• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data primer terdiri dari jumlah penjualan ternak sapi kurban, harga jual ternak sapi kurban

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Data primer terdiri dari jumlah penjualan ternak sapi kurban, harga jual ternak sapi kurban"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KONSENTRASI PEMBELI UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR TERNAK

SAPI KURBAN DI KOTA JAMBI

SKRIPSI

MUNAWAROH E10019141

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI

2023

(2)

ANALISIS KONSENTRASI PEMBELI UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR TERNAK

SAPI KURBAN DI KOTA JAMBI Munawaroh

Dibawah bimbingan

Firmansyah 1 dan Fachroerrozi Hoesni2

Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Jambi Jln. Jambi-Ma Bulian KM 15 Mendalo Darat Jambi 36361

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur pasar ternak sapi kurban di Kota Jambi berdasarkan konsentrasi pembeli, CR4 (Concentration Ratio For Biggest Four) dan perbedaan harga. Data penelitian bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari jumlah penjualan ternak sapi kurban, harga jual ternak sapi kurban. Pada penelitian ini dilihat dari konsentrasi pembeli menggunakan rumus Indeks Hirschman Herfindahl (IHH) dan Concentration Ratio For Biggest Four (CR4), dimana hasil dari total keseluruhan IHH sebesar 0,0082 dan CR4 sebesar 0,08 dengan 4 (empat) pembeli terbesar yang berada di Kota Jambi. Data dianalisis menggunakan uji normalitas distribusi data dengan Uji Kolmogorov-Smirnov dan Uji Shapiro-Wilk. Uji perbedaan menggunakan Uji Non Parametrik menggunakan Uji Kruskal Wallis dan Uji Mann Whitney. Hasil yang diperoleh dari uji normalitas distribusi data pada taraf 5% (P<0,05) yang berarti data tidak berdistribusi normal. Hasil Uji Kruskal Wallis terdapat perbedaan (P<0,05) pada jumlah dan harga dengan kondisi yang terjadi. Hasil uji lanjutkan mengggunakan Uji Mann Whitney menunjukkan pada beberapa kondisi data tidak terdapat perbedaan pada taraf 5% (P>0,05) dan sebagian besar menunjukkan adanya perbedaan (P<0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pasar ternak sapi kurban di Kota Jambi berdasarkan konsentrasi pembeli dengan menggunakan Indeks Hirschman Herfindahl (IHH) merupakan struktur pasar persaingan murni dan Concentration Ratio For Biggest Four (CR4) merupakan struktur pasar persaingan sempurna (kompetitif) atau persaingan monopolistik.

Kata Kunci : Harga, Struktur pasar, Konsentrasi Pembeli, Sapi kurban, Pandemi Covid-19, PMK

Keterangan : 1). Pembimbing Utama 2). Pembimbing Pendamping

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KONSENTRASI PEMBELI UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR TERNAK

SAPI KURBAN DI KOTA JAMBI

OLEH MUNAWAROH

E10019141

Telah Diuji di Hadapan Tim Penguji

Pada Hari Jum’at., Tanggal 06 Januari 2023 dan dinyatakan lulus Ketua : Dr. Firmansyah, S.Pt., M.P.

Sekretaris : Dr. Ir. Fachroerrozi Hoesni, M.P.

Anggota : 1. Dr. Ir. Darlim Darmawi, M.P.

2. Muhammad Farhan, S.Pt, MP.

3. Afriani H, S.Pt. M.P.

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Firmansyah, S.Pt., M.P. Dr. Ir. Fachroerrozi Hoesni, M.P.

NIP. 197210061997021001 NIP. 196303231988031001

Mengetahui,

Wakil Dekan Bidang Akademik Ketua Jurusan Peternakan Kerjasama Dan Sistem Informasi

Dr. Ir. Syafwan., M.Sc. Dr. Bayu Rosadi, S.Pt., M.Si.

NIP.196902071993031003 NIP. 197212101999031003

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Konsentrasi Pembeli Untuk Menentukan Struktur Pasar Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi” Adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah di sebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku.

Jambi, Januari 2023

Munawaroh

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kelurahan Gunung Kembang pada tanggal 01 Juni 2001. Penulis merupakan anak terakhir dari enam bersaudara dari Ayahanda Taslim(Alm) dan Ibu Suraiya. Penulis memulai pendidikan dari sekolah dasar SDN 86/VII Sarkam II, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 01 Sarolangun, dan penulis juga melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 07 Sarolangun dan tamat pada tahun 2019.

Pada tahun 2019 penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Jambi melalui jalur masuk SBMPTN dan memilih jurusan ilmu peternakan. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) pada tahun 2021 di Desa Kota Baru, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Penulis juga mengikuti kegiatan Program Inovasi Desa (Pro-iDe) pada tahun 2021 di Desa Kota Baru, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur

(6)

i KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Konsentrasi Pembeli Untuk Menentukan Struktur Pasar Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi”. Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr.

Firmansyah, S.Pt., M.P. dan Bapak Dr. Ir. Fachroerrozi Hoesni, M.P sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama pembuatan skripsi sehingga dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa suatu usaha tidaklah sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Tim penguji skripsi saya Bapak Dr. Ir. Darlim Darmawi. M.P, Bapak Muhammad Farhan, S.Pt, M.P. Dan ibuk Afriani H, S.Pt. M.P. yang telah bersedia menjadi penguji dan memberikan waktu, tenaga, pikiran, saran dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi.

2. Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Rifli Rindes M, M.P. selaku pembimbing akademik yang sudah memberikan arahan serta nasihat selama perkuliahan kepada penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Depison, M.P. sebagai pembimbing Program Inovasi Desa (Pro-iDe).

4. Penulis mengucapkan kepada pembimbing Praktek Kerja Lapang Bapak Prof.

Dr. Ir. R.A.Muthalib, M.S.

5. Serta tidak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh staf pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan kepada penulis.

6. Kedua orang tua saya Ayahanda Taslim(Alm) dan Ibu Suraiya yang selalu mendoakan, menasehati, memberikan kasih sayang, pengertian dan segalanya untuk mendukung penulis selama ini. Saudara-saudara penulis Asiah, Fahrizal, Bunyamin, Al-ah yudi, dan Yuli S.pd. dan keluarga besar penulis untuk setiap do’a dan dukungannya. Dan Ismail S.pt. yang selalu memberikan semangat,

(7)

ii menemani, dan mendoakan selama proses pengerjaan skripsi ini.

7. Penulis ucapkan terimakasih kepada teman satu penelitian Aqil Najmi, Muhammad Hafis Fajri dan Wahyu Akbar yang telah banyak saling membantu penulis selama penelitian.

8. Terimakasih kepada teman-teman satu angkatan 2019 kelas D yang sudah memberi semangat kepada penulis.

9. Terimakasih penulis ucapkan kepada teman Mutiara Jamilah dan Ratu Audia yang selalu memberikan doa, serta semangat kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dikemudian hari.

Jambi, Januari 2023

Munawaroh

(8)

iii DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 4

1.3. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Ternak Sapi ... 6

2.2. Pedagang Sapi ... 7

2.3. Struktur Pasar ... 7

2.4. Pandemi Covid-19 ... 8

2.5. Penyakit Mulut dan Kuku ... 9

2.6. Sapi Kurban ... 10

BAB III. METODE PENELITIAN ... 12

3.1. Tempat dan Waktu ... 12

3.2. Objek Penelitian ... 12

3.3. Metode Penelitian ... 12

3.3.1. Jenis dan Sumber Data ... 12

3.3.2. Teknik Sampling ... 13

3.4. Model Analisis ... 13

3.4.1. Pangsa Pasar ... 13

3.4.2. Konsentrasi Pembeli ... 14

3.4.3. CR4(Concentration ratio for biggest four) ... 14

3.4.4.Perubahan Jumlah dan Harga ... 14

3.4.2. Uji Normalitas Distribusi Data ... 15

3.4.3. Uji Perbedaan ... 15

3.5. Operasional Variabel ... 16

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 15

4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian ... 18

4.2. Karakteristik Pedagang Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi 19

4.2.1. Umur Pedagang Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi .. 19

(9)

iv 4.2.2. Pendidikan Pedagang Ternak Sapi Kurban di Kota

Jambi ... 20

4.2.4. Lama Pedagang Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi .. 21

4.3. Jumlah Penjualan Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi ... 22

4.4. Harga Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi ... 24

4.4.1. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Taksiran Bobot Daging 60 kg………. 25

4.4.2. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Taksiran Bobot Daging 70 kg ... 26

4.4.3. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Taksiran Bobot Daging 80 kg ... 26

4.4.4. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Taksiran Bobot Daging 90 kg ... 27

4.4.5. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Taksiran Bobot Daging 100 kg ... 28

4.5. Struktur Pasar Pembeli Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi Tahun 2022 ... 30

4.5.1. Pangsa Pasar Pembeli Ternak Sapi Kurban ... 30

4.5.2. Konsentrasi Pembeli Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi... 31

4.5.3. CR4 (Concentration Ratio For Biggest Four) ... 33

4.6. Hasil Analisis ... 35

4.6.1. Uji Normalitas Distribusi Data ... 35

4.6.2. Analisis Perbedaan Perubahan Jumlah dan Harga Ternak Sapi Kurban ... 37

BAB V. PENUTUP ... 40

5.1. Kesimpulan ... 40

5.2. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN ... 46

(10)

v DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Pedagang Berasarkan Pendidikan di Kota Jambi……… 20 2. Lama Berdagang Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi... 21 3. Pangsa Pasar Pembeli Ternak Sapi Kurban... 30 4. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Ternak Sapi Kurban di Kota

Jambi... 36 5. Hasil Uji Perbedaan Perubahan Jumlah Penjualan Ternak SapiKurban

di Kota Jambi... 37 6. Hasil Uji Perbedaan Perubahan Harga Jual Ternak Sapi Kurban Dengan

Taksiran Bobot Daging di Kota Jambi………... 38

(11)

vi DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Populasi Ternak Sapi di Kota Jambi... 2 2. Jumlah dan Perubahan Ternak Sapi Kurban yang Terjual pada Tahun

2018-2022 di Kota Jambi... 23 3. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Taksiran Bobot Daging

60 kg……… 25

4. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Taksiran Bobot Daging

70 kg ... ... 26 5. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Taksiran Bobot Daging

80 kg ... ... 27 6. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Taksiran Bobot Daging

90 kg ... ... 28 7. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Taksiran Bobot Daging

100 Kg ... ... 29 8. Konsentrasi Pembeli Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi……… 32 9. CR4 (Concentration Ratio For Biggest Four (CR4) ... ... 33

(12)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Kota Jambi ... 18

(13)

viii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Pedagang ... 46

2. Data Konsentrasi Pembeli... 46

3. CR4 (Concentration Ratio For Biggest Four (CR4)……….. 46

3. Hasil Uji Kruskal Wallis ... 47

4. Hasil Uji Mann Whitney ... 48

5. Dokumentasi dengan Pedagang Sapi Kurban di Kota Jambi……… 49

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Jambi merupakan ibu Kota Provinsi Jambi yang dipisahkan oleh sungai Batang Hari, sungai terpanjang di Sumatera yang memiliki luas sekitar 205,38 km².

Kota Jambi memiliki jumlah penduduk yang paling banyak dibandingkan kabupaten lain. Berdasarkan data BPS (2022) menyatakan perkembangan jumlah penduduk di Kota Jambi dalam lima tahun terakhir (2017-2021) mengalami fluktuasi dengan cendrung meningkat. Jumlah Penduduk di Kota Jambi pada tahun 2017 berjumlah 5.912 jiwa meningkat menjadi 6.122 jiwa atau rata-rata 0,88% pertahun. Secara tidak langsung dengan bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan ternak untuk berkurban bagi masyarakat di Kota Jambi terutama pada saat Hari Raya Idul Adha. Daging sapi lebih banyak dibutuhkan oleh penduduk Kota Jambi dibandingan dengan Kabupaten kota lain di Provinsi Jambi. Perilaku untuk hewan kurban juga meningkat dan menjadikan Kota Jambi sebagai salah satu sumber pasar atau sumber konsumen untuk ternak dan daging sapi. Nursholeh (2020) menyatakan meningkatnya penduduk akan menyebabkan kebutuhan (demand) daging sapi selalu lebih tinggi dibandingkan dengan produksi (supply) yang tersedia.

Meningkatnya kebutuhan daging sapi yang tinggi menyebabkan perlunya peningkatan jumlah ternak sapi. Peningkatan jumlah ternak sapi sangat penting dilakukan guna menjaga stabilitas jumlah ternak sapi di Kota Jambi. Meskipun Kota Jambi tetap memiliki populasi ternak sapi, namun jumlah ternak sapinya tidak sebanyak jika dibandingkan dengan kabupaten lain seperti Kabupaten Bungo jumlah ternak sapi yaitu 41,115 ekor, sedangkan Kota Jambi hanya 1.901 ekor ternak sapi pada tahun 2021. Selain jumlahnya sedikit, populasi dan perkembangannya juga menurun.

Perkembangan populasi ternak sapi di Kota Jambi selama lima tahun terakhir (2017-2021) cenderung mengalami penurunan. Populasi ternak sapi di Kota Jambi pada tahun 2017 berjumlah 2.957 ekor menurun menjadi 1.901 pada tahun 2021 atau menurun rata-rata -8,68%. Kemudian pada tahun 2021 terjadi

(15)

2 peningkatan sebanyak 1.901 ekor atau meningkat rata-rata 24,58% pertahun.

Menurut Nuhung (2015), penyebab penurunan jumlah ternak sapi adalah;(1) lemahnya dukungan politik dan kebijakan bagi pengembangan industri ternaksapi; (2) pengelolaan pengembangan peternakan yang alami dengan sedikit inovasi; (3) tingkat aliditas data rendah; (4) Pola pengembangan yang berfokus pada pengembangan peternakan dan pengurangan peran peternak; (5) Karakteristik dan sifat industri kecil ternak sapi belum dikomersialkan; (6) Lahan yang luas yang dibutuhkan untuk pengembangan industri peternakan belum diperoleh Kepuasan atau keterbatasan lahan; (7) Keterbatasan benih atau audiens mutu; (8) Lemahnya koordinasi antara instansi pusat dan daerah serta pemerintah dan dunia usaha.

Grafik 1. Populasi Ternak Sapi di Kota Jambi 2017-2021

.

Sumber: BPS Kota Jambi, 2022

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan terdapat penurunan jumlah permintaan ternak sapi dirasakan oleh beberapa pedagang ternak sapi di Kota Jambi. Penurunan permintaan ternak sapi dihitung berdasarkan jumlah ternak yang terjual. Kondisi ini diduga karena adanya dampak pandemi Covid-19 dan penurunan perekonomian masyarakat Kota Jambi selain itu pembeli ternak sapi pada saat Hari Raya Idul Adha tidak hanya berasal dari Kota Jambi, dimana beberapa pembeli juga berasal dari luar Kota J ambi. Semakin banyaknya jumlah pembeli maka permintaan semakin banyak. Maka akan berkemungkinan mempengaruhi persaingan pasar dan struktur pasar. Menurut Rizkyanti (2010)

Populasi Ternak Sapi di Kota Jambi Tahun 2017 - 2021 (Ekor)

3500

2.957 3000

2500 2.314

2000 1.922 1.901

1.526 1500

1000 500

2017 2018 2019 2020 2021

populasi ternak sapi

(16)

3 mengemukakan struktur pasar adalah informasi tentang perilaku bisnis dan kinerja pasar yang dijelaskan. oleh kondisi pasar, Jenis struktur pasar dapat diidentifikasi dengan konsentrasi pasar, struktur pasar secara umum dibagi menjadi struktur pasar persaingan sempurna dan struktur pasar persaingan tidak sempurna.

Kemudian Tjahjono (2008) menambahkan bahwa struktur pasar dapat mempengaruhi kemampuan produsen atau pedagang dalam pembentukan harga semua pelaku pasar bertindak sebagai price taker, dimana produsen atau pedagang tidak mempunyai kekuatan untuk membentuk atau mempengaruhi harga pada pasar persaingan sempurna (kompetitif) akan tetapi, kemampuan untuk mempengaruhi harga tersebut muncul ketika struktur pasarnya tidak sempurna, bahkan produsen atau pedagang dapat bertindak sebagai pembentuk harga (price maker) apabila struktur pasarnya monopoli beberapa studi empiris menunjukkan bahwa struktur pasar komoditas pertanian tidak sempurna sehingga pedagang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi harga pasar.

