ABSTRAK
Fenny Nelson. 2015. Hubungan Motivasi dan Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Dimensi Dua untuk Siswa Kelas X Akuntansi di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk : Mendeskripsikan motivasi, aktivitas dan hasil belajar, serta mendeskripsikan hubungan motivasi belajar dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan Dimensi dua untuk siswa kelas X Akuntansi di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif. Subjek penelitian adalah 15 siswa kelas X Akuntansi di SMK BOPKRI 1, Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2015. Data motivasi diperoleh dari hasil kuesioner, data aktivitas belajar siswa diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas belajar, dan data hasil belajar diperoleh melalui tes. Validitas isi diperoleh melalui uji pakar, dan validitas butir diperoleh melalui tes uji coba. hasil tes yang tidak valid dilakukan revisi. Reliabilitas tes hasil belajar adalah 0,451718, kuesioner motivasi opini adalah 0,84 dan kuesioner motivasi fakta adalah 0,85 sehingga diperoleh hasil yang reliabel.
Hasil dari penelitian ini, yaitu (1) ada hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar, hal ini terlihat pada korelasi yang diberikan yaitu sebesar 0,56 dengan regresi y = -49,61 + 0,85x. Dengan demikian setiap kenaikan satu koefisien x akan memberikan kenaikan terhadap koefisien y sebesar 0,85. Kontribusi yang diberikan oleh faktor motivasi sebesar 31,36% terhadap hasil belajar. (2) Tidak ada hubungan antara aktivitas belajar dan hasil belajar, hal ini terlihat pada koefisien korelasi yang diberikan yaitu rrank sebesar 0,43 dan t = 1,7157. Kontribusi yang diberikan oleh aktivitas belajar sebesar 18,49%
ABSTRACT
Fenny Nelson. 2015. The relation between motivation and learning activities towards achievement of learning Mathematics Two Dimention topic for the student of X Acounting in SMK BOPKRI 1 of Yogyakarta Academic Year 2014/2015. Thesis. Mathematics Study Program. Department of Mathematics and Natural Science Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University of Yogyakarta.
The purposes of this research are : to description about motivation, activities, learning achievement, and to description about the relation between motivation and learning activities towards achievement of learning Mathematics Two Dimention for the student of X Acounting in SMK BOPKRI 1 of Yogyakarta academic year 2014/2015.
Type of the research is descriptive qualitative-quantitative research. The subjects of this research are 15 students of class X Akuntansi SMK BOKRI 1 Yogyakarta. This research was done on March-June 2015. The data motivation from the questioners, learning activity was the observation sheet and for student learning outcomes were tests. Content validity was obtained from experts judgement and the item validity was obtained by trial. The result of invalid item validity test was revised. The reliability of learning achievement test was 0,451718 , opinion motivation from the questioners was 0,84 and fact motivation from questioners was 0,85 and then to obtain reliable results.
The outcome of this research showed that (1) there is a relation between learning motivation and the achievement of learning math with correlation was 0,56 with regression y=-49,61 + 0,85x. Therefore any increase in the coefficient x will give rise to the coefficient y of 0,85. The contribution of learning motivation factor toward students learning achievement was 31,36%. (2) there is not a relation between learning activities and the achievement of learning math with correlation level was 0,43 and t=1,7157. The contribution of learning activities toward students learning achievement was 18,49%.
HUBUNGAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN DIMENSI
DUA UNTUK SISWA KELAS X AKUNTANSI DI SMK BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh:
Fenny Nelson (111414081)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
HUBUNGAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN DIMENSI DUA UNTUK SISWA KELAS X AKUNTANSI DI SMK BOPKRI 1 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh:
Fenny Nelson (111414081)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”
( Yohanes 3 : 16 )
Skripsi ini ku persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus pemberi cinta dan anugerah kehidupan Papa tercinta yang berada dalam pangkuan-Nya Mama tercinta yang menjadi semangat hidupku Koko Wempi Nelson dan Cece Ani Nelson Kakak Virgita Darmawati yang membawa ku pada sebuah
perjalanan panjang
„‟Xie xie Yesu, Xie-xie Nie men, Wo jen de jen de hen ai ni ”
“kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan
apakah ia diasinkan?...Kamu adalah terang dunia... Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu
vii
ABSTRAK
Fenny Nelson. 2015. Hubungan Motivasi dan Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Dimensi Dua untuk Siswa Kelas X Akuntansi di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk : Mendeskripsikan motivasi, aktivitas dan hasil belajar, serta mendeskripsikan hubungan motivasi belajar dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan Dimensi dua untuk siswa kelas X Akuntansi di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif. Subjek penelitian adalah 15 siswa kelas X Akuntansi di SMK BOPKRI 1, Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2015. Data motivasi diperoleh dari hasil kuesioner, data aktivitas belajar siswa diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas belajar, dan data hasil belajar diperoleh melalui tes. Validitas isi diperoleh melalui uji pakar, dan validitas butir diperoleh melalui tes uji coba. hasil tes yang tidak valid dilakukan revisi. Reliabilitas tes hasil belajar adalah 0,451718, kuesioner motivasi opini adalah 0,84 dan kuesioner motivasi fakta adalah 0,85 sehingga diperoleh hasil yang reliabel.
Hasil dari penelitian ini, yaitu (1) ada hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar, hal ini terlihat pada korelasi yang diberikan yaitu sebesar 0,56 dengan regresi y = -49,61 + 0,85x. Dengan demikian setiap kenaikan satu koefisien x akan memberikan kenaikan terhadap koefisien y sebesar 0,85. Kontribusi yang diberikan oleh faktor motivasi sebesar 31,36% terhadap hasil belajar. (2) Tidak ada hubungan antara aktivitas belajar dan hasil belajar, hal ini terlihat pada koefisien korelasi yang diberikan yaitu rrank sebesar 0,43 dan t = 1,7157. Kontribusi yang diberikan oleh aktivitas belajar sebesar 18,49%
viii
ABSTRACT
Fenny Nelson. 2015. The relation between motivation and learning activities towards achievement of learning Mathematics Two Dimention topic for the student of X Acounting in SMK BOPKRI 1 of Yogyakarta Academic Year 2014/2015. Thesis. Mathematics Study Program. Department of Mathematics and Natural Science Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University of Yogyakarta.
The purposes of this research are : to description about motivation, activities, learning achievement, and to description about the relation between motivation and learning activities towards achievement of learning Mathematics Two Dimention for the student of X Acounting in SMK BOPKRI 1 of Yogyakarta academic year 2014/2015.
Type of the research is descriptive qualitative-quantitative research. The subjects of this research are 15 students of class X Akuntansi SMK BOKRI 1 Yogyakarta. This research was done on March-June 2015. The data motivation from the questioners, learning activity was the observation sheet and for student learning outcomes were tests. Content validity was obtained from experts judgement and the item validity was obtained by trial. The result of invalid item validity test was revised. The reliability of learning achievement test was 0,451718 , opinion motivation from the questioners was 0,84 and fact motivation from questioners was 0,85 and then to obtain reliable results.
The outcome of this research showed that (1) there is a relation between learning motivation and the achievement of learning math with correlation was 0,56 with regression y=-49,61 + 0,85x. Therefore any increase in the coefficient x will give rise to the coefficient y of 0,85. The contribution of learning motivation factor toward students learning achievement was 31,36%. (2) there is not a relation between learning activities and the achievement of learning math with correlation level was 0,43 and t=1,7157. The contribution of learning activities toward students learning achievement was 18,49%.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas cinta dan anugerah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “hubungan motivasi dan
aktivitas belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan Dimensi Dua
untuk siswa kelas X Akuntansi di SMK BOPKI 1 Yogyakarta” sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran
dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan IPA sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.
3. Bapak Drs. Sukardjono, M.Pd selaku Dosen Pembimbing skripsi atas waktunya
untuk membimbing saya dengan segenap hati dan penuh perhatian.
4. Bapak Didin Hernomo, S.Pd.Ek selaku Kepala Sekolah SMK BOPKRI 1,
Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
5. Bapak Drs. Margiyanto selaku guru matematika kelas X Akuntansi yang
senantiasa membantu dan membimbing saya dalam pelaksanaan penelitian.
6. Siswa – siswi kelas X Akuntansi SMK BOPKRI 1, Yogyakarta yang telah
x
7. Segenap dosen JPMIPA yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan, dan
bimbingan selama penulis menimba ilmu di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
8. Segenap Staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala sesuatu tentang
administrasi selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
9. Segenap keluarga besar Nelson, buat mama, koko, dan cece yang senantiasa
mendoakan setiap perjalanan studi di Yogyakarta.
10.Kakak Virgita Darmawati, S.Si., M.Pd yang senantiasa mendoakan, memberi
semangat, mendukung, dan berjalan bersama dalam setiap jatuh dan bangun
perjalanan kehidupan selama di Yogyakarta.
11.Teman – teman Pendidikan Matematika angkatan 2011, teman-teman satu
bimbingan skripsi dan teman – teman Kost yang senantiasa menopang,
membimbing, memberi masukan serta bersedia bertukar pikiran selama proses
penulisan skripsi.
12.Serta semua pihak dan teman – teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu atas dukungan dan semangat yang telah diberikan sehingga sangat
membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan dalam
bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.
Yogyakarta, 30 Juli 2015
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR GRAFIK ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
xii
F. Batasan Istilah ... 7
G. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar ... 10
1. Pengertian Belajar ... 10
2. Ciri – ciri Belajar ... 12
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 14
B. Aktivitas Belajar ... 19
C. Mengajar ... 20
1. Pengertian Mengajar ... 20
2. Prinsip – prinsip Mengajar ... 22
D. Motivasi Belajar ... 24
1. Pengertian Motivasi ... 24
2. Pengertian Motivasi Belajar ... 25
E. Hasil Belajar ... 29
F. Pokok Bahasan ... 30
G. Penelitian Terdahulu ... 49
H.Kerangka Berpikir ... 50
I. Hipotesis ... 51
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 52
xiii
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 53
D. Variabel Penelitian ... 53
E. Instrumen Penelitian ... 54
1. Lembar Pengamatan Aktivitas ... 54
2. Kuesioner ... 55
3. Tes ... 57
F. Teknik Pengumpulan Data ... 58
1. Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 58
2. Kuesioner Motivasi dan Tes Hasil Belajar ... 59
3. Dokumentasi ... 60
4. Wawancara... 60
G. Validitas dan Reliabilitas ... 60
H. Uji Coba Instrumen ... 63
I. Metode Analisis Data ... 65
1. Kelayakan Analisis ... 65
2. Analisis Data Motivasi Belajar ... 66
3. Analsis Data Aktivitas Belajar ... 67
4. Analisis Data Tes Hasil Belajar (THB) ... 68
5. Analisis Korelasi dan Regresi Linier Motivasi Belajar dan Tes Hasil Belajar (THB) ... 69
6. Analisis Korelasi Aktivitas Belajar dan Tes Hasil Belajar (THB) ... 71
xiv
BAB IV KELAYAKAN ANALISIS, DESKRIPSI DATA, INFERENSI DAN
PEMBAHASAN
A. Kelayakan Analisis Data ... 73
B. Deskripsi Data ... 74
C. Inferensi ... 80
D. Pembahasan ... 84
E. Pedalaman Melalui Hasil Wawancara ... 85
F. Kelemahan Penelitian ... 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 91
B. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 95
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Keterangan Lembar Aktivitas Belajar Siswa ... 55
Tabel 3.2 Kisi – kisi Angket Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Fakta ... 56
Tabel 3.3 Kisi – kisi Angket Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Opini ... 56
Tabel 3.4 Kisi – kisi Tes Hasil Belajar ... 58
Tabel 3.5 Intepretasi Reliabilitas ... 62
Tabel 3.6 Tes Hasil Belajar (n=23) ... 63
Tabel 3.7 Kuesioner Motivasi Fakta (n=23) ... 64
Tabel 3.8 Kuesioner Motivasi Opini (n=23) ... 64
Tabel 3.9 Kriteria Penilaian Kuesioner Motivasi Berdasarkan Fakta ... 66
Tabel 3.10 Kriteria Penilaian Kuesioner Motivasi Berdasarkan Opini ... 67
Tabel 4.1 Data Mentah Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 74
Tabel 4.2 Data Statistik Motivasi Belajar Siswa ... 75
Tabel 4.3 Rentang Kriteria Motivasi Belajar ... 75
Tabel 4.4 Pengelompokkan Data Motivasi Belajar ... 75
Tabel 4.5 Data Mentah Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa ... 76
Tabel 4.6 Data Statistik Aktivitas Belajar ... 77
Tabel 4.7 Rentang Kriteria Aktivitas Belajar ... 77
Tabel 4.8 Pengelompokkan Data Aktivitas Belajar Siswa ... 77
Tabel 4.9 Data Mentah Tes Hasil Belajar Siswa ... 78
xvi
Tabel 4.11 Rentang Kriteria Tes Hasil Belajar Siswa ... 79
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Abraham H Maslow ... 27
Gambar 2.2 Jajargenjang ABCD ... 32
Gambar 2.3 Persegi Panjang ABCD ... 32
Gambar 2.4 Belah Ketupat ABCD ... 33
Gambar 2.5 Persegi ABCD ... 34
Gambar 2.6 Layang-layang ABCD ... 34
Gambar 2.7 (a) trapesium sembarang (b) trapesium sama kaki (c) trapesium siku-siku ... 35
Gambar 2.8 Segitiga Sembarang ... 36
Gambar 2.9 Segitiga Sama Kaki... ... 36
Gambar 2.10 Segitiga Sama Sisi. ... 37
Gambar 2.11 Segitiga Lancip ... 37
Gambar 2.12 Segitiga Siku-siku ... 37
Gambar 2.13 Segitiga Tumpul ... 38
Gambar 2.14 Lingkaran ... 38
Gambar 2.15 Diameter Lingkaran... 39
Gambar 2.16 Busur Lingkaran ... 39
Gambar 2.17 Tali Busur Lingkaran ... 40
Gambar 2.18 Juring Lingkaran ... 40
xviii
Gambar 2.20 Apotema ... 41
Gambar 2.21 Bagan Kerangka Berpikir ... 51
xix
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Histogram Motivasi Belajar ... 76
Grafik 4.2 Histogram Aktivitas Belajar Siswa ... 78
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran L1.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar ... 99
Lampiran L1.2 Lembar Validitas dan Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar ... 101
Lampiran L1.3Lembar Validitas Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 105
Lampiran L1.4 Lembar Tes Kuesioner Motivasi Belajar ... 107
Lampiran L1.5 Lembar Tes Hasil Belajar ... 111
Lampiran L1.6 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar... 113
Lampiran L2.1 Soal Tes Hasil Belajar dan Kunci ... 118
Lampiran L3.1 Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil belajar ... 128
Lampiran L3.2 Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Motivasi ... 130
Lampiran L3.3 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov ... 138
Lampiran L3.4 Korelasi ... 141
Lampiran L3.5 Linierisasi ... 143
Lampiran L3.6 Regresi Linier ... 145
Lampiran L4.1 Contoh Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa ... 148
Lampiran L4.2 Transkip Wawancara ... 152
Lampiran L5.1 Contoh Hasil Kerja Kuesioner Motivasi Belajar ... 184
Lampiran L5.2 Contoh Hasil Kerja Tes Hasil Belajar ... 192
Lampiran L5.3 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ... 200
Lampiran L6.1 Surat Ijin Penelitian ... 203
1
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam
kehidupan. Menurut Slameto (2013:2) belajar adalah suatu usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Adapun ciri – ciri belajar menurut Slameto (2013:3) meliputi belajar yang terjadi secara sadar, bersifat kontinu, positif, aktif, tidak
berlangsung secara sementara, memiliki tujuan, terarah dan mencakup
seluruh aspek tingkah laku.
Belajar dan mengajar merupakan dua hal yang berbeda namun keduanya
saling berkaitan. Menurut Herman Hudojo (1980:1) mengajar akan efektif
bila seorang guru memperhatikan kemampuan berpikir siswa dan sesuai
dengan tingkat kognitif siswa. Mengajar merupakan proses interaksi antara
guru dan siswa di mana guru mengharapkan siswanya dapat menguasai
pengetahuan maupun keterampilan sikap yang benar-benar relevan dengan
tujuan yang diberikan dan sesuai dengan tingkat kognitif siswa (Herman
Hudojo, 1980:18).
Di dalam kegiatan belajar, seorang siswa membutuhkan motivasi. Menurut
(Hamzah B Uno, 2008:23) belajar dan motivasi merupakan dua hal yang
saling mempengaruhi. Motivasi sangat berperan terhadap kemajuan
belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan tingkah laku dengan unsur-unsur yang
mendukung (Hamzah B Uno, 2008:23).
Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada
proses belajar yang dialami oleh siswa. Keberhasilan dan kegagalan dari
suatu pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, baik faktor
internal maupun faktor eksternal (Slameto 2013:54). Faktor internal meliputi
tiga hal yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi adalah faktor keluarga,
faktor sekolah dan faktor masyarakat.
SMK BOPKRI 1 Yogyakarta adalah sekolah swasta yang terletak di
tengah kota Yogyakarta dan berada di pinggir jalan, namun karena lokasi
sekolah ini berada sangat dekat dengan keramaian, sehingga kebisingan
kendaraan terdengar sampai ke dalam kelas. Akibatnya kegiatan belajar
mengajar seringkali terganggu oleh keadaan tersebut.
Observasi mulai dilakukan pada tanggal 7 Maret 2015 di SMK Bopkri 1
Yogyakarta di kelas X Akuntansi. Peneliti memilih melakukan penelitian di
kelas X Akuntansi dengan alasan siswa di kelas X Akuntansi memiliki
kemampuan belajar yang lebih tinggi jika dibandingkan kelas X Perkantoran
dan kelas X Multimedia, hal ini berdasarkan hasil observasi dan pengalaman
peneliti saat melakukan PPL di SMK Bopkri 1 Yogyakarta.
Hasil observasi terlihat bahwa pembelajaran masih berpusat kepada guru
namun hal yang terlihat adalah hanya beberapa siswa yang aktif untuk
memperhatikan dan mengerjakan latihan yang diberikan tanpa disuruh.
Metode yang digunakan oleh guru adalah diskusi secara klasikal antara guru
dan peserta didik. Proses pembelajaran terlihat bahwa guru menekankan
pemberian latihan soal kepada siswa dengan harapan semakin banyak siswa
mengerjakan latihan maka siswa akan terbiasa dalam memecahkan soal
matematika. Keaktifan siswa di kelas masih kurang, hal ini terlihat dari hanya
sebagian siswa yang memperhatikan pelajaran dan aktif bertanya. Saat
diminta mengerjakan latihan di papan tulis, siswa cenderung ditunjuk oleh
guru dan tidak memiliki inisiatif untuk mengerjakan sendiri, hanya beberapa
siswa yang terlihat memiliki kesadaran untuk mengerjakan tanpa disuruh.
Sebagian kecil dari siswa di kelas mengerjakan latihan secara individu
maupun melibatkan teman sebangku, sebagian siswa lebih banyak berbicara
dengan siswa lainnya.
Siswa di kelas X Akuntasi memiliki beragam sifat, ada siswa yang terlihat
aktif memperhatikan pelajaran dan bertanya, siswa ini selalu maju ke depan
untuk mengerjakan latihan. Ada siswa yang biasa-biasa saja, kurang
memperhatikan guru dan banyak berbicara dengan siswa yang lainnya. Dan
ada siswa yang sangat pendiam hanya memperhatikan apa yang disampaikan
guru di depan kelas namun tidak pernah bertanya jika kurang memahami apa
yang disampaikan, siswa ini terlihat kurang percaya diri dan lambat dalam
Kegiatan observasi yang dilakukan tidak hanya terbatas pada aktivitas
mengamati kegiatan belajar di dalam kelas saja, namun peneliti juga
menyempatkan diri untuk bertanya baik kepada guru bidang studi matematika
maupun kepada siswa di luar jam pelajaran. Berdasarkan wawancara tersebut
peneliti mendapatkan informasi bahwa hasil belajar siswa masih kurang,
siswa masih belum memiliki inisiatif untuk belajar sendiri, beberapa siswa
kurang menyukai pelajaran matematika, dan siswa kurang memiliki motivasi
dalam belajar.
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, peneliti melihat bahwa
antusias dan motivasi siswa dalam belajar matematika masih kurang, hanya
sebagian kecil siswa yang memperhatikan pelajaran yaitu kurang lebih sekitar
47% dari total keseluruhan siswa di kelas, sedangkan siswa yang lain masih
kurang serius terhadap pelajaran maupun latihan yang diberikan. Keaktifan
siswa di dalam kelas masih kurang, siswa cenderung ditunjuk oleh guru untuk
bisa mengerjakan latihan di papan tulis.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
hubungan motivasi dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar Matematika
pada pokok bahasan Dimensi Dua untuk siswa kelas X Akuntansi di SMK
Bopkri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka peneliti dapat
1. Pembelajaran masih berpusat kepada guru saja.
2. Metode yang digunakan oleh guru adalah diskusi secara klasikal.
3. Siswa kurang aktif dalam mengerjakan latihan yang diberikan.
4. Siswa kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan.
5. Rendahnya motivasi belajar siswa di dalam kelas.
6. Inisiatif belajar siswa masih kurang.
7. Beberapa siswa saling berbicara saat guru memberikan penjelasan.
8. Beberapa siswa masih kurang percaya diri untuk bertanya jika ada hal
yang masih kurang dimengerti.
9. Hasil belajar siswa masih kurang memuaskan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan beberapa masalah yang telah teridentifikasi di atas dan karena
keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka peneliti membatasi penelitian ini
pada masalah mengenai “Hubungan Motivasi dan Aktivitas Belajar Terhadap
Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Dimensi Dua untuk Siswa
Kelas X Akuntansi di SMK Bopkri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas X Akuntansi SMK Bopkri 1
Yogyakarta pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Dimensi
Dua?
2. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas X Akuntansi SMK Bopkri 1
Yogyakarta pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Dimensi
Dua?
3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas X Akuntansi SMK Bopkri 1
Yogyakarta pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Dimensi
Dua.
4. Bagaimana hubungan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas X
Akuntansi SMK Bopkri 1 Yogyakarta pada mata pelajaran matematika
pokok bahasan Dimensi Dua?
5. Bagaimana hubungan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas X
Akuntansi SMK Bopkri 1 Yogyakarta pada mata pelajaran matematika
pokok bahasan Dimensi Dua?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan motivasi belajar siswa kelas X Akuntansi SMK Bopkri
1 Yogyakarta pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Dimensi
2. Mendeskripsikan aktivitas belajar siswa kelas X Akuntansi SMK Bopkri
1 Yogyakarta pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Dimensi
Dua.
3. Mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas X Akuntansi SMK Bopkri 1
Yogyakarta pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Dimensi
Dua.
4. Mendeskripsikan hubungan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas
X Akuntansi SMK Bopkri 1 Yogyakarta pada mata pelajaran matematika
pokok bahasan Dimensi Dua.
5. Mendeskripsikan hubungan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas
X Akuntansi SMK Bopkri 1 Yogyakarta pada mata pelajaran matematika
pokok bahasan Dimensi Dua.
F. Batasan Istilah
Batasan istilah yang digunakan dalam perumusan masalah didefinisikan
sebagai berikut :
1. Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku berdasarkan
pengalaman dan interaksi yang mendatangkan hasil atas usahanya, yang
berlangsung dalam waktu lama serta meliputi ranah kognitif, afektif dan
2. Mengajar
Mengajar merupakan interaksi antara guru dan siswa, di mana guru
membimbing siswa dalam proses belajar, baik secara pengetahuan
maupun budaya agar siswa mampu menyelesaikan persoalan-persoalan
yang dihadapinya melalui proses belajar.
3. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan
siswa dalam mengikuti pelajaran.
4. Motivasi belajar
Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang muncul baik dari dalam
maupun dari luar diri siswa untuk melakukan suatu perubahan tingkah
laku untuk mencapai suatu tujuan.
5. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan dimiliki anak setelah melewati kegiatan
belajar yang meliputi perubahan segala aspek baik kognitif, afektif
maupun psikomotorik.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti sebagai calon guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengalaman bagi
peneliti di dalam dunia pendidikan sebelum terjun sebagai seorang guru
untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan aktivitas belajar
terhadap hasil belajar siswa. Sehingga ketika peneliti menjadi guru maka
peneliti dapat membantu siswa dalam memberikan motivasi kepada
siswa yang kurang dalam belajar.
2. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru bidang studi
matematika untuk dapat membangkitkan motivasi dan aktivitas belajar
siswa sehingga kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa di kelas
dapat tercapai secara maksimal.
3. Bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan
wawasan bagi para pembaca dalam mengetahui hubungan antara
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar menurut Slameto (2013:2) adalah suatu proses usaha yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Belajar adalah istilah kunci yang paling fundamental dalam setiap
usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada
pendidikan (Muhibbin Syah, 2008:59). Dalam aktivitas kehidupan
manusia sehari-hari hampir tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar,
seluruh aktivitas yang dilakukan seseorang dapat dikatakan sebagai bagian
dari belajar yang tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, dan
tidak pernah berhenti (Aunurrahman, 2012:32).
Burton dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Activities”,
merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri
individu akibat adanya interaksi antara individu dengan individu dan
individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi
dengan lingkungannya (Aunurrahman, 2012:35).
Abdillah berpendapat bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan
dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
Dalam buku Muhibbin Syah (2008:64-65), beberapa pakar teori
belajar mendefinisikan belajar sebagai berikut:
a. B.F Skinner
Belajar adalah suatu proses adaptasi yang akan mendatangkan hasil
optimal apabila diberi penguat.
b. JP Chaplin
Merumuskan dua pengertian belajar, rumusan pertama menurutnya
belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai akibat latihan dan pengalaman, rumusan belajar kedua adalah
proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan
khusus.
c. Arno F Wittig
Any relatively permanent change in an organism’s behavioral
repertoire that occurs as a result experience, (belajar adalah
perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala
macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman).
d. Arthur Reber
Mendefinisikan belajar dalam dua rumusan yaitu pertama, belajar
adalah the process of acquiring knowledge (proses memperoleh
pengetahuan), kedua belajar adalah a relatively permanent change in
(suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai
hasil latihan yang diperkuat).
Berdasarkan pengertian belajar menurut beberapa tokoh di atas maka
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku berdasarkan pengalaman dan interaksi yang mendatangkan hasil atas
usahanya, yang berlangsung dalam waktu lama serta meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Ciri-ciri Belajar
Slameto (2013:3) merumuskan ciri-ciri belajar sebagai berikut:
1. Belajar terjadi secara sadar
Seseorang yang belajar akan menyadari adanya suatu perubahan
tingkah laku dalam dirinya.
2. Belajar bersifat kontinu dan fungsional
Perubahan pada diri seseorang terjadi secara berkesinambungan,
artinya perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan berguna bagi kehidupan maupun proses belajar
selanjutnya.
