• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL PADA MATA PELAJARAN KESEHATAN IKAN DI SMK PP TANJUNGSARI SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL PADA MATA PELAJARAN KESEHATAN IKAN DI SMK PP TANJUNGSARI SUMEDANG."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Repository.upi.edu/operator/upload/s_d0351_0606536_chapter2. pdf. diterbitkan. [11 Juli 2012]

Arikunto Suharsimi. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Gusrina. 2008. Budidaya Ikan untuk Sekolah Menengah Kejuruan jilid 3. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta

Hake. (1998). Interactive Engagement Methods in Introductory Mechanic Cours. [Online]. Tersedia: http://www.Physics.indana/edu/IEM_2bfdf. [27 Agustus 2012].

Jubaedah Yoyoh. (2009). Matreri Perencanaan Pembelajaran PKK. Tersedia: upi.edu/.../Materi_Perencanaan_Pembelajaran_PKK_(4).pdf. [12 Juli 2012] Munawar Indara. (2009). Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi). Tersedia:

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html. [12 Juli 2012]

Nasution. (2011). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Priyatmojo dkk. (2010). Buku Panduan Pelaksanaan Student Centered Learning (Scl) dan Student Teacher Aesthethic Role-Sharing (Star). Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gajah Mada. diterbitkan

Rosyid M. (2010). Pengertian, Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul.

http://www.rosyid.info/2010/06/pengertian-fungsi-dan-tujuan-penulisan.html. [13 Juli 2012]

Sudjana. 2006. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

(2)

Sudjana. (2006). Metoda statistika. Bandung: Tarsito

Suprawoto A N. (2009). Mengembangkan Bahan Ajar dengan Menyusun Modul. Tersedia: http://ml.scribd.com/doc/16554502/Mengembangkan-Bahan-Ajar-dengan-Menyusun-Modul.[13 Juli 2012]

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Memasuki era globalisasi, pembelajaran yang ada lebih menekankan pada bagaimana membelajarkan siswa dengan menekankan proses aktif, siswa membangun sendiri pengetahuannya, memposisikan siswa sebagai sumber belajar, dan memberi peluang kepada siswa memanfaatkan sumber belajar. Sistem pendidikan yang ada menuntut peserta didik untuk belajar secara mandiri (individual leraning), bukan merupakan usaha untuk mengasingkan siswa dari teman belajarnya ataupun dari guru/instrukturmnya.

Hal yang paling penting dalam proses belajar mandiri adalah peningkatan kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya peserta didik tidak tergantung pada guru, pembimbing, teman atau orang lain dalam belajar. Belajar mandiri akan menjadikan peserta didik untuk berusaha memahami isi pelajaran yang dibaca atau dilihatnya terlebih dahulu melalui media pandang dengar. Apabila mendapat kesulitan maka peserta didik akan bertanya atau mendiskusikan dengan guru, teman dan orang lain. Peserta didik yang mandiri akan mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkannya.

(4)

dipecahkan peserta didik sendiri. Salah satu aplikasi dari proses belajar mandiri adalah pembelajaran dengan menggunakan modul.

Pembelajaran yang dilakukan pada kelas Agribisnis Perikanan di SMK PP Negeri Tanjungsari Sumedang masih secara konvensional, yaitu menggunakan pendekatan guru terpusat dengan metode ceramah. Pada kelas Agribisnis Perikanan terdapat Mata Pelajaran Kesehatan Ikan. Tujuan pembelajaran Kesehatan Ikan lebih menenkankan hasil belajar pada ranah kognitif. Pembelajaran yang terpusat pada guru dengan metode konvensional mengakibatkan materi pembelajaran yang dimiliki cenderung statis sebatas yang diperoleh guru ketika guru tersebut menempuh pendidikannya, sehingga ketika guru menerangkan materi pembelajaran siswa mencatatnya sebagai bahan belajar.

Ketersediaan materi/bahan ajar mata pelajaran kesehatan ikan yang relevan untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pembelajaran belum memadai. Oleh karena itu harus diadakan suatu modul pembelajaran yang dapat menunjang keberhasilan tercapainya tujuan mata pelajaran kesehatan ikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengambil topik penelitian “Penerapan Pembelajaran Berbasis Modul pada Mata Pelajaran Kesehatan Ikan Di SMK PP Negeri Tanjungsari Sumedang”. Standar kompetensi yang diambil dalam penelitian ini adalah Mengidentifikasi Hama dan Penyakit ikan.