Idul Adha adalah salah satu hari raya keagamaan yang paling besar bagi umat islam setiap tahun. Kegiatan yang dilakukan pada saat hari raya Idul Adha di Kota Jambi yaitu pemotongan hewan kurban berupa sapi. Kemudian menjadi peluang bagi pedagang ternak sapi di Kota Jambi akan menjadi peluang pemasok sapi kurban pada saat hari raya Idul Adha. Permintaan akan ternak sapi pada saat hari raya Idul Adha jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasa. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan masyarakat terhadap sapi kurban terus meningkat setiap tahunya. Namun, dengan adanya Covid-19 permintaan sapi kurban menurun. Pendemi Covid-19 dapat menjadi salah satu faktor penghambat dalam usaha peternakan membuat perubahan terhadap struktur pasar pada saat sebelum dan sesudah Idul Adha. Penurunan volume penjualan ternak tersebut diakibatkan oleh sulitnya melakukan pengiriman ternak keluar kota dikarenakan adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sehingga penjualan ternak terbatas pada konsumen yang masih ada dalam satu wilayah, sedangkan konsumen sebelumnya banyak yang dari luar kota. Selain itu, daya beli konsumen yang menurun juga berpengaruh terhadap penjualan sapi pada skala besar. Faktor lain yang menyebabkan penurunan penjualan hewan kurban adalah banyaknya peternak yang ekonominya terdampak Covid-19 karena peternakannya hanya sebatas usaha sampingan, sehingga peternak tidak memiliki cukup modal untuk membeli input

(17)

4 produksi sehingga penjualannya pun menurun dari tahun sebelumnya. Menurut hasil penelitian Ilham dan Gito (2020) melaporkan sebanyak (39%) pedagang menyatakan bahwa selama pandemi Covid-19 menyebabkan pendapatan usaha ternak sapi menurun dengan alasan harga jual menurun akibat permintaan yang menurun.

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Analisis Konsentrasi Pembeli Untuk Menentukan Struktur Pasar Ternak Sapi Kurban Di Kota Jambi”

1.2. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui perbedaan jumlah ternak sapi kurban yang dibeli oleh konsumen pada pedagang ternak sapi pada periode sebelum (2018-2019) dan masa pandemi Covid-19 (2020-2022).

2. Mengetahui perbedaan harga ternak sapi kurban yang dibeli oleh konsumen pada pedagang ternak sapi pada periode sebelum (2018-2019) dan masa pandemi Covid-19 (2020-2022).

3. Mengetahui struktur pasar ternak sapi kurban berdasarkan konsentrasi pembeli di Kota Jambi.

1.3. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu secara teoritas di bidang peternakan khususnya mengenai struktur pasar ternak sapi dan konsentrasi pembeli.

2. Manfaat secara aplikasi a. Manfaat untuk pemerintah

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan pasar ternak sapi di Kota Jambi berdasarkan konsentrasi pembeli

b. Manfaat untuk pedagang

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pedagang untuk mengetahui bagaimana proses jual beli yang ada dipasar ternak sapi c. Manfaat untuk peneliti

Sebagai bahan informasi bagi peneliti lainnya dengan adanya penelitian ini.

(18)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ternak Sapi

Ternak sapi merupakan salah satu usaha ternak yang mempunyai kontribusi besar sebagai penghasil daging. Secara umum peternakan sapi yang ada di Indonesia pada saat ini sebagian besar masih merupakan peternakan sapi rakyat dengan pola pemeliharaan yang tradisional, serta kepemilikan ternaknya yang relatif sedikit. Peternakan sapi rakyat merupakan usaha yang dilakukan oleh masyarakat peternak di pedesaan yang dilakukan secara tradisona (Jamal, 2021).

Priyanto (2011) menyatakan Pengembangan sapi memerlukan pengelompokan basis wilayah yang disesuaikan dengan daya dukung (carrying capacity) sebagai model pengembangan kedepan, Potensi pakan terintegrasi dengan tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan dan sudah mengarah pada usaha semikomersial, pemetaan wilayah pengembangan usaha (sumber pertumbuhan baru) dengan pola pembibitan maupun penggemukan diperlukan untuk mendukung peningkatan populasi ternak, Selain itu, area penggembalaan, sumber daya manusia, teknologi tepat guna, sarana pendukung dan potensi pasar merupakan aspek yang menjadi pertimbangan. Rosida (2006) menambahkan faktor pendorong pengembangan sapi adalah permintaan pasar terhadap daging sapi makin meningkat, ketersediaan tenaga kerja besar, adanya kebijakan pemerintah yang mendukung upaya pengembangan sapi, hijauan pakan dan limbah pertanian tersedia sepanjang tahun, dan usaha peternakan sapi lokal tidak terpengaruh oleh krisis ekonomi global.

Yusdja dkk (2003) menyatakan Sapi merupakan salah satu komoditi peternakan yang dapat menghasilkan protein hewani, berdirinya perusahaan- perusahaan peternakan sapi merupakan salah satu kondisi yang dapat membantu pemerintah dalam pembangunan peternakan sapi terutama dalam menyediakan daging sapi yang bermutu, yang sesuai dengan kemampuan atau daya beli konsumen Sapi merupakan sumber daya penghasil bahan makanan daging yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, dan penting artinya di dalam kehidupan masyarakat karena seekor atau kelompok ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging disamping ikutan lainnya seperti tulang, pupuk kandang, kulit, dan lainnya (Sugeng, 2006).

(19)

6 Rianto dan purbowati (2009) menyatakan Peternakan sapi merupakan suatu industri dibidang agribisnis dengan rantai kegiatannya tidak hanya terbatas pada kegiatan on farm tetapi juga meluas hingga kegiatan di hulu dan hilir sebagai unit bisnis pendukungnya, Di hulu, produksi bibit, pakan, sapronak merupakan kegiatan besar yang sangat mendukung tercapainya produktivitas sapi yang hebat sementara di hilir penanganan pascapanen memegang peranan yang sangat kuat untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah (value added) bagi daging sapi, kegiatan- kegiatan tersebut perlu dilakukan secara integritas agar terbentuk sistem industri peternakan sapi yang kuat.

2.2. Pedagang Ternak Sapi

Purba dan Prajogo (2012) menyatakan peternak pada umumnya menjual sapinya kepada pedagang pengumpul (di Jawa disebut “blantik”) Dalam hal ini, pihak pedagang mendatangi rumah petani, dan biasanya seluruh biaya yang terkait dengan jual-beli sapi (angkutan, retribusi) ditanggung oleh pedagang tersebut, Rantai pasok selanjutnya tergantung pada jangkauan pasar secara spasial, yaitu apakah lokal (di kabupaten asal sapi) atau provinsi/pulau lain. Prajogo (2012) menambahkan menjelang hari-hari besar tersebut, utamanya idul-fitri dan idul- Adha, para pedagang ternak sudah mengumpulkan stok sapi dalam jumlah besar.

Jumlah pemotongan sapi menjelang hari raya idul-fitri menjadi tiga kali lipat dari hari-hari biasa. Impor sapi bakalan dalam jumlah besar juga sudah terjadi 1-3 bulan sebelumnya untuk mengantisipasi lonjakan permintaan tersebut.

Rahmanto (2004) menyatakan ketergantungan peternak terhadap jasa pedagang pengumpul dalam pemasaran ternaknya cukup tinggi, meskipun tersedia fasilitas pasar yang memadai. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

tingkat skala usaha peternak relatif kecil, sehingga pengeluaran biayaangkutan ke pasar tidak efisien; peternak tidak menguasai cukup pengetahuan mengenai kondisi pasar, transaksi didasarkan pada taksiran pembeli, tidak ada patokan tertentu yang jelas dalam penentuan harga, seperti berat ternak dan indikator-indikator yang terukur lainnya sehingga melemahkan posisi tawar peternak.

Purba dan Prajogo (2012) menyatakan peternak pada umumnya menjual sapinya kepada pedagang pengumpul (di Jawa disebut “blantik”). Dalam hal ini, pihak pedagang mendatangi rumah petani, dan biasanya seluruh biaya yang terkait dengan jual-beli sapi (angkutan, retribusi) ditanggung oleh pedagang tersebut.

(20)

7 Rantai pasok selanjutnya tergantung pada jangkauan pasar secara spasial, yaitu apakah lokal (di kabupaten asal sapi) atau provinsi/pulau lain. Purba dan Prajogo (2012) menambahkan menjelang hari-hari besar tersebut, utamanya idul-fitri dan idul-adha, para pedagang ternak sudah mengumpulkan stok sapi dalam jumlah besar. Jumlah pemotongan sapi menjelang hari raya idul-fitri menjadi tiga kali lipat dari hari-hari biasa. Impor sapi bakalan dalam jumlah besar juga sudah terjadi 1-3 bulan sebelumnya untuk mengantisipasi lonjakan permintaan tersebut.

