• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pelajar SMA sudah tidak kekanak-kanakan lagi. Namun, mereka belum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pelajar SMA sudah tidak kekanak-kanakan lagi. Namun, mereka belum"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pelajar khususnya SMA dalam ilmu psikologi beranggapan bahwa pelajar SMA sudah tidak kekanak-kanakan lagi. Namun, mereka belum mampu memegang tanggung jawab seperti orang dewasa. Oleh karena itu, masa remaja merupakan suatu tahapan individu yang menunjukan ketidakseimbangan pada remaja terutama dalam melepaskan nilai-nilai baru untuk mencapai kedewasaan. Pada hal ini tampak pada tingkah laku remaja setiap harinya. Masa remaja merupakan suatu tahap transisi dari kehidupan. oleh karena itu remaja banyak pengaruh-pengaruh negatif yang bisa merugikan orang lain seperti kekerasan pelajar.1

Tindakan kekerasan pelajar di Indonesia sekarang masih sering terjadi dan sangat menggangu kehidupan masyarakat. kekerasan dapat terjadi di semua kalangan usia terutama dalam lingkungan sekolah. Seseorang yang terpelajar sekalipun dapat secara leluasa melakukan hal-hal yang bersikap anarkis dan premanisme, salah satunya adalah perkelahian antar pelajar atau disebut tawuran. Aksi-aksi kekerasan atau tawuran dapat terjadi di mana saja, seperti di jalan raya, di persawahan, bahkan di dekat kawasan sekolah sekalipun.

Ketidak sesuaian Penanganan kekerasan pelajar serta tidak maksimalnya aparat penegak hukum dalam menangani kriminalitas

(2)

2

yang dilakukan oleh pelajar, hal tersebut mengakibatkan penyimpangan sosial yang dilakukan oleh pelajar. Penganan yang dilakukan oleh aparat kepolisian diharapkan untuk bersikap cepat dan tanggap dalam menangani masalah kriminalitas yang dilakukan oleh pelajar. Hal tersebut menunjukan bahwa polri harus mampu menunjukkan profesionalismenya didalam mengatasi suatu masalah yang sedang dihadapi masyarakat.

Keberadaan petugas Polri diharapkan memberikan dampak yang positif dalam kehidupan didalam masyarakat. Keinginan masyarakat agar Polri mampu memberikan rasa aman, baik secara moril maupun material.2

Peristiwa yang terjadi di wilayah hukum Polresta Pasuruan sebagian besar disebabkan konflik yang terjadikarena berebut pacar. Salah satu peristiwa yang yang dialami oleh siswi SMA Negeri di kota Pasuruan yang tega menganiaya siswi SMK swasta di kota Pasuruan. Vidio kekerasan tersebut beredar hingga diluar kalangan pelajar. Video ini berlangsung selama dua menit dengan siswi berinisial Na (16) menampar wajah Me (16). Na bertempat tinggal di yang tinggal di Desa Pleret, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan sedangkan Me bertempat tinggal di Kelurahan Krapyak, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan. Na pada waktu itu merupakan pelajar kelas X SMA Negeri 2 Kota Pasuruan. Dalam vidio tersebut nampak Na tmenendang, menjambak dan mencakar pipi Me sebagai korban. Sedangkan pada saat itu Me yaitu siswi kelas X

(3)

3

SMK swasta di Kota Pasuruan. Rekaman tersebut, menunjukan korban nampak kesakitan.Akan tetapi, Dia masih diperlakukan kasar oleh pelaku meskipun sudah mengakui kesalahanya. Dia melontarkan permintaan maaf kepada pelaku. Kejadian itu berlangsung dirumah teman korban pada tanggal 4 Maret 2012di Kelurahan Kepel, Kecamatan Bugulkidul, Kota Pasuruan. Aksi yang dilakukan oleh Na tersebut siswi tersebut dilakukan di depan tujuh teman Me selaku korban. Kejadian tersebut menunjukan bahwa tidak adanya pembelaan dari korban dan hal tersebut didukung oleh teman korban.3

Pelajar sekolah khususnya pelajar SMA adalah kelompok usia remaja yang masih labil dalam menghadapi masalah. Hal ini menimbulkan bahwa adanya sikap emosional yang tinggi dimiliki oleh para pelajar. Mereka berusaha agar keberadaanya diakui oleh suatu lingkup tertentu. Dilihat dari pandangan para pelajar, mereka menganggap bahwa tindakan tersebut hanya suatu bentuk apresiasi mereka terhadap perlakuan yang tidak adil.

Penanganan aparat penegak hukum terhadap kekerasan pelajar masih belum maksimal disini aparat hukum seperti tidak punya konsep untuk mengurangi tindak kriminalitas yang dilakukan oleh pelajar. Dalam tugasnya polri harus pengayomi, pelindungi, dan pelayani masyarakat serta polri dituntut untuk cepat tanggap dalam menangani masalah tersebut.

3Beredar video kekerasan siswi SMA di Kota Pasuruan dalam www.okezone.com akses pada 19

(4)

4

Pihak Polri harus menunjukkan tindakan yang profesional dalam mengatasi permasalahan di lingkungan masyarakat. Jika polri menjalandak tugasnya dengan baik hal ini keberadaan polri sangat dirasakan oleh masyarakat.

Para pakar telah membahas berbagai kasus penyimpangan yang dilakukan oleh pelajar yang telah mengalami suatu pergeseran hal tersebut tentu alan sangat membahayakan, dan menganggu ketentraman dan keamanan dalam kehidupan masyarakat.

Seorang kriminolog yang berasal dari Universitas Indonesia bernama Adrianus Meliala berpendapat bahwa kekerasan para pelajar di kota-kota maupun di desa adalah gejala baru dan akan terus ada karena sistem dari sekolahan tersebut masih bersifat masif. Hal ini menunjukan bahwa sistem pendidikan tersebut masih kurang dikarenakan tidak seimbangnya aspek kognisi dengan aspek pendidikan moral4

Lingkungan masyarakat sekarang masih banyak tindakan kriminal yang dilakukan oleh masyarakat bahkan oleh pejabat hal ini dapat dilihat secara langsung oleh pelajar dan mengakibatkan pelajat tersebut dapat menirunya. Pemerintah sekarang lebih menyampingkan kebutuhan sarana dan prasarana pendukung bagi pendidikan.5

Penyimpangan yang dilakukan oleh pelajar sudah termasuk bentuk tindakan kriminal dan sudah bukan termasuk kenakalan remaja. Penanganan terhadap tindak kriminal pelajar sangat penting dilakukan

4Pendapat ahli tentang kekerasan oleh pelajar dalam www.Kompasiana.com akses pada tanggal 31

maret 2019

(5)

5

untuk mengurangi dampak yang ditimbulkanya. Bentuk kenakalan remaja merupakan penyimpangan perilaku yang merugikan dan jauh dari noorna-norma hukum yang ada. Kasus yang sering terjadi dilingkup pelajar perlu mendapatkan perhatian yang khusus untuk masa depan mereka yang lebih baik. Mereka adalah generasi penerus bangsa yang akan melangsungkan kehidupan di bangsa dan negara di masa yang akan datang.

Pelajar merupakan asset bangsa yang tidak ternilai harganya, karena mereka sebagai pewarismasa depan bangsa dan negara di masa yang akan datang. Jika mereka tidak disiapkan dengan baik mungkin masa depan bangsa dan negara akan hancur kedepanya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terdorong untuk menulis penulisan hukum dengan judul “Peran Kepolisian Dalam Mencegah Tindak Pidana Kekerasan

oleh Pelajar Diwilayah Hukum Polres Kota Pasuruan ( Studi di Polres Kota Pasuruan)”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah upaya Kepolisian Kota Pasuruan untuk menanggulangi tindak pidana kekerasan yang dilakukan oleh pelajar?

2. Hambatan apa yang mempengaruhi Kepolisian dalam mencegah tindak pidana kekerasan yang dilakukan oleh pelajar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perturan hukum tindak pidana kekerasan yang dilakukan oleh pelajar di wilayah hukum Polresta Pasuruan.

(6)

6

2. Untuk mengetahui upaya pelaksanaan penagakan hukum terhadap kekerasan yang dilakukan oleh pelajar di wilayah hukum Polresta Pasuruan.

3. Untuk mengetahui proses penyelesaian tindak pidana kekerasan yang dilakukan oleh pelajar di wilayah hukum Polres Kota Pasuruan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoristis

a. Penelitian ini diharapkan dapat berkontibusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai penegakan hukum terhadap tindak pidana kekerasan yang dilakukan oleh pelajar.

c. Penelitian ini diharapkan sebagai acuan dari penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan mampu membentuk pola pikir yang kritis dan mengembangkan kemampuan dalam pengaplikasian ilmu yang telah diterapkan.

E. Metode Penelitian 1. Metode pendekatan

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam menyusun skripsi ini penulis menggunakan metode yuridis sosiologis. Yuridis yaitu mengkaji konsep normatifnya atau peraturan perundang-undanganya, sedangkan sosiologis mengkaji mengenai proses penyelesaian tindak

(7)

7

pidana yang dikalukan oleh pelajar serta upaya dan hambatan yang terjadi.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Polres Kota Pasuruan.

3. Sumber data

a. Sumber data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini terdiri dari norma dan kaidah dasar, peraturan dasar, peraturan perundang-undangan, yurispridensi. Peraturan dasar dari perundang-undangan diambil dari UU No. 11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan anak, UU No. 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga dan kitab Undang-undang hukum acara Pidana.

b. Sumber data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah studi observasi berupa berkas-berkas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

c. Sumber data Tersier

Sumber data tersier dalam penelitian ini adalah adalah surat kabar, internet, kamus Hukum dan kamus besar Bahasa Idonesia.

4. Teknik pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan 2 jenis teknik diantaranya:

a. Teknik wawancara tertulis, ymerupakan teknik pengumpulan data melalui wawancara antara penulis dengan narasumber

(8)

8

melalui pengajuan daftar pertanyaan. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan permasalahan ini yaitu:

1) Kanit PPA Polres Kota Pasuruan

b. Teknik studi kepustakaan, merupakan teknik pengumpulan data melalui pengkajian literature yang berhubungan dengan masalah penelitian.

F. Sitematika Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini terdiri dari dari 4 Bab yang disusun secara sistematis, adapun sistematika dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: Bab I berisi tentang pendahuluan yaitu gambaran mengenai: latar belakang, rumusan masalah,tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta metode penelitian.

Bab II berisi tentang tinjauan pustaka yaitu penjelasan teoritis meliputi: tinjauan mengenai Kepolisian, tinjauan mengenai tindak pidana, tinjauan tentang pencegahan, tinjauan mengenai kekerasan,tinjauan mengenai Hakekat Kekerasan Pelajar.

Bab III berisi hasil penelitian dan pembahasan yaitu uraian hasil penelitian dan penjelasan mengenai proses penyelesaian tindak pidana kekerasan yang dilakukan oleh pelajar di wilayah hukum Polres Kota Pasuruan dan upaya penanggulangan serta hambatan.

Bab IV berisi kesimpulan dan saran, yaitu kesimpulan dari penelitian dan saran dari peneliti.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil FTIR antara kapulaga merah dan putih menunjukkan bahwa kedua kapulaga ini tidak memiliki perbedaan gugus fungsi sehingga kandungan minyak atsirinya perlu diuji

A Descriptive Analysis of English Register Used By Drug Consumers in Surakarta..

Usaha lain yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas guru dan tenaga pendidik adalah dengan mengajak para guru dan tenaga pendidik untuk

Berdasarkan analisis barcode secara molekuler menggunakan COI, maka didapatkan hasil pada nomor spesimen 1 secara identifikasi morfologi spesies Macrobrachium malayanum

KS-07 Determinasi Hormon Kortisol dalam Serum Darah sebagai Indikator Stres pada Sapi Potong yang Disembelih dengan dan Tanpa Pemingsanan. Hadri Latif, Koekoeh Santoso,

Sistem yang ditujukan untuk menangani proses bisnis yang bertumpu pada pelayanan kepada pelanggan dengan tujuan dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan,

konsultan yang melayani pembangunan perumahan dan permukiman. Khusus untuk fasilitasi pada masyarakat kurang mampu dan penanggulangan.. bencana dapat diselenggarakan dengan

Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali, Kota Surakarta termasuk ke dalam Kawasan Andalan Subosuka-Wonosraten dan diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)..