PENGANTAR MODEL PROBABILITAS
(PMP, Minggu 1-7)
Sri Haryatmi Kartiko
Universitas Gadjah Mada
Juni 2014
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA
Outline
1 Minggu 1:HIMPUNAN Operasi Himpunan
Sifat-Sifat Operasi Himpunan
2 Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Permutasi dan Kombinasi
3 Minggu 3:PROBABILITAS Probabilitas
4 Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Independensi
5 Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Fungsi Densitas dari Variabel Random Diskrit
Fungsi Densitas dari Variabel Random Kontinu
Outline
1 Minggu 1:HIMPUNAN Operasi Himpunan
Sifat-Sifat Operasi Himpunan
2 Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Permutasi dan Kombinasi
3 Minggu 3:PROBABILITAS Probabilitas
4 Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Independensi
5 Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Fungsi Densitas dari Variabel Random Diskrit
Fungsi Densitas dari Variabel Random Kontinu
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA
Outline
1 Minggu 1:HIMPUNAN Operasi Himpunan
Sifat-Sifat Operasi Himpunan
2 Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Permutasi dan Kombinasi
3 Minggu 3:PROBABILITAS Probabilitas
4 Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Independensi
5 Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Fungsi Densitas dari Variabel Random Diskrit
Fungsi Densitas dari Variabel Random Kontinu
Outline
1 Minggu 1:HIMPUNAN Operasi Himpunan
Sifat-Sifat Operasi Himpunan
2 Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Permutasi dan Kombinasi
3 Minggu 3:PROBABILITAS Probabilitas
4 Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Independensi
5 Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Fungsi Densitas dari Variabel Random Diskrit
Fungsi Densitas dari Variabel Random Kontinu
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA
Outline
1 Minggu 1:HIMPUNAN Operasi Himpunan
Sifat-Sifat Operasi Himpunan
2 Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Permutasi dan Kombinasi
3 Minggu 3:PROBABILITAS Probabilitas
4 Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Independensi
5 Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Fungsi Densitas dari Variabel Random Diskrit
Fungsi Densitas dari Variabel Random Kontinu
Minggu 1:HIMPUNAN
Himpunan S adalah koleksi obyek yang diberi notasi s.
Dengan kata lain, s adalah anggota S , elemen S , atau dimiliki oleh S diekspresikan dengan tulisan s ∈ S . Negasi pernyataan tersebut diekspresikan dengan menulis s /∈ S. Dikatakan S0 adalah
himpunan bagian dari S atau bahwa S0 termuat dalam S , ditulis S0 ⊆ S, bila setiap s ∈ S0, berakibat s ∈ S . S0 dikatakan
himpunan bagian sejati dari S dan ditulis S0 ⊂ S, bila S0 ⊆ S dan terdapat s ∈ S sedemikian hingga s /∈ S0.
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA
Operasi Himpunan
Komplemen terhadap S dari himpunan A ditulis dengan notasi Ac didefinisikan sebagai
Ac = {s ∈ S ; s /∈ A} (1) Union dari himpunan Aj, j = 1, 2, . . . , n, diberi notasi
A1 ∪ A2∪ · · · ∪ An or
n
[
j =1
Aj didefinisikan sebagai
n
[
j =1
Aj = {s ∈ S ; s ∈ Aj untuk paling sedikit satu j = 1, 2, . . . , n}
(2) Definisi dapat diperluas untuk banyaknya himpunan tak berhingga, sehingga untuk banyaknya himpunan denumerabel dapat ditulis
∞
[
j =1
Aj = {s ∈ S ; s ∈ Aj untuk paling sedikit satu j = 1, 2, . . . } (3)
Operasi Himpunan
Interseksi dari himpunan Aj, j = 1, 2, . . . , n, diberi notasi
A1 ∩ A2∩ · · · ∩ An or
n
\
j =1
Aj
didefinisikan sebagai
n
\
j =1
Aj = {s ∈ S ; s ∈ Aj untuk semua j = 1, 2, . . . , n} (4)
Definisi dapat diperluas untuk banyaknya himpunan tak berhingga, sehingga untuk banyaknya himpunan denumerabel dapat ditulis
∞
\
j =1
Aj = {s ∈ S ; s ∈ Aj untuk semua j = 1, 2, . . . } (5)
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA
Operasi Himpunan
Difference
dari A1− A2 didefinisikan sebagai
A1− A2 = {s ∈ S ; s ∈ A1, s /∈ A2} (6) Secara simetris,
A2− A1 = {s ∈ S ; s ∈ A2, s /∈ A1} (7)
Operasi Himpunan
Berikut ini berapa hal penting mengenai himpunan:
1 Himpunan yang tidak memuat satu elemenpun disebut himpunan kosong dan diberi notasi ∅.
2 Dua himpunan A1, A2 disebut disjoint atau saling asing bila A1 ∩ A2 = ∅.
3 Dua himpunan A1, A2, disebut sama, ditulis A1 = A2, bila A1 ⊆ A2 dan A2 ⊆ A1.
4 Himpunan Aj, j = 1, 2, . . . disebut sepasang-sepasang atau mutually disjoint jika Ai ∩ Aj = ∅ untuk semua i 6= j. Dalam hal ini, biasa ditulis
A1+A2, A1+· · ·+An =
n
X
j =1
Aj, dan A1+A2+· · · =
∞
X
j =1
Aj sebagai pengganti
A1∪ A2,
n
[
j =1
Aj, dan
∞
[
j =1
Aj Dapat ditulis
[
j
Aj, X
j
Aj, \
j
Aj (atau [
j
Aj, X
j
Aj, \
j
Aj) .
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Sifat-Sifat Operasi Himpunan
1 Sc = ∅, ∅c = S , (Ac)c = A
2 S ∪ A = S , ∅ ∪ A = A, A ∪ Ac = S , A ∪ A = A
3 S ∩ A = A, ∅ ∩ A = ∅, A ∩ Ac = ∅, A ∩ A = A
4 ∅ ⊆ A untuk semua himpunan bagian A dari S .
5 A1 ∪ (A2 ∪ A3) = (A1 ∪ A2) ∪ A3 A1 ∩ (A2 ∩ A3) = (A1 ∩ A2) ∩ A3 yang disebut hukum Assosiatif.
6 A1 ∪ (A2 ∩ A3) = (A1 ∪ A2) ∩ (A1 ∪ A3) A1 ∩ (A2 ∪ A3) = (A1 ∩ A2) ∪ (A1 ∩ A3) yang disebut hukum Distributif.
Perluasannya adalah A ∪ (Tn
i =1Bi) = Tn
i =1(A ∪ Bi) A ∩ (Sn
i =1Bi) = Sn
i =1(A ∩ Bi)
7 Hukum de Morgan (A1∪ A2)c = Ac1 ∩ Ac2 (A1∩ A2)c = Ac1 ∪ Ac2
Perluasan Hukum de Morgan (Sn
i =1Ai)c = Tn i =1Aci (Tn
i =1Ai)c = Sn i =1Aci
Sifat-Sifat Operasi Himpunan
Contoh 1.1
Misalkan S adalah suatu himpunan dan misalkan A, B, C adalah himpunan-himpunan bagian dari S . Tunjukkan bahwa
A ∩ (B ∪ C ) ⊆ (A ∩ B) ∪ (A ∩ C ) Bukti:
s ∈ A ∩ (B ∪ C ) ⇔ s ∈ A dan s ∈ B ∪ C
⇔ (s ∈ A) dan (s ∈ B atau s ∈ C )
⇔ (s ∈ A dan s ∈ B) atau (s ∈ A dan s ∈ C )
⇔ (s ∈ A ∩ B) atau (s ∈ A ∩ C )
⇔ (s ∈ A ∩ B) ∪ (s ∈ A ∩ C )
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA
Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE
Bila E1 adalah suatu eksperimen yang mempunyai n1 hasil yang mungkin dan E2 adalah suatu eksperimen yang memiliki n2 hasil yang mungkin, maka eksperimen yang menghasilkan pasangan hasil E1 dan E2 adalah n1.n2 hasil yang mungkin.
Multiplication principle, bila E1 adalah suatu eksperimen yang mempunyai n1 hasil yang mungkin, E2 adalah suatu eksperimen yang memiliki n2 hasil yang mungkin, dan seterusnya Er adalah suatu eksperimen yang memiliki nr hasil yang mungkin, maka eksperimen yang menghasilkan pasangan hasil E1, . . . , Er adalah sebanyak
r
Y
i =1
ni = n1n2n3. . . nr (8) Apabila ni = N, untuk semua i maka
r
Y
i =1
ni = NNN . . . N = Nr (9)
Permutasi dan Kombinasi
Banyaknya permutasi dari n obyek yang berbeda = n!
Banyaknya permutasi r obyek diambil dari n obyek adalah Prn = n!
(n − r )! (10)
Banyaknya kombinasi r obyek diambil dari n obyek adalah n
r
!
= n!
r !(n − r )! (11)
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Permutasi dan Kombinasi
Teorema Binomial
Dari matematik dasar telah diketahui bahwa (x + y )2 = x2+ 2xy + y2
= 2
0
!
x2+ 2 1
!
xy + 2 2
! y2
=
2
X
k=0
2 k
!
x2−kyk
Permutasi dan Kombinasi
Dengan cara yang sama
(x + y )3 = x3+ 3x2y + 3xy2+ y3
= 3
0
!
x3+ 3 1
!
x2y + 3 2
!
xy2+ 3 3
! y3
=
3
X
k=0
3 k
!
x3−kyk
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Permutasi dan Kombinasi
Secara umum, dengan menggunakan argumen induksi, dapat ditunjukkan bahwa
(x + y )n =
n
X
k=0
n k
!
xn−kyk (12)
Hasil tersebut disebut Teorema Binomial. Koefisien n k
!
disebut koefisien Binomial. Berikut ini bukti combinatorial dari Teorema Binomial. Jika (x + y )n ditulis sebagai n kali faktor (x + y ), yaitu
(x + y )n = (x + y )(x + y )(x + y ) . . . (x + y ),
maka koefisien xn−kyk adalah n k
!
, yaitu banyaknya cara memilih k faktor yang menghasilkan y .
Permutasi dan Kombinasi
Sekarang, akan diselidiki sifat-sifat dari koefisien Binomial.
Teorema 2.1
Andaikan n ∈ N (himpunan bilangan Asli) dan r = 0, 1, 2, . . . , n.
Maka,
n r
=
n
n − r
(13)
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Permutasi dan Kombinasi
Teorema 2.2
Untuk suatu bilangan bulat positif n dan r = 1, 2, . . . , n, maka
n r
=
n − 1 r
+
n − 1 r − 1
(14)
Minggu 3:PROBABILITAS
Misal dilakukan eksperimen yang hasilnya tidak dapat diprediksi sebelumnya. Namun demikian, hasil dari eksperimen dapat
diketahui dari kejadian yang mungkin, himpunan semua kejadian yang mungkin disebut ruang sampel, biasa diberi notasi S .
Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel. Beberapa contoh eksperimen dan hasilnya adalah sebagai berikut:
1 Eksperimen melempar mata uang satu kali, maka ruang sampel adalah
S = {H, T }
dengan H berarti mendapatkan hasil lemparan sisi Head dan T adalah hasil lemparan sisi Tail.
2 Melempar sebuah dadu satu kali, maka ruang sampel adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
3 Melempar dua mata uang dua kali, maka ruang sampel adalah S = {HH, HT , TH, TT }
Misal himpunan A adalah munculnya sisi Head, maka A = {HH, HT , TH}
Dari sini, A ⊆ S . Dengan demikian, himpunan A merupakan kejadian.
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Probabilitas
Definisi 3.1
Suatu eksperimen memberikan ruang sampel S . A, A1, A2, . . . merupakan kejadian. Fungsi himpunan berharga riil P(A) untuk setiap kejadian A disebut fungsi (himpunan) probabilitas dan P(A) disebut probabilitas dari A bila sifat-sifat di bawah ini dipenuhi
1 P(A) ≥ 0 untuk setiap kejadian A
2 P(S ) = 1
3 P (S∞
i =1Ai) = P∞
i =1P(Ai) untuk Ai kejadian saling asing.
Probabilitas
Teorema 3.2
Misal {A1, A2, . . . , An} adalah kumpulan berhingga dari n kejadian sedemikian hingga Ai ∩ Ej = ∅ untuk i 6= j . Maka
P
n
[
i =1
Ai
!
