• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN ORNAMEN DAN STRUKTUR GAPURA DI DAERAH PERBATASAN KABUPATEN KARO DENGAN KABUPATEN SEKITARNYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN ORNAMEN DAN STRUKTUR GAPURA DI DAERAH PERBATASAN KABUPATEN KARO DENGAN KABUPATEN SEKITARNYA."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN ORNAMEN DAN STRUKTUR

GAPURA DI DAERAH PERBATASAN KABUPATEN

KARO DENGAN KABUPATEN SEKITARNYA

Skripsi

Diajukan dan Disetujui untuk Dilaksanakan Ujian Mempertahankan Skripsi

Oleh

NAMA: AFANDI SEBAYANG

NIM: 081222610001

PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan karunianya, senantiasa melindungi dan membimbing setiap langkah

penelitian, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul

Analisis Penerapan Ornamen dan Struktur Gapura Di Daerah Perbatasan Kabupaten

Karo Dengan Kabupaten Sekitarnya.

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat penyelesaian

perkuliahan dalam memperoleh gelar sarjana S-1 pada jurusan Seni Rupa Fakultas

Bahasa dan Seni di Universitas Negeri Medan.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menghadapi kesulitan

dan permasalahan, akan tetapi berkat kesabaran, ketekunan, dan bantuan moril

maupun materi dari semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Melalui skripsi ini penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang dalam

kepada keluargaku tercinta dan teman-teman seperjuangan Seni Rupa Unimed

angkatan 2008. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas

bantuan dan dukungan yang diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena

itu pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Si selaku Rektor Unimed.

(7)

ii

3. Bapak Drs. Anam Ibrahim, M. Pd selaku Ketua Jurusan Seni Rupa

Unimed sekaligus dosen penguji.

4. Bapak Dr. Wahyu Tri Atmojo, M. Hum selaku Sekretaris Jurusan Seni

Rupa Unimed sekaligus dosen penguji.

5. Bapak Drs. Dermawan Sembiring, M. Hum selaku Dosen Pembimbing

Skripsi

6. Bapak Drs. Nelson Tarigan, M. Si selaku Dosen penguji

7. Bapak Drs. Anam Ibrahim, M. Pd selaku Dosen Penguji sekaligus Dosen

Pembimbing Akademik.

8. Bapak dan Ibu Dosen Staf Jurusan Seni rupa Unimed.

9. Secara kusus penulis mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada

orang tua penulis yang telah membesarkan,memelihara dan mendidik

penulis selama ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada kakak

penulis Fuji Septriana S.S.Pd dan adik penulis Loviandi S yang senatiasa

mendoakan dan menjadi inspirasi bagi penulis .

10.Sahabat sahabat penulis Sael Tarigan kacinambun nari ,Idola Edigia

Ginting ST, Sri Juita Ginting S.Pd dan rekan rekan mahasiswa seni rupa

stambuk 2008.Teristimewa untuk Vita Lianna Sinuhaji Serta Geng Satu

(8)

iii

Akhirnya pada kesempatan ini, penulis menyampaikan bahwa skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada pembaca yang memberikan

masukan berupa kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini sangat diharapkan,

semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Agustus 2014 Penulis

(9)

i

ABSTRAK

AFANDI SEBAYANG, NIM 081222610001. Analisis Penerapan Ornamen dan Struktur Gapura Di Daerah Perbatasan Kabupaten Karo Dengan Kabupaten Sekitarnya. Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan ornamen dan struktur gapura di daerah perbataan Kabupaten Karo dengan Kabupaten Dairi, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Aceh Tenggara. Struktur bukanlah sebuah pelengkap rancangan tetapi konsep utama dalam mewujudkan sebuah bangunan. Struktur pada gapura tidak hanya sebagai estetika semata namun keindahanya juga ditunjang oleh elemen pendukungnnya seperti, ornament. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil analisis Jenis- jenis ornamen tradisional Karo yang terdapat pada gapura di perbatasan Kabupaten Karo dengan Kabupaten sekitarnya ada 11 jenis ornamen, antara lain, gerga pengeretret, ipen-ipen, embun sikawiten, tulak paku, tutup dadu, litap-litap lembu, tanduk kerbo payung, tapak raja sulaiman, bindu matagah , bunga gundur dan pantil manggis.

Secara keseluruhan penempatan ornamen pada gapura pada bangunan utama gapura didominasi gerga embun sikawiten dan pengeretret. Pada bagian pendukung gapura didominasi oleh gerga litap litap lembu, dan bagian landasan didominasi oleh gerga embun sikawiten. Transformasi ornamen pada gapura di perbatasan Kabupaten Karo dengan Kabupaten sekitarnya tidak mengalami perubahan. Ornamen yang digunakan memiliki bentuk yang sama dengan ornamen yang terdapat pada bangunan rumah adat suku Karo pada umumnya tetapi dengan warna yang berbeda.

(10)

iv

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Kerangka Teoritis ... 8

1. Pengertian Analisis... 8

2. Pengertian Penerapan ... 10

3. Pemgertian Struktur ... 11

4. Toeri Struktur ... 12

5. Pengertian Ornamen ... 13

6. Jenis Ornamen ... 17

7. Motif Ornamen ... 18

8. Unsur-Unsur Ornamen ... 23

9. Ornamen Tradisional Karo ... 24

10.Wilayah Administratif Kabupaten Karo ... 27

11.Keberadaan Gerga dalam Tradisi Masyarakat Karo ... 28

12.Pengertian Gapura ... 29

13.Syarat-Syarat Gapura ... 30

14.Keberadaan Gapura di Kabupaten Karo ... 31

B. Kerangka Konseptual ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Lokasi Penelitian ... 34

B. Waktu Penelitian ... 34

C. Metode Penelitian ... 35

D. Populasi dan Sampel ... 35

1. Populasi ... 35

2. Sampel ... 36

E. Teknik dan Alat Penelitian ... 37

1. Dokumentasi ... 37

2. Observasi ... 37

3. Wawancara ... 37

(11)

v

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

1. Klasifikasi Struktur Gapura dan Penerapan Bentuk Ornamen Pada Gapura di Perbatasan Kabupaten Karo Dengan Kabupaten Sekitarnya ... 44

B. Temuan Penelitian ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(12)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Waktu Penelitian ... 34

Table 4. 1 Ornamen Pada Desa Aek Hotang ... 73

Table 4.2 Ornamen Pada Desa Doulu ... 75

(13)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Ragam Hias Tapak Raja Sulaiman ... 19

Gambar 2. 2 Ragam Hias Pantil Manggis ... 20

Gambar 2. 3 Gerga Kidu-kidu ... 20

Gambar 2. 4 Gerga Cuping (Manusia) ... 21

Gambar 2. 5 Ragam Hias Perminaken ... 22

Gambar 2. 6 Ornamen Embun Sikawiten ... 22

Gambar 2. 7 Gapura Diperbatasan Tanah Karo Dengan Deli Serdang ... 32

Gambar 2. 8 Gapura Diperbatasan Tanah Karo Dengan Merek ... 32

Gambar 4.1 Sketsa Gapura di Perbatasan kabupaten Karo Dengan Kabupaten Sekitarnya Tampak Depan ... 42

Gambar 4.2 Sketsa Gapura di Perbatasan kabupaten Karo Dengan Kabupaten Sekitarnya Tampak Samping ... 42

Gambar 4.3 Ukuran Gapura Tampak Depan... 43

Gambar 4.4 Ukuran Gapura Tampak Samping ... 43

Gambar 4.5 Gapura Desa Aek Hotang Tampak Depan ... 44

Gambar 4.6 Gapura Desa Aek Hotang Tampak Samping ... 46

Gambar 4.7 Ornamen Pengeretret Pada Gapura Desa Aek Hotang ... 47

Gambar 4.8 Ornamen Ipen-ipen Pada Gapura Desa Aek Hotang ... 47

Gambar 4.9 Ornamen Tutup Dadu Dan Cimba Lau Pada Gapura Desa Aek Hotang ... 48

Gambar 4.10 Ornamen Bindu Matagah Pada Gapura Desa Aek Hotang dan desa lingga ... 48

Gambar 4.11 Ornamen Tapak Raja Sulaiman Pada Gapura Desa Aek Hotang dan desa lingga ... 49

Gambar 4.12 Ornamen Litap-litap Lembu Pada Gapura Desa Aek Hotang .. 50

(14)

v

Gambar 4.14 Ornamen Litap-litap Lembu pada Bidang Penyangga Pada Gapura Desa Aek Hotang... 50 Gambar 4.15 Ornamen Pada Bidang Pendukung Pada Gapura Desa

Aek Hotang ... 51 Gambar 4.16 Ornamen Pada Bidang Tengah Pada Gapura Desa

Aek Hotang ... 51 Gambar 4.17 Ornamen Pada Bidang Utama Bagian Landasan Pada

Gapura Desa Aek Hotang... 52 Gambar 4.18 Rumah Adat Karo di Desa Lingga ... 52 Gambar 4.19 Miniatur Rumah Adat Karo Pada Gapura Desa Aek Hotang... 53 Gambar 4.20 Ornamen Embun Sikawiten dan Pantil Manggis Pada

Gapura Desa Aek Hotang... 55 Gambar 4.21 Ornamen Embun Sikawiten Pada Gapura Desa Aek Hotang .. 55 Gambar 4.22 Ornamen Bunga Gundur dan Pantil Manggis Pada

Gapura Desa Aek Hotang dan Rumah Adatr Karo ... 53 Gambar 4.23 Ornamen Embun Sikawiten Pada Gapura Desa Aek Hotang . 54 Gambar 4.24 Gapura Desa Daulu Tampak Depan ... 56 Gambar 4.25 Logo Aqua Pada Gapura Di Desa Daulu ... 58 Gambar 4.26 Ornamen Tulak Paku Pada Gapura Di Desa Daulu ... 58 Gambar 4.27 Ornamen Tulak Paku Pada Bagian Samping Bagian

Utama Gapura Pada Gapura Di Desa Daulu ... 60 Gambar 4.28 Ornamen Tulak Paku Pada Bagian Samping Bagian

Utama Gapura Pada Gapura Di Desa Daulu ... 61 Gambar 4.29 Ornamen Tutup Dadu Dan Cimba Lau Pada Gapura

(15)

vi

Gambar 4.34 Miniatur Rumah Adat Pada Gapura Di Desa Daulu ... 63

Gambar 4.35 Gapura Bidang Utama Pada Gapura Di Desa Daulu... 63

Gambar 4.36 Ornamen Tanduk Kerbo Payung ... 63

Gambar 4.37 Sketsa Ornamen Tanduk Kerbo Payung ... 63

Gambar 4.38 Ornamen Desa Lau Pakam Tampak Depan ... 64

Gambar 4.39 Gapura Desa Merek Tampak Depan ... 67

Gambar 4.40 Gapura Pada Desa Merek Tampak Depan ... 68

Gambar 4.41 Gapura Pada Desa Merek Yang Ditutupi Semak Belukar ... 68

Gambar 4.42 Ornamen Ipen-ipen Pada Gapura Desa Merek ... 69

Gambar 4.43 Kondisi Minatur Rumah Adat Pada Gapura Desa Merek ... 70

Gambar 4.44 Ornamen Pengeretret Pada Gapura Desa Merek ... 70

Gambar 4.45 Kondisi Gapura Pada Desa Merek Tampak Diagonal ... 71

Gambar 4.46 Ornamen Embun Sikawiten Dan Pantil Manggis Pada Gapura Desa Merek... 72

Gambar 4.47 Ornamen Litap-litap Lembu Pada Gapura Desa Merek ... 72

Gambar 4.48 Ornamen Tutup Dadu Pada Gapura Desa Merek ... 72

Gambar 4.49 Desa Lau Pakem Tampak Depan ... 77

(16)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

(17)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tradisi merupakan suatu bagian dari budaya masyarakat yang dilakukan

berulang-ulang. Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan. Sekalipun

makhluk manusia mati, tetapi kebudayaan yang dimiliki akan diwariskan kepada

keturunanya. Pewarisan kebudayaan tidak hanya terjadi secara vertikal atau kepada anak

cucunya, melainkan dapat juga dilakukan secara horizontal atau manusia yang satu belajar

dari manusia yang lainya. Identitas masa dan ruang mempunyai makna yang penting dalam

kebudayaan. Salahsatu produk tradisi yang mencerminkan Suku Karo adalah produk

ornamen. Di dalam kegiatan hias menghias ornamen ini memiliki peran yang sangat besar.

Hal ini dapat dilihat dalam penerapannya pada bidang arsitektur, alat-alat upacara, alat

angkutan, benda souvenir, perabot rumah tangga, pakaian dan sebagainya.

Kehadiran ornamen tidak semata-mata sebagai penghias bagian kosong tanpa arti,

lebih-lebih ornamen tradisional. Di samping tugasnya sebagai penghias secara implisit,

produk ornamen sering juga mengandung nilai-nilai simbolik, atau maksud-maksud tertentu,

yang erat hubunganya dengan pandangan hidup manusia atau masyarakat pembuatnya

sehingga benda-benda yang dihiasnya memiliki arti dan makna yang mendalam, dan disertai

harapan-harapan yang tertentu pula. Ornamen memiliki manfaat dan pengertian yang

kompleks dan luas.

Dalam mengenalinya, perlu diuraikan tentang motif, tema maupun pola-pola tampilannya

pada benda-benda yang dihiasnya.

(18)

2

Di era globalisasi sekarang ini, hampir sebagian kebudayaan Indonesia sudah

terpengaruh oleh kebudayaan luar. Demikian juga halnya dengan keberadaan ornamen,

sehingga aplikasi ornamen menjadi memiliki fungsi yang berbeda. Ornamen menjadi

semakin jarang ditemui dalam aspek kehidupan masyarakat. Nilai simbolik dalam suatu

produk pun sudah berubah. Motif ornamen diubah menjadi minimalis dan tanpa landasan

filosofis. Misalnya ornamen pada benda hias seperti lemari, guci atau vas bunga.

Peneliti mengamati bahwa kini banyak bangunan tradisional asli suku Karo sudah

sulit ditemukan. Pada umumnya ornamen Karo banyak terdapat pada bangunan-bangunan

tradisional Karo. Dewasa ini bangunan tradisional Karo semakin jarang dan bagian yang

tersisa juga sudah rusak. Melihat situasi ini tentu keberadaan ornamen yang terdapat juga

terancam punah.

Dilihat dari keberadaan bangunan tradisional yang menjadi wadah aplikasi ornamen

Karo semakin jarang, diperlukan wadah lain yang mampu menampung keberadaan ornamen

tanpa menghilangkan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Salahsatu wadah penerapan

ornamen adalah gapura. Penerapan ornamen pada gapura hampir menyerupai fungsinya pada

bangunan tradisional Karo, sehingga gapura bisa menampilkan ciri khas dan menunjukkan

karakter dari ornamen Karo itu sendiri.

Gapura di Indonesia sangat beragam bentuknya, sesuai dengan adat dan budaya

masing-masing tempat gapura berada. Secara etimologis gapura berfungsi sebagai ambang

memasuki suatu daerah atau sebagai ucapan selamat datang dan selamat jalan ketika

meninggalkan suatu daerah yang disertai nama tempat atau lokasinya. Gapura bisa juga

menjadi penanda atau ekslusivitas (kepemilikan) atau teratory (daerah kekuasaan).

Gapura bukanlah semata-mata bangunan fisik yang diartikan sebagai pintu gerbang,

(19)

3

ungkapan selamat datang yang familiar. Gapura mewakili keramahan dan rasa hormat tuan

rumah pada setiap orang atau tamu yang datang. Tampilan visual gapura yang memiliki

ciri-ciri spesifik dapat menjadi petunjuk tentang kebudayaan dan status sosial daerahnya.

Salahsatu elemen pembentuk gapura adalah “hiasan”. Hiasan pada gapura dapat

berupa ragam hias (ornamen) yang merupakan komponen unsur-unsur seni yang berupa titik,

garis (liniar dan semu), bentuk, ruang, tekstrur, warna dan bahan. Secara geografis gapura

yang berada diwilayah Tanah Karo dapat ditemukan dibagian Utara, berbatasan dengan Aceh

Tenggara , Langkat, dan Kabupaten Deli Serdang, pada bagian Selatan berbatasan dengan

Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir dan pada bagian Barat berbatasan dengan Aceh

Tenggara dan pada bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Derdang dan

Kabupaten Simalungun.

Era globalisasi memunculkan berbagai fenomena sosial, hampir semua komponen

seni mengalami perubahan.

Sebagai bagian dari perubahan, mau tidak mau harus disikapi dengan berbagai langkah

antisipatif. Perubahan-perubahan tersebut memungkinkan perubahan sosial berlangsung

secara revolusioner. Jika yang terjadi demikian, hal yang rawan dan menuntut perhatian

adalah yang menyangkut identitas diri, identitas kultural dan budaya. Demikian juga dengan

ornamen yang menjadi identitas budaya Suku Karo, harus dijaga kelestarianya.

Dilihat dari fungsi gapura yang sangat penting maka keberadaan gapura yang ada di

daerah perbatasan Tanah Karo dengan sekitarnya memerlukan perhatian khusus. Dari

observasi yang peneliti lakukan tampak sebagian gapura tidak terawat, dan dibiarkan begitu

(20)

4

Berdasarkan paparan masalah di atas membuat penulis tertarik untuk membuat penelitian tentang “Analisis Penerapan Ornamen dan Struktur Gapura Di Daerah

Perbatasan Kabupaten Karo Dengan Kabupaten Sekitarnya”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah, yaitu :

1. Semakin punahnya keberadaan rumah adat turut serta mempengaruhi populasi

keberadaan ornamen tradisional Karo.

2. Berubahnya motif dan fungsi ornamen menjadi hiasan tanpa makna filosofis.

3. Transformasi ornamen pada gapura yang semakin jauh dari bentuk aslinya, sehingga

menghilangkan makna simbolik dari ornamen itu sendiri.

4. Penempatan bentuk ornamen pada gapura di perbatasan Tanah Karo dengan

sekitarnya dihubungkan dengan makna simbolis ornamen.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang lebih luas masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Struktur gapura diperbatasan Tanah Karo dengan Kabupaten sekitarnya.

2. Bentuk ornamen yang digunakan pada gapura diperbatasan Tanah Karo dengan

Kabupaten sekitarnya.

3. Penempatan bentuk ornamen pada gapura di perbatasan Tanah Karo dengan

Kabupaten sekitarnya.

4. Transformasi ornamen pada gapura di perbatasan Tanah Karo dengan Kabupaten

(21)

5

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan

masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana struktur gapura di perbatasan Kabupaten Karo dengan Kabupaten

sekitarnya.

2. Motif ornament apa saja yang digunakan pada gapura di perbatasan Tanah Karo

dengan sekitarnya.

3. Bagaiamana penempatan bentuk motif ornamen pada gapura di perbatasan Tanah

Karo dengan sekitarnya.

4. Bagaiamana transformasi ornamen pada gapura di perbatasan Tanah Karo dengan

Kabupaten sekitarnya.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan struktur gapura di perbatasan Kabupaten Karo dengan Kabupaten

sekitarnya.

2. Mendeskripsikan bentuk ornamen yang digunakan pada gapura di perbatasan Tanah

Karo dengan Kabupaten sekitarnya?

3. Mendeskripsikan penempatan bentuk ornamen pada gapura di perbatasan Tanah Karo

dengan Kabupaten sekitarnya?

4. Mendeskripsikan bagaimana transformasi ornamen pada gapura di perbatasan Tanah

(22)

6

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk meningkatkan apresiasi dan

menambah wawasan tentang seni tradisional ornamen Karo, agar keberadaan ornamen

tersebut dapat diketahui secara luas oleh masyarakat dan dapat menambah wawasan

apresiasi daerah, serta sebagai usaha pendokumentasian nilai-nilai seni budaya daerah

dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya nasional.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi masyarakat Karo hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan masyarakat Tanah Karo tentang seni tradisi dan menghargai

kesenian ornamen serta kesenian tradisional di sekitarnya sebagai warisan leluhur

yang layak diberdayakan.

2. Bagi pembuat ornamen Karo, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

dalam upaya peningkatan pemahamannya terhadap ornamen.

3. Bagi jurusan Pendidikan Seni Rupa Unimed hasil penelitian ini diharapkan

bermanfaat dalam upaya peningkatan apresiasi pada mahasiswa.

4. Bagi Dinas Kebudayaan dengan adanya penelitian ini akan menambah aset

(23)

83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian, analisis data dan observasi

lapangan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Struktur gapura di perbatasan Kabupaten Karo dengan Kabupaten

Sekitarnya merupakan struktur kaku. Gapura terdiri dari struktur balok

diagonal dan vertikal yang disusun dan hingga membentuk kerangka

kokoh.

2. Jenis-jenis ornamen tradisional Karo terdapat 64 ornamen sementara

ornamen yang terdapat pada gapura di perbatasan Kabupaten Karo

dengan Kabupaten sekitarnya ada 11 jenis ornamen, bentuk ornamen

terdiri dari ornamen tumbuh-tumbuhan, antara lain: gerga bunga

gundur, gerga tulak paku dan gerga pantil manggis. Ornamen hewan

antara lain : gerga litap-litap lembu , gerga tanduk kerbo payung dan

pengeretret. Ornamen manusia seperti : gerga tapak raja sulaiman dan

gerga bindu matagah, ornamen geometris seperti: gerga ipen-ipen dan

gerga tutup dadu. Ornamen kosmos seperti: gerga embun sikawiten,

3. Teknik penerapan ornamen Karo pada gapura di perbatasan Kabupaten

Karo dengan Kabupaten sekitarnya menggunakan bahan beton dan

semen dan dikerjakan dengan teknik gores dan ukir. Secara

(24)

84

keseluruhan penempatan ornamen pada gapura adalah sebagai berikut:

pada bangunan utama gapura terdapat gerga embun sikawiten dan

pengeretret. Pada bagian pendukung gapura didominasi oleh gerga

litap litap lembu, dan bagian landasan didominasi oleh gerga embun

sikawiten. Sementara itu ornamen yang lainya tersebar dibeberapa

bagian dinding gapura.

4. Transformasi ornamen pada gapura di perbatasan Kabupaten Karo

dengan Kabupaten sekitarnya tampak pada bentuk-bentuk ornamen

yang kurang proporsional. Secara keseluruhan ornamen yang

digunakan memiliki bentuk yang sama dengan ornamen yang terdapat

pada bangunan rumah adat suku Karo pada umumnya. Selain dari

bentuk yang kurang proporsional warna yang digunakan juga

cenderung berbeda. Pada umumnya ornamen yang terdapat pada

rumah adat suku Karo menggunakan tiga warna, tetapi ornamen yang

digunakan pada gapura diperbatasan Kabupaten Karo dengan

Kabupaten sekitanya hanya menggunakan satu warna pada setiap

polanya.

B. Saran

1. Kepada dinas parawisata dan kebudayaan, agar dapat melestarikan

(25)

85

kebudayaan tradisional Karo tidak hilang dan memiliki wadah sebagai

tempat mengaplikasikannya.

2. Kepada masyarakat Karo khususnya pemerhati budaya, agar

melestarikan bangunan-bangunan yang merupakan cerminan dari

budaya Karo.

3. Kepada generasi muda agar turut serta dalam pelestarian peninggalan

(26)

86

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharmini. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bogdan, Robert C. 1982. Qualitative Research For Education, An Interoduction to Theory and Methods. Boston London: Allyn and Bacon.

Budiwiwaramulja, Dwi. 2004. Golden Section Pada Ragam Hias Tradisional Melayu. Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED. Vol 1. Juni 52-63

Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jakarta :Balai Pustaka.

Ginting, Samaria, A.G. Sitepu. 1994. Ragam Hias (Ornamen) Rumah Adat Batak Karo. Medan: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hsieh, Yuan-Yu. 1985. Elementary Theory Of Structures, 2nd Edition. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hoop, Van Der, A.N.J. Th.a., Th., 1949, Ragam-ragam Perhiasan Indonesia.Jakarta: Uitgegeven Door Het Koninklijk Bataviaasch Genootschap Van Kunsten En Wetenschappen.

Ibrahim, Anam. 2004. Ragam Hias Tradisional Gayo Pada Baju Lukup Dan Upuh Kerawang. Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED. Vol 1. No 2. Desember 137-148

KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Gitamedia Press.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prinst, Darwin. 2002. Kamus Karo Indonesia. Medan: Bina Cipta.

(27)

87

Santo, Tris dkk. 2012. Menjadi Seniman Rupa. Solo: Metagraf.

Saragi, Daulat. 2012. Nilai Pedagogis Dan Nilai Estetika Yang Terkandung Dalam Makna Motif Ornamen Tradisional Rumah Adat Batak Toba.

Sihite, Onggal. 2005. Globalisasi Seni Rupa Dan Seni Rupa Globalisasi. Jurnal FBS UNIMED. Vol 2. No 1. Juni 70-78

Sirait, Baginda. 1980. Desain Ornamen Tradisional di Sumatera Utara. Medan:IKIP,

Sitanggang, Hilderia. 1991. Arsitektur Tradisional Batak Karo. Jakarta :Pustaka Wisata Budaya.

SP, Gustami. 1980. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta: ASRI.

Spadley, James. 1980. Participant Observation. Holt: Rinerhart and Wiston.

Stainback, Susan, William Stainback. 1988. Understanding &Conducting Qualitative Research. Dubuque: Kendall/Hunt Publishing Company.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

(28)

88

Sunaryo, Aryo. 2009. Ornamen Nusantara.Semarang: Dahara Prize.

Soedarso, Sp. 1988, Tinjauan Seni, Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni, Saku Dayar Sana, Yogyakarta.

Try, Edy Margono. 2010. Mari Belajar Seni Rupa. : Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

(29)

1

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharmini. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bogdan, Robert C. 1982. Qualitative Research For Education, An Interoduction to Theory and Methods. Boston London: Allyn and Bacon.

Budiwiwaramulja, Dwi. 2004. Golden Section Pada Ragam Hias Tradisional Melayu. Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED. Vol 1. Juni 52-63

Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jakarta :Balai Pustaka.

Ginting, Samaria, A.G. Sitepu. 1994. Ragam Hias (Ornamen) Rumah Adat Batak Karo. Medan: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hsieh, Yuan-Yu. 1985. Elementary Theory Of Structures, 2nd Edition. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hoop, Van Der, A.N.J. Th.a., Th., 1949, Ragam-ragam Perhiasan Indonesia.Jakarta: Uitgegeven Door Het Koninklijk Bataviaasch Genootschap Van Kunsten En Wetenschappen.

Ibrahim, Anam. 2004. Ragam Hias Tradisional Gayo Pada Baju Lukup Dan Upuh Kerawang. Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED. Vol 1. No 2. Desember 137-148

KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Gitamedia Press.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prinst, Darwin. 2002. Kamus Karo Indonesia. Medan: Bina Cipta.

(30)

2

Santo, Tris dkk. 2012. Menjadi Seniman Rupa. Solo: Metagraf.

Saragi, Daulat. 2012. Nilai Pedagogis Dan Nilai Estetika Yang Terkandung Dalam Makna Motif Ornamen Tradisional Rumah Adat Batak Toba.

Sihite, Onggal. 2005. Globalisasi Seni Rupa Dan Seni Rupa Globalisasi. Jurnal FBS UNIMED. Vol 2. No 1. Juni 70-78

Sirait, Baginda. 1980. Desain Ornamen Tradisional di Sumatera Utara. Medan:IKIP,

Sitanggang, Hilderia. 1991. Arsitektur Tradisional Batak Karo. Jakarta :Pustaka Wisata Budaya.

SP, Gustami. 1980. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta: ASRI.

Spadley, James. 1980. Participant Observation. Holt: Rinerhart and Wiston.

Stainback, Susan, William Stainback. 1988. Understanding &Conducting Qualitative Research. Dubuque: Kendall/Hunt Publishing Company.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

(31)

3

Sunaryo, Aryo. 2009. Ornamen Nusantara.Semarang: Dahara Prize.

Soedarso, Sp. 1988, Tinjauan Seni, Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni, Saku Dayar Sana, Yogyakarta.

Try, Edy Margono. 2010. Mari Belajar Seni Rupa. : Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Gambar

Tabel 3. 1 Waktu Penelitian  .........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Kelompok Kerja

Memerintahkan kepada Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II Bantul untuk mengkoordinasikan pelaksanaan Instruksi

[r]

The acting stage was conducted in two meetings (2x40 minutes) that was performed during the teaching and learning process. While doing teaching and learning process,

Hal ini berarti dalam penyusunan laporan perubahan modal pada saat ulangan harian siswa sudah banyak yang benar yaitu dengan persentase 69,2%. Perbedaan skor nilai

Karena bernilai positif, maka berarti kelompok pertama (Eksperimen) memiliki Mean lebih tinggi dari pada kelompok kedua (kontrol). Dari hasil penelitian ini telah ditemukan

Bangunan Perdesaan Perkotaan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah (Studi Pada Badan. Pengelola Keuangan Daerah

Berdasarkan banyak kelompok yang dapat menyelesaikan soal maka soal tersebut mengundang siswa dalam mencari alasan serta bersikap secara sistematis dan teratur dengan