2.3. Struktur Pasar

Kotler (2003) menyatakan Pasar dapat digolongkan ke dalam struktur pasar bersaingan sempurna jika memenuhi cri-ciri antara lain: terdapat banyak penjual dan pembeli, harga ditentukan melalui mekanisme pasar, baik penjual dan pembeli bertindak sebagai price taker, pro pembeli bebas keluar masuk pasar.

Struktur pasar membahas organisasi dari suatu pasar sehingga organisasi pasar mempengaruhi keadaan persaingan dan penentuan harga di pasar. Dalam struktur pasar terdapat beberapa elemen yang harus diperhatikan, antara lain pangsa pasar (market share), konsentrasi pasar (market concentration) dan hambatan- hambatan untuk masuk pasar (Panagiotou 2006) :

a) Pangsa pasar (market share) adalah persentase pasar yang ditentukan dalam ukuran unit maupun revenue dan dihitung berdasarkan spesific entity, disebut juga sebagai indikator tentang apa yang dilakukan oleh sebuah perusahaan terhadap kompetitornya dengan dukungan perubahan dalam sales (Panagiotou, 2006). pangsa pasar (market share) adalah persentase dari seluruh jumlah penjualan pasar suatu target yang diperoleh dari suatu perusahaan (Baladina, 2012).

b) Konsentrasi pasar (market concentration) merupakan gabungan pasar dari beberapa perusahaan oligopolis dimana mereka menyadari adanya saling ketergantungan satu dengan yang lain (Rizkyanti, 2010). Berdasarkan dari pangsa pasar, konsentrasi pasar dan hambatan-hambatan masuk pasar maka struktur pasar dapat ditentukan dengan CR4 (Concentration Ratio for The Bighest Four), CR4 merupakan penjumlahan pangsa pasar empat perusahaan terbesar dari suatu wilayah pasar (Cramer, 2009).

Nurhasanah (2019) menyatakan struktur pasar merupakan bentuk atau tipe

(21)

8 keseluruhan pasar industri. Struktur pasar juga menunjukkan karakteristik pasar.

Dalam struktur pasar terdapat beberapa elemen yang harus diperhatikan, antara lain pangsa pasar. Analisis struktur pasar bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat persaingan yang terjadi dalam pasar industri. Struktur pasar juga menjadi dasar dari perilaku dan kinerja perusahaan di dalam suatu industri. struktur pasar dapat memberikan gambaran tingkat kekuatan pasar yang dapat berdampak pada kemampuan daya saing produk (Arthatiani dkk, 2020).

Agustin dkk (2013) menyatakan hubungan yang positif antara profit usaha dan struktur pasar dikaitkan dengan keuntungan yang dibuat oleh pangsa pasar karena usahanya semakin efisien. Pada saatnya, keuntungan ini akan mendorong peningkatan konsentrasi pasar. Peningkatan profit diasumsikan akan semakin bertambah maka semakin efisien usahanya karena makin efisien dan bukan karena aktivitas kolusi sebagaimana pada paradigma SCP yang pertama (tradisional).

Asmarantaka (2009) menyatakan beberapa ukuran untuk melihat struktur pasar adalah (a) konsentrasi pasar (market concentration) diukur berdasarkan persentase dari penjual atau aset atau pangsa pasar; (b) kebebasan keluar-masuk (exit-entry) pasar bagi calon penjual; dan (c) diferensiasi produk (product differentiation) dengan mengubah kurva permintaan yang elastis menjadi kurva permintaan yang inelastis (Asmarantaka, 2009).

2.4. Pandemi Covid-19

Menurut A’Yuni (2021), Akibat Covid – 19 terhadap sektor peternakan yakni menimbulkan dampak ekonomi dan menurunnya pendapatan keluarga dalam mengakses bahan pangan terutama asal ternak dengan harga yang terjangkau serta menurunnya serapan pasar terhadap produk ternak terutama karkas dan daging sapi yang disebabkan rendahnya daya beli. Yusuf (2020) Covid-19 belum berlalu hingga sekarang terhadap perekonomian nasional maupun regional begitu terasa, lalu apa dan baimana dampak covid ini terhadap perekonomian, berbagai upaya dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut sehingga berbagai pihak untuk memperkirakan dampak pandami Covid-19 terhadap perekonomian, analisis data tinggkat nasional.

Menurut Salistia dkk (2020) menyatakan bahwa secara umum pandemi

(22)

9 Covid-19 membawa dampak multisector. Pertumbuhan ekonomi negara terdampak Covid-19 berbeda jika dilihat dari aspek waktu paparan kasus, jumlah penduduk, luas kawasan, dan status negara. Guncangan ekonomi masyarakat menengah kebawah akan bertambah apabila wabah sulit dikendalikan.

Di samping itu, PSBB juga akan berpengaruh terhadap distribusi atau transportasi bahan pakan, pakan, harga dan lain-lain. Secara tidak langsung, diduga terdapat dampak akibat adanya aturan tentang PSBB dan aturan lain yang membatasi aktifitas manusia terhadap ketersediaan pakan ternak. Untuk itu perlu diamati dampak pandam Covid-19 terhadap ketersediaan pakan ternak, produk peternakan dan daya beli masyarakat di lapangan.

Menurut pendapat Tiesnamurti (2020) Di bidang peternakan, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memberikan dampak terutama terhadap peternakan komersial. Perlu kajian dan teknologi peternakan dan kesehatan hewanyang harus diciptakan menghadapi era normal setelah pandemi COVID-19. Pandemi ini telah memberi dampak yang besar termasuk di bidang peternakan terutama ketika ada aturan PSBB. Dampak ini dapat dilihat pada mobilitas manusia secara umum termasuk kebutuhan pokok peternakan.

Menurut Haryanto (2020) menyatakan keadaan pandemi Covid 19 dan adanya beberapa aturan yang diterapkan pemerintah dalam upaya menekan kondisi penyebaran wabah corona dengan adanya PSBB/PPKM darurat tidak terlalu berdampak pada motivasi atau minat berkurban umat islam Kota Kedirisaat hari raya idul adha. penerapan PSBB dan penurunan daya beli konsumen berpengaruh terhadap produksi ternak, namun tidak semua negative Adanya dampak pandemi memicu peternak untuk menjual ternak ke penguna akhir (end user) dengan cara konvensional maupun menggunakan teknologi digital.

Menurut Sembada dkk (2021) sembamenyatakan pandemi ini menyebabkan ketidakstabilan dan terganggunya sisi penawaran dan permintaan pada setiap aktivitas ekonomi. Dampaknya juga terjadi pada rantai tataniaga produk pertanian secara luas termasuk peternakan. Kemudian Sembada dkk (2021) menambahkan pandemi Covid 19 yang terjadi di Indonesia mulai bulan Maret 2020 memiliki dampak pada sektor peternakan termasuk di dalamnya adalah tataniaga hewan kurban. Penelitian ini mengonfirmasi beberapa perubahan baik dari sisi suplai maupun dari sisi permintaan. Dari sisi suplai terjadi perubahan terutama terkait

(23)

10 dengan input bakalan, keuntungan dan sistem penjualan.

2.5. Penyakit Mulut dan Kuku

Penyebaran virus PMK sangat cepat karena penularan PMK melalui angin dari satu tempat ketempat lainya yang berjauhan, sebab virus tersebut dapat dinularkan melalui angin yang tenang sejauh 2-3 mil, bahkan dalam keadaan angin yang kuat virus dapat ditularkan dalam jarak lenih dari 10 mil, dan infeksi virus masih bisa terada setelah bibit Penyakit berada 14 hari diudara (Syamsudin, 2001). Dengan tingkat sebar Yang sangat cepat, kemungkinan dalam waktu tidak begitu lama virus PMK dapat menyabar keseluruh wilayah di Indonesia dan dampaknya dapat merusak perekonomian (USDA, 2007).

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak adalah hal yang harus diwaspadai, mengingat perputaran dan esklasi peternak di indonesia sangat tinggi dan kebutuhan pangan dagimg juga sangat tinggi, penyebaran yang sangat cepat dan banyaknya kerugian yang dapat ditimbulkan (Amiruddin dkk, 2022).

Menurut Harada dkk. (2007), PMK sangat menular ke hewan berkuku belah.

Transmisi dilaporkan terjadi melalui kontak langsung dengan hewan terinfeksi, aerosol, semen, produk makanan, dan fomites. Morbiditas penyakit ini sangat tinggi tetapi mortalitasnya rendah dan sangat cepat menular (highly contagious) (Rushton dan Knight-Jones, 2013).

