oleh : Rosalia Ishida NRP 2706 100 005
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA Dr. Hosta Ardhyananta, ST, MSc
Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS
SIDANG TUGAS AKHIR
Dalam penggunaannya, baja sering mengalami kerusakan, salah satunya disebabkan karena korosi
Salah satu cara mengatasi korosi yang terjadi pada baja tersebut adalah dengan pelapisan logam menggunakan logam lain yang lebih anodik yaitu dengan cara Hot Dip Galvanizing
Proses pembentukan baja adalah hal yang harus mendapat
perhatian khusus, karena pembentukan logam berkaitan dengan perubahan dimensi dan ukuran dari baja tersebut. Perubahan ini disebut deformasi plastis.
Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS
Suriadi, IGA Kade., Suarsana, IK., 2007, “Prediksi Laju Korosi Dengan Perubahan Besar Derajat
Deformasi Plastis Dan Media Pengkorosi Pada
Materia Baja Karbon”. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Universitas Udayana CAKRAM 1(12) : 1-8
Menyimpulkan bahwa laju korosi baja AISI 3215 semakin meningkat seiring dengan meningkatnya derajat deformasi
PAPER REVIEW
A.P. Yadav, A. Nishikata, T. Tsuru. 2007.
Effect of Fe–Zn alloy layer on the corrosion resistance of galvanized steel in chloride containing environments . Japan
Menyimpulkan bahwa:
Pada lapisan hasil hot dip
galvanizing, Lapisan paduan Fe-Zn
mempunyai laju korosi yang lebih rendah daripada lapisan Zn
Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS
PAPER REVIEW
PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengaruh variasi derajat deformasi plastis terhadap
ketahanan korosi lapisan hasil Hot
Dip Galvanizing.
1. Hasil cold work dianggap homogen
2. Hasil Hot Dip Galvanizing dianggap homogen.
3. Parameter yang mempengaruhi
hasil Hot Dip Galvanizing dianggap konstan
Teknik Material dan Metalurgi FTI- ITS
TUJUAN PENELITIAN
untuk mempelajari pengaruh variasi derajat deformasi plastis terhadap
ketahanan korosi lapisan hasil Hot Dip
Galvanizing.
Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS
Cold working adalah suatu proses pembentukan secara plastis terhadap logam atau paduan yang dilakukan di bawah temperatur rekristalisasi (van vlack, 1991)
Keuntungannya :
Toleransi dimensi dan permukaan akhir yang dihasilkan lebih baik.
Merupakan suatu metode yang murah pada tingkat produksi yang besar pada bagian-bagian yang kecil.
Tidak dibutuhkan pemanasan.
Kerugiannya :
Keuletannya menurun.
Timbul tegangan dalam/tegangan sisa
Dapat menyebabkan keretakan pada pengerjaan
dingin yang berlebihan.
Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS
%CW = A
o-A
fA
oX100%
Dimana :
%CW = Prosentase pertambahan luas area Af = Luas area setelah penekanan
Ao = Luas area sebelum penekanan (luas awal)
Proses HDG
• Degreasing
Proses pembersihan dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH (soda kaustik) dengan konsentrasi 5% – 10% pada
temperatur 70o C – 90o C selama kurang lebih 10 menit.
• Rinsing
Pembilasan dengan air
• Pickling
spesimen dengan cara dicelupkan ke dalam larutan HCl (asam klorida) atau larutan H2SO4 (asam sulfat) dengan konsentrasi 10%–15% selama 15 – 20 menit.
• Fluxing
Proses fluxing merupakan proses pelapisan awal dengan
menggunakan Zinc Amonium Cloride (ZAC) dengan konsentrasi 20% – 30% selama 5 – 8 menit.
• Drying
Proses drying merupakan proses pengeringan dan pemanasan awal dengan menggunakan gas panas yang suhunya kurang lebih 150o C,
• galvanizing
Pencelupan spesimen ke dalam cairan seng
• Quenching
mencelupkan spesimen ke dalam larutan sodium cromate
dengan konsentrasi 0,015% pada suhu kamar ataupun dengan menggunakan air.
Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS
Spesimen tanpa cold work (0%
cold work)
Spesimen di-cold work dengan variasi cold work sebesar
10%, 20% dan 40%
Hot Dip Galvanizing
Penggosokkan sampai lapisan Fe, Fe-Zn,Zn
Imersi spesimen 0% CW dan 40% CW pada larutan NaCl
0,5 M selama 35hari Uji polarisasi
potensiodinamik dengan 0,5M NaCl
Pengujian XRD
data
Analisa data dan pembahasan
kesimpulan Preparasi alat dan bahan
start
End
Pengamtan visual menngunakan mikroskop optik Pemotongan penampang
melintang
Bahan:
Baja karbon rendah AISI 1020 sebagai base metal
Larutan 10% NaOH
Larutan HCl (1:1 + inhibitor hexamine)
Larutan 25 % Ammonium Chloride (NH4Cl)
Padatan Zn
Larutan NaCl 0,5 M Peralatan:
◦ Jangka Sorong dan penggaris
◦ Kertas gosok grid 2000
◦ Gerinda tangan
◦ Gergaji besi
◦ Alat potong plat
◦ Gelas ukur
◦ Sendok berbahan dasar plastik
◦ Kabel
◦ Pipet
◦ Stopwatch
Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS
• Hair dryer
• Mesin press
• Kamera Digital
• Peralatan pengujian XRD ( X- Ray Diffraction )
• Peralatan pengujian polarisasi potensiodinamik
•Mikroskop optik
(1) Perlakuan cold work dengan variasi derajat deformasi plastis yang berbeda, yaitu :
0 % 10 % 20 % 40%
(2)Spesimen dipotong dengan diameter 10 mm
Bentuk spesimen yang akan dibuat dapat dlihat pada gambar di bawah ini:
10 mm
7 mm
(3) Hot Dip Galvanizing
A. Tahap pengerjaan awal ( pre treatment )
Degreasing
Rinsing I
Pickling
Rinsing II
Fluxing
Drying
Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS
B. Tahap Pelaksanaan Galvanizing
C. Tahap pendinginan dan tahap akhir
Quenching
Finishing
(4)Pengujian potensiodinamik Tujuan
Mengetahui laju korosi dari masing- masing lapisan hasil hot dip galvanizing
di larutan 0,5 M NaCl
(5)Pengujian Difraksi Sinar-X
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi senyawa yang terbentuk pada lapisan terluar setelah proses imersi.
(6) Pengamatan metalografi dengan Mikroskop Optik
pengujian ini dilakukan untuk mengetahui lapisan hasil hot dip galvanizing
(7) Analisa Data
Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS
Teknik Material dan Metalurgi FTI- ITS
HASIL UJI POLARISASI POTENSIODINAMIK
Kurva polarisasi katodik-anodik lapisan Zn hasil hot dip
galvanizing dengan berbagai % cold work
Kurva polarisasi katodik-anodik lapisan Fe-Zn hasil hot
dip galvanizing dengan berbagai % cold work
Teknik Material dan Metalurgi FTI- ITS
Kurva polarisasi katodik-anodik base metal (Fe) hasil
hot dip galvanizing dengan berbagai % cold work
Nilai E
corr, i
corr, Corrosion Rate, masing-masing kurva polarisasi dihitung berdasarkan metode ekstrapolasi
tafel, yaitu dengan cara menarik garis linear pada cabang katodik maupun anodik.
Dimana :
CR = Laju korosi (mm/yr) K1 = 3,27 x 10-3 g/µA cm yr
Icorr = Rapat Arus saat Ecorr (µA/cm2) ρ = density (g/cm3)
EW = Equivalent Weight (Berat Ekivalen)
EW yang dipakai:
base metal: 27,78 lapisan Zn : 32,695 lapisan Fe-Zn : 32,4 density (ρ ) yang dipakai:
base metal: 7,85 g/cm
3,lapisan Zn : 7,14 g/cm
3,
lapisan Fe-Zn : 7,1826 g/cm
3Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS
HASIL UJI POLARISASI POTENSIODINAMIK
Konsentrasi NaCl(M) % cold work lapisan
Polarisasi Potensiodinamik
Ecorr Icorr Corr Rate Corr Rate (V) (µA/cm2) (mmpy) (mpy)
0,5
0%
Zn -1,057 3,02 0,045221 1,780954
Fe-Zn -1,049 0,88 0,012981 0,511223
Fe -0,519 1,11 0,012845 0,505881
10%
Zn -1,117 10,18 0,152433 6,00335
Fe-Zn -1,026 0,96 0,014161 0,557697
Fe -0,557 1,82 0,021061 0,829462
20%
Zn -1,072 156,78 2,347586 92,4563
Fe-Zn -1,056 33,11 0,488395 19,23475
Fe -0,637 81,94 0,948214 37,34404
40%
Zn -1,049 103,14 1,544394 60,82372
Fe-Zn -1,051 9,41 0,138804 5,466597
Fe -0,677 56,52 0,654052 25,75891
Hasil Perhitungan Laju Korosi pada Pengujian Potensiodinamik
Pengaruh % cold work (reduksi area) terhadap laju korosi masing-masing lapisan hasil Hot
dip galvanizing
Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS
0 20 40 60 80 100
0 10 20 30 40
Laju Korosi (mpy)
% cold work
lapisan Zn
lapisan Fe
lapisan Fe-Zn
Pengaruh % cold work (reduksi area) terhadap laju korosi masing-masing lapisan hasil Hot dip
galvanizing
HASIL UJI METALOGRAFI
50µm
Zn
Fe Fe-Zn
50µm
50µm
50µm
Zn
Fe Fe-Zn
Zn
Fe Fe-Zn Zn
Fe Fe-Zn
0% COLD WORK
40% COLD WORK 20% COLD WORK
10% COLD WORK
Teknik Material dan Metalurgi FTI- ITS
10 20 30 40 50 60 70 80 90
0% CW 40% CW
relative intensity
o2 theta
:
NiSi: Zn : ZnO
Hasil difraksi sinar-X
0%CW
40% CW
Berdasarkan data hasil pengujian dan perhitungan yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa:
Derajat deformasi plastis yang diberikan pada base metal dapat menyebabkan internal stress , sehingga menyebabkan laju korosi dan laju pembentukan
lapisan intermetalik Fe-Zn semakin meningkat.
Adapun temuan lain yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu lapisan paduan Fe-Zn hasil hot dip
galvanizing mempunyai laju korosi paling rendah
daripada lapisan Zn maupun base metal (lapisan
Fe)
Percobaan dilakukan pada derajat pengerjaan dingin yang lebih tinggi sehingga dapat mengetahui nilai derajat
deformasi optimum pada AISI 1020 yang dilapisi seng dengan metode hot dip galvanizing .
Perlu adanya variasi kecepatan fluida pada pengujian selanjutnya untuk melihat kinerja lapisan hasil Hot Dip Galvanizing pada fluida yang bergerak.
Perlu adanya variasi temperatur pada pengujian selanjutnya untuk melihat ketahanan hasil Hot Dip Galvanizing pada temperatur tinggi.
Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS