• Tidak ada hasil yang ditemukan

ROSWITHA DEPRI SIANTURI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ROSWITHA DEPRI SIANTURI"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN SERDANG

BEDAGAI DENGAN KOMITMEN PENGGUNA ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL

MODERATING

TESIS

Oleh

ROSWITHA DEPRI SIANTURI 147017127 / Akt

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN SERDANG

BEDAGAI DENGAN KOMITMEN PENGGUNA ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL

MODERATING

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Oleh

ROSWITHA DEPRI SIANTURI 147017127 / Akt

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(3)

Judul Tesis : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating

Nama Mahasiswa : Roswitha Depri Sianturi Nomor Pokok : 147017127

Program Studi : Ilmu Akuntansi

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA) (Ketua)

Ketua Program Studi

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, CA)

Dekan

(Prof. Dr. Ramli, SE, MS)

Tanggal lulus : 23 Agustus 2016

(Fahmi Natigor, SE, M.Acc, Ak, CA) (Anggota)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 23 Agustus 2016

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA Anggota : 1. Fahmi Natigor, SE, M.Acc, Ak, CA

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, CA 3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, CA

4. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, CA

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating” yang disusun sebagai syarat memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara adalah benar karya peneliti sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang peneliti lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini telah peneliti cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari, ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya peneliti sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, peneliti bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang peneliti sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, 23 Agustus 2016 Peneliti,

Roswitha Depri Sianturi

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kompetensi sumber daya manusia, penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pemanfaatan teknologi informasi, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan komitmen Pengguna Anggaran sebagai variabel moderating terhadap kualitas laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai. Jenis penelitian adalah penelitian kausal yang menggunakan data primer dengan kuesioner. Populasi penelitian sebanyak 90 responden dan diolah sebanyak 72 responden, semua populasi dijadikan sampel penelitian. Analisis data yang digunakan regresi linear berganda dan uji residual digunakan menguji variabel moderating. Hasil penelitian menunjukkan secara serempak, pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kompetensi sumber daya manusia, penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pemanfaatan teknologi informasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Secara parsial, pengaruh penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pemanfaatan teknologi informasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Komitmen Pengguna Anggaran dapat memoderasi hubungan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kompetensi sumber daya manusia, penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pemanfaatan teknologi informasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dengan kualitas laporan keuangan.

Kata kunci: Kualitas laporan keuangan, penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kompetensi sumber daya manusia, penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pemanfaatan teknologi informasi, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan komitmen Pengguna Anggaran

(7)

ABSTRACT

The objective of the study was to analyze the influence of the application of Government Accounting Standard, Human Resources Competence, application of Government Internal Controlling System, information technology, compliance with legal provisions, and commitment of Budget Users as moderating variable on the quality of financial statement in Serdang Bedagai District Government. The study used causal method, using primary data with questionnaires. There were 90 respondents, but only 72 of them were processed. The whole population was used as the samples. The data were analyzed by using linear regression analysis and residual test for testing moderating variable. The results of the research showed that, simultaneously, the influence of the application of Government Accounting Standard, Human Resources Competence, application of Government Internal Controlling System, information technology, and compliance with legal provisions had significant influence on the quality of financial statement.

Partially, the influence of the application of Government Internal Controlling System, information technology, and compliance with legal provisions had positive and significant on the quality of financial statement. The application of Government Accounting Standard and Human Resources Competence had positive but not significant influence on the quality of financial statement.

Commitment of Budget Users could moderate the correlation of the influence of the application of Government Accounting Standard, Human Resources Competence, application of Government Internal Controlling System, information technology, and compliance with legal provisions with the quality of financial statement.

Keywords: Quality of financial statement, application of Government Accounting Standard, Human Resources Competence, application of Government Internal Controlling System, information technology, compliance with legal provisions, and commitment of Budget Users.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating”.

Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga memerlukan perbaikan berupa kritik dan saran yang membangun. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa segala yang dilakukan dalam penyusunan tesis ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada.

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, CA selaku Ketua Program Studi Ilmu Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara juga selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk perbaikan hingga selesainya penulisan tesis ini.

4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari, Lubis, M.Si, Ak, CA selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara juga selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk perbaikan hingga selesainya penulisan tesis ini.

(9)

5. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selaku fasilitator program beasiswa STAR-BPKP yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada peneliti dalam menempuh jenjang pendidikan S-2.

6. Bapak Dr. Binsar H. Simanjuntak, Ak, MBA, CPMA, CA, CFrA selaku Kepala Deputi BPKP Bidang Politik Sosial Budaya Pertahanan dan Keamanan selaku ketua proyek program beasiswa STAR-BPKP yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan.

7. Ibu Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph,D, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada peneliti dalam proses penelitian dan penulisan untuk perbaikan tesis ini.

8. Bapak Fahmi Natigor, SE, M.Acc, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada peneliti dalam proses penelitian dan penulisan untuk perbaikan tesis ini.

9. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, CA selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini.

10. Bapak, ibu dosen, dan staf administrasi Program Studi Ilmu Akuntansi atas segala ilmu dan bantuan yang diberikan.

11. Bapak Bupati, pejabat Eselon II, pejabat Eselon III, seluruh pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD), dan bendahara pengeluaran SKPD pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai beserta Bapak Ir. Muhammad Aliuddin, MP Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Serdang Bedagai yang telah memberikan bantuan selama proses penelitian.

(10)

12. Suami saya Hotmadi Hadianto Samosir, S.TP dan anak-anak saya Suhendra Rafael Samosir, Stephanie Gracella Samosir, dan Priscilla Abigail Samosir yang telah memberikan dukungan dan doa sehingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan ini.

13. Orang tua saya Bapak Drs. Tumpak Sianturi, Ibu Rosdiana br. Manalu, mertua saya Ibu Tioma br. Pakpahan, abang saya Jhonny Sianturi, adek-adek saya Robert, Jhimmy, Franciscus, eda Mutyara br. Hutapea, dan seluruh keluarga yang memberikan doa dan dorongan semangat kepada peneliti.

14. Teman-teman Mahasiswa Program Beasiswa STAR-BPKP Program Studi Ilmu Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara khususnya batch 3 kelas 2 yaitu : Suprihain, Sri, Herdina, Mega, Gloria, Meriati, Poltak, David, Ferri, Syahrin, Suheiri, Amri, Hendri, dan Asido atas persahabatan yang penuh dengan rasa kekeluargaan, sumbangan pikiran, pengalaman, dan membantu dalam perkuliahan dan penyusunan tesis ini.

