• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas VII A Semester Genap SMP Negeri 02 Kartasura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas VII A Semester Genap SMP Negeri 02 Kartasura "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PADA SISWA KELAS VII A SEMESTER GENAP SMP NEGERI 02

KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Matematika

Diajukan Oleh :

RAHADIYAN BAYU HANANTO

A 410110048

Kepada:

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Rahadiyan Bayu Hananto1, Ariyanto2

1Mahasiswa Pendidikan Matematika, rahadiyanbayu99@gmail.com 2Staf Pengajar, a.ariyanto44@yahoo.co.id

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstraks

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Data diperoleh dari guru dan siswa kelas VII A SMP Negeri 02 Kartasura semester genap tahun pelajaran 2014/ 2015. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan membandingkan hasil sebelum tindakan dan setelah tidakan. Validitas data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian dengan menerapkan strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII A SMP Negeri 02 Kartasura semester genap tahun pelajaran 2014/ 2015. Peningkatan hasil belajar, (a) keberanian siswa memberikan ide-ide atau bertanya dalam menyelesaikan permasalahan dalam kegiatan pembelajaran dari kondisi awal 14,29%, siklus I 34,29% dan siklus II 71,43%; (b) Kerjasama siswa saat kegiatan kelompok dari kondisi awal 22,86%, siklus I 42,86% dan siklus II 85,71; (c) siswa yang memenuhi KKM ≥ 75 kondisi awal 34,28%, siklus I 54,42% dan siklus II 68,57%.

Kata kunci: hasil belajar, problem based learning

Abstraks

(5)

14,29%, 34.29% first cycle and second cycle 71.43%; (b) Cooperation students as a group activity of the initial conditions of 22.86%, 42.86% first cycle and cycle II 85.71; (c) students who meet the initial conditions KKM ≥ 75 34.28%, 54.42% first

cycle and the second cycle of 68.57%.

Keywords: results of learning, problem-based learning

Pendahuluan

Pendidikan dalam UU No. 20 TAHUN 2003 tentang sistem pendidikan

nasional adalah usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan keadaan belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian pendidikan dapat meningkatkan

kemampuan siswa melalui pendidikan formal maupun pendidikan dalam

lingkungan keluarga. Pendidikan formal selain mencerdaskan kehidupan bangsa,

pendikan formal berfungsi untuk meningkatkan harkat dan martabat atau

kepribadian manusia. Melalui pendidikan formal itulah diharapkan dapat tercapai

peningkatan kehidupan manusia ke arah yang lebih baik. Pendidikan formal

menekankan pendidikan akademik dan non akademik. Hasil belajar yang

dilaksanakan setelah menyelesaikan satu atau lebih dari kompetensi dasar sebagai

penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari peran guru dalam proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru harus melibatkan siswa, terutama

melalui mengamati, tanya jawab, mencoba (eksperimen), dan menalar. Selain itu

guru harus bisa menciptakan situasi pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, efektif,

dan menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga siswa tertarik untuk

mempelajari materi yang diajarkan.

Sebagian besar siswa kurang menyukai pembelajaran matematika.

Penyebabnya berbagai hal baik dari guru maupun siswa. Siswa menganggap

matematika sebagai pelajaran yang paling sulit karena terdapat berbagai rumus

(6)

Sebenarnya kesulitan siswa tersebut bukan karena malas belajar tetapi juga karena

materi yang disampaikan guru kurang menarik atau strategi yang digunakan

monoton sehingga banyak siswa yang tidak memperhatikan dan merasa bosan.

SMP Negeri 02 Kartasura tidak terlepas dari permasalahan yang terjadi saat

proses pembelajaran. Saat peneliti melakukan pengamatan kegiatan belajar

mengajar matematika yang sedang berlangsung di kelas VII A SMP Negeri 02

Kartasura terlihat hasil belajar matematika masih rendah. Rendahnya hasil belajar

matematika tersebut dapat ditunjukkan dari indikator: 1) siswa yang memberikan

ide-ide atau bertanya dalam menyelesaikan permasalahan dalam kegiatan

pembelajaran hanya 5 siswa atau 14,29%, 2) siswa yang bekerjasama saat

kelompok hanya 8 siswa atau 22,86%, dan 3) siswa yang memenuhi KKM ≥ 75

hanya 12 siswa atau 34,28%. Pemilihan indikator tersebut berdasarkan taksonomi

Bloom yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat berupa kognitif, afektif dan

psikomotor. Dalam penelitian ini untuk menunjukkan adanya peningkatan kognitif dapat dilihat dari siswa yang memenuhi KKM ≥ 75. Sedangkan untuk mengetahui adanya peningkatan sikap terutama bekerjasama dapat dilihat dari kerjasama saat

kelompok. Dalam menunjukkan peningkatan psikomotor dilihat dari indikator

keberanian siswa saat menyampaikan ide-ide atau bertanya.

