PENGUJIAN AGREGAT HALUS
PENGUJIAN AGREGAT HALUS
2
2..11 KKaanndduunnggaan n LLuummppuurr
2
2..11..11 TTuujjuuaann
Untuk mendeteksi kandungan lumpur dalam pasir sebagai salah satu komponen Untuk mendeteksi kandungan lumpur dalam pasir sebagai salah satu komponen penyusun beton.
penyusun beton.
2
2.1.1..22 AlAlaat t dadan n BBahahaann
1). Alat 1). Alat a. Gelas ukur 250 cc a. Gelas ukur 250 cc b. Cawan b. Cawan c. Timbangan c. Timbangan d. Pipet d. Pipet e. Oven e. Oven 2). Bahan 2). Bahan
a. Agregat halus (pasir) a. Agregat halus (pasir) b. Air bersih
b. Air bersih
35 35
2.1.3 Langkah Kerja
1. Menyiapkan sampel pasir dan mengeringkan dalam oven. 2. Menimbang pasir kering oven seberat 100 gram.
3. Memasukkan pasir ke dalam gelas ukur dan melakukan proses pencucian sebagai berikut :
a. Memasukkan air ke dalam gelas ukur yang telah berisi pasir dengan ketinggian 12 cm dari permukaan pasir.
b. Menutup mulut gelas rapat-rapat dengan tangan.
c. Gelas dikocok 10 kali (dianggap satu kali pencuucian).
d. Membuang air dalam gelas (usahakan pasir tidak ikut terbuang). e. Proses pencucuian diulang sampai bersih.
4. Menuangkan pasir ke dalam cawan (air yang ikut menetes diambil dengan pipet).
5. Pasir dalam cawan tersebut kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 110 °C.
6. Setelah dikeluarkan dari oven didiamkan hingga mencapai suhu kamar. 7. Menimbang pasir yang sudah dikeringkan.
2.1.4 Alur Kerja
Menimbang pasir kering oven seberat 100 gram
Memasukkan pasir ke dalam gelas ukur
Menuangkan air bersih ke dalam gelas lalu di kocok
A
MulaiGambar 2.1 Alur Kerja Pengujian Kandungan Lumpur dalam Pasir
2.1.5 Hasil Pengujian dan Analisis Data
Tabel 2.1 Tabel Hasil Pengamatan Pencucian Agregat Halus Pencucian ke Pengamatan 1 - 3 4 5 - 8 9 – 10 11 sangat keruh keruh agak keruh agak jernih jernih selesai
Membuang air bersih sisa pengocokan
Mengulangi proses pencucian sampai bersih
Menuangkan pasir ke dalam cawan
Memasukkan pasir ke dalam oven pada suhu 110°C
Mendiamkan pasir kemudian menimbangnya
A
Gambar 2.2 Gambar Hasil Pengamatan Pencucian Agregat Halus
sangat keruh keruh agak jernih agak jernih jernih
Analisis Data dan Perhitungan : Berat awal pasir (a) = 100 gram Berat akhir pasir (b) = 93,5 gram
Kadar Lumpur 100% a b a × − = % 100 100 5 , 93 100 × − = 5 , 6 = % 2.1.6 Kesimpulan
Kadar lumpur yang disyaratkan PBI 1971 untuk pasir yang akan digunakan sebagai campuran dalam adukan beton maksimal adalah 5%. Dalam pengujian ini diperoleh kandungan lumpur dalam pasir sebesar 6,5 %, maka pasir tersebut tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan sebagai bahan bangunan yang baik.
2.2 Kandungan Zat Organik
2.2.1 Tujuan Percobaan
Untuk menentukan banyak sedikitnya kandungan zat organik dalam pasir.
2.2.2 Alat dan Bahan
1). Alat a. Gelas ukur 250 cc b. Pipet c. Oven d. Ayakan 2 mm e. Cawan 2). Bahan
a. Agregat halus (pasir) dari oven b. Larutan NaOH 3 %
2.2.3 Langkah Kerja
1. Mengambil contoh pasir kering oven secukupnya.
2. Mengayak pasir dengan ayakan 2 mm hingga hasil ayakan mencapai 130 cc. 3. Memasukkan contoh pasir dalam gelas ukur 250 ml.
4. Menuangkan NaOH 3% ke dalam gelas ukur sehingga mencapai 200 ml. 5. Mengocok pasir dan larutan NaOH selama 10 menit.
6. Meletakkan campuran tersebut pada tempat terlindung selama 24 jam. 7. Mengamati warna air di atas pasir.
2.2.4 Alur Kerja
Gambar 2.3Alur Kerja Pengujian Kandungan Zat Organik Dalam Pasir
2.2.5 Hasil Pengujian dan Analisis Data
Setelah diaduk dan didiamkan selama 24 jam, warna NaOH yang semula jernih berubah menjadi kuning muda. Hal ini menunjukkan bahwa zat organik dalam
sampel sedikit
Memasukkan larutan NaOH 3% kedalam tabung gelas ukur yang berisi sampel, kemudian mengocoknya selama 10 menit
Meletakan campuran tersebut ditempat terlindung selama 24 jam
Mengamati perubahan warna air yang berada diatas pasir Mengambil sampel pasir kering oven
Memasukkan contoh pasir sebanyak 130 cc ke dalam tabung gelas ukur
Mencocokkannya dengan tabel Prof. Rosseno mulai
2.2.6 Kesimpulan
Dari hasil percobaan diperoleh perubahan warna NaOH menjadi kuning muda. Berdasarkan tabel 2.2, kandungan zat organik sebesar 0-10 %. Hal ini menunjukkan bahwa pasir tersebut sedikit mengandung zat organik. Sehingga telah memenuhi syarat untuk bahan pembuatan beton.
Tabel 2.2 Hubungan Perubahan Warna NaOH dengan Prosentase Kandungan Zat Organik
Warna campuran air + NaOH Kandungan Zat Organik Jernih Kuning Muda Kuning Tua Kuning Kemerahan Coklat Kemerahan Coklat Tua 0 % 0 – 10% 10 – 20% 20 – 30% 30 – 50% 50 – 100% 2.3 Specific Gravity 2.3.1 Tujuan
Untuk menentukan Bulk Spesific Gravity, Bulk Spesific Gravity SSD, Apparent Spesific Gravity, dan Absorbsion Agregat Halus.
2.3.2 Alat dan Bahan
1). Alat
a.Conical Mould dan temper (pemadat) b. TabungVolumetrick Flash 500 cc
c. Neraca/timbangan d. Oven
e. Cawan f. Pipet
2). Bahan
a. Agregat halus (pasir) 500 gram b. Air bersih
2.3.3 Langkah Kerja
1. Membuat pasir dalam keadaan SSD dengan cara :
a. Mengambil pasir yang telah disediakan (dianggap kondisi lapangan SSD), masukkan dalamconical mould sampai 1/3 tinggi.
b. Menumbuk dengan tamper sebanyak 15 kali, tinggi jatuh temper 2 cm. c. Menambah pasir hingga 2/3 tinggi, lalu mengulangi prosedur b.
d. Menambah pasir hingga penuh dan mengulangi lagi prosedur b. e. Memasukkan pasir hingga penuh lalu meratakan permukaan pasir.
f. Mengangkat conical mould sehingga pasir dengan sendirinya akan merosot. Pemerosotan pasir tidak boleh lebih dari ½ tinggi dan apabila penurunan pasir mencapai 1/3 tinggi atau ± 2,5 cm, maka pasir tersebut
sudah dalam keadaan kering permukaan (SSD).
2. Mengambil pasir SSD sebanyak 500 gram, dimasukkan dalam volumetrick flash, dan diisi air hingga penuh lalu didiamkan hingga 24 jam.
3. Setelah 24 jam, menimbang volumetrick flash yang berisi pasir dan air tersebut.
4. Mengeluarkan pasir dari volumetrick flash dan memasukkan ke cawan dengan membuang air terlebih dahulu, jika dalam cawan masih ada air mengeluarkannya dengan menggunakan pipet.
