• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan. Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yakni memerangi HIV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan. Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yakni memerangi HIV"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Millennium Development Goals (MDGs) adalah sebuah komitmen bersama masyarakat internasional untuk mempercepat pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan. Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yakni memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya.Target MDGs untuk HIV dan AIDS adalah menghentikan laju penyebaran serta membalikkan kecenderungannya pada 2015 (Badan Litbangkes Kemkes RI, Riskesdas 2010).

Berbagai upaya pemerintah dalam memerangi HIV dan AIDS di Indonesia.

Respons Nasional terhadap epidemi HIV AND AIDS di Indonesia telah dimulai pada tahun 1985 dan terus meningkat selaras dengan meningkatnya jenis dan besaran masalah yang dihadapi baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Surveilnas HIV pada sub- populasi tertentu dilakukan demikian pula peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan non-kesehatan dalam menghadapi epidemic serta lahirnya banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap HIV dan AIDS (KPA, 2007). Tahun 1994 dengan keputusan presiden nomor 36, pemerintah membentuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di tingkat pusat disusul dengan terbentuknya KPA di beberapa provinsi (KPA, 2007).

Dilihat dari tingkat penderita, di Indonesia HIV dan AIDS memiliki persentase yang tinggi. Kasus HIV, sampai dengan tahun 2005 jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 859 kasus. Tahun 2006 dengan jumlah penderita sebanyak 7.195 kasus. Tahun

(2)

2007, 2008 berturut-turut sebanyak 6.048 kasus dan 10.362 kasus. Tahun 2009 (9.793 kasus), tahun 2012 (21.591 kasus), tahun 2011 (21.031 kasus), Januari - September 2012 (15.372 kasus).Jumlah kumulatif kasus HIV yang dilaporkan sampai dengan September 2012 sebanyak (92.251 kasus) (depkes.go.id, 2012).

Endemik HIV di Indonesia diperkirakan jumlah ODHA di Indonesia sebanyak 333.200 (Komisi Penanggulangan AIDS, 2010). Perkembangan HIV dan AIDS kumulatif, pada tahun 2005 jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sebesar 2.639 kasus, pada tahun 2006 sebesar 2.873 kasus, pada tahun 2007 sebesar 2.947 kasus, tahun 2008 sebesar 4.969 kasus, pada tahun 2009 sebesar 3.863 kasus dan pada tahun 2010 sebesar 4.158 kasus. Sampai dengan juni 2011 secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan adalah 26.483 kasus (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia berdasarkan usia. Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut Golongan Umur Cumulative AIDS Cases by Age Group yakni, untuk usia 5-14 tahun sebesar 325 kasus. Usia 15-19 tahun sebanyak 1.404 kasus.

Usia20-29 tahun merupakan usia terbanyak yang mengidap penyakit AIDS dengan jumlah 15,093(tanpa termasuk daerah DKI Jakarta) (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2012).

Di Jawa Timur prevalensi kejadian HIV dan AIDS. Jumlah kasus HIV tahun 2009 sebanyak 1.668, tahun 2010 sebanyak 2.233, tahun 2011 sebanyak 2.646, dan tahun 2012 sebanyak 1.687 kasus (Dinkes Jatim, 2012). Jumlah kasus AIDS tahun 2009 sebanyak 1.018, tahun 2010 sebanyak 882. Tahun 2011 sebanyak 984 kasus dan mengalami penurunan tahun 2012 sebanyak 239 kasus AIDS (Dinkes Jatim, 2012).

(3)

Menurut UNICEF Indonesia, (2012) hambatan dalam memerangi HIV/AIDS antara lain, (1) Orang muda memiliki akses terbatas terhadap informasi dan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi. Seks masih dianggap sebagai sesuatu yang tabu yang tidak dibicarakan secara terbuka dengan para orang tua, guru, bahkan dengan penyedia pelayanan kesehatan. (2) Usia inisiasi seks di Indonesia relative sangat muda khususnya bagi anak-anak perempuan. Di seluruh Indonesia, sekitar 1% anak laki-laki dan 4% anak perempuan dilaporkan telah melakukan hubungan seksual sebelum usia 13 tahun, beberapa bahkan ketika berusia 10 tahun. Ketika mereka berusia 17 tahun sepertiga populasi orang muda sudah melakukan hubungan seksual minimal satu kali. (3) Pengetahuan orang muda tentang HIV telah mengalami peningkatan, tetapi masih terbatas, studi di lima provensi yang dilakukan oleh kementrian kesehatan menunjukkan peningkatan pengetahuan yang komprehensif tentang HIV dan AIDS di kalangan orang muda (15-24 tahun). Dalam studi di tahun 2011 lainnya, hanya 22% siswa Sekolah Menengah Pertama kelas 2 Sekolah Menengah Atas memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang penularan HIV, 64% masih memiliki miskomunikasi tentang HIV.

