• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF MENONTON REALITY SHOW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MOTIF MENONTON REALITY SHOW"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIF MENONTON REALITY SHOW KARMA DENGAN KEBUTUHAN IBU RUMAH TANGGA

(Studi Korelasional Mengenai Hubungan Motif Menonton Reality Show Karma Dengan Pemuasan Kebutuhan Ibu Rumah Tangga Di

Desa Pertambatan)

SKRIPSI

AYU SAFITRI 160904035 Publik Relations

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

MEDAN

2021

(2)

MOTIF MENONTON REALITY SHOW KARMA DENGAN KEBUTUHAN IBU RUMAH TANGGA

( Studi Korelasional Mengenai Hubungan Motif Menonton Reality Show Karma Dengan Pemuasan Kebutuhan Ibu Rumah Tangga Di

Desa Pertambatan)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

AYU SAFITRI 160904035 Public Relations

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(3)
(4)
(5)
(6)

rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan baik. Penulisan sripsi yang berjudul ―Motif Menonton Reality Show Karma Dengan Kebutuhan Ibu Rumah Tangga ( Studi Korelasional Mengenai Hubungan Motif Menonton Reality Show Karma Dengan Pemuasan Kebutuhan Ibu Rumah Tangga Di Desa Pertambatan)‖ ini dilakukan dalam rangka memnuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan almamater Univeritas Sumatera Utara. Peneliti dapat mengerjakan skripsi ini dengan lancar dikarenakan saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Terkhusus terimakasih untuk orang tua penulis yaitu Bapak Amat BK dan Ibu Siti Misnah, berkat doa dan dukungan mereka penulis termotivasi untuk melewati dan menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang selalu memberikan dan memenuhi kebutuhan baik itu material dan juga moril selama mengecap pendidikan di Universitas Sumatera Utara. Penulis juga berterimakasih kepada Abang Syahri Ramadhan, Abang Suharianto dan Kakak Nur Aini atas segala dukungan yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan di perkuliahan. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Rektor yang masih menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi serta Ibu Emilia Ramadhani, S.Sos, M.A selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi, atas segala bantuan yang berguna dan bermanfaat bagi penulis.

3. Ibu Dra. Mazdalifah, M.Si, Ph.D, selaku dosen pembimbing penulis yang

telah memberikan waktu, dukungan, dan bimbingan yang sangat berharga

selama masa perkuliahan dan terkhusus selama proses pengerjaan skripsi

(7)

5. Bapak Prof. Dr. Humaizi, MA selaku dosen pembimbing akademik penulis, yang senantiasa membimbing dan memberikan motivasi selama penulis mengecap pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh dosen dan staff pengajar yang telah banyak mendidik dan membimbing selama masa perkuliahan. Seluruh staff administrasi Departemen Ilmu Komunikasi, Kak Maya dan Kak Yanti yang telah banyak membantu penulis selama masa perkuliahan dan membantu proses administrasi.

7. Seluruh Ibu Rumah Tangga di Desa Pertambatan yang telah bersedia meluangkan waktu dan berdiskusi dengan penulis untuk membantu menyelesaikan skripsi penulis.

8. Sahabat penulis, yaitu Fitri Mawaddah, Rima Tri, Nur SGL, Haryati, Emily Saragih, Feny. Bambang Prasetio selaku sahabat, teman sekaligus keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan, semangat,

mendoakan dan selalu bersedia mendengarkan keluh kesah penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

9. Rekan sekaligus teman berdiskusi penulis, yaitu Manna Nadhirah Nasution dan Monica Dwi Gita yang selalu bersedia begadang bersama untuk mengerjakan skripsi, memberi dukungan, semangat, dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan benar.

10. Abang dan Kakak Ipar penulis yang sudah penulis anggap seperti saudara kandung, Ramadhani, Sri Wahyuni Lubis, Abdi Setiawan.

11. Keponakan penulis, Alvi Rahmansyah, Rizky Zulhafani, Putri Andini, Putri Auliya, Abiyyu Ar-Raihan, dan Muhammad Aqil Rais terimakasih ibu ucapkan kepada ponakan ibu yang selalu menjadi semangat dan motivasi ibu agar ibu cepat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

12. Teman-teman Ilmu Komunikasi Stambuk 2016 yang telah banyak membantu dan memberikan semangat.

13. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu,

penulis mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungannya dalam

penyelesaian skripsi.

(8)

manfaat bagi para pembaca.

Medan , 9 Januari 2021

AYU SAFITRI NIM 160904035

(9)
(10)

Rumah Tangga (Studi Korelasional Mengenai Hubungan Motif Menonton Reality Show Karma Dengan Pemuasan Kebutuhan Ibu Rumah Tangga Di Desa Pertambatan)‖. Tujuan penelitian adalah hubungan dalam menonton tayangan reality show karma dengan pemuasan kebutuhan ibu rumah tangga dikalangan Desa Pertambatan. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uses And Gratification, Komunikasi massa, Media massa, Televisi sebagai media massa, Konten media televisi, dan Reality show. Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Populasi dalam penelitian adalah ibu rumah tangga di Desa Pertambatan yang berjumlah 96 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan total sampling dimana semua anggota populasi menjadi sampel peneliti, total sampling menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100, seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis tabel tunggal, Analisis tabel silang dan Uji hipotesis menggunakan rumus Spearman’s Rho Rank-Order Correlation dengan menggunakan SPSS Versi 20 dan menggunakan skala Guilford atau koefisien korelasi. Hasil uji hipotesis menunjukkan, hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa hubungan (Korelasional) yaitu 0,348. Hal ini bermakna bahwa motif menonton ibu rumah tangga memiliki hubungan yang cukup berarti terhadap pemuasan kebutuhan ibu rumah tangga di Desa Pertambatan.

Kata kunci: Motif, Reality Show, Kebutuhan, Ibu Rumah Tangga

(11)

Needs of Housewives (Correlational Study of the Relationship between the Motives of Watching the Karma Reality Show and the Satisfaction of the Needs of Housewives in the Village of Pertambatan)". The research objective is the relationship in watching karma reality shows with the fulfillment of housewives' needs among Pertambatan Village. The theories used in this research are Uses and Gratification, mass communication, mass media, television as mass media, television media content, and reality shows. This study uses a correlational method. The population in this study were housewives in Pertambatan Village, amounting to 96 people. The sampling technique in the study used total sampling where all members of the population became the sample of the researcher, according to Sugiyono (2007) the total population was less than 100, the entire population was used as the research sample.

The data collection technique used a questionnaire. The data analysis technique used in this study is single table analysis, cross table analysis and hypothesis testing using the Spearman's Rho Rank-Order Correlation formula using SPSS Version 20 and using the Guilford scale or correlation coefficient. Hypothesis test results show, the hypothesis Ho is rejected and Ha is accepted. Hypothesis test results state that the relationship (correlational) is 0.348. This means that the motive for watching housewives has a significant relationship with the satisfaction of housewives needs Pertambatan Village.

Key words: Motive, Reality Show, Needs, Housewife

(12)

LEMBAR PENGESAHAN………... ii

KATA PENGANTAR……….. iii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………. iv

ABSTRAK……….. v

DAFTAR ISI……….. vi

DAFTRA GAMBAR……… vii

DAFTAR LAMPIRAN……… ix

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah... 1

I.2 Rumusan Masalah ... 7

I.3 Tujuan Penelitian ... 8

I.4 Manfaat Penelitian ... 8

I.5 Batasan Masalah ... 9

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori ... 10

2.1.1. Teori Uses And Gratification ... 10

2.1.2. Gratification Sought (Motif) ... 16

2.1.3. Gratuification Obtained (Kepuasan) ... 18

2.1.4. Komunikasi Massa ... 22

2.1.4.1 Fungsi Komunikasi Massa ... 24

2.1.5 Media Massa ... 26

2.1.5.1 Pengertian Media Massa ... 26

2.1.6 Televisi Sebagai Komunikasi Massa ... 27

2.1.7. Konten Media Televisi ... 31

2.1.8. Reality Show ... 33

2.1.8.1 Reality Show Karma ... 34

2.2 Kerangka Konsep ... 26

2.3 Variabel Penelitian ... 37

2.4 Operasional Variabel... 37

2.5 Definisi Operasional ... 37

2.6 Hipotesis ... 40

(13)

3.3 Populasi dan Sampel ... 41

3.3.1 Populasi ... 41

3.3.2 Sampel ... 42

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.5 Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Penelitian ... 45

4.2 Teknik Pengolahan Data ... 45

4.3 Analisis Tabel Tunggal ... 46

4.3.1 Karakteristik Responden ... 47

4.3.2 Analisis Data Motif Menonton Tayangan Reality Show Karma ... 53

4.3.3 Analisis Data Kepuasan Menonton Tayangan Reality Show Karma ... 61

4.4 Analisis Tabel Silang ... 69

4.5 Uji Hipotesis ... 72

4.6 Pembahasan ... 74

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 77

5.2.1 Saran Responden Penelitian ... 78

5.2.2 Saran dalam Kaitan Akademis ... 78

5.2.3 Saran Praktis ... 78

DAFTAR REFRENSI ... 79 LAMPIRAN

Lembar Foltron Cobol Lembar SPSS

Kuesioner Biodata

Lembar Bimbingan Skripsi

(14)

1.1 Model Uses and gratification 20

1.2 Cara Beroperasi Teori Uses and Gratification 21

(15)

2.1 Funsi Komunikasi 26

2.2 Operasional Variabel 37

4.1 Umur 47

4.2 Pendidikan 48

4.3 Pekerjaan 49

4.4 Penghasilan Keluarga Dalam Sebulan 50

4.5 Durasi Menonton Realitty Show Karma Dalam Seminggu 51

4.6 Media Lain Yang Dikonsumsi Selain TV 52

4.7 Motif Informasi 53

4.8 Motif Identitas Pribadi 55

4.9 Motif Integrasi dan Interaksi Sosial 57

4.10 Motif Hiburan 59

4.11 Kepuasan Informasi 61

4.12 Kepuasan Identitas Pribadi 63

4.13 Kepuasan Integrasi dan Interaksi Sosial 65

4.14 Kepuasan Hiburan 67

4.15 Tabel Silang 1 69

4.16 Tabel Silang 2 70

4.17 Tabel Silang 3 71

4.18 Tabel Correlations 72

DAFTAR LAMPIRAN Lembar Foltron Cobol

Lembar SPSS

(16)

Lembar Bimbingan Skripsi

(17)

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi pada dasarnya merupakan proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Dengan adanya komunikasi, seseorang dapat menyampaikan sebuah berita, saling bertukar informasi, mengajukan sebuah gagasan atau ide, maupun bersosialisasi dengan orang lain.

Komunikasi ini sendiri pun dapat dituangkan dalam berbagai bentuk media, seperti kata-kata, gambar, angka, tulisan, dan bahkan video.

Perkembangan ilmu pengetahuan membuat kemajuan teknologi informasi, komunikasi dan media massa (media cetak, elektronik, dan online) ikut mengalami perkembangan yang sangat pesat. Media massa adalah alat atau sarana yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, radio, televisi, film, dan internet .

Media massa yang sangat populer di kalangan masyarakat adalah televisi, hal ini dikarenakan semua orang dapat menikmati siaran-siaran televisi secara gratis.

Setiap hari televisi ditonton oleh jutaan masyarakat sebagai pemuas kebutuhan mereka. Penggunaan media itu terdiri dari, jumlah waktu yang digunakan untuk mengikuti media, jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media, dengan isi media yang dikonsumsi atau isi media secara keseluruhan. Berbagai penggunaan dan pemuasan media ini dapat dikelompokkan ke dalam empat tujuan, yaitu pengetahuan, hiburan, kepentingan sosial dan pelarian (Morissan, 2008: 26).

Selain itu televisi juga menyediakan berbagai informasi kepada setiap

penonton, baik tentang kesehatan, kuliner, travelling, pendidikan, hiburan, dan reality

show. Siaran- siaran yang disajikan televisi kebanyakan bersifat hiburan seperti acara

reality show, sinetron, kuis, komedi dan lain-lain. Hal ini dikarenakan tayangan-

(18)

tayangan televisi yang mengandung unsur hiburan saat ini sangat popular dan digemari oleh semua kalangan masyarakat.

Khalayak bisa secara aktif mencari dan memilih media tertentu untuk menghasilkan kepuasan. Seperti yang dinyatakan teoritikus dalam teori uses and gratification, seseorang bisa aktif dikarenakan mereka mampu mempelajari dan mengevaluasi berbagai jenis media demi tercapainnya tujuan komunikasi (West &

Turner, 2010: 101). Menurut Morissan (2013: 508), teori ini memfokuskan perhatian pada audiens sebagai konsumen media massa, dan bukan pada pesan yang disampaikan.

Seperti yang kita ketahui ibu-ibu merupakan kelompok yang paling suka menonton televisi dibandingkan kelompok lain. Banyaknya tayangan televisi yang bersifat khas perempuan khususnya ibu-ibu seperti acara hiburan, reality show, musik, sinetron komedi, pengajian dan sebagainya merupakan salah satu bukti bahwa ibu-ibu adalah penggemar acara televisi. Alasan ibu-ibu tertarik untuk menonton televisi karena selain untuk mengisi waktu luang, televisi juga merupakan media yang ideal untuk mencari hiburan, informasi dan pendidikan. Kelompok ibu-ibu dalam menonton televisi mempunyai pola yang berbeda-beda, mulai dari jenis acara yang dipilih, waktu yang digunakan, frekuensi menonton televisi, alasan menonton televisi, dan lama menonton televisi

Reality show yang tayang pada malam hari, memungkinkan untuk secara

rutin ditonton oleh Ibu Rumah Tangga yang tinggal di rumah sepanjang hari

dan tidak memiliki pekerjaan diluar rumah. Untuk menghabiskan waktu dan

juga mencari hiburan, Ibu Rumah Tangga biasanya akan menonton televisi

salah satunya adalah menonton tayangan reality show karma. Munculnya tanyangan

reality show karma ini menjadi suatu tontonan yang menarik masyarakat di

Desa Pertambatan Kecamatan Dolok Masihul ini khususnya untuk ibu rumah tangga,

reality show karma ini memberikan dampak yang cukup besar dan membuat

perubahan kebiasaan tersendiri terhadap ibu rumah tangga, tentunya dalam kebiasaan

sehari-hari. Ibu rumah tangga yang rela tidur larut malam, karena tayangan Reality

Show karma sendiri tayang pada pukul 22.00-00.00 wib, dan hal tersebut juga

(19)

disebabkan karena mereka tidak mau tertinggal cerita dari setiap episode di tayangan reality show karma, setiap episode juga menayangkan cerita yang berbeda- beda, setiap harinya. Unsur mistik dan peramalan yang dilakukan oleh indigo yang bernama Roy Kiyoshi yang membuat ibu-ibu rumah tangga tertarik menonton tayangan reality show karma.

Ibu tumah tangga merupakan seorang wanita yang bekerja menjalankan atau mengelola rumah keluarganya serta bertanggung jawab atas rumah tangganya. Karena ibu rumah tangga lebih banyak waktunya di dalam rumah, maka yang dijadikan hiburan adalah menonton televisi dengan menikmati program-program acara yang ditawarkan. Ibu rumah tangga juga merupakan salah satu khalayak yang banyak menggunakan media. Media yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan pengetahuan dan wawasannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Disini seorang ibu rumah tangga dapat dianggap sebagai suatu khalayak yang aktif dalam penggunaan media, baik itu media elektronik maupun media cetak. Ibu rumah tangga memiliki banyak pilihan program acara yang dapat ditonton sesuai dengan minat dan kebutuhan yang dirasakannya. Mereka dianggap aktif dalam menentukan program acara yang akan ditontonnya. Media televisi banyak menentukan perilaku penontonnya, termasuk ibu rumah tangga.

Setiap individu memiliki motif dan tingkat kepuasan yang berbeda-beda.

Sebelumnya, peneliti telah melakukan survei sementara pada beberapa ibu rumah tangga di Desa Pertambatan Kecamatan Dolok Masihul. Survey dilakukan di Desa Pertambatan Kecamatan Dolok Masihul karena desa ini merupakan desa yang memiliki penduduk dominannya Ibu Rumah Tangga.

Ibu-ibu disana kebanyakan menghabiskan waktunya di dalam rumah atau tidak

bekerja di luar rumah, dengan demikian ibu rumah tangga Desa Pertambatan

Kecamatan Dolok Masihul memiliki waktu yang cukup banyak untuk menonton

televisi. Walaupun berada di desa namun ibu rumah tangga di Desa Pertambatan

Kecamatan Dolok Masihul masih memiliki akses yang luas untuk dapat

menonton televisi dan tidak menutup kemungkinan bahwa ibu rumah tanga di

(20)

Desa Pertambatan Kecamatan Dolok Masihul tersebut mengikuti perkembangan tayangan pertelevisian di Indonesia. Setelah melakukan survei, peneliti menemukan beberapa ibu-ibu di Desa Pertambatan yang secara dominannya adalah ibu rumah tangga. Selain itu, ditemukan pula bahwa mayoritas dari ibu rumah tangga di Desa Pertambatan tersebut menjadi penggemar setia tayangan reality show karma di televisi. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan pada ibu rumah tangga di Desa Pertambatan. Pemilihan tayangan reality show karma sebagai tontontan, menunjukkan bahwa ibu rumah tangga menganggap tayangan reality show karma di televisi sebagai tontonan yang menarik. Mereka juga percaya bahwa reality show karma bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhannya sehingga memunculkan tingkat kepuasan tersendiri. Setiap penonton memiliki motif dalam memilih tayangan mana yang akan mereka konsumsi dan mereka anggap menarik sehingga memperoleh kepuasan tertentu.

Ibu rumah tangga memilih tayangan reality show karma di televisi sebagai tontonan mereka dibandingkan menonton program acara lainnya yang tayang di stasiun televisi. Maka dari itu, peneliti menggunakan teori uses and gratification sebagai landasan teori dari penelitian ini

Uses and Gratifications Model (Model Kegunaan dan Kepuasan) merupakan pengembangan dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi pada bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasam (gratifications) atas kebutuhan seseorang. Oleh karena itu, sebagian besar perillaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan individu (Wahyuni, 2014 : 28)

Siaran televisi saat ini telah menjadi kekuatan yang sudah masuk kedalam

kehidupan khlayak manusia karena memiliki karakteristik tersendiri dan memiliki

kelebihan menyajikan unsur pesan bagi pemirsanya, karena dilengkapi dengan

gambar dan suara sehingga tampak lebih hidup dan dapat menjangkau ruang lingkup

(21)

yang luas. pihak-pihak televisi menganggap semakin banyaknnya stasiun TV tentunya akan memunculkan persaingan dan situasi yang kompetitip antar media elektronik untuk dapat merebut perhatian pemirsa dengan cara menyuguhkan acara- acara yang diperhitungkan akan disenangi oleh pemirsa. Demi mendapatkan perhatian penonton, paket acara yang ditawarkan dikemas semenarik mungkin untuk menyeimbangkan persaingan karena banyaknya stasiun televisi yang tayang di Indonesia. Secara tidak disadari, ternyata siaran televisi dapat memberikan dampak atau pengaruh bagi siapa saja yang menontonnya.

Reality show memiliki berbagai macam penyajian, tidak sekedar menyajikan kehidupan seseorang, tapi juga digunakan sebagai ajang kompetisi, atau bahkan digunakan untuk menjahili seseorang. Ada juga reality show yang di gabungkan dengan hal mistisisme, atau dapat disebut sebagai reality misteri seperti acara KARMA yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi yakni ANTV. Karma adalah acara televisi realitas adikodrati yang ditayangkan oleh ANTV sejak 24 Desember 2017. Acara ini ditayangkan berdasarkan acara televisi Thailand berjudul Secret of Numbers yang diproduksi oleh Workpoint Entertainment. Acara Karma sendiri dapat menarik hati para penikmatnya melalui kisah-kisah yang berbau mistis dan disajikan secara dramatis, dengan backsound yang dapat menimbulkan histeria masal, dan berbagai tingkah laku unik yang dilakukan oleh pembawa acaranya.

Mulai dari aksi supranatural yang ditunjukkan oleh orang indigo sebagai salah

satu pembawa acaranya. Reality Show Karma ini membawa unsur mistik dan klenik

dalam setiap tayangan dan permasalahan yang berbeda-beda, seperti perselingkuhan,

kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), santet, dan ilmu hitam, yang paling ditunggu

oleh para penonton adalah partisipan. Karena dalam tayangan reality show Karma

tersebut partisipan mempunyai masalah hidup yang berbeda-beda, acara ini banyak

menuai pujian dan Kritik. Orang yang mengkritik tayangan acara Karma

mengeluhkan acara ini selalu menampilkan adegan-adegan yang mistik dan tidak

masuk akal, dan orang-orang yang yang mengkritik tayangan ini yang hanya berisi

setingan. Walaupun acara Karma banyak menuai kontroversi tetapi tayangan reality

(22)

show Karma ini mampu menduduki ratting tertinggi pada tahun 2017 dan banyak juga yang menyukai acara tersebut. Karma dipandu oleh Robby Purba sebagai pembawa acara dan Roy Kiyoshi sebagai penerawang, dan menghadirkan beragam artis sebagai bintang tamu berbeda setiap harinya.

Dalam setiap episode Karma, terdapat 31 orang dengan latar belakang berbeda duduk sesuai tanggal lahir mereka mulai dari angka 1 hingga 31. Salah satu diantara mereka adalah seorang bintang tamu, dan diajak untuk bergabung dengan Robby dan Roy sehingga tersisa 30 orang. Lalu, Robby dan Roy memilih satu orang yang dianggap perlu untuk diutarakan permasalahannya sesuai tanggal lahir orang tersebut.

Roy yang merupakan seorang indigo memiliki kemampuan "membaca" kehidupan masa lalu seseorang melalui data tanggal lahir, gambar, tulisan, dan pengakuan dari orang tersebut. Nantinya, mereka akan mengungkap kisah dari orang yang memiliki permasalahan tersebut serta memberi sejumlah saran untuk kehidupan yang lebih baik.

Tayangan karma sempat berhenti tayang pada tahun 2018 dan kembali tayang dengan pembawa acara yang digantikan oleh Ichan Akbar . dan saat ini karma kembali tayang dengan judul ―Karma Balik‖. Karma Balik tayang dua kali dalam seminggu yakni Kamis dan Jumat malam jam 22.30 WIB. Acara reality show Karma Balik tidak jauh berbeda dengan Karma , karena memiliki konsep acara yang sama.

Bedanya, jika sebelumnya Roy Kiyoshi ditemani Robby Purba, tapi kini yang bertindak sebagai pembawa acara yakni Ichsan Akbar.

Penelitian ini penting dilakukan agar dapat memberikan sumbangan teoritis

bagi perkembangan fakultas ilmu sosial dan politik khususnya departemen ilmu

komunikasi . serta dapat mengetahui apa motif menonton reality show Karma dengan

pemuasan kebutuhan ibu rumah tangga Desa Pertambatan. Sebelumnya, penelitian

mengenai motif telah beberapa kali dilakukan dengan penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan motif salah satunya yaitu milik Gunawan, Giancinta

Kristantiningsih. Motif masyarakat Surabaya menonton sinetron "Orang Ketiga" di

SCTV. Harapan kedepannya penelitian ini dapat menjadi acuan maupun tolak ukur

dalam penelitian-penelitian ilmu komunikasi pada kemudian harinya

(23)

Responden yang dipilih untuk penelitian setidaknya sudah pernah menyaksikan program KARMA sebanyak minimal lima kali oleh responden karena masyarakat tidak akan mengulangi menonton program tersebut apabila kebutuhannya atau daya kertarikannya sudah tidak terpenuhi. Maka peneliti mengambil keputusan untuk meneliti motif apa yang mendorong masyarakat Desa Pertambatan dalam menonton program KARMA.

Alasan penulis memilih Desa Pertambatan sebagai responden data kuesioner karena setelah survei masih banyak ibu rumah tangga yang gemar menonton program tayangan karma . Tidak hanya itu saja, menurut survei yang peneliti lakukan, masyarakat di Desa Pertambatan khususnya ibu rumah tangga saat ini menggunakan media televisi sebagai media informasi dan hiburan untuk memenuhi kebutuhaannya. Peneliti akan mengunakan indikator motif milik McQuail yaitu motif informasi, motif identitas pribadi, motif interaksi sosial, dan motif hiburan.

Pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan, metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya.

Metode survei yang merupakan metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. (Kriyantono, 2008: 59).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, diatas maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa motif ibu rumah tangga dalam menonton tayang Karma?

2. Kebutuhan apa yang terpenuhi pada saat menonton reality show karma?

3. Bagaimana hubungan menonton reality show karma dengan pemuasan

kebutuhan ibu rumah tangga Desa Pertambatan?

(24)

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui motif ibu rumah tangga dalam menonton tayangan Karma 2. Untuk mengetahui kebutuhan apa yang terpenuhi pada saat menonton

tayangan Karma

3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan menonton reality show karma dengan pemuas kebutuhan ibu rumah tangga desa Pertambatan

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara akademis, penelitian ini dapat menambah dan memperkaya bahan penelitian, referensi, dan sumber bacaan di lingkungan FISIP USU, khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi.

2. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah literature yang berkaitan dengan kajian studi ilmu komunikasi dan dapat memperluas wawasan sebagai referensi pendukung. Dengan itu, penulis dapat membagi ilmu pengetahuan dalam bidang Ilmu Komunikasi untuk teman-teman mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan topik motif menonton dalam memenuhi kebutuhan.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan

pikiran dan kontrubusi kepada pembaca dan memberikan masukan bagi

industri media terutama bagi pihak ANTV untuk memperhatikan dan

memahami kebutuhan penonton. Dengan harapan, penelitian dapat

memberikan motivasui bagi pihak ANTV agar selalu kreatif dalam mengemas

program acaranya tanpa mengabaikan sisi edukatifnya. Selain itu juga, dengan

adanya penelitian ini pihak ANTV mampu memperbaiki dan meningkatkan

ratting program ini.

(25)

1.5 Batasan Masalah

Didalam melakukan penelitian, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti, berguna untuk membatasi penelitian agar tidak terlalu luas dan tetap fokus pada konteks yang kan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Lokasi Penelitian berada di Desa Pertambatan, karena penulis ingin

mengetahui motif menonton tayangan reality show KARMA dalam

memnuhi kebutuhan ibu rumah tangga Desa Pertambatan.

(26)

2.1 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah bagian dari penelitian tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya (Arikunto,2005:72). Teori berguna menjadi titik tolak atau landasan berpikir dalam memcahkan masalah. Fungsi teori sendiri adalah untuk menerangkan, meramalkan, memprediksi dan menemukan keterpautan fakta-fakta yang ada secara sistematis (Effendy, 2003: 224). Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

2.1.1 Teori Uses And Gratifications

Uses and Gratification untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974 yang mengajukan gagasan bahwa perbedaan audiens menyebabkan audiens mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda yang disebabkan berbagai faktor sosial dan psikologis yang berbeda diantara audiens (Morissan,2013:508).

Penelitian sistematik tentang teori Uses and Gratifications telah dilakukan

pada dekade 1960 dan 1970 , bukan hanya di Amerika tetapi juga di Inggris,

Finlandia, Swedia, dan Jepang. Para teoritis mendukung teori ini dengan

berargumentasi bahwa kebutuhan manusialah yang mempengaruhi bagaimana mereka

menggunakan dan merespon saluran media. Dengan demikian titik awal munculnya

teori ini adalah kebutuhan individu. Teori Uses and Gratifications model tidak

tertarik terhadap apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi tertarik pada apa

yang dilakukan orang terhadap media (Sumadiria, 2014:95). Pendekatan ini pertama

kali dinyatakan oleh Katz dalam suatu artikel sebagai reaksinya terhadap pernyataan

Bernard Barelson yang menyatakan bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan

maiti, menegaskan bahwa sebenarnya yang sedang sekarat itu adalah studi

(27)

komunikasi massa sebagai persuasi. Penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pernyataan “ What do the media do to people?” (Rakhmat, 2004:95).

Lahinya teori ini dapat juga dikatakan sebagai kritik terhadap teori peluru (the bullet of communication) atau dinamakan juga teori jarum hipodermik (hypodermic needle theory) dari Wilbur Schramm, walaupun pada akhirnya Scrhamm sendiri yang meminta pencabutan atas teori ini dengan dukungan Paul Lazarsfeld dan Raymond Bauer (Surip,2011:211) .

Teori Uses and Gratificaion ini adalah kebalikan dari teori peluru atau jarum hipodemik. dalam teori peluru media itu sangat aktif dalam all powerfull berada audience. sementara berada dipihak pasif. Sementara dalam teori aktif Uses and Gartification ditekankan bahwa audience itu aktif untuk memillih mana media yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya (Wahyuni, 2014:28).

Uses and Gtaifications menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. khalayak dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan dan mempuyai tujuan. Studi dalam bidang memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapat kepuasan (Gratifications) atas pemenuhan kebutuhan seseorang dan dari situlah timbul istilah Uses Gtarifications. Sebagian besar prilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepetingan individu. Dengan demikian, kebutuhan individu merupakan titik awal kemunculan teori ini.

Teori penggunaan dan Gratifikasi adalah salah satu teori komunikasi yang diusulkan oleh Mc Quail, Blumler dan Brown dimana perhatian penilitian ini adalah pada kepuasan pemirsa sebagai determinan media dan pemilihan pesan. Pemirsa dianggap sebagai individu yang aktif dan memiliki tujuan. Mereka bertanggung jawab untuk memilih media untuk memenuhi kebutuhan mereka dan mereka tahu persis kebutuhan mereka dan bagaimana menyelesaikannya.

Riset Teori Uses and Gratification bermula dari pandangan bahwa

komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi

khalayak. Initi dari teori ini adalah khalayak pada dasarnya menggunakan

(28)

media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak atau disebut sebagai media yang efektif (Kriyantono, 2008: 204).

Katz, Blumer, and Gruvitch, menguraikan lima elemen atau asumsi asumsi dasar dari uses and gratification media sebagai berikut:

1. Audiens dipandang bersikap aktif, artinya peranan penting dari pengguna media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan kepuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak (dalam Surip, 2011:215)

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti berpendapat bahwa teori Uses and

Gratification ini menjelaskan tentang sifat audiens/Ibu Rumah Tangga yang

aktif dalam mengkonsumsi media sehingga mereka dapat selektif dalam memilih

pesan media yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemilihan media

yang dilakukan oleh Ibu Rumah Tangga merupakan salah satu cara

pemenuhan kebutuhan mereka dalam menerima informasi. Mereka dapat memilih

media yang mana yang akan mereka konsumsi sehingga motif ataupun

kepuasaan akan mereka dapatkan sesuai apa yang mereka inginkan.

(29)

Kebutuhan dan motif penggunaan media atau Uses and Gratification dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan-kebutuhan khalayak. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri afialiasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual dikategorisasikan, sebagai berikut:

1. Kebutuhan Kognitif yakni kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan.

2. Kebutuhan Afektif yakni kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

3. Kebutuhan Pribadi yakni kebutuhan yang berkaitan dengan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri.

4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif yakni kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal hal tersebut didasarkan pada hasrat berfiliasi.

5. Kebutuhan Pelepasan yakni kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman (Effendy, 2003:294).

Menurut Katz dan rekan (1974), situasi sosial dimana audien berada turut serta terlibat dalam mendorongan atau meningkatkan kebutuhan audien terhadap media melalui lima cara, yaitu:

1. Situasi sosial dapat menghasilkan ketegangan dan konflik yang mengakibatkan orang membutuhkan sesuatu yang dapat mengurangi ketegangan melalui penggunaan media.

2. Situasi sosial dapat menciptakan kesadaran adanya masalah yang menuntut

perhatian. Media memberikan informasi-informasi yang manarik perhatian

kita.

(30)

3.Situasi sosial dapat mengurangi kesempatan seseorang untuk dapat memuaskan kebutuhan tertentu, dan media berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap.

4. Situasi sosial terkadang menghasilkan nilai-nilai tertentu yang dipertegas dan diperkuat melalui konsumsi media. Orang terdidik akan memilih media yang akan mempertegas atau memperkuat nilai-nilai yang menghargai akal sehat, kesadaran diri, dan ilmu pengetahuan. Tetapi, media juga bisa mempertegas atau memperkuat nilai-nilai yang bertentangan dengan akal sehat.

5. Situasi sosial menuntut audien untuk akrab dengan media agar mereka tetap dapat diterima sebagai anggota kelompok tertentu. Dalam pergaulan sosial, seseorang tidak tahu mengenai isu-isu yang menjadi sorotan media akan dianggap sebagai orang yang tidak mengikuti perkembangan zaman (Morissan, 2013: 513-514).

Beraneka ragamnya kebutuhan tersebut menimbulkan motif- motif tertentu dalam diri seseorang untuk menentukan tindakannya, khususnya dalam motif penggunaan media. Motif jika dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala alasan dan pendorong dalam diri seseorang menyebabkan orang tersebut menggunakan media dan tujuannya dalam menggunakan media tersebut.

Disamping itu, seleksi terhadap media yang dilakukan oleh audiens disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media ini berlaku untuk semua jenis media baik media cetak atau elektronik.

Keinginan dan kebutuhan masing masing individu berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga motif yang dimiliki berbeda beda. Mc Quail, Blumler, dan Brown (2011:72) mengusulkan empat kategori motif penggunaan media berdasarkan penelitian mereka di Inggris, antara lain:

1. Pengalihan, pelarian dan rutinitas dan masalah ; pelepasan emosi 2. Hubungan sosial, manfaat sosial informasi dalam percakapan ;

pengganti media untuk kepentingan perkawanan.

(31)

3. Identitas pribadi atau psikologi individu, penguatan nilai atau penambah keyakinan ; pemahaman diri; eksplorasi realitas ; dan sebagainya.

4. Pengawasan, informasi mengenai hal hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau menuntaskan sesuatu.

Philip Palmgreen membuat sebuah riset tentang uses and gratification.

Riset ini kebanyakan memfokuskan pada motif sebagai variabel independent yang mempengaruhi pengguna media. Palmgreeen kendati juga menggunakan dasar yang sama yaitu orang menggunakan media didorong oleh motif-motif khalayak itu telah dapat dipenuhi oleh media. Dengan kata lain, apakah khalayak puas setelah menggunakan media. Konsep mengukur kepuasan ini disebut GS (Gratification Sought) dan GO (Gratification Obtained) (dalam Kriyantono, 2008:

208).

Indikator terjadinya kesenjangan kepuasan atau tidak (discrepancy gratification) adalah sebagai berikut:

1. Jika mean skor GS lebih besar dari mean skor GO (GO>GO), maka terjadi kesenjangan kepuasan, karena kebutuhan yang diperoleh lebih sedikit dibandingan dengan kebutuhan yang diinginkan, jadi media tersebut tidak memuaskan khalayak.

2. Jika mean skor GS sama dengan mean skor GO (GS=GO), maka tidak terjadi kesenjangan kepuasan, karena kebutuhan yang diinginkan semuanya terpenuhi.

3. Jika mean skor GS lebih kecil dengan mean skor GO (GS < GO ), maka terjadi kesenjangan kepuasan, karena kebutuhan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan, jadi media tersebut memuaskan khalayak (Rachmat, 2006: 215).

Menurut riset uses and gratificationdi atas, peneliti berpendapat bahwa

motif individu dalam menggunakan media sangat berpengaruh dalam memenuhi

kepuasan individu akan kebutuhan individu tersebut. Dalam penelitian ini

(32)

ditujukan untuk mengetahui kesenjangan motif dan kepuasan dalam menonton Reality Show Karma di kalangan ibu rumah tangga.

2.1.2 Gratification Sought (Motif)

Gratification Sought (Motif) adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan pengguna ketika menggunakan jenis media tertentu. Motif yang mendorong seseorang mengkonsumsi media dan dibentuk dari kepercayaan seseorang mengenai apa yang media dapat diberikan dan evaluasi seseorang mengenai isi media (Kriyantono, 2008:208-209).

Motif merupakan sesuatu yang menggerakkan tingkah laku dan dapat menimbulkan intensitas dalam bertindak, serta merupakan kunci pemuas kebutuhan. Motif dapat timbul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Individu merespon kebutuhan tersebut dengan bertingkah laku, bertindak untuk memenuhi kebutuhan tersebut melalui penggunaan media (Effendy 2007:34)

Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa, dan pada saat yang sama kebutuhan ini juga dapat dipuaskan oleh sumber – sumber lain selain media massa. Contohnya jika kita menginginkan kesenangan media massa akan memberi hiburan, kita mengalami goncangan batin media massa memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan, kita kesepian media massa berfungsi sebagai sahabat. Tentu saja, hiburan, ketenangan dan persahabatan dapat juga diperoleh dari sumber-sumber lain seperti kawan, hobi, atau tempat Ibadat (Rakhmat 2004:207).

Dengan demikian motif timbul dikarenakan adanya suatu kebutuhan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan operasional menurut McQuail (2011:72). Terdapat empat kategori motif pengkonsumsian media secara umum, yang terdiri dari:

a. Motif Informasi, pengguna dikatakan memiliki motif informasi apabila

dapat mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan

denganlingkungan masyarakat terdekat, dapat mengetahui berbagai

(33)

informasi mengenai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan keadaan dunia, dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah, dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai pendapat, dandapat memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

b. Motif identitas pribadi, pengguna dikatakan memiliki motif identitas pribadi apabila dapat menemukan penunjang nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi ibu rumah tangga itu sendiri, dapat mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media, dan memperoleh nilai lebih sebagai ibu rumah tangga.

c. Motif integrasi dan interaksi sosial, pengguna dikatakan memiliki motif integrasi dan interaksi social apabila memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial, dapat menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain disekitarnya, dapat menjalankan peran sosial sebagai ibu rumah tangga, keinginan dekat dengan orang lain, dan keinginan untuk dihargai orang lain.

d. Motif hiburan, pengguna dikatakan memiliki motif hiburan apabila dapat melepaskan diri dari permasalahan, bisa bersantai dan mengisi waktu luang, bisa menyalurkan emosi, bisa mendapatkan hiburan dan kesenangan.

Alasan-alasan diatas merupakan unsur dalam pola motivasi yang mendorong perilaku khalayak, karena cocok dengan konsep mengenai fungsi media dan berkaitan dengan pemahaman kita menyangkut peran yang dibawakan oleh media dalam menghubungkan anggota masyarakat dengan masyarakat lain.

2.1.3 Gratification Obtained (Kepuasan)

Gratification Obtained adalah sejumlah kepuasan nyata yang diperoleh individu atas terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah individu tersebut menggunakan media (Kriyantono, 2014:215).

GO (gatifications obtained) dibentuk dari kepercayaan seseorang

mengenai apa yang media dapat berikan dan evaluasi seseorang mengenai isi

media. GO terbentuk berdasarkan pada persepsi individu tentang hasil yang

(34)

diperoleh dari menggunakan media, bisa juga dibilang merupakan kepuasan nyata yang diperoleh setelah seseorang mengonsumsi suatu jenis media tertentu.

Gratifications obtained mempertanyakan hal-hal yang khusus mengenai apa saja yang telah diperoleh setelah menggunakan media dengan menyebutkan acara atau rubrik tertentu secara spesifik.

Dengan kata lain, kepuasan yang diperoleh audiens adalah kepuasan setelah mengkonsumsi suatu acara atau rubrik dalam media tertentu (Kriyantono, 2014:

336-337).

Kepuasan yang diperoleh dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Kepuasan informasi, pengguna dikatakan mendapatkan kepuasan informasi apabila dapat mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat terdekat, dapat mengetahui berbagai informasi mengenai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan keadaan dunia, dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah,dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai pendapat dan dapat memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

b. Kepuasan identitas pribadi, pengguna dikatakan mendapatkan kepuasan identitas pribadi apabila dapat menemukan penunjang nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi Ibu Rumah Tangga itu sendiri, dapat mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media, dan memperoleh nilai lebih sebagai Ibu Rumah Tangga.

c. Kepuasan integrasi dan interaksi sosial, pengguna dikatakan

mendapatkan kepuasan integrasi dan interaksi social apabila

memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial, dapat

menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain

disekitarnya, dapat menjalankan peran sosial sebagai Ibu Rumah

Tangga, keinginan dekat dengan orang lain, dan keinginan untuk dihargai

orang lain.

(35)

d. Kepuasan hiburan, pengguna dikatakan mendapatkan kepuasan hiburan apabila dapat melepaskan diri dari permasalahan, bisa bersantai dan mengisi waktu luang, bisa menyalurkan emosi dan bisa mendapatkan hiburan dan kesenangan.

Motif dan kepuasan memiliki hubungan yang erat. Motif melatarbelakangi seseorang dalam menggunakan media massa dan kepuasan dapat timbul jika motif-motif tersebut dapat dipenuhi oleh media. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Palmgreen dengan menanyakan kembali apakah motif-motif yang mendorong seseorang menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhannya bisa dipenuhi oleh media massa. Kepuasan diartikan sebagai hasil (outcome) yang dirasakan atas penggunaan barang atau jasa, sama atau melebihi harapan yang diinginkan.

Penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beragam, dan efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi. Orang-orang memiliki kesadaran dan kemampuan diri yang memadai ketika mereka memilih dan menggunakan media tertentu dalam memenuhi kebutuhan yang dicari. Kebutuhan yang dicari tersebut tentunya dilatar belakangi oleh kepentingan dan motif-motif tertentu. Dengan kata lain, apakah khalayak puas setelah menggunakan media.

Inti dari teori Uses and Gratification adalah khalayak pada dasarnya

menggunakan media karena motif tertentu dan berbeda-beda sama halnya seperti

penelitian yang dilakukan oleh Palmgreen. Keputusan seseorang untuk menggunakan

atau tidak menggunakan media tergantung dari orang tersebut. Dalam sebuah

penelitian, untuk melihat bagaimana respon pengguna terhadapp media dapat

menggunakan salah satu model Uses and Gratification yang sering digunakan dalam

penelitian seperti gambar berikut ini :

(36)

Adapun model Uses and Gratification digambar seperti berikut : Gambar 1.1

Anteseden Motif Penggunaan Media Efek

-Variabel -Kognitif -Hubungan -Kepuasan

Individual -Diversi -Macam Isi -Pengetahuan

-Variabel -Personal -Hubungan -Dependensi

Lingkungan Identify Dengan Isi

Sumber (Nurudin, 2004 : 197)

Anteseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial. Daftar motif memang tidak terbatas, tetapi operasionalisasi dari Blumer lebih praktis untuk dijadikan petunjuk penelitian. Blumer menyebutkan tiga orientasi : orientasi kognitif, (kebutuhan akan informasi, surveillance, atau eksplorasi realitas), diversi (kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan), serta identitas personal yakni menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri . Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Efek media dapat dioperasionalisasikan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan (Rakhmat, 2004: 66) (Rakhmat, 2004: 66).

Menurut Nurrudin (2004) teori Uses and Gratification beroperasi dalam beberapa cara, seperti yang akan kita lihat pada bagan disamping (dalam Surip, 2011:

214).

(37)

Gambar 1.2

Cara beroperasi Teori Uses and Gratification

Sumber: (Surip, 2011:214)

Berdasarkan bagan diatas, dijelaskan bahwa kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan afektif, berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

Kebutuhan pribadi secara integratif berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, keprcayan, stabilitas, dan status individual. Kebutuhan sosial secara integrative berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. kebutuhan pelepasan berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.

Lingkungan Sosial:

1. ciri-ciri demografis 2. Afiliasi

kelompok 3. ciri-ciri

kepribadian

Kebutuhan khalayak:

1. Kognitif 2. Afektif 3. Integratif

personal 4. Integratif

sosial 5. Pelepasan

ketegangan/

melarikan diri dari kenyataan

Sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media:

1. Keluarga, teman-teman 2. Komunikasi

interpersonal 3. Hobi

4. tidur

Penggunaan media massa:

1. Jenis-jenis media SK, majalah, TV dan film

2. Isi media 3. Terpaan media 4. Konteks sosial

dan terpaan

Pemuasan media (fungsi):

1. Pengamatan lingkungan 2. Diversi/hib

uran 3. Identitas

personal

4. Hub sosial

(38)

Kelebihan dan kekurangan Teori Uses and Gratification:

a. Kelebihan teori Uses and Gratification yakni memfokuskan perhatian pada individu dalam melihat proses komunikasi massa, respek pada kemampuan intelektual dari pengguna media, menyediakan analisis yang mencerahkan bagaimana pengguna berinteraksi dengan isi media, membedakan antara pengguna yang aktif dengan yang pasif, mempelajari media sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari dan menyediakan wawasan yang berguna dalam proses adopsi terhadap media baru.

b. Kekurangan teori Uses and Gratification yakni bergantung pada analisisfungsional yang dapat menciptakan bias terhadap status quo, tidak dapat dengan mudah memberi petunjuk ada tidaknya efek, banyak konsep- konsep kuncinya dikritik karena tidak dapat diukur dan terlalu berorientasi pada level mikro (Baran, 2012:242).

2.1.4 Komunikasi Massa

Komunikasi Massa merupakan salah satu studi dalam ilmu komunikasi yang berkaitan dengan khalayak ramai. Sebagai cabang dari studi komunikasi, komunikasi massa menjadi salah satu yang paling sering dibicarakan, dikarenakan perananya yang sangat penting diera modern ini. Komunikasi Massa adalah suatu bentuk komunikasi yang memanfaatkan saluran media baik cetak, elektronik, maupun media cyber (online). Saluran tersebut berguna dalam menghubungkan pihak komunikator dengan komunikan secara bersamaan.

Seiring perkembangan jaman yang begitu pesat, komunikasi massa juga

sangat mempengaruhi setiap kehidupan manusia bumi. Komunikasi massa

merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial kearah

suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Komunikasi massa mampu

menyebarkan pesan secara publik secara hampir bersamaan bahkan hanya dalam satu

kali penyampaian informasi. Komunikasi massa ini disampaikan secara terbuka

kepada masyarakat heterogen yang jangkauannya relatif lebih besar. Komunikasi

massa berperan sebagai cara yang efektif untuk menyampaikan informasi antara

(39)

pihak yang ingin menyampaikan informasi, dengan pihak yang ingin diberikan informasi. Baik komunikasi bagi perorangan atau individu, komunikasi kelompok, maupun fungsi utamanya sebagai komunikasi bagi masyarakat luas.

Karakteristik utama yang dimiliki oleh komunikasi massa adalah kemampuannya untuk menyebarkan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat melalui media massa. Tentu hal tersebut yang membedakan komunikasi massa dengan komunikasi lainnya, seperti komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Kemampuan unntuk menjangkau ribuan, atau bahkan jutaan oraang merupakan ciri dari komunikasi massa (mass communication), yang dilakukan melalui medium massa seperti televisi, koran dan lain-lain.

Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan medium massa untuk mengirim pesan kepada audien yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur, atau membujuk (Vivian, 2008: 450). Evverett M. Rogerss, media massa terbagi dalam duaa bentuk, yakni media massa modern dan media massa tradisional. Media massa modern antara lain televisi, surat kabar, radio, fil dan lain—

lain. Media massa tradisional meliputi teater rakyat, juru dongen keliling, juru pantun dan lain-lain (Effendy, 2007:79).