2.6. Ternak Sapi Kurban

Penyembelihan hewan kurban adalah aktivitas atau ritual ibadah pemotongan ternak ruminansia yang dilaksanakan pada hari Raya Idul Adha dan dilaksanakan di masjid atau diluar Rumah Potong Hewan (RPH). Keterbatasa fasilitas di luar RPH juga berpengaruh terhadap kesejahteraan hewan sehingga mempengaruhi kualitas daging kurban (Apritya dkk, 2021).

Penyembelihan hewan kurban merupakan kegiatan ritual atau ibadah agama umat Islam yang setiap tahunnya dilaksanakan dengan pemotongan hewan ternak ruminansia. Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban setiap hari Raya Idul Adha dan dilaksanakan di masjid atau diluar Rumah Potong Hewan (RPH) (Wibisono, dkk, 2022). Pelaksanaan ibadah kurban dalam hal ini adalah pelaksanaan penyembelihan hewan kurban harus dilaksanakan sesuai dengan tuntunan syariat dan adab penyembelihan (Auliyah, 2021).

(24)

11 Peringatan Hari Raya Idul Adha disertai dengan kegiatan pemotongan hewan kurban yang dilaksanakan secara serentak. Pengawasan antemortem hewan kurban sebelum pemotongan dilaksanakan dalam rangka memastikan bahwa hewan yang dipotong sehat dengan keputusan diizinkan untuk dipotong. Sedangkan pemeriksaan postmortem dilaksanakan dalam rangka memastikan bahwa daging hewan kurban dapat diedarkan ke masyarakat aman, sehat, utuh danhalal (ASUH).

Keputusan pemeriksaan postmortem adalah untuk daging dan jerohan yang mengalami kelainan dilakukan pemusnahan atau diafkir sebagian (Fatmawati &

Herawati, 2018). Menurut Dudi dan Rahmat (2017) menyatakan Peningkatan permintaan sapi untuk kebutuhan kurban dilandasi oleh keyakinan kaum muslimin yakni sebagai pendekatan diri pada tuhan yang maha kuasa menjalankan ibadah kepada Allah.

(25)

12 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat Dan Waktu

Penelitian tentang analisis konsentrasi pembeli untuk menentukan struktur pasar ternak sapi kurban di Kota Jambi dilaksanakan di Kota Jambi. Penelitian ini mulai pada pada 19 Juni 2022 hingga 19 Juli 2022.

3.2. Objek Penelitian

Menurut Hardani dkk (2020) dalam melakukan penelitian tentunya harus ada objek yang diteliti, objek penelitian dapat berupa orang, benda, transaksi, atau kejadian.Objek dari penelitian ini adalah pedagang ternak sapi dan pembeli ternak sapi kurban di Kota Jambi. Sebanyak 30 pedagang ternak sapi kurban.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Metode survei dalam penelitian ini yaitu melakukan pengumpulan data atau informasi dengan memberikan daftar pertanyaan berupa kuisioner kepada responden individu.

Menurut Adiyanta (2019) menyatakan pada umumnya yang merupakan unit analisa dalam penelitian survei adalah individu dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

3.3.1. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terbagi dalam 2 sumber yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya tanpa ada perantara (Mukhtar, 2009). Data primer yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari wawancara terhadap pedagang sapi di Kota Jambi, dimana data primer yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi : karakteristik pedagang ternak sapi, jumlah ternak sapi yang terjual harga ternak sapi sebelum dan pada masa pandemi covid-19.

(26)

13 2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh secara tidak langsung dari orang lain, kantor yang berupa laporan, profil, buku pedoman, atau pustaka (Arikanto, 2013). Data sekunder yang diperoleh pada penelitian ini meliputi : profil Kota Jambi, populasi ternak sapi lima tahun terakhir dan kebijakan-kebijakan pembangunan peternakan dan lain-lain.

3.3.2. Teknik Sampling

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi dan kuisioner. Berdasarkan dari hasil survey pendahuluan diperoleh 30 pedagang ternak sapi kurban di Kota Jambi yang memenuhi kriteria yaitu berjualan setiap hari di Kota Jambi, pada penelitian ini diambil simple random sampling sebanyak 30% dari jumlah pedagang ternak sapi kurban sehingga diperoleh 11 pedagang yang terpilih secara acak. penentuan sampel yang di gunakan pada penelitian ini adalah teknik simple random sampling.

3.4. Analisis Data

3.4.1. Pangsa Pasar (Market Share)

Analisis Pangsa Pasar dimana seluruh pedagang mempunyai pangsa pasar yang berbeda dari pedagang lain, yang berkisar antara 0 - 100 % dari keseluruhan total penjualan yang berada di pasar. Market Share atau Pangsa Pasar memberi gambaran tentang keuntungan yang diperoleh pedagang dari total hasil penjualannya. Adapun beberapa kriteria Pangsa Pasar yang harus diketahui adalah sebagai berikut (Aminursita dan Abdullah. 2018) :

a) Monopoli murni, bila suatu pedagang ternak sapi kurban memiliki hasil 100

% dari pangsa pasar.

b) Pedagang Dominan, bila memiliki 80 – 100 % dari pangsa pasar dan tanpa pesaing kuat.

c) Oligopoli ketat, jika empat pedagang ternak sapi kurban terkemuka memiliki 60 – 100% dari pangsa pasar.

d) Oligopoli longgar, jika empat pedagang ternak sapi kurban terkemuka memiliki 40 - < 60% pangsa pasar.

e) Persaingan monopolistik, jika banyak pesaing yang efektif tidak satupun yang memiliki lebih dari 10% pangsa pasar.

(27)

14 f) Persaingan murni, jika lebih dari 50 pesaing, tidak satupun yang memiliki

pangsa pasar berarti.

3.4.2. Konsentrasi Pembeli

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui derajat konsentrasi pembeli dari suatu wilayah pasar, sehingga bisa diketahui secara umum gambaran imbangan kekuatan posisi tawar menawar (penjual) terhadap konsumen (pembeli). Rumus dari Indeks Hirschman Herfindahl (IHH) adalah:

IHH=(Kr1)²+(Kr2)²+…+ (Krn)2 Keterangan :

IHH : Indeks Hirschman Herfindahl

n : Jumlah pedagang yang ada pada suatu wilayah pedagang ternak sapi kurban

Kr : Pangsa pembelian komoditas ternak sapi kurban dari pedagang ke-i (i=1,2,3,….,n)

Kriteria :

a. Jika HHI = 1 : Monopoli

b. Jika 0,25 <HHI < 1 : Pedagang Dominan c. Jika 0,1 <HHI < 0,18 : Oligopoli

d. Jika 0,01 <HHI < 0,1 : Persaingan Monopolistik e. Jika HHI < 0,01 : Persaingan Murni

3.4.3. CR4 (Concentration ratio for biggest four

CR4 digunakan untuk mengetahui derajat konsentrasi empat pembeli terbesar dari suatu wilayah pasar, sehingga bisa diketahui secara umum gambaran imbangan kekuatan posisi tawar-menawar penjual terhadap pembeli, dengan rumus:

Cr4=

Keterangan:

Kr1= Pangsa pembelian pembeli terbesar ke-1 Kr2= Pangsa pembelian pembeli terbesar ke-2 Kr3= Pangsa pembelian pembeli terbesar ke-3 Kr4= Pangsa pembelian pembeli terbesar ke-4 Krtotal = Seluruh pangsa pembelian yang ada Kriterianya :

a. Jika CR4 < 0,4 maka struktur pasar bersifat persaingan sempurna (kompetitif) atau persaingan monopolistik (perlu dilihat apakah ada diferensiasi produk atau tidak).

b. 0,4 < CR4 < 0,8 maka struktur pasar bersifat oligopoli/oligosopni.

c. CR4 > 0,8 maka struktur pasar cenderung monopoli/monopsoni.

(28)

15 3.4.3. Perubahan Jumlah dan Harga

Untuk mengetahui perubahan jumlah harga ternak sapi kurban di Kota Jambi selama periode 2018-2022 (sebelum, awal, dan masa pandemi Covid-19 serta saat pandemi dan PMK) menggunakan metode deskriptif dengan rumus sebagai berikut:

Perubahan Harga =

Perubahan Jumlah =

3.4.4. Uji Normalitas Distribusi Data

Pengujian normalitas distribusi data perlu dilakukan sebelum melakukan uji lebih lanjut untuk menentukan uji yang digunakan. Menurut Sujarweni dan Wiratna (2016) menyatakan bahwa uji normalitas data sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model – model penelitian. Setiap uji yang digunakan memiliki asumsi tertentu untuk dipenuhi agar dapat digunakan seperti kenormalan distribusi data. Uji paramaterik menggunakan asumsi data berdistribusi normal sedangkan uji non parametrik tidak perlu memenuhi syarat normal distribusi data. Menurut Sugiyono (2015) menyatakan bahwa bila suatu data tidak normal, maka statistik parametrik tidak dapat digunakan, untuk itu perlu digunakan statistik nonparametrik. Tetapi perlu diketahui bahwa hal yang menyebabkan tidak normal, misalnya terdapat kesalahan instrument dan pengumpulan data maka dapat mengakibatkan data yang diperoleh menjadi tidak normal.