(4) Tingkat pengetahuan mengenai HIV dan AIDS di antara penduduk kebanyakan di usia 15 tahun ke atas masih rendah. Survei Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa kira-kira 42% dari jumlah penduduk usia di atas 15 tahun belum pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Hanya 10% perempuan dan 13% laki-laki memiliki pengetahuan komprehensif tentang penanggulangan HIV, meskipun proporsi tersebut lebih tinggi untuk pertanyaan-pertanyaan tertentu.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan 8 siswa SMA Negeri 10 Malang, pada tanggal 6 April 2013, 8 siswa menyatakan kurang begitu paham dengan

(4)

penyakit AIDS adalah penyakit yang berbahaya, dan ciuman merupakan salah satu cara penularan selain menggunakan jarum suntik bergantian, dan sex bebas, serta mereka cara pencegahan HIV dengan tidak melakukan seks bebas, menggunakan narkoba dan disekolah ini terdapat buku serta belum pernah mendapatkan penyuluhan. Setelah ditanyakan kepada Pembina UKS, siswa-siswa pernah mendapatkan materi HIV/AIDS pada pelajaran biologi meskipun hanya sepintas. Selain itu juga KKR (Kader Kesehatan Remaja) tidak begitu paham dengan penyakit AIDS itu sendiri, serta KKR tersebut dipilih hanya sekedar pelengkap UKS tanpa melalui seleksi terlebih dahulu, serta terakhir dilakukan penyuluhan pada tahun 2008. Materi IMS (Infeksi Menular Seksual) sendiri terdapat pada mata pelajaran Biologi. Dilihat dari hal tersebut pengembang menginginkan siswa-siswa mampu memahami dan memiliki kemampuan lebih terutama mengenai HIV dan AIDS dan diharapkan menjadi contoh bagi sekolah lain.

Promosi/pendidikan kesehatan, tidak terlepas dari sasaran promosi kesehatan itu sendiri, dalam hal ini sasaran primer (primary target), dalam hal ini remaja Sekolah Menengah Atas merupakan sampel dari penelitian pengembangan ini. Berdasarkan teori bahwa remaja memiliki dua komponen kunci-imaginary audience dan personal fable. Personal fable adalah bagian dari egosentris remaja yang melibatkan rasa keunikan dan tidak terkalahkan. Perasaan tidak terkalahkan dapat menyebabkan remaja untuk percaya bahwa mereka sendiri kebal terhadap bahaya dan bencana (seperti kecelakaan mobil mematikan) yang terjadi pada orang lain. Akibatnya, beberapa remaja melakukan perilaku berisiko, seperti balapan, menggunakan narkoba, dan berhubungan seks tanpa menggunakan kontrasepsi atau pelindung terhadap infeksi menular seksual (Alberts, Elkind, &

Ginsberg, 2007).

(5)

Salah satu upaya yang dilakukan yakni promosi kesehatan, promosi kesehatan tidak terlepas dari media yang digunakan sebagai instrument dalam menyampaikan materi yang akan disampaikan kepada audiens. Televisi memiliki tingkat penetrasi tertinggi di daerah perkotaan (82%), dibandingkan dengan radio (42%), majalah (31%) dan surat kabar (28%) (www. MediaIndonesia.id). Media internet melalui twitter dan facebook juga disarankan oleh peserta untuk mempromosikan HIV/AIDS karena remaja sekarang hampir semua menjadi anggota dalam jejaring social melalui media internet dan hampir setiap hari siswa-siswi tidak terlepas dari internet (Ekawati, dkk, 2012).Terlihat dari survey yang diadakan oleh Spire Research & Consulting yang bekerja sama dengan Majalah Marketing (2008) (http://marketing.co.id) mengenai trend dan kesukaan remaja Indonesia terhadap berbagai jenis kategori, salah satu kategorinya adalah media, ditemukan bahwa remaja sudah mengerti dan menggunakan internet dalam kehidupan sehari-hari. Hasil Riset Yahoo! Bersama dengan TNS Indonesia (2009) (dalam Widyastuti, 2011) yang dilakukan di Indonesia mentyebutkan bahwa “Kalangan remaja usia 15 sampai 19 tahun disebut mendominasi pengguna internet di Indonesia. Remaja usia 15-19 tahun disebut mencakup 64% dari pengguna internet di Indonesia.

Pada masa remaja terjadi masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa (Papalia, at.al, 2001).Dilihat dari perkembangan usianya, remaja tingkat SMA merupakan remaja awal yang sedang berada di dalam krisis identitas, cenderung mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, selalu ingin mencoba-coba hala-hal baru, mudah terpengaruh dengan teman-teman sebayanya (peer groups), dan juga mulai suka memperluas hubungan pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan teman sebaya baik laki-laki maupun perempuan (Widyastuti, 2011).Namun para remaja sebagai

(6)

salah satu pengguna internet belum mampu memilah aktivitas internet yang bermanfaat, dan cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu efek positif atau negatif yang akan diterima saat melakukan aktivitas internet tertentu (Budhyati, 2012). Hal ini mengakibatkan perilaku remaja cenderung meniru hal-hal yang dilihat dan didengar dari media internet.

Dilihat dari uraian diatas, peneliti ingin mengembangkan sebuah trobosan media promosi kesehatan, sebagai upaya peningkatan pengetahuan remaja mengenai penyakit HIV/AIDS dengan penelitian “Pengembangan Permainan Monopoli Sebagai Media Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan Remaja Sekolah Menengah Atas Tentang Penyakit HIV/AIDS”. Permainan Monopoli pada dasarnya adalah permainan tradisional anak-anak, akan tetapi dapat digunakan sebagai media untuk menyampaikan suatu informasi kesehatan, permainan monopoli dipilih karena termasuk permainan yang relative digemari anak dan mudah dalam memainkannya, serta adapun kelebihan dari permainan monopoli yang diterapkan pada siswa-siswa SMA yakni permainan mudah dimainkan, pemain dapat merasakan rasa senang, dan rasa ingin tahu, serta mudah dioperasikan (Susanto dkk, 2012). Permainan monopoli yang akan dikembangkan yakni permainan monopoli dengan memberikan simbol atau gambar dan pertanyaan pada kotak time quiz dan setiap kotak sehingga pada saat pemain masuk pada kotak petak tanah dan ingin membelikan petak tanah tersebut maka pemain diharuskan menjawab pertanyaan yang ada pada sertifikat tanah, dalam permainan monopoli ini akan diberikan sentuhan warna yang menarik sehingga remaja tidak merasa bosan dan meningkatkan keingin tahuan remaja ketika permainan berlangsung, monopoli yang dikembangkan akan didesain sesuai dengan tahap perkembangan remaja yakni dengan gambar yang

(7)

abstrak dan kata-kata yang bisa di simpulkan sesuai dengan gambar, karena pada tahap operasional formal remaja sudah mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak (Asrosi, 2009). Dari kharateristik yang dimiliki monopoli tersebut dapat digolongkan dalam jenis media grafis.Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui kata-kata, kalimat, angka-angka, dan gambar atau simbol.Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik untuk diingat orang (Wardhani, 2012).

Dari penelitian pengembangan ini peneliti berharap siswa-siswa mampu memahami materi HIV dan AIDS yang disampaikan pada media monopoli yang sudah tervalidasi dan dapat dipertanggung jawabkan tersebut.

1.2 Tujuan Penelitian dan Pengembangan 1.2.1 Tujuan Umum

Menyusun media permainan monopoli sebagai media promosi kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan remaja siswa Sekolah Menengah Atas, mengenai penyakit HIV/AIDS.

1.2.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian yang dilakukan yakni :

1. Mengembangkan media permainan monopoli sebagai media promosi kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan remaja mengenai penyakit HIV/AIDS.

2. Menganalisis keterterapan media permainan monopolisebagai media promosi kesehatan dalam upaya peningkatan pengetahuan remaja mengenai penyakit HIV/AIDS.

(8)

1.3 Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Untuk menghasilkan media yang mampu memberi kemudahan dalam kegiatan promosi kesehatan, maka perancangan media yang akan dikembangkan memiliki kriteria khusus, yakni media permainan monopoli yang akan dikembangkan adalah media promosi yang dapat digolongkan dalam jenis media grafis. Media grafis adalah media visual yang dapat menyajikan fakta, ide, maupun informasi melalui penyajian kalimat, angka, dan gambar. Media ini termasuk dalam kategori visual aids yang tidak diproyeksikan dan dimanfaatkan untuk kegiatan promosi kesehatan.

Permainan monopoli dikembangkan sedemikian rupa dengan ukuran 80cmx80cm, jumlah sebanyak 40 kotak, dengan ukuran tiap kotak 10cmx10cm, disetiap deret kotak terdapat 1 kotak kesempatan, dan 24 kotak materi HIV/AIDS baik berupa tulisan dan gambar, di setiap pojok terdapat 1 kotak start, 1 kotak Rumah Sakit, 1 kotak Bebas HIV, 1 kotak Terkena AIDS, 4 kotak quiz time (setiap deret terdapat 1 kotak quiz time) ,4 petak taukah kamu (did you know) setiap deret terdapat 1 kotak, serta terdapat gold card (1 kartu) yang berfungsi untuk membebaskan pemain dari pertanyaan dengan memberikan atau melemparkan pertanyaan pada saat pemain yang mendapatkan quiz time(kartu pertanyaan) untuk dilemparkan kepada pemain yang lainnya, dan 1 kartu BEBAS HIV yang bisa ditukarkan ke bank atau bisa digunakan saat masuk Rumah sakit, kartu pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan untuk petak quiz time, 20 kartu informasi yang berisikan materi promosi kesehatan mengenai HIV dan AIDS untuk petak taukah kamu/did you know, 24set kartu hak milik yang dilengkapi dengan pertanyaan, pada petak yang akan dibeli dan jawabannya serta harga sewa tanah. Ditengah-tengah petak yaitu

(9)

berupa gambar pita HIV dengan penderita AIDS. Bidak yang digunakan berukuran 10cm sebanyak 6 buah bidak, dan 2 buah dadu.

Adapun aturan dalam permainan monopoli ini, antara lain:

1) Permainan dilakukan maksimal 6 orang dan minimal 2 orang pemain

2) Setiap pemain harus hompimpang untuk menentukan pemain awal dan seterusnya dengan melempar dadu, untuk nilai tertinggi dari melempar dadu maka dia adalah pemain pertama begitu sebaliknya.

3) Kemudian setelah itu permainan berlangsung dengan melempar dadu secara berurutan sesuai dengan urutan pemain.

4) Bidak dijalankan sesuai nilai dari hasil melempar dadu.

5) Ketika pemain ingin membeli petak tanah pada bank, kemudian pemain bisa mendapatkan kartu sertifikat kepemilikan tanah dan setelah pembeli mendapatkan sertifikat tanah maka si pemain harus membacakan dengan keras jawaban dan pertanyaan yang ada pada sertifikat tanah tersebut.

6) Pada saat pemain berada pada kotak quiztime maka pemain wajib menjawab pertanyaan yang disediakan pada kartu quiz time. Apabila pemain dapat menjawab makan mendapatkan dana $20.000,-

7) Ketika pemain masuk pada petak taukah kamu/did you know maka dia wajib mengambil kartu informasi dan kemudian membacakannya, sehingga pemain yang lain mengetahui informasi kesehatan yang ada pada kartu tersebut.

8) Pada saat pemain B lain memasuki kotak milik pemain A maka pemain B tersebut wajib menjawab pertanyaan yang ada pada petak tanah milik si A

(10)

9) Pada saat pemain berada pada kotak taukah kamu maka pemain berkesempatan untuk mendapatkan kartu informasi yang berwana merah muda.

10) Selanjutnya pada saat pengambilan kartu pertanyaan akan terdapat gold card dimana kartu ini berfungsi membebaskan pemain untuk menjawab pertanyaan yang ada dengan melemparkan pertanyaan kepemain lainnya dan apabila pemain lain yang ditunjuk tidak bisa menjawab maka pemain tersebut harus membayar denda sebanyak

$ 5000,-

11) Pemain ditentukan sebagai pemenang dilihat dari harta kekayaan, point peserta bisa menjawab pertanyaan (setiap pertanyaan mendapatkan 5 point), dan merupakan pemain terkaya dari pemain yang lainnya.

12) Untuk pemain yang dianggap kalah apabila pinjaman di bank sudah melewati $ 200.000,- dan harta disita oleh bank ketika pemain dianggap gugur.

1.4 Pentingnya penelitian dan Pengembangan

Pengembanagan monopolisebagai media promosi yang digunakan sebagaiupaya meningkatkan pengetahuan siswa-siswi remaja Sekolah Menengah Atasdalammengetahui dan memahami bahaya penyakit HIV/AIDS. Adapun pentingnya pengembangan monopoli dalam upaya promosi kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi Pengembang

Melalui penelitian pengembangan ini, pengembang dapat mengembangkan monopoli sebagai media promosi yang telah tervalidasi dan dapat dipertanggungjawabkan pemanfaatannya dalam kegiatan promosi kesehatan terkait penyakit HIV/AIDS. Memberikan kemudahan kepada pengembang sebagai tenaga kesehatan dalam upaya penyuluhan terkait materi HIV dan AIDS.

(11)

Pengembang juga dapat mengaplikasikan materi kuliah Pendidikan Dalam Keperawatan (PDK) mengenai pendidikan kesehatan dan materi kuliah Keperawatan Medikal Bedah (KMB) mengenai penyakit Imunologi (HIV dan AIDS) sebagai upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya penyakit HIV dan AIDS.Materi yang disampaikan dalam media monopoli menyangkut isi materi kuliah patofisiologi mengenai 7 penyakit infeksi, serta mengaplikasikan materi komunitas mengenai KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi).

2. Manfaat bagi sekolah

Sebagai masukan media promosi kesehatan bagi sekolah yang dapat diterapkan dalam upaya mempromosikan bahaya penyakit HIV/AIDS pada siswa-siwa melalui kegiatan TRIAS UKS.

3. Manfaat bagi masyarakat

Dengan menggunakan media yang sudah dikembangkan, diharapkan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya siswa-siswa Sekolah Menengah Atas dalam memahami materi yang disampaikan dalam promosi kesehatan, serta dengan media monopoli diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap materi yang disampaikan dan tidak memberikan kebosanan kepada masyarakat, sehingga mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit menular yang berbahaya, seperti HIV/AIDS.

4. Manfaat bagi profesi keperawatan

Sebagai acuan bagi perawat dalam melakukan promosi kesehatan di sekolah menggunakan media yang dikembangkan dan dapat dipertanggungjawabkan.Dibidang ilmu keperawatan komunitas untuk meningkatkan status derajat kesehatan masyarakar

(12)

sekolah, khususnya remaja yang bersekolah yang membutuhkan media. Dengan dilakukan penelitian pengembangan monopoli ini diharapkan dapat memberikan instrument atau media promosi yang menarik sebagai alat bantu dalam melakukan KIE (Komunikasi, Edukasi, Informasi) kesehatan kepada masyarakat, dan dengan media monopoli ini juga diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam penyampaian materi yang akan diberikan kepada masyarakat.

1.5 Keterbatasan penelitian dan pengembangan

Penelitian dan pengembangan ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya yaitu:

1. Jumlah anak yang terlibat dalam setiap permainan monopoli terbatas sehingga membutuhkan alokasi waktu yang cukup banyak untuk menerapkannya, terlebih metode yang digunakan yakni permainan simulasi diterapkan dalam upaya promosi kesehatan melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Bila digunakan dalam kelompok besar perlu adanya pembagian dalam kelompok kecil sebelum memulai permainan.

2. Kompleksnya informasi terkait HIV/AIDS sehingga informasi yang disampaikan dalam media permainan monopoli hanya berupa informasi-informasi penting agarremaja memiliki pengetahuan tentang bahaya penyakit HIV/AIDS, sehingga diharapkan remaja dapat menghindari perilaku yang menyimpang, dan menghindari diri dari resiko terjadinya penyakit HIV/AIDS.

3. Keterbatasan sasaran yang akan diberikan yakni remaja yang bersekolah, sehingga perlu adaya pengembangan media untuk diberikan kepada cakupan sasaran yang lebih luas.

(13)

1.6 Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian, berikut ini adalah definisi istilah:

1. Pengembangan media (teknologi promosi kesehatan) adalah suatu proses untuk mengembangakan atau menyempurnakan media yang digunakan dalam pembelajaran (Sukmadinata, 2009).Agar diperoleh hasil yang efektif dalam proses promosi kesehatan diperlukan alat bantu atau media pendidikan. Fungsi media dalam pendidikan adalah sebagai alat peraga untuk menyampaikan informasi atau pesan- pesan tentang kesehatan (Notoatmodjo, 2007). Media yang dikembangkan dalam hal ini adalah monopoli.Monopoli adalah permainan papan yang dibagi dalam kotak kecil-kecil yang didalamnya terdapat informasi tentang mengenai penyakit HIV dan AIDS sehingga informasi atau pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan lebih mudah dipahami dalam suasana yang menyenangkan.

2. Promosi kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok, atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang baik (Notoatmodjo, 2007). Promosi kesehatan dalam penelitian ini adalah upaya menyampaikan pesan mengenai penyakit HIV dan AIDS.

3. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh atau perlindungan tubuh manusia. Virus inilah yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) (Brooks, 2004).Human Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS merupakan salah satu penyebab kematian kedua setelah TB paru, sehingga dalam hal ini dilakukan promosi kesehatan. Kajian/konsep penyakit

(14)

HIV/AIDSakan dicantumkan pada media promosi yang akan dibuat yakni monopoli.Sedangkan penambahan materi akan disesuaikan dengan studi need assesment dalam penelitian pengembangan ini.

4. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Alat penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang dipengaruhi melalui indera pendengaran dan pengelihatan. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda (Taufik, 2007).

Pengetahuan siswa dalam penelitian ini melitputi pengetahuan siswa mengenai konsep penyakit HIV/AIDS yakni, pengertian, cara penularan, mitos dan fakta mengenai HIV/AIDS, pencegahan dan penanggulangan, fase-fase terjadinya HIV/AIDS.

5. Monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling terkenal di dunia. Tujuan permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan melalui pembelian, penyewaan dan pertukaran property dalam system ekonomi yang disederhanakan.

Setiap pemain melemparkan dadu secara bergiliran untuk memindahkan bidaknya, dan apabila ia mendarat di petak yang belum dimiliki oleh pemain lain, ia dapat membeli petak itu sesuai harga yang tertera. Bila petak itu sudah dibeli pemain lain, ia harus membayar uang sewa yang jumlahnya juga sudah ditetapkan (Syahsiyah, 2008).

Referensi

Dokumen terkait

Bila campuran analit memiliki panjang gelombang zero-crossing lebih dari satu, maka yang dipilih untuk dijadikan panjang gelombang analisis adalah panjang gelombang zero crossing

Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan. Pertama, letak konsentra- si spasial industri manufaktur di Jawa Tengah tertinggi berada di Kabupaten Kudus, Kota

Perubahan akan engine SAPI ( Speech Aplication Program Interface ) dari versi satu hingga versi lima membawa dampak semakin sedikit kode yang dibutuhkan dalam kode TTS (Text

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh kombinasi kadar air benih dan penyimpan terhadap viabilitas sifat fisik benih padi sawah kultivar ciherang,

Pada pengamatan siang hari, beberapa perilaku terlihat lebih dominan, yaitu berjalan, berdiam diri, berjemur, memanjat, mengeluarkan liur, dan menjulurkan

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan kasih rahmat dan karunia-Nya dalam memberikan kemudahan dan kelancaran

Untuk mengetahui apakah infusa biji semangka kuning (Citrulus vulgaris) memiliki aktivitas antelmintik terhadap Ascaridia galli secara in vitro6. Untuk mengetahui

Hasil analisis rata-rata indeks kuning telur (IKT), nilai haugh unit telur (HU), konsumsi pakan, konsumsi minum, dan bobot telur pada puyuh (Coturnix coturnix