ABSTRAK
Hubungan Persepsi Dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn Di SDN Plaosan 1
Nur Pratikto
Universitas Sanata Dharma 2017
Latar belakang penelitian ini adalah adanya persepsi siswa yang cukup yaitu sebesar 40% dan adanya sikap siswa yang cukup sebesar 44%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SDN Plaosan 1 pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
Penelitian ini merupakan penelitian jenis kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 25 siswa sebagai kelompok siswa. Dalam pembelajarannya menggunakan Problem Based Learning (PBL) ada 5 langkah yaitu orientasi, mengorganisasi, membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan mengevaluasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn yang ditunjukkan dengan nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05) dan Pearson correlation= 0,654. Termasuk hubungan korelasi yang kuat karena berada pada rentang nilai 0,60 – 0,799.
ABSTRACT
The Perception’s correlations and Attitude of Second Grade on Civics Education and Citizenship in SDN Plaosan 1
Nur Pratikto
Sanata Dharma University 2017
The background of this study is the perception of the students were quite is 40% and the attitudes of the students fairly by 44%. The purpose of this study was to determine the relationship of class II student perception towards learning model Problem Based Learning (PBL) with the attitude of students in the subjects of Civics at SDN Plaosan 1 in the odd semester academic year 2016/2017.
This research was a type of quantitative by using survey method.The sample in this study consisted of 25 students as a group of students. In learning using Problem Based Learning (PBL) there are five steps, ie orientation, organizing, guiding investigations, develop and present the work and evaluate.
The results showed that there is a positive relationship between and attitudes on subjects Civics shown by the Sig (2-tailed) of 0.000 (p <0.05) and Pearson correlation = 0.654. Including a strong correlation because they are in the range of values from 0.60 to 0.799.
HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II PADA MATA PELAJARAN PKN DI SDN PLAOSAN 1
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Nur Pratikto NIM: 1311341156
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran.
2. Kedua orang tuaku tercinta, Legiyadi dan Yuliati yang senantiasa memberikan dukungan baik dengan do’a, semangat, kasih sayang dan
ketulusan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik
dan lancar.
3. Kakakku Adhi Wibowo dan adikku Ari Nugroho yang selalu menghibur dan memberikan semangat serta do’a.
4. Almamaterku Universitas Sanata Dharma yang kubanggakan.
5. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing 1 dan Elisabeth
Desiana Mayasari, S.Psi.,M.A. selaku dosen pembimbing 2 yang selalu
memberikan masukan.
6. Teman-teman kelompok PPL 2016 di SDN Plaosan 1 (Putu, Adit, Desty,
Nurhayati, Wahyu).
7. Teman-teman payung seperjuangan PGSD USD 2013 (There, Lola,
Yustin, Tyas, Achun, Vika, Mira, Lina, Dessy, Dita, Tria, Dhanis, Nike,
Yussy, Gema, Ipin,Yoga, Erik, dan Parama).
8. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan
MOTTO
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
(QS.Al-Baqarah:286)
“Bila dikritik, daripada sibuk mencari alasan untuk membela diri lebih baik kita
sibuk jujur akan kekurangan diri dan fokus untuk memperbaikinya”
(AA Gym)
“Tak usah memaksakan sesuatu untuk indah, jika memang indah pasti akan indah
pada waktunya”
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
daftar kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Februari 2017 Peneliti
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Nur Pratikto
Nomor Mahasiswa : 131134156
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II PADA MATA PELAJARAN PKN DI SDN PLAOSAN 1”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya berikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 20 Februari 2017 Yang menyatakan
ABSTRAK
Hubungan Persepsi Dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn Di SDN Plaosan 1
Nur Pratikto
Universitas Sanata Dharma 2017
Latar belakang penelitian ini adalah adanya persepsi siswa yang cukup yaitu sebesar 40% dan adanya sikap siswa yang cukup sebesar 44%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SDN Plaosan 1 pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
Penelitian ini merupakan penelitian jenis kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 25 siswa sebagai kelompok siswa. Dalam pembelajarannya menggunakan Problem Based Learning (PBL) ada 5 langkah yaitu orientasi, mengorganisasi, membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan mengevaluasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn yang ditunjukkan dengan nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05) dan Pearson correlation= 0,654. Termasuk hubungan korelasi yang kuat karena berada pada rentang nilai 0,60 – 0,799.
ABSTRACT
The Perception’s correlations and Attitude of Second Grade on Civics Education and Citizenship in SDN Plaosan 1
Nur Pratikto Sanata Dharma University
2017
The background of this study is the perception of the students were quite is 40% and the attitudes of the students fairly by 44%. The purpose of this study was to determine the relationship of class II student perception towards learning model Problem Based Learning (PBL) with the attitude of students in the subjects of Civics at SDN Plaosan 1 in the odd semester academic year 2016/2017.
This research was a type of quantitative by using survey method.The sample in this study consisted of 25 students as a group of students. In learning using Problem Based Learning (PBL) there are five steps, ie orientation, organizing, guiding investigations, develop and present the work and evaluate.
The results showed that there is a positive relationship between and attitudes on subjects Civics shown by the Sig (2-tailed) of 0.000 (p <0.05) and Pearson correlation = 0.654. Including a strong correlation because they are in the range of values from 0.60 to 0.799.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II PADA MATA PELAJARAN PKN DI SD N PLAOSAN 1” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Apri Damai Sagita Krissandi,. S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Drs. Paulus Wahana, Mag. Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang membimbing kami dengan penuh bijaksana dan sabar.
5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing II yang membimbing kami dengan penuh kesabaran.
6. Sumarjoko, S.Ag. selaku Kepala Sekolah SD N Plaosan 1 yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.
7. Rini Sulistyowati, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
9. Sekretariat PGSD Universitas sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu proses perijinan penelitian skripsi.
10. Kedua orang tuaku tercinta, Legiyadi dan Yuliati yang senantiasa memberikan dukungan baik dengan do’a, semangat, kasih sayang dan ketulusan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
11. Kakakku Adhi Wibowo dan adikku Ari Nugroho yang selalu menghibur dan memberikan semangat serta do’a.
12. Teman-temanku yang selalu mendukungku.
13. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu namun telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan kemampuan peneliti. Segala kritik dan saran yang membangun akan peneliti terima dengan senang hati. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan para pembaca.
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ...viii
1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Batasan Masalah ...4
1.3 Rumusan Masalah ...5
1.4 Tujuan ...5
1.5 Manfaat ...5
1.6 Definisi Operasional ...6
BAB IILANDASAN TEORI ...8
2.1 Kajian Pustaka ...8
2.1.1 Persepsi ...8
2.1.2 Sikap ...13
2.1.3 Model Pembelajaran Problem Based Learning ...17
2.2 Penelitian yang Relevan ...24
2.2.1 Literatur Map ...26
2.3 Kerangka Berpikir ...26
2.4 Hipotesis ...28
BAB IIIMETODE PENELITIAN ...29
3.1 Jenis Penelitian ...29
3.2 Setting Penelitian ...29
3.2.1 Tempat Penelitian ...29
3.2.2 Waktu Penelitian...30
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian...30
3.3.1 Populasi Penelitian...30
3.3.2 Sampel Penelitian ...30
3.4 Variabel Penelitian ...30
3.4.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat) ...31
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...32
3.5.1 Kuesioner ...32
3.5.2 Wawancara ...32
3.5.3 Observasi ...33
3.5.4 Dokumentasi ...33
3.6 Instrumen Penelitian ...33
3.7 Uji Coba Instrumen ...40
3.7.1 Uji Validitas ...40
3.7.2 Uji Reliabilitas ...46
3.8 Teknik Analisis data ...49
3.8.1 Uji Asumsi ...49
3.8.1.1 Uji Normalitas Data ...49
3.8.2 Uji Hipotesis ...51
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...54
4.1 Hasil Penelitian ...54
4.1.1 Uji Asumsi ...54
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian...59
4.2.1 Pembahasan Uji Hipotesis ...60
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ...62
5.1 Kesimpulan ...62
5.2 Keterbatasan Penelitian ...62
5.3 Saran ...63
DAFTAR REFERENSI...64
LAMPIRAN ...67
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Model pembelajaran berdasarkan masalah... 19
Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PKn Kelas II Semester Ganjil ... 23
Tabel 3.1 Variabel Penelitian ... 31
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Persepsi ... 34
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Sikap... 34
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Persepsi Siswa Tentang Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 36
Tabel 3.5 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn ... 38
Tabel 3.6 Sebaran Uji Coba Kuesioner Persepsi Siswa Tentang Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 39
Tabel 3.7 Sebaran Uji Coba Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn ... 40
Tabel 3.8 Expert Judgement ... 42
Tabel 3.9 Rentang Skor ... 42
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran Problem Based Learning... 43
Tabel 3.11 Validasi Setiap Indikator Persepsi... 44
Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Sikap Siswa Terhadap PKn ... 45
Tabel 3.13 Validasi Setiap Indikator Sikap... 46
Tabel 3.14 Kriteria Koefisien Reliabilitas... 47
Tabel 3.15 Reliabilitas Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran Problem Based Learning ... 48
Tabel 3.16 Tabel Reliabilitas Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn... 48
Tabel 3.17 Kategori Koefisien Korelasi ... 53
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 54
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Terhadap Sikap Siswa... 55
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Persepsi dan Sikap Mata Pelajaran PKn... 56
Tabel 4.4 Hasil Uji Linearitas Persepsi dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ... 57
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Literatur dari penelitian sebelumnya ... 26
Gambar 3.1 Variabel Penelitian ... 31
Gambar 3.2 Rumus Pengukuran Reliabilitas ... 47
Gambar 3.3 Rumus Uji Varians ... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 68
Lampiran 2 Rubrik Penilaian ... 74
Lampiran 3 Expert Judgement ... 75
Lampiran 4 Uji Validitas Instrumen Persepsi Siswa... 77
Lampiran 5 Uji Reliabilitas Instrumen Persepsi Siswa ... 78
Lampiran 6 Uji Validitas Instrumen Sikap Siswa ... 79
Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Siswa ... 80
Lampiran 8 Silabus Kelompok Siswa ... 81
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Siswa... 103
Lampiran 10 Skor Kuesioner Persepsi Siswa ... 152
Lampiran 11 Skor Kuesioner Sikap ... 153
Lampiran 12 Uji Normalitas Data KuesionerPersepsi ... 154
Lampiran 13 Uji Normalitas Data Kuesioner Sikap ... 155
Lampiran 14 Uji Homogenitas Persepsi dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ... 156
Lampiran 15 Uji Linearitas ... 158
Lampiran 16 Uji Hipotesis Korelatif (Hubungan) ... 160
Lampiran 17 Wawancara Guru dan Siswa ... 161
Lampiran 18 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran ... 169
Lampiran 19 Surat Izin Penelitian... 171
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab I ini peneliti membahas latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan pendidikan awal dalam
mempersiapkan generasi muda sebelum menuju ke jenjang yang lebih tinggi
lagi. Maka dari itu pendidikan di sekolah dasar sebagai pendidikan formal
perlu merancang pembelajaran terpadu yang berorientasi pada karakter dan
budaya bangsa. Pendidikan karakter dinilai dapat meningkatkan pembelajaran
karena pendidikan karakter sejatinya mengarah pada pencapaian tujuan-tujuan
akademik yang berwawasan untuk membentuk karakter diri peserta didik
berdasarkan budaya.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu bidang mata
pelajaran di sekolah dasar mempunyai tujuan yang sesuai dengan arah tujuan
pendidikan. Salah satu tujuan dari PKn adalah untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada karekter budaya bangsa
Indonesia yang diharapkan membentuk perilaku kehidupan peserta didik
sebagai individu maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari
pengertian tersebut, maka cukup memberikan alasan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang diarahkan untuk memberi konstribusi positif
dalam mewujudkan tujuan pendidikan serta membentuk karakter peserta didik
Mata pelajaran PKn yang sudah diberikan dari kelas bawah hingga kelas
atas pun masih diberlakukan tentunya mengandung arti bahwa begitu
pentingnya belajar PKn. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran PKn di
kelas, pasti menunjukkan reaksi atau sikap yang berbeda-beda antar siswa. Hal
ini karena adanya perbedaan karakter antara siswa yang satu dengan siswa
yang lain. Setiap siswa yang mengikuti pembelajaran PKn pasti mempunyai
anggapan atau persepsi yang berbeda-beda mengenai mata pelajaran PKn.
