• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin memperlihatkan kemajuan dan peningkatan pada semua aspek.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. semakin memperlihatkan kemajuan dan peningkatan pada semua aspek."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Balakang

Perkembangan dunia otomotif kendaraan bermotor roda empat semakin memperlihatkan kemajuan dan peningkatan pada semua aspek.

Diantaranya, yang pertama dapat dilihat pada segi teknis pengembangan kendaraan dimana fokus utamanya terletak pada penerapan teknologi, jaminan kualitas, serta reliabilitas kendaraan. Kedua pada segi penekanan biaya produksi dan pengadaan komponen, yang bertujuan secara umum untuk menjaga harga jual kendaraan tetap pada tingkat yang kompetitif. Dan yang terakhir adalah pada segi konsep atau tujuan dikembangkannya kendaraan tersebut.

Isu lingkungan hidup terkait dengan emisi gas buang kendaraan saat ini juga semakin menjadi fokus perhatian pada semua bidang industri di dunia, tidak terkecuali dengan dunia otomotif kendaraan bermotor roda empat. Hal tersebut telah menjadi perhatian dalam konsep pengembangan kendaraan dan ini terbukti dengan respon positif masyarakat di berbagai belahan dunia atas kehadiran kendaraan yang ramah lingkungan (Eco Green Car). Hal ini jelas mempengaruhi kondisi persaingan/kompetisi antar

(2)

perusahaan yang ada didalam bisnis otomotif, dimana fokus pengembangan kendaraan tidak lagi sebatas pada aspek teknis dan penekanan pada harga jual kendaraan saja tetapi juga telah berkembang pada isu lingkungan hidup yang tujuannya adalah untuk memberikan kepercayaan bagi pengguna kendaraan secara khusus dan masyarakat pada umumnya bahwa kendaraan yang ditawarkan telah memenuhi standar baku mutu lingkungan hidup, sehingga secara tidak langsung masyarakat telah ikut serta berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan disekitarnya.

Pemerintah Indonesia melalui kementrian perindustrian dan perdagangan serta instansi–instansi pemerintah lainnya telah berperan aktif dalam pengembangan kendaran otomotif roda empat yang ramah lingkungan melalui penerapan berbagai kebijakan yang mendukung isu lingkungan hidup, diantaranya dengan penyediaan kendaraan umum berbahan bakar ramah lingkungan (bahan bakar gas) maupun melalui pembatasan dan pengaturan emisi gas buang kendaraan. Tidak hanya itu, dimulai pada pertengahan tahun 2010 Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan PT. ABC yang merupakan perusahaan manufaktur kendaraan roda empat berbasis penanaman modal asing Jepang dengan tingkat produksi terbesar di Indonesia pada saat ini mengembangkan kendaraan ramah lingkungan bertajuk mobil nasional (mobil nasional merupakan konsep proyek pengembangan mobil yang menekankan pada bobot local content, yaitu persentase bobot

(3)

penggunaan komponen lokal yang lebih tinggi dibandingkan dengan komponen import) dengan kode proyek kendaraan adalah D80N (D64G).

Konsep utama yang ditawarkan pemerintah pada proyek ini adalah Low Cost Green Car, yang bertujuan membuat dan mengembangkan kendaraan yang memiliki teknologi ramah lingkungan yang memenuhi standar baku mutu lingkungan hidup dengan harga jual yang kompetitif dan tetap terjangkau oleh masyarakat di Indonesia.

PT. XXXX (atas pertimbangan kerahasiaan data perusahaan dan permintaan dari manajemen perusahaan, maka dalam tulisan ini nama asli perusahaan tidak bisa dicantumkan). Adapun nama asli perusahaan tempat penelitian ilmiah ini dilakukan adalah PT. DENSO SALES INDONESIA yang berlokasi di Jl. Gaya Motor 1 No.6 Sunter II. Kel Sungai Bambu Jakarta Utara 14330 dimana penelitian ini dilakukan, merupakan perusahaan penjual komponen otomotif kendaraan bermotor roda dua dan roda empat berbasis penanaman modal asing Jepang sekaligus pemegang merk DENSO di Indonesia. PT. XXXX berdiri sejak tahun 2005 dan menjadi bagian dari korporasi ASTRA di Indonesia pada divisi komponen otomotif dengan komposisi kepemilikan saham ASTRA sebesar 10%. Sebagai salah satu pemasok tetap untuk komponen otomotif pada seluruh proyek kendaraan yang dikembangkan PT. ABC, PT. XXXX memiliki kesempatan untuk ikut berperan dalam pengembangan proyek D80N (D64G) dengan ditunjuknya PT.

(4)

XXXX sebagai pemasok sensor, knock control yang merupakan komponen penting pada perangkat mesin kendaraan yang berfungsi untuk mendeteksi adanya keabnormalan getaran yang terjadi pada mesin atau yang umum disebut sebagai knocking, sehingga dapat memberikan informasi yang akurat pada computer fuel, injection dalam pengaturan waktu proses pembakaran bahan bakar. Saat ini untuk model kendaraan lain yang diproduksi oleh PT.

ABC, PT. XXXX menggunakan pemasok dari Jepang untuk pengembangan dan manufaktur sensor, knock control dan bersifat pass through (komponen yang diterima dari pemasok dan dengan kondisi tanpa ada proses apapun selain penyimpanan dan pengepakan ulang langsung dikirimkan kembali ke pelanggan, yang dalam hal ini pelanggan yang dimaksud adalah PT. ABC)

Dengan konsep Low Cost Green Car pada proyek D80N (D64G) yang tidak hanya memfokuskan pengembangan kendaraan pada teknis isu lingkungan saja namun juga mengenai harga jual kendaraan pada tingkat yang kompetitif dan terjangkau bagi masyarakat, maka secara langsung hal ini akan berdampak pada penekanan harga jual komponen yang ditawarkan dari PT.

XXXX sebagai pemasok kepada PT. ABC. Melihat hal ini PT. XXXX memandang sangat diperlukan sebuah kajian mengenai pemilihan pemasok sensor, knock control pada proyek D80N (D64G) guna menentukan pemasok yang paling optimal dalam memberikan dukungan dan keuntungan bagi perusahaan. Selain itu, melihat dari sudut pandang PT. XXXX dan

(5)

keterkaitannya dengan konsep rantai pasok, dukungan pemasok sensor, knock control yang terpilih nantinya untuk proyek D80N (D64G) merupakan sebuah hal yang penting dan juga perlu dicermati. Dengan pemilihan pemasok yang direncanakan, maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah membuat sebuah konsep sistem pengukuran performa atau kinerja pemasok dalam lingkup rantai pasok sensor, knock control proyek D80N (D64G). Hal ini mempertimbangkan bahwa PT. XXXX sebagai perusahaan penjual komponen otomotif belum memiliki metode pengukuran kinerja sebagaimana layaknya perusahaan manufaktur, dikarenakan pada proyek-proyek sebelumnya pemilihan pemasok ditentukan dari DENSO Corporation Japan sebagai induk perusahaan. Dengan penjelasan yang telah disampaikan mengenai pentingnya pemilihan pemasok dan pertimbangan mengenai pengukuran kinerja, maka tajuk penelitian ini adalah analisis mengenai pemilihan pemasok sensor, knock control pada proyek D80N (D64G) dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan pembuatan konsep pengukuran kinerja untuk pemasok terpilih.

Sebagaimana dijelaskan Iwan Vanany, P. S (2005), sebuah pengukuran performa atau kinerja pemasok dalam lingkup rantai pasok diperlukan untuk tujuan pengawasan dan evaluasi guna mengetahui sejauh mana kesuksesan kerjasama yang telah dilakukan, dan hal ini sebaiknya dapat dilakukan secara periodik. Dengan dilakukannya pengukuran kinerja dan

(6)

performa terhadap pemasok yang akan terpilih, diharapkan PT. XXXX dapat bekerjasama dengan lebih baik dengan pemasok yang terpilih sehingga dapat memberi manfaat bagi PT. XXXX sebagai pelanggan untuk dapat lebih fokus dalam pengembangan dan perbaikan sistem integrasi antara pemasok dan pembeli sehingga secara tidak langsung rantai pasok dapat mendukung pengembangan dan produksi produk dengan kualitas yang lebih baik namun dengan harga yang kompetitif. Dalam konteks pengukuran performa atau kinerja, banyak sekali konsep dan metode yang bisa digunakan sebagai referensi bagi banyak organisasi dalam melakukan pengembangan maupun implementasi pengukuran performa atau kinerja, seperti Balance Scorecard yang diperkenalkan Robert S.Kaplan dan Norton, Performance Prism oleh Andy Neely dan Chris Adams, Performance Pyramid System oleh Lynch &

Cross, serta metode–metode lainnya. Mengenai metode pengukuran performa atau kinerja pemasok yang lebih fokus pada konsep manajemen rantai pasok, salah satu metode pengukuran performa atau kinerja yang dapat digunakan dan diusulkan adalah metode SCOR (Supply Chain Operations Reference) yang diperkenalkan pertama kali oleh Dewan Rantai Pasok (SCC – Supply Chain Council) sebagai sebuah model kerangka kerja yang cukup baik dalam menggambarkan keseluruhan bisnis proses dalam lingkup rantai pasok yang salah satu tujuannya adalah membangun komunikasi yang lebih baik antar organisasi atau perusahaan dalam rantai pasok, serta memperbaiki keefektifan

(7)

manajemen perbaikan yang dilakukan terhadap keseluruhan lingkup rantai pasok. Dengan pembuatan konsep pengukuran performa atau kinerja melalui pendekatan SCOR, diharapkan PT. XXXX akan lebih mudah dalam melakukan pengawasan dan evaluasi pemasok terpilih untuk sensor, knock control proyek D80N (D64G).

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan penjelasan yang telah disampaikan pada latar belakang, maka secara khusus permasalahan yang dihadapi PT. XXXX dalam kaitannya dengan pemilihan pemasok sensor, knock control untuk proyek D80N (D64G) meliputi :

1. PT. XXXX belum menggunakan metode yang terukur dalam memilih pemasok, sehingga tidak dapat melakukan perbandingan antara pemasok yang ada saat ini dengan alternatif pemasok lainnya.

2. Bagaimana melakukan pemilihan pemasok yang mempertimbangkan seluruh kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan guna mencapai hasil yang paling optimal ?

3. Bagaimana membuat sebuah konsep pengukuran kinerja pemasok melalui metode SCOR yang ditujukan bagi pemasok yang terpilih, dalam lingkup rantai pasok sensor, knock control proyek D80N (D64G) di PT. XXXX ?

(8)

1.3 Perumusan Masalah

Dengan menggunakan metode analisis Analytical Hierarchy Process (AHP), bagaimana melakukan pemilihan pemasok yang paling optimal untuk sensor, knock control proyek D80N (D64G) berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan perusahaan, serta bagaimanakah konsep pengukuran performa atau kinerja rantai pasok yang dapat diusulkan untuk mengukur kinerja pemasok yang telah ditetapkan nantinya guna pengawasan dan evaluasi secara periodik ?

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

1. Area penelitian dan pengambilan data dilakukan pada Marketing Department, Sales Engineering Department, Business Planning Department, dan Production Control Department di PT. XXXX Sunter Plant, Jakarta.

2. Penelitian membahas mengenai analisis pemilihan pemasok sensor, knock control yang paling optimal untuk proyek D80N (D64G) berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan PT. XXXX dengan menggunakan metode analisis Analytical Hierarchy Process (AHP).

(9)

3. Manajemen perusahaan menetapkan sensor, knock control proyek D80N (D64G) merupakan komponen otomotif dengan kondisi bisnis pass through.

4. Penilaian bobot pada tiap kriteria didapat melalui pengisian data kuesioner oleh project leader D80N (D64G) sebagai penanggung jawab proyek dan pemilihan pemasok pada proyek D80N (D64G) di PT. XXXX.

5. Pengukuran performa atau kinerja yang diusulkan sebatas pembuatan konsep sistem pengukuran dengan menggunakan metode supply chain operations reference (SCOR) version 6.0, tidak termasuk didalamnya pengukuran secara aktual kinerja pemasok yang telah terpilih.

6. Penjabaran supply chain operations reference (SCOR) version 6.0 dilakukan hingga metrik tingkat 3.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

1. Memilih pemasok sensor, knock control untuk proyek D80N (D64G) yang paling optimal menurut kriteria-kriteria yang telah ditetapkan PT. XXXX.

2. Membuat sistem pengukuran kinerja rantai pasok sensor, knock control yang terpilih untuk proyek D80N (D64G).

Manfaat Penelitian

(10)

1. Bagi Perusahaan, dengan adanya penelitian ini pemilihan pemasok akan lebih mudah dilakukan, sehingga pemasok yang paling optimal dapat dipilih dengan hasil analisis yang lebih terukur. Selain itu pembuatan sistem pengukuran rantai pasok SCOR diharapkan dapat menjadi alternatif metode bagi perusahaan untuk melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja pemasok berdasarkan kondisi proses bisnis saat ini.

2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan gambaran mengenai penerapan AHP sebagai metode dalam memilih pemasok dan SCOR sebagai sistem pengukuran kinerja secara khusus pada industri manufaktur komponen otomotif kendaraan bermotor.

1.6 Sistematika Penelitian

Dalam tugas akhir ini, sistematika penulisan yang dibuat adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah, Ruang Lingkup Pembahasan, Tujuan & Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI, berisi tentang tinjauan pustaka seputar penelitian yang dilakukan, meliputi konsep Multi Criteria Decision Making

(11)

serta metode analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode yang dipilih dalam penelitian, juga mengenai konsep pengukuran performa atau kinerja pemasok metode SCOR dan beberapa tinjauan pustaka lainnya sebagai referensi penulisan yang dapat digunakan sebagai pembanding maupun penguat teori terhadap hasil yang didapat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN, berisi tentang flow diagram pemecahan masalah dan penjelasan rinci mengenai tiap tahapannya mulai dari tahapan pemilihan pemasok melalui metode analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) sampai dengan pembuatan konsep pengukuran performa atau kinerja pemasok dengan metode SCOR.

BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA, berisi tentang pengumpulan dan pengolahan data selama penelitian serta analisa yang dilakukan guna memberikan solusi dalam penyelesaian masalah.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN, berisi tentang simpulan dan saran tentang hasil akhir analisa dan pemecahan masalah yang dikemukakan dalam tugas akhir.

Referensi

Dokumen terkait

Irvine Gass Syndrome merupakan CME yang terjadi setelah operasi katarak yang ditandai dengan area cystoid ( cyst-like ) multipel pada daerah makula.. Insiden CME diperkirakan

Lalu larutan didinginkan, lalu ditambahkan air destilata 30 ml, Kemudian masukkan larutan tersebut ke dalam labu takar dan diencerkan dengan akuades sampai larutan

No Peneliti Judul penelitian Metode Hasil Persamaan dan Perbedaan beberapa Hotel di Medan 4 Wijaya Mukti Sri Utari Universita s Muhamm adiyah Surakarta 2012 Pengaruh

Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa Semakin lama benda yang diplating di celup pada larutan plating maka semakin tinggi tingkat ketahanan lapisan tersebut jika di uji

Memasukkan air ke dalam gelas ukur yang telah berisi pasir dengan ketinggian 12 cm dari permukaan

Menghasilkan adesif pati nanokomposit untuk kayu yang bersifat ramah lingkungan dengan menggunakan matriks pati sagu BS yang dimodifikasi dengan boraks dan

STRATA 2 : Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat. Lulus : Tahun

Dalam produksi stick fungsional, terjadi peningkatan efisiensi dan kapasitas produksi dengan adanya diseminasi alih teknologi berupa Food Mixer, Sealer Kemasan Kontinyu dan