• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KADAR FLUORIDA DAN LOGAM SENG PADA AIR FILTER JL. TEH SIMALINGKAR MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KADAR FLUORIDA DAN LOGAM SENG PADA AIR FILTER JL. TEH SIMALINGKAR MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI TUGAS AKHIR"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KADAR FLUORIDA DAN LOGAM SENG PADA AIR FILTER JL. TEH SIMALINGKAR MEDAN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

TUGAS AKHIR

Oleh:

PAULUS RIVALDO SILITONGA NIM 162410044

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(2)
(3)
(4)

KATA PENGHANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengna hikmat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini, sebagai sayarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Pada pengerjaan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Kadar Fluorida dan Seng pada Air Sumur Bor Starban dengan menggunakan Metode Spektrofotometri, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang turut membantu, baik dari pihak keluarga, sahabat dan orang-orang yang memotivasi dalam pengerjaannya. Dalam kesempatan ini, penulis ingin meyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

3. Pembantu Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Popi Patilaya, S.Si., M.Sc. Apt. Selaku Ketua Program Studi D- III Analis Farmasi dan Makanan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Yade Metri Permata, S,Farm., M.Si., Apt. Selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan kepada penulis da;am pngerjaan Tugas Akhir ini.

6. Seluruh Dosen serta pegawai tata usaha di Program Studi D-III Analis Farmasi dan Makanan Universitas Sumatera Utara yang telah

(5)

memperlancar semua urusan penulis dalam menyelesaikan administrasi.

7. Kedua orang tua saya yaitu Beslin Silitonga dan Belina Sinaga serta ketiga adik dan kakak saya Ayu Lesatari Silitonga, Intan Silitonga, Josua Silitonga, Serta Rani Silitonga yang telah memberikan kasih saying, doa, semangat, motivasi dan bantuan yang tak ternilai kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Yunita Linda Sari Manalu atas semangat, dukungan, perhatian, kasih sayang, pengertian, dan kesabaran dalam mendengarkan keluh kesah penulis, semoga kita sama-sama sukses di masa depan.

9. Keluarga Sisabur Holong yaitu Bang Hans Nababan, S,Farm, Bang Carles Manogar Lumban Gaol, S,Farm., Apt, Bang Boni Hutajulu, Bang Aldo Yosua Simanjorang, Bina Primadana, S,Farm, Brandon Salim, serta Natanael Pasaribu yang selalu setia menemani dan memberikan dukungan kepada penulis.

10. Teman-teman kuliah saya AFAMA 2016 khususnya teman seperjuangan PKL yang telah memberikan banyak saran, hiburan, dukungan, bantuan, dan semangat dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.

11. Semua pihak ayng terlibat langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis ucapkan satu demi satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memlimpahkan berkat dan karunia kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penulis menyadari bahwa Tugas

(6)

Akhir ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2019 Penulis,

Paulus Rivaldo Silitonga NIM 162410044

(7)

Analisis Kadar Fluorida dan Seng Pada air filter Jl. Teh Simalingkar dengan menggunakan metode Spektrofotometri

ABSTRAK

Latar Belakang: Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakuan aktivitas mereka sehari-hari dan memenuhi persyaratan untuk pengairan sawah, untuk air minum dan untuk air sanitasi. Kandungan ion fluorida dalam air dapat meningkat oleh adanya kegiatan manusia seperti fluoridasi pada air, pembungan limbah, dan pengaruh dari kegiatan industri. Pada manusia seng merupakan unsur yang terlibat dalam sejumlah besar enzim yang mengkataliskan reaksi metabolik yang vital.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk penentuan kadar Fluorida dan Logam Seng terlarut dalam sampel air filter dari rumah penduduk yang berada di Jl. Teh Simalingkar Medan

Metode: Penetapan kadar Fluorida dan Seng pada air filter secara spektrofotometri Uv-Vis, dimana sinar polikromatik yang ditangkap oleh alat kromator diubah menjadi sinar monokromatik yang diteruskan ke sel yang berisi larutan yang diuji kemudian diterima oleh detector lalu amplifiyer dan hasilnya dibaca oleh recorder pada panjang gelombang 580 nm dengan reagen spands untuk logam fluoirda dan panjang gelombang 620 nm dengan reagen zincover untuk logam seng.

Hasil: Hasil yang diperoleh dari kadar Fluorida adalah 0.4165± 0,4180 mg/l.

Berdasarkan Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010 baku mutu Fluorida pada air bersih adalah 1,5 mg/l. Hasil yang diperoleh dari kadar Logam Seng 0,0034±0,0041mg/l. Berdasarkan Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010 baku mutu logam Seng pada air bersih adalah 3 mg/l. Kadar Fluorida dan Logam Seng pada air filter jl. Teh Simalingkar tidak melebihi batas yang ditetapkan dalam Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010.

Kesimpulam: Kadar Fluorida memenuhi syarat 492/Menkes/Per/IV/2010. Dan kadar Logam Seng juga memenuhi syarat sesuai dengan syarat Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk kadar fluorida dan seng.

Kata kunci: Air Bersih, Fluorida, Logam Seng, Spektrofotometri UV-Vis.

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………..…....…i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS……….……...…ii

KATA PENGHANTAR………...………..iii

ABSTRAK………..…………vi

DAFTAR ISI………..vii

DAFTAR TABEL……….…………..ix

DAFTAR LAMPIRAN ...………..…………..x

BAB I PENDAHULUAN……….….………..1

1.1 Latar Belakang……….….……….1

1.2 Tujuan……….……...2

1.3 Manfaat……….…….…2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….….…...…3

2.1 Pengertian Air………...……….…3

2.1. Sifat Air……….…5

2.1.2 Sumber Air……….……….…6

2.1.3 Syarat Air Bersih……….………9

2.2 Logam ………..…...……..9

2.2.1 Fluorida……….11

2.2.2 Logam Seng………..…12

2.2.3 Defisiensi Seng………...…………..12

2.3. Spektrofotomteri………...………..13

BAB III METODE PENELITIAN……….……..….18

3.1. Tempat penelitian……….………...…18

(9)

3.2. Alat Bahan dan Sampel………...…18

3.2.1 Alat………18

3.2.2 Bahan……….…………18

3.2.2 Sampel ………..18

3.3 Prosedur………19

3.3.1 Penggunaan alat pengujian………....19

3.3.2 Fluorida……….19

3.3.3 Prosedur Seng ………..20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil………...….22

4.2. Pembahasan……….………....23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………25

5.1. Kesimpulan ………25

5.2. Saran………...……25

DAFTAR PUSTAKA………...26

(10)

DAFTAR TABEL

4.1 Data hasil Fluorida………...……22 4.2 Data hasil Seng………...….….22

(11)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

1. Data Kalibrasi Fluorida dengan Spektrofotometri Uv-Vis, Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi………..28 2. Data Kalibrasi Seng dengan Spektrofotometer Uv-Vis, Perhitungan

Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi………..……30 3. Data Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Fluorida, dan

Seng ………..……….32 4. Perhitungan Kadar Fluorida pada air filter……….35 5. Perhitungan kadar Seng pada air filter………...….37 6. Baku mutu air minum (PERMENKES 492/Menkes/Per/IV/2010)……...39 7. Gambar Spektrofotometer Uv-Vis………...…..41

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia tidak lepas dari peran penting air, dimulai dari kegiatan bersih-bersih seperti mandi, mencuci, membersihkan rumah, makan dan minum sampai aktivitas sehari-hari. Air diperlukan untuk melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan untuk melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Sebagai contoh, oksigen perlu dilarutkan dahulu sebelum dapat memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli. Demikian juga dengan zat-zat makanan yang hanya dapat di serap apabila larut didalam cairan yang meliputi selaput lender usus, dan juga seperti zat hara dalam tanah hanya dapat diserap oleh akar dalam bentuk larutan (Azwar, 1996).