=
n
X
i =1
P(Ai) (15)
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Probabilitas
Definisi probabilitas
P(A) = n(A)
N (16)
memenuhi ketiga syarat probabilitas yaitu
1 P(A) = n(A)N > 0
2 P(S ) = n(S)N = NN = 1
3 Untuk probabilitas union dua himpunan adalah sbb P(A ∪ B) = n(A ∪ B)
N
= n(A) + n(B) N
= n(A)
N + n(B) N
= P(A) + P(B)
Probabilitas
Sifat-sifat probabilitas
1 P(A) = 1 − P(Ac)
2 P(A) ≤ 1
3 P(A ∪ B) = P(A) + P(B) − P(A ∩ B)
4
P(A ∪ B ∪ C ) = P(A) + P(B) + P(C ) −
P(A ∩ B) − P(A ∩ C ) − P(B ∩ C ) + P(A ∩ B ∩ C )
Hint : A ∪ B ∪ C = (A ∪ B) ∪ C
5 Bila A ⊂ C =⇒ P(A) ≤ P(B)
6 P(A ∩ Bc) = P(A) − P(A ∩ B)
7 P(A ∪ B) = 1 − P(Ac ∩ Bc)
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Probabilitas
Teorema 3.3
Jika A adalah suatu kejadian pada suatu ruang sampel diskrit S , maka probabilitas dari A adalah jumlah probabilitas kejadian elementernya.
Teorema 3.4
Jika A1 dan A2 adalah dua kejadian sedemikian hingga A1 ⊆ A2, maka
P(A2\ A1) = P(A2) − P(A1)
Probabilitas
Contoh 3.5
Sebuah mata uang dilempar sebanyak tiga kali. Berapa probablilitas
1 lemparan pertama sama dengan lemparan ketiga
2 lemparan pertama dan kedua berbeda
3 tidak ada sisi H
4 banyaknya sisi H lebih besar dari banyaknya sisi T
5 banyaknya sisi H sama dengan banyaknya sisi T
Contoh 3.6
Sebuah dadu dilempar sebanyak dua kali. Berapa probabilitas
1 lemparan pertama genap
2 lemparan pertama dan kedua ganjil
3 jumlah kedua lemparan 7
4 jumlah kedua lemparan genap
5 selisih kedua lemparan 3
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA
Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT
Pandang eksperimen yang mempunyai ruang sampel S. Misal
B ∈ S . Dalam berbagai situasi, kita hanya memandang kejadian B tanpa memperhatikan S . Dalam hal ini, B dipandang sebagai ruang sampel. Misalkan S adalah ruang sampel berhingga yang tidak kosong dan B merupakan himpunan tidak kosong dari S . Dengan ruang sampel baru B, bagaimana mendefinisikan
probabilitas terjadinya kejadian A. Secara intuisi, seseorang akan mendefinisikan probabilitas A terhadap ruang sampel baru B sebagai berikut:
P(A dengan syarat B) = banyaknya elemen dalam A ∩ B banyaknya elemen dalam B dengan catatan: banyaknya elemen dalamB > 0.
Dengan demikian, probabilitas terjadinya kejadian A dengan syarat B dapat didefinisikan sebagai
P(A dengan syarat B) = P(A ∩ B
P(B) (17)
dengan syarat P(B) > 0
Definisi 4.1
Misal S merupakan ruang sampel dari suatu eksperimen random.
Probabilitas terjadinya kejadian A dengan syarat kejadian B telah terjadi, didefinisikan sebagai
P(|B) = P(A ∩ B)
P(B) (18)
dengan syarat P(B) > 0
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA
P(.|B) merupakan probabilitas, yaitu memenuhi ketiga syarat sebagai probabilitas, yaitu
1 P(A|B) = P(A∩B)P(B) > 0
2 P(S |B) = P(S∩B)P(B) = P(B)P(B) = 1
3 A1, A2, . . . saling asing maka P(∪∞i =1Ai|B) = P∞
i =1P(Ai|B) Dibuktikan pernyataan no 3
P(∪∞i =1Bi|A) = P((∪∞i =1Bi) ∩ A) P(A)
= P(∪∞i =1(Bi ∩ A)) P(A)
=
P∞
i =1 P(Bi ∩ A) P(A)
=
∞
X
i =1
P(Bi|A),
karena Bi ∩ Ai juga saling asing.
