• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON SMA SWASTA JOSUA MEDAN TAHUN PELAJARAN 2011-2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON SMA SWASTA JOSUA MEDAN TAHUN PELAJARAN 2011-2012."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share)

Dengan Model Pembelajaran Konvensional

Pada Materi Pokok Hukum Newton

Sma Swasta Josua Medan

Tahun Ajaran

2011 - 2012

Oleh: Ahmad Nawawi S. NIM 061244220141

Program Studi Pendidikan Fisika

Skiripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, karunia dan cahaya petunjukNya yang tiada tara, sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat, thabiit, dan thabiin, dengan ghirroh perjuangan yang tinggi dan keikhlasan yang mendalam dalam memberantas kebodohan dan menegakkan kebenaran di muka bumi ini. skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) Dengan Model Pembelajaran Konvensional Pada Materi Pokok

Hukum Newton SMA Swasta Josua Medan Tahun Pelajaran 2011-2012” ini merupakan hasil penelitian yang ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar akademik Sarjana Pendidikan.

Penulis sangat sadar bahwa apa yang telah kami raih bukanlah suatu hal mutlak yang berdiri sendiri. Selain atas ma’unah Allah sebagai Robbul jalil, kepedulian, bimbingan dan dorongan serta bantuan dari berbagai pihak juga turut menentukan apa yang kami raih ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini tidak terlalu berlebihan bila kami menyampaikan terimakasih terutama kepada yang terhormat :

1. Ibu Rita Juliani, M.Si. Di tengah aktivitas yang padat, beliau berkenan membimbing dan mengarahkan penulis dengan kesabaran dan ketelatenan yang luar biasa.

2. Ketua dan Sekretaris Prodi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Medan serta Staf Prodi Pendidikan Fisika, seluruh dosen yang telah mengajar penulis, dan seluruh karyawan yang telah memberikan pelayanan demi kelancaran seluruh proses studi yang penulis tempuh di UNIMED.

3. Seluruh petugas dan pegawai perpustakaan dimana peneliti mencari dan isi literatur mengeksplor literatur-literatur yang penulis butuhkan.

(4)

v

penulis, baik bantuan moril maupun materil yang tak terhitung dicatat sebagai amal ibadah yang akan membalas oleh Allah SWT.

5. Ayahanda Drs. M. Normal Simamora dan Ibunda Dra. Juraida Daulay yang tercinta, dengan segala doa dan jerih payahnya telah mendidik, membimbing, membesarkan penulis dengan kasih sayang demi mencari dan menuju masa depan yang terang di bawah ridho Allah.

6. Tulang Ikhwan Idris Hasibuan, M.Pd yang telah memberikan ilmunya yang bermanfaat untuk menpermudah dalam penyelesaian skripsi ini.

7.Teman-teman seperjuangan di Prodi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberi dorongan dan sebagai partner yang baik dalam berdiskusi.

8. Serta kepada seluruh pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu dalam tulisan ini, semoga amal baiknya dibalas oleh Allah SWT, dengan cara dimudahkan segala urusannya dan dilimpahkan rizqinya, Amin.

Akhirnya dengan kesadaran yang tinggi sebagai penulis yang dhoif, apa yang penulis tuangkan dalam skripsi ini jauh dari idealitas dan kesempurnaan, namun dengan lapang dada dan semangat memperbaiki, penulis menerima segala kritikan yang konstruktif demi perbaikan skripsi ini. Dan semoga apa yang telah penulis tuangkan menjadi bagian dari kemanfaatan yang penulis harapkan khususnya dalam bidang Pendidikan.

Medan, 1 Desember 2012 Penulis

(5)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE)

Ahmad Nawawi S. (Nim : 061244220141) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (think-pair-share) dengan model pembelajaran konvensional pada materi pokok hukum Newton di kelas X SMA Swasta Josua Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 3 kelas.Yang menjadi sampel penelitian ada 2 kelas yang diambil secara random sampling. Pada kelas X2 pembelajaran diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan pada kelas X1 pembelajaran diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian adalah berupa tes objektif yang berjumlah 20 item dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 option dan lembar observasi yang digunakan untuk melihat aktivitas belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 42,69 dengan simpangan baku 7,93 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 42,05 dengan simpangan baku 7,76. Hasil uji hipotesis pada pretes diperoleh bahwa nilai kedua kelas tidak terdapat perbedaan yang signifikan artinya, kedua kelas memiliki kemampuan yang sama. Setelah diberi perlakuan berbeda pada kedua kelas tersebut diperoleh nilai rata-rata postes untuk kelas eksperimen 59,61 dengan simpangan baku 11,17 dan nilai rata-rata postes kelas kontrol 51,79 dengan simpangan baku 10,29. Hasil pengujian hipotesis dengan taraf signifikan α= 0,05 untuk data postes pada kedua kelas diperoleh bahwa thitung > t tabel = 3,0207 > 1,9973, maka hipotesis akhir (Ha) diterima, artinya ada

(6)

vi

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Pembatasan Masalah 5

2.1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar 7

2.1.1.Pengertian Belajar 7

2.1.2.Hasil Belajar 8

2.2. Taksonomi Bloom 8

2.2.1.Model Tes Obyektif Menurut Jenjang Kognitif “Taksonomi Bloom” 12

2.3. Model Pembelajaran Kooperatif 15

2.3.1.Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif 15 2.3.2.Unsur-Unsur Dasar Model Pembelajaran Kooperatif 15 2.3.3.Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 17 2.3.4.Karakteristik Pembelajaran Kontekstual (CTL) 18 2.3.5.Beberapa variasi Model Pembelajaran Kooperatif 19 2.3.6.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 20 2.3.7.Kaitan Antara Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dengan Hasil Belajar 21

2.4. Pembelajaran Konvensional 22

2.4.1.Metode Ceramah 22

2.4.2.Metode Tanya Jawab 23

2.4.3.Metode Pengawasan / Resitasi 23

2.5. Uraian Materi 25

2.5.1.Hukum-Hukum Newton 26

2.5.1.1.Hukum I Newton 26

2.5.1.2.Hukum II Newton 27

2.5.1.3.Hukum III Nwton 30

2.6. Kerangka Konseptual 32

2.7. Hipotesis Penelitian 34

(7)

vii

BAB III METODE PENELITIAN 35

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 35

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 35

3.3. Variabel Penelitian 35

3.3.1.Variabel Bebas 35

3.3.2.Variabel Terikat 35

3.4. Desain Penelitian 35

3.5. Prosedur Penelitian 36

3.6. Instrumen Penelitian 37

3.7. Uji Coba Instrumen 38

3.7.1.Validitas 39

3.8. Observasi 39

3.9. Teknik Analisis Data 39

3.9.1.Menentukan Rata-rata dan Simpangan Baku 39

3.9.2.Melakukan Uji Normalitas 39

3.9.3.Uji Homogenitas 40

3.9.4.Uji Hipotesis 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43

4.1. Hasil Penelitian 43

4.1.1. Deskripsi Penelitian 43

4.1.1.1. Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen 43 4.1.1.2. Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 44 4.1.1.3. Data Hasil Postes Kelas Eksperimen 45 4.1.1.4. Data Hasil Postes Kelas Kontrol 46

4.1.2. Uji Analisis Data 48

4.1.2.1. Uji Normalitas 48

4.1.2.2. Uji Homogenitas 48

4.1.2.3. Uji Hipotesis 49

4.1.2.4. Temuan Penelitian 50

4.2. Pembahasan 50

BAB.V KESIMPULAN DAN SARAN 53

5.1. Kesimpulan 53

5.2. Saran 53

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1. Langkah – langkah pembelajaran kooperatif 18

Tabel 2.2. Perbandingan empat pendekatan dalam pembelajaran kooperatif 19

Tabel 2.3. Perbedaan model pembelajaran kooperatif dengan konvensional 24

Tabel 3.1. Rancangan penelitian 36

Tabel 3.2. Spesifikasi hasil belajar 38

Tabel 4.1. Nilai pretes kelas eksperimen 43

Tabel 4.2. Nilai pretes kelas kontrol 44

Tabel 4.3. Nilai postes kelas eksperimen 45

Tabel 4.4. Nilai postes kelas kontrol 46

(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Rencana pelaksanaan pembelajaran 54

Lampiran 2. Lembar kerja siswa 80

Lampiran 3. Instrumen penelitian 89

Lampiran 4. Kisi – kisi tes hasil belajar 92

Lampiran 5. Kunci jawaban 103

Lampiran 6. Data mentah pretes kelas kontrol 104

Lampiran 7. Data mentah pretes kelas eksperimen 105

Lampiran 8. Data mentah postes kelas kontrol 106

Lampiran 9. Data mentah postes kelas eksperimen 107

Lampiran 10. Data hasil belajar kelas eksperimen 108

Lampiran 11. Data hasil belajar kelas kontrol 110

Lampiran 12. Uji normalitas data pretes 112

Lampiran 13. Uji normalitas data postes 114

Lampiran 14. Uji homogenitas 116

Lampiran 15. Uji hipotesis pada pretes 118

Lampiran 16. Uji hipotesis pada postes 120

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian terpenting yang membawa dan menentukan kualitas suatu bangsa. Dimana kualitas yang akan dicapai suatu bangsa tercermin pada tujuan pendidikan di Indonesia. Untuk itu pemerintah telah berupaya merumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang berorientasi pada perbaikan kualitas bangsa. Banyak upaya yang telah dilakukan seperti pemberian Bantuan Operasional Siswa ( BOS ), sertifikasi guru, memperbaiki dan melengkapi sarana dan prasarana pendidikan. Namun fakta di lapangan pendidikan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dari hasil ujian nasional (UN) SMA diumumkan serentak di seluruh wilayah Indonesia. Dari hasil UN tingkat SMA sederajat , ribuan siswa dinyatakan tidak lulus. Dari informasi yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) provinsi Sumatera Utara (Sumut) bahwa hasil UN tahun 2007 untuk siswa SMA di Sumut persentase ketidaklulusan mencapai 15%. Hasil UN tahun 2008 sumut mengalami peningkatan persentasi kelulusan mencapai 98% (tidak lulus sebesar 2%). Tetapi pada tahun 2009 hasil UN SMA di Sumut mengalami penurunan mencapai 7,85%.. Tingkat kelulusan di Sumut memiliki grafik naik turun dan terbukti dari hasil UN SMA dalam 3 tahun teakhir.

Tinjauan lebih spesifik dilakukan untuk Kota Medan, dimana terjadi peringkat kelulusan siswa untuk tingkat SMA sederajat pada tahun 2009 mengalami penurunan jika dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ini juga terlihat pada SMA Swasta Josua Medan, dimana pada tahun 2008 siswa lulus 100%, namun data tahun 2009 terjadi penurunan menjadi 92,74%.

(11)

2

Josua Medan menunjukkan hasil belajar IPA dari 40 siswa semester genap Tahun Ajaran 2008/2009, khususnya pada bidang fisika nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50, sedang nilai rata- ratanya 59,5 dimana kriteria ketuntasan minimalnya adalah 70.

Hasil belajar siswa yang rendah tersebut disebabkan beberapa faktor, diantaranya: kurangnya pemahaman siswa dan penguasaan materi pelajaran berdasarkan data angket menyatakan 75% siswa tidak menyukai fisika, kesalahan konsepsi pada materi pokok sehingga siswa sulit memecahkan soal, kurangnya motivasi siswa terhadap pelajaran fisika seperti yang diungkapkan Nur Azizah,S.pd guru mata pelajaran fisika di SMA Swasta Josua Medan, dan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat. Dapat dikatakan nilai siswa rendah pada dasarnya kurangnya memahami materi pelajaran. Selain itu pembelajaran fisika sering membosankan karena menggunakan sistem pengajaran yang monoton dan cenderung dengan hitungan matematis yang seharusnya berisi konsep-konsep yang menarik. Sistem pengajaran yang diterapkan sangat monoton yaitu hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas atau lebih dikenal dengan model pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional ini, bahan pelajaran diberikan secara sistematis dengan penjelasan yang monoton sehingga yang cenderung aktif adalah gurunya sedangkan siswanya bersifat menunggu atau pasif.

(12)

3

pembelajaran yang diangkat oleh penulis adalah model pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share).

Pembelajaran kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) merupakan suatu sikap bekerja diantara sesama dalam bentuk kerja kelompok, dimana tiap kelompok terdiri dari 2 orang atau lebih yang keberhasilannya dipengaruhi oleh keterlibatan setiap anggota kelompok”. Pembelajaran kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) adalah model pembelajaran yang mengetengahkan realita kehidupan

yang dirasakan dan dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-harinya dengan bentuk yang disederhanakan di dalam kelas. Model pembelajaran kooperatif ini merupakan model pembelajaran yang dikembangkan atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah dan lebih cepat memahami dan mengerti pelajaran melalui belajar dengan teman sebayanya dan di bawah bimbingan guru.

Slavin (2009:29) menegaskan “pembelajaran kooperatif menerapkan pentingnya kerja sama untuk mencapai hasil yang optimal”. Selain itu, Isjoni (2010:13) mengatakan “pembelajaran kooperatif juga membantu siswa dalam memahami konsep, berfikir kritis, bekerja sama dan saling membantu antar teman”. Dalam pembelajaran kooperatif siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran sehingga memberikan dampak yang positif terhadap hubungan sosial yang yang berkualitas dan dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) merupakan model pembelajaran yang memiliki prosedur yang sederhana (tidak berbelit-belit) dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara individu dan bekerja sama dengan temannya. Sebenarnya model pembelajaran kooperatif tipe TPS sudah pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya.

(13)

4

Penelitian yang dilakukan Kristina Hutabarat (2008) yang berjudul pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi Besaran dan satuan di kelas VII semester I SMP Negeri 2 Kisaran T.P 2007/2008. dimana hasil penelitian nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran kooperatif adalah rata-rata 67,5 dan tanpa pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah 59,6. Akan tetapi, peneliti masih menghadapi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu terbatasnya waktu, siswa kurang mengetahui tujuan pembelajaran kooperatif tipe TPS tersebut.

(14)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar fisika yang masih rendah 2. Pendekatan pembelajaran yang kurang tepat.

3. Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 4. Siswa kurang menguasai materi fisika.

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dilakukan di SMA Swasta Josua Medan pada kelas X tahun pelajaran 2011-2012.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan model pembelajaran konvensional.

3. Materi pokok yang diajarkan adalah materi pokok Hukum Newton.

1.4Perumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi pokok Hukum Newton SMA Swasta Josua Medan tahun pelajaran 2011-2012?.

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Hukum Newton SMA Swasta Josua Medan tahun pelajaran 2011-2011?.

(15)

6

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi pokok Hukum Newton SMA Swasta Josua Medan tahun pelajaran 2011-2012

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Hukum Newton SMA Swasta Josua Medan tahun pelajaran 2011-2012.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Hukum Newton SMA Swasta Josua Medan tahun pelajaran 2011-2012.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai berikut:

1. Bahan masukan yang berguna bagi peneliti selanjutnya sebagai calon guru. 2. Sebagai bahan masukan untuk menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe TPS sebagai salah satu alternatif menarik dalam memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi siswa.

(16)

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Pair

Share) adalah 59,10

2. Hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional adalah

51,79

3. Ada perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dengan hasil belajar siswa menggunakan model

pembelajaran konvensional pada materi pokok Hukum Newton dengan thitung = 3,0207 >

ttabel = 1,9973.

5.2. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama, diharapkan

memotivasi siswa yang kemampuannya kurang untuk membagi apa yang telah

didiskusikan dengan temannya agar berkesempatan untuk mengutarakan pendapatnya

sendiri.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama, sebaiknya media

yang digunakan lebih dikembangkan lagi. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan

(17)

53

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M.,2007, Fisika 1A SMA dan MA Untuk Kelas X Semester 1, Esis, Bandung

Arikunto, S., 2003, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta

Sitanggang, Barita, 2008, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS(Think-Pair-Share) Berbasis LKS Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Materi Pokok Getaran dan Gelombang Di Kelas VIII Semester I SMP N 18

Medan, FMIPA Unimed, Medan

Diknas, 2009, http://sumutcyber.com, (accesed Februari 2010) Diknas, 2009, http://www.isekolah.org, (accesed Juni 2010) Diknas, 2009, http://waspada.co.id, (accesed Juni 2010)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, 2010, Pedoman Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan

Hutabarat, Kristina, 2009, Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional Pada Materi Pokok

Besaran dan Satuan Semester I SMP N 2 Kisaran Tahun Ajaran 2007/2008,

FMIPA Unimed, Medan

Isjoni, 2010, Cooperative Learning, Alphabeta, Bandung

Kamajaya, 2007, Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas, Grafindo, Bandung

Lie, A., 2002, Cooperative Learning, Grasindo, Jakarta

Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka, Cipta Slavin Robert, E., 2009, Cooperativve Learning, Nusa Media, Bandung

Sudjana, 2005, Media Statistika, Tarsito, Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Seiring dengan pertambahan umur somatotipe perempuan lebih dominan endomorf, komponen mesomorf menurun, dan ektomorf cenderung stabil.. Laki-laki memiliki somatotipe

Kemudian terdapat empat kelebihan dari pengering semprot dibandingkan dengan jenis alat pengering lainnya, yaitu: (1) produk akan menjadi kering tanpa bersentuhan

Dari analisis terhadap teks yang ditampilkan Solopos dapat diketahui bagaimana netralitas media dalam kampanye pilgub. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

(2) Efektivitas pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran mata pelajaran ekonomi antara lain: (a) pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran yang sudah

Objektivitas dari artikel ini adalah untuk mengetahui unjuk kerja sistem refrigerasi siklus tunggal dan ganda yang dapat dimanfaatkan energinya pada bagian panas buang

Dalam : Noer, dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi ketiga, Penerbit FK UI, Jakarta.. Tjokroprawiro,

Pengantar tugas akhir ini berjudul Perancangan Visual Branding Grup Band “Holy Spirit”. Adapun permasalahan yang dikaji adalah merancang promosi “Holy Spirit” agar lebih di

Hipotesis diuji menggunakan Anava (Analisis variansi). Dari hasil analisis dapat disimpulkan: 1) ada pengaruh metode siklus belajar 5E dan inkuiri terbimbing terhadap