• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN JUST IN TIME BAHAN BAKU PAKAN TERNAK UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN DI PT. JAPFA COMFEED

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN JUST IN TIME BAHAN BAKU PAKAN TERNAK UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN DI PT. JAPFA COMFEED"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN JUST IN TIME BAHAN BAKU PAKAN TERNAK UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN

DI PT. JAPFA COMFEED

Eko N. Cahyono1), dan Erlina Purnamawati2)

1,2Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, UPN “Veteran” Jawa Timur

e-mail: [email protected]1)

ABSTRAK

Bagi perusahaan industri, salah satu aset yang memerlukan perhitungan yang cermat adalah persediaan, karena pada umumnya persediaan merupakan salah satu bagian terbesar dalam harta perusahaan serta pengaruh terhadap jalannya perusahaan. PT. Japfa Comfeed adalah perus- ahaan manufaktur yang bergerak dalam industri pakan ternak. Masalah yang dihadapi oleh pe- rusahaan adalah jumlah persediaan yang tinggi dikarenakan ketidaktelitian sistem persediaan sehingga menimbulkan sisa persediaan (over stock). Penelitian ini berdasarkan atas pasokan ba- han baku jagung, feed wheat, SBM, dan palm oil. Dengan permasalahan ini maka menggunakan suatu metode yang dapat mengefisiensikan biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan tanpa harus menurunkan kualitas produk yaitu dengan metode Just In Time (JIT). Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi sistem kontrol persediaan perusahaan yang mana dapat meminimalisasi biaya persediaan dengan membandingkan sistem total biaya persediaan perus- ahaan sekarang ini. Dengan metode perusahaan mempunyai total biaya persediaan sebesar Rp.

75.728.090.000 Sistem persediaan dengan metode Just In Time mempunyai total biaya sebesar Rp.

Rp. 72.115.650.000. Dari hasil perhitungan tersebut, biaya persediaan yang minimum diperoleh dengan menggunakan metode Just In Time dengan selisih sebesar Rp. 3.612.440.000. Dan mem- buat usulan terkait untuk merubah sistem pengawasan persediaan untuk membuat sistem Just In Time secara akurat.

Kata Kunci: Just In Time, Persediaan, Over Stock

ABSTRACT

For Industrial companies, one of the most asset which need specific and details calculation is“stocking” because in a common it is include one of the biggest part of company’s treasure and make an effect on the company system. PT.Japfa comfeed is one of the manufacturing company which run as animal feed industry. The most problem this company facing is overstock which cause by unaccurate while counting the stock (stocking). This research is based on staple food (corn,wheat and other grains,SBM and palm oil) In this case the researcher uses a metode that can more efficient the cost of supply without reduce the quality of product with just in time methode. The purpose of this research is to evaluate corporate control system which can mini- malize the cost of supply compare with daily system The company has amount Total of stocks Rp.75.728.090.000 . in other hand The amount total if using Just In Time methode is Rp.72.115.650.000. We can see that there’s a huge differents amount after using Just In Time methode. The cost is getting low. The margin / difference amount is Rp.3.612.440.000. And that is the point why the company better should change the old methode and using accurate Just In Time methode.

Keywords: Just In Time, Stock, Over Stock

(2)

I. PENDAHULUAN

Bagi banyak perusahaan industri, salah satu aset yang memerlukan perhitungan yang cermat adalah persediaan, karena pada umumnya persediaan merupakan salah satu bagian terbesar dalam harta perusahaan serta pengaruh terhadap jalannya perusahaan dirasakan cukup signifikan. Bahan baku memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, yaitu untuk mempertahankan stabilitas ekonomi perusahaan. Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam suatu perusahaan karena berfungsi menghubungkan operasi berurutan dalam membuat suatu barang hingga penyampaiannya pada konsumen.

PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk yang terletak di Jl. Raya Tebel Km. 3,8 Gedangan, Sidoarjo 61254 Jawa Timur untuk cabang gedangan, sebagai salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri pakan ternak yang menggunakan sistem produksi make to stock dan mempunyai skala produksi yang tinggi. Produk andalan di PT. Japfa Comfeed adalah pakan untuk ayam serta hewan ungas lainnya yang banyak di budidayakan. Tujuan dari perusahaan ini yaitu untuk memaksimalkan laba dan meningkatkan volume penjualan. Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Japfa Comfeed pada penyimpanan bahan baku yang kurang dapat memperhitungkan berapa bahan baku yang ada. Di tahun 2016 sisa salah satu bahan baku utama yaitu jagung dengan pembelian selama satu tahun rata rata setiap bulannya sebesar 5.963.636 kg serta presentase sisa bahan 3% (178.909,1 kg) sehingga di gudang mengalami sisa (over stock) dari jumlah yang sudah ditentukan, sehingga menimbulkan pembengkakan biaya bahan baku maupun biaya kerusakan bahan baku.

Dengan permasalahan diatas maka penelitian ini menggunakan suatu metode yang dapat mengefisiensikan biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan tanpa harus menurunkan kualitas produk yaitu dengan metode Just In Time (JIT). Menurut Gaspersz (2004:359) “Just In Time inventory adalah persediaan minimum yang diperlukan untuk tetap menjalankan sistem secara sempurna”. Setiap pemborosan harus diminimasi dan atau bahkan dihilangkan (Tersine, 1994; Agus, 2009). Sistem Just In Time merupakan suatu konsep filosofi yaitu memproduksi produk yang dibutuhkan, pada saat dibutuhkan oleh pelanggan, dalam jumlah sesuai kebutuhan pelanggan, pada tingkat kualitas prima, dari setiap tahap proses dalam sistem manufacturing, dengan cara yang paling ekonomis dan efisien melalui eliminasi pemborosan dan perbaikan proses secara terus menerus (Gaspersz, 1998). Dengan demikian metode Just In Time di harapkan dapat meningkatkan efisiensi bahan baku di PT. Japfa Comfeed Indonesia Gedangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Persediaan

Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk me- menuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin (Herjanto, 2007) dan sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran produksi (Rangkuti, 2007). Ada beberapa jenis persediaan (Herjanto, 2008) diantaranya:

 Fluctuation stock, merupakan persediaan yang dimaksudkan untuk menjaga terjadinya fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya, dan untuk mengatasi bila terjadi kesalahan/penyimpangan dalam prakiraan penjualan, waktu produksi, atau pengiriman barang.

 Anticipation stock, merupakan persediaan untuk menghadapi permintaan yang dapat diramalkan pada musim permintaan tinggi, tetapi kapasitas produksi pada saat itu tid-

(3)

ak mampu memenuhi permintaan. Persediaan ini juga dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan baku sehingga tidak mengakibatkan ter- hentinya produksi.

 Lot-size inventory, merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih besar dari pada kebutuhan saat itu. Persediaan dilakukan untuk mendapatkan keun- tungan dari harga barang (berupa diskon) karena membeli dalamj umlah yang besar, atau untuk mendapatkan penghematan dari biaya pengakutan per unit yang lebih ren- dah.

 Pipeline inventory, merupakan persediaan yang dalam proses pengiriman dari tempat asal ke tempat dimana barang tersebut akan digunakan. Msalnya, barang yang dikirim dari pabrik menuju tempat penjualan, yang dapat memakan waktu beberapa hari atau minggu.

B. Just in Time

Manajemen persediaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penentuan kebutuhan material sedemikian rupa sehingga di satu pihak kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada waktunya dan di lain pihak investasi materialdapat ditekan secara optimal (Indrajit, 2003:4). Tujuan Manajemen persediaan antara lain menjaga agar tidak kehabisan stok, menjaga agar tidak kelebihan stok, menja- ga agar tidak terjadi pembelian bahan baku dalam jumlah kecil (Assauri, 2005), menja- min ketersediaan produk jadi, barang dalam proses, komponen dan bahan baku secara optimal, dalam kuantitas yang optimal, dan pada waktu yang optimal (Baroto, 2002 da- lam Tuerah, 2015). JIT merupakan suatu pendekatan manufaktur yang mempertahankan bahwa produk-produk harus ditarik dari seluruh sistem dengan adanya permintaan, dan bukannya mendorong seluruh sistem dengan skedul yang tetap untuk mengantisipasi permintaan (a pull system) (Hansen dan Mowen, 2001).

III. METODE PENELITIAN

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu teknik pengolahan data dengan dasar teori-teori yang mendukung dan berkaitan dengan permasalahan yang di bahas, serta berfungsi sebagai penjelasan atas analisis data tersebut. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah, dengan melakukan perolehan data sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu:

 Data Pembelian Bahan Baku

Data Pengadaan material atau bahan baku pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat.

