• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA AR - RAHMAN MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA AR - RAHMAN MEDAN."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA AR – RAHMAN MEDAN

Oleh : Pradita Wahyumi

4113311037

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Pradita Wahyumi dilahirkan di Medan, pada tanggal 17 September 1993.

Ayahanda bernama Alm. Misno dan Ibunda bernama Sri Wahyuni dan merupakan

anak ketiga dari lima bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk di SD Swasta

Ikal Medan dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan

sekolah di SMP Negeri 18 Medan dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008,

penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 15 Medan dan lulus pada tahun

2011. Pada tahun 2011 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika,

Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala nikmat dan karunia-Nya yang memberikan kemampuan dan kesempatan

kepada penulis dehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi

Aritmatika Sosial Di Kelas VII SMP Swasta Ar –Rahman Medan”, dimana untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi

penulis, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini dengan rendah hati dan tulus penulis mengucapkan terima

kasih sebesar – besarnya kepada bapak Drs. Syafari, M.Pd. selaku Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dan membimbing serta

memberikan masukan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya

penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak

Prof. Edi Syahputra, M.Pd, Bapak Drs. H. Banjarnahor, Bapak Drs. M. Panjaitan,

M.Pd sebagai dosen penguji/pemberi saran yang telah memberikan masukan dan

saran – saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian sampai

selesainya penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya,

M.Si selaku Ketua Jurusan Metematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku

Ketua Sekertaris Jurusan Matematika dan sebagai dosen Pembimbing Akademik,

bapak Drs. Zul Amry, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika,

beserta seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika yang

telah membantu penulis

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Mhd. Yulfikar

(5)

v

Bapak Zaka Syahrial, S.Pd selaku guru studi matematika di Kelas VII SMP

Swasta Ar – Rahman Medan serta guru–guru yang tela banyak membantu dalam

penelitian ini.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda tersayang

Alm. Misno dan Ibunda tercinta Sri Wahyuni yang telah banyak memberikan dukungan, do’a, semangat, motivasi, perhatian dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Negeri

Medan, terkhusus juga kepada abang saya Maulana Sanjaya, Ikhsan Hafiz, ST dan

adik saya Putri Ardhillah, Naim Muda Mulia yang senantiasa membantu serta

memberikan dukungan dan kepada Pak Bani yang telah membantu saya dalam

perkuliahan.

Penulis juga ucapkan terima kasih terkhusus kepada M. Padli yang telah memberika do’a serta motivasi maupun dorongan untuk mengerjakan skripsi ini hingga selesai dan sahabat dikala suka dan duka Trisna Utami Putri serta sahabat-sahabat selama perkuliahan kelas Ekstensi’ 11 yang telah banyak membantu, memberikan doa, dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun peulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi

ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan. Semoga Allah SWT

senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Medan, Juni 2015

Pradita Wahyumi

(6)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIRSHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA AR–RAHMAN MEDAN

PRADITA WAHYUMI (NIM. 4113311037) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan dengan jumlah 25 orang dan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol oleh guru. Berdasarkan observasi di SMP Swasta Ar – Rahman Medan, yang diperoleh bahwa hasil belajar siswa sangat rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar tersebut. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Cara pengambilan data yang dilakukan melalui observasi, dan tes. Dari hasil tes awal diperoleh 5 siswa yang tuntas, ketuntasan klasikal 20 %, dengan nilai rata-rata kelas 47,68, kategori hasil belajar sangat rendah. Dari tes hasil belajar I diperoleh bahwa siswa yang tuntas ada 21 siswa, ketuntasan klasikal 84 %, dengan nilai rata-rata kelas 75,72, kategori hasil belajar siswa sedang, belum mencapai ketuntasan klasikal ≤ 85 %, maka pembelajaran dilanjutkan ke siklus II.

Pada pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dengan memberikan upaya-upaya seperti memperbaiki media pembelajaran, mengajak siswa lebih aktif utnuk bertanya, memberikan lebih banyak bimbigan saat proses pembelajaran. Berdasarkan upaya-upaya tersebut tentunya berpengaruh kepada hasil belajar siswa. Dari tes hasil belajar IIdiperoleh bahwa siswa yang tuntas 22 siswa, ketuntasan klasikal 88 %, dengan rata-rata kelas 87,72, kategori hasil belajar siswa tinggi. Ketuntasan klasikal meningkat 4 % dari hasil belajar siswa. Rata-rata nilai kelas meningkat 12.

(7)

vi

2.1.3. Kesulitan Belajar Matematika 10

2.1.4. Hasil Belajar 11

2.1.5. Tes Hasil Belajar 12

2.2. Model Pembelajaran 14

2.2.1. Pembelajaran Kooperatif 15 2.3 Model Pembelajaran Kooperatfi Tipe Think-Pair-Share (TPS) 18 2.3.1. Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) 18 2.3.2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran 22

Think-Pair-Share (TPS)

2.4. Teori Belajar Yang Mendukung Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Think-Pair-Share (TPS) 24 2.5. Materi Aritmatika Sosial 25

(8)

vii

3.6.2.1. Tingkat Penguasan Siswa 44 3.6.2.2. Ketuntasan Penguasaan Kelas 45 3.6.2.3. Lembar Observasi 47 3.6.2.4 Indikator Keberhasilan 47

3.7. Simpulan Data 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 49

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 49 4.1.1 Deskripsi Kemampuan Awal Siswa 49 4.1.2 Hasil dan Pembahasan Siklus I 52 4.1.2.1. Permasalahan I 52 4.1.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan I 52

4.1.2.3. Observasi 54

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2.1 : Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 17

Tabel 3.1 : Pedoman Tingkat Penguasaan Tes Hasil Belajar 44

Tabel 4.1 : Daftar Nilai Tes Awal 49

Tabel 4.2 : Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran Siklus I 55

Tabel 4.3 : Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran Siklus I 57

Taebl 4.4. : Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus I 60

Tabel 4.5 : Deskripsi Tingkat Ketuntasan Siswa Siklus I 60

Tabel 4.6 : Kesalahan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 61

Tabel 4.7 : Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran Siklus II 70

(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

(11)

x

DAFTAR GRAFIK

Diagram 4.1 : Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Matematika Siswa 51

Pada Tes Awal

Diagram 4.2 : Tingkat Kemapuan Siswa Siklus I 60

Diagram 4.3 : Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus I 61

Diagram 4.4. : Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II 74

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 83

Lampiran 2 Rencana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 90

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II) 97

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II) 104

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa I (Siklus I) 111

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II (Siklus I) 116

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa I (Siklus II) 121

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa II (Siklus II) 126

Lampiran 9 Kisi – Kisi Kemampuan Awal 131

Lampiran 10 Tes Kemampuan Awal (Pretes) 132

Lampiran 11 Penyelesaian Tes Kemampuan Awal (Pretes) 133

Lampiran 12 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siklus I 136

Lampiran 13 Tes Hasil Belajar Siklus I 137

Lampiran 14 Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus I 138

Lampiran 15 Lembar Validasi Soal Test Siklus I 141

Lampiran 16 Lembar Validasi Soal Test Siklus I 142

Lampiran 17 Lembar Validasi Soal Test Siklus I 143

Lampiran 18 Kriteria Pedoman Penskoran Soal Test Siklus I 144

Lampiran 19 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siklus II 145

Lampiran 20 Tes Hasil Belajar Siklus II 146

Lampiran 21 Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus II 147

Lampiran 22 Lembar Validasi Soal Test Siklus II 151

Lampiran 23 Lembar Validasi Soal Test Siklus II 152

Lampiran 24 Lembar Validasi Soal Test Siklus II 153

(13)

xii

Lampiran 26 Analisis Kemampuan Awal 155

Lampiran 27 Analisis Tes Hasil Belajar I 156

Lampiran 28 Analisis Tes Hasil Belajar II 157

Lampiran 29 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

(Pertemuan I) 158

Lampiran 30 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

(Pertemuan II) 160

Lampiran 31 Lembar Observasi Siswa Siklus I (Pertemuan I) 162

Lampiran 32 Lembar Observasi Siswa Siklus I (Pertemuan II) 164

Lampiran 33 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

(Pertemuan I) 166

Lampiran 34 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

(Pertemuan II) 168

Lampiran 35 Lembar Observasi Siswa Siklus II (Pertemuan I) 170

(14)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mutu pendidikan merupakan permasalahan yang masih menjadi bahan

kajian dan perhatian sampai sekarang ini. Hal ini terbukti dari banyaknya

penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran.

Salah satu indikator yang paling menonjol dalam kajian mutu pendidikan adalah

prestasi belajar. Maraknya pengkajian prestasi belajar dikarenakan masih

seringnya ditemukan di setiap jenjang pendidikan terhadap beberapa orang siswa

yang menunjukkan prestasi belajar yang rendah. Salah satu penyebab rendahnya

prestasi belajar siswa adalah terletak pada proses pembelajaran yang masih sering

ditemui adanya dominasi guru yang mengakibatkan siswa cenderung lebih

bersifat pasif.

Pendidikan yang baik bukan hanya mempersiapkan seorang siswa untuk

mencapai sesuatu jabatan atau profesi yang mereka inginkan, tetapi melatih

mereka untuk menyelesaikan suatu masalah – masalah yang dihadapi dalam

kehidupan sehari – harinya. Buchori (dalam Trianto, 2011:5) mengemukakan :

“Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para

siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah–

masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari –hari”.

Pendidikan matematika adalah kunci keberhasilan, bagi seorang siswa

mempelajari matematika akan membuka pintu karir yang cemerlang, sementara

bagi para warga Negara matematika akan menunjang pengambilan yang tepat,

sedangkan bagi suatu Negara, matematika akan menyiapkan warganya untuk

bersaing dan berkompetensi di bidang teknologi dan ekonomi. Matematika

(15)

2

pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah yang lebih

banyak dibandingkan pelajaran lain.

Menurut Johnson dan Myklebust (dalam Abdurrahman, 2012 : 202) “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan – hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan

fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir”. Lerner (dalam

Abdurrahman, 2012 : 202) mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai

bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia

memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan

kuantitas.

Dengan demikian mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

semua peserta didik untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Cornelius

(dalam Abdurrahman, 2012:202) mengemukakan :

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari – hari, (3) sarana mengenal pola – pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan karena siswa

menganggap matematika pelajaran yang sulit. Abdurrahman (2012:202)

mengungkapkan : “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah,

matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa,

baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih – lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Kenyataan ini sejalan dengan hasil pelaksanaan observasi yang

dilaksanakan di SMP Swasta Ar – Rahman Medan yang beralamat di Jl. Gaperta

Ujung No. 58 Medan. Observasi dilaksanakan pada kelas VII , jumlah siswa

(16)

3

Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu guru matematika kelas VII

yaitu Bapak Zaka Syahrial, S.Pd (dalam wawancara Selasa, 10 Februari 2015 di

SMP Swasta Ar-Rahman Medan) bahwa : “Hasil belajar matematika yang

diperoleh siswa kelas VII masih rendah. Salah satu materi dalam matematika yang

sulit bagi siswa kelas VII adalah Aritmatika Sosial”. Bapak Zaka Syahrial, S.Pd

juga menyatakan :

Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari Aritmatika Sosial. Siswa belum dapat memahami konsep Aritmatika sosial, serta belum dapat menentukan Variabel – Variabelnya. Dan juga siswa belum mampu menyelesaikan soal Aritmatika Sosial jika di aplikasikan ke dalam dunia nyata. Hal ini diakibatkan kurangnya minat dan kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Sehingga hasil belajar siswa tidak mencapai nilai ketuntasan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) adalah 70,00.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah adalah model

pembelajaran. Model pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa,

jika seorang guru kurang tepat menggunakan model pembelajaran dalam belajar,

maka akan berdampak pada siswa, seperti, kurangnya siswa untuk berpikir dalam

belajar. Semua itu terjadi karena siswa merasa bosan dengan model pembelajaran

dan materi yang diajarkan guru tidak sesuai.

Penerapan metode dan model pembelajaran yang tepat sangat diperlukan

demi keberhasilan proses pendidikan dan usaha pembelajaran di sekolah. Seperti

yang diungkapkan Slameto (2010 : 65) mengemukakan :

Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.