Persepsi siswa tersebut tentunya ada persepsi yang positif seperti anggapan
bahwa pelajaran PKn itu menyenangkan karena materinya mudah dipahami
atau persepsi yang negatif seperti anggapan bahwa materi PKn sangat banyak
dan terkesan harus dihafal. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran PKn
khususnya di sekolah dasar ditutut untuk lebih mengarah ke pembelajaran
yang bermakna sehingga dapat membantu membangun persepsi positif dalam
diri siswa serta mengarahkan siswa dalam bersikap.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran PKn yang efektif dan efisien,
tentunya juga diperlukan langkah-langkah dalam ketercapaiannya. Salah satu
langkah yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran PKn adalah
penggunaan model pembelajaran oleh guru. Problem Based Learning (PBL) sebagai salah satu model pembelajaran berusaha untuk mengarahkan siswa
dalam menambah wawasan dan untuk mengarahkan siswa agar lebih dapat
berpikir kritis, serta mengajak siswa untuk berani menyampaikan pendapatnya
mengenai masalah yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari. Siregar dan
Learning (PBL) merupakan sebuah model pembelajaran yang berfokus pada penyajian suatu permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa melalui
serangkaian kegiatan penelitian dan investigasi berdasarkan teori, konsep,
prinsip yang dipelajari dari berbagai bidang ilmu. Dalam pengertian di atas,
cukup menunjukkan bahwa model pembelajaran ini mengarahkan siswa agar
aktif di dalam pembelajaran. Hal ini tentunya sangat mendukung
diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran PKn di sekolah dasar sesuai pendapat Trianto (2012:62) yang
mengungkapkan bahwa pembelajaran akan lebih baik jika siswa terlibat aktif
dalam belajar. Sehingga, dengan diterapkannya model pembelajaran ini
diharapkan mampu memberikan dampak yang positif bagi siswa maupun guru
dalam pembelajaran PKn.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 4 siswa kelas II SDN Plaosan 1,
peneliti memperoleh keterangan bahwa antar siswa yang satu dengan siswa
yang lain mempunyai pendapat-pendapat yang berbeda mengenai mata
pelajaran PKn. Namun, pendapat dari siswa tersebut cenderung mengarah
pada persepsi yang negatif. Siswa mempunyai persepsi yang negatif mengenai
materi, media, dan sarana pembelajaran serta langkah-langkah pembelajaran
dan interaksi terhadap model pembelajaran.
Permasalahan yang berikutnya adalah sikap siswa terhadap mata pelajaran
PKn. Peneliti juga melakukan observasi pembelajaran pada saat guru kelas
mengajar mata pelajaran PKn. Dari observasi yang telah dilakukan, peneliti
sikap yang berbeda-beda. Misalnya, saat guru menerangkan materi ada siswa
yang hanya diam saja, ada yang aktif selalu bertanya, ada yang acuh juga, dan
lain-lain. Kemudian peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru kelas
terkait mata pelajaran PKn yang selama ini dilakukan di kelas tersebut. Guru
kelas mengungkapkan bahwa model pembelajaran yang digunakan cenderung
menggunakan yang konvensional. Hal ini karena berdasarkan pengalaman dari
guru kelas tersebut yang pernah menggunakan model-model pembelajaran
lainnya namun dirasa siswa malah kurang aktif dan kurang antusias dalam
belajar PKn.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai persepsi siswa. Persepsi siswa tersebut akan dilihat
hubungannya dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu pada materi gotong royong. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian korelatif dengan mengangkat judul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA
PADA MATA PELAJARAN PKn DI SDN PLAOSAN 1”.
1.2Batasan Masalah
Penelitian ini hanya terbatas meneliti hubungan persepsi siswa kelas II
terhadap model pembelajaran model PBL dengan sikap siswa pada mata
pelajaran PKn kelas II SD N Plaosan 1 pada tahun ajaran 2016/2017.
Pembelajaran PKn kelas II semester I iini dibatasi pada Standar Kompetensi 1
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1.3.1 Apakah ada hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa
terhadap mata pelajaran PKn?
1.4Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara
persepsi siswa dengan sikap siswa kelas II terhadap mata pelajaran PKn.
1.5Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi Siswa
Manfaat dari penelitian ini yang dapat diperoleh siswa adalah
Agar siswa dapat memahami, menghayati, dan melaksanakan gotong
royong melalui pembelajaran PKn di Sekolah Dasar.
Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang baru dan
menyenangkan dengan metode yang digunakan.
2. Bagi Guru
Manfaat dari penelitian ini yang dapat diperoleh bagi guru adalah
Guru mendapatkan tambahan wawasan tentang model pembelajaran
yang baru untuk digunakan dalam pembelajaran bagi siswa.
Guru mendapatkan inspirasi untuk membuat pembelajaran dengan
pembelajaran sebelumnya agar persepsi dan sikap siswa terhadap
mata pelajaran PKn berubah.
3. Bagi Sekolah
Manfaat dari penelitian ini bagi sekolah adalah mendapatkan tambahan
positif bagi kemajauan sekolah, yaitu membantu sekolah memperbaiki
kurikulum untuk meningkatkan mutu lulusannya.
4. Bagi Pembaca
Manfaat penelitian ini bagi pembaca adalah memberikan tambahan
pengetahuan khususnya tentang adanya perubahan persepsi dan sikap
siswa pada pembelajaran PKn.
5. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan mengenai
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe PBL dalam pembelajaran
PKn. Selain itu, peneliti juga dapat mengetahui tingkat keberhasilan
penerapan model pembelajaran ini di Sekolah Dasar.
1.6Definisi Operasional
1. Persepsi adalah pandangan atau kesan yang timbul pada seseorang
terhadap suatu objek atau peristiwa setelah seseorang melalui proses
pengamatan dengan panca inderanya yang kemudian disimpulkan
berdasarkan informasi yang diterimanya.
2. Sikap merupakan keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk
bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di
Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya
positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
3. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan cabang ilmu yang mengkaji
tentang hubungan antar manusia untuk mewujudkan warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter.
4. Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik pembelajaran dengan penyelesaian
yang dilakukan oleh siswa sehingga siswa lebih dapat memahami dan
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini akan membahas tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan,
kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
Bagian ini akan membahas tentang teori-teori yang dapat mendukung
penelitian, yang diambil dari buku atau jurnal dan referensi yang lainnya.
Teori-teori yang akan dijelaskan pada bagian ini tentang persepsi, sikap, mata
pelajaran PKn, dan model pembelajaran problem based learning. 2.1.1 Persepsi
2.1.1.1Pengertian
Secara etimologis, persepsi berasal dari kata “perception” yang awalnya
berasal dari bahasa Latin yaitu “percipare” yang artinya menerima atau
mengambil. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh
penginderaan. Stimulus yang mengenai individu kemudian diorganisasikan,
diinterpretasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang diinderanya.
Proses inilah yang dimaksud dengan persepsi. Walgito (2010:99) menjelaskan
mengenai persepsi sebagai suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yakni merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu
melalui alat indera. Selanjutnya, Jalaludin (1998:51) berpendapat bahwa
persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
Pendapat-pendapat di atas selanjutnya dikuatkan oleh Soemato (1990:23)
yang menjelaskan bahwa persepsi adalah merupakan bayangan yang menjadi
kesan yang dihasilkan dari pengalaman. Berdasarkan beberapa pendapat
mengenai persepsi diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
pandangan atau kesan yang timbul pada seseorang terhadap suatu objek atau
peristiwa setelah seseorang melalui proses pengamatan dengan panca
inderanya yang kemudian disimpulkan berdasarkan informasi yang
diterimanya.
2.1.1.2Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Wirawan (1991:4) ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi
seseorang. Ketiga hal tersebut yaitu sebagai berikut :
1) Diri orang yang bersangkutan
Apabila seseorang melihat dan berusaha memeberikan interpretasi
tentang apa yang dilihat itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individual
yang turut berpengaruh, seperti sikap, motif, kepentingan, minat,
pengalaman, dan harapan. Berdasarkan hal tersebut, Irwanto (1989:
96-97) menjabarkan hal-hal yang mempengaruhi persepsi yang berasal dari
diri orang yang bersangkutan sebagai berikut:
a) Perhatian yang selektif
Seseorang setiap saat menerima rangsangan yang sangat banyak,
akan tetapi tidak semuanya harus ditanggapi. Seseorang akan
anggap menarik, sehingga objek atau peristiwa lain tidak akan tampil
sebagai objek pengamatan.
b) Nilai dan kebutuhan individu
Setiap individu memiliki kebutuhan masing-masing yang berbeda
satu sama lainnya terkait dengan rangsangan. Hal ini membuat setiap
individu akan berbeda persepsinya walaupun objek yang diamati
sama.
c) Pengalaman terdahulu
Pengalaman terdahulu sangat berpengaruh terhadap bagaiman
seseorang mempersepsikan sesuatu. Contohnya sangat sederhana
yaitu sebuah telepon genggam mungkin bagi kita bukan barang baru,
tetapi lain halnya bagi orang-orang pedalaman yang belum pernah
melihat telepon genggam.
2) Sasaran persepsi tersebut
Sasaran persepsi tersebut bisa berupa orang, benda, maupun peristiwa.
Sifat-sifat dari sasaran persepsi berpengaruh terhadap persepsi individu
dalam melihatnya, dengan kata lain, gerakan, suara ukuran, tindak
tanduk dan cirri-ciri lain sasaran persepsi turut menentukan cara pandang
seorang individu melihat dan bersikap terhadapnya.
3) Faktor situasi
Pesepsi dilihat secara kontekstual yang dalam situasi dimana persepsi
Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam penumbuhan
persepsi seseorang.
Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
persepsi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal individu dan faktor
eksternal individu. Faktor internal individu meliputi perhatian yang selektif,
nilai-nilai dan kebutuhan individu, dan pengalaman terdahulu individu.
Faktor eksternal meliputi faktor sasaran atau jenis rangsangan dan faktor
situasi rangsangan. Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi dari setiap
individu berbeda-beda.
2.1.1.3Indikator Persepsi
Menurut Robbin (2003: 124-130), indikator-indikator persepsi ada dua
macam, yaitu:
a. Penerimaan
Proses penerimaan adalah indikator terjadinya persepsi dalam tahap
fisiologis, dimana berfungsinya indera untuk menangkap rangsang dari
luar.
b. Evaluasi
Rangsang-rangsang dari luar yang telah ditangkap indera, kemudian
dievaluasi oleh individu. Evaluasi ini sangat subjektif. Individu yang
satu menilai suatu rangsang sebagai sesuatu yang membosankan dan
sulit. Sedangkan individu yang lain menilai rangsang yang sama
Menurut Hamka (2002: 101-106), indikator persepsi ada dua macam,
yaitu:
a. Menyerap, yaitu stimulus yang berada di luar individu diserap melalui
indera, masuk ke dalam otak, mendapat tempat. Di situ terjadi proses
analisis, diklasifikasi, dan diorganisir dengan pengalaman-pengalaman
individu yang telah dimiliki sebelumnya.
b. Mengerti, yaitu indikator adanya persepsi sebagai hasil dari proses
klasifikasi dan organisasi. Tahapan ini terjadi dalam proses psikis. Hasil
analisis berupa pengertian atau pemahaman. Pengertian atau pemahaman
tersebut juga bersifat subjektif, berbeda-beda bagi setiap individu.