 Data Pemakaian Bahan Baku

Data yang diperoleh dari berapa banyak bahan baku yang dibutuhkan tiap kali produksi dalam beberapa periode.

 Data Frekuensi Pemesanan Bahan Baku

Data aktual dari perusahaan yang menunjukan berapa kali frekuensi pemesanan tiap komponen bahan baku.

 Data Harga biaya Bahan Baku

Daftar harga masing masing komponen bahan baku perkilogram atau perliternya.

 Data Sisa Persediaan Bahan Baku

Data sisa persediaan bahan baku ini bisa didapatkan dari selisih antara data pem- belian bahan baku dengan data pemakaian bahan baku.

(4)

 Data Persediaan Bahan Baku

Data Pengadaan material atau bahan baku untuk melakukan proses produksi.

 Data Biaya Penyimpanan Bahan Baku

Data biaya yang dikeluarkan dengan diadakannya persedian dan penyimpanan ba- rang.

 Data Biaya Pemesanan Bahan Baku

Data biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan barang yang dimulai dari penempatan pemesan hingga tersediannya barang tersebut.

Melakukan proses perhitungan untuk mencari tingkat efisiensi biaya antara kebijakan Just In Time dan kebijakan konvensional (biaya pembelian bahan baku, biaya pemesan- an, biaya penyimpanan), Melakukan analisis dekriptif untuk mengetahui kebijakan mana yang lebih efisien dalam menghemat biaya dengan menerapkan kebijakan Just In Time dan kebijakan konvensional dan membuat kesimpulan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karena semua data sudah terkumpul, maka dilakukan perhitungan dengan metode yang diterapkan oleh perusahaan.

 Biaya Pembelian bahan baku = Harga x Total pembelian bahan baku

 Biaya Penyimpanan = Biaya simpan x sisa persediaan

 Biaya Pemesanan = Biaya pemesanan x frekuensi pemesanan/tahun

 Biaya Pembelian bahan baku = Harga x Total pembelian bahan baku = Rp.1.000.000,00 /ton x 44.600 ton = Rp. 44.600.000.000,00

 Biaya Penyimpanan = Biaya simpan x sisa persediaan = Rp. 300.000/ x 1400 ton = Rp. 420.000.000

 Biaya Pemesanan = Biaya pemesanan x frekuensi pemesanan/tahun = Rp. 100.000/ pesan x 120 kali / thn

= Rp. 12.000.000 / thn

TABLE 1

BIAYA BAGAN BAKU JAGUNG DENGAN KEBIJAKAN PERUSAHAAN

Uraian Kebijakan Perusahaan

1. Biaya Pembelian

Rp 1.000.000 x 44.600 ton /th Rp 44.600.000.000 2. Biaya Pemesanan

Rp 100.000 x 120 kali / th

Rp 12.000.000

3. Biaya Penyimpanan

Rp 300.000 / ton x .1400 ton / th Rp. 420.000.000

Total Rp. 45.032.000.000

(Sumber: Pengolahan data)

(5)

TABLE 2

TOTAL BIAYA BAHAN BAKU

DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERUSAHAAN Bahan Baku Metode Perusahaan 1. Jagung Rp. 45.032.000.000 2. Feed Wheat Rp 9.956.550.000

3. SBM Rp 15.783.900.000

4. Palm Oil Rp 4.955.640.000 Total Rp. 75.728.090.000

TABLE 3

TOTAL BIAYA BAHAN BAKU DENGAN METODE JUST IN TIME Bahan Baku Metode Perusahaan 1. Jagung Rp 43.212.000.000 2. Feed Wheat Rp 9.454.650.000

3. SBM Rp 15.117.000.000

4. Palm Oil Rp 4.332.000.000 Total Rp. 72.115.650.000

TABLE 4

EFISIENSI / SELISIH BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEBIJAKAN JUST IN TIME DENGAN KEBIJAKAN PERUSAHAAN

Bahan Baku Kebijakan Perusahaan Kebijakan Just In

Time Efisiensi Rasio Efisiensi (%) 1. Plat Rp. 45.032.000.000 Rp 43.212.000.000 Rp. 1.820.000.000 4.04 % 2. Kanal Rp 9.956.550.000 Rp 9.454.650.000 Rp. 501.900.000 5,04%

3. Kawel Rp 15.783.900.000 Rp 15.117.000.000 Rp. 666.900.000 4,2%

4. Spon Rp 4.955.640.000 Rp 4.332.000.000 Rp. 623.640.000 12,5%

TOTAL Rp. 75.728.090.000 Rp. 72.115.650.000 Rp. 3.612.440.000 4,7%

Berdasarkan Tabel 4. di atas bahwa total biaya bahan baku dengan menggunakan ke- bijakan perusahaan diperoleh biaya sebesar Rp. 75.728.090.000, sedangkan dengan ke- bijakan Just In Time diperoleh biaya sebesar Rp. 72.115.650.000 sehingga terjadi selisih total biaya sebesar Rp. 3.612.440.000/ tahun, dengan demikian metode Just In Time ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Pembelian bahan baku dengan menggunakan metode Just In Time yaitu sesuai dengan permintaan pesanan sehingga tidak menimbulkan sisa bahan baku yang menyebabkan biaya simpan di gudang. Total biaya bahan baku dengan menggunakan kebijakan perus- ahaan di peroleh biaya sebesar Rp. 75.728.090.000 sedangkan dengan kebijakan just in time biaya sebesar Rp. 72.115.650.000 sehingga terjadi selisih total biaya sebesar Rp.

3.612.440.000/ tahun, yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan. Ber- dasarkan hasil perhitungan rasio efisiensi, menunjukkan tingkat efisiensi yang terbesar yaitu biaya bahan baku Palm Oil sebesar 12,5% dan tingkat efisiensi yang terkecil yaitu Jagung sebesar 4,04% dan untuk total efisiensi keseluruhan biaya bahan baku yaitu sebe- sar 4,7 % di PT. Japfa Comfeed.

(6)

VI. PUSTAKA

Agus, R. (2009). Manajemen persediaan edisi 1. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Assauri, Sofyan. (2005). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta :Lembaga Penerbit FEUI

Baroto, Teguh, 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.PT. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Rangkuti, F. (2007). Manajemen Persediaan. Edisi Kedua. Penerbit: Rajawali Pers, Jakarta

Gaspersz, V. (1998). Production Planning and Inventory Control Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufakturing 21.

Vincent Foundation dan PT. Grameda Pustaka Utama, Jakarta.

Gaspersz, Vincent. (2004). Production Planning and Inventory Control Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegerasi MRP II & JIT Menuju Manufacturing 21. Jakarta: Gramedia Pustaka

Hansen, D. R., dan Mowen, M. M. (2001). Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba Empat.

Herjanto, E. (2007). Manajemen operasi. Jakarta: Grasindo.

Herjanto‚ Eddy. 2008. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta. Grasindo Indrajit, E. Richardus, (2003).Manajemen Persediaan. Grasindo, Jakarta.

Tuerah, M. C. (2015). Analisis pengendalian persediaan bahan baku ikan tuna pada CV. Golden KK. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 2(4).

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui metode pengendalian persediaan bahan baku yang sebaiknya dilaksanakan oleh perusahaan agar dapat meminimumkan biaya persediaan... Universitas

Kertas kerja ini diangkat dalam judul “Analisis Efisiensi Biaya Bahan Baku dalam Implementasi Just In Time System pada PT X” untuk menganalisis bagaimana implementasi just

Hasil dari perencanaan kebutuhan persediaan bahan baku pasir dan semen dalam meminimalisasi biaya produksi berdasarkan perhitungan kebijakan perusahaan yang

Perusahaan dalam melakukan persediaan bahan baku dengan cara melakukan pemesanan bahan baku dalam jumlah besar dari pada jumlah yang dibutuhkan dalam produksi sehingga

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem pengendalian internal persediaan dan penerapan metode just in time terhadap efisiensi biaya persediaan

Dari analisa pengendalian persediaan bahan baku pada swalayan Langgeng di Tulungagung dapat dikatakan bahwa pengelolaan sudah dilakukan dengan baik untuk efisiensi

Biaya Penyimpanan Rp.42.448 Total Biaya Persediaan Rp.551.848 Berdasarkan hasil perhitungan pembelian bahan baku menggunakan rumus EOQ, perusahaan akan membeli kebutuhan bahan baku

Dengan metode Silver-Meal efisiensi biaya pengadaan bahan baku jika di bandingkan dengan perhitungan perusahaan adalah 46,5% dan 13,5% untuk Pulp dan Sinar white xx.. Metode usulan yang