Akhir kata, semoga Tuhan selalu melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada kita semua dan kiranya tesis ini dapat berguna bagi peneliti khususnya dan pembaca. Amin

Medan, 23 Agustus 2016

Peneliti,

Roswitha Depri Sianturi

(11)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Roswitha Depri Sianturi

2. Tempat/tanggal lahir : Balige / 8 April 1981

3. Agama : Kristen Protestan

4. Orang tua

a. Ayah : Drs. Tumpak Sianturi

b. Ibu : Rosdiana Manalu

5. Status menikah : Menikah

6. Nama suami : Hotmadi Hadianto Samosir, S.TP.

7. Nama Anak : 1. Suhendra Rafael Samosir 2. Stephanie Gracella Samosir

3. Priscilla Abigail Samosir

8. Alamat : Jalan Bunga Sedap Malam V Ujung Medan

9. Email : witha_mnh@yahoo.com

10. Pendidikan

a. SD : SD Negeri 2 Balige (1987-1993) b. SMP : SMP Negeri 3 Balige (1993-1996) c. SMA : SMA Negeri 1 Medan (1996-1999) d. Sarjana : S-1 Kehutanan IPB (1999-2004)

11. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (2006-sekarang)

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Orisinalitas Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1. Landasan Teori ... 11

2.1.1 Kualitas laporan keuangan ... 11

2.1.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan ... 13

2.1.3 Kompetensi Sumber Daya Manusia ... 15

2.1.4 Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan ... 17

2.1.5 Pemanfaatan teknologi informasi ... 19

2.1.6 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan ... 20

2.1.7 Komitmen Pengguna Anggaran ... 22

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 24

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 30

3.1 Kerangka Konsep ... 30

3.2 Hipotesis ... 34

BAB IV METODE PENELITIAN ... 36

4.1 Jenis Penelitian ... 36

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

4.3 Populasi dan Sampel ... 36

4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

4.5 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 40

4.6 Teknik Analisis Data ... 41

4.6.1 Statistik deskriptif ... 41

4.6.2 Uji kualitas data ... 43

4.6.3 Uji asumsi klasik ... 44

4.6.4 Uji hipotesis ... 47

(13)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

5.1 Deskripsi Data Penelitian ... 51

5.1.1 Deskripsi lokasi ... 51

5.1.2 Karakteristik responden ... 52

5.1.3 Statistik deskriptif ... 54

5.2 Analisis Data ... 56

5.2.1 Uji kualitas data ... 56

5.2.2 Uji asumsi klasik ... 57

5.2.3 Uji hipotesis ... 60

5.3 Pembahasan ... 67

5.3.1 Pengaruh penerapan SAP terhadap kualitas laporan keuangan ... 67

5.3.2 Pengaruh kompetensi SDM terhadap kualitas laporan keuangan .. 69

5.3.3 Pengaruh penerapan SPIP terhadap kualitas laporan keuangan ... 71

5.3.4 Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan... 72

5.3.5 Pengaruh kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan terhadap kualitas laporan keuangan ... 73

5.3.6 Pengaruh komitmen PA sebagai variabel moderating terhadap kualitas laporan keuangan ... 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 78

6.1 Kesimpulan ... 78

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 79

6.3 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN ... 86

(14)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1 Hasil Pemeriksaan BPK atas LKPD Tahun 2014 . ... 2

1.2 Daftar Opini LKPD Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010 sampai dengan 2014. ... 3

1.3 Perbedaan dengan Peneliti Terdahulu . ... 10

4.1 Daftar SKPD pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai ... 37

4.2 Definisi Operasional Variabel. ... 42

5.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 51

5.2 Demografi Responden. ... 52

5.3 Statistik Deskriptif ... 54

5.4 Uji Reliabilitas Variabel ... 57

5.5 Uji Normalitas ... 58

5.6 Uji Multikolonieritas ... 59

5.7 Uji Glejser ... 60

5.8 Nilai Koefisien Determinasi ... 61

5.9 Uji Statistik F . ... 62

5.10 Uji Statistik t ... 63

5.11 Hasil Pengujian Regresi Hipotesis Kedua... 66

5.12 Hasil Uji Residual ... 67

(15)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman 3.1 Kerangka Konsep. ... 31 5.1 Grafik Scatterplot ... 60

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) dalam PP No. 71

Tahun 2010 ... 86

2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 89

3 Jadwal Penelitian ... 93

4 Kuesioner Penelitian ... 94

5 Uji Kualitas Data ... 102

6 Uji Asumsi Klasik ... 107

7 Pengujian Hipotesis Pertama ... 109

8 Pengujian Hipotesis Kedua ... 110

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah sendiri sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) No. 32 Tahun 2004 sehingga pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, dan transparan. Menurut Mardiasmo (2006), akuntabilitas diartikan sebagai bentuk kewajiban memberi pertanggungjawaban atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran dalam media pertanggungjawaban secara periodik. Media pertanggungjawaban dalam bentuk laporan pertanggungjawaban selama 1 tahun anggaran, yaitu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan masyarakat umum oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah adalah laporan keuangan yang harus disesuaikan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Hal ini tertuang dalam UU No.

17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sehingga diperoleh laporan keuangan yang lebih akuntabel dan lebih berkualitas.

Laporan keuangan yang berkualitas adalah salah satu indikator tata kelola pemerintahan yang baik. Laporan keuangan yang berkualitas memiliki

(18)

karakteristik, yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 71 Tahun 2010.

Penilaian atas laporan keuangan pemerintah dilakukan oleh BPK setelah memeriksa laporan keuangan dengan mengeluarkan pernyataan berupa opini.

Hasil penilaian BPK dinyatakan dalam 4 opini, yaitu Wajar tanpa Pengecualian (WTP) termasuk Wajar tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (WTP- DPP), Wajar dengan Pengecualian (WDP), Tidak Wajar (TW), dan Tidak Memberikan Pendapat (TMP).

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK Tahun 2014 yang dilakukan atas 504 LKPD (93,51%) dari 539 pemerintah daerah yang wajib menyusun laporan keuangan memberikan hasil yang bervariasi yang disajikan pada Tabel 1.1.

Capaian LKPD ini berada di bawah target RPJMN 2010 sampai dengan 2014 yang menetapkan opini WTP untuk seluruh LKPD Tahun 2014 dan sesuai dengan UU No. 15 Tahun 2004. Pengaruh pemberian opini ini sangat kuat dalam pemberian gambaran tentang pemerintah daerah.

Tabel 1.1 Hasil Pemeriksaan BPK atas LKPD Tahun 2014 No.

Opini BPK

WTP WDP TW TMP

LKPD % LKPD % LKPD % LKPD %

1. 251 49,80 230 45,64 4 0,79 19 3,77

Sumber: IHPS I BPK RI Tahun 2015

Penjelasan kewajaran terhadap informasi laporan keuangan disajikan atas dasar kriteria opini sesuai dengan Pasal 16 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Kriteria opini tersebut, yaitu kesesuaian dengan SAP, pengungkapan yang cukup,

(19)

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas Sistem Pengendalian Intern (SPI).

Iktisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I Tahun 2015 disusun memenuhi Pasal 18 UU No. 15 Tahun 2004 dengan temuan 15.434 permasalahan, yaitu 7.544 permasalahan (48,88%) kelemahan SPI dan 7.890 (51,12%) permasalahan ketidakpatuhan dari 10.154 temuan. Hal ini juga diperkuat dalam Pasal 12 UU No. 15 Tahun 2004, dalam rangka pemeriksaan keuangan, pemeriksa melakukan pengujian dan penilaian atas pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten yang masuk dalam pemeriksaan BPK Tahun 2014 yang memperoleh opini WTP- DPP. Opini laporan keuangan mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu WDP menjadi WTP-DPP yang disajikan pada Tabel 1.2.

Peningkatan ini terjadi disebabkan oleh entitas telah melaksanakan perbaikan atas kelemahan-kelemahan LKPD tahun sebelumnya. Hal ini masih perlu ditingkatkan untuk mencapai opini WTP. Kelemahan LKPD ini karena penyimpangan SAP yang tidak material atas penyajian akun-akun dalam laporan keuangan dan penerapan perundang-undangan tentang akuntansi berbasis akrual pertama kali.

Tabel 1.2 Daftar Opini LKPD Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010-2014

No. Tahun Opini Audit

1. 2010 WDP

2. 2011 WDP

3. 2012 WDP

4. 2013 WDP

5. 2014 WTP DPP

Sumber: IHPS I BPK RI Tahun 2015

(20)

Salah satu negara yang sudah menerapkan akuntansi berbasis akrual dan berhasil dalam penerapannya adalah Selandia Baru. Hal ini dipengaruhi oleh faktor krisis fiskal, dukungan dari politisi, dan reformasi birokrasi khususnya Sumber Daya Manusia (SDM) (Athukorala dalam Widjajarso, 2009). Indonesia masih dalam masa transisi penerapan SAP yang menganut basis kas yang menggunakan metode pembukuan sepasang menuju basis akrual yang menggunakan metode pembukuan berpasangan yang diatur dalam PP No. 71 Tahun 2010. Penerapannya masih berjalan lambat disebabkan oleh berubahnya peraturan perundang-undangan yang mengikuti, masih diterapkan secara perlahan, kurangnya SDM yang memahami akrual, belum intensifnya pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan PP No. 71 Tahun 2010, serta kurang optimalnya penggunaan teknologi informasi dalam pelaporan keuangan. Pelaksanaan SAP di Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai didukung oleh Peraturan Bupati Serdang Bedagai No. 11 dan No. 12 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Pelaksanaannya belum maksimal karena masih dalam proses sosialisasi dan pelatihan ke tiap-tiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Hasil penelitian BPK mulai Tahun 2004 sampai dengan 2008 (5 tahun) tentang kondisi SDM pengelola keuangan adalah kurangnya SDM yang berlatar belakang akuntansi, alokasi SDM yang tidak tepat, tingkat pemahaman dasar staf mengenai administrasi keuangan negara masih lemah, dan penghargaan yang belum tepat (Triani, 2013). Kompetensi SDM yang diperlukan adalah pegawai pemerintah yang berlatar belakang akuntansi yang ditempatkan pada posisi atau jabatan dalam pengelolaan keuangan. Peningkatan pendidikan berkelanjutan juga

(21)

diperlukan seperti pelatihan, bimbingan teknis, seminar, dan sosialisasi (Forum Dosen Akuntansi Publik, 2006). Secara kuantitas, jumlah pegawai pemerintah yang berlatar belakang akuntansi, baik PPK maupun bendahara pengeluaran pada Kabupaten Serdang Bedagai masih sedikit.

Beest et al. (2009) menjelaskan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan, yaitu penerapan pengendalian intern dalam pemerintahan pusat dan daerah dinamakan SPIP. Penerapan SPIP dapat memberikan keyakinan memadai tentang seluruh kegiatan telah dilakukan secara efisien dan efektif. Pelaksanaan SPIP pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai didukung oleh Surat Keputusan Bupati Serdang Bedagai No. 34 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai.

Penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaan keuangan daerah telah diakomodir juga dalam Pasal 225 Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 yang memperkenankan penggunaan aplikasi komputer dalam pengelolaan keuangan daerah sehingga menghasilkan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah. Teknologi informasi dalam pengelolaan keuangan yang digunakan adalah aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) yang dibuat oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). SIMDA telah digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai sejak Tahun 2008 sampai sekarang. Penggunaan aplikasi SIMDA belum maksimal dan belum dilaksanakan secara online di tiap-tiap SKPD.

Tugas pimpinan SKPD selaku Pengguna Anggaran (PA)/ Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), yaitu merencanakan, melaksanakan/menatausahakan,

(22)

pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan anggaran yang diuraikan dalam Pasal 10 PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Laporan keuangan yang baik dihasilkan dari komitmen pimpinan daerah dan jajarannya (Kurniawan, 2011). Berdasarkan Pasal 59 ayat (1) dan (2) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintahan daerah yang disebut kepala daerah. Hal ini juga sesuai dengan Pasal 5 ayat (3) Permendagri No. 13 Tahun 2006, kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah, kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dan kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang. Komitmen PA sebagai kepala SKPD pada SKPD yang dipimpin sangat dibutuhkan dalam penyusunan laporan keuangan.

Komitmen PA digunakan sebagai variabel moderating sebab dalam prakteknya, kurangnya keinginan yang kuat PA dalam penyusunan laporan keuangan. Kurangnya keinginan akan hal ini dapat dilihat dari penempatan Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) dan bendahara pengeluaran yang bukan berlatar belakang pendidikan akuntansi. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik diperlukan adanya komitmen pimpinan, yaitu loyalitas yang pasif tetapi melibatkan hubungan aktif dan keinginan untuk memberikan kontribusi yang berarti pada organisasinya (Mowday et al., 1979).

Menurut Irwan (2011), penerapan SPIP, kompetensi SDM, dan penerapan SAP berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Kualitas laporan keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat lebih banyak dipengaruhi

(23)

oleh penerapan SPIP dan penerapan SAP dibandingkan dengan kompetensi SDM.

Hal ini didukung oleh penelitian Suwanda (2015), penerapan SAP berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Yosefrinaldi (2013), pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan berpengaruh terhadap pemberian opini BPK dengan hasil negatif signifikan (Nalurita, 2015).

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fikri et al. (2015), penerapan SAP, dan kompetensi aparatur tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Kompetensi SDM (Sagara, 2015), penerapan SPI (Suwanda, 2015), pemanfaatan teknologi informasi (Suwanda, 2015), dan pemahaman peraturan (Pangkong, 2013) berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian tersebut, terdapat inkonsistensi variabel-variabel yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan penjelasan fenomena dan inkosistensi di atas, diperolehlah ide penelitian untuk mengkaji lebih lanjut tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan latar belakang di atas, dirumuskan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kompetensi sumber daya manusia, penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pemanfaatan teknologi informasi, dan kepatuhan terhadap peraturan

(24)

perundang-undangan berpengaruh secara serempak dan parsial terhadap kualitas laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai?

2. Apakah komitmen Pengguna Anggaran dapat memoderasi hubungan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kompetensi sumber daya manusia, penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pemanfaatan teknologi informasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dengan kualitas laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan akan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. untuk menganalisis penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kompetensi sumber daya manusia, penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pemanfaatan teknologi informasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan berpengaruh secara serempak dan parsial terhadap kualitas laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai;

2. untuk menganalisis kemampuan komitmen Pengguna Anggaran dalam memoderasi hubungan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kompetensi sumber daya manusia, penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pemanfaatan teknologi informasi, dan kepatuhan dengan peraturan perundang-undangan dengan kualitas laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai.

(25)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. dapat mengembangkan literatur-literatur akuntansi yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan;

2. bagi pemerintah daerah, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam mengevaluasi kualitas laporan keuangan agar meningkatkan opini laporan keuangan menjadi WTP pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai;

3. bagi akademisi, penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi untuk penelitian lanjutan, khususnya mengenai penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan.

1.5 Orisinalitas

Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Irwan (2011) yang berjudul “Pengaruh Penerapan SPIP, Kompetensi SDM, dan Penerapan SAP terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat”. Variabel independennya adalah penerapan SPIP, kompetensi SDM, dan penerapan SAP serta variabel dependen adalah kualitas laporan keuangan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan SAP, kompetensi SDM, penerapan SPIP, pemanfaatan teknologi informasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Variabel dependen adalah kualitas laporan keuangan, dan variabel moderating adalah komitmen PA yang selanjutnya disajikan pada Tabel 1.3.

(26)

Objek penelitian adalah SKPD pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai yang dilakukan Tahun 2016. Penelitian sebelumnya dilakukan di Pemerintah Provinsi Sumatera Barat pada Tahun 2011.

Tabel 1.3 Perbedaan dengan Peneliti Terdahulu

No. Kriteria Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang 1. Variabel dependen Kualitas laporan keuangan Kualitas laporan keuangan 2. Variabel

independen

1. Penerapan SPIP 2. Kompetensi SDM 3. Penerapan SAP

1. Penerapan SAP 2. Kompetensi SDM 3. Penerapan SPI

4. Pemanfaatan teknologi informasi

5. Kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan 3. Variabel

moderating

- Komitmen PA

4. Tahun penelitian 2011 2016

5. Lokasi penelitian Pemerintah Provinsi Sumatera Barat

Kabupaten Serdang Bedagai

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Setelah fenomena dan masalah penelitian dirumuskan, selanjutnya adalah pengumpulan teori, konsep, dan generalisasi hasil penelitian yang dijadikan sebagai landasan teori penelitian. Landasan teori diperlukan sebagai dasar yang kokoh penelitian dan cara ilmiah untuk mendapatkan data. Dalam landasan teori, sudah jelas teori yang akan dipakai yang berguna sebagai landasan dasar pembuatan hipotesis, penyusunan instrumen, pembahasan hasil, kesimpulan, dan saran (Sugiyono, 2014). Dalam menjawab permasalahan yang sudah dijabarkan di bab sebelumnya, landasan teori penelitian ini diambil dari referensi dan hasil penelitian sebelumnya.

2.1.1 Kualitas laporan keuangan

Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.

Akuntabilitas publik terdiri atas akuntabilitas vertikal dan akuntabilitas horisontal.

Pertanggungjawaban vertikal adalah pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada pemerintah pusat dan pemerintah pusat kepada MPR melalui unit-unit kerja kepada pemerintah daerah. Pertanggungjawaban horisontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat. Akuntabilitas publik pemerintah adalah pemberian informasi dan pengungkapan atas aktivitas dan kinerja keuangan

(28)

pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut.

Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus menjadi subyek pemberi informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak publik (Mardiasmo, 2009).

Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010, laporan keuangan adalah laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Dengan kata lain, laporan keuangan adalah output dari sistem akuntansi yang bermanfaat pemberian informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi keuangan sebagai dasar pembuatan keputusan (Mahmudi, 2011) yang dilaksanakan di tingkat SKPD dan di tingkat PPKD (Nunuy, 2009).

Kualitas laporan keuangan sesuai dengan SAP yang terkandung dalam Paragraf 32 Lampiran II PP No. 71 Tahun 2010 adalah syarat normatif yang dipenuhi dalam penyusunan laporan keuangan untuk menghasilkan informasi akuntansi yang memiliki manfaat bagi pengguna laporan keuangan. Ada 4 karakteristik yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah berkualitas, yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

Laporan keuangan dikatakan relevan apabila keputusan pengguna dipengaruhi oleh informasi yang termuat didalamnya dengan membantu pengguna untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, memprediksi masa depan, serta mengoreksi hasil evaluasi tersebut. Selain itu, informasi dapat dikatakan relevan jika disajikan memiliki manfaat umpan balik, memiliki manfaat prediktif, tepat waktu, dan lengkap. Laporan keuangan andal berarti informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan

(29)

material, menyajikan fakta secara jujur, serta diverifikasi. Informasi yang andal memiliki karakteristik penyajian jujur, dapat diverifikasi, dan netralitas.

Dapat dibandingkan artinya informasi dalam laporan keuangan akan berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi sekarang, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan. Laporan keuangan maksudnya dapat dipahami pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.

Kualitas laporan keuangan pemerintah dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu penerapan SAP, kompetensi SDM, penerapan SPIP, pemanfaatan teknologi informasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang dijadikan sebagai variabel dalam penelitian ini. Masing-masing variabel yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan dijelaskan sebagai berikut.

2.1.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara ialah dengan penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang tepat waktu dan disusun mengikuti SAP yang berlaku umum (Nordiawan et. al., 2007). SAP yang berlaku saat ini di Indonesia yang ditetapkan dengan PP No. 24 Tahun 2005 menjadi PP No. 71 Tahun 2010. SAP ini disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) dimana KSAP berada di bawah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Peran penting akuntansi dalam pelaporan keuangan di pemerintahan telah

(30)

dikukuhkan dengan terbitnya SAP. Regulasi akuntansi pemerintahan ini diadopsi dari International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) dengan memperhatikan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan keuangan pemerintah Tahun 2015 yang disampaikan terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL), neraca, Laporan Opearsional (LO), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Pengertian SAP yang tertuang dalam pasal 1 ayat (3) PP No. 71 Tahun 2010 adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Menurut Bastian (2006), SAP adalah prinsip akuntansi yang harus diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah pusat maupun daerah yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah.

