Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN
MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Minanul Aziz
0909471
Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2014
Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri
Melalui Pendekatan Kontekstual Berbantuan
Multimedia Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Oleh
Minanul Aziz
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
© Minanul Aziz 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
KOGNITIF SISWA
SKRIPSI
oleh :
MINANUL AZIZ
NIM 0909471
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Munir, M.IT. NIP. 196603252001121001
Pembimbing II,
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
KOGNITIF SISWA
Minanul Aziz NIM. 0909471
Pembimbing I : Munir, Prof. Dr. MIT. Pembimbing II : Dedi Rohendi, Dr. MT.
Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer, FPMIPA-UPI
ABSTRAK
Berdasarkan undang-undang tentang sistem pendidikan nasional, telah disadari sepenuhnya penerimaan pengakuan bahwa saat ini sudah bukan masanya lagi mengandalkan pendekatan konvensional saja dalam menyelenggarakan suatu sistem pembelajaran. Telah dilakukan penelitian mengenai implementasi model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran untuk menguji seberapa jauh peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XI di Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung, dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Pada kelompok eksperimen diterapkan model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran sedangkan pada kelompok kontrol diterapkan pembelajaran konvensional yang biasa digunakan di sekolah tersebut. Dari perbandingan rata-rata gain antara siswa kelas eksperimen sebesar 13,23 serta nilai <g> sebesar 0,33 pada klasifikasi sedang dan rata-rata gain kelas kontrol sebesar 4,71 dan nilai <g> sebesar 0,10 pada klasifikasi rendah, kemudian dilakukan pengujian perbedaan dua rata-rata serta pengujian hipotesis satu pihak dengan signifikansi 5% didapat hasil thitung 6,8 > ttabel 2,00 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Respon siswa terhadap model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan kontekstual berbantuan multimedia mendapatkan nilai rata-rata 3,78 dengan skor 75,78 yang menunjukkan hasil yang positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran di sekolah.
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTATION INQUIRY LEARNING MODEL AIDED CONTEXTUAL APPROACH THROUGH MULTIMEDIA LEARNING TO
IMPROVE STUDENT COGNITIVE LEARNING OUTCOMES
Minanul Aziz NIM. 0909471
1st Promotor : Prof. Dr. H. Munir, MIT 2nd Promotor : Dr. Dedi Rohendi, MT
Computer Science Education Program, FPMIPA UPI
Abstract
Under the law on the national education system, has been fully realized acceptance acknowledgment that the current era is no longer relying on the conventional approach in implementing a learning system. Has conducted research on the implementation of inquiry learning model with contextual approach of multimedia assisted learning to test how far the increase in cognitive achievement of students on the subjects of Information Technology and Communication. The research was conducted on the students of class XI Public High School 13 Bandung, the research design Nonequivalent Control Group Design. In the experimental group applied model of inquiry learning with multimedia-assisted approach to contextual learning is applied while the control group used the conventional learning at the school. From the comparison of the average student gains between the experimental class at 13.23 and <g> value of 0.33 on the classification of moderate and average gain of 4.71 and a control class <g> value of 0.10 on the classification of low, then testing the difference of two on average and hypothesis testing of the party with the 5% significance results obtained tcount 6.8> 2.00 ttable so it can be concluded that there are significant differences in improvement of cognitive learning outcomes experimental class students who use inquiry learning model approach contextual control class that uses a conventional learning models. Students' response to inquiry learning model with multimedia-assisted contextual approach to obtain an average value of 3.78 with a score of 75.78 which indicates a positive result. It can be concluded that the model of inquiry learning through contextual approach can be used as an alternative to learning in school.
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Batasan Masalah ... 8
1.4 Tujuan Penelitian ... 9
1.5 Manfaat Penelitian ... 10
1.6 Definisi Operasional ... 10
1.7 Hipotesis Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 12
2.2 Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 17
2.3 Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan ... 18
2.4 Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 20
2.5 Teknologi Informasi dan Komunikasi Berbasis Komputer ... 23
2.6 Pembelajaran Berbantuan Komputer ... 28
2.7 Pengertian Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran ... 34
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.8.1 Konsep Dasar Pembelajaran Inkuiri ... 36
2.8.2 Prinsip-prinsip penggunaan Pembelajaran Inkuiri ... 36
2.8.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri ... 37
2.8.4 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri ... 41
2.9 Pendekatan Kontekstual ... 42
2.9.1 Konsep Dasar Pendekatan Kontekstual... 42
2.9.2 Karakteristik Pendekatan Kontekstual ... 43
2.9.3 Asas-asas Pembelajaran Kontekstual ... 43
2.10 Model Pembelajaran Inkuiri dengan Pendekatan Kontekstual Berbantuan Multimedia Pembelajaran ... 47
2.11 Multimedia Pembelajaran ... 49
2.5.1 Pengertian Multimedia Pembelajaran ... 49
2.5.2 Mekanisme Pemilihan Multimedia Pembelajaran ... 50
2.5.3 Konsep dan Karakteristik Multimedia Pembelajaran ... 50
2.5.4 Multimedia dalam Proses Pembelajaran ... 52
2.12 Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 53
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran... 56
3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 58
3.3 Populasi dan Sampel ... 59
3.4 Perangkat Pembelajaran ... 59
3.5 Instrumen Penelitian ... 60
3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 61
3.7 Uji Coba Instrumen ... 63
3.7.1. Validitas ... 64
3.7.2. Reliabilitas ... 64
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7.4. Daya Pembeda ... 65
3.8 Hasil Uji Coba Instrumen ... 66
3.8.1. Analisis Uji Validitas ... 67
3.8.2. Analisis Uji Reliabilitas ... 68
3.8.3. Analisis Indeks Kesukaran ... 68
3.8.4. Analisis Daya Pembeda ... 69
3.9 Analisis Data ... 70
3.9.1. Uji Normalitas Distribusi ... 70
3.9.2. Uji Homogenitas ... 72
3.9.3. Uji Perbedaan Dua Rerata ... 72
3.9.4. Analisis Indeks Gain... 73
3.9.5. Angket ... 74
3.9.6. Lembar Observasi ... 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran Sebagai Alat Bantu pada Model Pembelajaran Inkuiri melalui Pendekatan Kontekstual ... 76
4.2 Pelaksanaan Penelitian ... 88
4.3 Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 89
4.3.1 Analisis Data Nilai Pretes dan Postes ... 89
4.3.2 Analisis Indeks Gain ... 98
4.4 Sikap Siswa terhadap Model Pembelajaran Inkuiri melalui Pendekatan Kontekstual Berbantuan Multimedia Pembelajaran ... 99
4.5 Pembahasan ... 101
4.5.1 Pelaksanaan Pembelajaran ... 101
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.5.3 Sikap Siswa terhadap Model Pmebelajaran Inkuiri melalui
Pendekatan Kontekstual Berbantuan Multimedia
Pembelajaran ... 114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 116
5.2 Saran ... 117
DAFTAR PUSTAKA ...
