• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI DIDAKTIS DALAM KUMPULAN CERITA ANAK PELANGI UNTUK JINGGA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NILAI DIDAKTIS DALAM KUMPULAN CERITA ANAK PELANGI UNTUK JINGGA."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI DIDAKTIS

DALAM KUMPULAN CERITA ANAK PELANGI UNTUK JINGGA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Sastra

oleh Windy Pratiwi

1104361

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

NILAI DIDAKTIS DALAM

KUMPULAN CERITA ANAK PELANGI UNTUK JINGGA

oleh

Windy Pratiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

© Windy Pratiwi 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

Windy pratiwi, 2015

Nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak pelangi untuk jingga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NILAI DIDAKTIS DALAM

KUMPULAN CERITA ANAK PELANGI UNTUK JINGGA

Windy Pratiwi NIM 1104361

Abstrak

Semakin maraknya para penulis sastra anak dari kalangan anak-anak menjadi sebuah daya tarik sendiri bagi peneliti untuk meneliti karya tersebut. Memilih kumpulan cerita anak Pelangi untuk Jingga ini beralasan karena kumpulan cerpen dalam PUJ adalah cerpen terbaik yang diikutsertakan dalam lomba menulis cerita anak tahunan yang diadakan oleh Kemendikbud. Lomba tersebut diadakan setiap tahun dari tahun 2011. Dalam kumpulan cerita anak tersebut terdapat tigabelas cerpen berbeda dengan penulis yang berbeda pula.

Sebagaimana layaknya sebuah cerita orang dewasa yang mengandung maksud dan tujuan dalam penulisannya. Cerita anak pun memiliki maksud dan tujuan dalam penulisannya. Tidak hanya pada cerita anak yang ditulis oleh orang dewasa, cerita anak yang ditulis oleh anak pun memiliki nilai tersendiri dalam ceritanya. Seperti halnya pada objek kajian kali ini yang mengambil kumpulan cerita anak PUJ. Dalam ketigabelas cerpen tersebut pun terdapat nilai-nilai yang dapat dikatakan sebagai nilai didaktis, nilai yang dapat diambil sebagai sebuah pelajaran oleh para pembaca anak maupun dewasa. Oleh karena itu, penelitian kali ini membahas nilai-nilai didaktis yang terdapat pada kumpulan cerita tersebut. Nilai didaktis apa saja yang terdapat dalam kumpulan cerita anak tersebut.

Untuk dapat menguraikan pembahasan didaktis pada kumpulan cerita tersebut, maka digunakan metode deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan metode tersebut, peneliti dapat mendeskripsikan secara rinci mengenai pembahasan kumpulan cerita anak ini. peneliti mendeskripsikan hasil-hasil temuan yang didapat dari kumpulan cerita anak tersebut.

Sebelum beranjak pada penelitian mengenai nilai didaktis. Diteliti terlebih dahulu unsur intrinsik pada setiap cerpennya agar dapat diteliti lebih lanjut nilai didaktisnya. Unsur intrinsik tersebut diantaranya adalah, alur, tokoh, latar, tema, dan sudut pandang. Hasil mengenai nilai didaktis dalam kumpulan cerita ini terdapat 22 nilai didaktis yang terkandung dari ketigabelas cerpen, ke-22 nilai didaktis tersebut dikelompokkan ke dalam tiga pengelompokkan yaitu nilai yang berhubungan dengan antar sesama, nilai yang berhubungan dengan lingkungan alam, dan nilai yang berhubungan dengan Tuhan.

(5)

Windy pratiwi, 2015

Nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak pelangi untuk jingga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata Kunci: sastra anak, struktur narasi, nilai didaktis VALUE DIDAKTIC

IN COLLECTION OF STORIES FOR CHILDREN PELANGI UNTUK JINGGA children's story writing competition held by Kemendikbud. The competition is held every year from 2011. In the collection of children's stories that are thirteen different stories by different authors.

As befits a story of adults who have the intent and purpose in writing. Children's children and adult readers. Therefore, the present study discusses didactic values contained in these accounts. Didactic value of what is contained in the collection of the child.

To be able to decipher the didactic discussion on these accounts, then use descriptive qualitative method. By using this method, the researchers were able to describe in detail the discussion of this collection of children's stories. researchers describe the findings obtained from the collection of children's stories. Before going on a study of didactic value. Researched in advance the intrinsic elements on each short story in order to be further investigated didactic value.

(6)

Windy pratiwi, 2015

Nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak pelangi untuk jingga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

motivate the kids to love writing. Moreover, it can also be investigated further on matters which have not been investigated in this short story.

(7)

Windy pratiwi, 2015

Nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak pelangi untuk jingga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR HAK CIPTA…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..……... i

LEMBAR PERSEMBAHAN…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…… ii

LEMBAR PERNYATAAN……… iii

UCAPAN TERIM KASIH………...iv

ABSTRAK………... v

KATA PENGANTAR……….vi

DAFTAR ISI………...vii

DAFTAR BAGAN……… viii

DAFTAR LAMPIRAN……….. xiii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Penelitian……… 1

B. Rumusan Masalah Penelitian………... 6

C. Tujuan Penelitian………. 7

D. Manfaat Penelitian………... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi……….. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA………... 10

A. Sastra Anak………...…………. 10

B. Penelitian Terdahulu………...…………... 11

C. Struktur Narasi Cerita Anak………... 13

D. Sastra Didaktis………... 16

(8)

Windy pratiwi, 2015

Nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak pelangi untuk jingga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Objek Penelitian……….... .18

B. Teknik Pengumpulan Data……… .19

C. Analisis Data……….. 19

D. Definisi Operasional………... 20

E. Alur Penelitian……….... 20

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN………..………. .22

A. Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen……….... 22

1. Data………...…. 22

a. Pelangi untuk Jingga Karya Sherina Salsabila………... 22

1) Sinopsis………....……. 22

2) Alur………....……… 23

3) Tokoh………....…………. 25

4) Latar………....……….. 31

5) Sudut Pandang………....………….. 33

6) Tema………....……….. 33

b. Cerita Bringbun dan Chikuita Karya Nafisa Nurul Izza………..…. 34

1) Sinopsis………...……….. 34

2) Alur………...…… 35

3) Tokoh………...……. 37

4) Latar ………...….. 44

5) Sudut Pandang………....…………46

6) Tema………....………...47

c. Maafkan Aku, … KekKarya Ahmad Ali Ashshidiqi………....……48

(9)

Windy pratiwi, 2015

Nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak pelangi untuk jingga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Alur………..……… 49

3) Tokoh………..…………. 51

4) Latar………... 58

5) Sudut Pandang………... 60

6) Tema……….. 60

d. Brownies Dari Mama Karya Amelia Nuraisyah Quinsi Jem..….. 61

1) Sinopsis……….. 61

2) Alur……….…….62

3) Tokoh ……….…….64

4) Latar……….……68

5) Sudut Pandang……….……69

6) Tema……….….. 70

e. Persahabatan Si Betung Karya Ramadhani Ayu Wiguna…………71

1) Sinopsis……….. 71

2) Alur……….…….71

3) Tokoh ……….…….74

4) Latar……….……78

5) Sudut Pandang……….……79

6) Tema……….……80

f. Pengorbanan Bu Ilma Karya Laksita Judith Tabina……….81

1) Sinopsis………81

2) Alur……….……..81

3) Tokoh ……….……..83

(10)

Windy pratiwi, 2015

Nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak pelangi untuk jingga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Sudut Pandang………..…….87

6) Tema………..……88

g. Kutemukan Pelajaran dalam Perjalanan Karya Nurmawulansari Rahadian………...88

1) Sinopsis………88

2) Alur………..89

3) Tokoh………...91

4) Latar……….98

5) Sudut Pandang……….99

6) Tema………....99

h. Biar Kuno Tapi Keren Karya Kefira Arviadita Sutantio…….…..100

1) Sinopsis………...…...100

2) Alur………..……. 101

3) Tokoh………..….. 103

4) Latar………..…… 107

5) Sudut Pandang ………..……... 110

6) Tema………..………... 111

i. Bidadari Penjaga Hati Karya Safira Ulinnuha……..……… 111

1) Sinopsis………..………... 111

2) Alur………...………. 112

3) Tokoh………...……….. 113

4) Latar………....……… 119

5) Sudut Pandang……… 121

(11)

Windy pratiwi, 2015

Nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak pelangi untuk jingga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

j. Malaikat Sekolah Hutan Karya Dita Aulia Firdiana…...………… 123

1) Sinopsis………... 123

2) Alur………. 124

3) Tokoh……….. 126

4) Latar……… 134

5) Sudut Pandang……… 137

6) Tema………... 137

k. Nisa Sayang Bunda Karya Tiara Indah Permata Hati..………….. 138

1) Sinopsis………... 138

2) Alur………. 139

3) Tokoh……….. 141

4) Latar ………... 147

5) Sudut Pandang……… 148

6) Tema………... 149

l. Satu Hari Bersama Adikku Karya Devita Mayanda Heerlie…..… 149

1) Sinopsis……….. 149

2) Alur……… 150

3) Tokoh………. 152

4) Latar………... 155

5) Sudut Pandang……… 157

6) Tema………... 157

m. Sepucuk Surat Untuk Ibu Karya Gabriella Verencia…….……… 158

1) Sinopsis……….. 158

(12)

Windy pratiwi, 2015

Nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak pelangi untuk jingga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Tokoh……….. 162

4) Latar……… 166

5) Sudut Pandang……… 168

6) Tema………... 169

2. Pembahasan………..………….. 169

B. Nilai-Nilai Didaktis……… 178

1. Data………...……….. 178

a. Pelangi untuk Jingga Karya Sherina Salsabila……… 178

b. Cerita Bringbun dan Chikuita Karya Nafisa Nurul Izza…………. 181

c. Maafkan Aku, … Kek Karya Ahmad Ali Ashshidiqi…..……….. 183

d. Brownies dari Mama Karya Amelia Nuraisyah Quinsi Jemy……..185

e. Persahabatan Si Betung Karya Ramadhani Ayu Wiguna…………187

f. Pengorbanan Bu Ilma Karya Laksita Judith Tabina……….189

g. Kutemukan Pelajaran dalam Perjalanan Karya Nurmawulansari Rahadian………...…...192

h. Biar Kuno Tapi Keren Karya Kefira Arviadita Sutantio…….……..196

i. Bidadari Penjaga Hati Karya Safira Ulinnuha………..……….198

j. Malaikat Sekolah Hutan Karya Dita Aulia Firdiana…….………….200

k. Nisa Sayang Bunda Karya Tiara Indah Permata Hati……….. 203

l. Satu Hari Bersama Adikku Karya Devita Mayanda Heerlie……… 206

m. Sepucuk Surat Untuk Ibu Karya Gabriella Verencia ………... 209

2. Pembahasan……….. 212

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI………...218

(13)

Windy pratiwi, 2015

Nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak pelangi untuk jingga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Implikasi………..………...220

C. Rekomendasi………...………...220

DAFTAR PUSTAKA………...……….. 221

LAMPIRAN………... 223

RIWAYAT HIDUP PENULIS…….……….224

DAFTAR BAGAN Bagan 3.1 Alur Penelitian……… 21

Bagan 4.1 Urutan Alur Pelangi untuk Jingga……….…………. 25

Bagan 4.2 Urutan Alur Cerita Bringbun dan Chikuita………….……….. 37

Bagan 4.3 Urutan Alur Maafkan Aku, … Kek………..…………. 50

Bagan 4.4 Urutan Alur Brownies dari Mama………. 63

Bagan 4.5 Urutan Alur Persahabatan Si Betung………..………….74

Bagan 4.6 Urutan Alur Pengorbanan Bu Ilma……… 83

Bagan 4.7 Urutan Alur Kutemukan Pelajaran dalam Perjalanan………..…91

Bagan 4.8 Urutan Alur Biar Kuno Tapi Keren………....103

Bagan 4.9 Urutan Alur Bidadari Penjaga Hati………...114

Bagan 4.10 Urutan Alur Malaikat Sekolah Hutan………....126

Bagan 4.11 Urutan Alur Nisa Sayang Bunda………....141

Bagan 4.12 Urutan Alur Satu Hari Bersama Adikku………152 Bagan 4.13 Urutan Alur Sepucuk Surat untuk Ibu………162

(14)

Windy pratiwi, 2015

Nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak pelangi untuk jingga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

Windy pratiwi, 2015

Nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak pelangi untuk jingga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Dilihat dari usia pembacanya, sastra dapat dibagi menjadi sastra anak-anak,

sastra remaja, dan sastra dewasa. Sastra anak adalah sastra yang diperuntukan untuk

anak-anak dan menceritakan kehidupan anak pada umumnya, sastra remaja adalah

sastra yang diperuntukan untuk kalangan remaja. Sastra dewasa pun adalah sastra

yang diperuntukan untuk kalangan dewasa, sastra ini biasanya lebih umum dan

banyak diperbincangkan. Sastra dewasa cenderung lebih diperhatikan

keberadaannya, karena dalam sastra dewasa terdapat sastra populer yang selalu

mengikuti selera masyarakat agar diperhatikan dengan tujuan komersial. Adanya

tingkatan usia untuk sastra tersebut bertujuan agar setiap jenjang usia dapat

menikmati sastra sesuai dengan kebutuhannya, tidak terkecuali anak-anak.

Anak-anak adalah cikal bakal terlahirnya generasi baru. Untuk melahirkan

generasi yang berkualitas, maka harus dipupuk dengan hal-hal yang berkulitas juga.

Sastra dapat dijadikan salah satu sarananya. Beberapa rmanfaat sastra untuk anak

antara lain: pertama, untuk kesenangan. Menutut Steiweg alasan mengapa anak

diberi buku bacaan sastra adalah agar mereka memperoleh kesenangan (Stewig,

1980: 18-20 dalam Nurgiantoro, 2010, hlm. 4). Kedua, untuk sarana pendidikan.

Stewig juga mengungkapkan peran sastra bagi anak adalah bahwa disamping

memberikan kesenangan juga memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap

kehidupan ini. Oleh karena itu, sastra anak muncul dengan tujuan untuk memberikan

hiburan yang bermanfaat bagi anak. selain menghibur, sastra juga dapat menjadi

pembelajaran.

Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun terkadang membutuhkan sastra yang

memiliki nilai pendidikan. Oleh karena itu, para akademisi pun banyak yang

meneliti sastra yang memiliki nilai-nilai pendidikan. Hingga akhirnya muncul istilah

(16)

2

adalah bersifat mendidik. Seperti halnya yang banyak terjadi pada sastra yang

ditujukan untuk anak-anak. nilai didaktis dalam sebuah karya sastra bisa

disampaikan secara implisit ataupun eksplisit, sesuai dengan kebutuhan dan

peruntukan karya sastra tersebut. Namun dalam sastra anak lebih sering

pengungkapannya secara eksplisit, karena pemahaman anak-anak masih sederhana

dan akan sulit dipahami jika disampaikan secara implisit.

Belum bisa dipastikan kapan pertama kalinya sastra anak muncul di Indonesia.

Namun jika merujuk pada salah satu sastra anak tertua sebagaimana dijelaskan

dalam skripsi Herlina, lahirnya buku bacaan anak di Indonesia antara lain Indische

Kinderboeken (Buku anak-anak Hindia) terbit tahun 1896. Nittel de Wolf van

Westerrode menulis Indisch Kindervelen, Pemandangan dalam Doenia Kanak

-Kanak karya dari Mohammad Kasim merupakan pemenang dari sayembara

mengarang bacaan anak oleh Balai Pustaka tahun 1920 yang kemudian pada masa

kedudukan Jepang berganti judul menjadi Si Samin (Herlina, 2013, hlm. 9).

Selain dalam bentuk buku berupa novel dan kumpulan cerpen, sastra anak di

Indonesia juga hadir dalam bentuk majalah dan surat kabar. Adapun majalah anak

pertama yang muncul di Indonesia adalah majalah Kunang-kunang yang terbit

pertama kali pada tahun 1949. Majalahnya berukuran besar, kurang lebih seukuran

majalah Tempo dan Femina.Majalah anak tertua kedua di Indonesia adalah majalah

Pikiran Rakyat, Republika, Surabaya Post, dan sebagainya.

Dalam beberapa surat kabar yang terdapat di atas, kebanyakan cerpen atau

cerita bergambar yang ada di kolom tersebut adalah tulisan anak-anak sendiri,

walaupun tidak semua. Anak-anak yang dibiasakan membaca buku dari kecil,

mereka pasti memiliki keinginan dan dorongan untuk menuliskan cerita yang mereka

(17)

3

untuk menampung kreatifitasnya. Hingga pada tahun 2003 muncul fenomena baru

sastra anak yang datang dari penerbit DAR! Mizan. Penerbit tersebut menerbitkan

buku dengan lini Kecil-kecil Punya karya atau lebih dikenal dengan KKPK. Penulis

dari KKPK tersebut adalah anak-anak sendiri, ada yang berupa novel, kumpulan

cerpen, dan komik. banyaknya lini yang serupa bermunculan seperti lini Pinkberry,

Cilik-Cilik Punya Karya (CCPK), dan Kakak Cilik Punya Karya (KCPK). Dalam

setiap lini tersebut, terdapat perbedaan usia pada masing-masing lininya. Dengan

dibukanya lini tersebut, kesemptan anak-anak untuk berkreatifitas pun semakin

terbuka lebar dalam menyalurkan imajinasinya. Kebanyakan karya sastra yang

peneliti telitipun kebanyakan penulisnya pernah menulis di lini KKPK.

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti karya sastra anak yang ditulis oleh

anak-anak yang terdapat dalam buku kumpulan cerita anak-anak Pelangi Untuk Jingga. Buku

tersebut adalah terbitan dari Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar. Kumpulan cerita tersebut dihasilkan dari hasil Lomba

Menulis Cerita Anak (LMCA) 2012 yang diadakan oleh KEMENDIKBUD. Lomba

ini diadakan setiap tahun dari tahun 2011. Menurut Dr. Thamrin Kasman selaku

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar mengatakan bahwa lomba tersebut diadakan

dengan harapan dapat menjadi sebuah daya dorong untuk memacu dan mengarahkan

para siswa untuk berkompetisi menampilkan pengalaman hasil membaca untuk

kemudian mengekpresikannya dalam karya tulis khususnya cerita anak. Dalam buku

tersebut terdapat 13 karya pilihan dari beribu karya. Ke-13 cerita tersebut terdapat

nilai- nilai didaktis yang beragam.

Salah satu contohnya adalah dalam cerita Pelangi Untuk Jingga, karya Sherina

Salsabila, Cerita Bringbun dan Chikuita, karya Nafisa Nurul Izza, Biar Kuno Tapi

Keren, karya Kefira Arviadita Sutantio. Pertama, dalam cerita Pelangi Untuk Jingga

karya Sherina Salsabila, terdapat nilai kepedulian tentang peduli terhadap anak

berkebutuhan khusus. Dalam cerita tersebut, tokoh utama (Pelangi) tidak

segan-segan berteman dengan Jingga yang merupakan anak berkebutuhan khusus. Pelangi

mengajak para pembaca untuk tidak menjauhi mereka tapi merangkul erat dan

(18)

4

Kedua, cerpen Cerita Bringbun dan Chikuita karya Nafisa Nurul Izza. Dalam

cerita tersebut, penulis mengajak kita untuk menjaga dan memelihara lingkungan

dengan baik. Dan saling menyayangi antar sesame makhluk hidup baik hewan atau

tumbuhan. Dalam cerita itu diceritakan tentang penderitaan sebuah pohon beringin

dan seekor burung kutilang terhapap tingkah laku manusia yang seenaknya terhadap

mereka. ada harapan dengan membaca cerita tersebut manusia menjadi sadar dengan

perilakunya dan lebih menghargai lingkungan.

Ketiga, cerpen Biar Kuno tapi Keren karya Kefira A. Susantio. Dalam cerita

tersebut diceritakan tentang Adrian yang sangat tidak suka dengan budaya Indonesia,

ia lebih menyukai budaya Barat yang lebih keren menurutnya. Budaya Indonesia itu

terlihat kuno dan kampungan. Tapi setelah ia pergi ke Amerika, ia sadar bahwa

kebudayaan Indonesia memiliki nilai estetika tersendiri di mata dunia. Sepulangnya

dari Amerika Adrian lebih tertarik dengan budaya Indonesia dan mau belajar tentang

budaya Indonesia. Dalam cerita tersebut mengajak pembaca untuk lebih mencintai

budaya Indonesia. Nilai didaktis yang disampaikan merupakan hasil pengalaman

hidup penulisnya yang merupakan anak-anak. Pengalaman tersebut adalah hasil

pengamatan penulis dari pengalaman membaca atau pengalaman hidupnya.

Sastra didaktis sebagaimana yang telah disinggung di atas, bahwa

kemunculannya adalah karena ada fungsi sastra yang berfungsi sebagai sarana

pendidikan. Dalam pemahaman umum, karya sastra didaktis adalah karya sastra

yang mendidik. Dalam Glossary Literary Term, Abram dalam Sumiyadi,

menjelaskan bahwa sastra didaktis adalah karya sastra yang didesain untuk

menjelaskan suatu cabang ilmu atau mungkin juga untuk mengukuhkan suatu tema,

doktrin moral, religi, atau filsafat dalam bentuk fiksional. Sumiyadi juga

mengungkapkan bahwa dalam fungsi sastra, sastra didaktis tentu saja mengedepankan aspek “didikan” daripada “hiburan”, meskipun sangat mungkin yang mendidik itu sekaligus juga menghibur. Sastra didaktis yang diungkapkan oleh

anak-anak biasanya adalah sebuah pengetahuan dan pembelajaran yang mereka

dapat dalam kehidupan nyata, baik dari orang tua atau buku, lalu mereka ingin

(19)

5

Pada kumpulan cerita Pelangi Untuk Jingga kebanyakan cerita yang

disampaikannya adalah pengalaman pribadi yang dimodifikasi dalam bentuk fiksi.

Nilai didaktis yang disampaikannya sangat menarik, karena disampaikan lewat

peristiwa-peristiwa yang dialami oleh tokoh dalam cerita. dalam peristiwa yang

mereka ceritakan, mereka menyampaikan nilai-nilai kebaikan dalam cerita tersebut.

Adapaun cerita yang menyampaikan akibat dari melakukan sesuatu yang dilarang

atau kebaikan dari sesuatu yang tidak mereka sukai. Penelitian didaktis kali ini akan

meneliti dari struktur narasi karya sastra nya yang meliputi alur, tema, tokoh, latar,

sudut pandang, dan amanat nya.

Penelitian ini bukanlah penelitian satu-satunya yang pernah dilakukan,

sebelumnya ada beberapa penelitian yang mengkaji tentang sastra anak dan sastra

didaktis. Peneliti mengambil enam penelitian sebagai penelitian terdahulu yang

relevan. Pertama, skripsi dari Heni Herlina yang berjudul Moral Dalam Cerita

Pendek Anak Pada Buku KKPK Luks edisi-8 Tahun 2012. Heni merupakan

mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan

indonesia. Dalam skripsi tersebut membahas tentang moral, namun yang

membedakan dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah terletak pada objek

yang dipilih, dalam skripsi tersebut juga menjelaskan tentang sastra dan

cerminannya dalam masyarakan yang menggunkan teori sosiologi sastra. Kedua,

penelitian skripsi dari Feri Fauzi Hermawan yang berjudul Kritik Sosial dalam

Cerita Pendek Anak Pada Harian Kompas Edisi Minggu Tahun 2008. Feri

merupakan mahasiswa dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian tersebut mengambil objek dari media

massa, yaitu harian umum kompas. Sedangkan kajian yang digunakan adalah kritik

sosial, dalam penelitian feri, dijelaskan bagaimana anak-anak melakukan sebuah

kritik sosial dalam karya sastra.

Penelitan ketiga yaitu penelitian berupa skripsi dari Sopan Sopian yang berjudul

Penceritaan Cerita Pendek Anak dalan HU Kompas dan HU Pikiran Rakyat Edisi

Minggu Tahun 2010. Penelitian tersebut masih dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan

(20)

6

objek dari HU Kompas, maka dalam skripsi Sopan ini memilih objek dari dua harian

umum terkemuka yaitu Kompas dan Pikiran Rakyat. Dalam penelitian Sopan,

membahas penceritaan antara penulis anak dan penulis dewasa dalam kedua HU

tersebut. Keempat berupa jurnal dari Elsy Suriani seorang guru Bahasa Indonesia

SMP Negeri 8 Palangka Raya, Jalan Temanggung Tilung 58 Palangka Raya,

Kalimantan Tengah, denngan judul Nilai-Nilai Karakter Dalam Antologi Puisi

Indonesia Anak-Anak Terbitan Pusat Bahasa DEPDIKNAS. Penelitian itu berisi

tentang nilai-nilai karakter yang terdapat dalam puisi anak-anak terbitan pusat

bahasa depdiknas.

Penelitian kelima adalah penelitian dari Sumiyadi, dkk yang berjudul Pemetaan

Novel Indonesia Modern yang berkarakteristik Sastra Didaktis dan Bentuk

Pengungkapannya. Peneliti tersebut adalah dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian tersebut menjelaskan

tentang unsur didaktis yang terdapat pada novel modern Indoneia. Selain itu,

penelitian tersebut juga merunut sastra didaktis dari tahun 80an sampai 2000an.

Penelitian yang terakhir adalah artikel dari Rahmat Petuguran yang berjudul Sastra

Didaktis dalam Sayembara Penulisan Buku Pusbuk. Rahmat adalah pengajar Mata

Kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Semarang. Dalam tulisannya,

Rahmat menjelaskan tentang fenomena tentang sastra didaktis.

Dari keenam penelitian terdahulu yang tercantum di atas, memiliki perbedaan

dan persamaan terhadap penelitian yang dilakukan, yaitu, penelitian yang dilakukan

Heni, Sopan, Fery, dan Elsy sama-sama menggunakan objek sastra anak, namun

berbeda kajian yang dilakukan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sumiyadi

dan Rahmat memiliki kesaaman kajian dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu

tentang unsur didaktis yang dikaitkan dengan karya sastra. Sedangkan objek

kajiannya berbeda.

Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan dan penelitian terdahu yang peneliti

paparkan, maka penelitian yang berjudul Nilai Didaktis Dalam Kumpulan Cerita

(21)

7

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian yang

berjudul Nilai Didaktis Pada Cerita Anak Pelangi Untuk Jingga adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana struktur narasi pada kumpulan cerita anak Pelangi untuk

Jingga?

2. Nilai didaktis apakah yang terdapat dalam cerita anak Pelangi Untuk

Jingga?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang berjudul

Nilai Didaktis Pada Cerita Anak Pelangi Untuk Jingga adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui struktur narasi pada kumpulan cerita anak Pelangi untuk

Jingga.

2. Mengetahui nilai didaktis yang terdapat dalam cerita anak Pelangi Untuk

Jingga.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan didapat dari penelitian ini terbagi menjadi manfaat teoretis

dan manfaat praktis:

1. Manfaat Teoretis

a. Untuk menyumbang pengembangan dalam bidang sastra anak;

b. Semoga dapat menjadi referensi untuk penunjang penelitian selanjutnya

yang relevan. Sebagai penelitian lanjutan tentang sastra anak.

2. Manfaat Praktis

Agar mahasiswa dan masyarakat umum mengetahui tentang sastra anak,

dan menjadi pengetahuan tambahan bagi masyarakat yang belum mengetahui

tentang sastra anak. Juga bagi peneliti, semoga dapat menjadi modal untuk

(22)

8

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur Organisasi dalam penelitian yang berjudul Nilai Didaktis Pada Cerita

Anak Pelangi Untuk Jingga ini terdapat lima bab pokok yang disusun dengan

sistematika sebagai berikut:

1. BAB 1

Pada bab ini terdapat latar belakang penelitian, rumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

skripsi. Latar belakang penelitian menjelaskan mengapa peneliti menjadikan

cerita anak Pelangi Untuk Jingga sebagai objek kajian yang diteliti,

menjelaskan fenomena sastra anak di masyarakat, menjelaskan fungsi-fungsi

sastra bagi anak, dan memaparkan penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian yang diteliti. Setelah latar belakang penelitian maka akan

dirumuskan rumusan masalahnya sesuai dengan yang dijelaskan pada latar

belakang masalah. Setelah perumusan masalah maka muncullah tujuan

penelitian yang sejalan dengan rumusan masalah. Manfaat penelitian

menjelaskan bagaimana menfaat teoretis dan praktis dalam penelitian ini.

struktur organisasi skripsi menjelaskan bagaimana sistematika penulisan

skripsinya.

2. BAB II

Pada bab dua ini menjelaskan tentang kajian teori yang digunakan dalam

penelitian. Selain kajian teori, dalam bab dua ini terdapat deskripsi penelitian

terdahulu yang relevan dengan penelitian yang diteliti. Deskripsi teori yang

digunakan dalam penelitian yang berjudul Nilai Didaktis Pada Cerita Anak

Pelangi Untuk Jingga meliputi sastra anak, struktur narasi cerita anak, dan

sastra didaktis. Struktur narasi yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan struktur narasi anak dari Suyatno, yang dijelaskan dalam

bukunya yang berjudul Struktur Narasi Novel Karya Anak. Sedangkan nilai

didaktis yang dijelaskan dalam penelitian ini berlandaskan dari berbagai

(23)

9

3. BAB III

Metode-metode yang dilakukan dalam penelian ini dijelaskan peneliti di

bab tiga. Dalam bab tiga ini terdapat objek penelitian, teknik pengumpulan

data, analisis data, definisi operasional, dan alur penelitian. Pada objek

penelitian, dijelsakan bagaimana objek yang diteliti, objek berupa apa dan

alasan memilih objek. Pada teknik pengumpulan data, penulis menjelaskan

bagaimana penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk

penelitian. Pada analisis data dijelsakan cara menganalisisnya. Definisi

operasional yaitu mendefinisikan istilah-istilah yanga akan muncul selama

melakukan penelitian. Sedangkan pada bagian akhir yaitu alur penelitian, akan

muncul bagan penelitian yang dilakukan.

4. BAB IV

Pada bab empat ini mendeskripsikan secara detail bagaimana hasil dari

analisis data yang dilakuakan oleh peneliti dengan merujuk pada teori dan

metode yang digunakan dan objek kajiannya. Dari ketiga belas cerita anak

Pelangi Untuk Jingga, dibahas satu persatu bagaimana alur, tokoh, latar, tema,

dan sudut pandang nya. Setelah itu, melalui struktur narasi maka muncul nilai

didaktis yang terkandung didalam ketiga belas cerita anak tersebut.

5. BAB V

Pada bab lima terdapat simpulan, implikasi, dan rekomendasi. Simpulan

merupakan kesimpulan dari semua yang telah dijelaskan, dalam simpulan ini

dijelaskan jawaban dari rumusan masalah yang muncul di bab satu. implikasi

atau manfaat penelitian yang dilakukan, dan berdasarkan hasil penelitan yang

sudah dilakukan, peneliti merekomendasikan hal-hal yang bisa ditindaklanjuti

(24)

Windy pratiwi, 2015

Nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak pelangi untuk jingga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah dengan

menggunakan metode deskriptif kualitatif. Melalui metode ini, peneliti bertujuan

untuk dapat memperjelas informasi yang telah ada berkaitan dengan sastra anak.

Penelitian ini lebih berpusat pada kajian terhadap objek yang diteliti yaitu

kumpulan cerita anak Pelangi untuk Jingg. Kumpulan cerita tersebut dikaji dengan

menggunakan kajian mengenai struktur narasi dan nilai didaktis yang terkandung

dalam kumpulan cerita tersebut.

A. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diteliti adalah mengenai sastra anak dan nilai

didaktis. Objeknya adalah kumpulan cerpen anak yang ditulis oleh anak-anak.

Kumpulan cerita anak tersebut berjudul Pelangi untuk Jingga. Pada buku

tersebut terdapat 13 cerita anak pilihan yang dinobatkan sebagai pemenang

dalam lomba menulis cerita anak yang diadakan oleh Kemendikbud. Penulis

dalam kumpulan cerita tersebut berbeda-beda, terdapat 13 penulis yang

berbeda sesuai dengan jumlah cerpen dalam kumpulan cerita anak tersebut.

Pemilihan objek tersebut bukanlah tanpa alasan, peneliti memilih objek

kumpulan cerita anak Pelangi untuk Jingga adalah karena dalam kumpulan

cerita tersebut adalah cerita-cerita terbaik yang telah diseleksi dari beribu-ribu

cerita yang mengikuti lomba tersebut. Tema dalam kumpulan cerita tersebut

berbeda-beda, namun yang terpenting adalah ada tidaknya nilai didaktis yang

terkandung di dalamnya. Dalam kumpulan cerita anak Pelangi untuk Jingga

terdapat nilai-nilai didaktis yang dapat menjadi pelajaran bagi siapa saja yang

membacanya. Bukan hanya anak-anak, orang dewasa pun dapat mengambil

pelajaran dari cerita yang disampaikan oleh anak-anak dalam kumpulan cerita

(25)

19

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

menggunakan teknik studi pustaka. Dalam tektik tersebut, peneliti membaca

dan mengumpulkan referansi yang berkaitan dengan sastra anak dan nilai

didaktis dalam sebuah karya sastra. Untuk dapat mengumpulkan dan membaca

referensi yang berkaitan dengan penelitian, peneliti mendapatkan sumber

bacaan dari buku-buku, artikel, atau pun skripsi dan penelitian mengenai sastra

anak yang telah dilakukan sebelumnya.teknik ini dipilih karena objek

penelitian yang dilakukan adalah teks, yaitu cerita pendek anak Pelangi untuk

Jingga. Alasan lain adalah karena tujuan yang akan dicapai adalah mengenai

nilai didaktis yang terkandung dalam cerita tersebut, maka tujuan tersebut telah

tercapai dengan menggunakan teknik studi pustaka ini.

C. Analisis Data

Data yang terkumpulan untuk melakukan penelitian ini adalah ke 13

cerita anak dalam kumpulan cerita anak Pelangi untuk Jingga. Setelah

terkumpul maka dianalisis dengan tahapan sebagai berikut (1) membaca dan

memahami keseluruhan data yang diteliti, yaitu kumpulan cerita anak Pelangi

untuk Jingga, (2) meneliti bagaimana alur dalam cerita tersebut, (3) meneliti

bagaimana penulis menggambarkan tokoh dalam sebuah cerita, (4)

menjelaskan latar-latar yang terdapat dalam cerita baik latar waktu ataupun

latar tempat, (5) menjelaskan sudut pandang penulis dalam menyampaikan

ceritanya, (6) menjelaskan tema apa yang terdapat dalam cerita tersebut, (7)

mengidentifikasi nilai didaktis yang terdapat dalam kumpulan cerita tersebut.

Penjelasan dari tujuh tahapan penelitian tersebut adalah sebagai berikut,

dalam tahapan pertama peneliti membaca dan memahami ketiga belas cerita

yang diteli, tujuannya adalah agar dapat mengerjakan tahapan-tahapan

selanjutnya. Tahapan kedua, peneliti menjelaskan keterkaitan anatar teks dalam

cerita sehingga membentuk satu kesatuan cerita yang utuh. Tahapan ketiga,

(26)

20

suatu watak tersendiri, ada yang protagonis dan antagonis. Tahapan keempat,

peneliti menjelaskan latar-latar yang terdapat dalam kumpulan cerita, baik latar

waktu maupun latar tempatnya. Tahapan kelima, menjelaskan bagaimana

sudut pandang penceritaannya. Tahapan keenam, menjelaskan temanya.

Penjelasan mengenai tema ini akan terlihat dari unsur-unsur yang diteliti, dari

kesuluruhan isi cerita, temalah yang menjadi ide pokok dari sebuah cerita.

Tahapan terakhir yaitu mengidentifikasi nilai didaktisnya, identifikasi ini

didapat dari tema yang yang dimunculkan oleh penulis dalam kumpulan cerita

anak Pelangi untuk Jingga.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi dari istilah yang digunakan

oleh peneliti dalam penelian ini. berikut dijelaskan satu persatu definisinya:

1. Cerpen adalah cerita yang terbatas pada jumlah halamannya, kepanjangan

dari cerita pendek.

2. Sastra anak adalah sastra yang diperuntukkan untuk anak-anak, bisa ditulis

oleh orang dewasa atau pun anak-anak asalkan isinya sesuai dengan

tingkat kebutuhan anak-anak.

3. Nilai didaktis adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan pendidikan, dalam

penelitian ini nilai tersebut terdapat dalam sebuah karya sastra.

E. Alur Penelitian

Untuk memperjelas bagaimana penelitian ini dilakukan, maka akan

digambarkan bagan penelitian mengenai penelitian ini. Berikut bagan

(27)

21

Bagan 3.1Alur Penelitian

Teks Kumpulan Cerita Anak Pelangi Untuk Jingga

NILAI DIDAKTIS DALAM KUMPULAN CERITA ANAK PELANGI UNTUK JINGGA

Pengumpulan Data Pembacaan kritis-analitik

Analisis data unsur intrinsik dalam kumpulan cerita anak Pelangi untuk Jingga.

meliputi: - Alur - Tokoh - Latar

- Sudut Pandang - Tema

Analisis data nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak Pelangi untuk Jingga.

Pembahasan unsur intrinsik

Pembahasan nilai didaktis

(28)

Windy pratiwi, 2015

Nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak pelangi untuk jingga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Pada bab ini dibahas mengenai tiga hal yaitu simpulan atas jawaban rumusan

masalah, implikasi atau manfaat penelitian yang dilakukan, dan berdasarkan hasil

penelitan yang sudah dilakukan, peneliti merekomendasikan hal-hal yang bisa

ditindaklanjuti oleh para peneliti selanjutnya.

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang dimunculkan pada bab satu, mengenai nilai

didaktis yang terdapat pada kumpulan cerita anak Pelangi untuk Jingga, Maka, berikut

hasil dari pertanyaan pada rumusan masalah yang terdapat pada bab satu: struktur

narasi yang di dalamnya terdapat alur, tokoh, latar, tema, dan sudut pandang, akan

disimpulan satu persatu. Pertama alur dalam kumpulan cerita Pelangi untuk Jingga ini

lebih banyak menggunakan alur yang berkonflik, tujuan dari alur yang berkonflik ini

adalah agar apa yang ingin disampaikan oleh penulis cerita dapat tersampai melalui

konflik yang muncul dan cara penyelesaiannya. Walaupun memiliki alur yang

berkonflik, cerpen-cerpen ini memiliki alur yang sederhana sesuai dengan dunia

anak-anak.

Kedua, tokoh dalam kumpulan cerita Pelangi untuk Jingga ini lebih banyak

menunculkan tokoh manusia, namun ada tiga cerpen yang memunculkan tokoh hewan

dan tumbuhan yang terdapat dalam cerpen Cerita Bringbun dan Chikuita,

Persahabatan Si Betung, dan Malaikat Sekolah Hutan. Sesuai dengan tokoh bahwa

sastra anak, bahwa tokoh dalam sastra anak dapat menjadikan apapun bisa bernyawa.

Ketiga, Latar dalam kumpulan cerita Pelangi untuk Jingga ini benyak yang

menggunakan latar di rumah dan di sekolah. Kedua latar tersebut adalah latar yang

sering muncul dari ketigabelas cerpen dalam Pelangi untuk Jingga. Kedua latar

tersebut sering muncul karena kedua latar tersebut dengan kehidupan anak-anak.

Walaupun ada juga cerpen yang tidak memunculkan kedua latar tersebut yaitu pada

(29)

229

dimunculkan dalam kumpulan cerpen Pelangi untuk Jingga bermacam-macam. Pada

setiap pembahasan tema, yang menjadi bahan bahasan ada dua yaitu tema mayor dan

tema minor.

Rumusan mengenai nilai didaktis, dalam kumpulan cerita anak Pelangi untuk

Jingga terdapat 22 nilai didaktis dari ketigabelas cerpen yang terdapat pada kumpulan

cerita tersebut. Nilai tersebut dikelompokkan ke dalam tiga pengelompokkan, yaitu

hubungan antar sesama, hubungan dengan lingkungan alam, dan hubungan dengan

tuhan.

Berikut nilai didaktis yang berhubungan dengan antar sesama yaitu, nilai

pengorbanan, membalas kejahatan dengan kebaikan, nilai kepedulian, menjaga dan

merawat orang tua, saling membantu, menerima dan menghargai perintah orang tua,

nilai persahabatan, nilai kedisiplinan, nilai saling tolong menolong, saling menghargai,

nilai saling berbagi.

Hubungan dengan lingkungan alam, yaitu, nilai cinta lingkungan, menjaga dan

melindungi sesama makhluk hidup, mencintai alam, mencintai binatang. Sedangkan

nilai yang berhubungan dengan Tuhan adalah, nilai keagamaan, nilai keikhlasan, nilai

kesabaran, nilai kedisiplinan, dan menjaga amanah. Adapun nilai yang berhubungan

dengan loyalitas kepada bengasa dan negara, yaitu nilai patriotisme yang terdapat

dalam cerpen Biar Kuno tapi Keren. Ada pula nilai yang berhubungan dengan

kebersihan, yaitu menjaga kebersihan demi menjaga kesehatan yang terdapat dalam

cerpen Satu Hari Bersama Adikku.

B. Implikasi

Implikasi yang terdapat dalam penelitian ini diantaranya adalah:

1. Anak Indonesia ternyata berpotensi. Dunia pendidikan perlu mengapresiasi

(30)

anak-230

anak tidak hanya menuliskan sesuatu yang tidak bernilai dan hanya untuk

kesengangan. Namun juga menyampaikan sesuatu yang bernilai dengan

menyuguhkan suatu cerita yang memiliki nilai didaktis didalamnya.

2. Buku kumpulan cerita anak Pelangi untuk Jingga sebagaimana yang telah

diketahui, terdapat nilai-nilai didaktis di dalamnya. Oleh karena itu bisa juga

dijadikan bahan ajar untuk para guru sebagai pengajaran pendidikan melalui

sastra.

C. Rekomendasi

Penelitian ini direkomendasikan untuk:

1. Guru: bisa dijadikan sebagai bahan pengajaran tentang nilai didaktis yang

terdapat didalam kumpulan cerita tersebut. Bisa juga dijadikan bahan motivasi

untuk anak-anak agar bisa melanjutkan jejak teman-teman penulis dalam

kumpulan cerita anak Pelangi untuk Jingga.

2. Peneliti selanjutnya: penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk para peneliti

sastra anak. Selain nilai didaktis, ada kajian yang belum dibahas pada

kumpulan cerita ini seperti kajian sosiologi, psikologi, dan moral. Selain itu,

peneliti selanjutnya bisa juga meneliti kumpulan cerpen anak dari hasil lomba

Kemendikbud di tahun-tahun berikutnya, karena lomba tersebut diadakan

(31)

Windy pratiwi, 2015

Nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak pelangi untuk jingga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Bunanta, Murti. 1998. Problematika Penulisan Cerita Rakyat Untuk Anak di

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Kurniawan, Heru, 2013. Sastra Anak dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi,

Semiotika, Hingga Penulisan Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nurgiyantoro, Burhan, 2010. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia

Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Petuguran, Rahmat. 2014 “Sastra Didaktis dalam Sayembara Penulisan Buku

Pusbuk”. diakses pada 8 januari 2015

[http://rahmatpetuguran.blogspot.com/2014/06/sastra-

didaktis-dalam-sayembara.html].

Rahmat, Hadijah. 2006. Peranan dan Perkembangan Sastera Kanak-Kanak.

(32)

222

Sopian, S. 2011. “Penceritaan Cerita Pendek Anak dalam HU Kompas dan

HU Pikiran Rakyat Edisi Tahun 2010.” Skripsi pada Departemen

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Sugihastuti. 1996. Serba-Serbi Cerita Anak-Anak. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Sumiyadi dkk, 2013. Pemetaan Novel Indonesia Modern yang

Berkarakteristik Sastra Didaktis dan Bentuk Pengungkapannya.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumiyadi. 2014. Kerangka Kajian Bandingan Kedidaktisan Karya Sastra

Indonesia dengan Film Adaptasinya Sebagai Upaya Menyusun Buku

Suplemen Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Prosiding

Seminar Sehari (hlm. 105-110). Garut: APBI-STKIP

Sumiyadi. 2014. Sastra Pendidikan, Pendidikan Sastra, dan kurikulum

2013. Prosiding Seminar Nasional (hlm. 264-268). Bandung: STKIP

Siliwangi

Suyatno. 2009. Struktur Narasi Novel Karya Anak. Surabaya: Jaring Pena.

Suriyani, Elsy. Nilai-Nilai Karakter dalam Antologi Puisi Indonesia Modern

Anak-anak Terbitan Pusat Bahas Depdiknas. Diakses pada Oktober

2014.

Tarigan, H. G. 1985. Dasar-Dasar Psikosastra. Kiaracondong, Bandung:

Percetakan Angkasa.

Teeuw, A, 2003 Sastera dan Ilmu Sastera. Jakarta: Pustaka Jaya

Trimansyah, Bambang, 1999. Cerita Anak Indonesia Kontemporer. Bandung:

Penerbit Nuansa.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Luar Jaringan. Versi 1.5.

Pedoman Penulisan karya Ilmiah UPI. (2014). Bandung: UPI Press.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membuka (decrypt) data tersebut digunakan juga sebuah kunci yang dapat sama dengan kunci untuk mengenkripsi (untuk kasus private key cryptography) atau dengan kunci

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan perpustakaan keliling yang dilakukan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kulon Progo dan

Pemasaran, Sumber Daya Manusia, dan Keuangan Untuk Meningkatkan Laba dan Kepuasan Konsumen Pada Pengembangan Usaha Bakmi Jawa Ibu Sri.. Dengan demikian saya memberikan

Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung dalam waktu dekat akan melaksanakan pengadaan barang/jasa dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut

Utara I Tahun Anggaran 2017 ( kode lelang 18879011), dengan ini kami umumkan bahwa pemenang pelelangan tersebut adalah sebagai

Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) berdasarkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, melegitimasi bahwa KPK memiliki kewenangan dalam

Dengan pendekatan dan penjelasan secara komprehensif, saya mengajak segenap kekuatan pembangunan di Provinsi Sumatra Selatan dari berbagai kalangan profesi, baik sebagai pimpinan