Kriteria keputusan Uji Normalitas Distribusi Data :

1) Jika probabilitas (Sig) ≥ 0.05, maka data berdistribusi normal.

2) Jika probabilitas (Sig) < 0.05, maka data berdistribusi tidak normal.

3.4.4.Uji Perbedaan

Apabila data yang diuji memiliki hasil sig P > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Jika data memiliki distribusi normal maka dilanjukan dengan menggunakan uji paramaterik dengan menggunakan Uji Beda Independent Sample T Test dan sebaliknya jika data dari hasil uji menunjukkan data tidak berdistribusi normal maka menggunakan Uji Non Parametrik dengan menggunakan Uji Kruskal Wallis dan Uji Post Hoc dengan Uji Mann Whitney.

(29)

16 Untuk melihat adanya perbedaan data pada tiap kondisi yang terjadi maka dilakukan uji perbedaan dengan menggunakan Uji Kruskal Wallis dengan Uji Post Hoc menggunakan Uji Mann Whitney untuk mendapatkan hasil yang lebih jelas dengan membandingkan antar kondisi. Uji kruskal wallis merupakan uji non parametrik yang digunakan untuk mengetahui adanya apakah ada perbedaan signifikan antara kelompok variabel independen. Menurut Junaidi (2010) Statistik Kruskal Wallis adalah salah satu peralatan statistika non-parametrik dalam kelompok prosedur untuk sampel independen. Prosedur ini digunakan ketika kita ingin membandingkan dua variabel yang diukur dari sampel yang tidak sama (bebas), dimana kelompok yang diperbandingkan lebih dari dua.

Apabila terdapat perbedaan signifikan pada Uji Kruskal Wallis maka dapat dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Uji Mann Whitney untuk mencari perbedaan antar kondisi. Menurut Cania dan Setyaningrum (2013) Bila pada uji One Way Anova atau uji Kruskal-Wallis diperoleh hasil yang bermakna, maka setelah itu dilakukan analisis post-hoc untuk mengetahui kelompok mana yang bermakna. Analisis post-hoc untuk mengetahui One Way Anova adalah Bonferroni sedangkan untuk uji Kruskal-Wallis adalah Mann-Whitney.

Kriteria keputusan pada Uji Kruskal Wallis:

1) Jika probabilitas (Asymp. Sig) ≥ 0.05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan pada data yang diuji dengan kondisi.

2) Jika probabilitas (Asymp. Sig) < 0.05, maka terdapat perbedaan signifikan pada data yang diuji dengan kondisi.

Kriteria keputusan pada Uji Mann Whitney:

1) Jika probabilitas (Exact. Sig) ≥ 0.05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan pada data yang diuji ditiap kondisi yang dibandingkan.

2) Jika probabilitas (Exact. Sig) < 0.05, maka terdapat perbedaan signifikan pada data yang diuji ditiap kondisi yang dibandingkan.

3.5. Operasioal Variabel

Operasional variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi variabel- variabel penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam

(30)

17 mengumpulkan data (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini operasional variabel nya adalah sebagai berikut :

1. Sapi kurban adalah sapi yang diperjual belikan yang memenuhi syarat untuk tujuan ibadah kurban pada Idul Adha yang memiliki puncak penjualan tertinggi setiap tahun dengan satuan ekor.

2. Asal ternak sapi kurban merupakan tempat dimana ternak sapi yang di beli oleh pedagang tersebut berasal.

3. Pedagang sapi kurban yang menjual ternak sapi setiap hari dan menjual ternak sapi sebagai puncaknya pada hari raya Idul Adha dengan satuan orang.

4. Harga beli adalah harga ternak yang dibeli oleh pedagang ternak sapi kurban kepada peternak sapi dengan satuan rupiah per ekor.

5. Harga jual adalah harga ternak yang dijual oleh pedagang ternak sapi kurban kepada konsumen dengan satuan rupiah per ekor.

(31)

18 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian

Kota Jambi merupakan lokasi dari penelitian, dan Kota Jambi merupakan sebuah kota yang berada di pulau Sumatra, Indonesia dan sekaligus Ibu Kota dari Provinsi Jambi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2022) secara geografis wilayah Kota Jambi mempunyai luas wilayah 205,38 ribu kilometer persegi (km²). Pada tahun 2022 Kota Jambi berdiri dari 11 Kecamatan dan 62 Desa/kelurahan. dengan batas-batas sebagai berikut Batas Utara : Maro sebo dan Taman Rajo, Batas Selatan : Mestong dan Sungai Gelam, Batas Timur : Kumpeh Ulu dan Sungai Gelam, Batas Barat : Jambi Luar Kota.

Gambar 1. Peta Kota Jambi

Kota Jambi merupakan Ibu Kota Provinsi Jambi yang memiliki jumlah penduduk yang paling banyak dibandingkan kabupaten lain. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2021) jumlah penduduk di Kota Jambi berjumlah 612.365 jiwa. Penduduk di Kota jambi mayoritas beragama islam berdasarkan Badan Pusat Statistik (2021) jumlah penduduk menurut agama Islam di Kota Jambi yaitu berjumlah 99,10%. Maka berdasarkan data tersebut agama islam merupakan agama yang paling banyak dianut di Kota Jambi, dengan banyaknya jumlah penduduk di Kota jambi secara tidak langsung mengakibatkan meningkatnya

(32)

19 kebutuhan ternak sapi kurban bagi masyarakat di Kota Jambi terutama pada saat Hari Raya Idul Adha.

Hari raya Idul Adha merupakan hari suci keagamaan bagi umat Islam yang dirayakan setiap tahun. Salah satu kegiatan yang dilakukan saat Idul Adha di Kota Jambi yaitu pemotongan hewan kurban berupa ternak sapi. Sehingga menjadi peluang bagi pedagang ternak sapi di Kota Jambi untuk menjadi pemasok ternak sapi kurban pada saat hari raya Idul Adha. Permintaan akan ternak sapi pada hari raya Idul Adha jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hari hari biasa.

4.2. Karakteristik Pedagang Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi

Karakteristik seorang pedagang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan usaha perdagangan ternak di suatu daerah, dan mempengaruhi kesejahteraan pedagang yang dapat diukur dari pendapatannya, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan seorang pedagang seperti modal, umur, pekerjaan harus diperhatikan. dipertimbangkan Dengan waktu dan pendidikan, pendapatan pedagang stabil, keuntungan meningkat, kegiatan jual beli di pasar tetap berjalan lancar, dan jumlah pedagang yang ada akan bertahan dan terus bertambah.

Karakteristik yang berhubungan dengan pedagang sapi di Kota Jambi meliputi umur, pendidikan, dan lama perdagangan sapi, dan hasilnya adalah sebagai berikut:

4.2.1. Umur Pedagang

Umur merupakan salah satu indikator yang menunjukkan kemampuan fisik seseorang. Umur atau usia pedagang ternak sapi akan berpengaruh pada kinerja dari usahanya itu sendiri. Pedangan yang masih dalam usia produktif biasanya cenderung lebih kuat untuk mencurahkan tenaganya guna melakukan perdagangan ternaknya tersebut, pedagang ternak sapi yang masih berusia produktif biasanya memiliki pengetahuan yang besar terhadap perkembangan teknologi dan lebih mempunyai keberanian dalam mengambil resiko demi kemajuan usaha ternak yang diperjualkan. Menurut Badan Pusat Statistik (2017) menjelaskan bahwa umur produktif berkisar 15-64 tahun, dimana kemampuan fisik seseorang pada umur tersebut cenderung kuat dan dapat menyerap berbagai informasi dalam proses belajar.

(33)

20 Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa 11 pedagang yang didata semua umur pedagang ternak sapi kurban di Kota Jambi masih dalam usia produktif dengan umur dibawah 64 tahun. Hal terebut menunjukkan bahwa kegiatan atau aktifitas dari perdagangan ternak sapi kurban di Kota Jambi masih sangat aktif. Hasanah dan Widowati (2011) mengemukakan adanya pengaruh usia tenaga kerja terhadap produktivitas tenaga kerja. Usia muda mencerminkan fisik yang kuat sehingga mampu bekerja cepat sehingga output yang dihasilkan juga meningkat, dan sebaliknya. Umur sangat berpengaruh terhadap kemampuan fisik tenaga kerja. Umur peternak yang lebih muda tingkat produktifitas akan lebih besar, sedangkan untuk usia yang lebih tua tingkat produktifitasnya menurun.

4.2.2. Pendidikan Pedagang

Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, bertingkat/berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti oleh pedagang termak sapi kurban di Kota Jambi.

Tabel.1. Jumlah Pedagang Berdasarkan Pendidikan di Kota Jambi No Tingkat Pendidikan Pedagang (Orang) Persentase (%)

1 SD 3 27,28

2 SMP 2 18,18

3 SMA 4 36,36

4 S1 2 18,18

Jumlah 11 100,00

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan pedagang ternak sapi kurban di Kota Jambi sebagian besar pendidikan pedagang dikelompok menjadi empat yaitu kelompok SD, kelompok SMP, kelompok SMA dan kelompok perguruan tinggi (S1). Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan terakhir pedagang ternak sapi kurban dari Kota Jambi yang terbanyak yaitu berpendidikan SMA yang berjumlah 4 orang pedagang atau 36,36%. untuk tingkat pendidikan SD yaitu berjumlah 3 pedagang atau 27,28%, kemudian dengan tingkat pendidikan SMP yaitu berjumlah 2 pedagang atau 18,18%, pedagang dengan tingkat pendidikan S1 yaitu berjumlah 2 atau 18,18%, berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan pedagang sapi yang berada di

(34)

21 Kota Jambi tergolong tinggi. Dari tingkat pendidikan pedagang ternak sapi kurban di Kota Jambi terlihat bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mahal pula nilai waktunya dan orang yang waktunya relatif mahal cenderung untuk mengganti waktu luangnya untuk bekerja.

Pendidikan juga akan meningkatkan produktifitas kerja apabila sesuai dengan ketrampilan. Menurut Simanjuntak (2001) pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja yang langsung dengan pelaksanaan tugas, akan tetapi juga landasan untuk memperkembangkan diri serta kemampuan memanfaatkan semua sarana yang ada di sekitar kita untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kualitas pedagang. karena dengan pendidikan akan membangkitkan kecerdasan, keterampilan dan logika seseorang yang membuat produktivitasnya pun akan semakin meningkat. Dengan semakin baik pendidikan pedagang akan memberikan pengalaman yang baik sehingga akan bekerja dengan baik dan meningkatkan pendapatan.

4.2.3. Lama Berdagang Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi

Lama usaha merupakan lamanya pedagang berkarya pada usaha perdagangan yang sedang dijalani saat ini. Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa pedagang ternak sapi kurban di Kota Jambi cukup tinggi pengalamannya dalam hal berdagang yaitu terbukti dari 6 pedagang 54,54% mempunyai pengalaman 10-20 tahun, 18,18% berpengalaman berdagang lebih dari 30 tahun, dan 9,10% berpengalaman 20-30 tahun, dan 18,18% pedagang mempunyai pengalaman kurang dari 10 tahun.

Tabel.2. Lama Berdagang ternak sapi kurban di Kota Jambi

No Tingkat Pendidikan Pedagang (Orang) Persentase (%)

1 < 10 2 18,18

2 10-20 6 54,54

3 20-30 1 9,10

4 >30 2 18,18

Jumlah 11 100,00

Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman seorang peternak dalam memelihara ternaknya dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam usahanya, karena semakin lama pengalamannya, maka pengetahuan yang diperoleh tentang seluk beluk pemeliharaan ternak semakin banyak dan semakin banyak

(35)

22 pengalaman maka semakin mudah menghadapi masalah yang dihadapi. Usaha pedagang ternak sapi kurban pada umumnya merupakan usaha yang dijalankan secara turun menurun dan bersifat stastis, mereka mendapatkan pengalaman beternak sejak kecil dari orang tua maupun lingkungan sekitarnya. Pengalaman merupakan faktor penentu maju mundurnya kegiatan usaha (Luanmase dkk., 2011). Soekartawi (2002), menambahkan peternak yang lebih berpengalaman akan lebih cepat menyerap inovasi teknologi dibanding dengan peternak yang belum atau kurang berpengalaman. Pengalaman usaha, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang.

4.3. Jumlah Penjualan Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi Tahun 2018-2022 Jumlah penjualan dapat dipengaruhi oleh kondisi pasar di wilayah tersebut, kondisi pasar seperti penawaran dan permintaan, dan faktor lain seperti terjadinya kondisi yang dapat mempengaruhi perekonomian. penjualan hewan qurban selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun karena adanya pandemi Covid-19 penjualan tersebut berubah, dikarenakan adanya perubahan pada kondisi social ekonomi dan kesehatan pada peternak yang terdampak Covid-19. Rosmaini dkk (2020) berpendapat bahwa adanya Pandemi Covid-19 menyebebkan kesulitan untuk mengembalakan ternak, mencari pakan ternak, melakukan transaksi jual beli. Faktor lain yaitu adanya Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi penyakit ini dapat menyebar dengan cepat sehingga dapat menghambat jual beli ternak sapi akibat adanya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

Menurut pendapat Resolinda Harly dkk (2022) dengan adanya pandemi Covid-19 telah menyebabkan perekonomian menjadi terganggu pembatasan pergerakan masyarakat dilakukan dan peternak sulit melakukan transaksi jual beli.

Penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit mamalia yang paling menular dan memiliki potensi besar untuk menyebabkan kerugian ekonomi dan dampak sosial yang parah pada peternak, penyakit ini ditandai dengan adanya pembentukan vesikel atau lepuh dan erosi di mulut, lidah, gusi, nostril, puting, dan di kulit sekitar kuku, Penularan penyakit PMK melalui pernafasan, dapat tersebar melalui angin, lalu-lintas bahan-bahan makanan, ternak, vaksin yang tercemar virus PMK, dan melalui reproduksi, Gejala klinis yang ditimbulkan dapat bervariasi tergantung galur virus PMK yang menyerang, jumlah virus, umur dan jenis breed hewan, host dan derajat kekebalan dari host. Gejala bervariasi dari

(36)

23 yang ringan sampai yang tidak tampak (subklinis) dan bahkan sampai berat. Pada sapi terjadi demam (pyrexia), tidak mau makan (anoreksia), gemetar, pengurangan produksi susu selama 2-3 hari, terjadi lepuh-lepuh yang terbentuk di dalam mulut.

(Ditjen PKH, 2019).

Grafik.2. Jumlah dan Perubahan Ternak Sapi Kurban yang Terjual pada Tahun 2018-2022 di Kota Jambi.

Pada Grafik 2. Kota Jambi memiliki data penjualan para pedagang ternak sapi kurban dengan jumlah ternak sapi kurban pada tahun 2018 sampai 2022 mengalami perubahan dengan rata-rata pertahun sebesar 8,64%. Pada tahun 2018 jumlah ternak sapi yang terjual untuk hari Raya Idul Adha sebanyak 1.161 ekor kemudian pada tahun 2019 jumlah ternak sapi meningkat menjadi 1.318 ekor. Peningkatan ini terjadi karna membaiknya perekonomian di Kota Jambi dan juga permintaan yang cukup besar dipasaran, terjadi perubahan sebanyak 13,52% pada tahun 2019 merupakan kondisi sebelum terjadinya pandemi.

Pada tahun 2020 saat memasuki awal pandemi terjadi penurunan jumlah penjualan yang cukup tajam, jumlah penjulan ternak sapi yang terjual hanya 804 ekor dimana jumlah penjualan terjadi penurunan sebesar -39,00%, penurunan jumlah penjualan ternak sapi kurban di Kota Jambi dikarnakan kondisi perekonomian masyarakat ditengah pandemi Covid-19. Akibat pandemi Covid-19 ini banyak pekerja yang terkena PHK dan banyak usaha yang harus ditutup karena

1161

1318

804 722

872

0

13.52

-39.00

-10.20

20.78

-80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

2018 2019 2020 2021 2022

Presentase perubahan %

Tahun

Jumlah Penjualan Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi Pada Tahun 2018-2022

Jumlah (ekor) perubahan (%)

(37)

24 adanya pembatasan sosial dari pemerintah. Selain itu, wabah pandemi Covid-19 ini juga berdampak pada pendapatan petani akibat tidak stabilnya harga komoditi pertanian/perkebunan yang mereka miliki. Kondisi ini tentu akan berdampak pada pendapatan yang diterima masyarakat, dimana ketika pendapatan menurun maka masyarakat akan sulit untuk membeli hewan kurban dan permintaan akan hewan kurban menjadi menurun hal ini terjadi pada masa saat awal pandemi Covid-19. Hal ini seperti yang dinyatakan Yulia dkk (2015), Penyebab terjadinya penurunan jumlah penjualan ternak sapi kurban yaitu penurunan daya beli yang disebabkan adanya penurunan pendapatan bagi sektor produktif. Disisi lain, sulitnya melakukan pengiriman ternak ke luar kota dikarenakan adanya PSBB (pembatasan sosial berskala besar) sehingga penjualan ternak terbatas, adanya kebijakan pemerintah berkaitan dengan Pendemi Covid-19 berdampak terhadap banyaknya tenaga kerja yang di PHK.

Kemudian pada tahun 2021 pada saat pandemi dan masih terjadi penurunan jumlah penjualan ternak sapi kurban menjadi 722 ekor dengan persentase perubahan lebih sedikit dari tahun sebelumnya yaitu -10,20%. Kondisi ini diduga karena masih adanya pandemi dan gelombang kedua Covid-19 yang memaksa pemerintah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. Namun pada tahun 2022 pada saat pandemi dan saat PMK penjualan ternak sapi kurban sebanyak 872 ekor terjadi peningkatan perubahan sebesar 20,78%, namun tidak terlalu besar dikarenakan adanya penyakit PMK (penyakit mulut dan kuku). Penyakit mulut dan kuku (PMK) menular dengan cepat. Virus masuk ke dalam tubuh hewan melalui mulut atau hidung dan virus memperbanyak diri pada sel-sel epitel di daerah mulut dan kaki (teracak kaki) mengakibatkan luka/lepuh.

Penularan PMK dari hewan sakit ke hewan lain yang peka dapat terjadi dengan dua cara yaitu secara langsung dan secara tidak langsung dengan hewan sakit, kontak dengan air liur dan leleran hidung dan bahan-bahan yang terkontaminasi virus PMK, serta hewan karier. Sedangkan penularan secara langsung terjadi karena kontak dengan bahan/alat yang terkontaminasi virus PMK, seperti petugas, kendaraan, pakan ternak, produk ternak berupa susu, daging (Pramita dan Khofifah, 2022).

(38)

25 4.4. Harga Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi Tahun 2018-2022

Harga ternak sapi kurban yang dijual oleh pedagang sapi kurban di Kota Jambi bervariasi. Pedagang akan menentukan harga yang tinggi apabila ternak sapi yang dijual mempunyai kualitas yang bagus didasarkan dengan cara melihat dari umur, ukuran badan, dan taksiran bobot daging. Untuk hasil yang diperoleh harga jual ternak sapi kurban di Kota Jambi berdasarkan taksiran bobot daging dibagi dalam 5 kelompok yaitu harga dengan taksiran bobot daging 60 kg, 70 kg, 80 kg, 90 kg dan 100 kg. Taksiran bobot daging yang dimiliki ternak tersebut berkaitan dengan bobot dari ternak sapi kurban itu sendiri. Menurut Sembada dkk (2021) terdapat tiga faktor yang dijadikan pertimbangan utama antara lain: bobot badan, kesehatan hewan, dan harga yang kompetitif.

4.4.1. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Bobot 60 Kg Tahun 2018-2022

Berdasarkan hasil dari harga jual ternak sapi yang diperoleh dari penjualan pedagang ternak sapi kurban di Kota Jambi untuk harga jual ternak sapi kurban dengan taksiran bobot daging 60 kg dari tahun 2018 sampai 2022 dimana puncak tertinggi berada pada tahun 2022 yaitu Rp.17.209.091 per ekor. Kondisi sebelum pandemi berada pada tahun 2018 hingga 2019, untuk taksiran bobot daging 60 kg pada tahun (2018) rata-rata harga jual ternak sapi kurban yaitu seharga Rp.

14.718.182 per ekor yang mengalami peningkatan sebanyak 3,44%, pada tahun (2019) menjadi Rp.15.213.636 per ekor.

Grafik 3. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Dengan Taksiran Bobot Daging 60kgdi Kota Jambi Pada Tahun 2018-2022

14,718,182

15,213,636 15,636,364

16,300,000

17,209,091

0

3.44

2.91

4.24

5.59

0 1 2 3 4 5 6 7

13,000,000 13,500,000 14,000,000 14,500,000 15,000,000 15,500,000 16,000,000 16,500,000 17,000,000 17,500,000

2018 2019 2020 2021 2022

Tahun

perubahan (%)

Harga (rupiah)

Harga Jual Ternak Sapi Kurban Dengan Taksiran Bobot Daging 60 kg Pada Dahun 2018-2022

Harga bobot 60 kg Perubahan (%)

(39)

26 Kemudian untuk tahun (2020) pada saat kondisi awal pandemi mengalami kenaikan harga menjadi Rp.15.636.364 per ekor dengan perubahan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2,91%. Pada tahun (2021) harga jual ternak sapi kurban meningkat menjadi Rp.16.300.000 per ekor ini pada saat kondisi pandemi mengalami kenaikan perubahan sebanyak 4,24%. Pada tahun (2022) harga jual ternak sapi kurban untuk taksiran daging 60 kg meningkat menjadi Rp.17.209.091 per ekor dan mengalami perubahan kenaikan harga sebesar 5,59% dari tahun sebelumnya ini pada saat Pandemi dan PMK.

4.4.2. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Bobot 70 Kg Tahun 2018-2022

Dari grafik 4 dapat dilihat dengan jelas bahwa harga jual ternak sapi kurban di Kota Jambi unuk taksiran bobot daging 70 kg harga jual ternak sapi kurban yang paling tertinggi berada pada kondisi saat pandemi dan saat PMK dengan harga Rp.18.486.364 per ekor yang mengalami perubahan kenaikan harga sebesar 4,61%.

Pada tahun 2018 dan 2019 merupakan kondisi sebelum pandemi. Untuk tahun 2018 rata rata harga jual ternak sapi kurban yaitu seharga Rp.15.531.818 per ekor yang mengalami peningkatan sebanyak 4,31% dan pada tahun 2019 menjadi Rp.16.200.000perekor.

Grafik 4. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Dengan Taksiran Bobot Daging 70 kg di Kota Jambi Pada Tahun 2018-2022

Untuk kondisi awal pandemi pasa tahun 2020 terjadi kenaikan harga menjadi Rp.17.027.273 per ekor mengalami perubahan sebesar 3,74%. Dan pada kondisi saat pandemi. Pada tahun (2021) pada saat kondisi pandemi harga jual ternak sapi

15,531,818

16,200,000

17,027,273

17,672,727

18,486,364

0

4.31

3.74 3.74

4.61

0 1 2 3 4 5 6 7

14,000,000 14,500,000 15,000,000 15,500,000 16,000,000 16,500,000 17,000,000 17,500,000 18,000,000 18,500,000 19,000,000

2018 2019 2020 2021 2022

perubahan (%)

Tahun

Harga (rupiah)

Harga Jual Ternak Sapi Kurban Dengan Taksiran Bobot Daging 70 kg Pada Tahun 2018-2022

Harga bobot 70 kg Perubahan (%)

Sebelum Pandemi Awal Pandemi Saat Pandemi Saat Pandemi dan PMK

Referensi

Dokumen terkait

merangkum hasil regresi model aliran ekspor komoditas kakao Indonesia, dimana dari hasil regresi diperoleh nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,836 yang

Simpulan yang didapatkan dari kegiatan ini adalah program pengabdian dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana, yang terlihat dari kehadiran mitra yang sesuai

Peradangan peritoneum merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ- organ abdomen (misalnya apendisitis, salpingitis, perforasi

Hasil uji diagnostik indika- tor fisik DDSK dibandingkan baku emas dalam menegakkan diagnosis terduga kretin pada anak usia bawah tiga tahun (batita) diperoleh

Penelitian ini membuktikan bahwa galectin-3 dapat dijadikan salah satu penanda diagnosis bagi ahli patologi dalam mendiagnosis keganasan pada lesi-lesi tiroid

Yang ada hanyalah materi, yang lainnya (jiwa dan ruh) tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri. Jiwa dan ruh itu hanyalah merupakan akibat saja dari proses

187 Ketika Anda menggunakan blitz internal atau eksternal, Speedlite seri EX yang kompatibel dengan pengaturan fungsi blitz, Anda dapat menekan tombol &lt; D &gt; untuk

Melihat pentingnya merancang Hotel Resort yang memiliki karakter dan memiliki daya tarik untuk memikat konsumen, Desain interior dapat menjadi solusi yang tepat