama

pada ranah kognitif sangatlah rendah yaitu hanya berkisar 30% dari seluruh siswa

di kelas yang memiliki nilai mencapai KKM. Hal ini disebabkan diantaranya

karena guru di sekolah tersebut masih menggunakan metode pembelajaran

praktikum dengan ceramah dalam pembelajaran TIK di sekolah.

Bloom (dalam Sanjaya, 2008:22) mengungkapkan tiga tujuan pengajaran

yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil

belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar yang dicapai siswa

dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu : faktor dari dalam diri siswa, meliputi

kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan

kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis serta faktor

yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas

(15)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kualitas pengajaran seorang guru di sekolah sangat mempengaruhi hasil

belajar siswa. Kekeliruan yang dilakukan oleh guru antara lain adalah guru tidak

berusaha untuk mengetahui kemampuan awal siswa, serta guru tidak pernah

mengajak berpikir siswa. Mengajar bukan hanya menyampaikan materi pelajaran,

tetapi melatih kemampuan siswa untuk berpikir, menggunakan struktur

kognitifnya secara penuh dan terarah (Sanjaya, 2006:93). Pada kenyataannya di

lapangan, masih banyak guru yang memakai model pembelajaran konvensional

dalam proses pembelajaran terhadap siswanya, sehingga diperlukan suatu

perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang selama ini masih banyak

dilakukan di sekolah-sekolah dengan maksud agar hasil belajar siswa juga bisa

meningkat.

Pada dasarnya model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang

tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan

kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan

suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran (Komalasari, 2011:57).

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam

merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran

yang ada saat ini sudah sangat bervariasi, seperti model pembelajaran kooperatif,

model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran konstruktivisme, model

pembelajaran inkuiri, dan lain-lain.

Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran berdasarkan

pendekatan konstruksivisme yang merupakan salah satu pandangan tentang proses

pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses memperoleh pengetahuan

diawali dengan terjadinya konflik kognitif, yang hanya dapat diatasi melalui

(16)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalamannya dari hasil interaktif

dengan lingkungannya.

Model pembelajaran inkuiri ini dalam pelaksanaannya melalui beberapa

tahap pembelajaran. Terdiri dari enam tahap yaitu orientasi, merumuskan

masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan

merumuskan kesimpulan.

Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan belajar yang melibatkan seluruh

kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,

analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh

percaya diri. Guru hanya sebagai fasilitator, guru mengharapkan siswa dapat

menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan.

Beberapa jurnal penelitian yang relevan terkait dengan model pembelajaran

inkuiri adalah sebagai berikut :

 Panasan, M dan Nuangchalerm P (2010) menunjukkan pada penelitiannya bahwa perencanaan untuk pelaksanaan aktivitas

pembelajaran berbasis inkuiri dalam pembelajaran sains memiliki

efisiensi yang meningkat sebesar 87,58/78,64. Sehingga keduanya

menarik kesimpulan bahwa “The plans for organization of inquiry-based

learning activities were appropriately efficient and effective”.

 Hanaueur, D, dkk (2006) menyimpulkan dalam penelitiannya tentang

belajar dengan pembelajaran inkuiri bahwa “Working in research laboratories to generate new scientific information can give high school

students a taste of real scientific investigation”. Kesimpulannya adalah

bahwa dengan pembelajaran inkuiri, siswa dapat merasakan sebuah

pembelajaran yang nyata dan mendapatkan pengetahuan yang baru.

De Jong, T (2006) menyatakan bahwa “Computer simulations enhance

inquiry based learning in which students actively discover

(17)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komputer meningkatkan pembelajaran berbasis inkuiri di mana siswa

aktif menemukan informasi dengan memungkinkan penemuan ilmiah

dalam pengaturan yang realistis.

 Pratomo (2012) menunjukkan pada penelitiannya bahwa kemampuan siswa SMP pada mata pelajaran IPA meningkat setelah diberikan model

pembelajaran Inkuiri.

 Yuliana (2013) mendapat kesimpulan bahwa model pembelajaran inkuiri menggunakan media gambar mempunyai pengaruh positif terhadap sikap

ilmiah, hal ini dapat diketahui dari adanya peningkatan sikap ilmiah

berdasarkan pretest dan postest, hasil observasi keterlaksanaan

pembelajaran oleh guru dan hasil observasi sikap ilmiah siswa, dan hasil

analisis regresi sikap ilmiah yang dimiliki siswa terhadap prestasi

belajarnya.

Penelitian ini juga memakai pendekatan pembelajaran untuk menunjang

model pembelajaran yang dipakai, yaitu pendekatan kontekstual. Komalasari

(2011:54) mengelompokkan pendekatan pembelajaran menjadi dua pendekatan,

yaitu pendekatan kontekstual dan konvensional. Pendekatan kontekstual

menempatkan siswa dalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan

awal siswa dengan materi yang sedang dipelajrai dan sekaligus memperhatikan

faktor kebutuhan individual siswa dan peran guru. Prinsip pembelajaran

kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya

menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.

Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual, yaitu modelling (pemusatan

perhatian, motivasi, pengarahan, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing,

menuntun, mengarahkan, mengembangkan), learning community (seluruh siswa

partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, mencoba, mengerjakan),

inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan),

(18)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

reflection (review, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian

selama pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktivitas siswa).

Dalam sebuah penelitian terkait pendekatan kontekstual yang mampu

meningkatkan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :

 Puspitasari (2008) mendapat kesimpulan bahwa Temuan I menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas belajar pada setiap pertemuan secara

bertahap yaitu 10, 47, 52 dan 89% (siklus 1) serta 100% (siklus 2) pada

sebuah Madrasah Aliyah di Palu.

 Sudarisman (2003) menunjukkan terjadi peningkatan pembelajaran siswa pada mata pelajaran Biologi dengan pengimplementasian pendekatan

kontekstual di sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri di Karanganyar.

 Gita, N (2007) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar matematika dengan implementasi pendekatan Nilai rata-rata prestasi belajar

siswa pada skala sebelas pada akhir siklus I adalah 6,29 dan pada akhir

siklus II reratanya 7,45. Jadi terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I

ke siklus II.

Dalam proses belajar mengajar, guru diminta untuk membuat siswa tidak

bosan dalam mengikuti pembelajaran. Pemakaian media-media tertentu akan

sangat membantu dalam pencapaian hal tersebut. Media juga dapat membantu

kerja guru dalam proses penyampaian materi kepada siswa. Menurut Jacobs dan

Shade (Munir, 2008:189) daya ingat orang yang hanya membaca saja memberikan

persentase terendah, yaitu 1%. Daya ingat ini dapat ditingkatkan hingga 25%-30%

dengan bantuan media lain, seperti televisi. Daya ingat makin meningkat dengan

penggunaan media 3 dimensi seperti multimedia, hingga 60%. Ditemukan pula,

bahwa multimedia memiliki kemampuan menampilkan konsep 3D (tiga dimensi)

secara efisien dan efektif dengan kurikulum pembelajaran yang dirancang secara

(19)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun jurnal penelitian yang relevan dalam hal pemakaian multimedia

adalah sebagai berikut :

 Kerr, A (2000) yang menyatakan bahwa “New media/multimedia may provide a new means to preserve the diversity of cultural identities in an

increasingly global media environment”. Media baru/multimedia dapat

memberikan cara baru untuk melestarikan keragaman identitas budaya

dalam lingkungan media yang semakin global.

 Roccetti, M, dkk (2001) menyatakan “Contrariwise, new-generation distance learning software tools should be able to exploit adaptive

mechanisms, Web technologies, and networked multimedia and

simulation in order to drive each different student through his/her

personalized learning path”. Multimedia jaringan dapat digunakan agar

perbedaan jarak siswa tidak menghambat pembelajaran.

 Budhu, M (2001) mengindikasikan “that simulations can significantly enhance the presentation of some topics and improve learning and

retention”. Simulasi yang secara signifikan dapat meningkatkan

presentasi beberapa topik dan meningkatkan pembelajaran dan retensi.

Beberapa manfaat dari penggunaan media dalam proses belajar mengajar

adalah mengurangi verbalism guru dan memperbesar perhatian siswa dalam

proses belajar mengajar. Pemilihan media pembelajaran harus dipikirkan oleh

guru dalam proses pembelajaran di sekolah dengan tujuan siswa dapat mengikuti

proses pembelajaran dengan baik. Salah satu jenis media pembelajaran yang dapat

dipilih untuk berlangsungnya proses pembelajaran dengan baik agar siswa

memberikan perhatian terhadap proses pembelajaran adalah multimedia.