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat dan juga diterapkan dalam berbagai bidang
kegiatan. Robertson (dalam Isjoni, 2008:76) mengatakan teknologi informasi dan
komunikasi digunakan dalam hampir semua aspek kehidupan dan pengaruhnya
diperkirakan akan membawa dampak yang lebih besar terhadap dunia yang akan
datang, memberikan kecepatan dalam memperoleh dan mengolah informasi,
sehingga mampu membantu menetapkan keputusan yang lebih cepat dan tepat.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat, sejak
lama telah dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Seperti penemuan mesin cetak,
video, film, televisi, radio, komputer telah dimanfaatkan dalam proses pendidikan
(Darmawan, 2012:50). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga
dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan,
meskipun pada hakikatnya tidak diciptakan khusus untuk keperluan pendidikan.
Dalam Undang–Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan undang-undang
di atas, menurut Darmawan (2012:52) telah disadari penerimaan pengakuan
bahwa saat ini sudah bukan masanya lagi mengandalkan pendekatan konvensional
saja dalam menyelenggarakan suatu sistem pembelajaran. Bagaimanapun juga
transformasi pembelajaran dengan mendayagunakan kemajuan teknologi
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Namun, hal yang paling utama dari pemanfaatan teknologi pendidikan
adalah proses belajar mengajarnya itu sendiri, di samping alat-alat yang dapat
membantu proses belajar mengajar itu. Suatu proses belajar mengajar di sekolah
memerlukan hubungan manusia dengan manusia dan sentuhan guru dengan
siswanya. Dalam kenyataannya, tidak semua guru memiliki penguasaan teknologi
informasi dan komunikasi, termasuk pemanfaatannya dalam pembelajaran. Perlu
ada penekanan kepada para guru agar memilki kemampuan menggunakan
teknologi dalam pembelajaran (Darmawan, 2012:57).
Gagne (dalam Komalasari, 2011:2) mendefinisikan belajar sebagai suatu
proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia
seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan
kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja). Keberhasilan
tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang terjadi di sekolah.
Hal ini dapat ditunjukkan salah satunya dari hasil belajar yang diperoleh siswa.
Belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan. Proses belajar dan pembelajaran memerlukan masukan dasar (raw
input) yang merupakan bahan pengalaman belajar dalam proses belajar-mengajar
(learning teaching process) dengan harapan berubah menjadi keluaran (output)
dengan kompetensi tertentu.
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu
dilakukan pembagian jenis mata pelajaran di sekolah dengan baik mengingat
banyaknya bidang kajian ilmu yang ada. Berdasarkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar (2006:211) menyatakan bahwa:
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dapat diambil kesimpulan dari pernyataan di atas bahwa mempelajari
teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu hal yang penting. Maka
yang harus diperhatikan dari proses belajar adalah hasil belajar itu sendiri sebagai
indikator berhasil tidaknya pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan pengalaman penulis selama menjalani Program Pengalaman
Lapangan (PPL) di sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri di Bandung, realita
proses belajar mengajar mata pelajaran masih berpusat pada guru, sehingga
kemampuan pemahaman siswa terhadap suatu materi tidak berkembang, hanya
sebatas menerima pelajaran tanpa mampu memahami apa yang telah dipelajari.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Imanuddin (2013:2) di sebuah
sekolah menengah di Cirebon menunjukkan hasil belajar rata-rata siswa masih di
bawah standar kelulusan pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.
Sebagai sampel melihat hasil dalam Ujian Akhir Semester Ganjil hanya 4 siswa
yang lulus dari 35 siswa pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70.
Juga berdasarkan hasil wawancara oleh Vaika (2012:4) terhadap seorang guru
SMA Negeri di Sumatera Selatan, didapatkan fakta bahwa hasil belajar terutama
pada ranah kognitif sangatlah rendah yaitu hanya berkisar 30% dari seluruh siswa
di kelas yang memiliki nilai mencapai KKM. Hal ini disebabkan diantaranya
karena guru di sekolah tersebut masih menggunakan metode pembelajaran
praktikum dengan ceramah dalam pembelajaran TIK di sekolah.