Contoh 4.2
Misalkan kartu bernomor 1 sampai 10 dikocok, diambil secara random. Jika dikatakan bahwa kartu terpilih bernomor paling sedikit 5. Berapa probabilitas bersyarat bahwa yang terambil adalah 10.
Penyelesaian :
Notasikan: E adalah pengambilan kartu 10 dan F adalah
pengambilan paling sedikit 5. Probabilitas yang diinginkan adalah P(E /F ).
P(E |F ) = P(E ∩ F ) P(F ) P(E |F ) =
1 10
6 10
= 1
6
E ∩ F = E karena banyaknya kartu bernomor 10 dan paling sedikit nomor 5 hanya ada 1 yaitu kartu bernomor 10.
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA
Teorema 4.3
Hukum Probabilitas Total
Apabila B1, . . . , Bn merupakan partisi dari ruang sampel S maka untuk sebarang kejadian A berlaku
P(A) =
k
X
i =1
P(Bi)P(A|Bi)
Bukti:
Karena kejadian B1, . . . , Bn partisi dari S maka Ai saling asing maka kejadian dan ∪ki =1Ai = S , sehingga
A ∩ B1, A ∩ B2, . . . , A ∩ Bk juga saling asing.
Dengan demikian
P(A) = P(A ∩ S )
= P(A ∩ (∪ki =1Bi))
= P(∪ki =1(A ∩ Bi))
=
k
X
i =1
P(A ∩ Bi)
=
k
X
i =1
P(Bi)P(A|Bi)
Terbukti.
Teorema 4.4
Aturan Bayes
Apabila B1, . . . , Bn koleksi kejadian yang saling asing, maka untuk setiap j = 1, 2, . . . , k berlaku
P(Bj|A) = P(Bj)P(A|Bj) Pk
i =1P(Bi)P(A|Bi) Bukti:
P(Bj|A) = P(A ∩ Bj) P(A)
= P(Bj)P(A|Bj) P(A)
= P(Bj)P(A|Bj) Pk
i =1P(Bj)P(A|Bj)
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA
Contoh 4.5
Ada 3 buah kotak, kotak pertama berisi 2 bola merah, 3 bola putih.
Kotak kedua berisi 3 bola merah, 4 bola putih.
Kotak ketiga berisi 3 bola merah, 3 bola putih.
Dari kotak pertama diambil satu bola dimasukkan ke kotak kedua, sebut pengambilan I, selanjutnya dari kotak kedua diambil sebuah bola dimasukkan ke kotak ketiga, sebut pengambilan II, dan
selanjutnya dari kotak ke ketiga diambil sebuah bola sebut pengambilan III. Hitung probabilitas pengambilan ketiga menghasilkan bola berwarna merah.
Penyelesaian:
P(IIIm) = P(Im ∩ IIm ∩ IIIm)
+P(Im ∩ IIp ∩ IIIm) + P(Ip ∩ IIm ∩ IIIm) +P(Ip ∩ IIp ∩ IIIm)
= P(Im).P(IIm|Im).P(IIIm|Im∩ IIm) +P(Im).P(IIp|Im).P(IIIm|Im ∩ IIp) +P(Ip).P(IIm|Ip).P(IIIm|Ip ∩ IIm) +P(Ip).P(IIp|Ip).P(IIIm|Ip ∩ IIp)
= 2
5 4 8
4 7 + 2
5 4 8
3 7 + 3
5 3 8
4 7 + 3
5 5 8
3 7
= 32 + 24 + 36 + 45
280 = 137
280
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Independensi
Bila P(A|B) = P(A) atau P(B|A) = P(B) maka A&B disebut independen.
Dengan demikian, 2 kejadian A&B disebut independen bila a. P(A|B) = P(A) atau
b. (B|A) = P(B) atau c. P(A ∩ B) = P(A)P(B)
Independensi
Contoh 4.6
Dua buah dadu dilempar. A1 adalah kejadian jumlah kedua
lemparan 6 dan B adalah kejadian dadu pertama muncul angka 4.
Apakah A1 dan B independen?
Penyelesaian:
P(A1∩ B) = P(4, 2) = 1 36 Sementara itu,
P(A1)P(B) = 5 36
1
36 = 5 216
* Bila A&B independen buktikan Ac&B, A&Bc, Ac&Bc independen.
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Independensi
Definisi 4.7
n kejadian E1, E2, . . . En disebut independen atau mutually
independen bila ∀ j = 2, 3, . . . n dan setiap himpunan bagian indeks yang berbeda i1, . . . , ij, berlaku
P(Ei1 ∩ Ei1 ∩ . . . Eij) = P(Ei1) . . . P(Eij)
Independensi
Contoh 4.8
Dalam menjawab pertanyaan pilihan ganda, seorang murid mungkin mengetahui dengan pasti jawaban yang benar atau dia menebak. p adalah probabilitas dia mengetahui jawaban yang benar dan 1 − p adalah probabilitas dia menebak.
Dianggap mahasiswa yang menebak mempunyai probabilitas menjawab benar 1/m, bila tersedia m alternatif jawaban.
Berapa probabilitas bersyarat mahasiswa yang tahu jawaban yang benar akan menjawab dengan benar?
Penyelesaian:
Misal C dan K adalah kejadian bahwa mahasiswa menjawab dengan benar dengan syarat dia memang mengetahui jawaban yang benar.
P(K |C ) = P(K ∩ C ) P(C )
= P(C |K )P(K )
P(C |K )P(K ) + P(C |Kc)P(Kc)
= p
p + (1/m)(1 − p)
= mp
1 + (m − 1)p
Jadi, untuk m = 5, p = 1/2, probabilitas seorang mahasiswa yang tahu jawaban yang benar akan menjawab benar adalah 5/6.
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA
Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA
Hasil suatu eksperimen dapat berupa angka seperti melempar sebuah dadu satu kali, mengamati bola lampu mulai nyala sampai mati, namun sering kali hasil eksperimen tidak berupa angka
namun berupa pasangan angka atau bahkan pasangan huruf. Misal sebuah dadu dilempar tiga kali akan menghasilkan outcome tripel bilangan seperti (2, 3, 6), (1, 1, 1). Sebuah mata uang dilempar tiga kali akan menghasilkan outcome tripel huruf H dan T seperti (H, H, T ) atau (H, T , T ). Outcome nonnumeris ini perlu dijadikan outcome numeris supaya dapat dilakukan perhitungan perhitungan yang bermanfaat. Perkawanan outcome nonnumeris menjadi
outcome numeris disebut variabel random yang disajikan dalam definisi berikut¿
Definisi 5.1
Variabel random X adalah fungsi dengan domain S dan range subset bilangan riil 3 X (e) = x , dengan e ∈ S & x ∈ R
Definisi 5.2
Himpunan {x ∈ R|x = X (s), s ∈ S} adalah ruang dari variabel random X diberi simbol RX.
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA
Contoh 5.3
Diberikan beberpa contoh variabel random hasil eksperimen dibawah ini.
1 Sebuah dadu bersisi 4 dilempar 2 kali.
X : lemparan pertama Y : lemparan kedua
Z : jumlah lemparan 1 dan lemparan 2 T : selisih lemparan 1 dan lemparan 2 RX = {1, 2, 3, 4}
RY = {1, 2, 3, 4}
RZ = {2, 3, . . . , 8}
RT = {0, 1, 2, 3}
2 Sebuah mata uang dilempar 3 kali.
X : banyaknya sisi H.
P(X = 2) = P((HHT ), (THH), (HTH))
= 3
8 Y : selisih banyaknya sisi H&T
P(Y = 0) = P(TTT ) = 1 8
P(Y = 1) = P((HTT ), (THT ), (TTH)) = 3 8 P(Y = 2) = P((HHT ), (HTH), (THH)) = 3 8 P(Y = 3) = P(HHH) = 1
8
3 Papan tembak
X : jarak titik yang terkena tembakan dengan titik pusat, dalam cm.
4 X : jarak tempuh lari maraton dalam km.
5 Y : usia bola lampu dalam jam.
Contoh 5.4
Pandang percobaan pelemparan sebuah koin. Konstruksikan variabel random X dari percobaan ini, lalu tentukan ruang dari variabel random tersebut!
Penyelesaian:
Ruang sampel dari percobaan ini adalah S = {Head , Tail }
Selanjutnya, didefinisikan suatu fungsi dari S ke dalam himpunan bilangan riil, yakni:
X (Head ) = 0 X (Tail ) = 1 Sehingga, ruang dari variabel random adalah
RX = {0, 1}
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA
Definisi 5.5
Jika ruang dari variabel random X adalah countable, maka X disebut variabel random diskrit.
Definisi 5.6
Jika ruang dari variabel random X adalah uncountable, maka X disebut variabel random kontinu.
Fungsi Densitas dari Variabel Random Diskrit
Definisi 5.7
Misal RX adalah ruang dari variabel random X . Fungsi f : RX → R yang didefinsikan sebagai:
f (x ) = P(X = x )
disebut probability density function (pdf) dari X .
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Fungsi Densitas dari Variabel Random Diskrit
Contoh 5.8
Sebuah kotak memuat 5 bola, yang terdiri dari 2 bola putih dan 3 bola merah. tiga buah bola diambil dari kotak tanpa
pengembalian. Jika variabel random X menyatakan banyaknya bola merah yang terambil, maka tentukan pdf dari X !
Penyelesaian:
Karena X menyatakan banyaknya bola merah yang terambil, maka X = 0, 1, 2, 3
P(X = 0) =
3 0
2 3
5 3
= 0, tidak mungkin mendapatkan 3 bola putih
P(X = 1) =
3 1
2 2
5 3
= 3
10
P(X = 2) =
3 2
2 1
5 3
= 6
10
P(X = 3) =
3 3
2 0
5 3
= 1
10
Fungsi Densitas dari Variabel Random Diskrit
Teorema 5.9
Jika X adalah variabel random diskrit dengan ruang RX dan pdf f (x ), maka
a. f (x ) ≥ 0 untuk semua x di RX b. P
x ∈RX f (x ) = 1
Contoh 5.10
Jika probabilitas dari variabel random X dengan RX = {1, 2, 3, . . . , 12} diberikan oleh
f (x ) = k(2x − 1), maka, tentukan nilai dari konstanta k!
Penyelesaian:
1 = X
x ∈RX
f (x )
= X
x ∈RX
k(2x − 1) =
12
X
x =1
k(2x − 1)
= k
"
2
12
X
x =1
x − 12
#
= k
2(12)(13)
2 − 12
= k.144 Sehingga,
k = 1 144
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Fungsi Densitas dari Variabel Random Diskrit
Definisi 5.11
Fungsi distribusi kumulatif F (x ) dari variabel random X didefinisikan sebagai:
F (x ) = P(X ≤ x ) untuk semua bilangan riil X .
Definisi 5.12
Jika X adalah variabel random diskrit dengan ruang RX, maka F (x ) = X
t≤x
f (t)
untuk x ∈ RX.
Fungsi Densitas dari Variabel Random Diskrit
Contoh 5.13
Jika pdf dari variabel random X diberikan oleh 1
144(2x − 1), untuk x = 1, 2, 3, . . . , 12 Tentukan fungsi distribusi kumulatif dari X
Penyelesaian: Ruang dari variabel random X adalah RX = {1, 2, 3, . . . , 12}
Maka,
F (1) = X
t≤1
f (t) = f (1) = 1 144 F (2) = X
t≤2
f (t) = f (1) + f (2) = 1
144 + 3
144 = 4 144 F (3) = X
t≤3
f (t) = f (1) + f (2) + f (3) = 1
144 + 3
144 + 5
144 = 9 144 ...
F (12) = X
t≤12
f (t) = f (1) + f (2) + . . . + f (12) = 1
F (X ) menyatakan akumulasi dari f (t) dari t paling kecil sampai t = x .
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Fungsi Densitas dari Variabel Random Diskrit
Teorema 5.14
Misal X adalah suatu variabel random dengan fungsi distribusi kumulatif F (X ). Maka fungsi distribusi kumulatif memenuhi:
a. F (−∞) = 0, b. F (∞) = 1, dan
c. F (x ) adalah fungsi naik, yaitu, jika x < y , maka F (x ) ≤ F (y ) untuk semua bilangan riil x , y .
Teorema 5.15
Jika ruang RX dari variabel random X diberikan oleh RX = {x1 < x2 < x3 < . . . < xn}, maka
f (x1) = F (x1)
f (x2) = F (x2) − F (x1) f (x3) = F (x3) − F (x2)
...
f (xn) = F (xn) − F (xn−1)
Fungsi Densitas dari Variabel Random Diskrit
Contoh 5.16
Tentukan pdf dari variabel random X yang fungsi distribusi kumulatifnya diberikan oleh
F (x ) =
0, 00 jika x < −1, 0, 25 jika −1 ≤ x < 1, 0, 50 jika 1 ≤ x < 3, 0, 75 jika 3 ≤ x < 5, 1, 00 jika x ≥ 5.
Tentukan probabilitas dari P(X ≤ 3), P(X = 3), dan P(X < 3)!
Penyelesaian:
Ruang dari variabel random adalah
RX = {−1, 1, 3, 5}
pdf dari X adalah
f (−1) = 0, 25
f (1) = 0, 50 − 0, 25 = 0, 25 f (3) = 0, 75 − 0, 50 = 0, 25 f (4) = 1, 00 − 0, 75 = 0, 25 Sehingga,
P(X ≤ 3) = F (3) = f (−1) + f (1) + f (3)
= 0, 75
P(X = 3) = F (3) − F (2) = 0, 75 − 0, 5
= 0, 25
P(X < 3) = P(X ≤ 2) = f (−1) + f (1)
= 0, 50
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Fungsi Densitas dari Variabel Random Kontinu
Definisi 5.17
Misal X adalah variabel random kontinu yang harganya merupakan anggota himpunan bilangan riil R. Suatu fungsi berharga riil
non-negatif, f : R ⇒ R, dikatakan pdf dari variabel random kontinu X jika memenuhi:
1 f (x ) ≥ 0
2 R∞
−∞f (x )dx = 1
Selanjunya jika A adalah suatu kejadian, maka P(A) =
Z
A
f (x )dx .
Fungsi Densitas dari Variabel Random Kontinu
Contoh 5.18
Apakah fungsi f : R ⇒ R yang didefinisikan oleh f (x ) =
(2x−2 jika 1 < x < 2, 0 yang lainnya, merupakan pdf dari variabel random X ?
Minggu 1:HIMPUNAN Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE Minggu 3:PROBABILITAS Minggu 4,5:PROBABILITAS BERSYARAT Minggu 6,7:VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA Fungsi Densitas dari Variabel Random Kontinu
Definisi 5.19
Misal f (x ) adalah pdf dari variabel random kontinu X . Fungsi distribusi kumulatif F (x ) dari X didefinisikan sebagai berikut
F (x ) = P(X ≤ x ) = Z x
−∞
f (t)dt (19)
Teorema 5.20
Jika F (x ) adalah fungsi distribusi kumulatif dari variabel random kontinu X , maka pdf f (x ) dari X adalah turunan dari F (x ), yaitu
d
dxF (x ) = f (x ) (20)
Contoh 5.21
Tentukan pdf dari variabel random yang mempunyai fungsi distribusi kumulatif:
F (x ) = 1
1 + e−x, − ∞ < x < ∞ Penyelesaian:
f (x ) = d
dxF (X )
= d
dx
1
1 + e−x
= d
dx 1 + e−x−1
= (−1) 1 + e−x−2 d
dx 1 + e−x
= e−x
(1 + e−x)2
Fungsi Densitas dari Variabel Random Kontinu
Teorema 5.22
Misalkan X adalah variabel random kontinu yang mempunyai fungsi distribusi kumulatif (cdf) F (x ), maka akan memenuhi:
a. P(X ≤ x ) = F (x ), b. P(X > x ) = 1 − F (x ),
c. P(X = x ) = 0, dan
d. P(a < X ≤ b) = F (b) − F (a).
e. P(a < X ≤ b) = P(a ≤ X < b) = P(a ≤ X ≤ b) = P(a <
X < b)