(5)

Kesehatan Ikan. Siswa kelas X semester I adalah siswa baru yang belum belajar mengenai kesehatan ikan pada saat duduk di bangku sekolah menengah sehingga pengetahuan awal siswa mengenai Kesehatan Ikan masih heterogen. Hasil dari penelitian ini akan menjadi awal untuk memperbaiki pembelajaran dalam Mata Pelajaran Kesehatan Ikan selanjutnya.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, ditemukan masalah yang memperkuat mengapa penelitian ini perlu dilakukan, antara lain:

1. Tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas masih rendah 2. Penggunaan variasi metode pembelajaran tidak banyak dilakukan

3. Penggunaan media atau alat peraga pembelajaran tidak banyak dilakukan 4. Pembelajaran pada mata pelajaran kesehatan ikan masih menggunakan

pendekatan guru terpusat dengan metode ceramah.

5. Ketersediaan materi/bahan ajar mata pelajaran Ilmu Perikanan yang relevan masih belum memadai.

C.Batasan Masalah

Untuk mengefektifkan proses penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran menerapkan pendekatan modul.

2. Pembelajaran kesehatan ikan dibatasi pada standar kompetensi mengidentifikasi hama dan penyakit ikan dengan menggunakan modul.

(6)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana hasil belajar siswa dikelas kontrol dengan pembelajaran konvensional pada standar kompetensi Mengidentifikasi Hama dan Penyakit Ikan?

2. Bagaimana hasil belajar siswa di kelas eksperimen dengan pembelajaran berbasis modul pada standar kompetensi Mengidentifikasi Hama dan Penyakit Ikan?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil pembelajaran antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran berbasis modul pada standar kompetensi Mengidentifikasi Hama dan Penyakit Ikan?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui hasil belajar dengan pembelajaran konvensional pada standar kompetensi Mengidentifikasi Hama dan Penyakit Ikan.

2. Mengetahui hasil belajar dengan pembelajaran berbasis modul pada standar kompetensi Mengidentifikasi Hama dan Penyakit Ikan.

(7)

F. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai temuan awal untuk penelitian lebih lanjut tentang penggunaan modul dalam pengembangan pengetahuan siswa pada satuan mata pelajaran produktif lainnya.

2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam memilih media pembelajaran dalam upaya meningkatkan motivasi belajar, kreativitas dan hasil belajar siswa.

3. Bagi siswa, dapat menambah pengalaman dalam pembelajaran identifikasi hama dan penyakit ikan.

4. Bagi sekolah, sebagai acuan dan arahan untuk memperbaiki pembelajaran pada kelas Agribisnis Perikanan yang lebih mampu meningkatkan mutu peserta didik sehingga siswa dapat melebihi batas KKM (Kriteria Kelulusan Minimum) yang telah ditentukan sekolah.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi yang disusun ini terdiri dari lima bab. Adapun struktur dari setiap bab, sebagai berikut:

(8)

2. Bab II berisi kajian pustaka. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian dan tujuan. Bab II terdiri dari: teori belajar dan pembelajaran, pengertian hasil belajar, penggunaan modul dalam pembelajaran, identifikasi hama dan penyakit ikan, anggpan dasar, kerangka pemikiran, dan hipotesis.

3. Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai lokasi dan subyek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, dan analisa data.

4. Bab IV terdiri dari dua hal utama, yaitu:

a) Pengolahan atau analisa data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian.

b) Pembahasan atau analisis temuan.

(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK PP Negeri Tanjungsari Sumedang dengan subyek siswa kelas X program keahlian Agribisnis Perikanan sebanyak satu kelas yang berjumlah 32 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan cara sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiono, 2009: 68).

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Pre-test dan Post-test diberikan kepada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Perlakuan penelitian diberikan kepada kelompok eksperimen, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul. Pola desain penelitian ini digambarkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1. Desain Penelitian

kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen T X T1

Kontrol T X T1

Sumber: Sugiono, 2010: 111 Keterangan:

(10)

T1 : Post-test

X : Perlakuan terhadap kelas eksperimen, yaitu dengan menerapkan pembelajaran menggunakan modul, sedangkan pada kelas kontrol yaitu dengan menerapkan pembelajaran secara konvensional.

C.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu suatu metode penelitian yang melakukan observasi di bawah kondisi buatan (artificial condition) dimana kondisi itu dibuat dan diatur oleh peneliti.

“Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendalikan”. (Sugiyono, 2012:109)

D. Definisi Operasional

Pembelajaran Berbasis Modul

Kesehatan Ikan adalah Mata Pelajaran yang berada di kelas X Agribisnis Perikanan, yang memiliki beberapa standar kompetensi. salah satu standar kompetensi yang terdapat dalam Mata Pelajaran Kesehatan Ikan adalah Identifikasi Hama dan Penyakit Ikan. Identifikasi Hama dan Penyakit Ikan terdiri dari beberapa Kompetensi Dasar, yaitu:

a. Tanda tanda ikan sakit

(11)

c. Mengidentifikasi penyakit berdasaran tingkatan

d. Mengidentifikasi macam-macam penyakit ikan bedasarkan penyebaran

Modul adalah paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Penerapan pembelajaran berbasis modul dalam pembelajaran Identifikasi Hama dan Penyakit Ikan terhadap hasil belajar siswa, merupakan serangkaian kegiatan penelitian pembelajaran dengan menggunakan modul pada salah satu standar kompetensi Mata Pelajaran Kesehatan Ikan. Peran guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran ini, dituntut untuk dapat memberikan pengayaan dalam ketuntasan pembelajaran pada standar kompetensi yang telah ditetapkan.

Siswa dapat belajar secara mandiri dan aktif untuk meningkatkan pengetahuannya dengan bimbingan guru pada waktu pembelajaran yang telah di tetapkan. Efektifitas penerapan modul akan dapat terlihat pada ketuntasan belajar siswa dalam satuan materi pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga hasil belajar dengan menggunakan modul dapat dijadikan kesimpulan dalam kegitan penelitian ini. E. Instrumen Penelitian

(12)

proses pembelajaran.

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Validitas

Uji validitas alat evaluasi bertujuan untuk mengetahui valid tidaknya suatu instrumen tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Korelasi dihitung dengan menggunakan rumus produk momen dari Pearson sebagai berikut:

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y

N = banyaknya peserta tes X = nilai hasil ujicoba

Y = nilai rata-rata ulangan harian

Untuk mengetahui tinggi, sedang, atau rendahnya validitas instrumen, nilai koefisien diinterpretasikan dengan klasifikasi menurut Arikunto (2007: 75) sebagai berikut:

0,800 ≤ rxy≤ 1,00 korelasi sangat tinggi

(13)

0,200 ≤ rxy < 0,400 korelasi rendah

0,00 ≤ rxy≤ 0,200 korelasi sangat rendah.

Berdasarkan perhitungan validitas keseluruhan butir soal uji coba, seluruh soal dinyatakan valid.

2. Reliabilitas

Suatu tes dikatakan reliabel apabila hasil tes tersebut tetap apabila diteskan berkali-kali. Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrument atau alat evaluasi dilakukan dengan cara menghitung koefisien reliabilitas instrumen. Perhitungan koefisien reliablitas ini dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown (Arikunto, 2007: 93) berikut:

r = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes.

Koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut:

(14)

0,90 ≤ r11 < 1,00 derajat reliablitas sangat tinggi.

Hasil uji coba soal pada 30 soal, menunjukan bahwa reliabilitas soal tersebut adalah 0.01039. Nilai tersebut mengartikan bahwa reliabilitas soal yang diujikan rendah.

3. Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran menyatakan sukar atau mudahnya sebuah soal. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran tiap butir soal adalah sebagai berikut (Arikunto, 2007: 208):

Keterangan:

P = indeks kesukaran butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk mengetahui interpretasi indeks kesukaran tiap butir soal yang digunakan adalah sebagai berikut (Arikunto,2007:210):

0,00 < IK ≤ 0,30 soal sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 soal sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 soal mudah

Hasil uji coba soal pada 30 soal, menunjukan bahwa tingkat kesukaran soal tersebut adalah 0.422. Nilai tersebut mengartikan bahwa tingkat kesukaran soal yang diujikan sedang.