Bloom (dalam Sanjaya, 2008:22) mengungkapkan tiga tujuan pengajaran
yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil
belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu : faktor dari dalam diri siswa, meliputi
kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan
kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis serta faktor
yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kualitas pengajaran seorang guru di sekolah sangat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Kekeliruan yang dilakukan oleh guru antara lain adalah guru tidak
berusaha untuk mengetahui kemampuan awal siswa, serta guru tidak pernah
mengajak berpikir siswa. Mengajar bukan hanya menyampaikan materi pelajaran,
tetapi melatih kemampuan siswa untuk berpikir, menggunakan struktur
kognitifnya secara penuh dan terarah (Sanjaya, 2006:93). Pada kenyataannya di
lapangan, masih banyak guru yang memakai model pembelajaran konvensional
dalam proses pembelajaran terhadap siswanya, sehingga diperlukan suatu
perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang selama ini masih banyak
dilakukan di sekolah-sekolah dengan maksud agar hasil belajar siswa juga bisa
meningkat.
Pada dasarnya model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran (Komalasari, 2011:57).
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran
yang ada saat ini sudah sangat bervariasi, seperti model pembelajaran kooperatif,
model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran konstruktivisme, model
pembelajaran inkuiri, dan lain-lain.
Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran berdasarkan
pendekatan konstruksivisme yang merupakan salah satu pandangan tentang proses
pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses memperoleh pengetahuan
diawali dengan terjadinya konflik kognitif, yang hanya dapat diatasi melalui
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalamannya dari hasil interaktif
dengan lingkungannya.
Model pembelajaran inkuiri ini dalam pelaksanaannya melalui beberapa
tahap pembelajaran. Terdiri dari enam tahap yaitu orientasi, merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan
merumuskan kesimpulan.
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan belajar yang melibatkan seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri. Guru hanya sebagai fasilitator, guru mengharapkan siswa dapat
menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan.
Beberapa jurnal penelitian yang relevan terkait dengan model pembelajaran
inkuiri adalah sebagai berikut :
Panasan, M dan Nuangchalerm P (2010) menunjukkan pada penelitiannya bahwa perencanaan untuk pelaksanaan aktivitas
pembelajaran berbasis inkuiri dalam pembelajaran sains memiliki
efisiensi yang meningkat sebesar 87,58/78,64. Sehingga keduanya
menarik kesimpulan bahwa “The plans for organization of inquiry-based
learning activities were appropriately efficient and effective”.
Hanaueur, D, dkk (2006) menyimpulkan dalam penelitiannya tentang
belajar dengan pembelajaran inkuiri bahwa “Working in research laboratories to generate new scientific information can give high school
students a taste of real scientific investigation”. Kesimpulannya adalah
bahwa dengan pembelajaran inkuiri, siswa dapat merasakan sebuah
pembelajaran yang nyata dan mendapatkan pengetahuan yang baru.
De Jong, T (2006) menyatakan bahwa “Computer simulations enhanceinquiry based learning in which students actively discover
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
komputer meningkatkan pembelajaran berbasis inkuiri di mana siswa
aktif menemukan informasi dengan memungkinkan penemuan ilmiah
dalam pengaturan yang realistis.
Pratomo (2012) menunjukkan pada penelitiannya bahwa kemampuan siswa SMP pada mata pelajaran IPA meningkat setelah diberikan model
pembelajaran Inkuiri.
Yuliana (2013) mendapat kesimpulan bahwa model pembelajaran inkuiri menggunakan media gambar mempunyai pengaruh positif terhadap sikap
ilmiah, hal ini dapat diketahui dari adanya peningkatan sikap ilmiah
berdasarkan pretest dan postest, hasil observasi keterlaksanaan
pembelajaran oleh guru dan hasil observasi sikap ilmiah siswa, dan hasil
analisis regresi sikap ilmiah yang dimiliki siswa terhadap prestasi
belajarnya.
Penelitian ini juga memakai pendekatan pembelajaran untuk menunjang
model pembelajaran yang dipakai, yaitu pendekatan kontekstual. Komalasari
(2011:54) mengelompokkan pendekatan pembelajaran menjadi dua pendekatan,
yaitu pendekatan kontekstual dan konvensional. Pendekatan kontekstual
menempatkan siswa dalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan
awal siswa dengan materi yang sedang dipelajrai dan sekaligus memperhatikan
faktor kebutuhan individual siswa dan peran guru. Prinsip pembelajaran
kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya
menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual, yaitu modelling (pemusatan
perhatian, motivasi, pengarahan, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing,
menuntun, mengarahkan, mengembangkan), learning community (seluruh siswa
partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, mencoba, mengerjakan),
inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan),
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
reflection (review, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian
selama pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktivitas siswa).
Dalam sebuah penelitian terkait pendekatan kontekstual yang mampu
meningkatkan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :
Puspitasari (2008) mendapat kesimpulan bahwa Temuan I menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas belajar pada setiap pertemuan secara
bertahap yaitu 10, 47, 52 dan 89% (siklus 1) serta 100% (siklus 2) pada
sebuah Madrasah Aliyah di Palu.
Sudarisman (2003) menunjukkan terjadi peningkatan pembelajaran siswa pada mata pelajaran Biologi dengan pengimplementasian pendekatan
kontekstual di sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri di Karanganyar.
Gita, N (2007) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar matematika dengan implementasi pendekatan Nilai rata-rata prestasi belajar
siswa pada skala sebelas pada akhir siklus I adalah 6,29 dan pada akhir
siklus II reratanya 7,45. Jadi terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I
ke siklus II.