Berdasarkan kutipan di atas, peneliti juga mengambil data nilai semester

ganjil kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan melalaui guru bidang studi

matematika, didapat bahwa rata – rata hasil belajar siswa masih di kategorikan

(17)

4

dengan presentase nilai hasil belajar 48 % dari jumlah siswa memperoleh skor

sangat rendah, 8 siswa dengan presentase 32 % dari jumlah siswa memperoleh

skor renah, 5 siswa dengan presentase 20 % dari jumlah siswa memperoleh skor

sedang, dan tidak ada siswa yang memperoleh skor tinggi. Dengan nilai rata – rata

51,38 . sedangkan standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70,00, serta

nilai itu belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal secara klasikal yaitu sekitar

85 % dari keseluruhan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar

matematika siswa kelas VII masih sangat rendah dan kurang baik.

Dengan demikian permasalahan diatas harus cepat dapat tindakan yang

lebih baik lagi agar generasi muda tidak terlarut – larut dalam memiliki nilai hasil

belajar yang sangat rendah khususnya pada materi Aritmatika Sosial. Diusahakan

perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, dimana diperlukan

langkah – langkah yang sistematis yaitu metode yang cocok agar peserta didik

dapat berpikir logis, kritis, dan inovatif serta dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran juga harus lebih ditekankan

pada keterlibatan peserta didik secara optimal. Salah satu cara yang dapat

digunakan adalah menerapkan model pembelajaran tipe Think – Pair – Share

(TPS).

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang saat

ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat

pada siswa, terutama mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam

mengaktifkan siswa. Slavin (dalam Trianto, 2011:56) mengemukakan :

Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Sebagai guru dan mungkin siswa kita pernah menggunakannya atau mengalaminya sebagai contoh saat bekerja dalam laboratorium. Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok – kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru.

Pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair – Share (TPS) memiliki

keunggulan menurut Istarari (2012:68) adalah : (1) dapat meningkatkan daya nalar

siswa, daya kritis siswa, daya imajinasi siswa dan daya analisis terhadap suatu

(18)

5

dalam kelompok. (3) meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan

menghargai pendapat orang lain, (4) meningkatkan kemampuan siswa dalam

menyampaikan pendapat sebagai implementasi ilmu pengetahuannya, (5) guru

lebih memungkinkan untuk menambahkan pengetahuan anak ketika selesai

diskusi.

Keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair –

Share (TPS) adalah mudah untuk diterapkan pada berbagai tingkat kemampuan

berpikir dan dalam setiap kesempatan. Siswa diberi waktu lebih untuk lebih

banyak berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain, bertanya kepada

teman sebaya dan berdiskusi kelompok untuk mendapatkan kejelasan terhadap

apa yang telah dijelaskan oleh guru kepada siswa tertentu akan lebih mudah

dipahami. Diskusi dalam kelompok – kelompok kecil ini sangat efektif untuk

memudahkan siswa dalam memahami materi dan memecahkan suatu

permasalahan. Dengan cara seperti ini, siswa diharapkan mampu bekerjasama,

saling membantu, dan saling bergantung pada kelompok – kelompok kecil secara

kooperatif.

Dapat dikatakan pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang

efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu pembelajaran

Kooperatif diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan rendahnya hasil belajar

siswa yaitu Tipe Think – Pair – Share (TPS). Strategi ini pertama kali

dikembangkan oleh Frank Lyman dan koleganya di Universitas Maryland.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think– Pair – Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Meteri Aritmatika Sosial

(19)

6

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah berdasarkan nilai matematika

semester ganjil dan nilai tes kemampuan awal mengenai Aritmatika Sosial

sisswa kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan.

2. Siswa kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan masih belum mampu

menyelesaikan soal Aritmatika Sosial.

1.3. Batasan Masalah

Bedasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi

permasalahan dalam penelitian ini yaitu pembelajaran pada materi Aritmatika

Sosial di kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair – Share (TPS) untuk meningkatkan

hasil belajar siswa.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah

adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think– Pair -Share

(TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Aritmatika Sosial kelas

VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan.