Berdasarkan indikator-indikator persepsi dari para ahli diatas, peneliti
menggunakan indikator persepsi menurut Hamka (2002:101-106) sebagai
indikator yang digunakan dalam penyusunan kuesioner yaitu menyerap dan
mengerti.
2.1.1.4Proses Terjadinya Persepsi
Menurut Hamka (2002:81), proses terjadinya persepsi melalui tahap -tahap
sebagai berikut:
1) Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik, yaitu proses ditangkapnya suatu stimulus
(objek) oleh panca indera.
2) Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis,
yaitu proses diteruskannya stimulus atau objek yang telah diterima alat
3) Tahap ketiga merupakan proses yang dikenal dengan nama proses
psikologis, yaitu proses dalam otak, sehingga individu mengerti ,
menyadari, menafsirkan dan menilai objek tersebut.
4) Tahap keempat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu
berupa tanggapan, gambaran atau kesan.
2.1.2 Sikap
2.1.2.1Pengertian Sikap
Sikap adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap pada
seseorang akan memberikan corak perilaku terhadap orang yang
bersangkutan. Menurut Azwar (1998:9), sikap merupakan respon evaluatif
yang dapat berupa respon positif maupun respon negatif, sedangkan
Backman dan Secord (dalam Azwar, 2015:5) mendefinisikan sikap sebagai
keteraturan tertentu dalam perasaan (afeksi), pemikiran ( kognisi) dan
predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan
sekitar. Pernyataan-pernyataan diatas sejalan dengan Berkowitz (dalam
Kartika Budi, 2001:49), yang menyatakan bahwa sikap merupakan suatu
respon evaluatif terhadap suatu rangsangan berupa informasi, objek, gejala,
atau peristiwa yang dialami.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sikap
merupakan keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk
bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di
Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya
positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
2.1.2.2Karakteristik Sikap
Berikut ini adalah merupakan ciri-ciri dari sikap (Purwanto, 1998: 63),
antara lain :
1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat
ini membedakannnya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar,
haus, kebutuhan akan istirahat.
2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan
syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu
yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut.
5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat
alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau
2.1.2.3Indikator Sikap
Walgito (1990:111) menjelaskan bahwa ada tiga komponen yang
membentuk struktur sikap. Ketiga komponen itu yaitu :
1) Komponen Kognitif (komponen perseptual), merupakan komponen
yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu
hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana persepsi orang terhadap objek
sikap.
2) Komponen Afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek
sikap. Rasa merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negative. Komponen ini menunjukkan arah sikap,
yaitu positif dan negatif.
3) Komponen Konatif (komponen perilaku), yaitu komponen yang
berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap.
Komponen ini menunjukkan intenstas sikap, yaitu menunjukkan besar
kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap
objek sikap.
Berdasarkan penjabaran komponen sikap diatas, peneliti menggunakan
indikator sikap berdasarkan atas komponen-komponen penyusun sikap dari
Walgito (1990) mengenai faktor-fator yang dapat membentuk struktur sikap
2.1.2.4Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Azwar (2011:30) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yaitu
antara lain:
1) Pengalaman pribadi. Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar
pembentukan sikap apabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan
yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman
pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting Individu pada umumnya
cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan
sikap seseorang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain
dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
3) Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman
individu-individu masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa
disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita
terhadap berbagai masalah.
4) Media massa. Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara
obyektif berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama. Konsep moral dan ajaran dari
lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem
kepercayaan. Tidaklah mengherankan apabila pada gilirannya konsep
6) Faktor emosional. Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan
pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai sebagai
semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego.
2.1.3 Model Pembelajaran Problem Based Learning 2.1.3.1Pengertian Model Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang bersifat student center dimana dalam pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai fokus pembelajaran untuk mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah, materi dan penguatan diri. Pengertian
tersebut sesuai dengan pernyataan Siregar dan Nara (2007:119) yang
mendefinisikan PBL sebagai sebuah model pembelajaran yang berfokus
pada penyajian suatu permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa
melalui serangkaian kegiatan penelitian dan investigasi berdasarkan teori,
konsep, prinsip yang dipelajarinya dari berbagai bidang ilmu.
Definisi di atas juga diperkuat kembali oleh Rhem (dalam Suparno
Paul 2011:73) yang menjelaskan PBL sebagai model pembelajaran dimana
siswa ditatapkan pada persoalan yang real, kontekstual, yang tidak
terstruktur ketat dan berusaha untuk menemukan pemecahannya yang
berarti.
Berdasarkan atas pemaparan pengertian PBL diatas dapat disimpulkan
bahwa PBL adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah
sehingga siswa lebih dapat memahami dan menghayati isi pokok materi
pembelajaran. Hal itu disebabkan karena model pembelajaran PBL lebih
menuntut siswa untuk lebih aktif dalam memecahkan masalah sehingga
siswa mampu berpikir kritis.
2.1.3.2Langkah-langkah Model Pembelajaran PBL
Langkah-langkah pembelajaran yang ada di dalam model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) menurut Severinus (2013:10) adalah sebagai berikut:
1) Identifikasi masalah. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk
memahami masalah, mendaftar fakta dan konsep-konsep pokok yang
terlibat dalam masalah itu, mengidentifikasi pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut,
mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang sudah dan yang
belum dikuasai.
2) Merancang kegiatan penyelesaian masalah. Siswa dalam kelompok
membuat rancangan yang berkaitan langkah penyelesaian masalah,
sarana yang diperlukan, narasumber, pembagian tugas, jadwal, dan
biaya.
3) Melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah. Kegiatan penyelesaian
masalah dilakukan secara bertahap. Setiap tahap penyelesaian disertai
evaluasi, refleksi, dan rencana tindak lanjut.
4) Kegiatan tutorial. Secara periodik kelompok-kelompok siswa
sebagai tutor. Dalam kegiatan ini tutor mengevaluasi dan memberikan
masukan kepada kelompok untuk kegiatan selanjutnya.
5) Melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah. Kelompok melanjutkan
kegiatan penyelesaian masalah dengan mempertimbangkan masukan
dari tutor.
6) Menyusun laporan. Kelompok menyusun laporan mengenai proses
penyelesaian masalah dan mengidentifikasi pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh dalam proses tersebut.
7) Penilaian. Penilaian dilakukan melalui observasi kinerja ketika diskusi
tutorial, observasi produk berupa laporan, dapat juga disertai tes tertulis
dan lisan.
Pada model pembelajaran berdasarkan masalah terdapat lima tahap
utama yang dimulai dengan memperkenalkan siswa tehadap masalah yang
diakhiri dengan tahap penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima
tahapan tersebut disajikan dalam bentuk tabel (dalam Nurhadi, 2004:111) :
Tabel 2.1 Sintaks Model pembelajaran berdasarkan masalah
Fase Indikator Aktifitas / Kegiatan Guru
1 Orientasi siswa
kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistikyang diperlukan, pengajuan masalah, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3 Membimbing
penyelidikan
individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk
4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan kelompoknya.
5 Menganalisa dan
mengevaluasi
proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan.
2.1.3.3Manfaat Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan
menyelesaikan masalah dan keterampilan intelektual. Adapaun pendapat
Uden dan Beaumont (dalam Suprihatiningrum, 2013:222) yang
mengungkapkan beberapa manfaat yang dapat diamati dari siswa yang
belajar dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL), yaitu: 1) Mampu mengingat dengan lebih baikinformasi dan pengetahuan
2) Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan
keterampilan komunikasi
3) Mengembangkan basis pengetahuan secara integrasi
4) Menikmati belajar
5) Meningkatkan motivasi
2.1.3.4Kelebihan Problem Based Learning
Sebagai suatu model pembelajaran, Pembelajaran Berbasis Masalah
dinilai memiliki beberapa kelebihan (Abbudin, 2011:250), di antaranya:
1) Dapat membuat pendidikan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan,
2) Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah
secara terampil, yang selanjutnya dapat mereka gunakan pada saat
menghadapi masalah yang sesungguhnya di masyarakat kelak.
3) Dapat merangsang pengembangan kemampuan berpikir secara kreatif
dan menyeluruh, karena dalam proses pembelajarannya, para siswa
banyak melakukan proses mental dengan menyoroti permasalahan dari
berbagai aspek.
2.1.3.5Kelemahan Problem Based Learning
Sebagai sebuah model pembelajaran, selain memiliki kelebihan, PBL
juga memiliki kekurangan. Menurut Abbudin (2011:250), kelemahan PBL
antara lain:
1) Sering terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang sesuai
dengan tingkat berpikir siswa. Hal ini dapat terjadi karena adanya
perbedaan tingkat kemampuan berpikir pada para siswa
2) Sering memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan
penggunaan metode konvensional.
3) Sering mengalami kesulitan dalam perubahan kebiasaan belajar dari
yang semula belajar mendengar, mencatat dan menghafal informasi
yang disampaikan guru, menjadi belajar dengan cara mencari data,
2.1.4 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 2.1.4.1Pengertian PKn
Pendidikan Kewarganegaraan atau sering disingkat dengan PKn adalah
materi yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam, baik dari
segi agama, sosio-kultura, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi
warga negara Indonesia yang cerdas, trampil, dan berkarakter (Depdiknas
dalam Aryani 2010:39). Sedangkan menurut Winataputra (dalam
Winarno,2013:7) mendefinisikan pendidikan kewarganegaraan sebagai
suatu bidang kajian yang memiliki objek telaah kebijakan dan budaya
kewarganegaraan, menggunakan disiplin ilmu yang relevan, yang secara
koheren diorganisasikan dalam bentuk program kurikuler
kewarganegaraan, aktivitas sosial-kultural kewarganegaraan dan kajian
ilmiah kewaganegaraan. Sedangkan Waite (dalam Erwin, 2011:2)
menjelaskan bahwa PKn adalah ilmu kewarganegaraan yang membicarakan
hubungan manusia dengan manusiadalam perkumpulan-perkumpulan yang
terorganisasi. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan Kewarganegaraan merupakan cabang ilmu yang mengkaji
tentang hubungan antar manusia untuk mewujudkan warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil dan berkarakter.
2.1.4.2Tujuan PKn
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan menurut buku kurikulum KTSP (dalam Aryani,
1. Mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
isu mengenai PKn.
2. Mampu berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
3. Mampu berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4. Mampu berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
2.1.4.3Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Berikut ini merupakan tabel standar kompetensi dan kompetensi dasar
mata pelajaran PKn kelas II semester ganjil :
Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PKn Kelas II Semester Ganjil
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Membiasakan hidup
bergotong royong
1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong
1.2 Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di rumah dan di ekolah
2. Menampilkan sikap cinta lingkungan
2.1 Mengenal pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan dunia hewan
2.2 Penelitian yang Relevan
Widayani (2011) melakukan penelitian tentang hubungan persepsi peserta
didik pada mata pelajaran matematika dengan hasil belajar matematika kelas X
MA NU Nurul Huda Mangkang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1)
persepsi peserta didik kelas X MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang pada
mata pelajaran Matematika adalah baik yaitu 65,5%. 2) Hasil belajar Matematika
peserta didik Kelas X MA NU Nurul Huda Mangkang adalah mendapatkan hasil
belajar yang cukup/sedang. Terbukti dengan banyaknya peserta didik yang
tuntas adalah 57,5%. 3) Ada hubungan antara persepsi peserta didik pada mata
pelajaran Matematika dengan hasil belajar Matematika kelas X MA NU Nurul
Huda Mangkang Semarang. Hal ini dibuktikan dengan diperoleh rhitung =
0,712. Setelah dilakukan pengujian keberartian koefisien korelasi, didapat nilai t
= 6,25, sedangkan t-tabel untuk taraf kepercayaan 5% dengan db = n – 2 = 40 –
2 =38 adalah 1,6860. Karena nilai t hitung > t tabel, maka koefisien korelasi
berarti atau signifikan.
Nurcahyo (2013) melakukan penelitian tentang efektifitas penggunaan
model pembelajaran Problem Based Learning terhadap peningkatan sikap
demokratis dan hasil belajar PKn siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Wonosari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan sikap demokratis
yang signifikan antara kelas yang menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning dengan ceramah dengan uji t taraf signifikansi 5% (0,006 <
0,05) diperoleh nilai t hitung = 2,862 dan t tabel = 2,000. (2) Terdapat perbedaan
Problem Based Learning dengan ceramah dengan uji t taraf signifikansi 5%
(0,001<0,05) diperoleh nilai t hitung = 3,342 dan t tabel = 2,000.
Kedua penelitian diatas relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
peneliti. Penelitian relevan yang pertama memiliki variabel persepsi siswa dalam
pembelajaran. Perbedaan penelitian relevan yang dilakukan Widayani (2011)
variabel persepsi siswa dilakukan terhadap pembelajaran matematika.
Sedangkan penelitian relevan yang kedua memiliki variabel model Problem Based Learning, sikap demokratis siswa, hasil belajar PKn. Perbedaan penelitian relevan yang dilakukan Nurcahyo (2013) adalah variabel model Problem Based Learning siswa terhadap sikap demokrasi siswa. Berdasarkan penelitian relevan tersebut, peneliti mengembangkan sebuah penelitian baru dengan menggunakan
model Problem Based Learning (PBL) sebagai variabel moderator. Penelitian ini berjudul hubungan persepsi dan sikap siswa kelas II pada mata pelajaran PKn di
2.2.1 Literatur Map
Gambar 2.1 Literatur dari penelitian sebelumnya
Berdasarkan Literatur Map yang dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian baru mengenai Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa
Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn Di SD N Plaosan 1.
2.3 Kerangka Berpikir
Pembelajaran di sekolah dasar akan berjalan dengan baik apabila guru
dalam mengajar tidak hanya menggunakan model ceramah saja tetapi
menerapkan pembelajaran yang menghadapkan pada masalah-masalah yang
Persepsi
Sikap
Hubungan Persepsi Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Matematika Dengan Hasil Belajar Matematika Kelas X
MA NU Nurul Huda
Mangkang. Widayani (2011).
Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Terhadap
Peningkatan Sikap
Demokratis Dan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 3 Wonosari.
Nurcahyo, Putra Sidik (2013)
Yang akan diteliti :
Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa
Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn Di
dihadapi siswa. Hal ini bertujuan agar pembelajaran di kelas menjadi lebih
variatif dan siswa tidak merasa bosan dalam belajar. Pembelajaran di sekolah
dasar juga harus mengacu pada tiga aspek, yaitu pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Maka dari itu kegiatan pembelajaran di SD dituntut agar
menyajikan pembelajaran yang bermakna sehingga siswa dapat
mengembangkan diri secara optimal. Salah satu cara yang diakukan agar suatu
pembelajaran menjadi lebih bermakna, adalah berupa penggunaan berbagai
model pembelajaran oleh guru saat proses pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan di SD yaitu model pembelajaran Problem Based Leaning (PBL).
Model pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik pembelajaran dengan
penyelesaian yang dilakukan oleh siswa sehingga siswa lebih dapat memahami
dan menghayati isi pokok materi pembelajaran. Penerapan model PBL tersebut
tentunya juga dapat membantu membangun persepsi siswa terhadap mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Pada saat menggunakan model pembelajaran konvensional, ada persepsi
negatif yang muncul mengenai mata pelajaran PKn dari para siswa. Hal
tersebut tentunya sangat mempengaruhi sikap siswa terhadap mata pelajaran
Pkn yaitu siswa dengan persepsi negatif akan cenderung bersikap negatif dan
begitu juga sebaliknya siswa yang sejak awal mempunyai persepsi positif
Melalui model pembelajaran PBL siswa akan membangun persepsinya
menuju ke arah yang lebih positif dibandingkan dengan persepsi yang
terbentuk saat menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga
dengan demikian sekaligus membangun sikap yang positif juga. Hal ini juga
sekaligus menegaskan bahwa pembelajaran yang dijalankan akan membentuk
persepsi dan sikap maka dalam penelitian ini akan melihat bagaimana
hubungan antara persepsi siswa dengan sikap yang akan terbentuk dalam diri
siswa dengan diterapkannya model pembelajaran PBL pada mata pelajaran
PKn.
2.4 Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka di atas maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB III ini akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini. Pembahasan pada metode penelitian ini adalah jenis
penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan
metode survei. Metode survei ialah metode yang digunakan dalam penelitian
yang dilakukan dalam pengamatan langsung terhadap suatu gejala dalam
populasi besar atau kecil. Proses penelitian survei merupakan suatu fenomena
sosial dalam bidang pendidikan yang menarik perhatian peneliti. Penelitian
survei menggambarkan proses transformasi komponen informasi ilmiah
(Iskandar, 2010:67).
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD N Plaosan 1 dengan alamat di Dusun
Plaosan, Tlogoadi, Mlati, Sleman. Bangunan sekolah tersebut terdiri dari ruang
kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas satu sampai enam, ruang UKS,
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
2016/2017 yaitu pada bulan september hingga bulan desember
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian
Berdasarkan pendapat Zuriah (2006:154), populasi adalah seluruh data
yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu tertentu.
Dalam penelitian ini, populasi yang dimaksudkan adalah semua siswa kelas II.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto,2006:131). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah
siswa kelas II SD N Plaosan 1 tahun pelajaran 2016/2017. Dalam hal ini
sampel yang digunakan harus bisa mewakili keadan populasi, sehingga harus
dilakukan pengambilan sampel yang benar.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 38). Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi:
3.4.1 Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen adalah variabel yang sering disebut sebagai variabel
stimulus, prediktor, dan antesenden. Dalam bahasa Indonesia sering disebut
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2013: 39). Dalam
penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah persepsi siswa.
3.4.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2013: 39). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah sikap siswa pada mata pelajaran PKn.
3.4.3 Variabel Moderator (Variabel Yang Mempengaruhi Perlakuan)
Variabel Moderator menurut Sugiyono (2012: 62) adalah variabel yang
mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel moderator adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Gambar 3.1 Variabel Penelitian
Persepsi Siswa
(Variabel Independen)
Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajara PKn
(Variabel Dependen)
Problem Based Learning
3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Kuesioner
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh data yang diperlukan adalah menggunakan kuesioner. Menurut
Sugiyono (2011:199) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab. Jenis kuesioner yang digunakan oleh
peneliti dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup atau
berstruktur adalah kuesioner yang sudah menyiapkan alternatif jawaban
sehingga responden tinggal memilih alternatif jawaban yang dianggap sesuai.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua kuesioner, yaitu kuesioner
persepsi dan kuesioner sikap. Kuesioner persepsi terdiri dari tiga indikator
yang kemudian dijabarkan menjadi 38 pernyataan, sedangkan kuesioner sikap
terdiri dari 3 indikator yang dijabarkan mejadi 34 pernyataan.
Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri dari Pernyataan-pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable).
3.5.2 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan informasi
dengan cara bertanya langsung kepada responden (Effendi, 2012:207). Jenis
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur
dimana sebelum melaksanakan wawancara peneliti menyiapkan instrumen
wawancara yang disebut pedomoan wawancara. Menurut Sukmadinata
pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi berkenaan dengan fokus
masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian. Dalam penelitian
ini peneliti bertanya langsung pada guru dan siswa dalam kaitannya
pengukuran persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn.
3.5.3 Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dan pencatatan
mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas (Hadi dalam Sugiyono, 2015:
203-204). Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan guna untuk mengetahi
kondisi di dalam tempat penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
observasi terhadap proses pembelajaran kelompok siswa.
3.5.4 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku, bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari seseorang (Sugiyono, 2008:
340). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rekaman suara mengenai
beberapa siswa yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan supaya data yang
diperoleh melalui rekaman suara dapat dipercaya dan mendukung informasi
yang dibutuhkan peneliti. Hasil observasi dan pengamatan akan lebih dipercaya
apabila didukung dengan adanya dokumentasi.
3.6 Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data adalah alat
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya. Alat ukur digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner persepsi dan
sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Kuesioner merupakan alat
pengumpulan data yang tertulis kepada responden untuk dijawab (sugiyono,
2010:199).
Kuesioner yang digunakan oleh peneliti terdiri atas 6 indikator yang
kemudian dijabarkan dalam beberapa pernyataan atau indikator pengukuran
persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Berikut ini adalah kisi-kisi
dari kuesioner yang digunakan peneliti :
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Persepsi
No Variabel Pembagian Indikator
1 Persepsi siswa terhadap model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)
Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn
Menyerap
Mengerti Persepsi tentang langkah-langkah
pelajaran dalam pembelajaran PKn
Menyerap Mengerti Persepsi tentang langkah-langkah
pelajaran dalam pembelajaran PKn
Menyerap Mengerti
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Sikap
No Variabel Pembagian Indikator
1
Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn
Sikap sebelum mengikuti pelajaran
Kognitif Afektif Konatif
Sikap saat mengikuti pelajaran
Kognitif Afektif Konatif
Sikap setelah mengikuti pelajaran
Kognitif Afektif Konatif
Kemudian keenam indikator tersebut dijabarkan menjadi beberapa
pertanyaan atau deskriptor yang disusun oleh peneliti bersama dengan peneliti
Kuesioner ini disusun berdasarkan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomenal sosial (Sugiyono 2010:134). Skala Likert disusun dalam bentuk suatu
pertanyaan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukan suatu tingkatan. Cara pengisian angket tersebut adalah dengan memberikan tanda checklist (√)
atau tanda silang (x) pada pernyataan yang sesuai dengan kondisi subyek. Pada setiap item disediakan alternaif jawaban yaitu “Sangat Setuju” (SS), “Setuju”
(S), “Tidak Memiliki Pendapat”, “Tidak Setuju” (TS), “Sangat Tidak Setuju”
(STS). Adapun nilai setiap alternatif jawaban masing- masing :
a. Item-item positif (vorable) dengan nilai/skor : (1) Sangat Setuju (SS) : Skor 5
(2) Setuju (S) : Skor 4
(3) Tidak mempunyai pendapat : Skor 3
(4) Tidak Setuju (TS) : Skor 2
(5) Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 1
b. Item-item negatif (unvorable) dengan nilai/skor : (1) Sangat Setuju (SS) : Skor 1
(2) Setuju (S) : Skor 2
(3) Tidak memiliki pendapat : Skor 3
(4) Tidak Setuju (TS) : Skor 4
(5) Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 5
Kemudian pada skala Likert ini dilakukan modifikasi yaitu peneliti hanya
dengan tujuan untuk menghindari jawaban dari responden yang tidak
mempunyai pendapat atau netral, pada jawaban netral memiliki skor 3. Jadi
kuesioner yang digunakan adalah jenis kuesioner berstruktur atau tertutup. Cara
mengisi kuesioner ini yaitu responden hanya perlu memeberikan tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan pilihannya.
Pernyataan farvorable, dengan pilihan jawaban dan skor: (1) Sanggat Setuju (SS) : Skor 4
(2) Setuju (S) : Skor 3
(3) Tidak Setuju (TS) : Skor 2
(4) Sanggat Tidak Setuju (STS) : Skor 1
Pernyataan unfarvorable, dengan pilihan jawaban dan skor: (1) Sanggat Setuju (SS) : Skor 1
(2) Setuju (S) : Skor 2
(3) Tidak Setuju (TS) : Skor 3
(4) Sanggat Tidak Setuju (STS) : Skor 4
Berikut ini adalah kisi-kisi dari kuesioner yang akan disebarkan kepada
responden:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Persepsi Siswa Tentang Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
1. Persepsi terhadap penggunaan media dan sarana pembelajaran dalam materi
pembelajaran PKn
No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel
1 Menyerap Saya menerima penjelasan
tentang materi yang akan
dipelajari dalam mata
pelajaran PKn