Berdasarkan seluruh hasil studi tersebut, penulis meyakini bahwa model

pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia

pembelajaran dapat pula digunakan untuk meningkatkan hasil belajar ranah

(20)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan pengetahuan mereka, bukan guru ataupun orang lain, yang

disertai dengan bantuan multimedia pembelajaran. Oleh karena itu, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Implementasi Model

Pembelajaran Inkuiri Melalui Pendekatan Kontekstual Berbantuan

Multimedia Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif

Siswa.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengembangan multimedia sebagai alat bantu model pembelajaran

inkuiri melalui pendekatan kontekstual?

2. Apakah hasil belajar kognitif siswa antara siswa yang belajar dengan model

pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia

pembelajaran lebih meningkat daripada siswa yang belajar dengan model

pembelajaran konvensional ?

3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran

inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran ?

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari agar masalah tidak terlalu luas dan menyimpang, maka

masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut:

1. Pengembangan multimedia sebagai alat bantu model pembelajaran inkuiri

melalui pendekatan kontekstual ditunjukkan dari adanya bantuan multimedia

dalam tiap tahap pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual di

kelas eksperimen. Proses pengembangan multimedia terdiri dari lima tahap,

yaitu tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan penilaian.

(21)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tutorial, yaitu proses pembelajaran dengan multimedia yang berisikan materi

pelajaran. Materi pelajaran yang dibuat yaitu tentang Microsoft Excel 2007.

2. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa diindikasikan oleh peningkatan

skor gain yang dinormalisasi dari nilai pretes terhadap nilai postes siswa kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri melalui

pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran.

3. Penelitian ini meneliti hasil belajar kognitif yang meliputi aspek

recall/ingatan (C1), aspek comphrehension/pemahaman (C2), dan

Application/penerapan (C3) disesuaikan dengan Standar Kompetensi (SK)

dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dibahas.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengembangan multimedia sebagai alat bantu pembelajaran

model pembelajaran Inkuiri melalui pendekatan kontekstual.

2. Apakah peningkatan hasil belajar kognitif siswa antara siswa yang belajar

dengan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual

berbantuan multimedia pembelajaran lebih baik daripada siswa yang belajar

dengan model pembelajaran konvensional.

3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran

inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia

pembelajaran.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yang

diantaranya adalah :

(22)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk siswa dalam mengikuti

proses belajar mengajar di sekolah, khususnya siswa yang mengalami kesulitan

dalam masalah belajar.

2. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan dalam memperluas

pengetahuan dan wawasan model mengajar alternatif dan upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan yang baik dan

berguna bagi sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran.

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian, rujukan, atau pembanding

bagi penelitian yang sedang atau akan dilakukan.

1.6 Definisi Operasional

Sesuai dengan judul penelitian, terdapat istilah-istilah yang perlu diberikan

penjelasan untuk menyamakan persepsi terhadap istilah-istilah yang ada dalam

penelitian ini. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang

berasas kontruksivisme yang memungkinkan siswa mengkonstruksi sendiri

pemikirannya. Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran inkuiri melalui

tahap-tahap pembelajaran yang terdiri dari enam tahap yaitu orientasi,

merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji

hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.

2. Pendekatan Kontekstual

Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat

(23)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya

dalam kehidupan nyata.

3. Mutimedia Pembelajaran

Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai gabungan berbagai

media yang dapat merangsang daya berpikir siswa dalam proses pembelajaran

yang dapat berupa audio, video, teks, animasi dan sebagainya. Pengembangan

multimedia didasarkan pada metode pengembangan multimedia yang

diadopsi dari Munir (2008:195), yang terdiri dari 5 tahapan, yaitu analisis,

desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi.

4. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Berdasarkan Taksonomi Bloom, hasil belajar kognitif mencakup enam

aspek yang terdiri dari Recall/Ingatan (C1), Comphrehension/Pemahaman

(C2), Application/Penerapan (C3), Analysis/Analisis (C4), Synthesis/Sintesis

(C5), Evaluation/Evaluasi (C6) (Sanjaya, 2008:126).

5. Sikap

Sikap adalah suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara

tertentu. Sikap berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur karena

menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam.

1.7 Hipotesis Penelitian

Setelah melakukan kajian teori, maka didapatkan hipotesis penelitian

sebagai berikut :

H1 Hasil belajar ranah kognitif setelah diterapkan model pembelajaran

Inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia

pembelajaran lebih meningkat daripada model pembelajaran

(24)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran

Adapun metode pengembangan multimedia pembelajaran seperti yang

dikemukakan Munir (2008:195) terdiri dari lima tahap sebagai berikut :

1. Tahap Analisis

Dalam pengembangan multimedia, pertama-tama yang penulis lakukan

adalah mengumpulkan berbagai informasi terkait pembuatan multimedia

seperti kurikulum yang digunakan dengan cara mewawancarai guru mata

pelajaran, mencakup tujuan pembelajaran, pokok materi, pokok bahasan,

dan subpokok bahasan, sarana, dan waktu yang dibutuhkan untuk

pembelajaran. Analisis kurikulum dilakukan untuk mengetahui tentang

kurikulum yang dipakai di sekolah tempat penelitian dilaksanakan, hal ini

berkaitan dengan mata pelajaran serta materi yang akan dimasukkan ke

dalam multimedia. Kemudian juga diperlukan analisis karakteristik siswa

untuk mengetahui tentang kebutuhan siswa. Hal ini menyangkut bagaimana

menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik.

2. Tahap Desain

Langkah selanjutnya yang dilakukan penulis dalam pengembangan

multimedia adalah mendesain unsur-unsur yang diperlukan dalam

pembuatan multimedia mulai dari perancangan yang meliputi pembuatan

data flow diagram (diagram alur data), carta alir (flowchart), papan cerita

(storyboard), tampilan, kesesuaian multimedia dengan materi dan

tahap-tahap model pembelajaran yang dipakai. Namun, tidak semua alur dalam

model pembelajaran terdapat dalam multimedia ini karena multimedia ini

(25)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data flow diagram adalah gambaran mengenai alur data dari program

yang akan dibuat, di dalamnya terdapat alur dari pengguna terhadap sistem

yang ada dalam program. Flowchart adalah penggambaran menyeluruh

mengenai alur program yang dinuat dengan simbol-simbol tertentu. Dengan

flowchart, alur program mulai dari awal sampai akhir dapat tergambarkan

secara utuh. Sedangkan Story board pada dasarnya merupakan

pengembangan dari flowchart. Flowchart hanya berisi garis besar isi pada

setiap alur dari awal sampai selesai, dan story board merupakan penjelasan

lebih lengkap dari setiap alur yang terdapat pada flowchart.

3. Tahap Pengembangan

Setelah melakukan analisis kebutuhan dan desain pembuatan

multimedia ditentukan, langkah berikutnya adalah pengembangan dari

papan cerita, carta alir, aturcara, yang telah dibuat. Di dalamnya terdapat

proses pembuatan antarmuka multimedia, penyediaan grafik, suara, video,

animasi dan pengintegrasian sistem. Hal lain yang dilakukan pada tahap ini

adalah pengintegrasian satu bagian sistem dengan lainnya seperti

memasukkan teks, suara, audio, video, grafik dan animasi yang akan

dituangkan ke dalam multimedia pembelajaran.

4. Tahap Implementasi

Setelah selesai, tahap berikutnya setelah tahap pengembangan adalah

pengimplementasian multimedia kepada beberapa siswa dan guru untuk

selanjutnya diujicoba. Setelah pengembangan software selesai, maka

penilaian terhadap unit-unit software multimedia. Penerapan multimedia

yang dilakukan untuk mengetahui hasil multimedia yang telah dibuat.

Diharapkan ada masukan-masukan dari siswa dan guru untuk perbaikan

multimedia selanjutnya. Sehingga nantinya multimedia tersebut dapat

digunakan sebagai alat bantu pembelajaran.

(26)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penerapan multimedia kepada beberapa siswa dan guru

selanjutnya penulis akan memperbaiki berdasarkan penilaian siswa dan guru

tersebut. Penilaian juga dilakukan kepada beberapa ahli multimedia untuk

mengetahui kelayakan dari multimedia yang telah dibuat. Selanjutnya

apabila ada hal-hal yang masih belum sesuai maka dilakukan revisi agar

multimedia tersebut dapat dinyatakan layak dan baik digunakan sebagai alat

bantu pembelajaran.

Berdasarkan tahapan-tahapan di atas, maka dapat digambarkan mengenai

hubungan dari masing-masing tahap ke dalam sebuah daur ulang hidup (life cycle)

menurut Munir (2008:196) sebagai berikut :

Gambar 3.1

Daur Ulang Hidup Pengembangan Multimedia

3.2 Metode dan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kuasi eksperimen atau

(27)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

murni. Kuasi ekperimen dimaksudkan untuk meneliti beberapa variabel yang

diperlukan saja. Penelitian ini dilakukan untuk memungkinkan pemberian

perlakuan dalam satu kelompok belajar yang sudah terbentuk.

Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control

group design. Pada desain ini pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak

dilakukan secara random. Penelitian ini dilakukan pada satu kelas eksperimen

yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri melalui

pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran dan kelas kontrol

yang diberi model pembelajaran konvensional. Sebelum dimulai pembelajaran,

masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan soal pretes terlebih

dulu untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Dan pada akhir pembelajaran,

masing-masing kelas diberi postes untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.

Berikut ini adalah desain penelitian non equivalent control group design

menurut Sugiyono (2012:116) :

O1 X O2

O1 O2

Gambar 3.2

Desain Penelitian Non Equivalent Control Group Design

Keterangan :

O1 = Pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol

X = Perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri melalui

pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran

O2 = Postes kelas eksperimen dan kelas kontrol

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 13

Bandung tahun pelajaran 2013/2014. Dikarenakan tidak mungkin untuk meneliti

(28)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Untuk

pengambilan sampel pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposif

sampling, yaitu teknik penentuan sampel didasarkan atas tujuan dan pertimbangan

tertentu (Arikunto, 2010:183). Untuk memenuhi hal tersebut, peneliti menanyakan

kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan.

3.4 Perangkat Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun untuk tiga pertemuan,

dimana masing-masing kelas, dimana untuk kelas kontrol tiga pertemuan

dengan model pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen tiga

pertemuan dengan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan

kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dibuat untuk dijadikan kerangka acuan untuk melakukan

kegiatan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran dan juga evaluasi

(29)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Soal Pretes dan Postes

Soal merupakan perangkat pembelajaran yang memberikan hasil akhir

berupa nilai siswa. Nilai ini sebagai representasi dari ketercapaian tujuan dan

target pembelajaran. Soal ini akan diberikan pada awal berupa soal pretes dan

pada akhir pembelajaran berupa soal postes. Masing-masing soal berbentuk

pilihan ganda yang berjumlah 30 soal.

c. Multimedia Pembelajaran

Dalam penelitian ini, multimedia pembelajaran dikembangkan sebagai

alat bantu pembelajaran pada kelas eksperimen saja yang berisi tahap-tahap

model pembelajaran. Adapun tahapan pengembangan multimedia telah

dijelaskan sebelumnya. Sedangkan untuk kelas kontrol dengan model

pembelajaran konvensional tanpa menggunakan alat bantu pembelajaran.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat evaluasi hendaknya dapat mengukur keberhasilan

dalam proses pembelajaran di sekolah. Instrumen penelitian adalah alat yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur nilai variabel yang akan diteliti

dengan cara dan aturan-aturan tertentu. Adapun instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari instrumen tes dan non tes. Adapun penjelasan mengenai

masing instrumen adalah sebagai berikut :

1. Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran pada

ranah kognitif siswa. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini

berbentuk tes soal pilihan ganda berjumlah 30 soal, dimana jumlah soal yang

ada mengacu pada hasil belajar ranah kognitif kemampuan ingatan (C1),

pemahaman (C2), dan aplikasi (C3) disesuaikan dengan indikator pembelajaran.

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes dalam penelitian ini memakai angket dan juga lembar

(30)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Angket

Angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi tentang hal-hal yang responden ketahui (Arikunto,

2010:194). Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap

pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan

kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran. Adapun model skala

sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap Likert yang

berisi pilihan jawaban dari setiap pernyataan yaitu sangat setuju (SS),

setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Angket dalam penelitian ini terdiri dari 22 pernyataan yang terdiri dari

11 pernyataan bersifat positif dan 11 pernyataan yang bersifat negatif.

Masing-masing pernyataan disusun berdasarkan indikator terhadap model

pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan

multimedia pembelajaran. Terdapat lima indikator yang terbagi pada

masing-masing pernyataan.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan lembar yang berisi daftar kegiatan

pembelajaran yang perlu diisi oleh seorang observer. Lembar observasi ini

dibuat untuk mengamati secara langsung keterlaksanaan kegiatan yang

dilakukan oleh guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui persentase keterlaksanaan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.

3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Adapun prosedur pelaksanaan penelitian yang dilakukan peneliti adalah

sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Membuat rancangan penelitian

(31)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Perizinan penelitian.

d. Menyiapkan RPP dan skenario pembelajaran.

e. Menyusun instrumen penelitian.

Penyusunan instrumen terdiri dari soal-soal yang akan digunakan

dalam penelitian, termasuk juga pembuatan multimedia pembelajaran

yang akan digunakan dalam proses penelitian di kelas.

f. Judgement

Judgement atau penilaian ini dilakukan untuk menguji kelayakan

instrumen penelitian. Judgment ini diajukan kepada dosen pendidikan

ilmu komputer sebanyak dua orang.

g. Melakukan uji coba instrumen

Hal ini diperlukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas, tingkat

kesukaran, serta daya pembeda instrumen yang dibuat.

h. Melakukan revisi atau perbaikan instrumen

Hal ini dilakukan jika dari uji coba instrumen ada kekurangan

berdasarkan hasil dari uji coba instrumen berupa validitas dan

reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembeda instrumen.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Memberikan perlakuan berupa pengimplementasian model

pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual kepada kelas

eksperimen.

c. Memberikan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah

pembelajaran.

d. Memberikan angket pada kelas eksperimen.

3. Tahap Analisis Data

(32)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Mengolah dan menganalisis data hasil nilai postes yang meliputi

analisis uji normalitas, homogenitas, uji dua rerata, dan indeks gain.

b. Menganalisis hasil penelitian.

4. Tahap Pembuatan Kesimpulan

a. Membuat kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis

penelitian yang telah dirumuskan

b. Membuat saran.

Berikut ini adalah gambar alur prosedur penelitian yang dilakukan berdasar

langkah-langkah di atas:

perbaikan Membuat rancangan

penelitian beserta proposal

Perizinan penelitian

Menyiapkan RPP dan skenario

Menyusun instrumen

Mengolah dan menganalisis data

Merumuskan kesimpulan Kelas eksperimen

pretes

postes Memberikan

Kelas kontrol

pretes

postes Judgement

(33)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3

Gambar Alur Penelitian

3.7 Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen yang dilakukan adalah untuk mengetahui kesesuaian

instrumen dengan indikator pada pembelajaran. Pembuatan instrumen yang baik

hendaknya memperhatikan beberapa kriteria. Kriteria yang harus dipenuhi

meliputi tes validitas, tes reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembeda.

3.7.1 Validitas

Validitas sebuah instrumen dikatakan baik jika hasilnya sesuai dengan

kriterium yang ada (Arikunto, 2012:85). Adapun rumus yang dipakai untuk

menguji validitas pada penelitian ini adalah

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

: koefesien validitas

: jumlah siswa

∑ : jumlah skor total soal dikalikan jumlah skor total siswa ∑ : jumlah skor total soal

∑ : jumlah skor total siswa

∑ : jumlah skor total soal dikuadratkan ∑ : jumlah skor total siswa dikuadratkan

Adapun kriteria koefesien validitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Kriteria Validitas Instrumen

Membuat saran

(34)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,80 < rxy≤ 1,00 sangat tinggi

0,60 < rxy≤ 0,80 Tinggi

0,40 < rxy≤ 0,60 Sedang

0,20 < rxy≤ 0,40 Rendah

0,00 < rxy≤ 0,20 Sangat rendah

3.7.2 Reliabilitas

Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas pada penelitian ini

yang berupa soal tipe pilihan ganda adalah rumus KR-20 :

Keterangan :

: koefisien reliabilitas alat evaluasi

n : banyak butir soal

: proporsi banyak subjek yang menjawab benar pada butir

soal ke-i

: proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir

soal ke-i, jadi

: varians skor total

Berikut ini adalah derajat reliabilitas untuk instrumen penelitian:

Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Derajat Reliabilitas

≤ 0,20 Sangat Rendah

0,21 < ≤ 0,40 Rendah

0,41 < ≤ 0,60 Sedang

0,61 < ≤ 0,80 Tinggi

0,81 < ≤ 1,00 Sangat Tinggi

(35)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Derajat kesukaran dihitung menggunakan rumus :

Keterangan:

P = indeks intensitas

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Berikut ini adalah klasifikasi indeks kesukaran soal:

Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran Instrumen

Indeks Kesukaran Klasifikasi

IK = 0,00 Terlalu Sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar

0,31 < IK ≤ 0,70 Sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah

3.7.4 Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda menggunakan rumus :

(Arikunto, 2012:228)

Keterangan :

Indeks Daya Pembeda

Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Banyaknya peserta tes kelompok atas

Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Adapun klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

(36)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indeks daya Pembeda Klasifikasi

DP ≤ 0,00 Sangat Jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik

3.8 Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen yang telah disusun, sebelum digunakan dalam penelitian terlebih

dahulu dipertimbangkan kemudian diuji coba. Judgement instrumen soal peneliti

lakukan pada dua dosen jurusan pendidikan ilmu komputer Universitas

Pendidikan Indonesia. Hasilnya, terdapat beberapa perbaikan dalam penulisan

saja, namun sudah bisa digunakan untuk penelitian. Instrumen yang telah

dipertimbangkan selanjutnya dilakukan uji coba. Uji coba dilakukan pada tanggal

7 April 2014 di kelas XII yang telah mendapat materi terlebih dahulu di salah satu

SMA Negeri di Kota Bandung Propinsi Jawa Barat yang merupakan sekolah

dimana penelitian dilakukan.