3. Belajar bersifat positif
Seseorang yang belajar akan mengakibatkan perubahan yang
senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih
4. Belajar bukan bersifat sementara
Belajar mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku yang tidak
pernah hilang, melainkan akan terus dimiliki dan semakin berkembang
jika terus dilatih dan dipergunakan.
5. Belajar memiliki tujuan atau terarah
Seseorang belajar selalu memiliki tujuan yang akan dicapai dan
senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkannya.
6. Belajar mencakup seluruh aspek tingkah laku
Jika seseoarng belajar artinya akan ada perubahan tingkah laku yang
secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan
sebagainya.
Menurut Aunurrahman (2012:49) ciri-ciri belajar mencakup tiga ranah,
yaitu ranah kognitif (Bloom, dkk), ranah afektif (Krathwohl, Bloom, dkk)
dan ranah psikomotorik (Simpson).
1. Ranah Kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari pengetahun, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif (Kratwohl dan Bloom dkk), terdiri atas penerimaan,
partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, serta
pembentukan pola hidup,
3. Ranah Psikomotorik (Simpson), terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola
Belajar hendaknya memperhatikan ketiga aspek tersebut yaitu pada aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotorik, sehingga dapat mencapai hasil
belajar yang diinginkan dan lebih maksimal.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Kegiatan belajar yang terjadi tidak selamanya berjalan lancar dan
mulus, namun ada hal-hal yang terkadang menghambat jalannya proses
belajar yang berpengaruh pada hasil belajar siswa. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2013:54) dibedakan atas
dua, yaitu faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), dan faktor
eksternal (faktor dari luar diri siswa).
(i) Faktor-faktor Internal Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi faktor jasmaniah,
faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
a. Faktor Jasmaniah
Faktor jasmaniah berhubungan dengan kondisi fisik siswa, yaitu
faktor kesehatan yang berpengaruh pada kondisi belajar siswa.
Kondisi kesehatan yang kurang baik akan mempengaruhi
konsentrasi siswa dalam menerima pelajaran, akibatnya materi
yang dipelajari akan sulit untuk diterima secara maksimal oleh
siswa.
b. Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi belajar siswa dibagi
1. Kognitif
Faktor kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir
siswa, adapun yang termasuk dalam faktor kognitif yaitu
intelegensi dan bakat.
Menurut JP Chaplin (Slameto, 2013:56) intelegensi adalah
kecakapan yang terdiri dari kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan
efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan
cepat. Tingkat intelegensi siswa akan sangat mempengaruhi
hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan intelegensi
seorang siswa maka kemungkinan untuk memahami materi
akan jauh lebih mudah. Sebaliknya, semakin rendah
kemampuan intelegensi seorang siswa maka kemampuan untuk
memahami suatu materi akan jauh lebih sulit.
Menurut Hilgard (Slameto, 2013:57) bakat adalah
kemampuan untuk belajar. Bakat mempengaruhi belajar siswa,
siswa yang memiliki bakat pada suatu pelajaran tertentu maka
hasilnya akan lebih baik karena ia senang belajar dan pasti
2. Afektif
Faktor afektif berhubungan dengan kemampuan emosional
siswa. Yang mempengaruhi belajar siswa antara lain adalah
minat, perhatian dan motivasi.
Menurut Slameto (2013:180), minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa
ada yang menyuruh. Siswa yang memiliki minat terhadap
suatu pelajaran maka siswa tersebut akan memperhatikan
pelajaran dengan sebaik-baiknya. Willian James melihat
bahwa minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan
derajat keaktifan belajar siswa (Daryanto, 2012:8).
Hasil belajar yang baik salah satunya dipengaruhi oleh
perhatian siswa. Siswa yang memiliki perhatian terhadap guru
maupun bahan yang dipelajarinya akan membantu siswa dalam
menghasilkan hasil belajar yang baik, jika guru dan bahan
pelajaran tidak disukai siswa, maka akan membuat siswa
merasa bosan, akibatnya siswa tidak suka dengan pelajaran
tersebut dan pada akhirnya akan menghasilkan hasil belajar
yang kurang memuaskan.
Menurut Daryanto (2012:8), kondisi belajar mengajar yang
efektif adalah adanya minta dan perhatian siswa dalam belajar.
Motivasi adalah keadaan internal manusia yang
2008:151). Motivasi mendorong siswa agar dapat belajar
dengan baik untuk berfikir dan memusatkan perhatian,
merencakan dan melaksanakan kegiatan yang
berhubungan/menunjang belajar.
3. Psikomotorik
Faktor psikomotorik berhubungan dengan keterampilan siswa
dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang berhubungan
dengan kegiatan belajar siswa.
c. Faktor Kelelahan
Faktor kelelahan akan mempengaruhi belajar siswa. Agar hasil
belajar maksimal seharusnya siswa dapat memperhatikan diri
supaya tidak terjadi kelelahan dalam belajar.
(ii) Faktor-faktor Eksternal Siswa
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar siswa
dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu:
a. Faktor Keluarga
Faktor keluarga merupakan salah satu faktor terpenting dalam
mendukung belajar siswa. Siswa yang belajar akan menerima
pengaruh dari keluarga baik berupa cara orang tua mendidik,
relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaaan
ekonomi, pengertian orang tua, mapun latar belakang
Pembentuk kehidupan yang pertama dan utama bagi seorang
anak berasal dari lingkungan keluarga. Keluarga yang memberi
perhatian terhadap kondisi belajar anak, akan membuat anak
berjuang untuk menjadi pribadi yang peduli masa depannya,
akibatnya anak akan berjuang untuk belajar dengan baik.
Sebaliknya jika keluarga kurang memperhatikan kondisi belajar
anak, maka anak akan tidak peduli dengan masa depannya dan
menghasilkan hasil belajar yang kurang maksimal.
b. Faktor Sekolah
Faktor sekolah adalah faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar
siswa di sekolah, seperti metode mengajar guru, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar
siswa maupun tugas rumah.
c. Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan
siswa di dalam masyarakat. Lingkungan masyarakat yang baik
akan memberikan pengaruh yang baik terhadap belajar siswa. Jika
siswa berada pada lingkungan yang mementingkan pendidikan,
maka siswa akan terpengaruh untuk belajar dengan baik.
Sebaliknya jika lingkungan tidak mendukung belajar siswa maka
B. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan prinsip yang sangat penting di dalam
interaksi belajar mengajar. Tidak ada kegiatan belajar tanpa suatu
aktivitas. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi
keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum
jelas, mencatat, mendengarkan, berfikir, membaca dan segala hal kegiatan
yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar siswa (Sardiman,
2007).
Sekolah merupakan salah satu tempat di mana siswa dapat
mengembangkan aktivitas. Aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan
mencatat saja, menurut Paul B Diedrich (Sardiman, 2007:101) jenis-jenis
aktivitas dalam belajar antara lain adalah :
1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang tua.
2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
interupsi.
3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato.
4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.
5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,
6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, mereparasi model, bermain,
berkebun, beternak.
7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil
keputusan.
8. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
C. Mengajar
1. Pengertian Mengajar
Mengajar merupakan salah satu komponen penting dari
kompetensi guru. Setiap orang yang ingin menjadi guru harus memiliki
kemampuan dalam mengajar. Menurut herman Hudojo (1980:1),
mengajar akan efektif bila kemampuan berpikir siswa diperhatikan,
oleh karena itu perhatian ditujukan kepada kesiapan struktur kognitif
siswa. Mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan siswa di
mana guru mengharapkan siswanya dapat menguasai pengetahuan
maupun keterampilan sikap yang benar-benar dipilih oleh guru
(Herman Hudojo, 1980:18).
Beberapa teori mengajar (Slameto, 2013:29) yang diungkapkan
a. Definisi lama
Mengajar ialah penyerahan kebudayaan, dengan kata lain siswa
hanya mendengarkan dan menerima apa yang diberikan oleh guru.
b. Definisi dari DeQueliy dan Gazali
Mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada siswa, di mana
guru kurang memperhatikan perbedaan setiap individu siswa.
c. Definisi modern di negara-negara maju
Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar.
Siswa aktif dalam proses pembelajaran karena yang mengalami
proses belajar adalah siswa.
d. Menurut Kilpatrik
Mengajar menurut Kilpatrik adalah menggunakan metode
“problem solving” di mana siswa dapat mengatasi
kesulitan-kesulitan dan berusaha memecahkan persoalan tersebut.
e. Menurut Alvin W Howard
Mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong,
membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau
mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations
(penghargaan), dan knowledge.
f. Menurut Mursell
g. Menurut Waini Rasyidin
Mengajar merupakan partisipasi antara guru dan siswa, dimana
guru berperan sebagai koordinator yang melakukan aktivitas dalam
interaksi sedemikian rupa, sehingga siswa belajar seperti yang
diharapkan. Guru hanya menyusun dan mengatur situasi belajar,
bukan menentukan proses belajar.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa mengajar merupakan interaksi antara guru dan siswa, di mana
guru membimbing siswa dalam proses belajar, baik secara
pengetahuan maupun budaya agar siswa mampu menyelesaikan
persoalan-persoalan yang dihadapinya melalui proses belajar.
2. Prinsip-prinsip Mengajar
Mengajar bukan merupakan hal yang mudah dilakukan oleh
seorang guru, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip mengajar agar
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Adapun prinsip-prinsip
belajar (Slameto, 2013:35) yaitu sebagai berikut:
a. Perhatian
Perhatian merupakan hal terpenting di dalam kelas, di mana guru
harus bisa menarik perhatian siswa dan menjaga agar perhatian
siswa tetap tertuju pada guru dan terhadap hal-hal yang
b. Aktivitas
Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas
siswa dalam berpikir maupun berbuat, sehingga kesan yang
diberikan tidak cepat dilupakan oleh siswa.
c. Appersepsi
Apersepsi diberikan oleh guru setiap mengajar agar pelajaran yang
diberikan memiliki hubungan dengan pengetahuan yang dimiliki
oleh siswa, sehingga siswa akan memperoleh hubungan antara
pengetahuan yang telah ada dan yang akan diterimanya.
d. Peragaan
Guru dapat menggunakan media (peragaan) untuk menarik
perhatian siswa, dan membantu siswa memahami sesuatu yang
abtrak menjadi konkret.
e. Repetisi
Guru yang mengajar perlu memberikan penjelasan yang
berulang-ulang agar siswa tidak mudah lupa akan pelajaran yang dipelajari.
f. Korelasi
Guru dalam mengajar dapat memberikan gambaran kepada siswa
terhadap hubungan antar setiap pelajaran yang dipelajari siswa dan
dapat memperluas pengetahuan siswa.
g. Konsentrasi
Konsentrasi pelajaran yang dibangun akan membantu siswa dalam
h. Sosialisasi
Sosialisasi dapat dibangun oleh antar siswa melalui kerja
kelompok yang diberikan guru.
i. Individualisasi
Setiap siswa memiliki kepribadian yang berbeda-beda di dalam
kelas. Guru hendaknya mengenal setiap siswa, agar dapat
melayani siswa sesuai dengan perbedaan sifat individualisnya.
Menurut teori kepribadian ada dua macam kepribadian
berdasarkan neurotik seseorang yaitu introvert (tertutup) dan
ekstrovert (terbuka), (George Boeree,1997:13). Introvert
memperlihatkan kecenderungan seseorang yang memiliki gejala
ketakutan dan depresi, sedangkan ekstrovert memperlihatkan
kecenderungan seseorang yang memiliki gejala histeris (Sumadi
Suryabrata,1982:293).
j. Evaluasi
Evaluasi perlu dilakukan pada setiap kegiatan belajar mengajar,
agar dapat mengukur kemampuan siswa dan meningkatkan
kegiatan mengajar.
D. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang berarti kekuatan yang
bertindak atau berbuat (Sardiman, 2007:73). Motif tidak dapat diamati
secara langsung, tetapi dapat dilihat dalam tingkah laku seseorang,
baik berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya
suatu tingkah laku tertentu.
Menurut Hamzah B Uno (2006:1), motivasi adalah suatu dorongan
untuk menggerakkan seseorang bertingkahlaku. Menurut Hamalik,
motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan (Aunurrahman, 2012:115). Menurut David McClelland,
motivasi adalah akibat dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari
dengan ditandai suatu perubahan pada situasi afektif (Hamzah B Uno,
2006:9).
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diungkapkan oleh
para tokoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
merupakan suatu dorongan yang muncul baik dari dalam maupun dari
luar diri seseorang untuk melakukan suatu perubahan tingkah laku
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Pengertian Motivasi Belajar
Di dalam kegiatan belajar, seorang siswa membutuhkan motivasi.
Menurut Hamzah B Uno (2008:23), belajar dan motivasi merupakan
dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi sangat berperan terhadap
kemajuan perkembangan siswa melalui proses belajar (Slameto,
memiliki minat lebih tinggi pada suatu mata pelajaran cenderung lebih
memiliki perhatian yang lebih terhadap mata pelajaran tersebut
(Daryanto, 2012:31).
Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa
yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku dengan
unsur-unsur yang mendukung (Hamzah B Uno, 2008:23).
Motivasi dibedakan atas dua macam yaitu, motivasi intrinsik dan
ekstrinsik.
(i) Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri
seseorang tanpa rangsangan atau bantuan orang lain (Nyayu
Khodijah, 2014:152). Motivasi intrinsik dapat berupa
kepribadian, sikap, pengalaman, pendidikan, atau berupa
penghargaan dan cita-cita.
(ii) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena
rangsangan atau bantuan orang lain (Nyayu Khodijah,
2014:152).
Motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri seperti
tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan
minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja
mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat
diyakini, serta senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
(Sardiman, 2003:83).
Motivasi belajar dapat timbul karena berbagai macam faktor, di
antaranya berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil, dorongan
kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita, penghargaan, lingkungan
belajar yang kondusif maupun kegiatan belajar yang menarik
(Hamzah B Uno, 2008:23).
Motivasi belajar muncul salah satunya karena adanya kebutuhan.
Abraham H Maslow, seorang tokoh motivasi aliran humanisme,
membagi hierarki kebutuhan menjadi 5 bagian (Jess Feist dan Gregory
J Feist, 2009:332).
Aktualisasi
Diri
Pengakuan
Kasih Sayang
Rasa Aman
Fisiologi
Gambar 2.1 Hierarki kebutuhan menurut Abraham H Maslow
Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan dasar setiap manusia
seperti makan, minum, oksigen dan suhu. Kebutuhan akan rasa aman
meliputi keamanan fisik, ketergantungan, perlindungan dan kebebesan
kecemasan, kerusuhan dan bencana alam. Kebutuhan akan kasih
sayang meliputi keinginan untuk berteman, keinginan untuk
berkeluarga dan kebutuhan untuk menjadi bagian dari sebuah
keluarga, perkumpulan, lingkungan masyarakat atau negara.
Kebutuhan akan pengakuan mencakup penghormatan diri,
kepercayaan diri, kemampuan dan pengetahuan yang orang lain hargai
tinggi. Kebutuhan akan aktualisasi diri berupa sadar akan potensi diri,
dan keinginan untuk menjadi seseorang yang sekreativ mungkin.
Dalam dunia pendidikan, teori ini dilakukan dengan cara
memenuhi setiap kebutuhan siswa, dengan harapan agar siswa dapat
mencapai hasil belajar yang maksimal.
Dalam kegiatan belajar, motivasi memiliki peran yang cukup
penting, yaitu sebagai penggerak seseorang dalam belajar agar
mencapai tujuan yang dikehendaki. Individu yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi akan mencapai prestasi yang baik (Nyayu
Khodijah, 2014:156).
Motivasi memiliki beberapa prinsip (Nyayu Khodijah, 2014:156),
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar
siswa.
b. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam
belajar.
d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar.
e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.
f. Motivasi melahirkan prestasi belajar.
E. Hasil Belajar
Menurut Romiszowski hasil belajar merupakan keluaran dari suatu
sistem pemrosesan masukan (Mulyono Abdurrahman, 2009:38). Menurut
Benjamin S Bloom ada tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik (Mulyono Abdurrahman, 2009:38). Menurut John M Keller,
hasil belajar sebagai keluaran dari sistem pemrosesan berbagai masukan
yang berupa informasi (Mulyono Abdurrahman, 2009:38). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melewati kegiatan belajar yang meliputi perubahan
segala aspek baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Gagne mengemukakan lima macam hasil belajar yang bersifat
kognitif, afektif, maupun psikomotorik yaitu (Ratna Wilis, 2006:118):
1. Keterampilan Intelektual
Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi
dengan lingkungannya dengan penggunaan simbol-simbol atau
gagasan-gagasan.
2. Strategi Kognitif
Strategi kognitif merupakan suatu keterampilan intelektual khusus
Menurut Gagne (Ratna Wilis, 2006:122), strategi kognitif merupakan
suatu proses internal yang digunakan siswa (orang yang belajar) untuk
memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar,
mengingat dan berpikir.
3. Informasi verbal
Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar di sekolah dan juga
dari kata-kata yang diucapkan orang, membaca dari radio, televisi dan
media lainnya.
4. Sikap
Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat
mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda, kejadian-kejadian
atau makhluk hidup lainnya.
5. Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan fisik, melainkan
juga kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual.
Hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dicurahkan,
intelegensi dan kesempatan yang diberikan kepada anak, pada gilirannya
berpengaruh terhadap konsekuensi dari hasil belajar tersebut (Mulyono
Abdurrahman, 2009:40).
F. Pokok Bahasan
Standar Kompetensi :
1. Menentukan kedudukan jarak dan besar sudut yang melibatkan titik
2. Menentukan keliling bangun datar dan luas daerah suatu bangun
3. Menerapkan transformasi bangun datar
Standar Kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar
kompetensi nomor 2 dan 3, yaitu menentukan keliling bangun datar dan
luas daerah suatu bangun datar serta menerapkan transformasi bangun
datar.
Kompetensi Dasar :
1.1 Mengidentifikasi sudut.
2.1menghitung keliling bangun datar
2.2menghitung luas daerah suatu bangun datar
2.3menghitung luas dan keliling bangun datar tak beraturan
3.1 transformasi bangun datar dideskripsikan menurut jenisnya, untuk
menyelesaikan permasalahan program keahlian terkait
Kompetensi Dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah kompetensi
dasar nomor (2.1), (2.2), (2.3), dan (3.1).
Materi :
1. Bangun Datar
Bangun datar merupakan bidang yang dibatasi oleh kurva tetutup.
Dikatakan bidang datar apabila mempunyai sifat tiap-tiap garis lurus
yang bersekutu mempunyai dua buah titik persekutuan dengan bidang
itu dan terletak pada bidang itu (T.Zakaria, 1988:5). Contoh dari
D
S1 = a
S2 C
B A E
t
a. Segiempat
Contoh bangun segiempat dengan ciri-ciri tertentu antara lain
adalah jajargenjang, persegi panjang, persegi, belah ketupat,
layang-layang dan trapesium.
i) Jajargenjang
Jajargenjang adalah segiempat yang sepasang-sepasang sisi
berhadapan adalah sejajar (M.A De Baan, 1955:10).
Gambar 2.2 jajargenjang ABCD
Gambar 2.4 menunjukkan jajargenjang ABCD dengan sisi (s):
AB = CD ; AD = BC, diagonal: AC = BD, dan tinggi (t): DE
Keliling dan luas jajargenjang dirumuskan sebagai berikut:
ii)Persegi Panjang
Persegi panjang adalah jajargenjang yang salah satu sudutnya
siku-siku (M.A De Baan, 1955:13).
Gambar 2.3 Persegi Panjang ABCD D
A B
C
l
O
p
Gambar 2.2 menunjukkan persegi panjang ABCD dengan sisi –
sisi: AB,BC,CD, dan DA,panjang (p): AB dan CD, lebar (l): AD
dan BC, serta diagonal: AC dan BD.
Keliling dan luas persegi panjang dirumuskan sebagai berikut:
dengan panjang = p dan lebar = l
iii) Belah Ketupat
Belah ketupat adalah jajargenjang yang sisi-sisi berdekatan
sama panjang (M.A De Baan, 1955:13).
Gambar 2.4 Belah Ketupat ABCD
Gamabr 2.5 menunjukkan belah ketupat ABCD dengan sisi –
sisi: AB = BC = CD = AD, dan diagonal: AC = BD.
Keliling dan luas belah ketupat dirumuskan sebagai berikut:
iv)Persegi
Persegi merupakan belah ketupat yang salah satu sudutnya
siku-siku.
Keliling (K) = 2 (p + l) Luas (L) = p x l
Luas (L) = ½ x diagonal x diagonal lainnya Keliling (K) = 4s
A D
C
B
Gambar 2.5 Persegi ABCD
Gambar 2.3 menunjukkan persegi ABCD dengan sisi (s) : AB =
BC = CD = DA dan diagonal : AC = BD.
Keliling dan luas persegi dirumuskan sebagai berikut:
v) Layang-layang
Layang-layang merupakan bangun datar segiempat, di mana
salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang diagonal
lain dan tegak lurus dengan diagonal itu (M.Cholik Adinawan,
2005:297).
Gambar 2.6 layang-layang ABCD
Gambar 2.6 menunjukkan layang-layang ABCD dengan sisi:
AB, BC, CD, AD dan diagonal: AC, BD.
Keliling dan luas layang-layang dirumuskan sebagai berikut:
Luas (L) = s x s Keliling (K) = 4 x s
Keliling (K) = jumlah panjang semua sisi
Luas (L) = ½ x diagonal x diagonal lainnya
B A
s
s o
O D
C
B
vi)Trapesium
Trapesium adalah segiempat yang mempunyai dua buah
sisinya sejajar (M.A De Baan, 1955:19). Berikut adalah 3
macam trapesium:
1. Trapesium sembarang
Trapesium sembarang adalah trapesium yang sepasang
sisinya sejajar dan sepasang lainnya sembarang.
2. Trapesium sama kaki
Trapesium sama kaki memiliki sepasang sisi berhadapan
sejajar dan sepasang kaki yang tidak sejajar sama panjang.
3. Trapesium siku-siku
Trapesium siku-siku adalah trapesium yang sebuah sisi
tidak sejajarnya berpotongan tegak lurus dengan sisi yang
sejajar
Gambar 2.7 (a) trapesium sembarang, (b) trapesium sama kaki, (c) trapesium siku-siku
Sisi yang berpotongan tegak lurus tersebut disebut tinggi
trapesium, AD = tinggi = t
Keliling dan luas trapesium dirumuskan sebagai berikut:
Keliling (K) = jumlah panjang semua sisi
b. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi tiga sisi (ruas garis),
(Marsigit, 2002:206). Berikut ini jenis-jenis segitiga:
1. Jenis segitiga ditinjau dari panjang sisinya
(i) Segitiga Sembarang
Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya
tidak sama panjang (M.Cholik Adinawan, 2013:84).
Gambar 2.8 Segitiga Sembarang
(ii) Segitiga Sama Kaki
Segitiga sama kaki adalah segitiga yang salah satu
sudutnya siku-siku dan dua sisi di antarnya sama panjang
(Marsigit, 2002:210).
Gambar 2.9 Segitiga Sama Kaki Luas (L) = ½ x jumlah panjang sisi sejajar x tinggi
A B
C
C
(iii)Segitiga Sama Sisi
Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama
panjang (Marsigit, 2002:209).
Gambar 2.10 Segitiga Sama Sisi
2. Jenis segitiga ditinjau dari besar sudutnya
(i) Segitiga Lancip
Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya
merupakan sudut lancip (M.Cholik Adinawan, 2013:84).
Gambar 2.11 Segitiga Lancip
(ii) Segitiga Siku-siku
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu
sudutnya siku-siku (M.Cholik Adinawan, 2013:84).
Gambar 2.12 Segitiga Siku-siku
A B
C
A B
C
A B
(iii)Segitiga Tumpul
Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah asatu sudutnya
tumpul (M.Cholik Adinawan, 2013:84).
Gambar 2.13 Segitiga Tumpul
Keliling dan luas segitiga dirumuskan sebagai berikut:
Tinggi segitiga adalah garis tegak lurus yang ditarik dari sudut
segitiga terhadap sisi di hadapannya (alas).
c. Lingkaran
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama
terhadap suatu titik tertentu, O, yang disebut titik pusat. Gambar
2.9 menunjukkan lingkaran dengan pusat O dan jari-jari r (Tuti
Masrihani, 2008:121).
Gambar 2.14 Lingkaran Luas (L) = ½ x alas x tinggi
Keliling (K) = jumlah panjang ketiga sisi
O r A
B
A
i) Diameter (garis tengah)
Diameter atau garis tengah lingkaran adalah garis yang
menghubungkan dua buah titik pada keliling lingkaran dan
melalui titik pusat lingkaran (Tuti Masrihani, 2008:121).
Diameter lingkaran biasanya disimbolkan dengan d. Gambar
2.10 menunjukkan lingkaran O, dengan AB = d adalah
diameter (garis tengah),OA = OB = r adalah jari-jari
lingkaran.
Gambar 2.15 Diameter Lingakaran
ii) Busur lingkaran
Busur lingkaran adalah bagian dari keliling lingkaran yang
dibatasi oleh dua titik (Tuti Masrihani, 2008:121). Busur AB
di tulis ̂. Pada gambar 2.11 terdapat busur AB ditulis ̂,
busur BC ditulis ̂, dan busur AC ditulis ̂.
Gambar 2.16 Busur Lingkaran
O
B A
O
B A
iii) Tali busur
Tali busur adalah garis yang menghubungkan dua titik pada
keliling lingkaran (Tuti Masrihani, 2008:121). Pada gambar
2.12 terdapat tali busur AB, tali busur DE, dan tali busur CF,
yang melalui titik pusat lingkaran, karena itu CF juga
merupakan garis tengah lingkaran.
Gambar 2.17 Tali Busur Lingkaran
iv) Juring (sektor)
Juring atau sektor lingkaran merupakan daerah dalam
lingkaran yang dibatasi oleh dua jari-jari dan busur lingkaran
(Tuti Masrihani, 2008:122). Pada gambar 2.13 menunjukkan
juring AOB yang dibatasi oleh busur AB dan jari-jari OA dan
OB, di mana juring yang dimaksud adalah daerah yang
diarsir.
Gambar 2.18 Juring Lingkaran
O
A B
D C
v) Tembereng (segmen)
Tembereng atau segmen lingkaran adalah daerah yang
dibatasi oleh sebuah tali busur dan busur lingkaran (Tuti
Masrihani, 2008:122). Pada gambar 2.14, menunjukkan
tembereng AB yang dibatasi busur AB dan tali busur AB.
Gambar 2.19 Tembereng Lingkaran
vi) Apotema
Apotema adalah garis yang ditarik dari pusat lingkaran dan
tegak lurus pada sebuah tali busur (M.A Ade Baan, 1954:4).
Dengan kata lain apotema ialah jarak antara titik pusat dengan
tali busur (M.A De Baan, 1954:4). Gambar 2.15 menunjukkan
OS sebagai apotema.
Gamabr 2.20 Apotema
A B
O
O
B