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah d iatas, maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerepan model pembelajaran

kooperatif tipe Think – Pair – Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar

(20)

7

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian ini maka diharapkan hasil penelitian ini

bermanfaat untuk :

1. Bagi guru matematika

Sebagai bahan informasi mengenai model pembelajaran kooperatif tipe

Think – Pair – Share (TPS)

2. Bagi siswa

Sebagai alternatif malakukan variasi dalam pembelajaran dengan

mengguanakan model Think – Pair – Share (TPS)

3. Bagi peneliti

Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti dalam

(21)

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh

kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Think–Pair–Share

(TPS) pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman

Medan ada peningkatan hasil belajar matematika siswa. Ketuntasan hasil belajar

pada Tes Awal diperoleh 5 siswa yang tuntas, ketuntasan klasikal 20 %, dengan

nilai rata-rata kelas 47,68, kategori hasil belajar sangat rendah. Tes Hasil Belajar I

jumlah siswa yang tuntas 21 orang ketuntasan klasikal 84 % denagn rata-rat kelas

75,72 kategori hasil belajar sedang, karena belum mencapai ketuntasan klasikal ≤

85 %, maka pembelajaran dilanjutkan ke siklus II. Dari tes hasil belajar

IIdiperoleh bahwa siswa yang tuntas 22 siswa, ketuntasan klasikal 88 %, dengan

rata-rata kelas 87,72, kategori hasil belajar siswa tinggi. Ketuntasan klasikal

meningkat 4 % dari hasil belajar siswa. Rata-rata nilai kelas meningkat 12. Dari

hasil observasi guru siklus I pada pertemuan pertama 2,6 dan pada pertemuan

kedua 2,93 mengalami peningkatan 0,33. Hasil observasi siswa siklus I pada

pertemuan pertama 2,75 dan pertemuan kedua 2,87 mengalami peningkatan 0,12.

Dari observasi guru siklus II pada pertemuan pertama 3,07 dan pertemuan kedua

3,28 mengalami peningkatan 0,21. Hasil observasi siswa siklus II pertemuan

pertama 3,12 dan pertemuan kedua 3,25 mengalami peningkatan 0,13.

5.2. Saran

Adapun saran – saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah :

1. Kepada guru matematika disarankan memperhatikan kemampuan hasil

belajar siswa dan melibatkan peran akitf siswa dalam proses belajar mengajar

karena pembelajaran ini lebih inovatif. Untuk itu disarankan hendaknya guru

(22)

80

2. Guru diharapkan membentuk kelompok siswa secara heterogen yang

anggotanya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah agar

disetiap kelompok agar semua anggota aktif berinteraksi dalam

mendiskusikan soal-soal latihan.

3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat

(23)

81

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2011), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

, (2012), Penelitian tindakan kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Iriani, P.C., (2012),http://ejournal.unlam.ac.id/index.php/pkn/article/view/285/245

Isjoni, H.,(2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, CV. ISCOM Medan, Medan.

Mufidah, L., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS untuk

Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa PAda Pokok Bahasan Matriks,

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, Vol. 1, No. 1,

April 2013, ISSN : 2337 – 8166, Universitas STKIP PGRI Sidoarjo,

Sidoarjo.

Nasikhah, Q., (2011), Eksperimentasi Model Pembelajaran TPS (Think Pair

Share) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP

Se-Kecamatan Purworejo, ISBN : 978 – 979 – 16353 – 6 – 3, Universitas

Muhammadiyah Purworejo, Pureorejo.

Purwanto, N., (2010), Prinsip – Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, PT.

REMAJA ROSDAKARYA, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, P.T. Remaja

Rosdakarya, Bandung.

(24)

82

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta.

Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,

Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Suryya,L.,(2014), Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap

Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Keterampilan Berpikir Kritis Siswa,

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi IPA, Volume 4, Tahun 2014, Universitas Pendidikan

Ganesha, Singaraja.

Tampomas, H., (2007), Matematika Plus1A,Penerbit Yudhistira, Katalog Dalam

Terbitan (KDT).

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Penerbit

Gambar

Tabel 2.2.1 :
Gambar 3.1 :

Referensi

Dokumen terkait

meningkatkan kemampuan mengajar guru adalah pembelajaran kooperatif tipe. Think Pair

Aha perbanhingan yang signifikan antara penerapan penhekatan kontekstual mohel kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) han tipe STAD (Stuhent- Achievement Division)

skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think- Pair-Share) Dengan Model Pembelajaran Konvensional Pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siswa Kelas VII

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar

Objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) ). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan empat tahapan yaitu

Judul : “ Perbandingan Keefektifan Pengunaan Alat Peraga Pada Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Terhadap