Hasil belajar matematika rendah diindikasi karena disebabkan pemilihan

strategi kurang tepat dengan keadaan siswa dan penggunaan strategi pembelajaran

yang kurang optimal dalam proses pembelajaran. Sehingga dalam proses

pembelajaran siswa kurang aktif dan selalu menunggu intruksi guru untuk mencatat

atau mendengarkan saja, selain itu kerjasama antar siswa kurang menyebabkan

pembelajaran kurang maksimal. Dalam mengatasi masalah tersebut maka

diperlukan suatu strategi yang mampu mendorong siswa untuk aktif dan dapat

bekerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang

tepat diterapkan untuk permasalahan diatas salah satunya Problem Based Learning

(PBL) yaitu suatu model pembelajaran berdasarkan masalah yang ada. Dalam hal

ini siswa belajar dari permasalahan yang diberikan oleh guru. Dewey (dalam

Sudjana 2006: 19) menyatakan bahwa belajar berdasarkan masalah adalah interaksi

(7)

lingkungan. Lingkungan memberikan bantuan dan permasalah kepada siswa, dari

permasalahan tersebut siswa dapat belajar menganalisis dan mencari

pemecahannya dengan baik. Menurut Wina Sanjaya (2006: 214) ada 3 ciri utama

dari PBL yaitu (1) PBL merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam

penerapan PBL siswa tidak hanya mendengar, mencatat, dan menghafal materi

tetapi melalui PBL siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari, mengolah data

dan menyimpulkan, (2) Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan

masalah, artinya masalah sebagai kata kunci dalam proses pembelajaran, (3)

Pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan berpikir secara ilmiah.

Berdasarkan permasalahan pembelajaran matematika yang diuraikan diatas,

peneliti tertarik untuk menerapkan strategi Problem Based Learning (PBL) untuk

meningkatkan hasil belajar matematika siswa khususnya pada siswa kelas VII A

SMP Negeri 02 Kartasura.

Fokus permasalahan dalam penelitian ini yaitu Apakah melalui strategi

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar

matematika pada siswa Kelas VII A SMP Negeri 02 Kartasura Semester Genap

Tahun Pelajaran 2014/ 2015?. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan

mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematika pada siswa Kelas VII A

SMP Negeri 02 Kartasura Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Sutama ( 2012:

134) PTK merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian

didasarkan pada keadaan yang sebenarnya yang dihadapi guru dalam proses belajar

mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya dan

ditindaklanjuti dengan tindakan yang terencana dan terukur. Penelitian ini

dilaksanakan di Kelas VII A SMP Negeri 02 Kartasura Semester Genap Tahun

Pelajaran 2014/ 2015 yang beralamatkan di Jl. Achmad Yani No. 320 Pabelan,

(8)

penelitian dilakukan selama 6 bulan, yaitu mulai bulan Oktober 2014 sampai

dengan bulan Maret 2015.

Data bersumber dari guru matematika dan siswa kelas VII A SMP Negeri 02

Kartasura. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan beberapa metode,

antara lain observasi, tes, catatan lapangan dan dokumentasi. Analisis data

dilakukan dengan membandingkan hasil sebelum tindakan dan setelah tidakan.

Validitas data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan metode.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada kondisi awal dalam pembelajaran guru kurang optimal dalam

penggunaan strategi yang inovatif dan terkesan monoton. Siswa selalu menunggu

intruksi guru saat proses pembelajaran, kurang berani mengungkapkan ide-idenya

dan tidak mau bertanya saat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah.

Selain itu saat kegiatan kelompok kurang terlihat kerjasamanya, seperti ada siswa

yang bermain sendiri saat berkelompok. Akibatnya banyak siswa yang nilainya

dibawah KKM.

Tindakan pertama yang dilaksanakan pada siklus I menerapkan strategi

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar

matematika siswa. Pada siklus ini siswa diberi permasalahan dan disuruh

mengamati, mengerjakan dan siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan

ide-idenya atau bertanya. Setelah itu siswa dibentuk kelompok untuk mengerjakan

permasalahan yang dibuat. Penerapan strategi pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) pada siklus ada perubahan yang signifikan karena pemberi

tindakan kurang optimal dalam menerapkan strategi ini. Sehingga kelas kurang

kondusif saat proses pembelajaran berlangsung dan ada siswa yang masih bingung

dengan materi yang disampaikan.

Pada Siklus II dilakukan perbaikan dengan tetap menerapkan menerapkan

strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Untuk mengoptimalkan

pada siklus I siswa dibuat lebih aktif dalam mengungkapkan ide-idenya atau

(9)

bermain sendiri. Pemberi tindakan dalam menerapkan strategi sudah optimal

sehingga suasana kelas kondusif atau terkendali.

Penelitian yang dilakukan oleh Yhunika Lutvi Marishadan Sutama (2013)

menyatakan bahwa penerapan strategi pembelajaran kontekstual dapat

meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika siswa. Peningkatan

tersebut terlihat dari perubahan indikator penelitian kearah positif. Peningkatan

komunikasi belajar matematika yaitu siswa yang mampu menyatakan ide

matematika, siswa yang mampu menggambarkan ide ke dalam model matematika

dari kondisi awal, siswa yang mampu menuliskan ide matematika dalam bentuk

visual, siswa yang mampu menjelaskan konsep matematika, dan hasil belajar dilihat

dari indikator nilai siswa diatas KKM ≥ 65. Pada penelitian ini strategi yang

digunakan adalah strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL). strategi

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan strategi pembelajaran

yang berdasarkan masalah artinya pembelajaran dari permasalahan yang dibuat

guru. Permasalahan yang dibuat mendorong siswa untuk mengungkapkan

ide-idenya atau bertanya. Selain itu juga meningkatkan kerjasama siswa saat kelompok

sehingga saat dilakukan tes nilai siswa bisa diatas KKM.

Penelitian yang dilakukan oleh Hayyu Nur Fadlillah menyatakan bahwa

metode Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa. Senada dengan penelitian ini bahwa permasalahan yang

diberikan saat pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa

terutama saat dilakukan tes banyak siswa yang memenuhi KKM.

Lissa Baron, Jennie Preston-Sabin dan David Kennedy (2013) dalam

jurnalnya yang berjudul Problem-Based Learning for the Pre-service Teacher

menjelaskan bahwa PBL berhasil digunakan dalam kursus calon guru. PBL sebagai

metode yang layak untuk membantu calon guru mengembangkan keterampilan

yang mereka butuhkan untuk menjadi guru yang profesional. Dalan jurnal berjudul

Teaching Geometry through Problem-Based Learning and Creative Design

Wen-Haw Chen (2013) menjelaskan bahwa PBL mampu meningkatkan pemahaman

konsep-konsep geometris, siswa akan membuat ciptaan mereka sendiri dengan

(10)

Problem Based Learning (PBL) dapat menstimulus siswa untuk mengembangkan

ide-idenya kemudian diungkapkan kepada siswa lain.

Penerapan strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Peningkatan itu terlihat dari

indikator-indikator penelitian yang terpenuhi. Hasil belajar matematika ini diamati

dengan 3 indikator, yaitu 1) Keberanian siswa mengemukakan ide-ide atau bertanya

dalam menyelesaikan permasalahan dalam kegiatan pembelajaran, 2) Kerjasama

siswa saat kegiatan kelompok, 3) Nilai siswa yang memenuhi KKM ≥ 75. Dalam

menentukan seberapa banyak siswa yang berani mengemukakan pendapat dan

bertanya dilakukan dengan menghitung seberapa banyak siswa yang mengangkat

tangan dan diberi kesempatan untuk mengungkapkan ide atau bertanya. Kerjasama

siswa dalam kelompok dilihat dari kelompok yang dapat bekerjasama dan tidak ada

siswa dikelompoknya yang bermain saat kegiatan kelompok, sedangkan siswa yang memenuhi KKM ≥ 75 dilihat dari hasil tes yang dilaksanakan diakhir setiap siklusnya.

Data hasil pengamatan dilihat dari dua indikator penelitian yaitu keberanian

siswa memberikan ide-ide atau bertanya dalam menyelesaikan permasalahan dalam

kegiatan pembelajaran, dan kerjasama siswa saat kegiatan kelompok. Siswa yang

diamati dalam penelitian ini berjumlah 35 siswa. Pengamatan dilakukan saat proses

pembelajaran yang dilakukan dari sebelum diterapkan tindakan sampai siklus II.

Keberanian siswa memberikan ide-ide atau bertanya dalam menyelesaikan

permasalahan sebelum tindakan sebanyak 5 siswa atau 14,29%, siklus I sebanyak

12 siswa 34,29% dan siklus II menjadi 25 siswa atau 71,43%.Sedangkan kerjasama

siswa saat kegiatan kelompok sebelum tindakan sebanyak 8 siswa atau 22,86%,

siklus I sebanyak 15 siswa atau 42,86% dan siklus II menjadi 30 siswa atau 85,71%.

