• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR. INTENSITAS SERANGAN HAMA GUDANG KUMBANG BUBUK KOPI (Araecerus fasciculatus) PADA TEMPAT PENYIMPANAN BERBEDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR. INTENSITAS SERANGAN HAMA GUDANG KUMBANG BUBUK KOPI (Araecerus fasciculatus) PADA TEMPAT PENYIMPANAN BERBEDA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

TUGAS AKHIR

INTENSITAS SERANGAN HAMA GUDANG KUMBANG BUBUK KOPI (Araecerus fasciculatus)

PADA TEMPAT PENYIMPANAN BERBEDA

DISUSUN OLEH : YUSRIANI 1422040085

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2017

(2)

i

HALAMAN PENGESAHAN

INTENSITAS SERANGAN HAMA GUDANG KUMBANG BUBUK KOPI (Araecerus fasciculatus) PADA TEMPAT

PENYIMPANAN BERBEDA

TUGAS AKHIR

OLEH : YUSRIANI 14422040085

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Di jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan

Pada

Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan Telah diperiksa dan disetujiu oleh :

(3)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Judul Laporan : Intensitas Serangan Hama Gudang Kumbang Bubuk Kopi (Araecerus fasciculatus) Pada Tempat Penyimpanan Berbeda

Nama Mahasiswa : YUSRIANI

NIM : 1422040085

Jurusan : Budidaya Tanaman Perkebunan

Perguruan Tinggi : Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Disahkan Oleh Tim Penguji

1. Nildayanti, SP., M.Si.

2. Dr. Nurmiaty, SP., MP.

3. Dr. Syahruni Thamrin, SP., M.Si.

4. Sri Muliani, SP., MP.

(4)

iii KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul Intensitas Serangan Hama Gudang Kumbang Bubuk Kopi (Araecerus fasciculatus) Pada Tempat Penyimpanan Berbeda ini dengan baik.

Dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Nildayanti, SP., M.Si. selaku dosen pembimbing I dan Dr. Nurmiaty, SP., MP selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam penyusunan laporan ini.

Selanjutnya ucapan terima kasih pula penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Anas dan Dahlia, kedua orangtua yang senantiasa mendukung dengan doa dan kasih sayang.

2. Dr. Syahruni Thamrin, SP., M.Si dan Sri Muliani, SP., MP. selaku penguji I dan penguji II.

3. Syatrawati, SP., M.P selaku Pembimbing Akademik

4. Dr. Junaedi, SP.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan.

5. Dr. Ir. Darmawan, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

6. Seluruh Dosen dan Teknisi Budidya Tanaman Perkebunan yang telah membimbing selama ini.

7. Teman-teman mahasisiwa Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu diharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca dalam rangka penyempurnaan penulisan laporan pada masa akan datang.

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkah-Nya kepada kita semua sehingga menjadikan laporan ini bermanfaat.

Pangkep, Agustus 2017

Yusriani

(5)

iv RINGKASAN

Yusriani (1422040085), Intensitas Serangan Hama Gudang Kumbang Bubuk Kopi (Araecerus fasciculatus) Pada Tempat Penyimpanan Berbeda. Dibimbing oleh Nildayanti dan Nurmiaty.

Kegiatan ini berlangsung pada pada bulan April sampai Juni 2017 di Desa Pasiang, Kecamatan Mata Kali, Kabupaten Polewali Mandar dan Desa Sudu Kecamatan, Kabupaten Enrekang. Kemudian pengamatan dilakukan di Desa Kalukku Barat, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Pengamatan bertujuan untuk mengetahui jenis hama dan intensitas serangan hama pada biji kopi di penyimpanan. Metode dilakukan dengan mengambil tiga sampel dari tiap gudang, dimana satu sampel berisi 100 gram biji kopi. Dari hasil pengamatan diperoleh rata-rata intensitas serangan 26,38 % untuk daerah Enrekang dan 20,55 % dari Polewali. Hama yang menyerang biji kopi tersebut adalah Araecerus fasciculatus atau dikenal sebagai “Coffee bean weevil” yang juga menyerang gaplek, jagung, pala dan kakao.

(6)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RINGKASAN ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Hama Araecerus fasciculatus ... 3

2.2 Penyimpanan ... 4

III. METODOLOGI ... 10

3.1 Waktu dan Tempat ... 10

3.2 Alat dan bahan ... 10

B. Metode Pelaksanaan ... 10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 12

4.1 Hasil... 12

4.2 Pembahasan ... 12

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 15

5.1 Kesimpulan ... 15

5.2 Saran ... 15

DAFTAR PUSTAKA ... 16

LAMPIRAN ... 17

(7)

vi

DAFTAR GAMBAR

1. Siklus hidup hama Araecerus fasciculatus ... 4

2. Hama Araecerus fasciculatus ... 12

3. Perbedaan gejala serangan ... 13

4. Keadaan gudang penyimpanan ... 14

(8)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara produsen dan eksportir kopi terbesar di dunia. Kebanyakan hasil produksinya adalah varietas robusta yang berkualitas lebih rendah. Indonesia juga terkenal karena memiliki sejumlah kopi khusus seperti ‘kopi luwak’ (dikenal sebagai kopi yang paling mahal di dunia) dan ‘kopi Mandailing’. Berkaitan dengan komoditi-komoditi agrikultur, kopi adalah penghasil devisa terbesar keempat untuk Indonesia setelah minyak sawit, karet dan kakao. Pada saat ini, perkebunan kopi Indonesia mencakup total wilayah kira- kira 1,24 juta hektar dengan produksi 668 ribu ton. Produktivitas kopi di Indonesia rata-rata masih rendah yaitu 516,018 kg/ha dari standar 800 kg/ha (Ditjenbun, 2015).

Rendahnya produktivitas maupun mutu kopi pada perkebunan rakyat umumnya disebabkan karena ukuran dan warna biji kopi yang tidak seragam, berlubang oleh serangga, berjamur dan juga adanya kotoran-kotoran non kopi.

Namun kendala terbesar yang dihadapi petani adalah organisme pengganggu tanaman. Tanaman kopi dikenal sebagai salah satu tanaman yang disukai oleh banyak jenis serangga hama. Sampai saat ini tercatat lebih dari 900 jenis serangga hama pada tanaman kopi yang tersebar diseluruh dunia. Di indonesia terdapat beberapa jenis hama utama kopi, yaitu hama penggerek buah kopi dikenal PBKo (Hypotenemus hampei), penggerek cabang hitam (Xylosandrus compactus), penggerek cabang coklat (Xylosandrus morigerus), kutu hijau (Coccus viridis), penggerek merah (Zeuzera coffea), dan Araecerus fasciculatus yang menyerang pada penyimpanan. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama-hama tersebut cukup besar, seperti penggerek buah kopi kerusakannya mencapai 30 – 80%, penggerek cabang hitam pada tanaman kopi robusta kerugian hasil panen mencapai 20%.

Hama-hama penyimpanan (terutama apabila populasinya telah meningkat) dapat merusak kualitas dan kuantitas produksi pertaniandalam simpanan. Kualitas menjadi menurun atau terjadinya pengotoran pengerusakan pada produk, sedangkan kualitas akan menurun karena hama itu akan memakan pula produk- produk tersebut.

(9)

2 Gangguan biasanya dimulai sejak tanaman dilapangan hingga di penyimpanan. Untuk gangguan yang dialami pada masa penyimpanan sering diabaikan, namun hal ini dapat mempengaruhi tentang besar kecilnya keuntungan yang akan dihadapi pada saat pemasaran. Salah satunya yaitu hama yang menyerang pada biji kopi yang sudah dipanen dan ditempat-tempat penyimpanan.

Oleh karena itu, pengetahuan tentang serangga hama gudang yang menyerang pada biji kopi sangat diperlukan untuk megetahui jenis hama yang menyerang.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengetahui jenis hama dan intensitas serangan hama pada biji kopi di penyimpanan.

Kegunaan pengamatan adalah sebagai pengenalan masyarakat mengenai jenis hama yang menyerang tanaman kopi pada penyimpanan.

(10)

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Hama Araecerus fasciculatus a. Klasifikasi Araecerus fasciculatus

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Coleoptera Sub ordo : Polyphaga Famili : Anthribida Genus : Araecerus

Spesies : Araecerus fasciculatus b. Morfologi

Kumbang A. fasciculatus ditemukan pada daerah tropik dan subtropik. Pada bagian elitra dan protoraksnya terdapat banyak bercak yang berwarna terang, elitra A. fasciculatus lebih pendek dibanding ukuran abdomennya. Berwarna coklat gelap atau coklat kelabu. Tipe antenanya adalah menggada (Clubbed) yaitu tiga ruas terakhir membesar.

Kumbang berwarna coklat muda, femur kaki belakang tanpa gigi, matanya sama sekali bulat, moncong pendek dengan ukuran tubuh 4 - 5 mm. Larva menyerupai ‘uret’, berwarna putih keabuan dan pada pertumbuhan penuh berukuran 6 - 8 mm. Kepompong berwarna putih bertipe bebas dan panjangnya kurang lebih 4 mm (Kartasapoetra, 1991).

c. Siklus hidup

Siklus hidup larva ini berlangsung sekitar 20 hari, selama itu rupanya cukup bagi seekor larva memakan endosperm sebutir jagung (Kartasapoetra, 1991).

Sebelum berkepompong larva membuat rongga dalam biji dan dilapis dengan sisa gerekan bercampur air liurnya, yang kelak berfungsi sebagai kokon. Fase kepompong berlangsung kira-kira 5 hari dan setelah menjadi kumbang dewasa tetap tinggal dalam rongga itu selama 12 hari.

Kumbang betina dapat menghasilkan telur 15 butir selama siklus hidupnya, dimana siklus hidupnya rata-rata berlangsung selama 30 hari tergantung pada suhu dan kelembaban. Seekor betina dapat menghasilkan telur 50 butir, pada suhu 28°C dan kelembaban 70%. Siklus hidupnya berkisar antara 46 - 68 hari.

Kumbang ini dapat hidup selama 17 minggu jika makanan cukup (Kartasapoetra, 1991). Siklus hidup hama ini dapat dilihat pada gambar 1.

(11)

4 Sumber : Pestium.uk

Gambar 1. Siklus hidup hama Araecerus fasciculatus

2.1 Penyimpanan

Penyimpanan adalah tindakan pengamanan barang (dalam hal ini komoditas pertanian) yang karena sesuatu keadaan atau tujuan harus ditahan untuk beberapa waktu sebelum dijual, didistribusikan atau diproses lebih lanjut. Tujuan penyimpanan secara umum adalah untuk pengamanan baik dari pencurian maupun kerusakan oleh serangga, tikus, jasad renik dengan jalan menghindari, mengurangi atau menghilangkan berbagai faktor yang dapat mengurangi nilai komoditas (Rotes, 2013).

Tempat penyimpanan biasa terdiri dari :

1. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi dan operasi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang belum didistribusikan. Selain untuk penyimpanan, gudang juga berfungsi untuk melindungi bahan (baku dan pengemas) dan obat jadi dari pengaruh luar dan binatang pengerat, serangga, serta melindungi obat dari kerusakan. Agar dapat menjalankan fungsi tersebut, maka harus dilakukan pengelolaan pergudangan secara benar atau yang sering disebut dengan manajemen pergudangan (Priyambodo, 2007). Gudang juga tempat penyimpanan yang memungkinkan orang dan barang leluasa bergerak didalamnya dan sering terkait dengan adanya sistem administrasi serta kegiatan perdagangan.

2. Lumbung yaitu tempat penyimpanan yang lebih mengarah pada system penyimpanan tradisional khususnya yang menyangkut tempat atau wadah baik berupa kotak, terumbu bambu ataupun berupa bangunan khusus tempat penyimpanan pangan.

(12)

5 Penyimpanan dan penggudangan mempunyai arti yang sama yaitu menumpuk suatu bahan dalam suatu ruang serta kondisi ruangannya terkendali dengan tujuan agar bahan tidak mudah rusak dalam waktu tertentu. Dalam proses penyimpanan pada komoditas pertanian dapat terjadi kehilangan. Kehilangan adalah segala bentuk perubahan dalam ketersediaan, kelayakan konsumsi (edibility), dan mutu bahan pangan, yang mengakibatkan bahan pangan tersebut tidak dapat atau tidak layak dikonsumsi oleh manusia. Kehilangan tersebut diantaranya kehilangan bobot atau susut berat, kehilangan rupa, kehilangan mutu, kehilangan nilai gizi, kehilangan keamanan, dan kehilangan harga (Rotes, 2013).

Selain itu, dalam Rotes tahun 2013 juga menjelaskan peranan penyimpanan, kondisi penyimpanan, metode penyimpanan, faktor yang berperan dalam penyimpanan, dan perubahan kerusakan bahan simpanan.

Peranan penyimpanan bagi petani produsen : 1. Penyedia dan pengaman benih.

2. Penyelamat dan pengaman hasil panen.

3. Persediaan konsumsi keluarga sehari-hari.

4. Persediaan di musim panceklik.

5. Memperkokoh posisi tawar menawar.

6. Memberikan keuntungan yang lebih baik.

7. Sebagai sarana pembentukan dan penumpukan modal.

8. Sebagai bagian dari proses penuaan (aging) misalnya tembakau.

Kondisi penyimpanan dapat dilakukan dengan cara : 1. Penyimpanan alami

Penyimpanan alami adalah penyimpanan pada kondisi apa adanya. Kondisi udara (suhu, kelembapan, susunan gas, aliran) sekeliling komoditas bergantung pada kondisi udara sekeliling secara umum dan kondisi wadah serta bangunan penyimpanan. Makin leluasa udara ke luar masuk ruangan penyimpanan, makin besar pengaruh perubahan kondisi udara luar terhadap komoditas yang disimpan.

Komoditas pertanian yang sering dilakukan metode penyimpanan alami adalah berupa biji-bijian.

(13)

6 2. Penyimpanan modifikasi dan terkendali

a. Penyimpanan dingin

Penyimpanan dingin adalah penyimpanan pada suhu rendah baik penyimpanan beku (freezing) ataupun diatas titik beku. Jika suhunya sedikit diatas titik beku yaitu sekitar 1 - 5OC dikenal dengan penyimpanan atis (chilled) dan jika suhunya sejuk (cold) yaitu sekitar 10OC maka dapat disebut penyimpanan sejuk.

Sementara itu cold storage di Indonesia lebih banyak diasosiasikan dengan tempat atau perusahaan penyimpanan beku, terutama untuk es krim dan hasil hewani terutama daging dan ikan beku.

b. Penyimpanan atmosfir modifikasi

Penyimpanan atmosfir modifikasi adalah penyimpanan dengan modifikasi atau mengontrol udara atau gas sekitar komoditas. Modifikasi gas dilakukan umumnya diarahkan untuk mengurangi kadar oksigen karena :

1) Laju metabolism akan terhambat pada kadar O2 rendah.

2) Serangga bahkan cendawan tidak dapat berkembang biak pada kadar O2 rendah 3) Proses ketengikan dan penyimpangan bau serta warna akibat proses oksidasi.

Proses ini dapat dihambat dengan kadar O2 rendah

Prinsip kerja metode ini adalah memasukkan CO2 dan atau N2 sehingga O2 terdesak. Gas CO2 dalam bentuk cair, gas ataupun padat dapat digunakan untuk maksud tersebut. Cara lain yaitu dengan pembakaran agar O2menurun dan CO2 meningkat. Komoditas pertanian yang sering dilakukan metode ini adalah beras dan biji-bijian.

c. Penyimpanan atmosfir terkendali

Penyimpanan atmosfir terkendali dikenal dengan juga sebagai penyimpanan CA (controlled atmosphere) adalah cara penyimpanan dengan pengaturan atau pengendalian suhu, kelembapan dan gas sekeliling komoditas yang disimpan.

Penyimpanan atmosfir terkendali banyak digunakan untuk penyimpanan buah- buahan tropis dan bunga.

d. Penyimpanan kelembaban rendah

Beberapa jenis barang termasuk komoditas pertanian dan makanan sering memerlukan kondisi kering atau kelembapan rendah didalam ruang penyimpanan.

(14)

7 Untuk itu, banyak digunakan bahan yang bersifat higroskopis. Bahan yang sering digunakan adalah gamping (CaO) dan silica gel.

3. Penyimpanan vakum

Dalam keadaan vakum kadar oksigen akan sangat rendah sehingga berbagai hama tidak dapat berkembang. Kondisi tersebut juga menghambat reaksi kimia (oksidasi) sehingga mengurangi laju kerusakan akibat reaksi kimiawi seperti bau apek, tengik.

4. Penyimpanan hermetik

Pada penyimpanan hermetik kondisi udara yang berhubungan dengan komoditas sebenarnya tidak diubah, tetapi wadah atau tempat yang digunakan kedap udara sehingga tidak memungkinkan udara luar masuk.

Metode penyimpanan dapat dilakukan dengan cara : a) Curah

Keuntungan :

1) Pemanfaatan ruang lebih efisien karena tidak ada ruang tumpukan.

2) Waktu lebih efisien karena komoditas dapat dimasukkan dan dikeluarkan lebih cepat.

3) Dapat menangani komoditas dalam jumlah besar.

4) Dapat menghemat biaya operasi.

5) Kehilangan komoditas karena tercecer dan rusak dapat lebih kecil pada waktu penanganan karena dikerjakan secara mekanis.

6) Pengawasan dan pengendalian hama lebih mudah Kelemahan :

1) Biaya investasi lebih besar

2) Memerlukan desain bangunan yang relative tidak sederhana 3) Memerlukan tenaga kerja terlatih menangani peralatan 4) Pemeliharaan dan peralatan relative lebih sulit

5) Tidak semua komoditas pertanian dapat disimpan secara curah

6) Jika didistribusikan dalam bentuk berkarung maka ada pekerjaan ekstra untuk mewadahkan

(15)

8 b) Berkarung

Kelebihan :

1) Bangunan dapat dibuat secara sederhana danmurah.

2) Tidak memerlukan banyak peralatan.

3) Perawatan lebih mudah dan murah.

4) Gudang dapat digunakan untuk berbagai macam komoditas.

5) Memerlukan banyak tenaga kerja hal ini memberi lapangan kerja.

6) Tidak memerlukan wadah lagi jika komoditas akan didistribusikan Kelemahan :

Waktu dan biaya pemasukan dan pembongkaran, upah tenaga kerja, pemanfaatan ruang yang rendah dan sering kesulitan dalam pengendalian hama.

Faktor yang berperan dalam penyimpanan adalah : 1. Faktor teknis yang terdiri dari :

a) Bahan/komoditas, yang berperan adalah jenis, sifat alami, kadar air, komposisi kimia, densitas.

b) Lingkungan, yang berperan adalah lingkungan fisis (suhu, kelembapan, tekanan udara).

c) Perlakuan, yang berperan adalah pra perlakuan dan perlakuan selama penyimpanan.

d) Wadah/tempat, yang berperan adalah wadah, gudang dan lokasi.

e) Manusia, yang berperan sebagai perencana dan pelaksana 2. Faktor ekonomis yang terdiri dari :

a) Pola usaha tani, yang berperan adalah ukuran usaha, pemilikan, intensifikasi.

b) Tata niaga, yang berperan adalah sistem tata niaga, permintaan, penawaran.

c) Pendanaan, yang berperan adalah kemudahan mendapatkan modal.

d) Kebijakan, yang berperan adalah kebijakan ekonomi dan modal.

e) Keamanan, yang berperan adalah ketenangan dan kegairan usaha.

Kerusakan yang terjadi baik langsung maupun tidak langsung dari kondisi lingkungan penyimpanan memiliki beberapa perubahan :

(16)

9 1. Perubahan bentuk dan konsistensi

Perubahan bentuk dan konsistensi terjadi karena proses mekanis akibat perubahan kondisi lingkungan fisis. Hal ini terjadi jika suatu komoditas segar berada dalam suatu lingkungan yang kering atau tekanan uapnya rendah sehingga banyak air yang akan keluar dari komoditas yang akan disimpan . Oleh karena kehilangan air maka komoditas akan layu, keriput atau mengalami perubahan bentuk lainnya.

2. Perubahan warna

Perubahan warna seperti memucat menguning atau perubahan warna lainnya dapat terjadi akibat kondisi udara sekeliling. Proses perubahan warna akan makin dipacu dengan makin tinggi suhu komoditas. Suhu komoditas akan tinggi jika suhu lingkungannya juga tinggi.

3. Perubahan komposisi kimiawi komoditas

Perubahan cita rasa (flavour) pada beberapa komoditas pangan segar (terutama buah-buahan) sangat penting diperhatikan. Karena proses ini banyak dipengaruhi oleh faktor suhu maka pengaturan suhu sangat berperan pada penyimpanan tersebut.

4. Perkembangbiakan organisme perusak

Suhu, kelembapan dan susunan gas berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme yang terkait penyimpanan. Sehingga pemahaman kondisi lingkungan fisis dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme dapat diketahui dan menduga kemungkinan yang akan terjadi.

(17)

10

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2017 di Desa Pasiang, Kecamatan Mata Kali, Kabupaten Polewali Mandar dan Desa Sudu Kecamatan Sudu, Kabupaten Enrekang. Kemudian pengamatan dilakukan di Desa Kalukku Barat, Kecamatan Kalukku , Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah kaca pembesar, timbangan, kamera, buku, pulpen. Adapun bahannya adalah biji kopi yang siap olah yang dimbil dari Kab.

Enrekang dan Kab. Polewali.

3.3 Metode pelaksanaan

Mengambil sampel biji kopi dari dua tempat berbeda sebanyak tiga sampel, masing-masing sampel sebanyak 100 gram sehingga total sampel sebanyak 600 gram. Selanjutnya pisahkan antara biji tanpa serangan dan biji yang rusak akibat serangan hama. Kemudian mengamati hama yang menyerang dan mengambil gambar hama tersebut, lalu menentukan jenis hama yang menyerang biji kopi tersebut dengan melihat ciri-ciri hama yang menyerang dan membandingkan jenis-jenis hama yang ada pada buku Kartasapoetra tahun 1991 yang berjudul Hama Hasil Tanaman dalam Gudang dan juga beberapa sumber di internet.

Menimbang masing-masing biji kopi yang rusak dan yang masih utuh.

Pengamatan kerusakan dengan melihat persentase bobot biji yang rusak. Biji kopi yang rusak disini adalah biji kopi yang hanya terserang hama saja, lalu kemudian menentukan kategori tingkat serangan. Untuk menentukan kategori tingkat serangan dapat dilihat sebagai berikut :

a. Pertanaman sehat, serangan hama mulai tidak ada hama sama sekali sampai batas ambang ekonomi

b. Ringan, serangan hama mulai batas ambang ekonomi sampai dibawah kerusakan 25 %

c. Sedang, serangan hama mulai batas kerusakan 25 % sampai dibawah 50 %

(18)

11 d. Berat, serangan hama mulai batas kerusakan 50 % sampai dibawah 85 % e. Puso, serangan hama mulai batas kerusakan sampai atau lebih dari 85 % (Tirta,

2015).

Gambar

Gambar 1. Siklus hidup hama Araecerus fasciculatus

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikanTugas Akhir

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan cinta kasih-Nya yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Rahmat dan Taufik dan serta Hidayah-Nya, bahkan kebaikan-Nya yang telah

Alhamdulillah Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat

Dengan segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun laporan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir, dengan