• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VI SD METHODIST-12 MEDAN TAHUN AJARAN 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VI SD METHODIST-12 MEDAN TAHUN AJARAN 2014."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TGT BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VI SD METHODIST-12 MEDAN T.A 2014

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

PATRI JANSON SILABAN NIM: 8126181016

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TGT BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VI SD METHODIST-12 MEDAN T.A 2014

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

PATRI JANSON SILABAN NIM: 8126181016

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Patri Janson Silaban, NIM 8126181016: Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Melalui Pembelajaran kooperatif tipe TGT Berbantuan Alat Peraga Pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas VI SD Methodist-12 Medan Tahun Ajaran 2014; Tesis Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: (1) guru menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru yang dominasi ekspositori/ceramah, (2) tumbuhnya budaya menghafal rumus melalui buku tanpa penjelasan sebelumnya, (3) pembelajaran yang berpusat pada buku, (4) minimnya metode/media/strategi pembelajaran, (5) pembelajaran dominan terhadap kognitif (pengetahuan), (6) siswa tidak termotivasi dalam pembelajaran matematika, dan (7) kurangnya kemampuan pemahaman matematis siswa terhadap materi pelajaran matematika.

Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) meningkatkan motivasi belajar siswa, (2) meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa, (3) mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran, dan (4) mengetahui efektivitas siswa. Rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu: (1) bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa?, (2) bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa?, (3) bagaimana respon siswa? (4) bagaimana efektivitas siswa?

Jenis pelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga sebagai sasaran utama. Dimana penelitian ini berupaya memaparkan penggunaan pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga dalam meningkatkan motivasi dan kemampuan pemahaman matematis siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga pada mata pelajaran matematika di kelas VI SD Methodist-12 Medan.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI berjumlah 50 yang diantaranya 26 orang laki-laki dan 24 orang perempuan di SD Methodist-12 Medan. Penetapan kelas ini diambil berdasarkan hasil observasi terhadap kelas yang akan diteliti dan saran dari kepala sekolah. Objek formal melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga.

Hasil penelitian pada motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari rata-rata kelas 68.22% pada siklus I menjadi 71.89% pada siklus II dan menjadi 82.29% pada siklus III. Kemampuan pemahaman matematis siswa mengalami peningkatan dari rata-rata kelas 64.33% pada siklus I menjadi 77.67% pada siklus II dan menjadi 88.67% pada siklus III. Respon siswa terhadap pembelajaran mengalami peningkatan dari rata-rata kelas 70.40% pada siklus I menjadi 85.11 pada siklus II dan menjadi 92.00% pada siklus III. Efektivitas pembelajaran siswa mengalami peningkatan dari rata-rata kelas 62.48% pada siklus I menjadi 76.04% pada siklus II dan menjadi 88.29% pada siklus III.

(7)

ABSTRACT

Patri Silaban Janson, NIM 8126181016: Improving Motivation and Ability Mathematical Understanding Through Students Assisted Cooperative learning TGT Viewer Tool In Mathematics Subjects in Class VI Elementary School Methodist-12 of Medan Year 2014; Graduate Thesis, State University of Medan.

The problem in this study are: (1) teachers use teacher-centered approach to the dominance of expository / lecture, (2) the growing culture through books memorizing formulas without any prior explanation, (3) learning-centered book, (4) lack of methods / media / learning strategies, (5) the dominant cognitive learning (knowledge), (6) students are not motivated in the learning of mathematics, and (7) lack of understanding of students' mathematical abilities of the subject matter of mathematics.

The purpose of this study is (1) increasing the students' motivation, (2) improve the ability of students' mathematical understanding, (3) determine students' response to learning, and (4) determine the effectiveness of the student. Formulation of the problem in this study, namely: (1) how to increase student motivation ?, (2) how to increase the ability of students' mathematical understanding ?, (3) how the student's response? (4) how the effectiveness of the student?

Type of research is action research through cooperative learning TGT aided props as the main target. Where this study seeks to describe the use of cooperative learning TGT props aided in increasing the motivation and ability of students' mathematical understanding through cooperative learning TGT props aided in mathematics in Class VI Elementary School Methodist-12 of Medan.

The subjects were students of class VI was 50 of which were 26 men and 24 women in Elementary School Methodist-12 of Medan. Determination of this class is taken based on the observation of the class that will be examined and advice from the principal. Formal object through cooperative learning TGT aided props.

The results of the research on students' motivation has increased from an average grade 68.22% in the cycle I to 71.89% in the cycle II and become 82.29% in the cycle III. Understanding of mathematical ability of students has increased from an average grade 64.33% in the cycle I to 77.67% in the cycle II and become 88.67% in the cycle III. The response of students towards learning has increased an average grade of 70.40% at 85.11 on the cycle I to the cycle II and become 92.00% in the cycle III. Learning effectiveness of students has increased from an average grade 62.48% at the cycle I to 76.04% in the cycle II and become 88.29% in the cycle III.

(8)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ...

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar isi ... v

Daftar Gambar ... viii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Grafik ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 10

1.3.Batasan Masalah ... 10

1.4.Rumusan Masalah ... 11

1.5.Tujuan Penelitian ... 12

1.6.Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Matematika ... 14

1. Pembelajaran Matematika di SD ... 16

2. Kemampuan Pemahaman Matematis... ... 18

3. Kemampuan Pemahaman Matematis ... 20

(9)

1. Pengertian Motivasi ... 16

2. Karakteristik Motivasi... ... 18

2.3 Hakikat Pembelajaran Kooperatif ... 14

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 16

2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... ... 18

3. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... ... 20

2.4 Hakikat Pembelajaran Kooperatif ... 14

1. Pengertian Alat Peraga ... 16

2. Karakteristik Alat Peraga... 18

2.5 Hasil Penelitian yang Relevan ... 50

2.6 Kerangka Konseptual ... 51

2.7 Hipotesis Penelitian Tindakan... ... 59

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 61

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 61

3.3. Subjek dan Objek Penelitian ... 62

3.4 Rancangan Penelitian ... 62

3.5. Defenisi Operasional ... 70

3.6. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 71

3.7. Teknik Analisa Data dan Indikator keberhasilan... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 89

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 105

(10)

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 137

4.5. Keterbatasan Penelitian ... 148

4.6 Temuan ... 149

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Simpulan ... 151

5.2. Rekomendasi ... 152

Daftar Pustaka ... 154

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 34

Tabel 3.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 66

Tabel 3.2 Angket Motivasi ... 72

Tabel 3.3 Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 74

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian ... 75

Tabel 3.5 Angket Respon Siswa ... 77

Tabel 3.6 Indikator Aktivitas Siswa ... 78

Tabel 3.7 Indikator Kemampuan Guru ... 80

Tabel 4.1 Angket Motivasi ... 92

Tabel 4.2 Kemampuan Pemahaman Matematis ... 93

Tabel 4.3 Ketuntasan Kemampuan Pemahaman Matematis ... 94

Tabel 4.4 Aktivitas Siswa ... 95

Tabel 4.5 Hasil Observasi ... 96

Tabel 4.6 Respon Siswa ... 97

Tabel 4.7 Tabel Rangkuman Siklus I ... 104

Tabel 4.8 Angket Motivasi ... 106

Tabel 4.9 Kemampuan Pemahaman Matematis ... 107

Tabel 4.10 Ketuntasan Kemampuan Pemahaman Matematis ... 109

Tabel 4.11 Aktivitas Siswa ... 110

Tabel 4.12 Hasil Observasi ... 111

Tabel 4.13 Respon Siswa ... 112

Tabel 4.14 Tabel Rangkuman Siklus I ... 120

(12)

Tabel 4.16 Kemampuan Pemahaman Matematis ... 125

Tabel 4.17 Ketuntasan Kemampuan Pemahaman Matematis ... 126

Tabel 4.18 Aktivitas Siswa ... 128

Tabel 4.19 Hasil Observasi ... 130

Tabel 4.20 Respon Siswa ... 131

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.Intensitas Peraga... ... 46

Gambar 3.1 Siklus PTK Arikunto ... 63

Gambar 3.2 Siklus PTK dalam Penelitian ... 69

Gambar 4.1 Jawaban Siswa Tentang Kemampuan Pemahaman Matematis ... 93

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP ... 157

Lampiran 2 LAS ... 234

Lampiran 3 Lembar Jawaban LAS ... 281

Lampiran 4 Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 314

Lampiran 5 Lembar Jawaban Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 325

Lampiran 6 Perolehan Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa ... 331

Lampiran 7 Perolehan Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 337

Lampiran 8 Perolehan Hasil Angket Respon Siswa ... 343

Lampiran 9 Perolehan Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 349

Lampiran 10 Perolehan Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 355

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya, proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah dengan adanya perubahan tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikapnya. Dalam hal ini, matematika juga perlu dipelajari karena dapat menambah tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap terhadap belajar siswa.

Matematika merupakan salah satu materi ajar yang berkaitan dengan mempelajari ide-ide atau konsep yang bersifat abstrak. Hal ini membuat peserta didik beranggapan bahwa matematika merupakan materi ajar yang sulit. Pada kenyataannya banyak peserta didik juga kurang memiliki motivasi dan kemampuan pemahaman matematis terhadap matematika. Hal ini akan berdampak pada kurangnya penguasaan terhadap konsep-konsep dalam matematika. Selain pemahaman konsep dalam matematika, kemampuan pemahaman matematis yang benar juga sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran matematika. Jika kemampuan pemahaman matematis yang diterima peserta didik salah maka sukar memperbaiki kembali terutama jika sudah diterapkan dalam penyelesaian suatu permasalahan matematis, sehingga penting sekali untuk membuat peserta didik memahami suatu konsep. Aspek-aspek pembelajaran matematika mencakup proses belajar mengajar dan pemikiran yang kreatif. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, sering dijumpai berbagai permasalahan. Kesalahan yang

(16)

dilakukan siswa tidak hanya bersumber pada kemampuan pemahaman matematis siswa yang kurang, tetapi ada faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan siswa dalam belajar matematika, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran yang dipilih guru sebagai pengajar.Matematika merupakan suatu syarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan belajar matematika, siswa akan belajar bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif. Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol, maka konsep-konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum memanipulasi simbol-simbol itu.

(17)

berikut: a) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, b) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, c) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh, d) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah, e) mamiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika di atas siswa dituntut memiliki suatu kemampuan pemahaman matematis. Kemampuan matematis siswa digunakan untuk memahami pengetahuan dan memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam hal ini, guru di tuntut untuk berperan memberikan motivasi kepada siswa agar dapat belajar matematika dengan baik untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa. Dimana dalam kehidupan sehari-hari, siswa tidak terlepas dari suatu yang namanya masalah, sehingga kemampuan pemahaman matematis merupakan fokus utama dalam pembelajaran matematika. Dalam matematika, tidak semua pertanyaan matematika merupakan suatu masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah jika pertayaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh prosedur rutin yang sudah diketahui oleh siswa.

(18)

belajar matematika, khususnya dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan kemampuan pemahaman matematis siswa. Kesulitan yang dialami siswa paling banyak terjadi pada tahap melaksanakan perhitungan dan memeriksa hasil perhitungan. Dengan demikian, kemampuan pemahaman matematis merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan kognitif siswa dan mempengaruhi motivasi belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dalam mengukur kemampuan pemahaman matematis siswa sebagai berikut: Keliling sebuah persegi adalah 48 cm. Berapakah cm2 kah luas bangun persegi tersebut? Dalam penyelesaikan soal tersebut diharapkan siswa menyelesaikan dengan mencari panjang sisi persegi, namun kebanyakan siswa tidak bisa menyelesaikan soal karena siswa menyelesaikan soal tersebut dengan memasukkan angka yang ada dalam soal kedalam rumus luas persegi. Hal ini siswa kurang memahami langkah-langkah penyelesaian masalah karena siswa tidak memiliki kemampuan pemahaman matematis, dimana seharusnya dari tahap perencanaan siswa menyelesaikannya dengan memodelkan dahulu kedalam bentuk matematika sesuai dengan soal, kemudian menyelesaikannya dengan mencari panjang sisi persegi.

(19)

menyelesaikannya harus terlebih dahulu mencari lebar persegi panjang tersebut, setelah itu mengalikan panjang dengan lebar. Maka dengan hal tersebut, luas persegi panjang tersebut dapat diketahui hasilnya. Kasus lain misalnya, Hitunglah luas sebuah lingkaran jika diketahui panjang diameternya 20 cm!

Berdasarkan soal tersebut banyak siswa langsung memasukkan ke dalam rumus angka yang ada dalam soal tanpa mencari terlebih dahulu panjang jari-jari lingkaran tersebut. Kasus yang lain, Andi membuat empat layangan dengan panjang diagonal pertama 14 cm dan diagonal kedua 26 cm. Hitunglah berapa luas plastik yang dibutuhkan untuk membuat layangan tersebut! Dalam beberapa kasus di atas ada 15 siswa dari 49 siswa yang kesulitan dalam membuat model matematika dari masalah yang diberikan. Dengan kata lain, siswa belum mampu untuk menerjemahkan data yang ada kedalam satu atau beberapa persamaan yang kemudian penyelesaiannya dari persamaan digunakan untuk menentukan pemecahan masalah matematis. Berdasarkan pengamatan terhadap 50 siswa kelas VI SD Methodist-12 Medan tahun ajaran 2013/2014 dilaksanakan tes tertulis tentang bangun datar, dengan banyak butir tes 10, maka diperoleh hasil tes skor tertinggi 9 dan skor terendah adalah 3, jumlah skor 231 dan rata-rata skor 5,5. Hasil tes ini menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman matematis mencari luas bangun datar di kelas VI SD Methodist-12 masih rendah.Sehingga nilai rata-rata siswa tidak mencapai nilai ketuntasan yang diharapkan.

(20)

matematika perlu diperhatikan karena berkorelasi positif dengan prestasi belajar matematika.Siswa yang menyukai matematika, prestasinya cenderung tinggi dan sebaliknya siswa yang tidak menyukai matematika prestasinya cenderung rendah.Motivasi merupakan salah satu komponen dari asfek afektif, yang merupakan kecenderungan seseorang untuk merespon secara positif atau negatif suatu objek, situasi, konsep, atau kelompok individu.Dengan demikian, motivasi siswa terhadap matematika adalah kecenderungan seseorang untuk menerima (suka) atau menolak (tidak suka) terhadap konsep atau objek matematika.Motivasi merupakan ukuran suka atau tidak suka seseorang tentang matematika, berarti bersikap positif sedangkan siswa menolak matematika bersifat negatif. Bagi siswa yang bersikap positif terhadap matematika memiliki ciri antara lain: menyenangi matematik, terlihat sungguh-sungguh dalam belajar matematika, memperhatikan guru dalam menjelaskan materi matematika, menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, berpartisipasi aktif dalam berdiskusi dan mengerjakan tugas-tugas rumah dengan tuntas. Adapun siswa yang bersikap negatif terhadap matematika, jarang menyelesaikan tugas matematika, dan merasa cemas dalam mengikuti pelajaran matematika.

(21)

pada buku, minimnya media/metode/stategi pembelajaran, pembelajaran dominan terhadap kognitif (pengetahuan). Sehingga siswa tidak memahami penjelasan dari guru karena merasa jenuh, bosan, dan mengantuk didalam kelas sehingga tidak termotivasi dan tidak memiliki kemampuan pemahaman matematis dalam belajar matematika. Maka pada pertemuan selanjutnya, siswa kurang termotivasi mengikuti pelajaran disebabkan dengan cara yang digunakan dalam penyampaian pesan dalam pembelajaran. Dengan demikian, hasil belajar siswa pada saat ulangan kurang maksimal (belum mencapai nilai ketuntasan). Didalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan pemahaman matematis siswa. Kemampuan pemahaman matematis merupakan suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran yang dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tujuan pendidikan adalah untuk mendidik peserta didik menjadi tenaga yang siap pakai.

(22)

diharapkan dapat memilih metode dan alat peraga pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa agar dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan pemahaman matematis pada mata pelajaran matematika salah satu diantaranya dengan menggunakan metode berbantuan alat peraga. Alat peraga merupakan cara belajar yang efektif, efesien, dan menyenangkan. Dimana, alat peraga nyata dan dapat didemonstrasikan secara langsung oleh siswa dengan arahan dari guru melalui metode berbantuan alat peraga. Sehingga dapat memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang dapat merangsang siswa untuk termotivasi belajardan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematis belajar matematika siswa.

(23)

Berdasarkan fenomena di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran matematika belum memuaskan karena masih banyak hasil ujian siswa yang tidak meningkat. Pembelajaran yang cenderung berpusat pada guru membuat respon siswa menjadi kurang baik terhadap pembelajaran matematika yang mengakibatkan siswa kurang termotivasi terhadap pelajaran matematika dan membuat siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Untuk menyikapi permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran matematika, perlu dicari solusi pendekatan pembelajaran yang dapat mengakomodasi meningkatkan motivasi dan kemampuan pemahaman matematis siswa terhadap pelajaran matematika. Menyarankan perubahan dalam pembelajaran matematika ke paradigma baru dengan menciptakan suasana siswa yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan yang akan mencegah kebosananan ketika belajar.

(24)

1.2.Identifikasi Masalah

Sebagaimana yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Guru menggunakanpendekatan yang berpusat pada guru yang dominasi ekspositori/ceramah.

2. Tumbuhnya budaya menghafal rumus melalui buku tanpa penjelasansebelumnya.

3. Pembelajaran yang berpusat pada buku.

4. Minimnya metode/media/stategi pembelajaran.

5. Pembelajaran dominan terhadap kognitif (pengetahuan). 6. Siswa tidak termotivasi dalam pembelajaran matematika.

7. Kurangnya kemampuan pemahaman matematis siswa terhadap materi pelajaran matematika

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki, maka peneliti perlu membatasi masalah yang akan dikaji agar analisis hasil penelitian dapat dilakukan dengan lebih mendalam, cermat dan terarah. Oleh karena itu penelitian ini terbatas pada:

(25)

2. Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa melalui pembelajaran

kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga di kelas VI SD Methodist-12

Medan pada kompetensi dasar luas bangun datar sederhana.

3. Respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga di kelas VI SD Methodist-12 Medan pada kompetensi dasar luas bangun datar sederhana.

4. Efektivitas pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga di kelas VI SD Methodist-12 Medan pada kompetensi dasar luas bangun datar sederhana.

1.4. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah diatas, maka peneliti dapat memberikan rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran

kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga di kelas VI SD Methodist-12

Medan pada kompetensi dasar luas bangun datar sederhana?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga di kelas VI SD Methodist-12 Medan pada kompetensi dasar luas bangun datar sederhana? 3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT

(26)

4. Bagaimana efektivitas pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif tipe

TGT berbantuan alat peraga di kelas VI SD Methodist-12 Medan pada

kompetensi dasar luas bangun datar sederhana?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe

TGT berbantuan alat peraga di kelas VI SD Methodist-12 Medan pada

kompetensi dasar luas bangun datar sederhana.

2. Meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga di kelas VI SD Methodist-12 Medan pada kompetensi dasar luas bangun datar sederhana. 3. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT

berbantuan alat peraga di kelas VI SD Methodist-12 Medan pada kompetensi dasar luas bangun datar sederhana.

4. Mengetahui keefektifan pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif tipe

TGT berbantuan alat peraga di kelas VI SD Methodist-12 Medan pada

kompetensi dasar luas bangun datar sederhana.

1.6. Manfaat Penelitian

(27)

menyelesaikan tugas yang diberikan tetapi berubah menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, kritis, dan menemukan sendiri ilmu yang dipelajari. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga suatu alternatif pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan pemahaman matematis siswa.

2. Bagi guru, penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga dapat mengembangkan/meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi masalah-masalah pembelajaran pada mata pelajaran Matematika. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan pemahaman matematis siswa.

3. Bagi sekolah atau kelembagaan, penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga diharapkan dapat mengembangkan/meningkatkan prestasi sekolah melalui peningkatan motivasi dan kemampuan pemahaman matematis siswa.

(28)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitan, dikemukakan beberapa kesimpulan berikut.

1. Motivasi siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga pada kompetensi dasar luas bangun datar dengan rata-rata kelas untuk motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari 68.22% pada siklus I menjadi 71.89% pada siklus II dan menjadi 82.29% pada siklus III. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI SD Methodist-12 Medan pada kompetensi dasar luas bangun datar.

2. Kemampuan pemahaman matematis siswa pada pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga pada kompetensi dasar luas bangun datar dengan rata-rata kelas untuk kemampuan pemahaman matematis siswa mengalami peningkatan dari 64.33% pada siklus I menjadi 77.67% pada siklus II dan 88.67% pada siklus III. Sedangkan ketuntasan kelas mengalami peningkatan dari 64.00% pada siklus I menjadi 78.00% pada siklus II dan 90.00% pada siklus III. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa kelas VI SD Methodist-12 Medan.

(29)

sangat tinggi, serta memahami dan tertarik dengan lembar aktivitas siswa (LAS) yang diberikan. Rata-rata kelas untuk efektivitas pembelajaran siswa mengalami peningkatan dari 70.40% pada siklus I menjadi 85.11% pada siklus II dan 92.00% pada siklus III. Dengan demikian, respon siswa kelas VI SD Methodist-12 Medan terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga pada kompotensi dasar luas bangun datar adalah positif.

4. Efektivitas pembelajaran dengan rata-rata kelas untuk efektivitas pembelajaran siswa mengalami peningkatan dari 62.48% pada siklus I menjadi 76.04% pada siklus II dan 88.29% pada siklus III. Dengan demikian, efektivitas siswa kelas VI SD Methodist-12 Medan terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga pada kompetensi dasar bangun datar adalah sangat efektif.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, disarankan sebagai berikut;

1. Bagi guru yang akan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga harus melakukan persiapan yang matang agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik diantaranya merancang rencana pembelajaran dengan pengelolaan waktu yang efektif pada setiap pertemuan pembelajaran, mempersiapkan segala kebutuhan untuk mendukung suksesnya pembelajaran dan harus mampu merancang masalah-masalah yang kontekstual dan menantang bagi siswa.

(30)

berbantuan alat peraga, karena melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga akan membentuk individu yang mandiri, terbuka, bertanggungjawab, berpikir kritis, dan mampu menyelesaikan segala masalah yang akan dihadapi dalam kehidupannya.

(31)

1

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono.1999. Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan

Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Anderson, L.W &Khatwrohl (2001) A. Taxonomy for Learning, Teaching and

Assessing: A revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives:

Complete Edition, New York: Longman

Anitah. 2008.Alat Peraga. Surakarta: Sebelas Maret university Press

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arisandi, Deni .2008. Model-Pembelajaran-Kooperatif-Learning-Tipe-Teams-

Games- Tournament- Tgt/, dalam ((ht t p:/ / pkab.w ordpress.com,

diakses tanggal 03 Februari 2014).

Armanto, Dian. 2008. Evaluasi Pembelajaran Tematik. Makalah Disajikan pada

Seminar dan Worksop Pembelajaran Tematik. Prodi Pendidikan Dasar

Pascasarjarna Unimed, Medan 26 Agustus Arnita. 2013.Pengantar Statistik.Medan: Cita Pustaka.

Aqib, Zainal.2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

Crow, Lester D. 1956. Human Development an Learning. New York :American Book Company.

Dalyono. 2010. Psikologi pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas.2009. /Jurnal/45/Perdykarur, (ht t p:/ / pkab.wordpress.com, diakses tanggal 03Februari 2014

Dewi, Rosmala. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pascasarjana Unimed. Djamarah, Syaiful Bahri.2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka cipta Fauzi, Kms. Muhammad Amin dan Baskar, Lucy Karyati, 2007. Strategi

Pembelajaran Model PISK untuk Mengembangkan Pembealjaran Bermakna dengan Bantuan Pengajuan Masalah pada Topik Pembagian Bilangan di MIN Tembung Medan. Laporan penelitian tidak diterbitkan.

Medan: UNIMED

George. 2002. Presentasi Bisnis. Yogyakarta: Andi

(32)

2

Heri.2009. Promosi Kesehatan. Bandung: Buku Kedokteran

Hiebert & Wearne.1993.Long term effect of conceptually-based instruction in

mathematics. National Science Foundation Grant (No.8855627),

September 1

Ibrahim, M dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:UNESA-Pers Universitas

Iskandar, Agung. 2010.Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta: Bestari Buana Murni

Ismail, P. 2003. Model-Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA - PersUniversitas

Karim, dkk. 1997. Pendidikan Matematika. Jakarta: DEPDIKNAS Minium, Edward W, dkk. 1993. Statistical Reasoning in Psychology and

Education 3rd Edition. New York: John Wiley & Sons. Inc.

Restika.2009. Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dapat

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Tesis.Jakarta: UPI

Riduan. 2013. Dasar-dasar Statistik. Bandung: Alfabeta

Russeffendy. 1992. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: DEPDIKNAS Sagala Syaiful.2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sarbaini.2009. Makalah Problem Posing. (Online),

(http://alifdanhamzah.blogspot.com/2014/06/makalah-problem posing. html) diakses 6 Mei 2014.

Sardiman, Arif S. 2008. Media Pendidikan.Jakarta : Grapindo Persada Simanjuntak.2002.Seni Bercerita. Jakarta: STT.

Slameto. 2004. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mepengaruhinya. Jakarta :Rineka Cipta

(33)

3

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi pendidikan.Jakarta : Grapindo Persada

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistic Pendidikan.Jakarta : Grapindo Persada Sudjana. 1991. Alat-Peraga dalam pembelajaran (http:/ love inmaret.blogspot.co

m,diakses 6 maret 2014.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Parsito.

Suhadinet. 2008.Pembelajaran-Kooperatif Tife Tgt/, (ht t p:/ / pkab.wordpress.com,

diakses tanggal 05 Februari 2014.

Suriyanti.2011. Perbedaan Model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dan Model

Pembelajaran Konvensional Pada Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X-

5.Tesis. Medan: Pascasarjana Unimed.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Tamrin. 2003. Belajar Kooferatif Model Grup Investigasi untuk Pemahaman

Teorema Phytagoras pada Siswa kelas II SLTP N. 6 Donggala. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana UM

Tim MKPBM.2001.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung:Jica UPI

Wiharto. 2009. Upaya peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Dalam

Gambar

Tabel 4.17 Ketuntasan Kemampuan Pemahaman Matematis ..................................
Gambar 4.2 Jawaban Siswa Tentang Kemampuan Pemahaman Matematis ............

Referensi

Dokumen terkait

Atas kehendak-Nya sehingga dapat diselesaikannya skripsi dengan judul “ PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASING BAWAH BOLAVOLI PADA SISWA

Tujuan: Pendamping dan peserta diharapkan mampu mengikuti Kristus dengan rela melepaskan segalanya untuk meningkatkan penghayatan kaul kemiskinan di tengah arus zaman, serta

Keempat : M ewajibkan kepada penerima bantuan dana penelitian untuk membuat laporan akhir hasil penelitian yang disampaikan kepada Direktur Jenderal Pendidikan

Data luara pe elitia erupa artikel atau poster ya g di uat dala prosidi g di asukka pada e u artikel/poster dala prosidi g.. Ta pila ya se egai

Mereka yang menentang pun pada akhirnya akan tersisih dari masyarakat dan mengalami berbagai bentuk diskriminasi gender, seperti halnya yang dialami oleh Gin.. Ada berbagai

Setelah melalui proses pengumpulan data, diskusi ahli dan penelitian terhadap pelaksanaan Standar Perencanaan Irigasi terdahulu serta hasil perencanaan yang telah

MRI Spine showing paraspinal abscess, compression fractures from Th11 to Th12 and significant compression of the spinal cord.. Drainage abcess

Dana alokasi u mum, selanjutnya disingkat DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan