• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Motivasi dan Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Dimensi Dua untuk Siswa Kelas X Akuntansi di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Motivasi dan Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Dimensi Dua untuk Siswa Kelas X Akuntansi di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015."

Copied!
227
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Fenny Nelson. 2015. Hubungan Motivasi dan Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Dimensi Dua untuk Siswa Kelas X Akuntansi di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk : Mendeskripsikan motivasi, aktivitas dan hasil belajar, serta mendeskripsikan hubungan motivasi belajar dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan Dimensi dua untuk siswa kelas X Akuntansi di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif. Subjek penelitian adalah 15 siswa kelas X Akuntansi di SMK BOPKRI 1, Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2015. Data motivasi diperoleh dari hasil kuesioner, data aktivitas belajar siswa diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas belajar, dan data hasil belajar diperoleh melalui tes. Validitas isi diperoleh melalui uji pakar, dan validitas butir diperoleh melalui tes uji coba. hasil tes yang tidak valid dilakukan revisi. Reliabilitas tes hasil belajar adalah 0,451718, kuesioner motivasi opini adalah 0,84 dan kuesioner motivasi fakta adalah 0,85 sehingga diperoleh hasil yang reliabel.

Hasil dari penelitian ini, yaitu (1) ada hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar, hal ini terlihat pada korelasi yang diberikan yaitu sebesar 0,56 dengan regresi y = -49,61 + 0,85x. Dengan demikian setiap kenaikan satu koefisien x akan memberikan kenaikan terhadap koefisien y sebesar 0,85. Kontribusi yang diberikan oleh faktor motivasi sebesar 31,36% terhadap hasil belajar. (2) Tidak ada hubungan antara aktivitas belajar dan hasil belajar, hal ini terlihat pada koefisien korelasi yang diberikan yaitu rrank sebesar 0,43 dan t = 1,7157. Kontribusi yang diberikan oleh aktivitas belajar sebesar 18,49%

(2)

ABSTRACT

Fenny Nelson. 2015. The relation between motivation and learning activities towards achievement of learning Mathematics Two Dimention topic for the student of X Acounting in SMK BOPKRI 1 of Yogyakarta Academic Year 2014/2015. Thesis. Mathematics Study Program. Department of Mathematics and Natural Science Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University of Yogyakarta.

The purposes of this research are : to description about motivation, activities, learning achievement, and to description about the relation between motivation and learning activities towards achievement of learning Mathematics Two Dimention for the student of X Acounting in SMK BOPKRI 1 of Yogyakarta academic year 2014/2015.

Type of the research is descriptive qualitative-quantitative research. The subjects of this research are 15 students of class X Akuntansi SMK BOKRI 1 Yogyakarta. This research was done on March-June 2015. The data motivation from the questioners, learning activity was the observation sheet and for student learning outcomes were tests. Content validity was obtained from experts judgement and the item validity was obtained by trial. The result of invalid item validity test was revised. The reliability of learning achievement test was 0,451718 , opinion motivation from the questioners was 0,84 and fact motivation from questioners was 0,85 and then to obtain reliable results.

The outcome of this research showed that (1) there is a relation between learning motivation and the achievement of learning math with correlation was 0,56 with regression y=-49,61 + 0,85x. Therefore any increase in the coefficient x will give rise to the coefficient y of 0,85. The contribution of learning motivation factor toward students learning achievement was 31,36%. (2) there is not a relation between learning activities and the achievement of learning math with correlation level was 0,43 and t=1,7157. The contribution of learning activities toward students learning achievement was 18,49%.

(3)

HUBUNGAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN DIMENSI

DUA UNTUK SISWA KELAS X AKUNTANSI DI SMK BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

Fenny Nelson (111414081)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

HUBUNGAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN DIMENSI DUA UNTUK SISWA KELAS X AKUNTANSI DI SMK BOPKRI 1 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

Fenny Nelson (111414081)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang

percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”

( Yohanes 3 : 16 )

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus pemberi cinta dan anugerah kehidupan Papa tercinta yang berada dalam pangkuan-Nya Mama tercinta yang menjadi semangat hidupku Koko Wempi Nelson dan Cece Ani Nelson Kakak Virgita Darmawati yang membawa ku pada sebuah

perjalanan panjang

„‟Xie xie Yesu, Xie-xie Nie men, Wo jen de jen de hen ai ni ”

“kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan

apakah ia diasinkan?...Kamu adalah terang dunia... Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu

(8)
(9)
(10)

vii

ABSTRAK

Fenny Nelson. 2015. Hubungan Motivasi dan Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Dimensi Dua untuk Siswa Kelas X Akuntansi di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk : Mendeskripsikan motivasi, aktivitas dan hasil belajar, serta mendeskripsikan hubungan motivasi belajar dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan Dimensi dua untuk siswa kelas X Akuntansi di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif. Subjek penelitian adalah 15 siswa kelas X Akuntansi di SMK BOPKRI 1, Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2015. Data motivasi diperoleh dari hasil kuesioner, data aktivitas belajar siswa diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas belajar, dan data hasil belajar diperoleh melalui tes. Validitas isi diperoleh melalui uji pakar, dan validitas butir diperoleh melalui tes uji coba. hasil tes yang tidak valid dilakukan revisi. Reliabilitas tes hasil belajar adalah 0,451718, kuesioner motivasi opini adalah 0,84 dan kuesioner motivasi fakta adalah 0,85 sehingga diperoleh hasil yang reliabel.

Hasil dari penelitian ini, yaitu (1) ada hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar, hal ini terlihat pada korelasi yang diberikan yaitu sebesar 0,56 dengan regresi y = -49,61 + 0,85x. Dengan demikian setiap kenaikan satu koefisien x akan memberikan kenaikan terhadap koefisien y sebesar 0,85. Kontribusi yang diberikan oleh faktor motivasi sebesar 31,36% terhadap hasil belajar. (2) Tidak ada hubungan antara aktivitas belajar dan hasil belajar, hal ini terlihat pada koefisien korelasi yang diberikan yaitu rrank sebesar 0,43 dan t = 1,7157. Kontribusi yang diberikan oleh aktivitas belajar sebesar 18,49%

(11)

viii

ABSTRACT

Fenny Nelson. 2015. The relation between motivation and learning activities towards achievement of learning Mathematics Two Dimention topic for the student of X Acounting in SMK BOPKRI 1 of Yogyakarta Academic Year 2014/2015. Thesis. Mathematics Study Program. Department of Mathematics and Natural Science Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University of Yogyakarta.

The purposes of this research are : to description about motivation, activities, learning achievement, and to description about the relation between motivation and learning activities towards achievement of learning Mathematics Two Dimention for the student of X Acounting in SMK BOPKRI 1 of Yogyakarta academic year 2014/2015.

Type of the research is descriptive qualitative-quantitative research. The subjects of this research are 15 students of class X Akuntansi SMK BOKRI 1 Yogyakarta. This research was done on March-June 2015. The data motivation from the questioners, learning activity was the observation sheet and for student learning outcomes were tests. Content validity was obtained from experts judgement and the item validity was obtained by trial. The result of invalid item validity test was revised. The reliability of learning achievement test was 0,451718 , opinion motivation from the questioners was 0,84 and fact motivation from questioners was 0,85 and then to obtain reliable results.