Di alam semesta ini banyak sekali ditemukan logam-logam, baik logam yang terdapat di daratan maupun logam yang terlarut di dalam air yang dapat mencemari air tersebut. Sumber pencemaran ini banyak berasal dari sebuah pertambangan, peleburan logam, jenis industry lainnya dan dapat juga berasal dari lahan pertanian yang menggunakan pestisida, pupuk dan anti hama lainnya yang mengandung logam (Azwar, 1996).

Sebenarnya Fluorida dan Seng ialah beberapa unsur yang termasuk dalam golongan VII A dan II B. Fluorida dan Seng memiliki kegunaan dalam kehidupan manusia, tetapi bila kandungan logam besi dan flourida melebihi ambang batas

(13)

kebutuhan akan mengakibatkan dampak yang buruk bagi kehidupan manusia (Montgomery, 1993).

Air bersih adalah air yang digunakan untuk perluan sehari-hari dan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasanya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum.

Adapun persyaratan yang dimaksud dalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010).

Berdasarkan hal tersebut penulis memilih untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Kadar Fluorida dan Seng pada Air Filter dengan menggunakan metode Spektrofotometri ” untuk mengetahui kualitas air filter di Jl. Teh Simalingkar .

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui kadar Fluorida dan Seng pada sampel Air Filter di Jl.Teh Simalingkar Medan dengan menggunakan metode Spektrofotometri Uv-vis apakah memenuhi persyaratan berdasarkan Permenkes Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010.

1.3 Manfaat

Pemeriksaan kadar Fluorida dan Seng ini bermanfaat untuk menambah wawasan penulis mengenai cara memeriksa kadar Fluorida dan Seng pada Air Filter menggunakan metode Spektrofotometri, dan juga bermanfaat untuk mengetahui kualitas air pada sampel Air Filter.

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air

Air merupaan kebutuhan manusia yang paling penting. Kadar air pada tubuh manusia mencapai 68% dan untuk tetap hidup kadar air dalam tubuh harus dipertahankan. Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi mulai dari 2,1 liter hingga 2,8 liter perhari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya. Agar tetap sehat, air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia maupun bakteriologis (Effendi, 2002).

Air merupakan zat yang paling dalam kehidupan mahluk hidup di dunia ini, dari hewan berspesies terendah sampai yang tertinggi, juga manusia dan tanaman.

Apabila air sudah tercemar logam-logam yang berbahaya akan mengakibatkan hal-hal yang buruk bagi kehidupan. Bermacam-macam kasus pencemaran logam berat pernah dilaporkan baik di Negara maju maupun di Negara berkembang.

Begitu pula akibat buruk terhadap penduduk yang tinggal disekitarnya (Harjadi, 1990).

Air yang bersih mutlak diperlukan, karena merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit, terutama penyakit-penyakit perut. Dari penelitian-penelitian yang dilakukan, bahwasannya penduduk yang menggunakan air bersih mempunyai kecenderungan lebih kecil untuk menderita sakit dibandingkan dengan penduduk yang tidak menggunakan air air bersih (Harjadi, 1990).

(15)

Sumber energi yang terpenting di dunia ini adalah air. Ketersedian air yang cukup secara kuantittas, kualitas, dan kontinuitas sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia. Pengertian air bersih menurut Permenkes RI No.416/Menkes/IX/1990 adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan dapat diminum setelah dimasak. Standar kualitas air bersih yang ada di Indonesia saat ini menggunakan Permenkes RI No.416/Menkes/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air dan PP RI no.82 tahun 2001 tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Karena untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industry dan kegiatan-kegiatan lainnya. Ketergantungan manusia terhadap air pun semakin besar sejalan dengan perkembangan penduduk yang semakin meningkat.

Melalui penyedian air bersih, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya di suatu daerah, diharapakan dapat menghambat penyebaran penyakit menular. Agar yang masuk ke dalam tubuh manusia baik berupa minuman maupun makanan tidak tergantung bibit penyakit, maka pengolahan ai baik yang berasal dari sumber air dan jaringan transmisi ataupun distribusi adalah sangat diperlukan (Effendi, 2002).

(16)

2.1.1. Sifat air

Menurut Effendi (2003), Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan yakni 00C (320F-1000F) air berwujud cair. Suhu 00C merupakan titik didih beku (freezing point) dan suhu 1000C merupakan titik didih (boiling point) air. Tanpa sifat tersebut, air yang terdapat di dalam jaringan tubuh mahluk hidup maupun air yang terdapat di laut, sungai, danau dan badan air yang lain akan berada dalam bentuk gas atau padatan; sehingga tidak akan terdapat kehidupan di muka bumi ini, karena sekitar 60%-90% bagian sel hidup adalah air

2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi panas ataupun dingin dalam seketika. Perubahan suhu air yang lambat mencegah terjadinya stress pada mahluk hidup karena adanya perubahan suhu yang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi mahluk hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik digunakan sebagai pendingin mesin.

3. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia. Sifat ini memungkinkan unsur hara terlarut diangkut ke seluruh jaringan tubuh mahluk hidup dan memungkinkan bahan-bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan dilarutan untuk dilarutkan kembali.

Sifat ini juga memungkinkan air digunakan sebagai pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang masuk kedalam badan air.

(17)

2.1.2 Sumber Air

Menurut Effendi (2003), Sumber-sumber air dapat dikelompokan menjadi beberapa golongan yaitu:

1. Air laut

Pencapaian bumi kita sebagian besar terdiri dari perairan laut, yaitu mencapai 70% luas lautnya, dan luas daratan hanya 30% dari luar permukaan bumi. Di Indonesia perairan laut lebih luas dibandingkan dengan daratannya, yaitu 3 banding 2 dari luas seluruh Indonesia. Apakah kamu ingat berapakah luas Indonesia keseluruhan. Mari kita sama-sama hitung berapakah luas laut Indonesia.

Seperti alnya air permukaan yang lain, air laut juga mempunyai arti yang tinggi bagi kehidupan. Air laut dapat dimanfaatkan oleh manusia, selain air lautnya sendiri juga lautnya. Manfaat bagi manusia sebagai berikut:

a. Air laut dapat dijadikan garam dapur, yang merupakan salah satu zat yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia.

b. Di dalam air laut dapat dibudidayakan berbagai sumber protein hewani (ikan laut) dan sebagai lahan tempat pembudidayaan rumput laut sebagai bahan dasar membuat agar-agar dan kosmetika.

2. Air permukaan

Air permukaan dalah air yang ada dipermukaan bumi dan dapat terlihat, terdiri dari;

a. Air sungai

Air sungai dalah air yang mengalir melalui terusan alami yang kedua pinggirnya dibatasi oleh tanggul-tanggul dan airnya mengalir ke laut, ke danau, atau ke sungai lain yang yang merupakan sungai induk. Sungai banyak

(18)

terdapat di Indonesai yang berhulu di daerah pegunungan. Bagi daerah-daerah tertentu kegunaan sungai-sungai itu berbeda-beda. Manfaat air sungai bagi kehidupan sangat besar artinya seperti untuk mengairi pertanian di persawahan, perikanan, lalu lintas perairan, pembangkit tenaga listrik, dan pariwisata Sungai dapat dibagi atas dua jenis;

- Sungai hujan, yaitu sungai yang airnya berasal dari hujan dan mata-mata air. Sungai seperti ini airnya tidak tetap. Bila musim hujan airnya banyak, adakalanya banjir.

- Sungai gletser, yaitu sungai yang mendapat airnya dari gletser (es) atau salju yang mencair. Sungai seperti ini airnya tetap. Baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau.

b. Air danau

Berasal dair air hujan, air tanah atau mata air. Berkurangnya air danau disebabkan oleh penguapan, perembesan ke dalam tanah, dan pengaliran oleh sungai. Penguapan dan pengembunan biasanya seimbang, kecuali di daerah yang sangat lembab dan sangat kering.

c. Air tanah

Air tanah adalah air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah.

Kedalaman air tanah di tiap tempat tidak sama karena dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya lapisan permukaan di atasnya dan kedudukan lapis an air tanah tersebut. Kedalaman air dapat dilihat dari sumur-sumur yang digali oleh penduduk. Permukaan bagian atas air itu lenih preatik.

(19)

Kelebihan air tanah dari pada ai permukaan yaitu:

c. Lebih steril, karena tidak terkontaminasi oleh organisme penyebab penyakit.

d. Tersimpan pada lapisan batuan pada kedalaman tertentu atau di bawah permukaan tanah.

e. Temperature relative konstan.

f. Tersedia dibanyak tempat meskipun musim kemarau.

Air tanah dibedakan atas letaknya kedalamannya yaitu:

a. Air tanah dangkal, yaitu air tanah yang berada di bawah permukaan tanah dan berada di atas batuan yang kedap air atau lapisan yang tidak dapat meloloskan air. Air ini merupakan akuifer atas atau sering disenut air freatis yang banyak dimanfaatkan oleh penduduk untuk membuat sumur.

b. Air tanah dalam, yaitu air tanah yang berada di bawah lapisan air tanah dangkal, dan berada di antara lapisan kedap air. Air ini merupakan akuifer bawah, banyak dimanfaatkan sebagai sumberair minum penduduk kota, untuk industri, perhotelan, dan sebagainya.

Diantara lapisan kedap dan tak kedap air terdapat lapisan peralihan. Air tanah pada lapisan tak kedap mempengaruhi gerak aliran air. Jika lapisan yangkurang kedap terletak di atas dan di bawah suatu tubuh air, maka akan menghasilkan lapisan penyimpanan ait yaitu air tanah yang tak bebas. Tekanan dari air tanah tak bebas tergantung pada keneradan tinggi suatu tempat dengan daerah tangkapan hujannya. Pada dearah yang airnya lebih rendah daripada permukaan air di daerah tangkapan air hujan, air akan memancar keluar dari sumur yang dibor. Sumur demikian disebut sumur freatis (Effendi, 2003).

(20)

2.1.3. Syarat air bersih

Menurut Sutrisno (2004), Kualitas air bersih yang digunakan harus memenuhi 3 syarat yaitu:

1. Syarat fisik

Air yang dipergunakan utnuk air bersih adalah air yang tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, jernih dengan suhu di bawah suhu udara (±250C). Syarat-syarat kekeruhan dan warna harus dipenuhi oleh setiap jenis air bersih saat dilakukan penyaringan dalam pengolahannya.

2. Syarat kimia

Air tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat –zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan. Zat ataupun bahan kimia yang terdapat di dalam air bersih tidak boleh sampai menimbulkan kerusakan pad tempat penyimpanan air, sebaliknya zat ataupun bahan kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, hendaknya harus terdapat dalam kadar yang sewajarnya dalam sumber air bersih tersebut.

3. Syarat bakteriologis

Air bersih tidak boleh mangdung bakteri-bakteri penyakit (pathogen) sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi batas-batas yang telah ditentukan yaitu 0 Coli/100ml air.

2.2. Logam

Logam dibutuhkan tubuh manusia untuk membantu kinerja metabolism tubuh. Akan tetapi berpotensi menjadi konsentrasi dalam tubuh berlebih.

Logam berat (heavy metals) atau logam toksik (toxix metals) adalah

(21)

terminology yang umumnya digunakan untuk menjelaskan sekelompok elemen-elemen logam yang kebanyakan tergolong berbahaya bila masuk ke dalam tubuh manusia dalam konsentrasi yang sangat rendah disebut juga trace metals. Trace metals seperti cadmium (Cd), timbal (Pb) dan Merkuri (Hg) mempunyai berat jenis sedikitnya 5 kali lebih besar dari air (Nugroho, 2006).

Logam-logam berat yang sering dijumpai dalam lingkungan perairan yang tercemar limbah industri adalah merkuri atau air merkuri (Hg), Nikel (Ni), Kromium (Cr), Kadmium (Cd), Arsen (As) dan TImbal (Pb). Logam-logam tersebut dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi. Selaanjutnya, menurut sifat toksisitasnya unsur-unsur dapat dikelompokkan ke dalam 3 golongan, yaitu;

1. Unsur-unsur yang tidak bersifat toksik, yaitu: Na, K, Mg, Ca, H, O, N, C, P, Fe, Cl, Br, F, Li, Rb, Sr, Al, dan Si.

2. Sangat toksik dan mudah dijumpai, yaitu: Be, Co, Ni, Cu, Zn, Sn, As, Te, Pd, As, Cd, Pt, Au, Ti, Pb, Jb, dan Bi.

3. Sangat toksik tetapi tidak larut dan sukar dijumpai, yaitu: Ti, Ht, Zr, W, Nb, Ta, Re, Ga, La, Os, Rh, Ir, Ru, dan Br.

Logam berat sebagai salah satu sumber pencemar anorganik yang masuk ke dalam perairan tersebut berasal dari:

4. Pelapukan batuan yang mengandung logam berat. Pencemaran ini bersifat alamiah.

5. Indsutri yang memproses biji tambang.

(22)

6. Pabrik-pabrik dan industry yang mempergunakan logam berat di dalam proses produksinya.

7. Pencucian logam dari sampah baik sampah organik maupun anorganik.

8. Logam berat yang berasal dari ekskreta manusia dan hewan karena tidak sengaja mengkonsumsi sumber makanan yang terkontaminasi oleh logam berat.

Meskipun manuia tidak secara langsung mengkonsumsi logam berat, namun secara tidak langsung logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui air minum dan makanan yang dikonsumsinya. Air yang tersimpan pada malam hari di dalam pipa-pia saluran air dapat menyebabkan meresapnya timbal dan cadmium dari pipa ke dalam air yang dikucurkan. Kehadiran logam berat di dalam tubuh manusia dapat mengganggu reaksi kimia dan menghambat absorpsi nutrient yang esensial (Nugroho, 2006).

2.2.1. Fluorida

Fluorida merupakan komponen dalam tanah dengan kadar total berkisar antara 20 hingga 1000µg/g pada daerah tanpa adanya simpanan/sumber fluorida alami, dan dapat meningkat hingga ribuan microgram per gram pada tanah dengan sumber fluorida. Kandungan fluorida yang berpengaruh secara biologis pada tanaman dan hewan merupakan komponen fluorida yang terlarut (WHO, 2002).

Kadar ion fluorida dalam air tanah bergantung pada sifat geologis, kimia, dan fisika, serta iklim dari suatu area. Umumnya, mata air dan air sumur mengandung konsentrasi ion fluorida yang lebih tinggi disbanding air permukaan seperti danau dan sungai. Kandungan ion fluorida dalam air dapat meningkat oleh adanya kegiatan manusia seperti fluoridasi pada air, pembungan limbah, dan

(23)

pengaruh dari kegiatan industri. Kontaminan dalam limbah dan pembungan industry juga dapat meningkatkan konsentrasi ion fluorida dalam air (Weinstein &

Davison, 2004).

Fluorida dilepaskan sebagai limbah dari proses industry seperti pabrik yang memproduksi baja, aluminium, tembaga, dan nikel, serta pabrik lainnya seperti pengolahan fosfat, pupuk, gelas/kaca, pembuatan keramik dan bata, serta produksi lem. Pengunnaan pestisida yang mengandung fluorida juga mempengaruhi fluorida pada sumber tanah. Produksi fosfat dan pabrik aluminium merupakan industry yang utama dan pelepasan fluoride ke lingkungan (WHO, 2002).

2.2.2. Logam Seng

Seng (Zn) adalah logam putih kebiruan, logam ini sangat mudah ditempa dan dilihat pada suhu 110-1500C. Zink melebur pada 4100C dan mendidih pada 9060C. Logamnya yang murni, melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali, adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi.

2.2.3. Defisiensi Seng

Pada manusia seng merupakan unsur yang terlibat dalam sejumlah besar enzim yang mengkataliskan reaksi metabolik yang vital. Karena fasilitasnya yang digunakan dalam sintesis DNA dan RNA dan partisipasinya dalam metabolisme protein, Zn juga esensial untuk pertumbuhan anak.

Defisiensi Seng (Zn) prevalensinya cukup banyak dijumpai didunia. Gejala defisiensi Seng (Zn) yang parah terutama dilaporkan pada awal 1960-an di Iran

(24)

dan Mesir. Defisiensi Seng (Zn) juga dilaporkan di Turki, Portugal, Maroko, dan Yugoslavia. Sedangkan di Amerika defisiensi ringan Seng (Zn) disebabkan oleh kaum vegetarian, kecanduan alcohol, penyakit liver, dan ginjal. Kesalahan diet nutrisi, kehamilan dan laktasi dan proses penuaan.

2.3. Spektrofotometri UV-Vis

Sinar ultraviolet adalah sinar tampak merupakan suatu bentuk radiasi elektromagnetik dan dapat dianggap sebagai energy yang merambat dalam bentuk gelombang. Karena bersifat sebagai gelombang maka beberapa parameter perlu diketahui, misalnya panjang gelombang, frekuensi, bilangan gelombang, dan serapan.

Setiap molekul memiliki energi yang merupakan jumlah dari komponen energy translasional, vibrasional, rotansional, dan elektronik. Jika suatu molekul dikenai suatu radiasi elektromagnetik pada frekuensi yang sesuai maka terjadi penyerapan (absorpsi) energi yang sesuai oleh molekul. Sinar ultraviolet dan sinar tampak dapat memberikan energy yang cukup untuk menyebabkan terjadinya transisi elektronik. Terjadinya tarnsisi eletronik dari keadaan yang paling rendah kekeadaan dasar (ground state) ke tingkat energy tereksitasi.

Spektrofotometri Uv-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif mau pun analisa kuantitatif. Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah foton yang melalui satuan luas penampang perdetik. Serapan dapat terjadi jika radiasi yang mengenai

(25)

cuplikan memiliki energi yang seperti energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga.

Lambert dan Beer telah menurunkan secra empiric hubungan antara intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan tebalnya larutan dan hubungan antara intensitas tadi dengan konsentrasi zat.

Hukum Lambert-Beer:

A= abc Dimana:

A=absorbansi a=absortivitas b=tebal kuvet c=konsentrasi

Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri UV-Vis terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang dianalisis dengan spektrofotometri visible karena senyawa tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi senyawa yang berwarna. Hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut diantaranya:

a. Jika senyawa analisis tidak menyerap sinar UV-Vis, maka dapat diubah menjadi senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus memiliki reaksi yang selektif dan sensitive, serta reaksinya cepat, kuantitatif, dan reprodusibel.

(26)

b. Penentuan waktu operasional biasa ditetapkan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna. Hal bertujuan untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Semakin lama waktu pengukuran, maka ada kemungkinan senyawa yang berwarna tersebut menjadi rusak atau terurai sehingga intensitas warnaynya turun, akibatnya absorbansinya juga turun.

c. Pemilihan panjang gelombang yang digunakan untuk analisa adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Ada beberapa alasan mengapa harus menggunakan panjang gelombang maksimal, yaitu pada panjang gelombang maksimum, kepekaannya juga maksimum karena perubahan absorbansi untuk setiap perubahan konsentrasi adalah yang paling besar, serta pada panjang gelombang maksimum, bentuk kurva absorbansi cenderung datar (Gandjar&Rohman, 2007).

Spektrofotometri yang sesuai untuk pengukuran di daerah spectrum ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem optic dengan kemampuan menghasika sinar monokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 200-800 nm (Gandjar&Rohman, 2007).

Terdapat komponen penting yang dibutuhkan dalam spektrofotometer.

Diantaranya:

a. Sumber radiasi

Dua sumber radiasi yang digunakan dalam spektrofotometer uv/vis yang dapat mencakup rentang panjang gelombang antara 200 nm hingga 800 nm .Sumber radiasi yang ideal untuk pengukuran serapan harus dapat menghasilkan intensitas yang seragam dan stabil untuk waktu tertentu pada panjang gelombang yang sedang diamati. Lamput deuterium dan lampu

(27)

hydrogen digunakan untuk mendapatkan radiasi sinambung antara 180 nm hingga 350 nm dan sangat umum digunakan dalam spektrofotometri ultraviolet. Untuk sumber radiasi visible digunakan lampu filament tungsten.

Filamen tungsten menghasilkan radiasi kontinu pada daerah panjang gelombang antara 350 nm dan 900 nm (Sastrohamidjojo, 1991).

b. Monokromator

Monokromator berfungsi untuk menentukan pita panjang gelombang yang melewati sel sampel (Denney&Sinclair, 1987). Dalam spektrofotometri ada dua jenis alat yang digunakan untuk menguraikan radiasi polikromatik menjadi monokromatik, yaitu filter dan monokromator. Monokromator merupakan serangkaian alat yang optic menguraikan radiasi polikromatik menjadi panjang gelombang tunggalnya (monokrimatik) (Sastrohamidjojo, 1991).

c. Tempat cuplikan

Kuvet untuk ultraviolet terbuat dari silica, sementara untuk visible terbuat dari kaca atau plastic (Denney&Sinclair, 1987). Cuplikan yang diukur ditempatkan dalam sel atau kuvet. Kuvet yang terbuat daru kuart atau silica lebur yang dapat digunakan untuk pengukuran di daerah UV-Vis. Kuvet untuk pengukuran bervariasi panjang jalurnya dari 1 cm sampai 10 cm (Satrohamidjojo, 1991).

d. Detektor

Peranan detector penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang, detector mengubah cahaya menjadi sinyal

(28)

listrik yang selanjutnya ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital (Sastrahamidjojo, 1991).

Dengan mengukur transmitan larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan konsentrasinya dengan menggunakan hukum Lambert Beer.

Spektrofotometri mengukur intensitas cahaya sebelum melewati sampel (Io).

Rasio dan transmitan dan biasanya dinyatakan dalam persentase (%T) sehingga biasa dihitung absorban (A) dengan rumus A=-LOG%T (Sastrahamidjojo, 1991).

Kebanyakan penetapan spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak pada senyawa organic didasarkan pada transisi. Karena memerlukan hadirnya gugus kromoforat dalam molekul itu. Transisi ini terjadi dalam eksperimen.

Spektrofotometri UV-Vis yang konsentrasi biasanya beroperasi dari sekitar 175 dan 200 hingga 1000 nm. Identifikasi kualitatif senyawa organic dalam daerah ini jauh lebih terbatas daripada dalam daerah inframerah. Ini karena pita absorpsi terlalu lebar dan kurang terinci. Tetapi, gugus-gugus fungsional tertentu seperti karbonil, nitro, dan sistem terkonjugasi, benar-benar menunjukan puncak karakteristik, dan sering dapat diperoleh informasi yang berguna mengenai ada- tidaknya gugus semacam itu dalam molekul tersebut (Sastrahamidjojo, 1991).

Prinsip kerja Spketrofotomteri adalah bila cahaya (monokromatik) maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagaian dari sinar masuk dipantulkan sebagian diserap dalam medium itu dan sisanya diteruskan.

Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel (Sastrahamidjojo, 1991).

(29)

BAB III

METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat dan Waktu

Pemerikasaan kadar Fluorida dan Seng pada air filter dengan metode spektrofotometri Uv-vis dilakukan di Laborator ium PDAM Tirtanadi Pusat Medan di Jl. Sisingamangaraja No. 1, Medan Sumatera Utara dan dilakukan pada tanggal 14 Maret 2019.

3.2 Alat, Bahan, Sampel 3.2.1 Alat

Alat yang digunakan adalah batang pengaduk, Erlenmeyer 250 ml, gelas ukur 25 ml dan tutup, kuvet 10 ml dan tutup, pipet volume 25 ml, pipet tensette, pipet tetes plastic, pipet volume 10 ml, Spektrofotometri DR 5000, termometer - 10 0C -100 0C

3.3.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah Aquadest, air demineralisasi, Cyclohenxanone larutan reagent SPADNS, Larutan Flourida, zincover 5 reagent powder pillow, sampel air.

3.2.3 Sampel

Sampel yang digunakan adalah air filter yang berasal dari Jl. Teh Simalingkar Medan dengan kode sampel logam Fluorida 040/LAB-INT/III/2019 dan kode sampel logam Seng 040/LAB-INT/III/2019.

(30)

3.3 Prosedur

3.3.1. Penggunaan Alat Pengujian

Adapun cara penggunaan alatnya adalah sebagai berikut. Pastikan alat dalam keadaan baik dan telah dikalibrasi. Hubungkan alat dengan aurs listrik.

Tekan power “ON” untuk mengalirkan listrik. Pilih menu program yang diinginkan dalam ikon Favorite Program. Pilih jenis pengujian yang diinginkan.

Masukkan data jenis sampel, larutan standar yang digunakan. Tekan tombol TIMER untuk waktu yang diizinkan digunakan dalam pengujian sampel tersebut.

Masukkan sampel blanko ke dalam alat dan tekan tombol ZERO. Masukkan sampel air yang dianalisa ke dalam alat dan tekan tombol Conc, maka hasil akan tertera pada display. Pilih menu OPTIONS, tekan tombol Abs untuk melihat nilai absorbansi sampel serta tombol % T untuk melihat nilai % Transmittance sampel.

Setelah melakukkan pengujian, kembalikan ke menu awal program, pilih ikon tekan DATA LOG untuk melihat rincian pengujian yang dilakukan atau tekan WAVELENGTH SCAN untuk melihat grafik panjang gelombang yang dihasilkan dari pengujian sampel tersebut. Setelah selesai melakukan pengujian dan memasukkan data hasil pengujian, tekan RETURN dan matikan alat dengan tombol OFF.

3.3.2. Prosedur Penetapan Kadar Fluorida

Pastikan analis telah memakai masker dan sarung tangan. Sebelum melakukan pengujian, pastikan suhu sampel dan air demin sama (±10 C).

Pengaturan suhu dapat dilakukan sebelum atau sesudah penambahan reagen.

Reagen SPADNS bersifat beracun dan korosif, gunakan secara berhati-hati. Untuk

(31)

hasil terbaik, ukur volume reagen SPADNS seakurat mungkin. Jika hasil pembacaan menampilkan “Over Measure Rangel”, encerkan dengan sampel yang baru dengan air demin yang volume seimbang, kemudian ulangi langkah pengujian, gunakan larutan ini dalam langkah selanjutnya. Tekanlah tombol power pada alat spektrophotometer DR 5000, pilih nomor program 190 dan layar akan menunjukan 190 Flourida. Tekan Multi-cell Adapter dengan holder persegi untuk kuvet ukuran 10 ml. Dipipet 10 ml sampel ke dalam kuvet pertama (sebagai blanko). Pipetlah 10 ml air demin ke dalam kuvet kedua (sebagai sampel). Pipet 2,0 ml reagen SPADNS ke dalam masing-masing kuvet dengan hati-hati. Kocok merata. Tekan tombol TIMER>OK. Waktu reaksi akan berjalan selama 1 menit.

Tekan tombol Options>Abs. Setelah watu reaksi selesai, persiapkan kuvet blanko dan masukan ke dalam spektrofotometer dengan posisi garis batas-isi menghadap ke arah analis. Tekan tombol ZERO. Layar akan menampilkan 0,000 Abs.

Kemudian masukkan kuvet sampel dengan posisi garis batas-isi menghadap ke arah analis. Hasil pengujian akan tampil sebagai Abs F- .

3.3.2. Prosedur Penetapan Kadar Seng

Pastikan analis telah memakai masker dan sarung tangan. Sebelum melakukan pengujian, persiapkan gelas ukur tertutup untuk pengujian ini. Cuci seluruh peralatan glassware yang akan digunakan dengan 1:1 HCL dan bilas dengan air demin, sebelum digunakan. Gunakan pipet tetes plastik pada prosedur pengujian ini. Pipet tetes dengan bulb karet akan mengkontaminasi reagen yang digunakan. Reagen Zincover 5 mengandung Potassium sianida. Larutan sianida dikenal sebagai limbah berbahaya. Sianida harus dikumpulkan untuk dibuang sebagai buangan limbah reaktif (D003). Pastikan bahwa larutan sianida disimpan

(32)

bersama larutan kaustik dengan pH>11 untuk menghindari terlepasnya gas hidrogen sianida. Tekanlah tombol power pada alat spektrofotometer DR 5000, pilih nomor program 780 dan layar akan menunjukan 780 Zinc. Ubahlah Multi- cell Adapter dengan holder persegi untuk kuvet ukuran 10 ml. Dituangkan 20 ml sampel air ke dalam gelas ukur 25 ml. Ditambahkan 1 pillow Zincover 5 Reagent Powder ke dalam sampel. Gunakan penutup gelas ukur. Kocok bolak-balik untuk melarutkan Powder Zincover secara sempurna. Jika partikel tidak tercampur sempurna, akan menurunkan hasil pembacaan konsentrasi Seng. Sampel akan berwarna oranye. Jika berwarna cokelat atau biru, berarti konsentrasi Seng terlalu tinggi atau ada kandungan logam pengganggu. Lakukan pengenceran sampel dan ulangi langkah pengujian di atas. Kumdian tuang 10 ml larutan sampel ke dalam kuvet (sebagai blanko). Gunakan pipet tetes plastik untuk meneteskan 0,5 ml cyclohexanone ke dalam sisa larutan sampel yang tersisa di dalam gelas ukur, kemudian tutup. Tekanlah tombol TIMER>OK, maka reaksi akan dimulai untuk 30 detik. Selama reaksi berlangsung, kocok gelas ukur secara vertikal. Sampel akan berwarna oranye kemerahan, cokelat atau biru, tergantung pada konsentrasi seng yang ada. Tekanlah kembali tombol TIMER>OK, waktu reaksi akan berjalan selama 3 menit. Selama menunggu selesai waktu reaksi ini, selesaikan langkah berikutnya. Tuangkanlah larutan sampel di gelas ukur ke dalam kuvet kedua (sebagai sampel). Tekan Options, Ubah dari mg/L menjadi Abs. Setelah waktu reaksi selesai, tempatkan kuvet blanko ke dalam dudukan kuvet. Tekan tombol ZERO, layar akan tampilkan 0,0000 Abs. Kemudian tempatkan kuvet kedua sebagai sampel, dan tekan READ dan baca hasilnya dalam Absorbansi.

(33)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

Hasil pengujian untuk sampel air filter jalan Teh Simalingkar dengan kode AF-39 pada tanggal 14 Maret 2019 menggunakan metode spektrofotometri pada persamaan regresi fluorida , R=0,9991, LOD = 0,0964 µg/ml, LOQ =0,0321 µg/ml dan persamaan regresi seng , , R =0,9998, LOD=0,0520 µg/ml, LOQ=0,1734 µg/ml Tabel 4.1 Hasil Uji Fluorida

Kode

sampel Absorbansi Kadar (mg/l) Baku Mutu

AF-39 0,180 0,4135 mg/l

Permenkes

492/Menkes/Per/IV/2010 1,5 mg/l

AF-39 0,181 0,4158 mg/l

AF-39 0,183 0,4202 mg/l

Kadar Rata-Rata Fluorida = 0,4165±0,4180 mg/l

Tabel 4.2 Hasil Uji Logam Seng Kode

sampel Absorbansi Kadar (mg/l) Baku Mutu

AF-39 0,008 0,0029 mg/l

Permenkes

492/Menkes/Per/IV/2010 3 mg/l

AF-39 0,007 0,0016 mg/l

AF-39 0,01 0,0056 mg/l

Kadar Rata-Rata Seng = 0,0034±0,0042mg/l

(34)

4.2. Pembahasan

Hasil analisis spektrofotomteri untuk fluorida pada air Filter Jalan Teh Simalingkar (AF-39) adalah 0,4135 mg/l, 0,4158 mg/l, 0,4202 mg/l dengan standard deviasi 0,4165±0,4180mg/l. Kadar maksimum yang diperbolehkan untuk air minum adalah 1,5mg/l, artinya hasil pemeriksaan yang diperoleh untuk air Filter Jalan Teh Simalingkar dinyatakan memenuhi syarat sebagai air minum sesuai dengan Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010.

Pada analisis logam seng pada air Filter Jalan Teh Simalingkar (AF-39) diperoleh hasil yaitu 0,0029mg/l, 0,0016mg/l, 0,0056mg/l dengan kadar rata-rata 0,0034 ±0,0042mg/l. Kadar maksimum yang diperbolehkan untuk air minum adalah 3 mg/l, artinya hasil pemeriksaan logam fluorida pada sampel air Filter Jalan Teh Simalingkar dinyatakan memenuhi syarat sebagai air minum sesuai dengan Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010.

Fluorida adalah racun yang bersifat kumulatif dan dapat berkembang di atmosfer karena amat reaktif. Dalam bentuk fluorine, zat ini tidak dapat dihisap tanah tapi langsung masuk ke dalam daun-daun menyebabkan daun berwarna kuning kecokelatan. Binatang yang memakan daunan tersebut bisa menderita penyakit gigi rontok. Pabrik yang menjadi sumber flour antara lain pengecoran aluminium, pabrik pupuk, pembakaran, batubara, pengecoran baja dan lainnya.

Jenis gangguan yang ditimbulkan oleh logam fluorida antara lain, kekurangan fluorida menyebabkan carier gigi. Kelebihan fluorida menyebabkan akumulasi protein pada otot, tulang, resobsi tulang, kelahiran mongoloid (Agusnar, 2008).

Seng dalam jumlah kecil merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan zink dapat menyebabkan pertumbuhan yang

(35)

lambat. Dalam jumlah besar unsur ini dapat menimbulkan rasa pahit dan sepat pad air minum (Sutrisno, 2002).

Seng merupakan zat mineral esensial, logam esensial adalah logam yang diperlukan tubuh, namun dalam jumlah yang berlebihan menyebabkan keracunan.

Terdapat dua milyar orang di Negara-negara berkembang yang kekuranngan asupa zink. Defisiensi ini menyebabkan gangguan pertumbuhan, mempengaruhi pematangan seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-anak di seluruh dunia. Konsumsi zink yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah, lesu, dan defisiensi tembaga. Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat zink yang digunakan sebagai bahan bangunan (Sutrisni, 2008).

Seng masuk ke dalam tubuh dapat terakumulasi dengan konsentrasi tinggi dalam otot, hati, ginjal, pancreas, dan sistem rerproduksi yakni epidermis, prostat dan testis. Seng yang masuk ke dalam tubuh memperlihatkan bahwa pada mulanya disimpan dalam hati kemudian menuju sel-sel darah merah, tulang kemudian terjadi akumulasi (Ika, 2008).

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kandungan Fluorida pada air filter yaitu 0,4135 mg/l, 0,4158 mg/l, 0,4202 mg/l dengan standard deviasi 0,4165 ± 0,4180. Memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 dimana kadar fluorida pada air filter tidak melebihi batas baku mutu yang telah ditetapkan yaitu 1,5 mg/L dan kandungan Seng pada air filter yaitu 0,0029 mg/l, 0,0016 mg/l, 0,0056 mg/l dengan standard deviasi 0,0034±0,0042 juga memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IV/2010 dimana kadar pada air filter tidak melebihi batas baku mutu yang telah ditetapkan yaitu 3 mg/L.

5.2 Saran

Pada kesempatan ini penulis menyarankan kepada peneliti lain untuk membandingkan serta membahas pengujian kadar fluorida dan seng dengan menggunakan metoda lain seperti metode Atomic Absorption Spektrophotometry (AAS).

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Agusnar, H. (2008). Analisa Pencemaran dan Pengendalian Lingkungan. Cetakan Pertama. Medan: USU Press. Halaman: 52.

Astriningrum, Y. (2011). Analisis kandungan ion fluorida pada sampel air tanah dan air pam secara spektrofotometri. Skripsi Sarjana Fakultas Ilmu

Matematika dan Pengtahuan Alam Universitas Indonesia.

Azwar, A. 1996. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta:

PT Mutiara. Sumber Widya.

Effendi, H. (2002). Telah Kualitas Air. Yogyakarta: Penerbut Konsius.

Effendi, H. (2003). Telah Kualitas Air. Cetakan Pertama: Yogyakarta:

Penerbit Konsius.

Darmono. (1994). Logam dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup. Jakarta: UI Press.

Ika, L. P. (2008). Penetapan kadar Fe dan Zn di dalam Tempe yang di pasar kartasura dengan menggunakan metode neutron. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakrta.

Harjadi, W. (1990). Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: UI-Press.

Nugroho, A. (2006). Bioindikator Kualitas Air. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti. Halaman: 14-15.

Sastrohamidjojo, H. (1991). Spektroskopi. Yogayakarta: Liberty.

Sutrisno, C. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Cetakan Kelima. Jakarta:

Rineka Cipta. Halaman: 78-82

Sutrisni. (2008). Penentuan salinitas air dan jenis pakan alami yang tepat dalam pemeliharaan benih ikan sidat (Anguilla bicolor. Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(1), 71-77.

Weinstein, L.H, dan Davison, A. (2004). Fluorides in the Enviroment. Cambrige:

CABI Publishing.

WHO. (2002). Enviromental Health Crgiteria 227: Fluorides. Geneva: WHO.

(38)

Lampiran 1. Data Kalibrasi Fluorida dengan Spektrofotometer Uv-Vis, Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

a =

( )

=

=

=

a = 0,449314536 Y = a X + b b = Y- a X

= 0,202 - (0,449314536×0,4625) = 0,202 – 0,20780797

= -0,0058107973

No X Y X2 Y2 XY

1 0,000 0,000 0,000 0 0

2 0,050 0,025 0,0025 0,000625 0,00125

3 0,100 0,037 0,01 0,001369 0,0037

4 0,200 0,086 0,04 0,007396 0,0172

5 0,300 0,116 0,09 0,013456 0,0348

6 0,400 0,175 0,16 0,030625 0,07

7 0,500 0,218 0,25 0,047524 0,109

8 0,600 0,255 0,36 0,065025 0,153

9 0,700 0,304 0,49 0,092416 0,2128

10 0,800 0,354 0,64 0,125316 0,2832

11 0,900 0,402 0,81 0,161604 0,3618

12 1,000 0,452 1,00 0,204304 0,452

∑X=5,55 ∑Y=2,424 ∑X2=3,8525 ∑Y2=0,74966 ∑XY=1,69875

X 0,4625 Y0,202

(39)

Lampiran 1. (Lanjutan) Koefisien Korelasi

r = (

)

√[ ( ) ( ) ]

r = (

)

√[ ( ) ( ) ]

r =

√[ ]

r = √[ ]

r =

√[ ]

r = r = 0,999104528

(40)

Lampiran 2. Data Kalibrasi Seng dengan Spektrofotometer Uv-Vis, Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

No. X Y X2 Y2 XY

1 0 0 0 0 0

2 0,01 0,013 0,0001 0,000169 0,00013

3 0,1 0,092 0,01 0,008464 0,0092

4 0,5 0,387 0,25 0,149769 0,1935

5 1 0,766 1 0,586756 0,766

6 1,5 1,098 2,25 1,205604 1,647

7 2 1,489 4 2,217121 2,978

8 2,5 1,89 6,25 3,5721 4,725

9 3 2,258 9 5,098564 6,774

∑X=10,61 ∑Y=7,993 ∑X2=22,7601 ∑Y2=12,838547 ∑XY=

17,09283 X =

1,178888889

Y= 0,888111111

a =

( )

=

=

=

a = 0,748137399

(41)

Lampiran 2. (Lanjutan) Y = a X + b

b = Y- a X

= 0,888111111- (0,748137399×1,178888889) = 0,888111111- 0,8819708671

= 0,006140244

Maka persamaan regresi adalah Y= ax+b, Y= 0,748137399X+ 0,006140244

Koefisien Korelasi

r = (

)

√[ ( ) ( ) ]

r = ( )

√[ ( ) ( ) ]

r =

√[ ]

r =

√[ ]

r =

√[ ]

r =

r = 0,9998528765

(42)

Lampiran 3. Data Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Fluorida, dan Seng.

1. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Fluorida Y= 0,449314536X – 0,0058107973

Slope = 0,449314536

(X) (Y) Yi Y-Yi (Y-Yi)2

0,0 0 0,005807973 -0,00580797 0,0000337326 0,05 0,025 0,0282737 -0,0032737 0,0000107171 0,1 0,037 0,050739427 -0,01373943 0,0001887718 0,2 0,086 0,09567088 -0,00967088 0,0000935259 0,3 0,116 0,140602334 -0,02460233 0,0006052748 0,4 0,175 0,185533787 -0,01053379 0,0001109607 0,5 0,218 0,230465241 -0,01246524 0,0001553822 0,6 0,255 0,275396695 -0,02039669 0,0004160252 0,7 0,304 0,320328148 -0,01632815 0,0002666084 0,8 0,354 0,365259602 -0,0112596 0,0001267786 0,9 0,402 0,410191055 -0,00819106 0,0000670934 1 0,452 0,455122509 -0,00312251 0,0000097501

∑(Y-Yi)2 0,0020846209

Simpangan Baku (Sy/x) = √

= √

= √

= 0,0144382163 µg/ml

(43)

Lampiran 3. (Lanjutan) Batas Deteksi (LOD) =

=

= 0,09640161942 µg/ml

Batas Kuantitasi (LOQ) =

=

= 0,03213387314 µg/ml

(44)

Lampiran 3. (Lanjutan)

2. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Seng Y= 0,7481364231X+0,006121971

Slope = 0, 7481364231

X Y Yi Y-Yi (Y-Yi)2

0 0 0,006140244 -0,006140244 0,0000377026 0,01 0,013 0,013621618 -0,000621618 0,0000003864 0,1 0,092 0,080953984 0,011046016 0,0001220145 0.5 0,387 0,380208944 0,006791057 0,0000461184 1 0,766 0,754277643 0,011722357 0,0001374137 1,5 1,098 1,128346343 -0,030346342 0,0009209005 2 1,489 1,502415042 -0,013415042 0,0001799634 2,5 1,89 1,876483742 0,013516258 0,0001826892 3 2,258 2,250552441 0,007447559 0,0000554661 (Y-Yi)2 0,0016826548

Simpangan Baku (Sy/x) = √

= √

= √

= 0,01297171847 µg/ml Batas Deteksi (LOD) =

=

= 0,05201612194 µg/ml Batas Kuantitasi (LOQ) =

=

= 0,1733870731 µg/ml

(45)

Lampiran 4. Perhitungan kadar fluorida pada air filter Jalan Teh Simalingkar 1. Absorbansi (Y) = 0,180

Persamaan garis regresi: Y= 0,449314536X – 0,0058107973 X=

X=

X=

X=0,4135428134 mg/l 2. Absorbansi (Y) = 0,181

Persamaan garis regresi: Y= 0,449314536X – 0,0058107973 X=

X=

X=

X=0,4157684258 mg/l 3. Absorbansi (Y) = 0,183

Persamaan garis regresi: Y= 0,449314536X – 0,0058107973 X=

X=

X=

X= 0,4202196505 mg/l

(46)

Lampiran 4. (Lanjutan)

1. Perhitungan Standard Deviasi kadar fluorida pada air filter

No Xi Xi-X (Xi-X )2

1 0,413542813 -0,002967483 0,00000880596 2 0,415768426 0,415768426 0,17286338389 3 0,420219651 0,420219651 0,17658455467

∑Xi =1,24953089

Xi=0,416510297 ∑(Xi-X )2=0,34945674451

SD = √ X

SD = √

SD = √

SD = √ SD = 0,41800523

Kadar Rata-Rata fluorida adalah 0,416510297±0,41800523 mg/l

(47)

Lampiran 5. Perhitungan kadar Seng pada air filter Jalan Teh Simalingkar

1. Absorbansi (Y) = 0,008

Persamaan garis regresi: Y= 0,7481364231X+0,006121971 X=

X=

X=

X=0,00296207885 mg/l 2. Absorbansi (Y) = 0,007

Persamaan garis regresi: Y= 0,7481364231X+0,006121971973 X=

X=

X=

X=0,001589553273 mg/l

3. Absorbansi (Y) = 0,010

Persamaan garis regresi: Y= 0,7481364231X+0,006121971 X=

X=

X=

X=0,005599517108 mg/l

(48)

Lampiran 5. (Lanjutan)

1. Perhitungan Standard Deviasi kadar Seng pada air filter

No Xi Xi-X (Xi-X )2

1 0,00296207885 -0,00042163756 0,00000017778 2 0,00158955327 0,00158955327 0,00000252668 3 0,00559951711 0,00559951711 0,00003135459

∑Xi=0,01015114923

∑(Xi-X )2 =0,00003405905 Xi=0,003383716

SD = √ X

SD = √

SD = √

SD = √ SD = 0,004126684505

Kadar Rata-Rata Seng adalah 0,003383716±0,004126684505 mg/l

(49)

Lampiran 6. Baku Mutu Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010

(50)

Lampiran 6. (Lanjutan)

(51)

Lampiran 7. Spektrofotometri DR-5000

Gambar

Tabel 4.2 Hasil Uji Logam Seng  Kode

Referensi

Dokumen terkait

Karena secara umum pendidikan pemakai memiliki pengaruh terhadap pengetahuan mahasiswa mengenai fisik perpustakaan, layanan yang ada diperpustakaan dan sistem yang

1) Bagi pembeli merek bermanfaat untuk menceritakan mutu dan membantu memberikan perhatian terhadap produk-produk yang baru akan mungkin bermanfaat bagi

Format frame yang sama juga digunakan untuk pengiriman data dari router ke coordinator , masing-masing format dapat dilihat pada Gambar 19 dan Gambar 20.. Frame

Pola-pola ketrampilan gerak yang dianjurkan untuk mengembangkan aktivitas jasmani melalui kegiatan permainan bagi anak usia 8 dan 9' tahun dapat disusun dalam bentuk keterampilan

[r]

Kepraktisan permainan Hydrocarbon Adventures sebagai media pembelajaran pada materi senyawa hidrokarbon yang dikembangkan telah terpenuhi dengan mendapatkan

Tujuan penelitian ialah untuk menganalisis faktor psikologis (keyakinan dan persepsi), perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan), serta organisasi (kebijakan, SPO,

Pada konsentrasi 8% minyak kemiri sunan sudah dapat mengendalikan hama penggerek buah kopi (PBKo) dengan persentase mortalitas 93%, persentase intensitas serangan