Dari pengertian komunikasi diatas, maka sejumlah karakteristik komunikasi (Ardianto 2007), yaitu:

a. Komunikatornya terlembagakan, karena komunikasi massa melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.

b. Pesannya bersifat umum, komunikasi massa bersifat terbuka yang ditujukan untuk semua orang dan tidak diajukan untuk sekelompok orang tertentu.

Hingga pesannya pun bersifat umum yang berupa fakta, peristiwa dan opini.

c. Komunikannya anonim dan heterogen, dalam komunikasi massa,

komunikator tidak mengenal komunikannya (anonim), karena komunikasinya

melalui komunikasi massa dan tidak tatap muka. Komunikasinya heterogen

karena terdiri dari beberapa lapisan masyarakat yang berbeda—beda dan

dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi.

(40)

d. Menimbulkan kesempakan, komunikasi massa memiliki kelebihan dalm hl jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang relative banyak dan tidak terbatas. Keserempakan media massa yakni keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang cukupp jauh komunikator dan penduduk tersebut, satu sama lain dalam keaadaan terpisah.

e. Komunikasinya mengutamakan isi ketimbang hubungan, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang digunakan.

f. Sifatnya satu arah, komunikasi massa tidak melakukan kontak langsung antara komunikator dengan komunikannya. Komunkasi ini terjadi melalui media massa, komunikator aktif menyampaikan pesan dan komunikan aktif menerima pesan. Namun keduanya tidak melakukan feed back dalam proses komunikasinya, sehingga dikatakan bersifat satu arah.

g. Stimulasi alat indera terbatas, komunikasi terbatas penggunaanya sesuai dengan media massa yang digunakan komunikan. Seperti media cetak, radio, televisi atau bahkan film yang masing-masing memiliki stimuli indera manusia yang sifatnya terbatas.

h. Umpan baliknya tertunda, komunikasi massa melalui media massa tidak mampu menjalankan fungsi umpan balik, karenna sifatnya satu arah.

2.1.4.1 Fungsi Komunikasi Massa

Ketika membahas fungsi komunikasi massa kita juga membahas mengenai fungsi media massa, karena tidak ada komunikasi massa tanpa ada media massa sebagai salurannya, menurut (Effendy, 2004 : 26-31) komunikasi massa adalah:

1) Informasi

Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data,

gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang

dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional,

lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang

tepat.

(41)

2) Sosialisasi

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

3) Motivasi

Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupunjangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

4) Perdebatan dan diskusi

Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal.

5) Pendidikan

Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6) Memajukan kebudayaan

Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olah raga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.

7) Integrasi

Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan

memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat

saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan, dan

keinginan orang lain.

(42)

Tabel 2.1 Fungsi Komunikasi No. Tujuan Komunikator

(Penjaga Sistem)

Tujuan Komunikan (Menyesuaikan diri pada sistem: pemuasan

kebutuhan) 1.

2.

3.

4.

Memberi Informasi

Mendidik

Mempersuasi

Menyenangkan, memuaskan kebutuhan komunikan

Mempelajari ancaman dan peluang, memahami lingkungan, menguji kenyataan, meraih keputusan.

Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berguna

memfungsikan dirinya secara efektif dalam masyarakatnya, mempelajari nilai- nilai, tingkah laku yang cocok agar diterima dalam masyarakat.

Memberi keputusan, mengadopsi nilai, tingkah laku, dan aturan yang cocok agar diterima dalam masyarakatnya.

Menggembirakan, mengendorkan urat saraf, menghibur, dan mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi.

Sumber (Alexis S. Tan) 2.1.5 Media Massa

2.1.5.1 Pengertian Media Massa

Media massa berasal dari istilah bahasa inggris yakni mass media of communication atau media of mass communication. Media massa adalah alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja di dalam masyarakat dengan skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi, internet, dan lain-lain (Wiryanto, 2000 : 11-12)

Media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan

inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan

atau sumber daya lainnya (McQuail, 2011 : 3) . Media massa meliputi media

elektronik, media cetak dan media online. Media elektronik sendiri akan terbagi

menjadi beberapa macam diantaranya radio dan televisi, begitu pula dengan

(43)

media cetak akan terbagi menjadi bermacam-macam pula. Yang termasuk media cetak yaitu koran, majalah, buku, dan sebagainya. Media onlinemeliputi media internet seperti website, blog, dan lainnya (Yunus, 2010 : 27). Media juga dapat menjadi sumber dominan yang dikonsumsi oleh masyarakat untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial baik secara individu maupun kolektif dimana media menyajikan nilai-nilai dan penilaian normative yang dibaurkan dengan berita dan juga hiburan.

2.1.6 Televisi Sebagai Komunikasi Massa

Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yakni tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti ―melihat jauh‖, sebab pemirsa berada dari jauh studio tv. Sebagai salah satu alat media massa televisi sering diakses oleh masyarakat mmerupakan medium informasi dan hiburan dengan prinsip audio/visual. Prinsip audio/visual yang dimiliki oleh televisi secara tidak langsung membuat penonton sperti tidak langsung membuat penonton seperti terlibat dalam sebuah siaran. Adapun dampak dari keterlibatan penonton secara berkesinambungan atau terus menerus membuat realitas yang ditayangkan oleh televisi dapat terhubung kepada penonton. Hal tersebut dapat mempengaruhi sikap dan perilaku dalam masyarakat.

Awalnya ditahun 1945, hanya terdapat delapan stasiun televisi dan 8000 pesawat televisi diseluruh AS. Namun sepulh tahun kemudian, jumlah stasiun televisi meningkat menjadihampir 100 stasiun sedangkan jumlah rumah tangga yang mencapai 35 juta rumah tangga tau 67 persen dari total rumah tangga (Morissan, 2008:7)

Siaran televisi dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan siaran

langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-17 pada tanggan 17

Agustus 1962. Siaran lansung itu masih terhitung sebagai siaran percobaan. Siaran

resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara

Referensi

Dokumen terkait

Responden yang berada pada tingkatan satisfied buyer , membeli bihun tapioka karena mendapat kepuasan setelah menggunakan bihun tapioka sebagai soto, meskipun

(Studi Kasus Pada Pt Telkomsel Cabang Pangkalpinang) menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh Gaji, Insentif, Dan Jaminan

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan keterbacaan wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Kelas X Edisi Revisi 2016 dengan menggunakan prosedur klose; dan 2)

Secara keseluruhan pengaruh komposisi campuran biosolar dan minyak jelantah terhadap kualitas batubara hasil proses upgrading ialah bertambahnya zat terbang

L, NIM: 60700112048 mahasiswa Jurusan Ilmu Peternakan pada Fakultas Sains dan Teknologi, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan

Dari penjelasan situasi faktor lingkungan kerja maka penelitian ini akan menfokuskan pada manajemen e-K3 dengan menggunakan web dan mobile untuk memberika

Kecakapan bersifat manusiawi disini merupakan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai dalam bekerja dengan team work atau kelompok kerja, yakni dalam bekerja sama

endidikan hingga kini masih dipercaya sebagai media yang sangat ampuh dalam membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia menjadi lebih baik. Oleh karena