Pada penelitian ini digunakan instrumen tes belajar ranah kognitif yang diuji

coba sebanyak 30 butir soal pilihan ganda untuk pretes dan 30 soal pilihan ganda

untuk postes dengan kelas yang berbeda. Data hasil uji coba instrumen tes ranah

kognitif kemudian dianalisis yang meliputi uji validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, serta daya pembeda. Hasil analisis menunjukkan bahwa instrumen soal

yang diujikan sudah bisa digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.

3.8.1 Analisis Uji Validitas

Berikut ini adalah tabel perhitungan tes analisis uji validitas instrumen

soal pretes.

(37)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kategori

Validitas Jumlah Soal Nomor Soal

Sangat Tinggi 1 27

Tinggi 13 1, 3, 6, 7, 10, 16, 17, 19, 21, 23,

26, 29, 30

Cukup 9 4, 5, 8, 12, 14, 18, 20, 22, 24

Rendah 7 2, 9, 11, 13, 15, 25, 28

Sangat Rendah - -

Dari hasil uji validitas di atas diketahui bahwa untuk soal pretes terdapat 1

soal yang memiliki validitas sangat tinggi, 13 soal tinggi, 19 soal cukup dan 7

butir soal bervaliditas rendah. Dan berikut ini adalah tabel hasil perhitungan

analisis uji validitas dari instrumen soal postes.

Tabel 3.6 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Instrumen Postes

Kategori

Validitas Jumlah Soal Nomor Soal

Sangat Tinggi 2 26, 27

Tinggi 8 1, 3, 6, 10, 17, 21, 29, 30

Cukup 12 4, 5, 7, 8, 14, 16, 19, 20, 22, 23, 24, 28

Rendah 6 2, 11, 12, 15, 18, 25

Sangat Rendah 2 9, 13

Sedangkan untuk soal postes terdapat 2 butir soal memiliki validitas sangat

tinggi, 8 soal tinggi, 12 soal cukup, dan 6 butir soal validitas rendah serta 2 soal

lagi memiliki validitas sangat rendah. Untuk 2 butir soal yang memiliki

validitas sangat rendah tidak digunakan sebagai instrumen dan setelah

berkonsultasi dengan dosen pembimbing, maka dilakukan perbaikan terhadap

soal yang memiliki validitas sangat rendah.

(38)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus

K-R20 diperoleh koefisien korelasi hasil uji coba tes hasil belajar ranah kognitif

untuk soal pretes adalah r11 = 0,908. Sedangkan koefisien korelasi hasil uji

coba tes hasil belajar kognitif untuk soal postes adalah r11 = 0,904. Dari hasil

perhitungan tersebut menunjukkan kriteria reliabilitas tes soal pretes dan postes

berada pada kategori sangat tinggi.

3.8.3 Analisis Indeks Kesukaran

Hasil analisis indeks kesukaran instrumen soal pretes yang telah dilakukan

dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Hasil Uji Indeks Kesukaran Butir Soal Instrumen Pretes

Kategori Indeks

Kesukaran Jumlah Soal Nomor Soal

Sangat Sukar - -

Sukar 1 11

Sedang 22 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13,

14,15, 16, 17, 18, 21, 24, 25, 28,30

Mudah 7 19, 20, 22, 23, 26, 27, 29

Sangat Mudah - -

Dari hasil analisis tingkat kesukaran terhadap soal pretes siswa di atas

diperoleh keterangan bahwa untuk soal pretes terdapat 1 butir soal dengan

tingkat sukar yaitu no. soal 11, 22 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan

7 butir soal dengan tingkat kesukaran mudah.

Berikut ini adalah tabel hasil uji indeks kesukaran dari soal postes.

Tabel 3.8

Hasil Uji Indeks Kesukaran Butir Soal Instrumen Postes

(39)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kesukaran

Sangat Sukar - -

Sukar 2 11, 13

Sedang 16 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 14, 15, 16,

18, 21, 24, 25, 28

Mudah 12 3, 7, 10, 17, 19, 20, 22, 23, 26, 27,

29,30

Sangat Mudah - -

Sedangkan hasil analisis tingkat kesukaran untuk soal postes didapat

keterangan bahwa terdapat 2 butir soal dengan tingkat kesukaran sukar, 16 soal

dengan tingkat kesukaran sedang dan 12 butir soal memiliki tingkat kesukaran

mudah.