(15)

4. Daya Pembeda

Arikunto (2007: 211), menyatakan “Daya pembeda soal adalah kemampuan

suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan rendah)”. Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut:

Pb Pa Jb Bb Ja Ba

D   

Keterangan :

D = Daya Pembeda

Ja = banyaknya peserta kelompok atas Jb = banyaknya peserta kelompok bawah

Ba = banyaknya kelompok peserta atas yang menjawab soal dengan benar Bb = banyaknya kelompok peserta bawah yang menjawab soal dengan benar Pa = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.

Pb = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang digunakan adalah sebagai berikut (Arikunto, 2007: 218):

0,00 < DP ≤ 0,20 jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 cukup

(16)

0,70 < DP ≤ 1,00 sangat baik

Hasil uji coba soal pada 30 soal, menunjukan bahwa daya beda soal tersebut adalah 0,2437. Nilai tersebut mengartikan bahwa daya beda soal yang diujikan cukup.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian diambil dari hasil tes. Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Tes Awal (Pre test)

Prasyarat dalam penelitian ini dilakukan tes awal sebelum diberi perlakuan. Pretest dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kemampuan awal siswa tentang

pengetahuan mengidentifikasi hama dan penyakit ikan. 2. Tes Akhir (Pos test)

Postest merupakan data tes akhir yang digunakan untuk mengungkapkan

tingkat pengetahuan siswa tentang standar kompetensi mengidentifikasi hama dan penyakit ikan setelah siswa menerima pembelajaran dengan pendekatan yang berbeda.

3. Observasi

(17)

H. Teknik Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah data tes hasil belajar dan hasil observasi diperoleh. Analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Analisa Tes Hasil Belajar

Untuk mengetahui efektifitas peningkatan hasil belajar yaitu dihitung menggunakan teknik Normalized Gain. Normalized Gain dihitung dengan rumus:

N-gain = Skor post test-skor pre test Skor ideal-skor pre test

Skala nilai yang digunakan pada data N-gain terdapat pada tabel 3.3 menurut Hake (1998) di bawah ini:

Tabel 3.2. Kriteria Normalized Gain Skor N-gain Kriteria N-gain

0,70 < N-gain Tinggi

0,30 ≤ N-gain < 0,70 Sedang

N-gain , < 0,30 Rendah

(18)

2. Uji Normalitas Distribusi Data N-gain

Hasil uji normalitas distribusi data N-gain dengan metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan menggunakan SPSS 14. Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan spss 14 menghasilkan nilai untuk kelas eksperimen D= 0, 179 (p>0,05) dan untuk kelas kontrol D= 0,217 (p>0,05). Artinya N-gain data kelas eksperimen dan kelas kontrol pada kelas kontrol berdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas Data N-gain

Uji homogenitas data N-gain digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai varians yang sama atau berbeda. Uji homogenitas dilakukan berdasarkan hasil dari nilai Fhitung dan Ftabel.Kriteria untuk homogenitas n-gain kelas

eksperimen dan kelas kontrol yaitu: jika Fhitung ≤ Ftabel maka data bersifat homogen.

Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas N-gain dapat dilihat pada tebel 3.5 berikut:

Tabel 3.3. Hasil Uji Homogenitas N-gain Kelas n Varians F hitung F tabel

(95%)

Keterangan

Eksperimen 16 0.13

1,23 2,40

F hitung <F tabel

(kedua varians homogen) Kontrol 16 0.16

(19)

4. Hasil Observasi

Data observasi diperoleh dengan melihat data pada lembar observasi. Sudjana (2006: 77-78) menyatakan “Skala penilaian yang digunakan yaitu dengan rentang

nilai dalam bentuk angka 1,2,3, dan 4”. Angka tersebut memiliki arti:

1 = kurang 3 = baik 2 = cukup 4 = baik sekali

Data yang diperoleh akan dihitung dengan rumus (Sudjana, 2006:78):

N = nilai yang diperoleh

nilai maksimal

x 100

Hasil observasi yang diperoleh kemudian dikonversikan pada tabel 3.4 menurut Sudjana (2006) dibawah ini:

Tabel 3.4. Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru

Nilai Keterangan

10-29 Sangat kurang

30-49 Kurang

50-69 Cukup

70-89 Baik

90-100 Baik sekali

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa penerapan pembelajaran berbasis modul pada mata pelajaran kesehatan ikan, simpulan yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa di kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional pada standar kompetensi mengidentifikasi hama dan penyakit ikan memperoleh kategori sedang.