Berdasarkan hasil data pengamatan keberanian siswa memberikan ide-ide

atau bertanya dalam menyelesaikan permasalahan dalam kegiatan pembelajaran,

dan kerjasama siswa saat kegiatan kelompok dapat disajikan kedalam tabel I dan

grafik I.

(11)

Data hasil pengamatan sebelum tindakan sampai siklus II

No Indikator Sebelum

Tindakan Siklus I Siklus II

1. Keberanian siswa memberikan

ide-ide atau bertanya dalam

2. Kerjasama siswa saat kegiatan

kelompok

Grafik hasil pengamatan sebelum tindakan sampai siklus II

Hasil nilai tes siswa dari kondisi awal sampai siklus II mengalami

peningkatan sesuai dengan harapan peneliti. Pada kondisi awal siswa yang nilainya ≥ 75 sebanyak 12 siswa atau 34,28%, siklus II mengalami peningkatan menjadi 18 siswa atau 54,42% yang nilainya ≥ 75 dan siklus III siswa yang nilainya ≥ 75

sebanyak 24 siswa atau 68,57%.

Data yang diperoleh dari pembelajaran tentang materi persamaan dan

pertidaksamaan linear satu variabel dikelas VII A dari sebelum tindakan sampai

(12)

Tabel 2

Data nilai tes siswa sebelum tindakan sampai siklus II

Indikator Sebelum

Tindakan Siklus I Siklus II

Nilai memenuhi KKM ≥ 75

12 siswa

(34,28%)

18 siswa

(54,42%)

24 siswa

(68,57%)

Gambar 2

Grafik nilai tes siswa yang memenuhi KKM ≥ 75

Simpulan

Proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa

dilakukan dengan kalaborasi antara guru matematika dan siswa. Berdasarkan data

penelitian dan hasil tindakan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa. Hal itu terlihat dari indikator penelitian yang terpenuhi yaitu 0,00%

10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00%

Sebelum Tindakan

Siklus I Siklus II

Nilai e e uhi KKM ≥ 75

(13)

1. Keberanian siswa memberikan ide-ide atau bertanya dalam menyelesaikan

permasalahan dalam kegiatan pembelajaran untuk menunjukkan psikomotor

yang awalnya 5 siswa atau 14,29% menjadi 25 siswa (71,43%)

2. Kerjasama siswa saat kelompok menunjukkan afektif awalnya 8 siswa atau

22,86% menjadi 30 siswa (85,71)

3. Siswa yang memenuhi KKM ≥ 75 yang menunjukkan kognitif awalnya 12

siswa atau 34,28% menjadi 24 siswa (68,57%).

Daftar Pustaka

Baron, Lissa, Jennie Preston-Sabin dan David Kennedy. 2013. Problem-Based Learning for the Pre-service Teacher. Summer 2013, Vol. 22, Number 2.

Chen, Wen-Haw. 2013. Teaching Geometry through Problem-Based Learning and Creative Design. Taiwan: Department of Applied Mathematics Tunghai University.

Fadlillah, Hayyu Nur. 2014. ”Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Metode Problem Based Learning”. Saintifik: Jurnal Penelitian Pendidikan,

Vol 1, No 1, hlm. 33-39.

Marisha, Yhunika Lutvi dan Sutama. 2013. ”Peningkatan Komunikasi dan Hasil Belajar Matematika dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual bagi Siswa SMP”. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Pendidikan.

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D. Surakarta: fairuz Media.

Gambar

Gambar I
Tabel 2

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH METODE PROCESS GOAL SETTING TERHADAP MOTIVASI OLAHRAGA DAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR DROPSHOT CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS PADA ATLET PEMULA PB. 27) menyatakan

PARTISIPASI AKTIF SISWA DI SMP NEGERI 1

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara sikap moral siswa yang terlibat pelanggaran tata tertib dengan siswa

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan pembuktian terdakwa tidak memenuhi ketentuan sistem pembuktian terbalik dalam perkara gratifikasi dan sistem

Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri daun sirih, maka konsistensi salep dengan basis larut air yang ditambahkan semakin sedikit, sehingga viskositas salep rendah, daya sebar

Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan perubahan temperatur pada aliran minyak yang akan memperbaiki karakteristik nyala, hal ini akan ditunjukkan oleh adanya perubahan

dengan bahan baku protein kedelai. Daya terima masyarakat terhadap produk tersebut masih sangat rendah. Hipotesis permasalahan penyebab rendahnya daya terima

There is a difference in their way of translation, the official translator translates the message in the ST but s/he does not translate the swearing word, while the