Dalam proses belajar mengajar, guru diminta untuk membuat siswa tidak
bosan dalam mengikuti pembelajaran. Pemakaian media-media tertentu akan
sangat membantu dalam pencapaian hal tersebut. Media juga dapat membantu
kerja guru dalam proses penyampaian materi kepada siswa. Menurut Jacobs dan
Shade (Munir, 2008:189) daya ingat orang yang hanya membaca saja memberikan
persentase terendah, yaitu 1%. Daya ingat ini dapat ditingkatkan hingga 25%-30%
dengan bantuan media lain, seperti televisi. Daya ingat makin meningkat dengan
penggunaan media 3 dimensi seperti multimedia, hingga 60%. Ditemukan pula,
bahwa multimedia memiliki kemampuan menampilkan konsep 3D (tiga dimensi)
secara efisien dan efektif dengan kurikulum pembelajaran yang dirancang secara
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun jurnal penelitian yang relevan dalam hal pemakaian multimedia
adalah sebagai berikut :
Kerr, A (2000) yang menyatakan bahwa “New media/multimedia may provide a new means to preserve the diversity of cultural identities in an
increasingly global media environment”. Media baru/multimedia dapat
memberikan cara baru untuk melestarikan keragaman identitas budaya
dalam lingkungan media yang semakin global.
Roccetti, M, dkk (2001) menyatakan “Contrariwise, new-generation distance learning software tools should be able to exploit adaptive
mechanisms, Web technologies, and networked multimedia and
simulation in order to drive each different student through his/her
personalized learning path”. Multimedia jaringan dapat digunakan agar
perbedaan jarak siswa tidak menghambat pembelajaran.
Budhu, M (2001) mengindikasikan “that simulations can significantly enhance the presentation of some topics and improve learning and
retention”. Simulasi yang secara signifikan dapat meningkatkan
presentasi beberapa topik dan meningkatkan pembelajaran dan retensi.
Beberapa manfaat dari penggunaan media dalam proses belajar mengajar
adalah mengurangi verbalism guru dan memperbesar perhatian siswa dalam
proses belajar mengajar. Pemilihan media pembelajaran harus dipikirkan oleh
guru dalam proses pembelajaran di sekolah dengan tujuan siswa dapat mengikuti
proses pembelajaran dengan baik. Salah satu jenis media pembelajaran yang dapat
dipilih untuk berlangsungnya proses pembelajaran dengan baik agar siswa
memberikan perhatian terhadap proses pembelajaran adalah multimedia.
Berdasarkan seluruh hasil studi tersebut, penulis meyakini bahwa model
pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia
pembelajaran dapat pula digunakan untuk meningkatkan hasil belajar ranah
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengembangkan pengetahuan mereka, bukan guru ataupun orang lain, yang
disertai dengan bantuan multimedia pembelajaran. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Implementasi Model
Pembelajaran Inkuiri Melalui Pendekatan Kontekstual Berbantuan
Multimedia Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif
Siswa.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengembangan multimedia sebagai alat bantu model pembelajaran
inkuiri melalui pendekatan kontekstual?
2. Apakah hasil belajar kognitif siswa antara siswa yang belajar dengan model
pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia
pembelajaran lebih meningkat daripada siswa yang belajar dengan model
pembelajaran konvensional ?
3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran
inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran ?
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari agar masalah tidak terlalu luas dan menyimpang, maka
masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut:
1. Pengembangan multimedia sebagai alat bantu model pembelajaran inkuiri
melalui pendekatan kontekstual ditunjukkan dari adanya bantuan multimedia
dalam tiap tahap pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual di
kelas eksperimen. Proses pengembangan multimedia terdiri dari lima tahap,
yaitu tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan penilaian.
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tutorial, yaitu proses pembelajaran dengan multimedia yang berisikan materi
pelajaran. Materi pelajaran yang dibuat yaitu tentang Microsoft Excel 2007.
2. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa diindikasikan oleh peningkatan
skor gain yang dinormalisasi dari nilai pretes terhadap nilai postes siswa kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri melalui
pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran.
3. Penelitian ini meneliti hasil belajar kognitif yang meliputi aspek
recall/ingatan (C1), aspek comphrehension/pemahaman (C2), dan
Application/penerapan (C3) disesuaikan dengan Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dibahas.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengembangan multimedia sebagai alat bantu pembelajaran
model pembelajaran Inkuiri melalui pendekatan kontekstual.
2. Apakah peningkatan hasil belajar kognitif siswa antara siswa yang belajar
dengan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual
berbantuan multimedia pembelajaran lebih baik daripada siswa yang belajar
dengan model pembelajaran konvensional.
3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran
inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia
pembelajaran.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yang
diantaranya adalah :
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar di sekolah, khususnya siswa yang mengalami kesulitan
dalam masalah belajar.
2. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan dalam memperluas
pengetahuan dan wawasan model mengajar alternatif dan upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan yang baik dan
berguna bagi sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran.
4. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian, rujukan, atau pembanding
bagi penelitian yang sedang atau akan dilakukan.
1.6 Definisi Operasional
Sesuai dengan judul penelitian, terdapat istilah-istilah yang perlu diberikan
penjelasan untuk menyamakan persepsi terhadap istilah-istilah yang ada dalam
penelitian ini. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang
berasas kontruksivisme yang memungkinkan siswa mengkonstruksi sendiri
pemikirannya. Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran inkuiri melalui
tahap-tahap pembelajaran yang terdiri dari enam tahap yaitu orientasi,
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji
hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.
2. Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan nyata.
3. Mutimedia Pembelajaran
Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai gabungan berbagai
media yang dapat merangsang daya berpikir siswa dalam proses pembelajaran
yang dapat berupa audio, video, teks, animasi dan sebagainya. Pengembangan
multimedia didasarkan pada metode pengembangan multimedia yang
diadopsi dari Munir (2008:195), yang terdiri dari 5 tahapan, yaitu analisis,
desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi.
4. Hasil Belajar Ranah Kognitif
Berdasarkan Taksonomi Bloom, hasil belajar kognitif mencakup enam
aspek yang terdiri dari Recall/Ingatan (C1), Comphrehension/Pemahaman
(C2), Application/Penerapan (C3), Analysis/Analisis (C4), Synthesis/Sintesis
(C5), Evaluation/Evaluasi (C6) (Sanjaya, 2008:126).
5. Sikap
Sikap adalah suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara
tertentu. Sikap berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur karena
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam.
1.7 Hipotesis Penelitian
Setelah melakukan kajian teori, maka didapatkan hipotesis penelitian
sebagai berikut :
H1 Hasil belajar ranah kognitif setelah diterapkan model pembelajaran
Inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia
pembelajaran lebih meningkat daripada model pembelajaran
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran
Adapun metode pengembangan multimedia pembelajaran seperti yang
dikemukakan Munir (2008:195) terdiri dari lima tahap sebagai berikut :
1. Tahap Analisis
Dalam pengembangan multimedia, pertama-tama yang penulis lakukan
adalah mengumpulkan berbagai informasi terkait pembuatan multimedia
seperti kurikulum yang digunakan dengan cara mewawancarai guru mata
pelajaran, mencakup tujuan pembelajaran, pokok materi, pokok bahasan,
dan subpokok bahasan, sarana, dan waktu yang dibutuhkan untuk
pembelajaran. Analisis kurikulum dilakukan untuk mengetahui tentang
kurikulum yang dipakai di sekolah tempat penelitian dilaksanakan, hal ini
berkaitan dengan mata pelajaran serta materi yang akan dimasukkan ke
dalam multimedia. Kemudian juga diperlukan analisis karakteristik siswa
untuk mengetahui tentang kebutuhan siswa. Hal ini menyangkut bagaimana
menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
2. Tahap Desain
Langkah selanjutnya yang dilakukan penulis dalam pengembangan
multimedia adalah mendesain unsur-unsur yang diperlukan dalam
pembuatan multimedia mulai dari perancangan yang meliputi pembuatan
data flow diagram (diagram alur data), carta alir (flowchart), papan cerita
(storyboard), tampilan, kesesuaian multimedia dengan materi dan
tahap-tahap model pembelajaran yang dipakai. Namun, tidak semua alur dalam
model pembelajaran terdapat dalam multimedia ini karena multimedia ini
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data flow diagram adalah gambaran mengenai alur data dari program
yang akan dibuat, di dalamnya terdapat alur dari pengguna terhadap sistem
yang ada dalam program. Flowchart adalah penggambaran menyeluruh
mengenai alur program yang dinuat dengan simbol-simbol tertentu. Dengan
flowchart, alur program mulai dari awal sampai akhir dapat tergambarkan
secara utuh. Sedangkan Story board pada dasarnya merupakan
pengembangan dari flowchart. Flowchart hanya berisi garis besar isi pada
setiap alur dari awal sampai selesai, dan story board merupakan penjelasan
lebih lengkap dari setiap alur yang terdapat pada flowchart.
3. Tahap Pengembangan
Setelah melakukan analisis kebutuhan dan desain pembuatan
multimedia ditentukan, langkah berikutnya adalah pengembangan dari
papan cerita, carta alir, aturcara, yang telah dibuat. Di dalamnya terdapat
proses pembuatan antarmuka multimedia, penyediaan grafik, suara, video,
animasi dan pengintegrasian sistem. Hal lain yang dilakukan pada tahap ini
adalah pengintegrasian satu bagian sistem dengan lainnya seperti
memasukkan teks, suara, audio, video, grafik dan animasi yang akan
dituangkan ke dalam multimedia pembelajaran.
4. Tahap Implementasi
Setelah selesai, tahap berikutnya setelah tahap pengembangan adalah
pengimplementasian multimedia kepada beberapa siswa dan guru untuk
selanjutnya diujicoba. Setelah pengembangan software selesai, maka
penilaian terhadap unit-unit software multimedia. Penerapan multimedia
yang dilakukan untuk mengetahui hasil multimedia yang telah dibuat.
Diharapkan ada masukan-masukan dari siswa dan guru untuk perbaikan
multimedia selanjutnya. Sehingga nantinya multimedia tersebut dapat
digunakan sebagai alat bantu pembelajaran.
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil penerapan multimedia kepada beberapa siswa dan guru
selanjutnya penulis akan memperbaiki berdasarkan penilaian siswa dan guru
tersebut. Penilaian juga dilakukan kepada beberapa ahli multimedia untuk
mengetahui kelayakan dari multimedia yang telah dibuat. Selanjutnya
apabila ada hal-hal yang masih belum sesuai maka dilakukan revisi agar
multimedia tersebut dapat dinyatakan layak dan baik digunakan sebagai alat
bantu pembelajaran.
Berdasarkan tahapan-tahapan di atas, maka dapat digambarkan mengenai
hubungan dari masing-masing tahap ke dalam sebuah daur ulang hidup (life cycle)
menurut Munir (2008:196) sebagai berikut :
Gambar 3.1
Daur Ulang Hidup Pengembangan Multimedia
3.2 Metode dan Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kuasi eksperimen atau
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
murni. Kuasi ekperimen dimaksudkan untuk meneliti beberapa variabel yang
diperlukan saja. Penelitian ini dilakukan untuk memungkinkan pemberian
perlakuan dalam satu kelompok belajar yang sudah terbentuk.
Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control
group design. Pada desain ini pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak
dilakukan secara random. Penelitian ini dilakukan pada satu kelas eksperimen
yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri melalui
pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran dan kelas kontrol
yang diberi model pembelajaran konvensional. Sebelum dimulai pembelajaran,
masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan soal pretes terlebih
dulu untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Dan pada akhir pembelajaran,
masing-masing kelas diberi postes untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.
Berikut ini adalah desain penelitian non equivalent control group design
menurut Sugiyono (2012:116) :
O1 X O2
O1 O2
Gambar 3.2
Desain Penelitian Non Equivalent Control Group Design
Keterangan :
O1 = Pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol
X = Perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri melalui
pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran
O2 = Postes kelas eksperimen dan kelas kontrol
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 13
Bandung tahun pelajaran 2013/2014. Dikarenakan tidak mungkin untuk meneliti
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Untuk
pengambilan sampel pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposif
sampling, yaitu teknik penentuan sampel didasarkan atas tujuan dan pertimbangan
tertentu (Arikunto, 2010:183). Untuk memenuhi hal tersebut, peneliti menanyakan
kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan.
3.4 Perangkat Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun untuk tiga pertemuan,
dimana masing-masing kelas, dimana untuk kelas kontrol tiga pertemuan
dengan model pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen tiga
pertemuan dengan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan
kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dibuat untuk dijadikan kerangka acuan untuk melakukan
kegiatan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran dan juga evaluasi
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Soal Pretes dan Postes
Soal merupakan perangkat pembelajaran yang memberikan hasil akhir
berupa nilai siswa. Nilai ini sebagai representasi dari ketercapaian tujuan dan
target pembelajaran. Soal ini akan diberikan pada awal berupa soal pretes dan
pada akhir pembelajaran berupa soal postes. Masing-masing soal berbentuk
pilihan ganda yang berjumlah 30 soal.
c. Multimedia Pembelajaran
Dalam penelitian ini, multimedia pembelajaran dikembangkan sebagai
alat bantu pembelajaran pada kelas eksperimen saja yang berisi tahap-tahap
model pembelajaran. Adapun tahapan pengembangan multimedia telah
dijelaskan sebelumnya. Sedangkan untuk kelas kontrol dengan model
pembelajaran konvensional tanpa menggunakan alat bantu pembelajaran.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai alat evaluasi hendaknya dapat mengukur keberhasilan
dalam proses pembelajaran di sekolah. Instrumen penelitian adalah alat yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur nilai variabel yang akan diteliti
dengan cara dan aturan-aturan tertentu. Adapun instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari instrumen tes dan non tes. Adapun penjelasan mengenai
masing instrumen adalah sebagai berikut :
1. Instrumen Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran pada
ranah kognitif siswa. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini
berbentuk tes soal pilihan ganda berjumlah 30 soal, dimana jumlah soal yang
ada mengacu pada hasil belajar ranah kognitif kemampuan ingatan (C1),
pemahaman (C2), dan aplikasi (C3) disesuaikan dengan indikator pembelajaran.
2. Instrumen Non Tes
Instrumen non tes dalam penelitian ini memakai angket dan juga lembar
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Angket
Angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi tentang hal-hal yang responden ketahui (Arikunto,
2010:194). Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan
kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran. Adapun model skala
sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap Likert yang
berisi pilihan jawaban dari setiap pernyataan yaitu sangat setuju (SS),
setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Angket dalam penelitian ini terdiri dari 22 pernyataan yang terdiri dari
11 pernyataan bersifat positif dan 11 pernyataan yang bersifat negatif.
Masing-masing pernyataan disusun berdasarkan indikator terhadap model
pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan
multimedia pembelajaran. Terdapat lima indikator yang terbagi pada
masing-masing pernyataan.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan lembar yang berisi daftar kegiatan
pembelajaran yang perlu diisi oleh seorang observer. Lembar observasi ini
dibuat untuk mengamati secara langsung keterlaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui persentase keterlaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.
3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Adapun prosedur pelaksanaan penelitian yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Membuat rancangan penelitian
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Perizinan penelitian.
d. Menyiapkan RPP dan skenario pembelajaran.
e. Menyusun instrumen penelitian.
Penyusunan instrumen terdiri dari soal-soal yang akan digunakan
dalam penelitian, termasuk juga pembuatan multimedia pembelajaran
yang akan digunakan dalam proses penelitian di kelas.
f. Judgement
Judgement atau penilaian ini dilakukan untuk menguji kelayakan
instrumen penelitian. Judgment ini diajukan kepada dosen pendidikan
ilmu komputer sebanyak dua orang.
g. Melakukan uji coba instrumen
Hal ini diperlukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas, tingkat
kesukaran, serta daya pembeda instrumen yang dibuat.
h. Melakukan revisi atau perbaikan instrumen
Hal ini dilakukan jika dari uji coba instrumen ada kekurangan
berdasarkan hasil dari uji coba instrumen berupa validitas dan
reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembeda instrumen.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Memberikan perlakuan berupa pengimplementasian model
pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual kepada kelas
eksperimen.
c. Memberikan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah
pembelajaran.
d. Memberikan angket pada kelas eksperimen.
3. Tahap Analisis Data
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Mengolah dan menganalisis data hasil nilai postes yang meliputi
analisis uji normalitas, homogenitas, uji dua rerata, dan indeks gain.
b. Menganalisis hasil penelitian.
4. Tahap Pembuatan Kesimpulan
a. Membuat kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis
penelitian yang telah dirumuskan
b. Membuat saran.
Berikut ini adalah gambar alur prosedur penelitian yang dilakukan berdasar
langkah-langkah di atas:
perbaikan Membuat rancangan
penelitian beserta proposal
Perizinan penelitian
Menyiapkan RPP dan skenario
Menyusun instrumen
Mengolah dan menganalisis data
Merumuskan kesimpulan Kelas eksperimen
pretes
postes Memberikan
Kelas kontrol
pretes
postes Judgement
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3
Gambar Alur Penelitian
3.7 Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen yang dilakukan adalah untuk mengetahui kesesuaian
instrumen dengan indikator pada pembelajaran. Pembuatan instrumen yang baik
hendaknya memperhatikan beberapa kriteria. Kriteria yang harus dipenuhi
meliputi tes validitas, tes reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembeda.
3.7.1 Validitas
Validitas sebuah instrumen dikatakan baik jika hasilnya sesuai dengan
kriterium yang ada (Arikunto, 2012:85). Adapun rumus yang dipakai untuk
menguji validitas pada penelitian ini adalah
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
: koefesien validitas
: jumlah siswa
∑ : jumlah skor total soal dikalikan jumlah skor total siswa ∑ : jumlah skor total soal
∑ : jumlah skor total siswa
∑ : jumlah skor total soal dikuadratkan ∑ : jumlah skor total siswa dikuadratkan
Adapun kriteria koefesien validitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Instrumen
Membuat saran
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,80 < rxy≤ 1,00 sangat tinggi
0,60 < rxy≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rxy≤ 0,60 Sedang
0,20 < rxy≤ 0,40 Rendah
0,00 < rxy≤ 0,20 Sangat rendah
3.7.2 Reliabilitas
Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas pada penelitian ini
yang berupa soal tipe pilihan ganda adalah rumus KR-20 :
∑
Keterangan :
: koefisien reliabilitas alat evaluasi
n : banyak butir soal
: proporsi banyak subjek yang menjawab benar pada butir
soal ke-i
: proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir
soal ke-i, jadi
: varians skor total
Berikut ini adalah derajat reliabilitas untuk instrumen penelitian:
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Derajat Reliabilitas
≤ 0,20 Sangat Rendah
0,21 < ≤ 0,40 Rendah
0,41 < ≤ 0,60 Sedang
0,61 < ≤ 0,80 Tinggi
0,81 < ≤ 1,00 Sangat Tinggi
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Derajat kesukaran dihitung menggunakan rumus :
Keterangan:
P = indeks intensitas
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Berikut ini adalah klasifikasi indeks kesukaran soal:
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran Instrumen
Indeks Kesukaran Klasifikasi
IK = 0,00 Terlalu Sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,31 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah
3.7.4 Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda menggunakan rumus :
(Arikunto, 2012:228)
Keterangan :
Indeks Daya Pembeda
Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Banyaknya peserta tes kelompok atas
Banyaknya peserta tes kelompok bawah
Adapun klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indeks daya Pembeda Klasifikasi
DP ≤ 0,00 Sangat Jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik
3.8 Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen yang telah disusun, sebelum digunakan dalam penelitian terlebih
dahulu dipertimbangkan kemudian diuji coba. Judgement instrumen soal peneliti
lakukan pada dua dosen jurusan pendidikan ilmu komputer Universitas
Pendidikan Indonesia. Hasilnya, terdapat beberapa perbaikan dalam penulisan
saja, namun sudah bisa digunakan untuk penelitian. Instrumen yang telah
dipertimbangkan selanjutnya dilakukan uji coba. Uji coba dilakukan pada tanggal
7 April 2014 di kelas XII yang telah mendapat materi terlebih dahulu di salah satu
SMA Negeri di Kota Bandung Propinsi Jawa Barat yang merupakan sekolah
dimana penelitian dilakukan.
Pada penelitian ini digunakan instrumen tes belajar ranah kognitif yang diuji
coba sebanyak 30 butir soal pilihan ganda untuk pretes dan 30 soal pilihan ganda
untuk postes dengan kelas yang berbeda. Data hasil uji coba instrumen tes ranah
kognitif kemudian dianalisis yang meliputi uji validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, serta daya pembeda. Hasil analisis menunjukkan bahwa instrumen soal
yang diujikan sudah bisa digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.
3.8.1 Analisis Uji Validitas
Berikut ini adalah tabel perhitungan tes analisis uji validitas instrumen
soal pretes.
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kategori
Validitas Jumlah Soal Nomor Soal
Sangat Tinggi 1 27
Tinggi 13 1, 3, 6, 7, 10, 16, 17, 19, 21, 23,
26, 29, 30
Cukup 9 4, 5, 8, 12, 14, 18, 20, 22, 24
Rendah 7 2, 9, 11, 13, 15, 25, 28
Sangat Rendah - -
Dari hasil uji validitas di atas diketahui bahwa untuk soal pretes terdapat 1
soal yang memiliki validitas sangat tinggi, 13 soal tinggi, 19 soal cukup dan 7
butir soal bervaliditas rendah. Dan berikut ini adalah tabel hasil perhitungan
analisis uji validitas dari instrumen soal postes.
Tabel 3.6 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Instrumen Postes
Kategori
Validitas Jumlah Soal Nomor Soal
Sangat Tinggi 2 26, 27
Tinggi 8 1, 3, 6, 10, 17, 21, 29, 30
Cukup 12 4, 5, 7, 8, 14, 16, 19, 20, 22, 23, 24, 28
Rendah 6 2, 11, 12, 15, 18, 25
Sangat Rendah 2 9, 13
Sedangkan untuk soal postes terdapat 2 butir soal memiliki validitas sangat
tinggi, 8 soal tinggi, 12 soal cukup, dan 6 butir soal validitas rendah serta 2 soal
lagi memiliki validitas sangat rendah. Untuk 2 butir soal yang memiliki
validitas sangat rendah tidak digunakan sebagai instrumen dan setelah
berkonsultasi dengan dosen pembimbing, maka dilakukan perbaikan terhadap
soal yang memiliki validitas sangat rendah.
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus
K-R20 diperoleh koefisien korelasi hasil uji coba tes hasil belajar ranah kognitif
untuk soal pretes adalah r11 = 0,908. Sedangkan koefisien korelasi hasil uji
coba tes hasil belajar kognitif untuk soal postes adalah r11 = 0,904. Dari hasil
perhitungan tersebut menunjukkan kriteria reliabilitas tes soal pretes dan postes
berada pada kategori sangat tinggi.
3.8.3 Analisis Indeks Kesukaran
Hasil analisis indeks kesukaran instrumen soal pretes yang telah dilakukan
dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7
Hasil Uji Indeks Kesukaran Butir Soal Instrumen Pretes
Kategori Indeks
Kesukaran Jumlah Soal Nomor Soal
Sangat Sukar - -
Sukar 1 11
Sedang 22 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13,
14,15, 16, 17, 18, 21, 24, 25, 28,30
Mudah 7 19, 20, 22, 23, 26, 27, 29
Sangat Mudah - -
Dari hasil analisis tingkat kesukaran terhadap soal pretes siswa di atas
diperoleh keterangan bahwa untuk soal pretes terdapat 1 butir soal dengan
tingkat sukar yaitu no. soal 11, 22 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan
7 butir soal dengan tingkat kesukaran mudah.
Berikut ini adalah tabel hasil uji indeks kesukaran dari soal postes.
Tabel 3.8
Hasil Uji Indeks Kesukaran Butir Soal Instrumen Postes
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kesukaran
Sangat Sukar - -
Sukar 2 11, 13
Sedang 16 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 14, 15, 16,
18, 21, 24, 25, 28
Mudah 12 3, 7, 10, 17, 19, 20, 22, 23, 26, 27,
29,30
Sangat Mudah - -
Sedangkan hasil analisis tingkat kesukaran untuk soal postes didapat
keterangan bahwa terdapat 2 butir soal dengan tingkat kesukaran sukar, 16 soal
dengan tingkat kesukaran sedang dan 12 butir soal memiliki tingkat kesukaran
mudah.
3.8.4 Analisis Daya Pembeda
Rekapitulasi analisis daya pembeda untuk tiap butir soal instrumen pretes
dan postes ditunjukan pada tabel 3.9 berikut.
Tabel 3.9
Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal Instrumen Instrumen Pretes
Kategori Daya
Pembeda
Jumlah Soal Nomor Soal
Sangat Jelek/Dibuang - -
Jelek 4 9, 15, 20, 25
Cukup 21 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 13,
14, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 27,
28, 29
Baik 5 6, 21, 26, 27, 30
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari perhitungan uji daya pembeda soal pretes diperoleh hasil terdapat 5
butir soal berdaya pembeda baik, 21 soal cukup dan 4 butir soal yang memiliki
daya pembeda jelek.
Tabel 3.10
Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal Instrumen Instrumen Postes
Kategori Daya Pembeda Jumlah Soal Nomor Soal
Sangat Jelek/Dibuang - -
Jelek 3 9, 13, 18
Cukup 24 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12,
14, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23,
24, 25, 27, 28, 29, 30
Baik 3 6, 21, 26
Sangat Baik - -
Sedangkan hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap instrumen soal
postes terdapat 2 soal memiliki daya pembeda baik, 24 soal dengan daya
pembeda cukup dan 3 butir soal yang berdaya pembeda jelek.
3.9 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif yang
diperoleh dari perhitungan hasil tes pretes dan postes serta data kualitatif yang
diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada siswa serta lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran. Berikut ini macam-macam perhitungan yang
dipakai dalam penelitian ini :
3.9.1 Uji Normalitas Distribusi
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran distribusi data yang
diperoleh. Melalui uji normalitas peneliti bisa mengetahui apakah sampel yang
diambil mewakili populasi ataukah tidak. Uji normalitas dilakukan pada data
Aziz, Minanul. 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika data dinyatakan berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan dengan
uji homogenitas, namun jika tidak maka akan dilakukan uji non parametrik. Uji
normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Kuadrat.
Langkah-langkah penyelidikan distribusi normal adalah sebagai berikut:
1) Mencari rentang (R)
R = skor tertinggi – skor terendah
2) Menentukan banyaknya kelas (BK) interval
BK = 1 + 3,3 log n (Sudjana 2002: 47)
3) Menentukan rentang interval (P)
̅
Keterangan
P = rentang interval
R = rentang
BK = banyak kelas
4) Membuat daftar distribusi frekuensi
5) Menghitung mean
̅
∑ ∑6) Menghitung simpangan baku (S)
∑ ∑
7) Membuat tabel distribusi nilai yang diperlukan dalam chi-kuadrat
8) Batas kelas interval
9) Nilai baku Z score
̅ (Sudjana, 2002:99)
10)Mencari harga frekuensi harapan (fe)