HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DI LUAR SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN FISIKA
(Studi Pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Bartolomeus Delfian Wicaksono NIM: 121424007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DI LUAR SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN FISIKA
(Studi Pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Bartolomeus Delfian Wicaksono NIM: 121424007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2017
PERSEMBAHAN
Skripsi yang saya buat ini saya persembahankan untuk:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah menemani setiap waktuku.
2. Bapak dan Ibu Tercinta, L.F. Teguh Widodo dan Maria Mujiyamini.
3. Kakak Ignatius Nova Setiwan dan Adik Bonifansius Chesar Adinegoro.
4. Keluarga besar Wartodiharjo yang terus mendukung dan mendoakan aku.
5. Dosen-dosen Pendidikan Fisika 2012.
6. Teman-teman Pendidikan Fisika 2012.
7. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Februari 2017
Penulis
Bartolomeus Delfian Wicaksono
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Bartolomeus Delfian Wicaksono
NIM : 121424007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DI LUAR SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA (STUDI PADA SISWA KELAS XI IPA di SMA NEGERI 1 GODEAN DAN SMA NEGERI 1 SEYEGAN, SLEMAN, DIY).
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 21 Februari 2017
Yang Menyatakan
Bartolomeus Delfian Wicaksono
ABSTRAK
Bartolomeus Delfian Wicaksono. 121424007. (2017). Hubungan Antara Intensitas Siswa Dalam Bimbingan Belajar di Luar Sekolah Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika (Studi Pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY). Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika. Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan data kuantitatif.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan pada bulan September – Oktober 2016. Data Berupa skor mid semester fisika semester 1 dan skor kuesioner tentang intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah. Dengan subyek penelitian siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean sebanyak 126 siswa dimana 23 siswa bimbel klasikal, 8 siswa bimbel privat, dan 95 siswa siswa tidak mengikuti bimbel. Sedangkan SMA Negeri 1 Seyegan terdapat 119 siswa dimana 17 siswa bimbel klasikal, 10 siswa bimbel privat, dan 92 siswa tidak mengikuti bimbel. Penelitian ini menggunakan pengolahan data secara statistik parametris, dengan mengunakaan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Uji Koefisien Korelasi Product Moment.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah baik klasikal maupun privat dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan.
Kata kunci: Bimbingan belajar di luar sekolah, prestasi belajar siswa
ABSTRACT
Bartolomeus Delfian Wicaksono. 121424007. (2017). A Correlation Between Student’s Intensity In Tutorial Outside of School and Student’s Learning Achievement On Physics (A Study of XI IPA Student of SMA Negeri 1 Godean and SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY). Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training ang Education, Sanata Dharma University.
This research aims to discover a significant relation between students who join a tutorial outside of school and students’ achievement on physics. This research used correlation study with quantitative data analysis.
The research was done in SMA Negeri 1 Godean and SMA Negeri 1 Seyegan on September – October 2016. The data were in a form of physics midterm test score in semester 1 and questionnaire score related to the student tutorial outside of school. The subjects of the research were 126 students of XI IPA of SMA Negeri 1 Godean which consisted of 23 classical tutoring students, 8 private tutoring students, and 95 student who did not join any tutoring. Besides, there were also 119 students of XI IPA of SMA Negeri 1 Seyegan which consisted of 17 classical tutoring students, 10 private turoring students, and 92 students who did not join any tutoring. The research used parametric inferential statistics data processing by using Kolmogorov – Smirnov normality test and Product Moment Correlation Coefficient test.
It can be concluded that there was no significant correlation between student’ achievement of XI IPA of SMA Negeri 1 Godean and SMA Negeri 1 Seyegan on physics and students who join a tutoring, either classical or private with those who did not.
Keyword: Student’s Tutoring Outside of School, Students’ Learning Achievement
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Keterlibatan Siswa Dalam Bimbingan belajar di Luar Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika (Studi Pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY)”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan peran serta berbagai pihaik baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu mendampingi, memberikan
perlindungan dan berkat-Nya kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika.
5. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, kritik, saran, serta arahan dengan sabar dan teliti kepada penulis selama penyusunan dan penyelesaian skripsi.
6. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang dengan tulus dan sabar membagikan ilmu dan membimbing penulis.
7. Para karyawan dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.
8. Bapak Irsyad Riyadi, S.Pd., selaku guru bidang studi fisika SMA Negeri 1 Depok yang telah memberikan waktu kepada penulis untuk melakukan ujicoba penelitian.
9. Bapak Drs. Edy Purnama selaku guru bidang studi fisika dan Ibu Parinem, S.Pd., selaku guru bimbingan konseling SMA Negeri 1 Godean yang telah memberikan waktu untuk penulis melaksanakan penelitian sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar.
10.Ibu Siti Nurhidayati, S.Pd., selaku guru bidang bidang studi fisika SMA Negeri 1 Seyegan yang telah meluangkan waktu untuk penulis melaksanakan penelitian.
11.Kedua orangtua terkasih, Bapak L.F. Teguh Widodo dan Ibu Maria Mujiyamini yang senantiasa mendoakan, mencintai, menyayangi, memotivasi, serta kedua saudara penulis Ignatius Nova Setiawan dan Bonifansius Chesar Adinegoro yang selalu membantu, mendukung, dan mendoakan kepada penulis selama menempuh studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.
12.Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Fisika 2012 yang telah memberi pengalaman, semangat dan motivasi kepada penulis.
13.Sahabat-sahabat aku Jerry, Pascal, Franslima, Theo, Mey, dan Risa yang selalu ada di saat suka dan duka memberikan semangat tiada henti kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
14.Teman spesial Selpa Wiwit Kurniawati, S.Pd., yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan memberikan semangat kepada penulis.
15.Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 21 Februari 2017
Penulis
Bartolomeus Delfian Wicaksono
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Masalah ... 4
D. Batasan Masalah ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Perumusan Variabel dan Pembatasan Masalah ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Prestasi Belajar ... 7
B. Bimbingan Belajar ... 18
C. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 24
D. Kerangka Berpikir ... 25
E. Hipotesis ...26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 28
A. Jenis Penelitian ... 28
B. Subyek, Obyek, Waktu, dan Tempat Penelitian ... 28
C. Bentuk Data ... 29
D. Variabel yang Diteliti ... 30
E. Metode Pengumpulan Data ... 30
F. Instrumen Penelitian ... 31
G. Teknik Analisis Data ... 36
BAB IVPELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 40
A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 40
B. Pelaksanaan Penelitian ... 42
C. Hasil Uji coba dan Penelitian ... 47
D. Analisis Hasil Penelitian ... 58
E. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 63
BAB V PENUTUP ... 65
A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
LAMPIRAN ... 69
Lampiran 1 (Kisi-Kisi Kuesioner) ... 70
Lampiran 2 (Revisi Kisi-kisi Kuesioner) ... 73
Lampiran 3 (Kuesioner) ... 76
Lampiran 4 (Revisi Kuesioner Intensitas) ... 78
Lampiran 5 (Data Ujicoba Kuesioner Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1
Depok) ... 80
Lampiran 6 (Validitas Ujicoba Kuesioner Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Depok) ... 84
Lampiran 7 (Daftar Keseluruhan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar ... 86
Lampiran 8 (Data Skor Kuesioner dan Skor Prestasi Belajar) ... 93
Lampiran 9 (Perhitungan Statistik Kuesioner dan Prestasi Belajar dengan SPSS) ... 98
Lampiran 10 (Analisis Hubungan Antara Skor Kuesioner dengan Skor Prestasi Belajar ... 102
Lampiran 11 (Surat Ijin Penelitian) ... 110
Lampiran 12 (Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian) ... 114
Lampiran 13 (Kuesioner Ujicoba di SMA Negeri 1 Depok) ... 117
Lampiran 14 (Kuesioner di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan) ... 121
Lampiran 15 (Foto Siswa Saat Pengisian Kuesioner) ... 129
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hingga tahun 2016, lembaga bimbingan belajar (bimbel) di Provinsi DI
Yogyakarta terbilang menjamur. Pada tahun 2016, Sistem Informasi
Eksekutif Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Ditjen Pendidikan
Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (2016), mencatat ada 23 lembaga bimbel yang terdaftar di
provinsi ini, yang tersebar di 3 kabupaten dan 1 kota.
Tidak semua lembaga bimbel mendaftarkan lembaganya pada Sistem
Informasi Eksekutif Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Ditjen
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Masih ada lembaga bimbel, khususnya lembaga
bimbel yang menyediakan jasa bimbel privat yang tidak terdaftar. Lembaga
bimbel SMART dan lembaga bimbel lain yang kerap mencari jasa tentor
melalui papan pengumuman di kampus-kampus, merupakan contohnya.
Di Indonesia, lembaga bimbel diikuti oleh beragam siswa dari berbagai
tingkat, mulai dari SD, hingga tingkat SMA. Alasan-alasan para siswa
mengikuti lembaga bimbel beragam. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh
TEKNOS Genius (salah satu lembaga bimbel) mengungkapkan bahwa siswa
tidak percaya kemampuan guru mengajar di sekolah. Alasan lainnya ada opini
dikalangan siswa dan orang tua bahwa bimbingan belajar mampu
memberikan motivasi belajar sehingga mereka dapat berprestasi di
sekolahnya (Fadli, 2009).
Setiap orang tua selalu mengharapkan anaknya berhasil dalam studinya
walaupun mereka tidak dapat sepenuhnya mencurahkan waktu untuk
mendampingi anak-anaknya belajar di rumah. Tidak adanya pendampingan
orangtua pada saat belajar menyebabkan anak-anak banyak yang belum
mampu menjadwalkan sendiri dalam waktu belajarnya sehingga terkadang
siswa kurang berkonsentrasi dalam belajar. Oleh karena itu, mereka
mengarahkan anaknya untuk mengikuti program bimbingan belajar secara
klasikal maupun secara privat di lembaga bimbel. Jika siswa mengikuti
program bimbingan belajar di lembaga bimbel, siswa dapat memilih sendiri
mata pelajaran apa yang perlu dipelajari kembali. Siswa juga dapat memilih
sendiri hari dan jam dalam mengikuti tambahan pelajaran tersebut. Bahkan,
disediakan pula alternatif pilihan apakah siswa tersebut akan memilih kelas
klasikal atau kelas privat yang tentornya datang langsung ke rumah siswa.
Biasanya, tentor akan menyampaikan materi secara singkat tetapi mudah
untuk dimengerti oleh siswa. Dalam penyelesaian soalpun tentor pasti
menyediakan cara yang paling cepat, singkat, dan praktis. Buku pelajaran
telah disediakan oleh lembaga bimbel tersebut. Hal itulah yang mungkin
menjadikan siswa banyak yang mengikuti tambahan pelajaran di lembaga
sekolah. Biasanya, program bimbel di sekolah dilaksanakan sebelum masuk
sekolah ataupun sesudah pelajaran berakhir. Program bimbel di sekolah dapat
dikatakan sebagai suplement dari materi yang diajarkan pada pelajaran biasa.
Lepas dari ada tidaknya program bimbel, semua keberhasilan dalam belajar
tetap tergantung pada usaha siswa itu sendiri dalam mencapai prestasi belajar
yang maksimal. Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai kemauan yang kuat dalam belajarnya. Suatu program bimbel
hanyalah sebuah program yang membantu siswa dalam mengatasi kesulitan
belajar di sekolah. Berhubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini
mengambil topik tentang “Hubungan Antara Keterlibatan Siswa Dalam
Bimbingan Belajar di Luar Jam Sekolah Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Fisika (Studi Pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 1
Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang
diajukan adalah sebagai berikut:
Apakah ada hubungan yang signifikan antara keterlibatan siswa dalam
bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran fisika (studi pada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1
C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini
bertujuan:
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara
keterlibatan siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika (studi pada kasus siswa kelas
XI IPA di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY).
D. Batasan Masalah
Penelitian ini memberikan batasan masalah yang membahas mengenai
Hubungan Antara Keterlibatan Siswa Dalam Bimbingan Belajar di Luar Jam
Sekolah Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika (Studi
Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1
Seyegan, Sleman, DIY ).
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi Siswa:
Siswa dapat menjadikan penelitian ini sebagai pertimbangan dalam
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran fisika mereka dan
2. Bagi Guru:
Guru dapat menjadikan penelitian ini sebagai pertimbangan dalam
menentukan kebijakan yang berhubungan proses belajar mengajar di kelas
dapat dioptimalkan sehingga prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
fisika dapat ditingkatkan.
3. Bagi Lembaga Bimbel:
Lembaga bimbel dapat menjadikan penelitian ini sebagai pertimbangan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan mereka.
F. Perumusan Variabel dan Pembatasan Masalah 1. Perumusan Variabel
Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Variabel bebas
Ada satu variabel bebas, yaitu:
X adalah keterlibatan siswa dalam bimbingan belajar di luar jam
sekolah.
b. Variabel terikat
Ada satu variabel terikat, yaitu:
2. Pembatasan Istilah
a. Keterlibatan siswa
Keterlibatan siswa dalam bimbingan belajar dalam penelitian
ini adalah keterlibatan siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah
melalui pembelajaran yang SMART sehingga memperoleh prestasi
belajar yang baik di sekolah.
b. Prestasi belajar
Yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah
tercapai dari keberhasilan siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean
dan SMA Negeri 1 Seyegan dalam mempelajari materi pelajaran
fisika di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh
dari hasil tes dalam pelajaran fisika.
Dalam penelitian ini, ditunjukkan dengan skor hasil mid semester
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar
Seseorang melakukan kegiatan belajar untuk memperoleh suatu
pengetahuan, informasi, dan lain-lain. Belajar dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1988) adalah berusaha untuk memperoleh kepandaian atau
ilmu.
Winkel (1996:53) menyatakan bahwa belajar pada manusia boleh
dirumuskan sebagai aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam
interaksi akfif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah
perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap.
Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
Dalyono (2010:49) belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan
yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang,
mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sebagainya.
Berdasarkan definisi-definisi tentang pengertian belajar di atas,
dapat terlihat bahwa belajar itu sangat penting bagi kehidupan manusia.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses atau usaha untuk melakukan perubahan dan membentuk tingkah
laku yang baru.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu ”prestasi” dan ”belajar”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), prestasi merupakan hasil
yang telah dicapai, sedangkan belajar adalah berusaha untuk memperoleh
kepandaian atau ilmu. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah tercapai
dari suatu usaha untuk memperoleh ilmu.
Brahim dalam Susanto (2013:5) menyatakan bahwa prestasi belajar
dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh
dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah tercapai dari keberhasilan
siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan
dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes.
3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada banyak jenisnya.
Menurut Slameto (2013:54), faktor-faktor tersebut dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
a. Faktor intern
1) Faktor jasmaniah
a) Faktor kesehatan
Ketika siswa sedang dalam keadaan tidak sehat, maka akan
akan dapat belajar dengan maksimal untuk bisa mendapatkan
hasil yang maksimal.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh juga akan mengganggu siswa dalam
belajarnya. Hal ini tentu akan mempengaruhi hasil belajarnya.
2) Faktor psikologis
a) Inteligensi
Menurut J.P.Chaplin dalam Slameto (2013), inteligensi itu
adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang
baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi
dan mempelajarinya dengan cepat.
Siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi
belum tentu pasti berhasil dalam belajarnya. Begitu juga
sebaliknya, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang
rendah belum tentu pasti gagal dalam belajarnya. Hal ini
disebabkan karena belajar adalah suatu proses kompleks
dengan banyak faktor yang mempengaruhinya.
b) Perhatian
Menurut Gazali dalam Slameto (2013) perhatian adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi, yang tertuju kepada suatu
belajar dengan baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang akan dipelajarinya, kalau bahan pelajaran
tidak menjadi perhatian siswa maka akan timbul kebosanan
dan siswa tidak lagi suka belajar.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengikuti beberapa kegiatan. Minat
sangat berpengaruh pada belajar, jika siswa tidak mempunyai
minat belajar, maka siswa akan segan untuk belajar.
d) Bakat
Menurut Hilgard dalam Slameto (2013), bakat adalah
kemampuan untuk mempelajari hal-hal tertentu. Jika materi
yang dipelajari sesuai dengan bakat siswa, maka siswa akan
mampu belajar dengan baik dan siswa akan mendapatkan hasil
yang baik pula. Penting untuk mengetahui bakat dari setiap
siswa.
e) Motif
Motif adalah daya penggerak dalam diri siswa untuk
melakukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
belajar. Harus diperhatikan apa yang menjadi motif siswa agar
siswa mampu belajar dengan baik dan mendapatkan hasil yang
f) Kematangan
Kematangan adalah keadaan ketika semua alat tubuh telah
siap untuk mendapatkan pembelajaran yang baru. Proses
belajar akan menjadi lebih berhasil ketika anak sudah matang
(siap). Jadi kemajuan siswa dalam belajar tergantung dari
kematangan dan belajar.
g) Kesiapan
Menurut James Drever dalam Slameto (2013) kesiapan
adalah kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi.
Kesediaan ini timbul dari dirinya sendiri. Apabila siswa sudah
mempunyai kesiapan, maka bisa belajar dengan baik dan hasil
belajarnya juga akan lebih baik.
3) Faktor kelelahan
Kelelahan ada dua macam yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani. Kelelahan jasmani akan tampak dari fisik siswa
itu sendiri. Misalnya siswa tampak pucat. Sedangkan kelelahan
rohani dapat dilihat jika siswa tersebut tidak bersemangat, lesu,
sehingga tidak mempunyai minat untuk melakukan segala
aktivitas termasuk untuk belajar.
b. Faktor ekstern
1) Faktor keluarga
a) Menurut Sutjipto dalam Slameto (2013) keluarga adalah
yang diberikan dalam keluarga akan menjadi dasar bagi
pendidikan yang lebih luas, pendidikan dalam dunia
masyarakat. Orangtua yang mendidik dengan terlalu santai,
terkadang akan menjadi cara mendidik yang kurang baik
karena siswa akan bersantai-santai juga dan cenderung untuk
mengabaikan tugas-tugasnya termasuk belajarnya. Namun
orangtua yang mendidik dengan cara yang terlalu keras juga
akan menyebabkan hal yang kurang baik. Siswa akan merasa
tertekan dalam belajar. Siswa mau belajar didasarkan pada
ketakutan siswa pada orangtua, bukan karena minat dan
kemauannya sendiri untuk belajar.
b) Relasi antar anggota keluarga
Hubungan/relasi yang baik dalam suatu keluarga terjadi
ketika ada dukungan antar anggota keluarga dan saling
membimbing. Ketika hubungan tersebut dapat terjalin dengan
baik, hal tersebut akan menyukseskan belajar siswa juga.
c) Suasana rumah
Rumah yang terlalu gaduh karena kendaraan bermotor,
jumlah angota keluarga yang banyak, ataupun juga karena
suara-suara tv maupun radio akan menyebabkan siswa susah
untuk belajar. Agar siswa mampu belajar dengan baik
d) Keadaan ekonomi orangtua
Keluarga yang miskin akan mengalami kesulitan untuk
memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh siswa, misalnya
buku-buku maupun media yang mendukung dalam
pembelajaran. Namun ada juga siswa yang keluarganya miskin
namun sukses dalam belajarnya. Sedangkan keluarga yang
kaya orangtuanya pasti akan berusaha untuk memenuhi
kebutuhan siswa, terkadang hal itu membuat siswa hanya
sekedar bersenang-senang dan berfoya-foya, sehingga akan
mengganggu siswa dalam belajarnya karena siswa tidak dapat
fokus pada pelajaran.
e) Pengertian orang tua
Pengertian orang tua ini dapat diwujudkan dengan selalu
memberikan dorongan maupun motivasi pada siswa agar tetap
semangat dalam belajar. Selain itu juga bisa berupa
memberikan bimbingan ketika siswa sedang mengerjakan
pekerjaan rumah.
f) Latar belakang kebudayaan
Kebiasaan yang ada di rumah tentunya juga akan
mempengaruhi belajar siswa. Sebaiknya ditanamkan
kebiasaan-kebiasaan yang baik di dalam rumah agar
2) Faktor sekolah
a) Metode mengajar
Metode belajar yang kurang baik akan mempengaruhi
kegiatan belajar siswa juga. Misalnya jika guru kurang
menguasai pelajaran, siswa akan merasa tidak senang terhadap
hal itu dan pada akhirnya siswa juga akan merasa malas untuk
belajar.
b) Kurikulum
Kurikulum pelajaran yang terlalu padat dengan materi
pelajaran dan di atas kemampuan siswa akan membuat siswa
merasa tertekan dalam belajar, sehingga siswa tidak bisa
maksimal dalam belajar.
c) Relasi guru dengan siswa
Jika guru mampu berhubungan baik dengan siswa, akan
menyebabkan siswa semakin bersemangat untuk belajar.
Sebaliknya guru yang kurang dapat berhubungan dengan
siswa, maka akan menyebabkan siswa merasa malas untuk
belajar.
d) Relasi siswa dengan siswa
Hubungan antar siswa yang baik dalam satu kelas, akan
mendukung proses belajar mengajar yang berlangsung,
sehingga siswa dapat belajar dengan maksimal. Namun jika di
grup-grup dalam kelas, maka akan menyebabkan proses
belajar mengajar kurang kondusif dan akan memberikan
pengaruh negatif pada siswa.
e) Disiplin sekolah
Sekolah yang menerapkan kedisiplinan dalam berbagai
aspek, maka siswa akan menjadi lebih maju. Kedisiplinan ini
tidak cukup hanya pada siswa saja, namun guru-guru beserta
seluruh warga sekolah juga wajib menegakkan kedisiplinan
ini.
f) Alat pelajaran
Kelengkapan alat pelajaran di sekolah akan mendukung
proses belajar mengajar di sekolah. Semakin lengkap, maka
akan memudahkan siswa untuk memahami materi dan akan
memudahkan guru juga untuk mengajarkan materi.
g) Waktu sekolah
Ada sekolah yang menerapkan masuk pagi dan masuk
siang. Siswa yang mendapatkan bagian untuk masuk siang,
pasti akan berbeda dengan siswa yang masuk pagi karena
semangat untuk belajar sudah berbeda, jika masuk siang
cenderung akan merasa mengantuk dan sebagainya.
h) Standar pelajaran di atas ukuran
Guru yang tetap menggunakan standarnya sendiri dalam
siswa akan merasa kurang mampu untuk mengikuti target dari
gurunya tersebut dan siswa akan mengalami kesulitan belajar.
i) Keadaan gedung
Dalam satu kelas harus diisi siswa dengan jumlah yang
memadai, jangan sampai melebihi kapasitas. Jika hal ini
terjadi, maka proses belajar tidak akan efektif.
j) Metode belajar
Cara belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian
waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup
istirahat akan meningkatkan hasil belajar.
k) Tugas rumah
Tugas rumah hendaknya tidak terlalu banyak, agar siswa
masih bisa melakukan kegiatan lain selain mengerjakan tugas
rumah.
3) Faktor masyarakat
a) Kegiatan siswa dalam masyarakat
Terlalu banyak siswa berkegiatan dalam masyarakat, maka
itu akan mengganggu belajar siswa. Terlebih lagi jika siswa
tidak mampu membagi dan mengatur waktu dengan baik.
b) Mass media
Mass media disini misalnya tv. Siswa di zaman sekarang
lebih senang melihat acara tv daripada belajar, maka perlu
melihat acara tv saja, namun juga bisa membagi waktu untuk
belajar.
c) Teman bergaul
Teman bergaul yang tidak baik akan mempengaruhi belajar
siswa. Teman yang tidak baik misalnya yang suka merokok,
minum minuman keras, dan sebagainya. Perlu pengawasan
dari orangtua agar siswa tidak terjerumus dalam pergaulan
yang tidak baik tersebut.
d) Bentuk kehidupan masyarakat
Lingkungan masyarakat yang kurang baik seperti
lingkungan perjudian, kampung pencuri, lingkungan
orang-orang jalanan, pasti akan memberikan pengaruh yang buruk
pada siswa. Perlu diusahakan lingkungan yang baik agar dapat
memberikan pengaruh positif pada anak sehingga anak mampu
belajar dengan baik.
Jika siswa dapat belajar dengan baik, serta didukung dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi yang baik pula, maka siswa pastinya
akan mengalami keberhasilan dalam belajarnya. Ketika siswa sudah
berhasil maka siswa pastinya juga akan mendapatkan prestasi yang baik
B. Bimbingan Belajar
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dalam
menentukan pilihan hidup mereka. Sifat bimbingan ini menunjuk pada tujuan
yang hendak dicapai dalam memberikan layanan bimbingan secara klasikal
maupun individu. Keitika seseorang sedang mengalami kebingungan dengan
permasalahan yang dihadapi dalam mata pelajaran di sekolah, mereka bisa
mencari seorang guru pembimbing seperti tentor di lembaga bimbel maupun
tentor privat.
1. Pengertian Bimbingan Belajar
Menurut kamus Bahasa Inggris, bimbingan atau ”guidance”
berasal dari kata asal guide yang diartikan sebagai menunjukkan jalan,
memimpin, menuntut, memberikan petunjuk, mengatur, mengarahkan,
dan memberikan nasehat.
Untuk memperoleh pemahaman tentang bimbingan, akan
dikemukakan beberapa definisi bimbingan oleh beberapa ahli (Hamalik,
2009 : 193).
a. Harold Alberty: Bimbingan di sekolah merupakan aspek program
pendidikan yang berkenaan dengan bantuan terhadap para siswa agar
dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya dan untuk
merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan, dan
b. Chrisholm: Bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal
dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di dalam kehidupannya.
c. Stikes & Dorcy: Bimbingan adalah suatu proses untuk menolong
individu dan kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan diri
dan memecahkan masalah-masalahnya.
d. Stoops: Bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus untuk
membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan
kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.
Dari keempat definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
bimbingan merupakan suatu proses memberi bantuan kepada individu
agar individu itu dapat mengenal dirinya dan dapat memecahkan
masalah-masalah hidupnya sendiri sehingga ia dapat menikmati hidup dengan
bahagia.
Bimbingan belajar yang dimaksud di sini adalah suatu kegiatan
yang bermaksud untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang
dialami oleh siswa yang berkaitan dengan proses belajarnya di sekolah
maupun belajar mandirinya. Misalnya kesulitan siswa dalam memahami
materi yang diajarkan di sekolah, kesulitan untuk belajar bersama dengan
siswa yang lain di dalam kelas, maupun kesulitan-kesulitan lainnya yang
dialami di sekolah. Sehingga siswa membutuhkan bimbingan belajar yang
2. Tujuan Bimbingan Belajar
Belajar merupakan inti dari kegiatan pengajaran di sekolah, maka
sebagai orangtua dan guru wajib membimbing siswa agar tercapai prestasi
belajarnya.
Menurut Abu Ahmad dan Widodo Supriyono (2013:111)
mengungkapkan bahwa tujuan bimbingan belajar secara umum adalah
membantu murid-murid agar mendapat penyesuaian yang baik di dalam
situasi belajar, sehingga siswa setiap murid dapat belajar dengan efisien
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai
perkembangan yang optimal. Hal ini senada dengan Skinner yang dikutip
dari Hamalik (2009:195) bimbingan belajar bertujuan untuk menolong
setiap individu dalam membuat pilihan dan menentukan sikap yang sesuai
dengan kemampuan, minat, dan kesempatan yang ada dan sejalan dengan
nilai-nilai sosialnya.
Tujuan bimbingan belajar dapat dirinci sebagai berikut.
a. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang
anak atau sekelompok anak.
b. Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuai dan menggunakan
buku pelajaran.
c. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan
dan ujian.
d. Memiliki suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat,
e. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi
tertentu.
f. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan
pelajaran di sekolah maupun untuk pengembangan bakat dan
kariernya di masa depan.
Dalam bimbingan belajar diharapkan siswa-siswa bisa melakukan
penyesuaian yang baik dalam situasi belajar seoptimal mungkin sesuai
potensi-potensi, bakat, dan kemampuan yang padanya.
Berdasarkan atas tujuan bimbingan belajar seperti yang telah
dirinci di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan bimbingan
belajar adalah untuk membentuk siswa-siswa yang mengalami masalah di
dalam memasuki proses belajar dan situasi belajar yang dihadapinya.
3. Bentuk-Bentuk Bimbingan Belajar
Bentuk-bentuk bimbingan belajar ini berdasarkan pada jumlah
orang dalam satu kelas yang mengikuti bimbingan belajar. Dalam hal ini,
bentuk-bentuk bimbingan belajar dikelompokkan dalam dua macam, yaitu
bimbingan belajar yang diselenggarakan di Lembaga Bimbel dan
bimbingan belajar privat.
a. Bimbingan belajar yang dilaksanakan di Lembaga Bimbel
Bimbingan belajar yang dilaksanakan di Lembaga Bimbel saat ini
juga banyak diminati oleh siswa. Siswa yang memilih bimbingan
maupun di lingkungan rumah atau juga karena orangtuanya lebih
mempercayakan lembaga bimbel yang diikuti oleh anaknya tersebut.
Bimbingan belajar model ini siswa yang mendatangi lembaga bimbel
di mana kemudian mereka tergabung di dalamnya. Biasanya di satu
kelas terdapat 10-20 siswa. Bimbingan belajar ini biasa juga disebut
bimbingan belajar klasikal. Bimbingan belajar ini mirip dengan proses
pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan satu tentor mendampingi
banyak siswa. Namun yang membedakannya antara kelas bimbingan
belajar klasikal dengan kelas di sekolah adalah di lembaga bimbel
siswa akan mendapatkan lebih banyak latihan soal dan jenis-jenis soal
yang diberikan juga lebih bervariasi.
Pada tahun 2016, Sistem Informasi Eksekutif Direktorat
Pembinaan Kursus dan Pelatihan Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(2016), mencatat ada 23 lembaga bimbingan belajar atau sering
disebut bimbel yang terdaftar di provinsi ini. Jumlah ini tersebar di 3
kabupaten dan 1 kota. Primagama, Neutron, Ganesha Operation
merupakan contoh lembaga bimbel yang terdaftar di DI Yogyakarta.
b. Bimbingan belajar privat
Bimbingan belajar privat saat ini juga diminati oleh siswa.
Biasanya bimbingan belajar privat ini dilakukan dengan mengundang
tentor untuk datang ke rumah siswa. Bimbingan belajar privat akan
siswa yang berminat dengan bimbingan belajar privat ini karena
beberapa alasan, yaitu:
1) Siswa tidak perlu bepergian untuk mendapatkan bimbingan belajar,
sehingga akan menghemat tenaga dan menghemat waktu.
2) Orangtua siswa bisa mengawasi langsung proses bimbingan belajar
anaknya.
3) Siswa bisa lebih berkonsentrasi dan fokus dalam belajar karena
tidak ada teman lain yang akan mengganggu proses bimbingan
belajar.
Dalam proses bimbingan belajar privat ini, biasanya akan lebih
bebas dan leluasa untuk bertanya mengenai materi yang belum
dipahaminya dan guru juga dapat menjelaskan sampai siswa
benar-benar paham. Disisi lain, orangtua akan lebih mudah memantau
perkembangan siswanya dalam belajar. Selain itu, proses belajar
mengajar juga akan lebih terarah karena tidak ada pihak lain yang
mengganggu proses belajar sehingga kebutuhan siswa mengenai
kesulitan belajar atau kesulitan memahami materi akan terselesaikan
dan mentor juga telah berhasil membantu siswa dalam menyelesaikan
permasalahannya tersebut.
Berdasarkan kedua bentuk bimbingan belajar yang telah diuraikan
tersebut, maka tampak bahwa tidak tidak terdapat banyak perbedaan.
Sehingga akan didapatkan persamaan-persamaan dari kedua bentuk
1) Materi yang diajarkan cenderung sama karena materi yang
diajarkan tergantung pada siswa.
2) Lama waktu bimbingan belajar sama, antara 90 – 120 menit dalam
satu kali pertemuan.
3) Pada intinya, bimbingan belajar yang diberikan sama karena
sama-sama melayani siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.
4) Model pembelajaran yang dilaksanakan di Lembaga Bimbel
ataupun di bimbel privat biasanya tidak berbeda jauh.
C. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
1. Francisca (2004): dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara
Keikutsertaan Siswa dalam Program Bimbingan Belajar, Status Sosial
Ekonomi Orangtua, Motivasi Belajar Siswa dengan Keberhasilan Siswa
Menempuh Ujian Akhir Nasional, menemukan adanya hubungan yang
positif dan signifikan antara keikutsertaan siswa dalam program
bimbingan belajar dengan keberhasilan siswa menempuh UAN dapat
diterima. Hal tersebut didukung dari sumbangan efektif yang diberikan
keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar yaitu 11,990%.
Berdasarkan hal tersebut maka apabila ada kemauan siswa untuk
mengikuti program bimbingan belajar di mana dapat membantu siswa
dalam memecahkan kesulitan belajar melalui pemecahan soal-soal untuk
UAN maka akan membimbing siswa untuk berhasil dalam menempuh
2. Maryani (2000): dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara
Intensitas Siswa mengikuti bimbingan Belajar di Luar Jam Sekolah, Sikap
Siswa terhadap Matematika, dan NEM Matematika Siswa di SLTP
dengan Prestasi Belajar Matematika dikalangan Siswa Siswi SMU
BOPKRI I Yogyakarta Kelas 1 CAWU II Tahun Ajaran 1998/1999,
memperoleh adanya hubungan antara intensitas mengikuti bimbingan
belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar matematika adalah
positif dengan signifikan pada taraf signifikan 0,05. Besar koefisien
korelasinya adalah sebesar 0,925. Hal ini dapat diartikan bahwa hubungan
antara dua variabel tersebut disebabkan karena adanya kontinuitas belajar
atau terjadwalnya waktu belajar siswa, dan yang mengikuti bimbingan
belajar, mempunyai waktu lebih banyak dalam kegiatan belajarnya, tetapi
siswa yang tidak mengikuti kegiatan bimbingan belajar prestasi
belajarnya pun ada yang baik.
D. Kerangka Berpikir
Belajar bukanlah suatu hal yang baru bagi setiap pelajar. Begitu pula bagi
siswa SMA. Kegiatan ini sudah biasa dan banyak dilakukan sejak SD, SMP,
dan SMA. Akan tetapi ini tidak berarti bahwa semua siswa telah mampu
belajar dengan baik. Hal ini terlihat jelas pada tiap akhir semester banyak
siswa yang nilainya tidak memuaskan atau bahkan tidak lulus ujian. Situasi
dan kondisi di SMA berbeda dengan situasi dan kondisi di SD dan SMP, yang
tuntutan yang harus dihadapi. Oleh karena itu agar siswa berhasil dalam
belajar fisika perlu suatu keteraturan dalam belajar tentang fisika.
Belajar fisika adalah suatu proses sehingga tidak mungkin langsung
menjadi baik, melainkan melalui suatu pembimbingan. Belajar yang teratur
dapat ditempuh dengan melalui bimbingan belajar fisika karena di dalam
bimbingan belajar, waktu yang digunakan untuk belajar sudah ditentukan atau
sudah dijadwalkan, dan di dalam kegiatan tersebut siswa tidak hanya dituntut
sebagai pihak penerima saja tetapi siswa dituntut aktif ikut belajar. Di dalam
bimbingan belajar lebih keras dan intensitas belajar seorang siswa akan
sangat menentukan tingkat pencapaian belajarnya.
Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa secara teoritis, bimbingan
belajar fisika memang mempunyai hubungan yang erat dengan prestasi
belajar fisika. Akan tetapi, apakah ada hubungan yang secara teoritis tersebut
juga terjadi dalam kenyataan. Hal tersebut akan diselediki dalam penelitian
ini.
E. Hipotesis
Menurut Sekaran dikutip dalam Juliansyah Noor (2011) mendefinisikan
hipotesis sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau
lebih variabel yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji.
1. Ada hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar
jam sekolah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu hubungan antara intensitas siswa
dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran fisika (studi pada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1
Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY), penelitian ini merupakan
penelitian korelasi dengan data kuantitatif karena penelitian ini menganalisis
hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah
dengan prestasi belajar (nilai mid semester) siswa yang berupa skor kuesioner
intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah dan skor hasil
mid semester gasal pada mata pelajaran fisika.
B. Subyek, Obyek, Waktu, dan Tempat Penelitian 1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan tahun ajaran 2016/2017. Jumlah
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean adalah 126 siswa di mana 23
siswa mengikuti bimbel klasikal, 8 siswa mengikuti bimbel privat, dan 95
siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Sedangkan siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Seyegan adalah 119 siswa di mana 17 siswa
mengikuti
bimbel klasikal, 10 siswa mengikuti bimbel privat, dan 92 siswa yang
tidak mengikuti bimbel.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah intensitas siswa dalam bimbingan
belajar klasikal dan privat di luar jam sekolah dan hasil skor mid semester
gasal siswa kelas XI IPA SMAN 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan
tahun ajaran 2016/2017, dan hubungan antara keduanya.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2016.
4. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Godean dan SMA
Negeri 1 Seyegan.
C. Bentuk Data
Data yang diambil dalam penelitian ini antara lain:
1. Intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah yang didapat
dari hasil pengisian kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di
luar jam sekolah.
2. Hasil skor mid semester gasal pada mata pelajaran fisika pada siswa kelas
D. Variabel yang Diteliti
Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini ada dua macam,
yaitu:
1. Variabel bebas
Terdiri dari satu variabel bebas, yaitu:
X adalah intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah.
2. Variabel terikat
Terdiri dari satu variabel terikat, yaitu:
Y adalah prestasi belajar fisika
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan penelitian ini digunakan beberapa metode
pengumpulan data, yaitu:
1. Kuesioner Intensitas Siswa Dalam Bimbingan Belajar di Luar Jam
Sekolah.
Kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam
sekolah dalam penelitian ini adalah sejumlah pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari siswa mengenai intensitas
siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah, khususnya bimbel di
luar sekolah pada mata pelajaran fisika yang selama ini mereka ikuti.
Kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam
dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah, khususnya bimbel di luar
sekolah pada mata pelajaran fisika selama mereka berada di kelas XI.
2. Skor Prestasi Belajar Siswa ( Skor Murni Mid Semester Gasal)
Skor prestasi belajar siswa adalah skor murni mid semester gasal
siswa, khususnya pada mata pelajaran fisika, daftar skor murni mid
semester gasal diperoleh dari sekolah yang bersangkutan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa
instrumen pengumpulan data. Instrumen ini terdiri dari lembar kuesioner
keterlibatan siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah. Menurut Eko
Putro Widoyoko (2012) kuesioner merupakan metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan
pengguna. Kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam
sekolah ini adalah untuk memperoleh informasi dari responden tentang
keterlibatan siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah. Dilihat dari
cara menjawabnya, kuesioner ini merupakan kuesioner tertutup. Menurut Eko
Putro Widoyoko (2012) kuesioner tertutup merupakan kuesioner yang jumlah
item dan alternatif jawaban maupun responnya sudah ditentukan, responden
tinggal memilihnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Kuesioner ini disusun untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan
butir soal positif 4, 3, 2, 1 (mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak
setuju) dan skor untuk tiap butir soal negatif 1, 2, 3, 4 (mulai dari sangat
setuju sampai sangat tidak setuju). kuesioner ini terdiri atas 25 butir soal yang
terdiri dari 18 butir soal positif dan 7 soal negatif.
Tabel 3.1 Kisi-kisi dari kuesioner intensitas siswa dalam mengikuti bimbingan belajar di luar jam sekolah
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif 1. Kesungguhan siswa ingin mendalami
materi pelajaran fisika
9, 22
Siswa rutin mengikuti
bimbingan belajar di luar
sekolah
24
Siswa
bersungguh-sungguh mengikuti
bimbingan belajar karena
sangat bermanfaat
7, 21 18
Siswa mencatat semua
materi yang diberikan oleh
guru/tentor
13
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif materi yang diajarkan guru
di sekolah
Siswa paham dengan
materi yang diajarkan
guru/tentor di bimbingan
belajar
4
Siswa mengandalkan guru
bimbingan belajar untuk
menyelesaikan pekerjaan
rumahnya
11
Siswa percaya diri jika
mendapatkan nilai fisika
yang bagus
12
Siswa sangat selektif
dalam memilih guru/tentor
15 14
Siswa mengikuti
bimbingan belajar karena
bimbingan belajar tersebut
sudah terkenal
16
Siswa mengikuti
bimbingan belajar karena
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif bimbingan belajar tersebut
berkualitas
Siswa tertarik terhadap
segala sesuatu yang
disampaikan oleh
guru/tentor
25
Siswa bertanya kepada
guru/tentor ketika
menemui kesulitan dalam
mempelajarinya.
19
3. Kemauan Siswa mengikuti
bimbingan belajar di luar
sekolah karena
keinginannya sendiri
1 2
Siswa mengikuti
bimbingan belajar karena
ingin mendapatkan nilai
yang bagus
8
Siswa mengikuti
bimbingan belajar hanya
pada saat akan diadakan
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif ulangan
Siswa mengikuti uji coba
soal-soal fisika yang
diadakan oleh bimbingan
belajar
20
Siswa mempelajari
terlebih dahulu sebelum
bimbingan belajar dimulai
23
Siswa mengikuti
bimbingan belajar fisika
karena merasa pelajaran
fisika itu sulit.
6
4. Kebutuhan Siswa mengikuti
bimbingan belajar di luar
sekolah karena siswa
membutuhkan tambahan
bimbingan belajar
5
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis ujicoba kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di
luar jam sekolah.
Sebelum digunakan, kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan
belajar di luar jam sekolah harus diujicobakan terlebih dahulu agar
memperoleh instrumen yang baik. Ujicoba dilakukan untuk mengetahui
validitas dari kuesioner tersebut. Ujicoba kuesioner ini langsung
diujicobakan langsung ke ke siswa. Setelah diujicobakan kuesioner pada
siswa, kuesioner langsung di validasi untuk melihat apakah ada butir item
yang valid dan tidak valid. Validasi ini menggunakan SPSS.
Suatu butir item dikatakan valid atau baik jika koefisien
korelasinya ≥ nilai r kritis pada tabel, sebaliknya butir item dikatakan
tidak valid jika nilai koefisien korelasinya < nilai r kritis pada tabel.
2. Analisis hasil kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar
jam sekolah
Jawaban dari setiap item pernyataan adalah sangat setuju, setuju,
tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Jawaban tersebut kemudian
dikuantifikasi dengan memberikan skor, yaitu:
Untuk pernyataan positif:
• Sangat setuju : 4
• Setuju : 3
• Tidak setuju : 2
Untuk pernyataan negatif:
• Sangat setuju : 1
• Setuju : 2
• Tidak setuju : 3
• Sangat tidak setuju : 4
Kemudian skor dari setiap pernyataan akan dijumlahkan. Jumlah skor
tersebut akan dikorelasikan dengan hasil skor mid semester ganjil pada
mata pelajaran fisika.
3. Analisis hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di
luar jam sekolah dengan hasil mid semester pada mata pelajaran fisika
Untuk mengetahui adanya hubungan intensitas siswa dalam
bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan hasil mid semester pada
mata pelajaran fisika digunakan rumus Korelasi Product Momen, yaitu:
���= �Σ�� −
(Σ�)(Σ�)
�{�Σ�2−(Σ�)2} {�Σ�2− (Σ�)2}
Keterangan:
rxy adalah korelasi product momen
N adalah jumlah siswa
X adalah skor kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar
4. Pengujian hipotesis normalitas
Uji normalitas dilakukan sebagai syarat sebelum dilakukan
hipotesis koefisien korelasi. Uji normalitas yang digunakan adalah uji
Kolmogorof-Smirnov. Peneliti menggunakan SPSS Statistic 21.0 untuk
membantu dalam perhitungan uji hipotesis. Langkah-langkah untuk
melakukan uji Kolmogorof-Smirnov yaitu (Djarwanto,1989):
a. Merumuskan H0 dan H1
H0:F(x) = F0(X) (data berdistribusi normal)
H1:F(x) ≠ F0(X) (data tidak berdistribusi normal)
b. Menentukan taraf signifikan (α=0,05)
c. Menetukan daerah kritis
d. Menentukan statistik uji D
1) Urutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar
2) Hitung frekuensi untuk setiap pengamatan xi yang berbeda = F(xi)
3) Hitung frekuensi kumulatif relatif = SN(xi)
4) Hitung �=��−�̅
�
5) Tentukan F0(xi) = P(z < zi) (lihat pada tabel distribusi normal)
Tabel 3.2 Format Tabel untuk Pengujian Hipotesis Normalitas
xi F(xi) SN(xi) Zi F0(xi) |��(��)− ��(��)| |��(��−�)− ��(��)|
7) Menentukan D
D = maksimum (|��(��)− �0(��)|, |��(��−1)− �0(��)|)
e. Membuat kesimpulan
H0 diterima bila D < Dα dan disimpulkan bahwa data berdistribusi
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Depok, SMA Negeri 1
Godean, dan SMA Negeri 1 Seyegan semester 1 tahun ajaran 2016/2017. Ada
dua cara dalam pengambilan data kuesioner yaitu ujicoba kuesioner intensitas
siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah di SMA Negeri 1 Depok kelas
XI IPA 1 dan 2 terdiri dari 63 siswa, sedangkan SMA Negeri 1 Godean dan
SMA Negeri 1 Seyegan digunakan sebagai subyek penelitian di mana SMA
Negeri 1 Godean terdapat 4 kelas IPA sejumlah 126 siswa dan SMA Negeri 1
Seyegan terdapat 4 kelas IPA sejumlah 119 siswa. Adapun jadwal
pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tanggal Sekolah Kelas Kegiatan
Senin, 26 September
2016
SMA Negeri 1
Depok
IPA 2
Uji coba Penelitian
(Kuesioner)
Selasa, 27 September
2016
SMA Negeri 1
Depok
IPA 1
Uji coba Penelitian
(Kuesioner)
Kamis, 6 Oktober 2016
SMA Negeri 1
Seyegan
IPA 2 Penelitian (Kuesioner)
Kamis, 6 Oktober 2016
SMA Negeri 1
Seyegan
IPA 1 Penelitian (Kuesioner)
Jumat, 7 Oktober 2016
SMA Negeri 1
Godean
IPA 1 Penelitian (Kuesioner)
Rabu, 12 Oktober 2016
SMA Negeri 1
Seyegan
IPA 3 Penelitian (Kuesioner)
Rabu, 12 Oktober 2016
SMA Negeri 1
Seyegan
IPA 4 Penelitian (Kuesioner)
Kamis, 13 Oktober
2016
SMA Negeri 1
Godean
IPA 4 Penelitian (Kuesioner)
Jumat, 14 Oktober 2016
SMA Negeri 1
Godean
IPA 3 Penelitian (Kuesioner)
Jumat, 14 Oktober 2016
SMA Negeri 1
Godean
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Ujicoba kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam
sekolah
Sebelum dilakukan uji coba kuesioner terhadap siswa, kuesioner
intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah terlebih
dahulu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Dari hasil konsultasi
didapatkan 25 butir pernyataan yang akan dilakukan untuk ujicoba
terhadap siswa SMA Negeri 1 Depok kelas IPA 1 dan 2. Ujicoba
kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah ini
dilaksanakan pada tanggal 26-27 September 2016. Jumlah siswa IPA 1
dan 2 seluruhnya ada 64 siswa, namun pada hari pelaksanaan ujicoba
siswa yang hadir hanya 63 siswa.
Dari pelaksanaan ujicoba kuesioner ini didapatkan skor
keseluruhan butir pernyataan pada kuesioner intensitas siswa dalam
bimbingan belajar klasikal dan privat di luar jam sekolah. Lalu dicari
validitas dari kuesioner tersebut.
Dari ujicoba kuesioner yang telah divalidasi dan dikonsultasikan
kembali ke dosen pembimbing, terdapat lima pernyataan yang tidak valid
dari 25 pernyataan. Kelima pernyataan tersebut dikonsultasikan ke dosen
pembimbing dan hasilnya satu pernyataan di revisi, satu pernyataan
dihilangkan, dan tiga pernyataan dibiarkan. Maka dari keseluruhan butir
pernyataan yang digunakan untuk penelitian adalah 24 butir pernyataan.
akan digunakan dalam kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan
belajar di luar jam sekolah di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1
Seyegan.
2. Memberikan kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar
jam sekolah
Intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah di kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan akan dilihat
dengan menggunakan kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar
di luar jam sekolah yang telah diujicobakan sebelumnya. Kuesioner ini
berisi 24 butir pernyataan dari 25 butir pernyataan yang telah divalidasi
dan dikonsultasikan ke dosen pembimbing.
Tabel 4.2 Kisi-kisi dari kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif 1. Kesungguhan Siswa ingin mendalami materi
pelajaran fisika
9, 21
Siswa rutin mengikuti bimbingan
belajar di luar sekolah
23
Siswa bersungguh-sungguh
mengikuti bimbingan belajar
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif karena sangat bermanfaat
Siswa mencatat semua materi yang
diberikan oleh guru/tentor 13
2.
Kepercayaan
terhadap
pembelajaran
di sekolah
Siswa paham dengan materi yang
diajarkan oleh guru di sekolah
3
Siswa lebih mengerti dengan
materi yang diajarkan oleh
guru/tentor di bimbingan belajar
4
Siswa sangat selektif dalam dalam
memilih guru/tentor
15 14
Siswa mengikuti bimbingan
belajar karena bimbingan belajar
tersebut berkualitas
16
Siswa tertarik terhadap segala
sesuatu yang disampaikan oleh
guru/tentor
24
Siswa bertanya kepada guru/tentor
ketika menemui kesulitan dalam
mempelajarinya
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif
3. Kemauan Siswa mengikuti bimbingan
belajar di luar sekolah karena
keinginannya sendiri
1 2
Siswa mengikuti bimbingan
belajar karena ingin mendapatkan
nilai yang bagus
8
Siswa mengikuti bimbingan
belajar hanya pada saat akan
diadakan ulangan
10
Siswa mengikuti ujicoba soal-soal
fisika yang diadakan oleh
bimbingan belajar
19
Siswa mempelajari terlebih dahulu
sebelum bimbingan belajar
dimulai
22
4. Kebutuhan Siswa mengikuti bimbingan
belajar di luar sekolah karena
siswa membutuhkan tambahan
bimbingan belajar
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif
5. Kepercayaan
diri
Siswa mengandalkan guru/tentor
bimbingan belajar untuk
menyelesaikan pekerjaan
rumahnya
11
Siswa percaya diri jika
mendapatkan nilai fisika yang
bagus
12
Siswa mengikuti bimbingan
belajar fisika karena merasa fisika
itu sulit
6
Total 17 7
Pemberian kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di
luar jam sekolah ini dilaksanakan dari tanggal 6-14 Oktober 2016 di SMA
Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan. Kedua SMA Negeri
tersebut memiliki 4 kelas XI IPA. SMA Negeri 1 Godean jumlah siswa
XI IPA seluruhnya ada 127 siswa, tetapi pada saat pemberian kuesioner
ini siswa yang hadir hanya 126 siswa. SMA Negeri 1 Seyegan jumlah
siswa XI IPA seluruhnya ada 128 siswa, tetapi pada saat pemberian
Dari pemberian kuesioner ini didapatkan skor dari kuesioner
intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah,
masing-masing siswa yang nantinya skor dari kuesioner tersebut akan
dikorelasikan dengan skor hasil nilai mid semester pelajaran fisika.
C. Hasil Uji coba dan Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil berikut:
1. Hasil ujicoba kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar
jam sekolah
Tabel 4.3 Skor Ujicoba kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah (SiswaKelas XI IPA SMA Negeri 1
Depok)
Siswa Skor Siswa Skor Siswa Skor Siswa Skor
S1 74 S22 86 S43 74 S64 80
S2 75 S23 76 S44 77
S3 71 S24 71 S45 80
S4 77 S25 83 S46 76
S5 58 S26 80 S47 72
S6 83 S27 71 S48 64
S7 71 S28 64 S49 64
S8 68 S29 70 S50 77
Siswa Skor Siswa Skor Siswa Skor Siswa Skor
S10 79 S31 71 S52 59
S11 71 S32 73 S53 61
S12 74 S33 70 S54 64
S13 74 S34 70 S55 77
S14 75 S35 # S56 71
S15 78 S36 68 S57 78
S16 69 S37 75 S58 74
S17 71 S38 69 S59 76
S18 70 S39 73 S60 70
S19 82 S40 70 S61 74
S20 75 S41 77 S62 74
S21 72 S42 71 S63 77
2. Hasil validitas ujicoba kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar
di luar jam sekolah
Dari pelaksanaan ujicoba kuesioner intensitas siswa dalam
bimbingan belajar di luar jam sekolah (siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Depok) dapat diketahui validitas dari masing-masing pernyataan pada
kuesioner dengan menggunakan program olah data SPSS versi 21, dengan
menggunakan data skor hasil pengisian kuesioner intensitas siswa dalam
bimbingan belajar di luar jam sekolah (siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
kritis untuk n = 63 adalah 0,254. Hasil perhitungan tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Validitas Pernyataan Kuesioner Ujicoba No.
Pernyataan
rxy
R kritis (5%)
Validitas
1 0,580 0,254 Valid
2 0,529 0,254 Valid
3 -0,262 0,254 Tidak Valid
4 -0,101 0,254 Tidak Valid
5 0,359 0,254 Valid
6 -0,266 0,254 Tidak Valid
7 0,516 0,254 Valid
8 0,604 0,254 Valid
9 0,655 0,254 Valid
10 0,322 0,254 Valid
11 0,321 0,254 Valid
12 0,498 0,254 Valid
13 0,455 0,254 Valid
14 0,383 0,254 Valid
15 0,436 0,254 Valid
No. Pernyataan
rxy
R kritis (5%)
Validitas
17 0,421 0,254 Valid
18 0,544 0,254 Valid
19 0,598 0,254 Valid
20 0,656 0,254 Valid
21 0,674 0,254 Valid
22 0,678 0,254 Valid
23 0,189 0,254 Tidak valid
24 0,400 0,254 Valid
25 0,632 0,254 Valid
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa dari 25 pernyataan, terdapat 20
pernyataan valid (yaitu pernyataan nomor:1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25) dan 5 pernyataan tidak valid (yaitu
pernyataan nomor: 3, 4, 6, 16, 23). Ada rekomendasi dari dosen
pembimbing tentang pernyataan yang tidak valid, yaitu pernyataan
tersebut ada yang diperbaiki, dihilangkan, dan dibiarkan. Pernyataan
yang diperbaiki adalah pernyataan nomor 4, pernyataan yang dihilangkan
nomor 16, dan pernyataan yang dibiarkan adalah nomor 3, 6, dan 23. Jadi
kuesioner yang digunakan untuk penelitian di SMA Negeri 1 Godean dan
3. Hasil kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam
sekolah (siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1
Seyegan)
Tabel 4.5 Skor kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar klasikal di luar jam sekolah (siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Godean)
Siswa Skor Intensitas
S1 61
S2 55
S3 56
S4 63
S5 65
S6 61
S7 51
S8 64
S9 58
S10 56
S11 55
S12 56
Siswa Skor Intensitas
S14 62
S15 59
S16 55
S17 53
S18 67
S19 63
S20 53
S21 54
S22 52
S23 58
Tabel 4.6 Skor kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar privat di luar jam sekolah (siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Godean)
Siswa Skor Intensitas
S1 54
S2 59
S3 53
S4 58
S5 61
Siswa Skor Intensitas
S7 57
S8 55
Tabel 4.7 Skor Kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar klasikal di luar jam sekolah (siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Seyegan)
Siswa Skor Intensitas
S1 55
S2 60
S3 51
S4 51
S5 62
S6 55
S7 53
S8 58
S9 60
S10 54
S11 63
S12 69
S13 58
Siswa Skor Intensi