SAP diatur pertama sekali melalui PP No. 24 Tahun 2005 dengan basis kas menuju basis akrual yang sifatnya sementara seperti diamanatkan dalam Pasal 36 ayat (1) UU No. 17 Tahun 2003. UU ini menyebutkan, pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan paling lama 5 tahun. Pelaksanaan basis akrual ini belum dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah maka diperbaharui melalui PP No. 71 Tahun 2010.

Menurut PP No. 71 Tahun 2010 dalam Lampiran I, SAP berbasis akrual terdiri atas 12 pernyataan, yaitu PSAP No. 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan, PSAP No. 02 tentang LRA Berbasis Kas, PSAP No. 03 tentang LAK, PSAP No. 04 tentang CaLK, PSAP No. 05 tentang Akuntansi Persediaan, PSAP

(31)

No. 06 tentang Akuntansi Investasi, PSAP No. 07 tentang Akuntansi Aset Tetap, PSAP No. 08 tentang Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan, PSAP No. 09 tentang Akuntansi Kewajiban, PSAP No. 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak Dilanjutkan, PSAP No. 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian dan PSAP No. 12 tentang Laporan Operasional yang dijelaskan pada Lampiran 1.

2.1.3 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Development Dimension International dalam Manopo (2011), kompetensi adalah sekumpulan perilaku, motivasi, dan pengetahuan yang dapat diobservasi dan terukur sehingga dapat menilai seseorang sukses atau gagal dalam pekerjaannya. Hal yang penting dilakukan perusahaan adalah mensosialisasikan budaya perusahaan kepada karyawan sehingga menjadi karyawan yang produktif dan efektif. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui pelatihan. Berdasarkan Pasal 1 ayat (10) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, kompetensi ialah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang berlaku.

Aparatur daerah yang berkompetensi sangat diperlukan dalam pengelolaan keuangan dalam pemerintah daerah khususnya penyusunan laporan keuangan.

Pengertian kompetensi dalam pemerintahan adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya dengan profesional, efektif, dan efisien (Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 46A Tahun 2003).

(32)

UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan PP No. 71 Tahun 2010 tentang SAP membawa perubahan besar dan memberikan pendekatan baru dalam pengelolaan keuangan pemerintah yang terkait dengan penatausahaan keuangan daerah. Perubahan tersebut dalam sistem akuntansi dan prosedur pencatatan, dokumen dan formulir yang digunakan, fungsi-fungsi otorisasi untuk tujuan sistem pengendalian intern, laporan, serta pengawasan (Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik, 2006). Perubahan tersebut membutuhkan dukungan teknologi dan SDM yang berkualitas untuk mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan dengan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang cukup memadai (Widodo, 2001).

Pengelolaan keuangan pemerintah yang baik didukung oleh satuan kerja yang memiliki SDM yang berkualitas dengan latar belakang akuntansi, mengikuti pendidikan dan pelatihan, serta mempunyai pengalaman di bidang keuangan.

SDM berkualitas akan mampu memahami logika akuntansi dengan baik dalam penerapan sistem akuntansi. Kegagalan SDM pemerintah, yaitu memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang disajikan dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan pemerintah (Warisno, 2008).

Menghadapi berbagai permasalahan kualitas laporan keuangan, tenaga akuntan handal sangat dibutuhkan sektor publik sebagai pelaksana kebijakan maupun penentu kebijakan. Ini ditujukkan dengan adanya hasil penelitian BPK Tahun 2004 terhadap masalah SDM pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Masalah pertama yang terdeteksi dalam penelitian BPK tersebut berhubungan dengan alokasi pegawai unit pengelola keuangan, yaitu (1) tidak

(33)

memiliki atau kekurangan SDM berlatar belakang akuntansi, (2) tidak ada kebijakan rekrutmen pegawai berlatar belakang akuntansi, (3) walaupun SDM tersebut berlatar belakang non akuntansi, tetapi dianggap mampu menjalankan/melaksanakan tugas dengan modal diklat dan pelatihan, (4) kebijakan pimpinan, dan (5) bagian kepegawaian telah mengajukan usulan tentang formasi personil yang dibutuhkan kepada Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara tetapi usulan formasi tersebut dirubah/direvisi untuk disesuaikan dengan rencana strategi pemerintah pusat (Triani, 2013).

Masalah kedua yang terdeteksi dalam penelitian BPK, tingkat pemahaman dasar pegawai tentang administrasi keuangan negara. Dari hasil penelitian diperoleh, rata-rata tingkat pemahaman dasar pegawai tentang administrasi keuangan negara masih sangat rendah. Tingkat pemahaman responden hanya sebesar 49,94%. Angka ini sangat mengkhawatirkan, terlebih lagi jika diketahui yang ditanyakan dalam survei hanya pengetahuan dasar, bukan tata-cara pembukuan yang membutuhkan kompetensi lebih tinggi. Dibandingkan, tingkat pemahaman staf yang berlatar belakang akuntansi sebesar 67,22% lebih tinggi dari yang berlatar belakang non akuntansi sebesar 44,71% (Triani, 2013).

2.1.4 Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) dan (2) PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pengertian SPI, yaitu proses yang terintegral untuk setiap tindakan dan kegiatan secara terus menerus oleh pimpinan dan semua pegawai untuk memberikan keyakinan memadai untuk tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien, pelaporan keuangan yang andal, pengamanan aset negara, serta ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. SPIP

(34)

dilakukan secara menyeluruh pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang dilaksanakan menyatu menjadi bagian integral dari kegiatan instansi pemerintahan. SPIP terdiri atas (1) lingkungan pengendalian, (2) penilaian risiko, (3) kegiatan pengendalian, (4) informasi dan komunikasi, dan (5) pemantauan.

Lingkungan pengendalian dalam keseluruhan organisasi diciptakan pimpinan instansi pemerintah dan semua pegawai untuk dipelihara sehingga menimbulkan perilaku positif yang mendukung terhadap pengendalian intern serta manajemen yang sehat. Lingkungan pengendalian, antara lain penegakan integritas dan nilai etika, pembentukan struktur organisasi, pendelegasian wewenang, tanggung jawab yang tepat, serta perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif.

Dalam penilaian risiko, instansi pemerintah harus mengidentifikasi secara efisien dan efektif risiko dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi, baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar instansi. Penilaian risiko, terdiri atas identifikasi risiko dan analisis risiko.

Kegiatan pengendalian membantu memastikan arah pimpinan instansi dilaksanakan. Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan pengendalian antara lain pembinaan SDM, pengendalian atas pengelolaan sistem informasi, pengendalian fisik atas aset, pemisahan fungsi, pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian, dokumentasi yang baik atas SPI, serta transaksi dan kejadian penting.

Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada instansi pemerintah dan pihak yang ditentukan. Informasi disajikan dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu untuk memungkinkan pimpinan instansi melaksanakan

(35)

pengendalian dan tanggung jawabnya. Penyelenggaraan sistem informasi yang efektif, pimpinan instansi pemerintah harus menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk, sarana komunikasi, mengelola, mengembangkan, serta memperbaharui sistem informasi secara terus menerus.

Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan memastikan rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segara ditindak lanjuti. Pemantauan SPI dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, tindak lanjut hasil rekomendasi audit, dan reviu lainnya.

Kegiatan pengendalian sesuai dengan PP No. 60 Tahun 2008 wajib diselenggarakan oleh pimpinan instansi pemerintah sesuai dengan kompleksitas, ukuran, sifat dari tugas, dan fungsi instansi pemerintah yang bersangkutan.

2.1.5 Pemanfaatan teknologi informasi

Teknologi informasi adalah istilah umum teknologi membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, dan mengkomunikasikan informasi (Haryanto, 2013). Menurut Andriani (2010), perangkat pendukung dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah dibedakan menjadi dua kategori, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras adalah perangkat yang berwujud fisik dengan kasat mata serta perangkat lunak, meliputi perintah- perintah yang berisi program, data yang melengkapi, dan mempunyai tugas yang menghubungkan manusia dengan perangkat kerasnya.

Berdasarkan PP No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah, terselenggaranya proses pembangunan sejalan dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah berkewajiban dalam pengembangan dan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk

(36)

meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan dan menyalurkan informasi keuangan kepada pelayanan publik. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi perlu dioptimalisasikan oleh pemerintah dalam pembangunan jaringan sistem informasi manajemen sehingga memungkinkan proses kerja pemerintahan terpadu dengan penyederhanaan akses antar unit kerja.

Segala informasi yang berkaitan dengan keuangan daerah yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD). Pasal 1 ayat (15) PP No. 56 Tahun 2005, pengertian SIKD, yaitu sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan, mengolah data keuangan daerah, data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan bahan pengambilan keputusan untuk perencanaan, pelaksanaan, serta pelaporan pertanggungjawaban daerah.

Hasil akhir dari sistem informasi pengelolaan keuangan dapat berupa formulir-formulir yang dibutuhkan oleh para pengelola keuangan SKPD antara lain laporan berkala maupun laporan tahunan. Pasal 12, SKID bertujuan membantu kepala daerah dalam penyusunan anggaran daerah, laporan pengelolaan keuangan daerah, perumusan kebijakan keuangan daerah, pelaksanaan evaluasi kinerja keuangan daerah, pemenuhan statistik keuangan daerah, penyajian informasi keuangan daerah kepada masyarakat, dan penyediaan informasi keuangan daerah secara nasional.

2.1.6 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

Berdasarkan UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, peraturan perundang-undangan ialah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara

(37)

umum. Berdasarkan definisi tersebut, kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan ialah kepatuhan individu atau lembaga terhadap peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.

Peraturan perundang-undangan yang digunakan dalam pengelolaan keuangan negara adalah UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, PP No. 56 Tahun 2005, PP No. 71 Tahun 2010 tentang Sistem Akuntansi Pemerintahan, Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, perubahan Permendagri No. 59 Tahun 2007, dan Permendagri No. 21 Tahun 2011.

Pemerintah daerah dalam penerapan basis akrual dituangkan dalam Permendagri No. 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. Pasal 146 UU No. 32 Tahun 2004, kepala daerah menetapkan peraturan kepala daerah dan atau keputusan kepala daerah dalam pelaksanaan Peraturan Daerah (Perda). Untuk mengajukan rancangan dan menetapkan Perda harus mendapatkan persetujuan dari DPRD.

Perspektif pertama dalam memahami keberhasilan suatu implementasi adalah kepatuhan para implementor dalam melaksanakan regulasi yang tertuang dalam dokumen regulasi (Purwanto dan Sulistyastuti, 2012). Perubahan fundamental sistem pelaporan dan akuntansi dari basis kas menjadi basis akrual perlu dikelola dan dipersiapkan dengan baik. Proses persiapan transfer tersebut, terdiri dari mandat peraturan perundang-undangan yang jelas, komitmen politik, komitmen dari pemerintah pusat dan daerah, SDM yang memadai, kemampuan teknologi dan sistem informasi yang memadai, serta wewenang dalam melakukan

(38)

perubahan yang didukung oleh legislatif. Perubahan peraturan tersebut disikapi dengan peningkatan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan melalui sosialisasi dan bimbingan teknis untuk mengurangi temuan.

2.1.7 Komitmen Pengguna Anggaran

Pengertian pimpinan adalah orang yang mempunyai kewenangan memberikan tugas dan kemampuan untuk mempengaruhi bawahan melalui pola hubungan yang baik guna mencapai tujuan perusahaan. Dukungan pimpinan, yaitu refleksi sikap positif pimpinan dalam memberikan respon terhadap suatu objek yang dihadapi (Saifuddin, 2011). Yusuf (2010), juga memberikan pengertian tentang kepemimpinan adalah suatu sikap kesuksesan suatu organisasi tergantung pada kinerja para pegawai yang berada paling bawah dalam suatu piramida organisasi yang dipengaruhi oleh komitmen pimpinan.

Halim (2010), komitmen penting bagi pejabat pengelola keuangan daerah untuk penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang handal dan tepat waktu. Para pegawai yang bekerja memerlukan dukungan dari pimpinan. Mathis dan Jackson dalam Sopiah (2008), komitmen organisasi tercakup loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Rendahnya komitmen mencerminkan kurangnya tanggung jawab seseorang dalam menjalankan tugas. Membahas komitmen sama dengan mempersoalkan tanggung jawab. Ukuran komitmen seorang pimpinan adalah terkait pendelegasian wewenang, yaitu komitmen mempercayakan tugas dan tanggung jawab ke bawahan. Sebaliknya, bawahan perlu memiliki komitmen untuk meningkatkan

(39)

kompetensi diri. Menurut Sopiah (2008), terdapat tiga dimensi komitmen organisasi yaitu:

1. komitmen afektif ialah ikatan emosional karyawan dalam organisasi;

2. komitmen kontinyu ialah bertahannya karyawan dalam organisasi disebabkan oleh gaji, keuntungan lain, atau tidak ada pekerjaan lain;

3. komitmen normatif ialah karyawan bertahan menjadi anggota organisasi disebabkan oleh kesadaran yang harus dilakukan dalam organisasi.