The outcome of this research showed that (1) there is a relation between learning motivation and the achievement of learning math with correlation was 0,56 with regression y=-49,61 + 0,85x. Therefore any increase in the coefficient x will give rise to the coefficient y of 0,85. The contribution of learning motivation factor toward students learning achievement was 31,36%. (2) there is not a relation between learning activities and the achievement of learning math with correlation level was 0,43 and t=1,7157. The contribution of learning activities toward students learning achievement was 18,49%.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas cinta dan anugerah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “hubungan motivasi dan

aktivitas belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan Dimensi Dua

untuk siswa kelas X Akuntansi di SMK BOPKI 1 Yogyakarta” sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran

dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan IPA sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

3. Bapak Drs. Sukardjono, M.Pd selaku Dosen Pembimbing skripsi atas waktunya

untuk membimbing saya dengan segenap hati dan penuh perhatian.

4. Bapak Didin Hernomo, S.Pd.Ek selaku Kepala Sekolah SMK BOPKRI 1,

Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

5. Bapak Drs. Margiyanto selaku guru matematika kelas X Akuntansi yang

senantiasa membantu dan membimbing saya dalam pelaksanaan penelitian.

6. Siswa – siswi kelas X Akuntansi SMK BOPKRI 1, Yogyakarta yang telah

(13)

x

7. Segenap dosen JPMIPA yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan, dan

bimbingan selama penulis menimba ilmu di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

8. Segenap Staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala sesuatu tentang

administrasi selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

9. Segenap keluarga besar Nelson, buat mama, koko, dan cece yang senantiasa

mendoakan setiap perjalanan studi di Yogyakarta.

10.Kakak Virgita Darmawati, S.Si., M.Pd yang senantiasa mendoakan, memberi

semangat, mendukung, dan berjalan bersama dalam setiap jatuh dan bangun

perjalanan kehidupan selama di Yogyakarta.

11.Teman – teman Pendidikan Matematika angkatan 2011, teman-teman satu

bimbingan skripsi dan teman – teman Kost yang senantiasa menopang,

membimbing, memberi masukan serta bersedia bertukar pikiran selama proses

penulisan skripsi.

12.Serta semua pihak dan teman – teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu atas dukungan dan semangat yang telah diberikan sehingga sangat

membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.

Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan dalam

bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.

Yogyakarta, 30 Juli 2015

(14)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR GRAFIK ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

(15)

xii

F. Batasan Istilah ... 7

G. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar ... 10

1. Pengertian Belajar ... 10

2. Ciri – ciri Belajar ... 12

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 14

B. Aktivitas Belajar ... 19

C. Mengajar ... 20

1. Pengertian Mengajar ... 20

2. Prinsip – prinsip Mengajar ... 22

D. Motivasi Belajar ... 24

1. Pengertian Motivasi ... 24

2. Pengertian Motivasi Belajar ... 25

E. Hasil Belajar ... 29

F. Pokok Bahasan ... 30

G. Penelitian Terdahulu ... 49

H.Kerangka Berpikir ... 50

I. Hipotesis ... 51

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 52

(16)

xiii

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 53

D. Variabel Penelitian ... 53

E. Instrumen Penelitian ... 54

1. Lembar Pengamatan Aktivitas ... 54

2. Kuesioner ... 55

3. Tes ... 57

F. Teknik Pengumpulan Data ... 58

1. Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 58

2. Kuesioner Motivasi dan Tes Hasil Belajar ... 59

3. Dokumentasi ... 60

4. Wawancara... 60

G. Validitas dan Reliabilitas ... 60

H. Uji Coba Instrumen ... 63

I. Metode Analisis Data ... 65

1. Kelayakan Analisis ... 65

2. Analisis Data Motivasi Belajar ... 66

3. Analsis Data Aktivitas Belajar ... 67

4. Analisis Data Tes Hasil Belajar (THB) ... 68

5. Analisis Korelasi dan Regresi Linier Motivasi Belajar dan Tes Hasil Belajar (THB) ... 69

6. Analisis Korelasi Aktivitas Belajar dan Tes Hasil Belajar (THB) ... 71

(17)

xiv

BAB IV KELAYAKAN ANALISIS, DESKRIPSI DATA, INFERENSI DAN

PEMBAHASAN

A. Kelayakan Analisis Data ... 73

B. Deskripsi Data ... 74

C. Inferensi ... 80

D. Pembahasan ... 84

E. Pedalaman Melalui Hasil Wawancara ... 85

F. Kelemahan Penelitian ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keterangan Lembar Aktivitas Belajar Siswa ... 55

Tabel 3.2 Kisi – kisi Angket Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Fakta ... 56

Tabel 3.3 Kisi – kisi Angket Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Opini ... 56

Tabel 3.4 Kisi – kisi Tes Hasil Belajar ... 58

Tabel 3.5 Intepretasi Reliabilitas ... 62

Tabel 3.6 Tes Hasil Belajar (n=23) ... 63

Tabel 3.7 Kuesioner Motivasi Fakta (n=23) ... 64

Tabel 3.8 Kuesioner Motivasi Opini (n=23) ... 64

Tabel 3.9 Kriteria Penilaian Kuesioner Motivasi Berdasarkan Fakta ... 66

Tabel 3.10 Kriteria Penilaian Kuesioner Motivasi Berdasarkan Opini ... 67

Tabel 4.1 Data Mentah Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 74

Tabel 4.2 Data Statistik Motivasi Belajar Siswa ... 75

Tabel 4.3 Rentang Kriteria Motivasi Belajar ... 75

Tabel 4.4 Pengelompokkan Data Motivasi Belajar ... 75

Tabel 4.5 Data Mentah Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa ... 76

Tabel 4.6 Data Statistik Aktivitas Belajar ... 77

Tabel 4.7 Rentang Kriteria Aktivitas Belajar ... 77

Tabel 4.8 Pengelompokkan Data Aktivitas Belajar Siswa ... 77

Tabel 4.9 Data Mentah Tes Hasil Belajar Siswa ... 78

(19)

xvi

Tabel 4.11 Rentang Kriteria Tes Hasil Belajar Siswa ... 79

(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Abraham H Maslow ... 27

Gambar 2.2 Jajargenjang ABCD ... 32

Gambar 2.3 Persegi Panjang ABCD ... 32

Gambar 2.4 Belah Ketupat ABCD ... 33

Gambar 2.5 Persegi ABCD ... 34

Gambar 2.6 Layang-layang ABCD ... 34

Gambar 2.7 (a) trapesium sembarang (b) trapesium sama kaki (c) trapesium siku-siku ... 35

Gambar 2.8 Segitiga Sembarang ... 36

Gambar 2.9 Segitiga Sama Kaki... ... 36

Gambar 2.10 Segitiga Sama Sisi. ... 37

Gambar 2.11 Segitiga Lancip ... 37

Gambar 2.12 Segitiga Siku-siku ... 37

Gambar 2.13 Segitiga Tumpul ... 38

Gambar 2.14 Lingkaran ... 38

Gambar 2.15 Diameter Lingkaran... 39

Gambar 2.16 Busur Lingkaran ... 39

Gambar 2.17 Tali Busur Lingkaran ... 40

Gambar 2.18 Juring Lingkaran ... 40

(21)

xviii

Gambar 2.20 Apotema ... 41

Gambar 2.21 Bagan Kerangka Berpikir ... 51

(22)

xix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Histogram Motivasi Belajar ... 76

Grafik 4.2 Histogram Aktivitas Belajar Siswa ... 78

(23)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran L1.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar ... 99

Lampiran L1.2 Lembar Validitas dan Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar ... 101

Lampiran L1.3Lembar Validitas Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 105

Lampiran L1.4 Lembar Tes Kuesioner Motivasi Belajar ... 107

Lampiran L1.5 Lembar Tes Hasil Belajar ... 111

Lampiran L1.6 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar... 113

Lampiran L2.1 Soal Tes Hasil Belajar dan Kunci ... 118

Lampiran L3.1 Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil belajar ... 128

Lampiran L3.2 Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Motivasi ... 130

Lampiran L3.3 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov ... 138

Lampiran L3.4 Korelasi ... 141

Lampiran L3.5 Linierisasi ... 143

Lampiran L3.6 Regresi Linier ... 145

Lampiran L4.1 Contoh Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa ... 148

Lampiran L4.2 Transkip Wawancara ... 152

Lampiran L5.1 Contoh Hasil Kerja Kuesioner Motivasi Belajar ... 184

Lampiran L5.2 Contoh Hasil Kerja Tes Hasil Belajar ... 192

Lampiran L5.3 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ... 200

Lampiran L6.1 Surat Ijin Penelitian ... 203

(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam

kehidupan. Menurut Slameto (2013:2) belajar adalah suatu usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Adapun ciri – ciri belajar menurut Slameto (2013:3) meliputi belajar yang terjadi secara sadar, bersifat kontinu, positif, aktif, tidak

berlangsung secara sementara, memiliki tujuan, terarah dan mencakup

seluruh aspek tingkah laku.

Belajar dan mengajar merupakan dua hal yang berbeda namun keduanya

saling berkaitan. Menurut Herman Hudojo (1980:1) mengajar akan efektif

bila seorang guru memperhatikan kemampuan berpikir siswa dan sesuai

dengan tingkat kognitif siswa. Mengajar merupakan proses interaksi antara

guru dan siswa di mana guru mengharapkan siswanya dapat menguasai

pengetahuan maupun keterampilan sikap yang benar-benar relevan dengan

tujuan yang diberikan dan sesuai dengan tingkat kognitif siswa (Herman

Hudojo, 1980:18).

Di dalam kegiatan belajar, seorang siswa membutuhkan motivasi. Menurut

(Hamzah B Uno, 2008:23) belajar dan motivasi merupakan dua hal yang

saling mempengaruhi. Motivasi sangat berperan terhadap kemajuan

(25)

belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar

untuk mengadakan perubahan tingkah laku dengan unsur-unsur yang

mendukung (Hamzah B Uno, 2008:23).

Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada

proses belajar yang dialami oleh siswa. Keberhasilan dan kegagalan dari

suatu pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, baik faktor

internal maupun faktor eksternal (Slameto 2013:54). Faktor internal meliputi

tiga hal yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi adalah faktor keluarga,

faktor sekolah dan faktor masyarakat.

SMK BOPKRI 1 Yogyakarta adalah sekolah swasta yang terletak di

tengah kota Yogyakarta dan berada di pinggir jalan, namun karena lokasi

sekolah ini berada sangat dekat dengan keramaian, sehingga kebisingan

kendaraan terdengar sampai ke dalam kelas. Akibatnya kegiatan belajar

mengajar seringkali terganggu oleh keadaan tersebut.

Observasi mulai dilakukan pada tanggal 7 Maret 2015 di SMK Bopkri 1

Yogyakarta di kelas X Akuntansi. Peneliti memilih melakukan penelitian di

kelas X Akuntansi dengan alasan siswa di kelas X Akuntansi memiliki

kemampuan belajar yang lebih tinggi jika dibandingkan kelas X Perkantoran

dan kelas X Multimedia, hal ini berdasarkan hasil observasi dan pengalaman

peneliti saat melakukan PPL di SMK Bopkri 1 Yogyakarta.

Hasil observasi terlihat bahwa pembelajaran masih berpusat kepada guru

(26)

namun hal yang terlihat adalah hanya beberapa siswa yang aktif untuk

memperhatikan dan mengerjakan latihan yang diberikan tanpa disuruh.

Metode yang digunakan oleh guru adalah diskusi secara klasikal antara guru

dan peserta didik. Proses pembelajaran terlihat bahwa guru menekankan

pemberian latihan soal kepada siswa dengan harapan semakin banyak siswa

mengerjakan latihan maka siswa akan terbiasa dalam memecahkan soal

matematika. Keaktifan siswa di kelas masih kurang, hal ini terlihat dari hanya

sebagian siswa yang memperhatikan pelajaran dan aktif bertanya. Saat

diminta mengerjakan latihan di papan tulis, siswa cenderung ditunjuk oleh

guru dan tidak memiliki inisiatif untuk mengerjakan sendiri, hanya beberapa

siswa yang terlihat memiliki kesadaran untuk mengerjakan tanpa disuruh.

Sebagian kecil dari siswa di kelas mengerjakan latihan secara individu

maupun melibatkan teman sebangku, sebagian siswa lebih banyak berbicara

dengan siswa lainnya.

Siswa di kelas X Akuntasi memiliki beragam sifat, ada siswa yang terlihat

aktif memperhatikan pelajaran dan bertanya, siswa ini selalu maju ke depan

untuk mengerjakan latihan. Ada siswa yang biasa-biasa saja, kurang

memperhatikan guru dan banyak berbicara dengan siswa yang lainnya. Dan

ada siswa yang sangat pendiam hanya memperhatikan apa yang disampaikan

guru di depan kelas namun tidak pernah bertanya jika kurang memahami apa

yang disampaikan, siswa ini terlihat kurang percaya diri dan lambat dalam

(27)

Kegiatan observasi yang dilakukan tidak hanya terbatas pada aktivitas

mengamati kegiatan belajar di dalam kelas saja, namun peneliti juga

menyempatkan diri untuk bertanya baik kepada guru bidang studi matematika

maupun kepada siswa di luar jam pelajaran. Berdasarkan wawancara tersebut

peneliti mendapatkan informasi bahwa hasil belajar siswa masih kurang,

siswa masih belum memiliki inisiatif untuk belajar sendiri, beberapa siswa

kurang menyukai pelajaran matematika, dan siswa kurang memiliki motivasi

dalam belajar.

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, peneliti melihat bahwa

antusias dan motivasi siswa dalam belajar matematika masih kurang, hanya

sebagian kecil siswa yang memperhatikan pelajaran yaitu kurang lebih sekitar

47% dari total keseluruhan siswa di kelas, sedangkan siswa yang lain masih

kurang serius terhadap pelajaran maupun latihan yang diberikan. Keaktifan

siswa di dalam kelas masih kurang, siswa cenderung ditunjuk oleh guru untuk

bisa mengerjakan latihan di papan tulis.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

hubungan motivasi dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar Matematika

pada pokok bahasan Dimensi Dua untuk siswa kelas X Akuntansi di SMK

Bopkri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka peneliti dapat

(28)

1. Pembelajaran masih berpusat kepada guru saja.

2. Metode yang digunakan oleh guru adalah diskusi secara klasikal.

3. Siswa kurang aktif dalam mengerjakan latihan yang diberikan.

4. Siswa kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan.

5. Rendahnya motivasi belajar siswa di dalam kelas.

6. Inisiatif belajar siswa masih kurang.

7. Beberapa siswa saling berbicara saat guru memberikan penjelasan.

8. Beberapa siswa masih kurang percaya diri untuk bertanya jika ada hal

yang masih kurang dimengerti.

9. Hasil belajar siswa masih kurang memuaskan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan beberapa masalah yang telah teridentifikasi di atas dan karena

keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka peneliti membatasi penelitian ini

pada masalah mengenai “Hubungan Motivasi dan Aktivitas Belajar Terhadap

Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Dimensi Dua untuk Siswa

Kelas X Akuntansi di SMK Bopkri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

(29)

1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas X Akuntansi SMK Bopkri 1

Yogyakarta pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Dimensi

Dua?

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas X Akuntansi SMK Bopkri 1

Yogyakarta pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Dimensi

Dua?

3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas X Akuntansi SMK Bopkri 1

Yogyakarta pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Dimensi

Dua.

4. Bagaimana hubungan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas X

Akuntansi SMK Bopkri 1 Yogyakarta pada mata pelajaran matematika

pokok bahasan Dimensi Dua?

5. Bagaimana hubungan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas X

Akuntansi SMK Bopkri 1 Yogyakarta pada mata pelajaran matematika

pokok bahasan Dimensi Dua?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan motivasi belajar siswa kelas X Akuntansi SMK Bopkri

1 Yogyakarta pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Dimensi

(30)

2. Mendeskripsikan aktivitas belajar siswa kelas X Akuntansi SMK Bopkri

1 Yogyakarta pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Dimensi

Dua.

3. Mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas X Akuntansi SMK Bopkri 1

Yogyakarta pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Dimensi

Dua.

4. Mendeskripsikan hubungan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas

X Akuntansi SMK Bopkri 1 Yogyakarta pada mata pelajaran matematika

pokok bahasan Dimensi Dua.

5. Mendeskripsikan hubungan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas

X Akuntansi SMK Bopkri 1 Yogyakarta pada mata pelajaran matematika

pokok bahasan Dimensi Dua.

F. Batasan Istilah

Batasan istilah yang digunakan dalam perumusan masalah didefinisikan

sebagai berikut :

1. Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku berdasarkan

pengalaman dan interaksi yang mendatangkan hasil atas usahanya, yang

berlangsung dalam waktu lama serta meliputi ranah kognitif, afektif dan

(31)

2. Mengajar

Mengajar merupakan interaksi antara guru dan siswa, di mana guru

membimbing siswa dalam proses belajar, baik secara pengetahuan

maupun budaya agar siswa mampu menyelesaikan persoalan-persoalan

yang dihadapinya melalui proses belajar.

3. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan

siswa dalam mengikuti pelajaran.

4. Motivasi belajar

Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang muncul baik dari dalam

maupun dari luar diri siswa untuk melakukan suatu perubahan tingkah

laku untuk mencapai suatu tujuan.

5. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan dimiliki anak setelah melewati kegiatan

belajar yang meliputi perubahan segala aspek baik kognitif, afektif

maupun psikomotorik.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti sebagai calon guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengalaman bagi

peneliti di dalam dunia pendidikan sebelum terjun sebagai seorang guru

(32)

untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan aktivitas belajar

terhadap hasil belajar siswa. Sehingga ketika peneliti menjadi guru maka

peneliti dapat membantu siswa dalam memberikan motivasi kepada

siswa yang kurang dalam belajar.

2. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru bidang studi

matematika untuk dapat membangkitkan motivasi dan aktivitas belajar

siswa sehingga kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa di kelas

dapat tercapai secara maksimal.

3. Bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan

wawasan bagi para pembaca dalam mengetahui hubungan antara

(33)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar menurut Slameto (2013:2) adalah suatu proses usaha yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Belajar adalah istilah kunci yang paling fundamental dalam setiap

usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada

pendidikan (Muhibbin Syah, 2008:59). Dalam aktivitas kehidupan

manusia sehari-hari hampir tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar,

seluruh aktivitas yang dilakukan seseorang dapat dikatakan sebagai bagian

dari belajar yang tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, dan

tidak pernah berhenti (Aunurrahman, 2012:32).

Burton dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Activities”,

merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri

individu akibat adanya interaksi antara individu dengan individu dan

individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi

dengan lingkungannya (Aunurrahman, 2012:35).

Abdillah berpendapat bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang

dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan

dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan

(34)

Dalam buku Muhibbin Syah (2008:64-65), beberapa pakar teori

belajar mendefinisikan belajar sebagai berikut:

a. B.F Skinner

Belajar adalah suatu proses adaptasi yang akan mendatangkan hasil

optimal apabila diberi penguat.

b. JP Chaplin

Merumuskan dua pengertian belajar, rumusan pertama menurutnya

belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap

sebagai akibat latihan dan pengalaman, rumusan belajar kedua adalah

proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan

khusus.

c. Arno F Wittig

Any relatively permanent change in an organism’s behavioral

repertoire that occurs as a result experience, (belajar adalah

perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala

macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil

pengalaman).

d. Arthur Reber

Mendefinisikan belajar dalam dua rumusan yaitu pertama, belajar

adalah the process of acquiring knowledge (proses memperoleh

pengetahuan), kedua belajar adalah a relatively permanent change in

(35)

(suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai

hasil latihan yang diperkuat).

Berdasarkan pengertian belajar menurut beberapa tokoh di atas maka

dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

laku berdasarkan pengalaman dan interaksi yang mendatangkan hasil atas

usahanya, yang berlangsung dalam waktu lama serta meliputi ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. Ciri-ciri Belajar

Slameto (2013:3) merumuskan ciri-ciri belajar sebagai berikut:

1. Belajar terjadi secara sadar

Seseorang yang belajar akan menyadari adanya suatu perubahan

tingkah laku dalam dirinya.

2. Belajar bersifat kontinu dan fungsional

Perubahan pada diri seseorang terjadi secara berkesinambungan,

artinya perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan

berikutnya dan berguna bagi kehidupan maupun proses belajar

selanjutnya.

3. Belajar bersifat positif

Seseorang yang belajar akan mengakibatkan perubahan yang

senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih

(36)

4. Belajar bukan bersifat sementara

Belajar mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku yang tidak

pernah hilang, melainkan akan terus dimiliki dan semakin berkembang

jika terus dilatih dan dipergunakan.

5. Belajar memiliki tujuan atau terarah

Seseorang belajar selalu memiliki tujuan yang akan dicapai dan

senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkannya.

6. Belajar mencakup seluruh aspek tingkah laku

Jika seseoarng belajar artinya akan ada perubahan tingkah laku yang

secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan

sebagainya.

Menurut Aunurrahman (2012:49) ciri-ciri belajar mencakup tiga ranah,

yaitu ranah kognitif (Bloom, dkk), ranah afektif (Krathwohl, Bloom, dkk)

dan ranah psikomotorik (Simpson).

1. Ranah Kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari pengetahun, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif (Kratwohl dan Bloom dkk), terdiri atas penerimaan,

partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, serta

pembentukan pola hidup,

3. Ranah Psikomotorik (Simpson), terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan

terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola

(37)

Belajar hendaknya memperhatikan ketiga aspek tersebut yaitu pada aspek

kognitif, afektif, maupun psikomotorik, sehingga dapat mencapai hasil

belajar yang diinginkan dan lebih maksimal.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Kegiatan belajar yang terjadi tidak selamanya berjalan lancar dan

mulus, namun ada hal-hal yang terkadang menghambat jalannya proses

belajar yang berpengaruh pada hasil belajar siswa. Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2013:54) dibedakan atas

dua, yaitu faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), dan faktor

eksternal (faktor dari luar diri siswa).

(i) Faktor-faktor Internal Siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi faktor jasmaniah,

faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

a. Faktor Jasmaniah

Faktor jasmaniah berhubungan dengan kondisi fisik siswa, yaitu

faktor kesehatan yang berpengaruh pada kondisi belajar siswa.

Kondisi kesehatan yang kurang baik akan mempengaruhi

konsentrasi siswa dalam menerima pelajaran, akibatnya materi

yang dipelajari akan sulit untuk diterima secara maksimal oleh

siswa.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi belajar siswa dibagi

(38)

1. Kognitif

Faktor kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir

siswa, adapun yang termasuk dalam faktor kognitif yaitu

intelegensi dan bakat.

Menurut JP Chaplin (Slameto, 2013:56) intelegensi adalah

kecakapan yang terdiri dari kecakapan untuk menghadapi dan

menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan

efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak

secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan

cepat. Tingkat intelegensi siswa akan sangat mempengaruhi

hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan intelegensi

seorang siswa maka kemungkinan untuk memahami materi

akan jauh lebih mudah. Sebaliknya, semakin rendah

kemampuan intelegensi seorang siswa maka kemampuan untuk

memahami suatu materi akan jauh lebih sulit.

Menurut Hilgard (Slameto, 2013:57) bakat adalah

kemampuan untuk belajar. Bakat mempengaruhi belajar siswa,

siswa yang memiliki bakat pada suatu pelajaran tertentu maka

hasilnya akan lebih baik karena ia senang belajar dan pasti

(39)

2. Afektif

Faktor afektif berhubungan dengan kemampuan emosional

siswa. Yang mempengaruhi belajar siswa antara lain adalah

minat, perhatian dan motivasi.

Menurut Slameto (2013:180), minat adalah suatu rasa lebih

suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa

ada yang menyuruh. Siswa yang memiliki minat terhadap

suatu pelajaran maka siswa tersebut akan memperhatikan

pelajaran dengan sebaik-baiknya. Willian James melihat

bahwa minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan

derajat keaktifan belajar siswa (Daryanto, 2012:8).

Hasil belajar yang baik salah satunya dipengaruhi oleh

perhatian siswa. Siswa yang memiliki perhatian terhadap guru

maupun bahan yang dipelajarinya akan membantu siswa dalam

menghasilkan hasil belajar yang baik, jika guru dan bahan

pelajaran tidak disukai siswa, maka akan membuat siswa

merasa bosan, akibatnya siswa tidak suka dengan pelajaran

tersebut dan pada akhirnya akan menghasilkan hasil belajar

yang kurang memuaskan.

Menurut Daryanto (2012:8), kondisi belajar mengajar yang

efektif adalah adanya minta dan perhatian siswa dalam belajar.

Motivasi adalah keadaan internal manusia yang

(40)

2008:151). Motivasi mendorong siswa agar dapat belajar

dengan baik untuk berfikir dan memusatkan perhatian,

merencakan dan melaksanakan kegiatan yang

berhubungan/menunjang belajar.

3. Psikomotorik

Faktor psikomotorik berhubungan dengan keterampilan siswa

dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang berhubungan

dengan kegiatan belajar siswa.

c. Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan akan mempengaruhi belajar siswa. Agar hasil

belajar maksimal seharusnya siswa dapat memperhatikan diri

supaya tidak terjadi kelelahan dalam belajar.

(ii) Faktor-faktor Eksternal Siswa

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar siswa

dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu:

a. Faktor Keluarga

Faktor keluarga merupakan salah satu faktor terpenting dalam

mendukung belajar siswa. Siswa yang belajar akan menerima

pengaruh dari keluarga baik berupa cara orang tua mendidik,

relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaaan

ekonomi, pengertian orang tua, mapun latar belakang

(41)

Pembentuk kehidupan yang pertama dan utama bagi seorang

anak berasal dari lingkungan keluarga. Keluarga yang memberi

perhatian terhadap kondisi belajar anak, akan membuat anak

berjuang untuk menjadi pribadi yang peduli masa depannya,

akibatnya anak akan berjuang untuk belajar dengan baik.

Sebaliknya jika keluarga kurang memperhatikan kondisi belajar

anak, maka anak akan tidak peduli dengan masa depannya dan

menghasilkan hasil belajar yang kurang maksimal.

b. Faktor Sekolah

Faktor sekolah adalah faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar

siswa di sekolah, seperti metode mengajar guru, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar

siswa maupun tugas rumah.

c. Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan

siswa di dalam masyarakat. Lingkungan masyarakat yang baik

akan memberikan pengaruh yang baik terhadap belajar siswa. Jika

siswa berada pada lingkungan yang mementingkan pendidikan,

maka siswa akan terpengaruh untuk belajar dengan baik.

Sebaliknya jika lingkungan tidak mendukung belajar siswa maka

(42)

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan prinsip yang sangat penting di dalam

interaksi belajar mengajar. Tidak ada kegiatan belajar tanpa suatu

aktivitas. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi

keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum

jelas, mencatat, mendengarkan, berfikir, membaca dan segala hal kegiatan

yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar siswa (Sardiman,

2007).

Sekolah merupakan salah satu tempat di mana siswa dapat

mengembangkan aktivitas. Aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan

mencatat saja, menurut Paul B Diedrich (Sardiman, 2007:101) jenis-jenis

aktivitas dalam belajar antara lain adalah :

1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang tua.

2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian,

percakapan, diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin.

5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,

(43)

6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat konstruksi, mereparasi model, bermain,

berkebun, beternak.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil

keputusan.

8. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

C. Mengajar

1. Pengertian Mengajar

Mengajar merupakan salah satu komponen penting dari

kompetensi guru. Setiap orang yang ingin menjadi guru harus memiliki

kemampuan dalam mengajar. Menurut herman Hudojo (1980:1),

mengajar akan efektif bila kemampuan berpikir siswa diperhatikan,

oleh karena itu perhatian ditujukan kepada kesiapan struktur kognitif

siswa. Mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan siswa di

mana guru mengharapkan siswanya dapat menguasai pengetahuan

maupun keterampilan sikap yang benar-benar dipilih oleh guru

(Herman Hudojo, 1980:18).

Beberapa teori mengajar (Slameto, 2013:29) yang diungkapkan

(44)

a. Definisi lama

Mengajar ialah penyerahan kebudayaan, dengan kata lain siswa

hanya mendengarkan dan menerima apa yang diberikan oleh guru.

b. Definisi dari DeQueliy dan Gazali

Mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada siswa, di mana

guru kurang memperhatikan perbedaan setiap individu siswa.

c. Definisi modern di negara-negara maju

Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar.

Siswa aktif dalam proses pembelajaran karena yang mengalami

proses belajar adalah siswa.

d. Menurut Kilpatrik

Mengajar menurut Kilpatrik adalah menggunakan metode

problem solving” di mana siswa dapat mengatasi

kesulitan-kesulitan dan berusaha memecahkan persoalan tersebut.

e. Menurut Alvin W Howard

Mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong,

membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau

mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations

(penghargaan), dan knowledge.

f. Menurut Mursell

(45)

g. Menurut Waini Rasyidin

Mengajar merupakan partisipasi antara guru dan siswa, dimana

guru berperan sebagai koordinator yang melakukan aktivitas dalam

interaksi sedemikian rupa, sehingga siswa belajar seperti yang

diharapkan. Guru hanya menyusun dan mengatur situasi belajar,

bukan menentukan proses belajar.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas maka dapat disimpulkan

bahwa mengajar merupakan interaksi antara guru dan siswa, di mana

guru membimbing siswa dalam proses belajar, baik secara

pengetahuan maupun budaya agar siswa mampu menyelesaikan

persoalan-persoalan yang dihadapinya melalui proses belajar.

2. Prinsip-prinsip Mengajar

Mengajar bukan merupakan hal yang mudah dilakukan oleh

seorang guru, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip mengajar agar

pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Adapun prinsip-prinsip

belajar (Slameto, 2013:35) yaitu sebagai berikut:

a. Perhatian

Perhatian merupakan hal terpenting di dalam kelas, di mana guru

harus bisa menarik perhatian siswa dan menjaga agar perhatian

siswa tetap tertuju pada guru dan terhadap hal-hal yang

(46)

b. Aktivitas

Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas

siswa dalam berpikir maupun berbuat, sehingga kesan yang

diberikan tidak cepat dilupakan oleh siswa.

c. Appersepsi

Apersepsi diberikan oleh guru setiap mengajar agar pelajaran yang

diberikan memiliki hubungan dengan pengetahuan yang dimiliki

oleh siswa, sehingga siswa akan memperoleh hubungan antara

pengetahuan yang telah ada dan yang akan diterimanya.

d. Peragaan

Guru dapat menggunakan media (peragaan) untuk menarik

perhatian siswa, dan membantu siswa memahami sesuatu yang

abtrak menjadi konkret.

e. Repetisi

Guru yang mengajar perlu memberikan penjelasan yang

berulang-ulang agar siswa tidak mudah lupa akan pelajaran yang dipelajari.

f. Korelasi

Guru dalam mengajar dapat memberikan gambaran kepada siswa

terhadap hubungan antar setiap pelajaran yang dipelajari siswa dan

dapat memperluas pengetahuan siswa.

g. Konsentrasi

Konsentrasi pelajaran yang dibangun akan membantu siswa dalam

(47)

h. Sosialisasi

Sosialisasi dapat dibangun oleh antar siswa melalui kerja

kelompok yang diberikan guru.

i. Individualisasi

Setiap siswa memiliki kepribadian yang berbeda-beda di dalam

kelas. Guru hendaknya mengenal setiap siswa, agar dapat

melayani siswa sesuai dengan perbedaan sifat individualisnya.

Menurut teori kepribadian ada dua macam kepribadian

berdasarkan neurotik seseorang yaitu introvert (tertutup) dan

ekstrovert (terbuka), (George Boeree,1997:13). Introvert

memperlihatkan kecenderungan seseorang yang memiliki gejala

ketakutan dan depresi, sedangkan ekstrovert memperlihatkan

kecenderungan seseorang yang memiliki gejala histeris (Sumadi

Suryabrata,1982:293).

j. Evaluasi

Evaluasi perlu dilakukan pada setiap kegiatan belajar mengajar,

agar dapat mengukur kemampuan siswa dan meningkatkan

kegiatan mengajar.

D. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang berarti kekuatan yang

(48)

bertindak atau berbuat (Sardiman, 2007:73). Motif tidak dapat diamati

secara langsung, tetapi dapat dilihat dalam tingkah laku seseorang,

baik berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya

suatu tingkah laku tertentu.

Menurut Hamzah B Uno (2006:1), motivasi adalah suatu dorongan

untuk menggerakkan seseorang bertingkahlaku. Menurut Hamalik,

motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang

yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai

tujuan (Aunurrahman, 2012:115). Menurut David McClelland,

motivasi adalah akibat dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari

dengan ditandai suatu perubahan pada situasi afektif (Hamzah B Uno,

2006:9).

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diungkapkan oleh

para tokoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi

merupakan suatu dorongan yang muncul baik dari dalam maupun dari

luar diri seseorang untuk melakukan suatu perubahan tingkah laku

untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Pengertian Motivasi Belajar

Di dalam kegiatan belajar, seorang siswa membutuhkan motivasi.

Menurut Hamzah B Uno (2008:23), belajar dan motivasi merupakan

dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi sangat berperan terhadap

kemajuan perkembangan siswa melalui proses belajar (Slameto,

(49)

memiliki minat lebih tinggi pada suatu mata pelajaran cenderung lebih

memiliki perhatian yang lebih terhadap mata pelajaran tersebut

(Daryanto, 2012:31).

Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa

yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku dengan

unsur-unsur yang mendukung (Hamzah B Uno, 2008:23).

Motivasi dibedakan atas dua macam yaitu, motivasi intrinsik dan

ekstrinsik.

(i) Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri

seseorang tanpa rangsangan atau bantuan orang lain (Nyayu

Khodijah, 2014:152). Motivasi intrinsik dapat berupa

kepribadian, sikap, pengalaman, pendidikan, atau berupa

penghargaan dan cita-cita.

(ii) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena

rangsangan atau bantuan orang lain (Nyayu Khodijah,

2014:152).

Motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri seperti

tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan

minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja

mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat

(50)

diyakini, serta senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

(Sardiman, 2003:83).

Motivasi belajar dapat timbul karena berbagai macam faktor, di

antaranya berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil, dorongan

kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita, penghargaan, lingkungan

belajar yang kondusif maupun kegiatan belajar yang menarik

(Hamzah B Uno, 2008:23).

Motivasi belajar muncul salah satunya karena adanya kebutuhan.

Abraham H Maslow, seorang tokoh motivasi aliran humanisme,

membagi hierarki kebutuhan menjadi 5 bagian (Jess Feist dan Gregory

J Feist, 2009:332).

Aktualisasi

Diri

Pengakuan

Kasih Sayang

Rasa Aman

Fisiologi

Gambar 2.1 Hierarki kebutuhan menurut Abraham H Maslow

Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan dasar setiap manusia

seperti makan, minum, oksigen dan suhu. Kebutuhan akan rasa aman

meliputi keamanan fisik, ketergantungan, perlindungan dan kebebesan

(51)

kecemasan, kerusuhan dan bencana alam. Kebutuhan akan kasih

sayang meliputi keinginan untuk berteman, keinginan untuk

berkeluarga dan kebutuhan untuk menjadi bagian dari sebuah

keluarga, perkumpulan, lingkungan masyarakat atau negara.

Kebutuhan akan pengakuan mencakup penghormatan diri,

kepercayaan diri, kemampuan dan pengetahuan yang orang lain hargai

tinggi. Kebutuhan akan aktualisasi diri berupa sadar akan potensi diri,

dan keinginan untuk menjadi seseorang yang sekreativ mungkin.

Dalam dunia pendidikan, teori ini dilakukan dengan cara

memenuhi setiap kebutuhan siswa, dengan harapan agar siswa dapat

mencapai hasil belajar yang maksimal.

Dalam kegiatan belajar, motivasi memiliki peran yang cukup

penting, yaitu sebagai penggerak seseorang dalam belajar agar

mencapai tujuan yang dikehendaki. Individu yang memiliki motivasi

belajar yang tinggi akan mencapai prestasi yang baik (Nyayu

Khodijah, 2014:156).

Motivasi memiliki beberapa prinsip (Nyayu Khodijah, 2014:156),

antara lain adalah sebagai berikut:

a. Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar

siswa.

b. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam

belajar.

(52)

d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar.

e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.

f. Motivasi melahirkan prestasi belajar.

E. Hasil Belajar

Menurut Romiszowski hasil belajar merupakan keluaran dari suatu

sistem pemrosesan masukan (Mulyono Abdurrahman, 2009:38). Menurut

Benjamin S Bloom ada tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan

psikomotorik (Mulyono Abdurrahman, 2009:38). Menurut John M Keller,

hasil belajar sebagai keluaran dari sistem pemrosesan berbagai masukan

yang berupa informasi (Mulyono Abdurrahman, 2009:38). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melewati kegiatan belajar yang meliputi perubahan

segala aspek baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Gagne mengemukakan lima macam hasil belajar yang bersifat

kognitif, afektif, maupun psikomotorik yaitu (Ratna Wilis, 2006:118):

1. Keterampilan Intelektual

Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi

dengan lingkungannya dengan penggunaan simbol-simbol atau

gagasan-gagasan.

2. Strategi Kognitif

Strategi kognitif merupakan suatu keterampilan intelektual khusus

(53)

Menurut Gagne (Ratna Wilis, 2006:122), strategi kognitif merupakan

suatu proses internal yang digunakan siswa (orang yang belajar) untuk

memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar,

mengingat dan berpikir.

3. Informasi verbal

Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar di sekolah dan juga

dari kata-kata yang diucapkan orang, membaca dari radio, televisi dan

media lainnya.

4. Sikap

Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat

mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda, kejadian-kejadian

atau makhluk hidup lainnya.

5. Keterampilan Motorik

Keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan fisik, melainkan

juga kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual.

Hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dicurahkan,

intelegensi dan kesempatan yang diberikan kepada anak, pada gilirannya

berpengaruh terhadap konsekuensi dari hasil belajar tersebut (Mulyono

Abdurrahman, 2009:40).

F. Pokok Bahasan

Standar Kompetensi :

1. Menentukan kedudukan jarak dan besar sudut yang melibatkan titik

(54)

2. Menentukan keliling bangun datar dan luas daerah suatu bangun

3. Menerapkan transformasi bangun datar

Standar Kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar

kompetensi nomor 2 dan 3, yaitu menentukan keliling bangun datar dan

luas daerah suatu bangun datar serta menerapkan transformasi bangun

datar.

Kompetensi Dasar :

1.1 Mengidentifikasi sudut.

2.1menghitung keliling bangun datar

2.2menghitung luas daerah suatu bangun datar

2.3menghitung luas dan keliling bangun datar tak beraturan

3.1 transformasi bangun datar dideskripsikan menurut jenisnya, untuk

menyelesaikan permasalahan program keahlian terkait

Kompetensi Dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah kompetensi

dasar nomor (2.1), (2.2), (2.3), dan (3.1).

Materi :

1. Bangun Datar

Bangun datar merupakan bidang yang dibatasi oleh kurva tetutup.

Dikatakan bidang datar apabila mempunyai sifat tiap-tiap garis lurus

yang bersekutu mempunyai dua buah titik persekutuan dengan bidang

itu dan terletak pada bidang itu (T.Zakaria, 1988:5). Contoh dari

(55)

D

S1 = a

S2 C

B A E

t

a. Segiempat

Contoh bangun segiempat dengan ciri-ciri tertentu antara lain

adalah jajargenjang, persegi panjang, persegi, belah ketupat,

layang-layang dan trapesium.

i) Jajargenjang

Jajargenjang adalah segiempat yang sepasang-sepasang sisi

berhadapan adalah sejajar (M.A De Baan, 1955:10).

Gambar 2.2 jajargenjang ABCD

Gambar 2.4 menunjukkan jajargenjang ABCD dengan sisi (s):

AB = CD ; AD = BC, diagonal: AC = BD, dan tinggi (t): DE

Keliling dan luas jajargenjang dirumuskan sebagai berikut:

ii)Persegi Panjang

Persegi panjang adalah jajargenjang yang salah satu sudutnya

siku-siku (M.A De Baan, 1955:13).

Gambar 2.3 Persegi Panjang ABCD D

A B

C

l

O

p

(56)

Gambar 2.2 menunjukkan persegi panjang ABCD dengan sisi –

sisi: AB,BC,CD, dan DA,panjang (p): AB dan CD, lebar (l): AD

dan BC, serta diagonal: AC dan BD.

Keliling dan luas persegi panjang dirumuskan sebagai berikut:

dengan panjang = p dan lebar = l

iii) Belah Ketupat

Belah ketupat adalah jajargenjang yang sisi-sisi berdekatan

sama panjang (M.A De Baan, 1955:13).

Gambar 2.4 Belah Ketupat ABCD

Gamabr 2.5 menunjukkan belah ketupat ABCD dengan sisi –

sisi: AB = BC = CD = AD, dan diagonal: AC = BD.

Keliling dan luas belah ketupat dirumuskan sebagai berikut:

iv)Persegi

Persegi merupakan belah ketupat yang salah satu sudutnya

siku-siku.

Keliling (K) = 2 (p + l) Luas (L) = p x l

Luas (L) = ½ x diagonal x diagonal lainnya Keliling (K) = 4s

A D

C

B

(57)

Gambar 2.5 Persegi ABCD

Gambar 2.3 menunjukkan persegi ABCD dengan sisi (s) : AB =

BC = CD = DA dan diagonal : AC = BD.

Keliling dan luas persegi dirumuskan sebagai berikut:

v) Layang-layang

Layang-layang merupakan bangun datar segiempat, di mana

salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang diagonal

lain dan tegak lurus dengan diagonal itu (M.Cholik Adinawan,

2005:297).

Gambar 2.6 layang-layang ABCD

Gambar 2.6 menunjukkan layang-layang ABCD dengan sisi:

AB, BC, CD, AD dan diagonal: AC, BD.

Keliling dan luas layang-layang dirumuskan sebagai berikut:

Luas (L) = s x s Keliling (K) = 4 x s

Keliling (K) = jumlah panjang semua sisi

Luas (L) = ½ x diagonal x diagonal lainnya

B A

s

s o

O D

C

B

(58)

vi)Trapesium

Trapesium adalah segiempat yang mempunyai dua buah

sisinya sejajar (M.A De Baan, 1955:19). Berikut adalah 3

macam trapesium:

1. Trapesium sembarang

Trapesium sembarang adalah trapesium yang sepasang

sisinya sejajar dan sepasang lainnya sembarang.

2. Trapesium sama kaki

Trapesium sama kaki memiliki sepasang sisi berhadapan

sejajar dan sepasang kaki yang tidak sejajar sama panjang.

3. Trapesium siku-siku

Trapesium siku-siku adalah trapesium yang sebuah sisi

tidak sejajarnya berpotongan tegak lurus dengan sisi yang

sejajar

Gambar 2.7 (a) trapesium sembarang, (b) trapesium sama kaki, (c) trapesium siku-siku

Sisi yang berpotongan tegak lurus tersebut disebut tinggi

trapesium, AD = tinggi = t

Keliling dan luas trapesium dirumuskan sebagai berikut:

Keliling (K) = jumlah panjang semua sisi

(59)

b. Segitiga

Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi tiga sisi (ruas garis),

(Marsigit, 2002:206). Berikut ini jenis-jenis segitiga:

1. Jenis segitiga ditinjau dari panjang sisinya

(i) Segitiga Sembarang

Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya

tidak sama panjang (M.Cholik Adinawan, 2013:84).

Gambar 2.8 Segitiga Sembarang

(ii) Segitiga Sama Kaki

Segitiga sama kaki adalah segitiga yang salah satu

sudutnya siku-siku dan dua sisi di antarnya sama panjang

(Marsigit, 2002:210).

Gambar 2.9 Segitiga Sama Kaki Luas (L) = ½ x jumlah panjang sisi sejajar x tinggi

A B

C

C

(60)

(iii)Segitiga Sama Sisi

Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama

panjang (Marsigit, 2002:209).

Gambar 2.10 Segitiga Sama Sisi

2. Jenis segitiga ditinjau dari besar sudutnya

(i) Segitiga Lancip

Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya

merupakan sudut lancip (M.Cholik Adinawan, 2013:84).

Gambar 2.11 Segitiga Lancip

(ii) Segitiga Siku-siku

Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu

sudutnya siku-siku (M.Cholik Adinawan, 2013:84).

Gambar 2.12 Segitiga Siku-siku

A B

C

A B

C

A B

(61)

(iii)Segitiga Tumpul

Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah asatu sudutnya

tumpul (M.Cholik Adinawan, 2013:84).

Gambar 2.13 Segitiga Tumpul

Keliling dan luas segitiga dirumuskan sebagai berikut:

Tinggi segitiga adalah garis tegak lurus yang ditarik dari sudut

segitiga terhadap sisi di hadapannya (alas).

c. Lingkaran

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama

terhadap suatu titik tertentu, O, yang disebut titik pusat. Gambar

2.9 menunjukkan lingkaran dengan pusat O dan jari-jari r (Tuti

Masrihani, 2008:121).

Gambar 2.14 Lingkaran Luas (L) = ½ x alas x tinggi

Keliling (K) = jumlah panjang ketiga sisi

O r A

B

A

(62)

i) Diameter (garis tengah)

Diameter atau garis tengah lingkaran adalah garis yang

menghubungkan dua buah titik pada keliling lingkaran dan

melalui titik pusat lingkaran (Tuti Masrihani, 2008:121).

Diameter lingkaran biasanya disimbolkan dengan d. Gambar

2.10 menunjukkan lingkaran O, dengan AB = d adalah

diameter (garis tengah),OA = OB = r adalah jari-jari

lingkaran.

Gambar 2.15 Diameter Lingakaran

ii) Busur lingkaran

Busur lingkaran adalah bagian dari keliling lingkaran yang

dibatasi oleh dua titik (Tuti Masrihani, 2008:121). Busur AB

di tulis ̂. Pada gambar 2.11 terdapat busur AB ditulis ̂,

busur BC ditulis ̂, dan busur AC ditulis ̂.

Gambar 2.16 Busur Lingkaran

O

B A

O

B A

(63)

iii) Tali busur

Tali busur adalah garis yang menghubungkan dua titik pada

keliling lingkaran (Tuti Masrihani, 2008:121). Pada gambar

2.12 terdapat tali busur AB, tali busur DE, dan tali busur CF,

yang melalui titik pusat lingkaran, karena itu CF juga

merupakan garis tengah lingkaran.

Gambar 2.17 Tali Busur Lingkaran

iv) Juring (sektor)

Juring atau sektor lingkaran merupakan daerah dalam

lingkaran yang dibatasi oleh dua jari-jari dan busur lingkaran

(Tuti Masrihani, 2008:122). Pada gambar 2.13 menunjukkan

juring AOB yang dibatasi oleh busur AB dan jari-jari OA dan

OB, di mana juring yang dimaksud adalah daerah yang

diarsir.

Gambar 2.18 Juring Lingkaran

O

A B

D C

(64)

v) Tembereng (segmen)

Tembereng atau segmen lingkaran adalah daerah yang

dibatasi oleh sebuah tali busur dan busur lingkaran (Tuti

Masrihani, 2008:122). Pada gambar 2.14, menunjukkan

tembereng AB yang dibatasi busur AB dan tali busur AB.

Gambar 2.19 Tembereng Lingkaran

vi) Apotema

Apotema adalah garis yang ditarik dari pusat lingkaran dan

tegak lurus pada sebuah tali busur (M.A Ade Baan, 1954:4).

Dengan kata lain apotema ialah jarak antara titik pusat dengan

tali busur (M.A De Baan, 1954:4). Gambar 2.15 menunjukkan

OS sebagai apotema.

Gamabr 2.20 Apotema

A B

O

O

B

Gambar

Tabel 4.12 Pengelompokkan Data Tes Hasil Belajar Siswa .......................................
Gambar 3.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa ........................................
Grafik 4.3 Histogram Tes Hasil Belajar Siswa ..........................................................
Gambar 2.1 Hierarki kebutuhan menurut Abraham H Maslow
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Menjelaskan pengertian dan proses perencanaan tenaga kerja (SDM); peran Manajer Lini dalam perencanaan (SDM); keterkaitan perencanaan SDM dengan uraian pekerjaan;

Ketegangan berlanjut ketika kedua belah pihak mengirim tentara di perbatasan kedua negara. Insiden tembak menembakpun terjadi pada tanggal 17 September 1980. Selanjutnya

Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji bagaimana prosedur pengajuan perkara councorsus (perbarengan) di Pengadilan Agama Jember ;

Metode ini merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif/ kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelom- pok

Sebagai contoh, jika investasi berupa tabungan di bank, return adalah bunga bank; jika investasi berupa kepemilikan saham pada suatu perusahaan, return dapat berupa

This study entitled “ Forward and Backward Translation of Three Different Word Classes by Early-Sequential Sundanese-Indonesian Bilinguals ”investigated the performance of

1) Mengidentifikasi jenis udang karang yang ditangkap oleh nelayan dari

Apabila ada sanggahan mengenai proses pelelangan ini, maka dapat disampaikan sanggahan secara tertulis kepada :Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan