PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI
SISWA KELAS X SMA St. THOMAS 3 MEDAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
RIDUAN SITUMORANG
NIM 208111072
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Menulis Teks Negosiasi
Siswa Kelas X SMA St. Thomas 3 Medan 2014/2015.
Penulisan Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa segala upaya yang penulis lakukan
dalam penyusunan Skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya
bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan serta Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, Wakil Dekan III, dan
seluruh Staf Fakultas Bahasa dan Seni.
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi.
4. Syahrial Fahmi, S.Sos., M.I.Kom, Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
5. Dr. Wisman Hadi, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus Dosen Pembimbing Akademik.
6. Drs. Sanggup Barus,M.Pd., Dosen Pengarah,
7. Dra. Rosmaini, M.Pd. Dosen Pengarah,
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
i
ABSTRAK
Riduan Situmorang, NIM 208111072, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Siswa Kelas X SMA St. Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan menulis teks negosiasi. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA St. Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 yang berjumlah 210 orang siswa. Sampel penelitian ini adalah sampel yang langsung ditetapkan untuk menjadi wakil dari populasi yang ada yaitu sebanyak 30 orang siswa dari jumlah populasi 210 orang siswa.
Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dari pengolahan data diperoleh hasil pre test dengan rata-rata = 62,67, standard deviasi = 7,16 didapat kedua hasil berdistribusi normal. Dari uji homogenitas di dapat bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang homogen. Setelah uji normalitas dan homogenitas, di dapatlah to sebesar 6,10. Selanjutnya to diketahui, kemudian dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikasi 5% dengan df=N-1=30-1=29 dari df =30 diperoleh taraf signifikasi 5%=2,04, karena to yang diperoleh lebih besar dari tabel yaitu 6,10 > 2,04, maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
iv
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 11
a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 11
b. Karekteristik Pembelajaran Berbasis Masalah ... 12
c. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah ... 13
d. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 15
e. Keunggulan dan Kelemahan Model PembelajaranBerbasis Masalah ... 17
3. Hakikat Kemampuan Menulis Teks Negoisasi... 19
a. Pengertian Kemampuan ... 19
b. Pengertin Menulis ... 20
c. Pengertian Teks Negoisasi ... 21
d. Langkah Membuat Teks Negoisasi ... 23
B.Kerangka Konseptual ... 24
E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 29
v
G.Organisasi Pengolahan Data ... 35
H.Teknik Analisis Data ... 36
I. Uji Normalitas dan Homogenitas ... 37
1. Uji Normalitas ... 37
2. Uji Homogenitas ... 38
3. Pengujian Hipotesis ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A.Hasil Penelitian ... 40
1. Data Kemampuan Menulis Teks Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 40
2. Data Kemampuan Menulis Teks Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 42
B.Pengujian Hipotesis ... 44
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Populasi Kelas X SMA St. Thomas 3 Medan ... 27
Tabel 3.2 Desain Eksperimen One Group Pre-Test Post-Test Design ... 28
Tabel 3.3 Jalannya Eksperimen One Group Pre-Test Post-Test Design ... 30
Tabel 3.4 Aspek Penilaian Kemampuan Menulis Teks Negosiasi ... 33
Tabel 3.5 Kategori Penilaian ... 35
Tabel 4.1 Data Kemampuan Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 40
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 41
Tabel 4.3 Data Kemampuan Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 42
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Sesudah Penerapan ... 43
Tabel 4.5 Uji Normalitas Hasil Sebelum Penerapan ... 44
Tabel 4.6 Uji Normalitas Hasil Sesudah Penerapan ... 47
Tabel 4.7 Uji Homogenitas ... 49
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ... 60
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 66
Lampiran 3 Soal Pre-Test ... 79
Lampiran 4 Soal Post-Test ... 80
Lampiran 5 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z ... 81
Lampiran 6 Daftar Nilai Kritis Uji Liliefors ... 82
Lampiran 7 Daftar Nilai Presentil Untuk Uji F ... 83
Lampiran 8 Daftar Nilai Persentil Untuk Uji “t” ... 85
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa ... 87
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Indonesia selama ini masih kurang efektif. Hal itu terlihat dari
rendahnya semangat siswa untuk belajar sehingga nilainya pun cenderung mengalami stagnasi.
Hal itu terjadi karena baik guru maupun siswa belum merasa nyaman belajar dengan model
pembelajaran yang diterapkan. Memang, beberapa guru telah mencoba menerapkan berbagai
strategi dan model pembelajaran bahasa Indonesia dengan harapan hal itu akan memberi hasil
yang maksimal. Akan tetapi, strategi dan model pembelajaran yang digunakan cenderung belum
mencapai hasil maksimal. Faktor penyebabnya adalah karena metode pembelajaran yang dipakai
masih konvensional sehingga proses pembelajaran pun cenderung monoton dan kurang menarik
minat siswa untuk belajar. Padahal, proses pembelajaran itu akan efektif ketika siswa dan guru
sama-sama mempunyai minat dan motivasi yang kuat.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Kurikulum 2013 pun digulirkan. Di dalam Kurikulum
2013 inilah siswa lebih diarahkan untuk berpikir kritis daripada sekadar menghafal. Pada
kurikulum ini juga, siswa dituntut agar belajar bahasa Indonesia tidak sekadar memakai bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar untuk menyampaikan materi belajar, tetapi juga harus
mempelajari makna dan pemilihan kata yang tepat dengan ukuran standar yang jelas dan terarah,
yaitu standar kompetensi pembelajaran bahasa Indonesia.
Dalam kurikulum ini, pembelajaran bahasa Indonesia lebih diarahkan berbasis teks. Teks
dimaknai sebagai satuan bahasa yang mengungkapkan makna secara kontekstual. Baik teks
2
pemakai bahasa. Karena itu, bahasa yang digunakan dalam teks sudah mencerminkan ide, sikap,
dan nilai pengguna bahasa itu sendiri. Karena bahasa merupakan sarana pembentukan
kemampuan berpikir manusia, setiap teks tentuanya memiliki struktur yang unik, tersendiri, dan
berbeda. Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, kita dapat
menyimpulkan bahwa akan makin banyak pulalah struktur berpikir yang dapat digunakannya
dalam kehidupan sosial dan akademiknya.
Berbahasa sendiri mempunyai empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, dan menulis.
Menurut Tarigan (2008: 3), “Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tidak tatap muka. Menulis merupakan suatu
kegiatan yang produktif dan ekspresif.” Keterampilan menulis tidak hanya sekadar merangkai kata menjadi kalimat, merangkai kalimat menjadi paragraf, dan merangkai paragraf menjadi
teks, akan tetapi keterampilan menulis dapat mengungkapkan ide/gagasan, pikiran dan perasaan
yang dimiliki oleh penulis. Kemampuan menulis dipengaruhi oleh banyak hal, yakni
pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan tanda baca dan ejaan, serta
penyampaiannya yang harus logis dan sistematis. Dengan demikian, pengalaman—baik pengalaman berbasis masalah maupun pengalaman lainnya—akan sangat berpengaruh besar dalam membentuk pola pikir dan pola berbahasa, termasuk dalam mengembangkan keterampilan
menulis seseorang.
Penerapan Kurikulum 2013 sendiri sangat berkaitan erat dengan pengalaman. Menurut
Mendikbud—Muhhammad Nuh—dalam buku Kupas Tuntas Kurikulum 2013 mengatakan bahwa Kurikulum 2013 ini lebih bersifat tematik-integratif yang berarti ada mata pelajaran yang
akan terkait satu sama lain, yakni dengan kata lain, mata pelajaran bukan dihilangkan, melainkan
3
diarahkan lebih aktif sehingga dan asumsi ini digunakan untuk menambah jam belajar dan
perubahan proses penilaian.
Karena bersifat tematik-integratif, Kurikulum 2013 ini pun menjadi sangat relevan dalam
pengembangan sisi akademis dan akhlak siswa, termasuk pengembangan keterampilan
berbahasa. Hanya saja, sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 ini pada tahun pelajaran
2014/2015 masih terbatas masih minim karena pemerintah memilih dan menetapkan sekolah
yang dijadikan sebagai sasaran penerapan Kurikulum 2013. Salah satu sekolah yang ditetapkan
dan dipilih pemerintah adalah SMA St. Thomas 3 Medan.
Sesuai dengan Kruikulum 2013—khususnya untuk kelas X SMA—siswa dituntut untuk memahami cara menulis teks anekdot, prosedur kompleks, eksplanasi, negosiasi, dan eksposisi.
Selain itu, siswa juga masih kesulitan untuk mengenali teks negosiasi, apalagi untuk
memproduksinya sebagai standar ukuran untuk menilai apakah siswa sudah memiliki
kompetensi untuk menulis teks negosiasi.
Di dalam KBBI, negosiasi diartikan sebagai proses tawar-menawar dengan jalan
berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi)
dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain, penyelesaian sengketa secara damai melalui
perundingan pihak yang bersengketa. Sementara teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli
dari pengarang; kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan; bahan tertulis untuk
dasar memberikan pelajaran, berpidato, dan sebagainya. Teks juga diartikan sebagai wacana
tertulis. Dengan demikian, definisi teks negosiasi adalah wacana tertulis yang digunakan orang
4
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi, siswa perlu
dimotivasi dengan menggunakan model pembelajaran yang interaktif dan inovatif sehingga
mampu merangsang siswa untuk berpikir kritis karena memang menurut penelitian Yulia Rini
Savitri Purba yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan
Menulis Karya Ilmiah”, selama ini siswa kurang termotivasi dalam belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis khususnya teks negosiasi adalah
model pembelajaran berbasis masalah.
Pada kenyataannya memang, guru sudah menerapkan berbagai strategi pembelajaran,
tetapi hasilnya belum maksimal. Seperti pada penelitian Yulia Rini Savitri Purba (2012), model
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi siswa. Dengan menawarkan model
pembelajaran berbasis masalah ini pula, kemampuan menulis siswa dalam menulis karya ilmiah
pun meningkat dari 66 menjadi 77. Hal ini menjadi bukti bahwa model pembelajaran berbasis
masalah sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran.
Senada dengan Yulia Rini Savitri Purba, Fahrurazi (2011) juga melakukan penelitian
yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis.” Hasil penelitiannya membuktikan bahwa penerapan pembelajaran berbasis masalah mampu meningkatkan berpikir kritis dan komunikasi matematis
siswa.
Selain itu, Ageng Prakoso Ruby(2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata
5
sama juga dibuktikan dalam penelitian L.A.Kharida (2009) yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan
Elastisitas Bahan”, yaitu bahwa peningkatan hasil belajar kognitif siswa sebesar 0.26 atau 26%.
Sementara itu, peningkatan aktivitas belajar siswa ada 0,33 atau 33%.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa model
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan serta kemampuan
menulis siswa.
Model pembelajaran berbasis masalah atau sering disebut sebagai model PBL adalah
model yang menjadikan masalah sebagai langkah awal untuk belajar dan mengumpulkan
informasi.
Menurut Tan dalam Rusman (2013: 229),
“Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran Berbasis Masalah kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.”
Model pembelajaran ini menjadi sebuah pendekatan pembelajaran yang efektif karena
model ini menyajikan masalah kontekstual sebagai sarana untuk merangsang peserta didik untuk
belajar. Selain menantang, model pembelajaran ini juga mengajak serta merangsang siswa untuk
“belajar bagaimana belajar” dan bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari
permasalahan dunia nyata. Masalah dihadirkan di sini sebagai tantangan bahwa setiap ilmu hadir
untuk memecahkan masalah. Masalah pun diberikan kepada peserta didik sebelum pada
akhirnya peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang
harus dipecahkan. Jadi, awal pembelajaran pada metode ini dimulai dengan memberi masalah
6
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis sangat tertarik untuk mengadakan suatu
penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Siswa Kelas X SMA St. Thomas 3
Medan 2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah yang muncul dalam
penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Kemampuan menulis siswa rendah
b. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi dalam menulis
c. Siswa kurang mampu menuangkan ide dalam bentuk tulisan
d. Siswa kurang termotivasi untuk belajar menulis
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi lingkup kajian pada
identifikasi c dan d di atas yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran yang
digunakan guru dalam menulis kurang bervariasi sehingga siswa kurang mampu menuangkan
ide dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, diterapkanlah model pembelajaran berbasis masalah
untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa karena secara teoretis hasilnya lebih baik.
7
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah kemampuan menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA St. Thomas 3
Medan tahun pembelajaran 2014/2015 sebelum menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah?
b. Bagaimanakah kemampuan menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA St. Thomas 3
Medan tahun pembelajaran 2014/2015 sesudah menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah?
c. Apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap
kemampuan menulis menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA St. Thomas 3 Medan
tahun pembelajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui kemampuan menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA St. Thomas 3
Medan tahun pembelajaran 2014/2015 sebelum menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA St. Thomas 3
Medan tahun pembelajaran 2014/2015 sesudah menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah.
c. Untuk mengetahui ada pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah
terhadap kemampuan menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA St. Thomas 3 Medan
tahun pembelajaran 2014/2015 sebelum menggunakan model pembelajaran berbasis
8
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam pembelajaran teks
negosiasi yang dipengaruhi oleh model pembelajaran berbasis masalah, khususnya SMA.
B. Manfaat Praktis
1. Bagi guru, menambah pengetahuan baru khususnya mengenai penggunaan model
pembelajaran berbasis masalah terhadpa kemampuan menulis teks negosiasi.
2. Bagi siswa, sebagai bahan informasi untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, khususnya
menulis teks negosiasi.
3. Bagi sekolah, sebagai alternatif model pembelajaran untuk dipraktikan guru-guru.
4. Bagi peneliti, sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan untuk mengadakan
57
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SimpulanBerdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian tentang Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Menulis Teks
Negosiasi Siswa Kelas X SMA St. Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015, maka
dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. kemampuan menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA St. Thomas 3 Medan Tahun
Pembelajaran 2014/2015 sebelum penerapan model pembelajaran berbasis masalah
berada pada kategori cukup. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata 62,67.
2. kemampuan menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA St. Thomas 3 Medan Tahun
Pembelajaran 2014/2015 setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah
berada pada kategori baik. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata 75,67.
3. kemampuan menulis teks negosiasi dengan menerapkan model pembelajaran berbasis
masalah siswa kelas X SMA St. Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015
memiliki pengaruh yang signifikan. Ini terbukti dari pengujian hipotesis, yaitu thitung >
58
B. Saran
1. Kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut
tentunya memerlukan model pembelajaran yang lebih efektif digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu model yang dapat dijadikan alternatif
adalah model pembelajaran berbasis masalah.
2. Selain menggunakan model pembelajaran, guru hendaknya menggunakan
sumber-sumber belajar yang bervariasi dan menarik perhatian siswa.
3. Disarankan agar peneliti selanjutnya tetap memperhatikan perkembangan
model-model pembelajaran yang digunakan di sekolah khususnya dalam pembelajaran
59
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.2006.Manajemen Penelitian.Jakarta:Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Fathrurazi.2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis. Skripsi Universitsas Pendidikan Indonesia/Respository.upi.edu.
Hamalik, Nurdin.2003. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: A.Waja Presindo.
Keraf, Gorys.1989. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Jakarta: Nusa Indah.
Kunandar.2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Latifatul, Muzamiroh.2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena.
Prakoso, Ruby. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Diklat Praktik Dasar Instalasi Listrik (PDIL) di SMK Muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi UNY/Eprints.uny.ac.id.
Rini, Yulia.2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Menulis Karya Ilmiah oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 13 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012. Tidak Diterbitkan.
Rohani dan Akhmadi.2004. Menulis Tertib dan Sitematik. Jakarta: Erlangga.
Rusman.2013. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sagala, Syaiful.2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina.2009. Strategi Pembelajaran:Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Prenada Media Group.
Semi, Atar M.2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
Sudjiono, Anas.2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jaqkarta: Rajawali Press