2. Hasil belajar siswa pada pembelajaran identifikasi hama dan penyakit ikan dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis modul memperoleh kategori tinggi

3. Terdapat perbedaan hasil pembelajaran antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran berbasis modul pada standar kompetensi mengidentifikasi hama dan penyakit ikan. Pembelajaran berbasis modul dinilai lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional.

B.Saran

Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan dan simpulan yang telah diberikan di atas, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Saran untuk Sekolah

(21)

dengan kebutuhan siswa. Saran ini didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukan penerapan pembelajaran modul terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran berbasis modul, memerlukan banyak fasilitas yang akan melibatkan soal pembiayaan, pembiayaan tersebut meliuti gaji pegawai tambahan untuk mengurusi administrasi modul untuk itu perlu masalah pendanaan perlu disiapkan. Pembelajaran modular dapat memungkinkan siswa menyelesaikan studi pada waktu yang tidak bersamaan, untuk itu perlu perlu di buatkan jadwal yang terukur untuk mencapai ketuntasan belajar siswa secara bersama-sama.

2. Saran untuk Peneliti berikutnya

(22)

DAFTAR ISI ... iii

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Belajar dan Pembelajaran ... 6

B. Pengertian Hasil Belajar ... 8

C. Penggunaan Modul dalam Pembelajaran ... 11

1. Pengertian Modul ... 13

2. Fungsi dan Tujuan Modul Pembelajaran ... 13

3. Keuntungan Modul Pembelajaran Bagi Siswa ... 15

4. Keuntungan Modul Bagi Pengajar ... 18

5. Pembelajaran modular ... 19

D. Identifikasi Hama dan Penyakit Ikan ... 20

E. Anggapan Dasar ... 22

F. Kerangka Pemikiran ... 23

G. Hipotesis ... 23

BAB III. METODE PENELITIAN... 25

A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 25

B. Desain Penelitian ... 25

C. Metode Penelitian ... 26

D. Definisi Operasional ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 28

1. Validitas ... 28

2. Realibilitas ... 29

3. Indeks Kesukaran ... 30

(23)

H. Teknik Analisa Data ... 33

1. Analisa Tes Hasil Belajar ... 33

2. Uji Normalitas Distribusi data N-gain ... 34

3. Uji Homogenitas data N-gain ... 34

4. Hasil Observasi ... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Hasil Penelitian ... 36

1. Kelas Eksperimen ... 36

2. Kelas Kontrol... 37

3. Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 38

4. Uji Hipotesis N-gain... 39

B. Pembahasan ... 40

1. Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 40

2. Hasil Observasi ... 41

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

A. Kesimpulan... 45

B. Saran ... 45

Gambar

Tabel 3.2. Kriteria Normalized Gain
Tabel 3.3.  Hasil Uji Homogenitas N-gain
Tabel 3.4. Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru

Referensi

Dokumen terkait

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN KERINCI TAHUN ANGGARAN 2013 KEGIATAN.. PEKERJAAN Konsultan Perencanaan Cetak Sawah SID 2014 LOKASI

Oleh karena itu, sesuai dengan apa yang dimaksud dengan “setiap orang” yang terdapat dalam pasal 2 ayat (1) dapat terdiri atas orang perorangan, dan atau korporasi..

Break Even Point (BEP), dengan teknik analisis Break Even Point (BEP) dapat dilakukan analisis terhadap hubungan antara biaya, volume produksi, harga jual dan laba sehingga

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian yang menunjukan nilai ekonomi air total resapan hutan lindung Gunung Sinabung dan hutan lindung TWA Deleng Lancuk di Desa Kuta Gugung dan Desa Sigarang

Pagu Anggaran K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggambarkan arah kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden yang dirinci palingc. sedikit menurut

bahwa untuk melaksanakan tugas dan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun

1. Program merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi K/L yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi unit Eselon I atau unit K/L yang