Komitmen pimpinan dibutuhkan untuk pengelolaan SDM. Hal ini juga diungkapkan oleh Gusman (2012), kesuksesan suatu organisasi tergantung pada kinerja para pegawai yang berada paling bawah dalam suatu piramida organisasi yang didukung oleh pimpinan dalam pekerjaannya. Bahkan sebaik apapun suatu kebijakan yang dibuat, tanpa komitmen dari pimpinan untuk penerapan maka pelaksanaan kebijakan tersebut tidak akan berhasil.

Menurut Yusuf (2010), keberhasilan suatu organisasi menggunakan teknologi informasi sangat bergantung pada SDM yang mengoperasikan dan komitmen pimpinan dibutuhkan untuk melaksanakan investasi sumber daya dalam bidang pelaksanaan penggunaan teknologi informasi agar menyediakan peralatan dari perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan yang memadai untuk kelancaran proses penatausahaan barang milik daerah. Komitmen pimpinan dalam pelaksanaan peraturan dan petunjuk teknis pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah merupakan faktor pendukung terlaksananya kebijakan pengelolaan barang milik daerah di setiap SKPD pada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Munaim, 2012).

(40)

Berdasarkan Pasal 5 ayat (3) Permendagri 13 Tahun 2006, kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah, kepala SKPKD selaku PPKD dan kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang. Tugas pimpinan SKPD selaku PA/KPA, antara lain perencanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan anggaran yang diuraikan dalam Pasal 10 PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Sesuai pernyataan yang dijelaskan diatas, komitmen PA adalah suatu sikap kesuksesan dari kepala SKPD untuk memberikan tugas dan kemampuan kepada bawahannya melalui pola hubungan yang baik guna mencapai pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Dalam pengelolaan keuangan dibutuhkan komitmen PA untuk mengarahkan kinerja para pegawai yang dibawah untuk melaksanakan penerapan kebijakan dengan menerima gagasan dari bawahannya. Selain itu, membangkitkan komunikasi dengan bawahan untuk memberikan kepuasan dalam pekerjaan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Irwan (2011) meneliti tentang “Pengaruh Penerapan SPIP, Kompetensi SDM, dan Penerapan SAP terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat”. Penelitian kuantitatif yang bersifat kausatif dengan menggunakan metode pengumpulan data adalah jenis penelitian ini, yaitu kuesioner dan studi dokumentasi. Penelitian bertujuan melihat pengaruh variabel eksogen dan variabel endogen secara langsung maupun tidak langsung. Penerapan SPIP, kompetensi SDM, dan penerapan SAP sebagai variabel eksogen serta

(41)

kualitas laporan keuangan sebagai variabel endogen. Hasil penelitian menunjukkan kompetensi SDM berpengaruh terhadap penerapan SPIP, penerapan SAP dipengaruhi penerapan SPIP dan kompetensi SDM. Kualitas laporan keuangan lebih banyak dipengaruhi oleh penerapan SPIP dan penerapan SAP.

“Pengaruh Kapasitas SDM, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Akuntansi terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir)” ialah judul penelitian Indriasari (2008). Penelitian bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Pengumpulan data dilaksanakan dengan membagikan kuesioner kepada 73 kepala dan staf bagian akuntansi SKPD di Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir serta mewawancarai. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda. Penelitian ini menginformasikan tentang pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan laporan keuangan pemerintah daerah sedangkan kapasitas sumber daya manusia tidak berpengaruh. Kapasitas SDM dan pemanfataan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatwaktuan laporan keuangan pemerintah daerah.

Beest et al. (2009) meneliti tentang “Quality of Financial Reporting:

Measuring Qualitative Characteristics” dengan variabel yang digunakan adalah pengendalian intern sebagai variabel independen dan kualitas informasi laporan keuangan sebagai variabel dependen. Penelitian ini menginformasikan pengendalian intern berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan.

(42)

Yuliani et al. (2010) meneliti tentang “Pengaruh Pemahaman Akuntansi, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Peran Internal Audit terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah Kota Banda Aceh”. Penelitian ini menggunakan adalah data primer melalui penyebaran kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan peran internal audit secara simultan dan parsial berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.

Widyaningsih et al. (2011) meneliti tentang “Hubungan Efektifitas Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan Pengendalian Intern dengan Kualitas Akuntabilitas Keuangan melalui Kualitas Informasi Laporan Keuangan Sebagai Variabel Intervening”. Variabel yang digunakan adalah kualitas akuntabilitas keuangan sebagai variabel endogen, serta efektifitas SIKD dan SPI sebagai variabel eksogen. Kesimpulan penelitian adalah Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) yang efektif ditunjang SPI yang baik yang menghasilkan informasi laporan keuangan berkualitas dan mendorong meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan pemerintah daerah.

Ratifah dan Ridwan (2012) meneliti tentang “Komitmen Organisasi Memoderasi Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan”. Penelitian menguji pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderasi. Data dikumpulkan dari 28 bagian akuntansi di Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang. Data dianalisis dengan menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA). Hasil studi empiris, SAKD memiliki pengaruh

(43)

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan setelah penambahkan komitmen organisasi sebagai variabel moderasi.

Pangkong (2013) meneliti tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Kabupaten Biak Numfor”. Variabel independennya adalah pemahaman peraturan, komitmen, kualitas SDM, dan perangkat pendukung dengan variabel dependen adalah kemampuan penyusunan laporan keuangan. Kesimpulan penelitian, yakni secara parsial kualitas SDM berpengaruh terhadap kemampuan penyusunan laporan keuangan di Kabupaten Biak Numfor. Pemahaman peraturan, komitmen dan perangkat pendukung tidak berpengaruh terhadap kemampuan penyusunan laporan keuangan. Secara bersama-sama, pemahaman peraturan, komitmen, kualitas SDM, dan perangkat pendukung berpengaruh terhadap kemampuan penyusunan laporan keuangan.

Yosefrinaldi (2013) meneliti tentang “Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan Variabel Intervening Sistem Pengendalian Intern”. Penelitian bertujuan menguji pengaruh kapasitas SDM, pemanfaatan teknologi informasi, dan SPIP terhadap kualitas laporan keuangan. Jenis penelitian digolongkan pada penelitian yang bersifat kausatif. Populasi dalam penelitian adalah DPKAD se-Sumatera Barat. Pemilihan sampel dengan metode total sampling, dengan jumlah responden 75. Teknik pengumpulan data ialah teknik survei dengan menyebarkan kuesioner kepada masing-masing kepala dan staf bagian akuntansi pada tiap-tiap DPKAD. Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur dengan bantuan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan

(44)

kapasitas SDM, pemanfaatan teknologi informasi, dan SPIP berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Mahaputra dan Putra (2014) meneliti tentang “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (SKPD Kabupaten Gianyar)”. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh kapasitas SDM, pemanfaatan SIKD, SPI, dan implementasi SAP pada kualitas informasi pelaporan keuangan SKPD di Kabupaten Gianyar. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode proportional stratified random sampling.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh kapasitas SDM, pemanfaatan SIKD, SPI, dan implementasi SAP berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas informasi pelaporan keuangan.

Fikri et al. (2015) meneliti tentang “Pengaruh Penerapan SAP, Kompetensi Aparatur dan Peran Audit Internal terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan dengan SPI sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada SKPD-SKPD di Pemprov. NTB)”. Jenis penelitian adalah penelitian survei memakai kuisioner yang menjelaskan dan menguji hipotesa dengan menggunakan metode deskriptif dan eksploratori. Penerapan SAP, kompetensi aparatur, dan peran audit intern terhadap kualitas informasi laporan keuangan dengan sistem pengendalian intern sebagai variable moderating. Berdasarkan hasil analisis, penerapan SAP, kompetensi aparatur, peran audit internal, dan SPI tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan.

Sagara (2015) meneliti tentang “The effect of Implementation Accounting Information System and Competence of Human Resources on the Quality of Financial Reporting”. Secara simultan, implementasi sistem informasi akuntansi

(45)

dan kompetensi SDM berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Tetapi secara parsial, kompetensi SDM berpengaruh tidak signifikan. Hasil tersebut diperoleh dengan menggunakan kualitas informasi laporan keuangan sebagai variabel dependen serta implementasi sistem informasi akuntansi dan kompetensi SDM sebagai variabel independen.

Suwanda (2015) meneliti tentang “Factors Affecting Quality of Local Goverment Financial Statements to Get Unqualified Opinion (WTP) of Audit Board of The Republic of Indonesia (BPK)”. Penelitian bertujuan menguji pengaruh penerapan SAP, kualitas SDM, implementasi SDM, kompetensi SDM, komitmen organisasi, dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan. Secara parsial, penerapan SAP berpengaruh positif signifikan terhadap laporan keuangan. Kualitas SDM, penerapan SPI, komitmen organisasi, dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Penelitian-penelitian terdahulu berkaitan dengan variabel-variabel yang dibahas dalam penelitian ini disajikan pada Lampiran 2.

(46)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dengan variabel dependen dihubungkan oleh kerangka konsep.

Kerangka konsep perlu dikemukakan apabila penelitian menghubungkan dua atau lebih variabel (Erlina, 2011).

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan di atas, kerangka konsep adalah penjelasan tentang hubungan antara variabel yang akan diteliti dan dianalisis dalam penelitian. Jenis variabel yang akan diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini adalah variabel independen, variabel dependen, dan variabel moderating.

Variabel-variabel independen terdiri atas penerapan SAP (X1), kompetensi SDM (X2), penerapan SPIP (X3), pemanfaatan teknologi informasi (X4), dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan (X5). Variabel dependen dan variabel moderating terdiri atas kualitas laporan keuangan (Y) dan komitmen PA (Z). Berdasarkan masalah penelitian, landasan teori, dan variabel-variabel yang digunakan, dibuat kerangka konsep penelitian yang digambarkan pada Gambar 3.1.

(47)

Variabel independen Variabel dependen

Variabel moderating

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

Dari kerangka konsep yang di bangun, dapat dijelaskan hubungan antara variabel sebagai berikut.

a. Pengaruh penerapan SAP terhadap kualitas laporan keuangan

Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010, pengertian SAP ialah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah. SAP diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah.

Kompetensi SDM (X2)

Penerapan SPIP (X3)

Komitmen Pengguna Anggaran (Z)

Kualitas laporan keuangan

(Y) Penerapan SAP (X1)

Pemanfaatan teknologi informasi (X4)

Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

(X5)

(48)

Diduga semakin baik penerapan SAP dalam laporan keuangan, diharapkan semakin baik juga kualitas tata kelola keuangan negara dan pelaporan keuangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Artinya, penerapan SAP berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.

b. Pengaruh kompetensi SDM terhadap kualitas laporan keuangan

Salah satu elemen penting dalam pemerintahan adalah SDM, yaitu pegawai pemerintah. Kompetensi SDM dalam pemerintahan adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai pemerintah, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif, dan efisien. Indriasari (2008), kapasitas sumber daya berpengaruh terhadap keterpautan dan keterandalan informasi laporan keuangan pemerintah daerah di Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Hilir Provinsi Sumatera Selatan.

Diduga semakin berkompeten SDM untuk memahami akuntansi dan bekerja pada pengelolaan keuangan pemerintah, diharapkan semakin berkualitas laporan keuangan yang dihasilkan. Artinya, kompetensi SDM berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.

c. Pengaruh penerapan SPIP terhadap kualitas laporan keuangan

SPI dapat dipengaruhi oleh SDM dan teknologi informasi yang dirancang oleh suatu organisasi untuk membantu mencapai suatu tujuan tertentu. Jika sistem pengendalian intern lemah, akan banyak ditemukan kasus penggelapan akan aset daerah dan itu akan merugikan negara secara keselurahan (Arfianti, 2011).

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Gambar 5.1 Grafik Scatterplot

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran CTL memiliki tujuh langkah yang secara garis besar langkah- langkah penerapan CTL berdasarkan (Suparto, 2004 : 6) dalam kelas adalah sebagai berikut :

Pada dasarnya bermain kreatif memiliki tujuan utama, yakni memelihara perkembangan atau pertumbuhan optimal anak usia dini melalui pendekatan bermain yang

Sekalipun hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukannya flynn effect pada masyarakat, peneliti tetap melihat adanya potensi kemunculan flynn effect apabila penelitian mendatang

Oleh itu, ia mencadangkan bahawa penilaian sistematik persekitaran pembelajaran dan khususnya, keselesaan terma bilik darjah adalah dianggap sebagai penting kerana maklumat

Dengan segala kekurangan yang terdapat dalam penulisan ini, penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan kita mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hambatan-hambatan

Pada pasien ini sebaiknya digunakan benanga yang tidak diserap, terutama untuk jahitan pada jaringan yang teregang Bila obat ini tidak dapat dihentikan pemberiannya maka

Brand Minded menjadi frame of reference pada kelima informan ini dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu, terutama bagaimana dia

Akan tetapi, yang tertera dalam surat an-Nur adalah diperbolehkan memiliki istri baik dua, tiga dan empat saja, karena itu hanya seni dalam bahasa yang