5. Memasukkan pasir dalam cawan ke dalam oven dengan suhu 1100 C selama 24 jam.
6. Volumetrick flash yang telah kosong dan bersih diisi air sampai penuh dan ditimbang.
7. Pasir yang telah dioven didiamkan sampai mencapai suhu kamar kemudian menimbang pasir tersebut.
8. Dari data yang diperoleh, dapat dihitung nilai Spesific Gravity (berat jenis).
2.3.4 Alur Kerja
mulai
Membuat pasir SSD
Mengambil 500 gram pasir SSD
Memasukkan ke dalam volumetrick flash+ air hingga penuh
Menimbang volumetrick flashyang berisi pasir + air Didiamkan selama 24 jam
Gambar 2.4 Alur Kerja Pengujian Spesific Gravity Agregat Halus
2.3.5 Hasil Pengujian dan Analisis Data
A. Data Hasil Pengujian
a. Berat pasir SSD = 500 gram (D) b. Berat pasir kering oven = 480 gram (A) c. Berat volumetrick flash + air = 725 gram (B) d. Berat volumetrick flash + air + pasir = 1020 gram (C)
Diperoleh data untuk perhitungan nilai specific gravity
Mengeluarkan pasir dari volumetric flash, masukkan dalam oven dengan suhu 1100C selama 24 jam
Menimbang pasir dari oven setelah mencapai suhu kamar
Isivolumetrick flash yang kosong dengan air hingga penuh
Menimbang volumetrick flash+ air
selesai
A
B. AnalisisData
a. Bulk Specific Gravity =
34 , 2 1020 500 725 480 = − + = − + D C B A
b. Bulk Specific Gravity SSD = 2.44
1020 500 725 500 = − + = − + D C B D
c. Apparent Specific Gravity = 2,60
1020 725 480 480 = − + = − + B C A A d. Absorbsion = 100% 4,17% 480 480 500 % 100 = − × = × − A A D 2.3.6 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan analisis data diperoleh nilai : 1. Bulk Specific Gravity agregat halus = 2,34 2. Bulk Specific Gravity SSD agregat halus = 2,44 3. Apparent Specific Gravity = 2,60
4. Absorbsion = 4,17 %
Berdasar ASTM C.128-79 syarat Bulk Specific Gravity SSD adalah 2.5 – 2.7. Hasil percobaan dan analisis data menunjukkan bahwa nilai Bulk Specific Gravity SSD adalah 2,44 sehingga dapat disimpulkan bahwa pasir sampel memenuhi syarat dan layak digunakan sebagai agregat halus dalam pembuatan beton.
2.4 Gradasi Agregat Halus
2.4.1 Tujuan
Untuk memeriksa susunan atau variasi susunan agregat halus dan angka kehalusan agregat halus (pasir) tersebut.
2.4.2 Alat dan Bahan
1). Alat
a. Neraca/timbangan berkapasitas 5 kg, ketelitian 100 mg. b. Satu set mesin getar.
c. Satu set ayakan dengan diameter :
• 9,50 mm • 4.75 mm • 2.36 mm • 1.18 mm • 0.85 mm • 0.30 mm • 0.15 mm • 0 (pan) 2). Bahan
a. Agregat halus (pasir) 2000 gr.
2.4.3 Langkah Kerja
1. Menyiapkan agregat halus (pasir) sebanyak 2000 gr.
2. Menyiapkan satu set ayakan dan menyusun berurutan mulai dari pan (paling bawah), hingga ayakan 9,5 mm (paling atas), lalu susunan ayakan tersebut
diletakkan pada mesin penggetar.
3. Menuangkan pasir ke dalam ayakan paling atas dan menutup rapat-rapat sususnan ayakan tersebut.
4. Menghidupkan mesin penggetar selama 5 menit.
5. Setelah 5 menit matikan mesin, lalu menimbang dan mencatat berat agregat halus yang tertinggal pada masing-masing ayakan.
2.4.4 Alur Kerja
Gambar 2.5 Alur Kerja Pengujian Gradasi Agregat Halus Menyiapkan pasir sebanyak 2000 gr
Menyiapkan satu set ayakan dan menyusun mulai dari bawah ke atas: pan; 0,15 mm; 0,30 mm; 0,85 mm; 1,18 mm; 2,36 mm; 4,75 mm; 9,50 mm
Menuangkan pasir ke dalam ayakan paling atas dan menutupnya rapat-rapat
Memasukkan ke dalam mesin penggetar (fibrator) dan menyalakannya ±5 menit
Menimbang dan mencatat pasir yang tertinggal pada masing-masing ayakan
mulai
2.4.5 Hasil Pengujian dan Analisis Data
A. Hasil Pengujian
Tabel 2.3 Data Hasil Percobaan Gradasi Agregat Halus Diameter Ayakan (mm) Pasir Tertinggal (gram)
9,50 4,75 2,36 1,18 0,85 0,30 0,15 0,00 65 100 150 260 195 880 250 90 Jumlah 1990
Berat awal pasir = 2000 gram Berat setelah diayak = 1990 gram
B. Analisis Data
Tabel 2.4 Analisis Awal Data Gradasi Agregat Halus Diameter
Ayakan (mm)
Berat Tertinggal Berat Lolos Kumulatif (%) SNI Standart Gram % Kumulatif (%) 9,50 65 3,266 3,266 96,734 100 4,75 100 5,025 8,291 91,709 90-100 2,36 150 7,538 13,825 84,171 75-100 1,18 260 13,06 5 28,894 71,106 55-90 0,85 195 9,799 38,693 61,307 35-59 0,30 880 44,22 1 82,914 17,086 8-30 0,15 250 12,56 3 95,477 4,523 0-10 0,00 90 4,523 100 0 -∑ 1990 100 271,460 426,636
-- Sehingga banyak pasir yang hilang = 2000 - ∑ berat tertinggal = 2000 – 1990
= 10 gram
- Berat pasir tertinggal ( % ) =
2000 inggal berat tert x 100% = 2000 1990 x 100% = 99,5 %
- Banyak pasir yang hilang ( % ) = 2000 ) lolos komulatif berat -l tertingga komulatif berat ( x 100 % = 2000 1990 2000
−
x 100 % = 0,5 %- Modulus halus butir
= inggal berat tert % inggal berat tert % -inggal berat tert kumulatif % Σ Σ Σ = 100 100 460 , 271 − = 1,7146
0 20 40 60 80 100 120 9.5 4.75 2.36 1.18 0.85 0.3 0.15 0 % k o m u l a t i f l o l o s Diameter Saringan (mm)
Berat Lolos Kumulatif (%) maks SNI min
Grafik 2.1Hubungan Antara Diameter Ayakan dengan Prosentase Lolos Awal
Analisis Akhir
Tabel 2.5 Analisis Akhir Data Gradasi Agregat Halus Diameter
Ayakan (mm)
Berat Tertinggal Berat Lolos Kumulatif (%) SNI Standart Gram % Kumulatif (%) 9,50 0 0.000 0.000 100.000 100 4,75 115 5.610 5.610 94.390 90-100 2,36 155 7.561 13.171 86.829 75-100 1,18 285 13.902 27.073 72.927 55-90 0,85 290 14.146 41.220 58.780 35-59 0,30 865 42.195 83.415 16.585 8-30 0,15 250 12.195 95.610 4.390 0-10 0,00 90 4.390 100.000 0.000 -∑ 2050 100 366.098 433.90244
- Modulus halus butir = inggal berat tert % inggal berat tert % -inggal berat tert kumulatif % Σ Σ Σ = 100 100 098 , 366 − = 2,661 -20.000 0.000 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 9.5 4.75 2.36 1.18 0.85 0.3 0.15 0 % k u m u l a t i f l o l o s Diameter Ayakan (mm)
Berat Lolos Kumulatif (%) SNI max SNI min
Grafik 2.1Hubungan Antara Diameter Ayakan dengan Prosentase Lolos Akhir
2.4.6 Kesimpulan
Dari data hasil percobaan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa modulus kehalusan agregat halus sebesar 1,7146 dan setelah dianalisis kehalusan agregat halus sebesar 2,661. Berdasar SII-0052-80 syarat modulus kehalusan agregat halus adalah 1.5 - 3.8. Jadi, agregat halus sampel memenuhi syarat sebagai bahan bangunan pembuatan beton.