3.8.4 Analisis Daya Pembeda

Rekapitulasi analisis daya pembeda untuk tiap butir soal instrumen pretes

dan postes ditunjukan pada tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9

Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal Instrumen Instrumen Pretes

Kategori Daya

Pembeda

Jumlah Soal Nomor Soal

Sangat Jelek/Dibuang - -

Jelek 4 9, 15, 20, 25

Cukup 21 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 13,

14, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 27,

28, 29

Baik 5 6, 21, 26, 27, 30

(40)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari perhitungan uji daya pembeda soal pretes diperoleh hasil terdapat 5

butir soal berdaya pembeda baik, 21 soal cukup dan 4 butir soal yang memiliki

daya pembeda jelek.

Tabel 3.10

Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal Instrumen Instrumen Postes

Kategori Daya Pembeda Jumlah Soal Nomor Soal

Sangat Jelek/Dibuang - -

Jelek 3 9, 13, 18

Cukup 24 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12,

14, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23,

24, 25, 27, 28, 29, 30

Baik 3 6, 21, 26

Sangat Baik - -

Sedangkan hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap instrumen soal

postes terdapat 2 soal memiliki daya pembeda baik, 24 soal dengan daya

pembeda cukup dan 3 butir soal yang berdaya pembeda jelek.

3.9 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif yang

diperoleh dari perhitungan hasil tes pretes dan postes serta data kualitatif yang

diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada siswa serta lembar observasi

keterlaksanaan pembelajaran. Berikut ini macam-macam perhitungan yang

dipakai dalam penelitian ini :

3.9.1 Uji Normalitas Distribusi

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran distribusi data yang

diperoleh. Melalui uji normalitas peneliti bisa mengetahui apakah sampel yang

diambil mewakili populasi ataukah tidak. Uji normalitas dilakukan pada data

(41)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika data dinyatakan berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan dengan

uji homogenitas, namun jika tidak maka akan dilakukan uji non parametrik. Uji

normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Kuadrat.

Langkah-langkah penyelidikan distribusi normal adalah sebagai berikut:

1) Mencari rentang (R)

R = skor tertinggi – skor terendah

2) Menentukan banyaknya kelas (BK) interval

BK = 1 + 3,3 log n (Sudjana 2002: 47)

3) Menentukan rentang interval (P)

̅

Keterangan

P = rentang interval

R = rentang

BK = banyak kelas

4) Membuat daftar distribusi frekuensi

5) Menghitung mean

̅

6) Menghitung simpangan baku (S)

7) Membuat tabel distribusi nilai yang diperlukan dalam chi-kuadrat

8) Batas kelas interval

9) Nilai baku Z score

̅ (Sudjana, 2002:99)

10)Mencari harga frekuensi harapan (fe)

Gambar

Gambar 3.1 Daur Ulang Hidup Pengembangan Multimedia
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Instrumen
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran Instrumen
Tabel 3.5 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Instrumen Pretes
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini difokuskan untuk mengkaji konsep pengelolaan lingkungan pantai Nambo sebagai rekreasi perkotaan berbasis masyarakat dengan menganalisis kondisi abiotik

Konsep pengelolaan lingkungan pantai Nambo sebagai rekreasi perkotaan berbasis masyarakat dapat diwujudkan dengan konsep pengelolaan lingkungan bersama secara terpadu

A Pemkot menilai MAPPI tidak berwenang nilai asset Giwangan.doc Harga Cenderung Stabil, Inflasi Diperkirakan

An Investigation Into The Relationship Between Emotional Intelligence And Students’ English Speaking Ability.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 74) pada nilai awal sebelum diberi tindakan 40%, tes siklus I 60% setelah dilakukan refleksi terdapat 6 siswa yang tidak tuntas

Untuk pengambilan sampel di daerah hilir selain didasarkan pada adanya kegiatan yang diduga memberikan beban pencemaran juga didasarkan pada pertimbangan bahwa daerah

Apakah kamu memilih bacaanmu sendiri, atau orang dewasa yang memilihkannya untukmu.. Jawab:

 Proses production (produksi) multimedia diilustrasikan secara sekuensial dan benar mulai content creation sampai dengan build beta version..  Proses produksi