EVA
NY
ALUASI
YERI HA
DAN SM
UN
TINGKA
AID (DISM
MK FARM
NIVERSIT
AT PENG
MENORE
MASI “X”
NASK
SI
K
FAKU
TAS MUH
SU
GETAHUA
E) PADA
” SETEL
KAH PUB
Oleh:
TI PURW
K 100 100
ULTAS FA
HAMMA
URAKAR
2015
AN TENT
SISWI SM
LAH MEN
BLIKASI
WATI
033
ARMASI
ADIYAH S
RTA
TANG SW
MA N “X
NDAPAT
I
SURAKA
WAMEDI
X” MAGE
EDUKA
ARTA
IKASI
ETAN
EVALUASI TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI NYERI HAID (DISMENORE) PADA SISWI SMA N “X” MAGETAN DAN SMK FARMASI “X”
SETELAH MENDAPAT EDUKASI
EVALUATION OF THE LEVEL OF KNOWLEDGE ABOUT THE SELF-MEDICATION DYSMENORRHEA AT SMA N “X” MAGETAN AND SMK PHARMACY “X”
HAS GOT EDUCATION
Siti Purwati, Nurul Mutmainah
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura Surakarta 57102 Telp. (0271) 717417
ABSTRAK
Pengetahuan tentang obat bagi wanita sangat penting untuk dimiliki, khususnya tentang kesehatan reproduksi. Pengetahuan kesehatan dapat ditingkatkan dengan cara memberikan edukasi tentang kesehatan melalui penyuluhan dengan metode ceramah dan media cetak (leaflet). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi SMA"X" Magetan dan SMK Farmasi "X" Magetan tentang swamedikasi nyeri haid (dismenore) sebelum dan sesudah mendapat edukasi. Jenis penelitian yang digunakan, dalam penelitian ini adalah Experimental design, dengan metode
pre-test dan post-test. Edukasi berupa pemberian ceramah dan leaflet. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Jumlah sampel siswi SMA "X" Magetan 84 responden dan siswi SMK Farmasi "X" Magetan 62 responden. Uji paired sample t-testdan independent sample t-test digunakan untuk analisis data penelitian. Pada uji paired sample t-test kedua sekolah diperoleh nilai p-value< 0,05 (p = 0,000) yang menunjukkan hasil signifikan yaitu, ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah mendapatkan edukasi. Uji independent sample t-test diperoleh hasil (p< 0,05) yang menunjukkan hasil yang signifikan (p=0,000) dimana pengetahuan siswi yang mendapat edukasi leaflet lebih tinggi dibandingkan ceramah dalam meningkatkan pengetahuan tentang swamedikasi nyeri haid. Uji independent sample t-test diperoleh hasil (p< 0,05) (p=0,000)
yang menunjukkan hasil signifikan yaitu, ada perbedaan pengetahuan siswi SMA “X” Magetan dan SMK Farmasi “X” Magetan, dimana pengetahuan siswi SMF lebih tinggi dibandingkan siswi SMA.
Kata kunci: pengetahuan tentang penatalaksanaan dismenore, edukasi ceramah, edukasi leaflet.
ABSTRACT
Knowledge of the drug for women is very important to have, especially on reproductive health. Knowledge of health can be improved by providing health education through counseling with a lecture and printed media (leaflet). Aim of this study was determine the level of knowledge female students of senior high school “X” Magetan and Pharmacy Vocational High School “X” Magetan aboutself-medication (dysmenorrhea) before and after receiving education. Type of research applied in this study was Experimental design, with pre-test and post-test method. Female students are given lectures and leaflet. The sampling was done using cluster random sampling. The number of samples for Senior High School “X” Magetan are 84 respondents while Pharmacy Vocational High School are 62 respondents. Paired samples t-test and independent sample t-test used for the analysis of research data. According to paired samples t-test done at both schools, it obtained p-value <0.05 (p = 0.000), which showed significant results, means that there were differences of knowledge at pre-test and post-test education. Independent sample t-test obtained p-values (p <0,05), which showed significant results (p = 0.000) means that female students who received leaflets has higher knowledge than female students who receive discourse in an effort to improve the knowledge. Independent sample t-test obtained p-values (p <0,05) (p = 0.000), which showed significant results, means that there were differences of knowledge female students of Senior High School “X” Magetan and Pharmacy Vocational High School “X” , which female students of Pharmacy Vocational High School has higher knowledge than female students of Senior High School
Keywords: knowledge about dyssmenorrhea management, educational lectures, educational
PENDAHULUAN
Salah satu upaya dalam mengobati dirinya sendiri atas keluhan yang dirasakan
dikenal dengan istilah swamedikasi atau self medication. Swamedikasi merupakan
tindakan pemeliharaan kesehatan yang meliputi peningkatan, pengambilan keputusan,
pencegahan dan penyembuhan penyakit yang sepenuhnya dikelola oleh diri sendiri
(Djunarko dan Hendrawati, 2011). Pengobatan sendiri dapat dilakukan jika seseorang
mengalami gangguan kesehatan yang relatif ringan, seperti nyeri haid atau dismenore
(Bickley, 2009). Remaja yang mengalami masalah menstruasi seperti dismenore tidak
jarang disertai rasa sakit yang begitu hebat sehingga memaksa penderita untuk
meninggalkan pekerjaan atau terganggunya aktivitas sehari-hari (Prawiroharjo, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMK Batik Surakarta dari 85 siswi yang
diteliti diperoleh 60 siswi pernah mengalami nyeri haid dan terkadang ada yang meminta
izin pulang karena tidak tahan terhadap nyeri haid yang dirasakan (Kurniawati, 2011).
Pengetahuan tentang obat bagi wanita sangat penting untuk dimiliki, khususnya
kesehatan reproduksi (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan kesehatan dapat di tingkatkan
dengan cara memberikan edukasi tentang kesehatan melalui penyuluhan kesehatan.
Penyuluhan dapat dilakukan, diantaranya melalui metode ceramah dan media cetak
(leaflet). Metode ceramah adalah cara penyajian melalui penuturan secara lisan serta tidak
memerlukan persiapan yang rumit dan murah. Sedangkan leaflet adalah media
penyampaian informasi melalui lembaran yang dilipat dan dibuat semenarik mungkin
sehingga mudah disimpan, ekonomis, dan bisa dibawa kemana-mana. Kedua metode
dipilih sebagai media edukasi yang efektif diharapkan dapat memberi informasi yang
mudah diterima oleh masyarakat sehingga mampu meningkatkan pengetahuan (Pulungan,
2008).
Penelitian dilakukan dalam dua sekolah yang berbeda yaitu, SMA “X” Magetan
dan SMK Farmasi “X”. SMA “X” Magetan adalah sekolah umum yang menerima
pendidikan secara formal dan umum, sedangkan SMK Farmasi “X” adalah sekolah yang
berbasis sekolah kejuruan kesehatan. Berdasarkan data awal dilakukan melalui wawancara
di SMA Negeri "X" Magetan dan SMK Farmasi "X" Magetan dari 10 siswi yang sudah
mengalami menstruasi 7 siswi pernah mengalami nyeri haid dan 2 diantaranya mengalami
nyeri haid setiap kali menstruasi. Dari hasil wawancara diketahui bahwa dismenore sangat
mengganggu, siswi yang mengalami nyeri haid ada yang meminta izin untuk ke Unit
Kesehatan Sekolah (UKS) atau meminta izin pulang sehingga dapat menganggu aktivitas
dalam proses belajar mengajar.
Dilihat dari uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan harapan
mendapatkan gambaran tentang perbedaan pengetahuan siswi tentang penatalaksanaan
tentang swamedikasi nyeri haid sebelum dan sesudah mendapat edukasi melalui metode
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian experimental design, dengan metode
pre-test dan post-pre-test. Pada metode pre-pre-test dilakukan sebelum siswi mendapat edukasi.
Metode post-test dilakukan setelah siswi memperoleh edukasi. Intervensi yang diberikan
yaitu berupa edukasi kesehatan. Pemberian edukasi melalui media leaflet dan media
ceramah.
B. Definisi Operasional dan variabel Penelitian
1. Swamedikasi adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk penyakit yang dibeli
secara bebas di apotek atau toko obat tanpa resep atau nasehat dari dokter
2. Edukasi yaitu suatu upaya dalam penyampaian informasi kesehatan kepada
masyarakat, kelompok dan individu mengenai penatalaksanaan swamedikasi tentang
nyeri haid meliputi pengertian nyeri haid, gejala, pengobatan serta pencegahan.
3. Pemberian edukasi dilakukan melalui metode ceramah dengan media powerpointslide
atau metode membaca dan menyimak dengan media leaflet
4. Variabel terikat adalah tingkat pengetahuan siswi serta variabel bebasnya adalah
edukasi penatalaksanaan nyeri haid melalui media leaflet dan media ceramah.
5. Pengetahuan dalam penelitian ini mencangkup pemahaman tentang nyeri haid
(pengertian, gejala, pengobatan, pencegahan dan kerasionalan) serta pengetahuan
tentang penatalaksanaan swamedikasi nyeri haid yang diperoleh melalui proses
edukasi. Perbedaan pengetahuan ini dilihat dari hasil nilai pre-test dan post-test.
C. Alat Penelitian 1. Kuisioner
Kuisioner dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian A dan bagian B
dengan jumlah pertanyaan sebanyak 44 soal. Bagian A meliputi latar belakang responden
(10 poin) sedangkan bagian B tentang pengetahuan pre-test dan post-test masing-masing
sebanyak (17 poin) meliputi pengertian (5 poin), gejala (3 poin), penanganan atau
pengobatan (3 poin) serta pencegahan (5 poin) dan kerasionalan (1 poin). Kuisioner yang
diberikan menggunakan bentuk pertanyaan berupa pilihan ganda. Penilaian untuk tiap
pertanyaan diberi skor 5 dan jawaban salah diberi skor 0.
2. Powerpoint Slides
Powerpoint Slides merupakan media presentasi yang dapat dikreasikan dengan
bermacam warna, dengan foto atau gambar yang ada didalam komputer. Media ini
membutuhkan proyektor yang disebut LCD untuk memperbesar tampilan slide. Materi
yang disajikan berisikan pengetahuan tentang penatalaksanaan nyeri haid.
3. Leaflet
Leaflet merupakan media penyampaian informasi kesehatan melalui lembaran yang
pengetahuan tentang cara penatalaksanaan swamedikasi nyeri haid dalam bentuk gambar
dan kombinasi.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswi perempuan kelas X dan XI
di SMA Negeri "X" Magetan dengan jumlah 279 siswi dan SMK Farmasi "X" dengan
jumlah 124 siswi.
2. Sampel : Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode cluster random
sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan strata tingkat pengetahuan dan secara
random. Pada SMA Negeri "X" Magetan diambil kelas X dan XI yang terdiri dari 14
kelas. Sedangkan SMK Farmasi "X" terdiri dari 4 kelas untuk kelas X dan XI sehingga
diambil secara acak.
Tabel 1. Pengambilan Sampel
Nama Sekolah Kelas Sampel Kelas Jumlah Sampel
Metode
SMA “X” Magetan X X.5
X.6
21 22
Ceramah
Leaflet
XI XI.2
XI.4
22 19
Ceramah
Leaflet
SMK Farmasi “X” X
XI
X.A XI.B
30 32
Ceramah
Leaflet
E. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di dua tempat yaitu di SMA Negeri "X" Magetan dan SMK
Farmasi "X" Magetan.
F. Jalannya Penelitian 1. Perijinan penelitian
Tahap ini dimulai dengan pengajuan surat ijin penelitian dari Fakultas Farmasi
UMS yang ditunjukkan kepada kepala sekolah SMA Negeri "X" Magetan dan SMK
Farmasi "X" dengan menyertakan proposal penelitian
2. Pre-test
Pengambilan data dengan pemberian kuisioner yang dilakukan sebelum siswi
memperoleh edukasi mengenai pengetahuan tentang swamedikasi nyeri haid. Siswi
menjawab pertanyaan dengan memberikan tanda (x) pada soal pilihan ganda. Alokasi
waktu yang diberikan untuk mengerjakan kuisioner selama 20 menit
3. Edukasi
Edukasi berupa penyampaian pesan kesehatan mengenai swamedikasi nyeri haid
yang meliputi tentang pengertian nyeri haid, gejala, pengatasan dan pencegahan. Edukasi
dilakukan dengan 2 cara, yaitu: melalui metode ceramah dengan media menggunakan
powerpoint slides dan media leaflet dengan membaca dan menyimak.
4. Post-test
3 hari setelah pelaksanaan pre-test dan edukasi dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
edukasi kesehatan terhadap pengetahuan responden mengenai penatalaksanaan
swamedikasi nyeri haid. Alokasi waktu digunakan untuk mengisi kuisioner selama 20
menit
G. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menghitung nilai dari pertanyaan yang dijawab
dengan tepat oleh responden baik nilai pre-test maupun nilai post-test dimana penilaianya
tiap pertanyaan diberi skor 5 dan jawaban salah diberi skor 0. Seluruh nilai yang benar
dijumlah dan dihitung rata-ratanya dan di kategorikan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan responden. Menurut Nursalam (2003) data dikategorikan dalam beberapa
kategori yang dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Kategori Tingkat Pengetahuan Menurut Nursalam (2003)
Tingkat Pengetahuan Skor
Tinggi 76 – 100
Sedang 56 – 75
Rendah 0 – 55
Seluruh data yang diperoleh selanjutnya di analisis dengan program SPSS For Windows
17.0. Adapun analisis yang dilakukan sebagai berikut :
1.Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan teknik analisis statistik Kolmogorov-Smirnov. Uji
normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah sebaran data hasil penelitian mengikuti
distribusi normal atau tidak. Data di katakan terdistribusi normal jika hasi lanalisis
menunjukan (p>0,05). Apabila data terdistribusi normal, maka dilakukan analisis data
menggunakan analisis parametik t-test. Jika data tidak terdistribusi normal maka analisis
data menggunakan uji non parametrik.
2.Uji t-berpasangan
Uji t-berpasangan merupakan analisis statistik yang digunakan untuk melihat
perbedaan antara rata-rata nilai responden sebelum dan sesudah mendapatkan edukasi.
Apabila diperoleh nilai (p<0,05) maka hasil analisis dikatakan terdapat perbedaan antara
pre-test dengan post-test. Uji alternatif yang digunakan bila syarat uji parametrik tidak
terpenuhi adalah dengan uji Wilcoxon.
3.Uji t-test sampel independent
Uji t-test sampel independen digunakan untuk melihat perbedaan rata-rata nilai
antara kedua sampel uji (sekolah A dan sekolah B).Apabila data terdistribusi normal, maka
dilakukan analisis data menggunakan analisis parametik seperti, uji Paired Sample T-test
dan uji Independent Sample T-test. Jika data tidak terdistribusi normal maka analisis data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 hingga Januari 2015 dan
dilakukan di dua lokasi yaitu SMA Negeri "X" Magetan dan SMK Farmasi "X" Magetan.
Pertama di SMA Negeri "X" Magetan yang berlokasi di Jalan Raya Sarangan 45 Magetan.
Total siswi SMA Negeri "X" Magetan 279 siswi dan terdapat 21 kelas dengan jumlah
rata-rata siswi per kelas 20 siswi. Lokasi kedua adalah SMK Farmasi "X" Magetan yang
berlokasi di Jalan Raya Gorang Gareng, Desa Gorang Gareng, Kecamatan Ngariboyo,
Kabupaten Magetan. Total siswi SMK Farmasi "X" Magetan adalah 124 siswi, dan
terdapat 12 kelas dengan jumlah rata-rata siswi perkelas adalah 30 siswi.
B. Karakteristik Responden
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswi perempuan kelas X dan
XI di SMA Negeri "X" Magetan dengan jumlah 279 siswi dan SMK Farmasi "X" dengan
jumlah124 siswi. Sampel penelitian pada SMA Negeri "X" Magetan terdiri dari 84 siswi
yang dibagi dalam kelompok ceramah sebanyak 43 siswi dan leaflet sebanyak 41 siswi.
Sedangkan pada SMK Farmasi "X" Magetan jumlah sampel sebanyak 62 siswi yang dibagi
dalam kelompok ceramah sebanyak 30 siswi dan leaflet sebanyak 32 siswi. Pemberian
edukasi dilakukan melalui metode ceramah dengan media powerpoint slides atau metode
membaca dan menyimak dengan media leaflet. Data responden yang diambil meliputi:
nama dan data umur. Selengkapnya data demografi siswi SMA Negeri "X" Magetan dan
siswi SMK Farmasi "X" adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Demografi Siswi SMA “X” Magetan (N = 84) dan SMK Farmasi “X” Magetan (N=62)
Data demografi Jumlah responden Presentase (%) Jumlah responden Persentase (%) Umur 15 tahun 16 tahun 17 tahun 18 tahun 19 tahun
Pernah menerima edukasi nyeri haid
Pernah Tidak pernah
Pernah mengalami nyeri haid Pernah Tidak pernah 28 33 18 3 2 13 71 78 6 33% 39% 22% 4% 2% 15% 85% 93% 7% 16 26 16 2 2 16 46 61 1 26% 42% 26% 3% 3% 25% 75% 98% 2%
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden SMA “X” Magetan adalah
berumur antara 15-17 tahun. Dapat dilihat (85%) tidak pernah mendapatkan edukasi
sedangkan (93%) responden pernah mengalami nyeri haid dan yang tidak pernah
mengalami nyeri haid adalah (7%). Dapat dilihat juga bahwa responden SMK Farmasi “X”
sebanyak (75%) tidak pernah mendapatkan edukasi pengetahuan tentang nyeri haid, (25%)
pernah mendapat edukasi dan sebagian besar responden menyatakan pernah mengalami
nyeri haid adalah (98%).
Tabel 4. Informasi tentang Pengetahuan Mengenai Penatalaksanaan Nyeri Haid Siswi SMA “X” Magetan (N = 84) dan Siswi SMK Farmasi “X” Magetan (N = 62)
SMA Negeri “X” SMK Farmasi “X”
Tindakan Jumlah
responden Persentase (%) Jumlah responden Persentase (%) Tindakan ketika mengalami
nyeri haid Mengobati sendiri Ke dokter Ke dukun 84 0 0 100% 0% 0% 62 0 0 100% 0% 0%
Obat yang dipilih ketika untuk mengobati nyeri haid
Jamu Obat modern Lainnya 54 16 64% 19% 31 10 50% 16%
Tempat membeli obat untuk mengatasi nyeri haid
Toko kelontong Apotek Toko obat Lainnya 17 47 9 20% 56% 11% 9 23 25 15% 37% 40%
Sumber informasi untuk memilih obat nyeri haid yang digunakan
Iklan Teman Keluarga 21 16 47 25% 19% 56% 12 12 38 19% 19% 62% Bentuk sediaan yang biasa
digunakan dalam mengatasi nyeri haid Jamu Tablet Lainnya 64 10 76% 12% 33 6 53% 10%
Gejala yang sering dirasakan saat nyeri haid
Nyeri perut bagian bawah Pusing
SMA Negeri “X” SMK Farmasi “X”
Tindakan Jumlah
responden Persentase (%) Jumlah responden Persentase (%) Tindakan yang dilakukan jika
terjadi efek samping obat nyeri haid
Pergi ke dokter Pergi ke dukun
Menghentikan penggunaan obat Lainnya 21 11 52 25% 13% 62% 8 0 39 13% 0% 63%
Cara yang sudah dilakukan untuk mencegah timbulnya nyeri haid
Menghindari stress Istirahat yang cukup
Perbanyak makan buah dan sayur Lainnya 8 62 14 10% 74% 17% 7 30 17 11% 48% 27%
Menurut tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden SMA “X” Magetan
dalam mengatasi timbulnya nyeri haid dengan cara mengobati sendiri dan paling banyak
menggunakan jamu (64%), obat modern (19%) dan dibiarkan saja sebanyak (17%).
Tindakan yang dilakukan responden untuk mencegah timbulnya nyeri haid dengan
melakukan istirahat yang cukup sebanyak (74%).
Siswi SMK Farmasi “X” Magetan, menunjukkan dalam mengatasi timbulnya nyeri
haid dengan cara mengobati sendiri (100%) dan paling banyak obat yang dipilih untuk
mengatasi nyeri haid adalah jamu (50%). Tindakan yang dilakukan responden untuk
mencegah timbulnya nyeri haid dengan melakukan istirahat yang cukup (48%).
Tabel 5. Informasi tentang Pengetahuan Mengenai Penatalaksanaan Nyeri Haid Siswi SMA “X” Magetan dan Siswi SMK Farmasi “X” Magetan dengan Pilihan Jawaban Lainya.
Tindakan
SMA “X” Magetan SMK Farmasi “X”
Jumlah responden Persentase (%) Jumlah responden Persentase (%)
Obat yang dipilih ketika untuk mengobati nyeri haid
Lainnya (Tidak ada jawaban) 14 17% 21 34%
Tempat membeli obat untuk mengatasi nyeri haid
Lainnya (Tidak ada jawaban)
11 13% 5 8%
Tindakan SMA “X” Magetan SMK Farmasi “X”
Jumlah responden
Persentase (%)
Jumlah responden
Persentase (%) Bentuk sediaan yang biasa
digunakan dalam mengatasi nyeri haid
Lainnya (Tidak ada jawaban)
10 12% 23 37%
Gejala yang sering dirasakan saat nyeri haid
Lainnya (Nyeri punggung)
2 2% 1 2%
Tindakan yang dilakukan jika terjadi efek samping obat nyeri haid
Lainnya (ke apotek)
0 0% 15 24%
Cara yang sudah dilakukan untuk mencegah timbulnya nyeri haid
Lainnya (Olahraga)
0 0% 8 13%
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian responden SMA “X” Magetan yang
menjawab pilihan lainnya gejala yang dirasakan ketika nyeri haid adalah nyeri punggung
sebesar (2%).
Siswi SMK Farmasi “X” menunjukkan bahwa gejala yang dirasakan ketika nyeri
haid dengan pilihan lainnya adalah nyeri punggung sebesar (2%). Tindakan yang dilakukan
jika terjadi efek samping dengan pilihan jawaban lainya adalah (24%) dan pilihan lainnya
cara yang dilakukan untuk mencegah timbulnya nyeri haid yaitu dengan olahraga sebesar
(13%).
C. Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Ceramah dan Leaflet
Tabel 6. Rata-rata Nilai Pre-test Siswi SMA “X” Magetan dan SMK Farmasi “X” Magetan
Kategori Nilai Kategori sekolah Rata-rata nilai siswi
Pre-test SMA 58,21+8,91
SMF 63,06+7,49
Pengetahuan siswi dapat dipengaruhi oleh banyakknya indera yang menerima
paparan informasi sehingga dapat ditingkatkan dengan adanya pengalaman, edukasi dan
lingkungan (Notoatmodjo, 2007). Penelitian ini ditujukan pada kedua sekolah dengan
variasi kejuruan dan non kejuruan. Sebelum dilakukan edukasi, terlebih dahulu di ukur
pengetahuan awal melalui nilai pre-test dengan menggunakan uji anava. Hasil rata-rata
sebesar 63,06+7,49 (Tabel.7). Nilai ini menunjukkan bahwa pengetahuan siswi kedua
sekolah adalah sama (p>0,05).
Tabel 7. Nilai Rata-rata (Mean) Berdasarkan Kategori Nilai Pre-test dan Post-test
Edukasi Ceramah dan edukasi Leaflet
Nilai terendah
Nilai tertinggi
Nilai rata-rata (SD)
δ
Nilai pengetahuan responden edukasi ceramah
SMA N 3
Pre-test 30 70 54,88 + 8,96 14,89
Post-test 60 85 69,77+ 7,39
SMK Farmasi
Pre-test 50 70 64,67+ 6,69 12,66
Post-test 70 85 77,33 + 3,41`
Nilai pengetahuan responden edukasi leaflet
SMA N 3
Pre-test 45 75 61,71 + 7,47 12,92
Post-test 55 85 74,63 + 7,28
SMK Farmasi
Pre-test 45 75 61,56 + 7,98 15,94
Post-test 70 85 77,50 + 4,92
Pemberian edukasi dapat dilakukan dengan mengunakan metode ceramah dan
media cetak seperti leaflet. Metode ceramah adalah cara penyajian melalui penuturan
secara lisan dan langsung serta tidak memerlukan persiapan yang rumit, murah, dan mudah
untuk dilakukan (Sanjaya, 2010). Sedangkan media cetak (leaflet) merupakan bentuk
media penyampaian informasi atau pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat-lipat
atau dibuat bentuk semenarik mungkin, murah, tahan lama, dapat dibawa kemana-mana
dan meningkatkan semangat belajar (Notoatmodjo, 2005). Pada metode ceramah mampu
meningkatkan pengetahuan siswi SMA “X” Magetan sebesar 14,89, sedangkan pada siswi
SMK Farmasi “X” mengalami peningkatan dari rata-rata nilai pre-test 64,67 + 6,69
menjadi 77,33 + 3,41 (Tabel 7). Pada metode leaflet mampu meningkatkan pengetahuan
siswi SMA “X” Magetan sebesar 12,92, sedangkan pada siswi SMK Farmasi “X” nilai
pre-test diperoleh nilai terendah 45, nilai tertinggi 75, dan rata-rata 61,71 + 7,47 yang
dikategorikan termasuk kategori sedang (skor 56 – 75) dengan nilai post-test diperoleh
nilai terendah 70, nilai tertinggi 85, dan rata-rata 77,50 + 4,92 termasuk kategori tinggi
(skor 76 – 100). Hasil uji paired sample t-test pada pre-test dan post-test pengetahuan
SMA “X” Magetan pada SMK Farmasi “X” menunjukkan hasil yang sama, yaitu nilai
perbedaan pengetahuan siswi SMA “X” Magetan dan SMK Farmasi “X” sebelum dan
sesudah mendapatkan edukasi ceramah dan leaflet tentang nyeri haid.
Edukasi yang diberikan secara berbeda pada setiap kelompok dapat memberikan
hasil yang berbeda juga. Perbedaan tersebut dapat dilihat dengan cara membandingkan
nilai post-test dari kelompok ceramah dan leaflet. Perbandingan hasil nilai post-test dari
kedua kelompok dapat dilihat sebagai berikut
Gambar 1. Perbandingan nilai rata-rata post-test pengetahuan pada kelompok edukasi ceramah dan leaflet di SMA “X” Magetan dan SMK Farmasi “X” Magetan
Gambar 1 menunjukkan bahwa hasil nilai rata-rata post-test dengan pemberian
edukasi leaflet lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata post-test ceramah pada kedua
sekolah yang menunjukkan hasil yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dibuktikan
dengan uji independent sample t-test diperoleh (p<0,05) (p=0,000), sehingga dapat
dikatakan bahwa edukasi melalui ceramah dan leaflet memberikan perbedaan hasil yang
signifikan. Pada metode ceramah nilai rata-rata post-test lebih rendah dibandingkan
metode leaflet, hal ini mungkin disebabkan karena setiap siswi memiliki kemampuan yang
berbeda dalam menangkap materi pembelajaran melalui pendengarannya, kadang dapat
membosankan, dan terkadang sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswi sudah mengerti
apa yang dijelaskan atau belum (Sanjaya, 2010). Pada kelompok leaflet nilai responden
lebih tinggi dibandingkan kelompok ceramah dikarenakan pemberian leaflet yang berisi
kombinasi tulisan dan gambar yang dibuat bentuk menarik memicu responden untuk
membaca dan menyimak sehingga mempermudah responden memahami pengetahuan
tentang swamedikasi nyeri haid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edukasi
menggunakan leaflet memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan edukasi ceramah
sehingga mampu meningkatkan pengetahuan lebih baik dibandingkan edukasi ceramah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) yang mengemukakan bahwa
banyaknya pengetahuan dipengaruhi oleh banyaknya indera yang menerima paparan
informasi. Penggunaan media leaflet, responden selain menerima informasi dari
mendengar penjelasan peneliti juga melihat informasi yang diperoleh dari leaflet. Dapat
74,63+7,28 69,77+ 7,39
77,50+4,92 77,33+3,41
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00
Ceramah Leaflet
N
ila
i
disimpulkan bahwa setelah mendapat edukasi melalui ceramah dan leaflet, tingkat
pengetahuan responden mengalami peningkatan secara signifikan dari hasil rata-rata
post-test, sehingga membuktikan bahwa edukasi yang telah disampaikan pada kedua siswi di
SMA “X” Magetan dan SMK Farmasi “X” dapat berhasil meningkatkan pengetahuan
responden tentang swamedikasi nyeri haid (dismenore).
Hasil uji independent sample t-test untuk membandingkan nilai rata-rata post-test
pada kedua sekolah dengan pemberian edukasi ceramah dan leaflet diperoleh nilai p <0,05
(p = 0,000), hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kedua sekolah, yaitu
responden SMK Farmasi “X” Magetan memiliki pengetahuan lebih tinggi dibandingkan
responden SMA “X” Magetan). Salah satu faktor yang menjadi penyebabnya adalah pada
SMK Farmasi sebagian sudah mempelajari obat-obatan meliputi kandungan obat, efek
samping obat, penatalaksanaan obat, dan macam penggunaan obat. Sedangkan pada
sekolah SMA umum hanya diajarkan pengetahuan secara umum dan formal saja.
Tujuan dari edukasi adalah agar masyarakat, kelompok, atau individu mendapatkan
pengetahuan yang lebih baik. Adanya pemberian edukasi dapat merubah perilaku dari
sasaran edukasi (Notoatmodjo, 2007). Lebih lanjut dijelaskan bahwa tujuan dari edukasi
adalah mengubah individu, kelompok dan masyarakat menuju hal-hal yang positif melalui
proses belajar (Mubarak dan Chayatin, 2009).
Berdasarkan hasil yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa pemberian
edukasi berupa ceramah dan leaflet pada siswi SMK Farmasi “X” Magetan lebih baik
tingkat pengetahuannya dibandingkan siswi SMA “X” Magetan tentang penatalaksanaan
nyeri haid (dismenore).
Kuesioner yang diujikan kepada responden diklasifikasikan menjadi 5 kategori
yaitu tentang pengertian nyeri haid, gejala, pengobatan, pencegahan dan kerasionalan. Data
di dapatkan dari hasil pre-test dan post-test. Pada setiap butir soal dianalisa jumlah
jawaban yang benar, dan didapatkan hasil persentase terendah pada masing-masing
kelompok. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 8. Profil Tingkat Pengetahuan Nilai Pre-test dan Post-test pada SMA “X” Magetan
Pertanyaan Kategori
Pre-test Jawaban benar (%)
Post-test Jawaban benar (%)
Leaflet Ceramah Leaflet Ceramah 1
Pengertian nyeri haid 100 95 100 100
2 74 64 100 93
3 Gejala nyeri haid 81 88 90 88
4 67 47 71 79
5 50 44 59 47
6 Pengertian nyeri haid 98 90 100 95
7 60 38 73 44
Pertanyaan
Kategori
Pre-test Jawaban benar (%)
Post-test Jawaban benar (%)
Leaflet Ceramah Leaflet Ceramah
9 Pengobatan nyeri haid 67 60 95 86
10 59 39 63 49
11 84 78 98 93
12 Pencegahan nyeri haid
88 86 100 95
13 98 57 100 86
14 79 88 100 95
15 63 37 93 86
16 71 60 78 84
17 Kerasionalan 68 57 93 77
Hasil dari 17 pertanyaan yang terdapat pada kuisioner menunjukkan bahwa
persentase terendah jawaban benar pada nilai pre-test kelompok leaflet di SMA “X”
Magetan adalah pertanyaan tentang pengertian dan gejala nyeri haid. Sedangkan nilai
pre-test kelompok ceramah persentase jumlah jawaban benar terendah adalah pertanyaan
tentang pengertian, gejala, pengobatan, dan pencegahan nyeri haid. Sedangkan pada nilai
post-test kelompok leaflet persentase terendah adalah tentang pengertian, gejala dan
pengobatan nyeri haid. Sedangkan nilai post-test kelompok ceramah persentase jumlah
jawaban benar terendah adalah pertanyaan tentang pengertian, gejala, pengobatan dan
pencegahan nyeri haid (tabel 8), sehingga secara keseluruhan, nilai terendah pre-test
adalah (pertanyaan no.8) dengan persentase (33%). Sedangkan nilai terendah post-test
adalah (pertanyaan nomor 7) pada kelompok ceramah dengan persentase rata-rata jawaban
benar yaitu, (44%). Hal ini dapat juga dikarenakan beberapa faktor antara lain kurang
adanya animasi yang menarik pada leaflet atau powerpoint slides, sehingga responden
kurang mengerti dan memahami apa yang disampaikan.
Tabel 9 . Profil Tingkat Pengetahuan Nilai Pre-test dan Post-test pada SMK Farmasi “X” Magetan
Pertanyaan Kategori
Pre-test Jawaban benar (%)
Post-test Jawaban benar (%)
Leaflet Ceramah Leaflet Ceramah 1 Pengertian nyeri
haid
87 98 94 100
2 96 90 100 100
3 Gejala nyeri haid 92 89 100 100
4 100 96 100 100
5 50 50 78 77
6 Pengertian nyeri haid
84 76 94 100
7 43 33 75 70
8 53 46 59 80
Pertanyaan
Kategori
Pre-test Jawaban benar (%)
Post-test Jawaban benar (%)
Leaflet Ceramah Leaflet Ceramah 9
Pengobatan nyeri haid
73 63 88 97
10 65 50 91 90
11 75 50 100 100
12 Pencegahan nyeri haid
90 92 100 87
13 75 86 94 97
14 93 84 100 97
15 90 90 97 97
16 78 60 100 87
17 Kerasionalan 77 72 97 100
Pada SMK Farmasi “X” hasil dari 17 pertanyaan yang terdapat pada kuisioner
menunjukkan bahwa persentase terendah jawaban benar nilai pre-test pada kelompok
leaflet adalah pertanyaan tentang pengertian dan gejala nyeri haid. Nilai pre-test pada
kelompok ceramah adalah pertanyaan tentang pengertian, gejala, dan pengobatan nyeri
haid. Sedangkan nilai post-test kelompok leaflet pada SMK Farmasi “X” persentase jumlah
jawaban benar terendah adalah (pertanyaan nomor 8), yaitu tentang pengertian nyeri haid.
Pada kelompok ceramah persentase jumlah jawaban benar terendah adalah (pertanyaan
nomor 7), yaitu pertanyaan tentang pengertian nyeri haid. Nilai terendah pre-test
keseluruhan adalah (pertanyaan no 7) dengan persentase rata-rata jawaban benar sebesar
(33%), sedangkan nilai terendah post-test adalah (pertanyaan nomor 8) dengan persentase
rata-rata jawaban benar sebesar (59%), sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan atau
pemahaman siswi tentang pengertian nyeri haid masih kurang sehingga perlu ditingkatkan.
PENUTUP A. Kesimpulan
1. Hasil uji paired sample t-test kedua sekolah diperoleh nilai p-value < 0,005 (p =
0,000) yang menunjukkan ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah
mendapatkan edukasi.
2. Hasil uji independent sample t-test diperoleh hasil (p<0,005) yang menunjukkan hasil
signifikan (p=0,000) menunjukkan ada perbedaan pengetahuan diantara siswi yang
mendapatkan edukasi leaflet dan ceramah, dimana pengetahuan siswi yang mendapat
3. Hasil uji independent sample t-test diperoleh hasil (p<0,005) yang menunjukkan hasil
signifikan (p=0,000) menunjukkan ada perbedaan pengetahuan diantara siswi SMA
Negeri “X” Magetan dan SMK Farmasi “X” Magetan, dimana pengetahuan siswi SMF
lebih tinggi dibandingkan siswi SMA.
Berdasarkan pada hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah:
1. Perlu adanya edukasi kesehatan disekolah atau didaerah lain mengenai
penatalaksanaan nyeri haid serta pencegahannya.
2. Perlu adanya partisipasi dari pengajar atau guru dalam upaya meningkatkan kesehatan
untuk memberikan pemahaman tentang obat pada masyarakat terutama kalangan anak
sekolah.
DAFTAR ACUAN
Bickley, S. 2009, Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan,hal.393, Jakarta: EGC.
Djunarko, I, & Hendrawati,Y.D., 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar,hal 6-7, Citra Aji Parama, Yogyakarta
Kurniawati, D., & Kusumawati,Y., 2011, Pengaruh Dismenore terhadap Aktifitas pada Siswi SMK Batik 1 Surakarta, KEMAS 6 (2),93-99.
Mubarak, W. I., & Chayatin, N, 2009, Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi, 364-365, Salemba Medika, Jakarta
Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku,Rineka Cipta,Jakarta
Pulungan, R, 2008, Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) di Kecamatan Helvetia, Tesis, Universitas SumatraUtara, Medan