PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KERJA DENGAN MENGGUNAKAN MODUL PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN
KOMPETENSI SISWA SMK
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknologi Agroindustri
oleh Susi Susanti NIM 1106094
PROGRAM STUDIPENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Kerja dengan
Menggunakan Modul Praktikum
untuk Meningkatkan Kompetensi
Siswa SMK
Oleh
Susi Susanti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan
© Susi Susanti 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
SUSI SUSANTI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KERJA DENGAN MENGGUNAKAN MODUL PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN
KOMPETENSI SISWA SMK
disetujuidandisahkanolehpembimbing :
Pembimbing I
Dr. H. KaminSumardi, M.Pd NIP. 196709261997021001
Pembimbing II
Mustika NH, S.TP.,M.Pd NIP. 198401252012122002
Mengetahui
Ketua Program StudiPendidikanTeknologi Agroindustri
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan
yang betujuan untuk mempersiapkan peserta didik guna memasuki dunia kerja.
Peserta didik dapat memilih dan menempuh pendidikan sesuai dengan bidang
keahlian yang dimililiki maupun diminatinya. Penyelenggaraan pendidikan di
SMK diarahkan pada pembelajaran yang mengedepankan keterampilan kerja dan
pengetahuan praktis. Kompetensi keterampilan kerja peserta didik didapatkan
melalui kegiatan praktik. Kegiatan praktik merupakan kegiatan penting di SMK.
Hal tersebut karena kegiatan praktik dapat mengasah kemampuan peserta didik
menjadi terampil dan keterampilan tersebut merupakan tolak ukur utama
penerimaan peserta didik dalam dunia kerja. Kegiatan praktik atau yang lebih
dikenal dengan praktikum merupakan keterampilan produktif peserta didik selain
pengetahuan normatif dan adaptif yang didapat dalam proses pendidikan di SMK.
Uraian di atas sesuai dengan isi kurikulum SMK, yaitu: a). menyiapkan
peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap
professional; b). menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, mampu
mengembangkan diri; c). menyiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja tingka
tmenengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini
maupun masa yang akan datang; dan d). menyiapkan tamatan menjadi
warganegara yang produktif, adaptif dan kreatif.
Dunia pendidikan Indonesia saat ini perlu memiliki visi menyiapkan
sumber daya manusia yang handal dalam menghadapi persaingan dan kerjasama
secara global, salah satunya yaitu sumber daya manusia yang dihasilkan oleh
SMK sebagai tenaga kerja menengah. SMK didirikan dengan misi menyiapkan
tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri
Pencapaian hal tersebut memerlukan dukungan positif dari berbagai pihak
seperti industri, perdagangan dan masyarakat terhadap pelaksanaan pendidikan
kejuruan dengan menerapkan pembelajaran berbasis kerja. Pembelajaran berbasis
kerja merupakan model pembelajaran yang berfokus pada pengetahuan mengenai
praktik atau praktikum untuk memahami dan mengembangkan jenis pekerjaan
tertentu. Namun, terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis kerja salah satunya yaitu tidak terdapatnya acuan pokok dalam
melaksanakan praktikum. Acuan pokok tersebut salah satunya yaitu berupa modul
praktikum. Sudira (2006) mengemukakan bahwa salah satu prinsip pembelajaran
berbasis kompetensi seperti praktikum adalah menggunakan modul praktikum.
Modul praktikum merupakan salah satu media pembelajaran yang digunakan
untuk mengatur berlangsungnya praktikum secara terstruktur. Selain itu, modul
praktikum berguna sebagai dasar awal pengetahuan peserta didik terhadap materi
yang akan dipraktikumkan.
Pembelajaran berbasis kerja sudah diterapkan di SMK Negeri 4 Garut.
Salah satu program keahlian yang sudah menerapkan pembelajaran berbasis kerja
yaitu program keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan.
Pembelajaran dilakukan dengan melalui pembelajaran klasikal di kelas oleh guru
untuk memberikan arahan kepada peserta didik dalam melakukan praktikum.
Selain itu, guru bertugas memonitoring dan mengevaluasi serta memberi masukan
kepada peserta didik pada saat melakukan praktikum sehingga pencapaian standar
kompetensi diharapkan dapat dengan mudah untuk dinilai. Namun, pembelajaran
berbasis kerja di program keahlian Agribisnis Hasil Pertanian dan Perikanan
belum menyertakan modul praktikum dalam pelaksanaannya. Penggunaan modul
praktikum digunakan sebagai salah satu upaya agar peserta didik dapat mencapai
standar kompetensi dengan lebih baik. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran
berbasis kerja di program keahlian Agribisnis Hasil Pertanian dan Perikanan
belum terstandar sehingga pencapaian kompetensi siswa belum dapat terukur
Pembelajaran berbasis kerja berkaitan erat dengan pencapaian standar
kompetensi yang ada didalam isi kurikulum SMK. Meskipun peserta didik sudah
terbiasa melaksanakan praktikum, belum tentu pelaksanaan praktikum tersebut
telah sesuai dengan standar kompetensi kurikulum SMK. Hal tersebut
dikarenakan pembelajaran berbasis kerja perlu selaras dengan tuntutan kurikulum
di sekolah dalam hal pencapaian kompetensi yang akan didapat oleh peserta
didik. Selain itu, pencapaian hasil belajar peserta didik di lapangan tentu harus
memenuhi ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor
(keterampilan).
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Kerja dengan Menggunakan Modul
Praktikum untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK”. Penelitian ini merupakan studi kasus di SMK Negeri 4 Garut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ditemukan masalah yang memperkuat
mengapa penelitian ini perlu dilakukan, antara lain:
1. Tidak terlaksananya proses pembelajaran berbasis kerja berupa praktikum
dengan baik pada program keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
dan Perikanan di SMK Negeri 4 Garut.
2. Tidak adanya modul pelaksanaan praktikum yang dibuat oleh guru untuk
mengarahkan peserta didik melaksanakan praktikum.
3. Tidak terlaksananya evaluasi pembelajaran berbasis kerja berupa praktikum
C. Batasan Masalah
Untuk mengefektifkan proses penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada
masalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilaksanakan sampai uji pemakaian kelompok besar sehingga
penelitian ini dibatasi dalam satu tingkatan sampel yaitu siswa kelas XI pada
program keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Penelitian dan Perikanan di
SMK Negeri 4 Garut.
2. Modul diterapkan pada mata pelajaran produksi hasil nabati, kompetensi dasar
menerapkan prinsip pengolahan sayuran dan melaksanakan produksi olahan
sayuran.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran berbasis kerja berupa praktikum yang
digunakan pada pembelajaran berbasis kerja di program keahlian Agribisnis
Hasil Pertanian SMK Negeri 4 Garut?
2. Bagaimana penyusunan modul praktikum standar yang digunakan pada
pembelajaran berbasis kerja di SMK Negeri 4 Garut?
3. Bagaimana hasil evaluasi pembelajaran berbasis kerja berupa praktikum oleh
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari
penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Tercapainya pelaksanaan pembelajaran berbasis kerja dengan penerapan
modul praktikum di program keahlian Agribisnis Hasil Pertanian di SMK
Negeri 4 Garut.
2. Dihasilkan bahan pembelajaran berupa modul praktikum untuk mata pelajaran
produksi hasil nabati, kompetensi dasar menerapkan prinsip pengolahan
sayuran dan melaksanakan produksi olahan sayuran.
3. Diperoleh hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran berbasis kerja.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baru mengenai
pelaksanaan pembelajaran berbasis kerja berupa praktikum dengan penerapan
modul praktikum.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penggunaan bahan
pembelajaran berupa modul praktikum sebagai acuan pelaksanaan praktikum.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai evaluasi
G. Sistematika Penulisan
Penulisan proposal skripsi ini disusun dalam tiga bab, dengan alur
penulisan sebagai berikut:
1. Bagian awal skripsi
Pada bagian awal skripsi penulis menyertakan halaman sampul,
halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar
tabel.
2. Bagian isi
Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini penulis mengungkapkan pembahasan latar belakang
masalah yang diteliti serta penjelasan mengenai alasan masalah tersebut
diteliti, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah,tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan proposal skripsi.
Bab II : Landasan Teori
Pada bab ini dibahas mengenai landasan teoritis dan empiris yang
mendasari penjelasan variabel dalam penelitian sebagai tolak ukur berpikir
dalam penelitian ini.
Bab III : Metode Penelitian
Pada bab ini dibahas mengenai penelitian yang meliputi lokasi dan
subjek populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, instrumen
penelitian dan teknik analisis data.
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini dibahas mengenai hasil dari penelitian dan pemaparan
bahasanhasil dari penelitian tersebut.
Bab V : Simpulan dan Saran
Pada bab ini dibahas mengenai simpulan dari seluruh bab dan saran
yang diberikan oleh peneliti untuk penelitian selanjutnya.
Pada bagian akhir ini terdiri dari daftar pustaka dan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Garut pada mata pelajaran
produksi hasil nabati, kompetensi dasar prinsip pengolahan dan produksi sayuran.
Subjek penelitian yang diteliti adalah siswa kelas XI program keahlian Agribisnis
Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan sebanyak satu kelas yang berjumlah 31
orang.
B. Populasi dan Sampel
Menurut Margono (2004:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi
perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Subjek
populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI program keahlian Agribisnis
Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan SMK Negeri 4 Garut yang berjumlah 1
kelas dengan jumlah siswa 31 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan sampel total yaitu seluruh siswa kelas XI program keahlian Agribisnis
Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan SMK Negeri 4 Garut. Sampel total
adalah teknik pengambilan sampel dimanajumlah sampel sama dengan populasi.
Hal tersebut karena jumlah populasi yangkurang dari 100 seluruh populasi
dijadikan sampel penelitian semuanya(Sugiyono, 2007).
C. Metode dan Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatanResearch and
Development(R&D). R&D adalah upaya untuk menghasilkan suatu produk berupa
materi, media, alat, dan atau strategi pembelajaran (Sugiyono, 2013). Pengaruh
penerapan model pembelajaran berbasis kerja menggunakan modul praktikum
Pada penelitian ini digunakan bentuk one-shot case study dengan langkah
suatu kelompok diberi perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya (Sugiyono,
2013). Pada penelitian ini digunakan instrumen atau alat pengumpul data yang
menghasilkan data berbentuk angka (numerik). Data tersebut dianalisis sesuai
dengan metode statistik yang digunakan kemudian dideskripsikan. Rancangan
desain penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1.One-Shot Case Study
Keterangan:
X = Perlakuan yang diberikan O = Observasi
D. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian (Darmadi, 2013:220). Desain yang
digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model penelitian dan
pengembangan yang dipaparkan oleh Sugiyono (2013:408) dengan modifikasi
yaitu:
Gambar 3.2 Langkah-Langkah Menggunakan Metode R&D dengan Modifikasi
1. Desain modul praktikum
Produk-produk R&D dalam bidang pendidikan diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya
banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah modul praktikum produksi hasil nabati.
2. Validasi desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk, dalam hal ini apakah modul secara rasional akan lebih
efektif dari metode pembelajaran yang sudah ada. Penilaian yang dihasilkan
masih berupa pemikiran rasional, belum berbentuk fakta lapangan. Validasi
produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau
tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang telah
dirancang tersebut. Tenaga ahli yang menilai produk yaitu ahli media, ahli
bahasa dan ahli materi.
3. Revisi desain
Hasil penilaian validasi akan diketahui kelemahan produk tersebut.
Kelemahan tersebut selanjutnya direvisi oleh peneliti untuk menghasilkan
produk yang baik dan layak.
4. Uji coba produk skala kecil
Desain produk setelah divalidasi dan direvisi dapat langsung diuji
coba. Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penerapan pembelajaran
berbasis kerja menggunakan modul praktikum. Setelah disimulasikan maka
diujicobakan pada kelompok terbatas. Pada uji coba produk skala kecil
diberikan angket kepada kelompok terbatas, guru mata pelajaran dan lembar
observasi pelaksanaan pembelajaran berbasis kerja untuk mendapatkan
informasi keefektifan pembelajaran berbasis kerja menggunakan modul
5. Revisi modul praktikum
Revisi produk dilakukan apabila hasil angket pada kelompok terbatas
terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Jika tidak ada masalah atau nilai
yang diperoleh baik, maka produk dapat dipakai pada uji coba pemakaian
skala besar.
6. Uji coba pemakaian skala besar
Uji coba pemakaian dilakukan apabila produk benar-benar layak
diujicobakan baik dari segi desain dan materi yang telah dilakukan perbaikan.
Pada uji coba pemakaian skala besar, peserta didik diberikan soal untuk
menganalisis ketercapaian kognitif setelah melakukan praktikum
menggunakan modul dan angket untuk mengetahui tanggapan peserta didik
terhadap modul praktikum. Selain itu, diberikan lembar observasi kepada
peserta didik, guru mata pelajaran dan lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran berbasis kerja untuk menganalisis ketercapaian afektif,
psikomotorik peserta didik.
7. Revisi modul praktikum
Revisi produk dilakukan apabila dalam uji coba pemakaian kelompok
besar terdapat kekurangan dan kelemahan. Jika tidak ada masalah atau nilai
yang diperoleh baik, maka produk dapat dibuat masal.
8. Modul Praktikum Produksi Hasil Nabati
Modul praktikum menjadi produk akhir yang valid setelah melalui
validasi dan revisi dari ahli media, materi serta bahasa dilengkapi dengan
revisi melalui angket tanggapan siswa mengenai modul praktikum produksi
hasil nabati yang diujicobakan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ayang digunakan oleh peneliti dalam
kegiatan mengumpulkan data atau informasi agar kegiatan tersebut menjadi
mudah dan sistematis. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam
1. Angket
Angket yang digunakan dalam instrument penelitian ini yaitu berupa
angket validasi ahli materi, ahli media, ahli bahasa, guru mata pelajaran dan
angket tanggapan siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket yang diberikan kepada ahli materi, ahli media dan ahli bahasa.
Adapun angket validasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Angket validasi ahli media
Instrumen kelayakan modul praktikum ditinjau dari media
pembelajaran. Instrumen yang digunakan untuk ahli media pembelajaran
berupa angket tertutup yaitu angket yang berisikan pernyataan yang
mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari
setiap pernyataan yang tersedia. Angket untuk ahli media berisikan
kesesuaian modul pembelajaran dilihat dari ukuran modul, desain sampul
modul dan isi modul (BSNP, 2008).
b. Angket validasi ahli materi
Instrumen kelayakan modul pembelajaran ditinjau dari ahli materi.
Instrumen yang digunakan untuk ahli materi juga menggunakan angket
tertutup yaitu yang berisikan ketercapaian kompetensi yang tersampaikan
dalam modul praktikum tersebut.
c. Angket validasi ahli bahasa
Instrumen kelayakan modul pembelajaran ditinjau dari ahli bahasa.
Instrumen yang digunakan untuk ahli bahasa terdiri dari beberapa aspek
yaitu: kelugasan modul, komunikatif, dialogis, interaktif, kesesuaian
dengan peserta didik, kesesuaian dengan kaidah bahasa, penggunaan
istilah, simbol atau ikon.
2. Tes
Tes yang diberikan berupa kerja praktik (praktikum) dan tes tulis. Tes
tulis menggunakan tes essay yang mencakup materi yang diajarkan kepada
siswa kelas XI program keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian dan
3. Lembar Observasi
Pelaksanaan observasi pembelajaran berbasis kerja menggunakan
modul praktikum dilapangan menggunakan lembar observasi. Lembar
observasi yang digunakan berupa lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran berbasis kerja, lembar observasi guru mata pelajaran dan lembar
observasi siswa. Observasi dilaksanakan pada tahap uji coba produk skala
kecil dan uji coba pemakaian skala besar.
F. Teknik Analisis Data
Terdapat beberapa teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini, antara lain:
1. Angket
Berupa perolehan data tentang persepsi modul dari ahli isi materi, ahli
media dan ahli bahasa. Kemudian data tersebut akan diberi penilaian
menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk menilai angket
dengan pilihan jawaban berupa data kualitatif. Data kualitatif tersebut diubah
menjadi data kuantitatif dengan penentuan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Skala Likert
Sumber: Sanjaya dan Trisanti (2013)
Setelah diubah menjadi data kuantitatif, data akan diubah menjadi
bentuk persentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase dari
P =
x 100% ………...………(3.1)
Keterangan: P = persentase skor
f = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimum I = jumlah item
R = jumlah responden (observer)
Hasil perhitungan diinterpretasikan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Interpretasi Skor
Persentase (%) Kriteria
0-20 Sangat lemah
21-40 Lemah
41-60 Cukup
61-80 Baik/Layak
81-100 Sangat baik/Sangat layak Sumber: Sanjaya dan Trisanti (2013)
Berdasarkan kriteria tersebut, maka modul praktikum dikatakan layak apabila
persentasenya ≥60% dari semua aspek (Sanjaya dan Trisanti, 2013).
2. Pengolahan Data Hasil Tes
Pengukuran efektivitas penerapan modul praktikum terhadap
kompetensi siswa diukur melalui hasil tes tulis setelah praktikum (post test)
dan tes kompetensi. Soal post test akan diketahui keabsahannya melalui
expert judgement. Nilai post test dan nilai praktik tiap siswa dianalisis dengan
menggunakan rumus:
Nilai =
Modul praktikum dikatakan efektif apabila nilai post test dan nilai
praktik sekurang-kurangnya 60% dari total siswa mencapai KKM KD yaitu ≥
70.
3. Analisis lembar observasi
Data yang diperoleh dari hasil observasi digunakan untuk mengetahui
keefektifan pelaksanaan pembelajaran berbasis kerja yang dianalisis
menggunakan skala Likert. Skala Likert yang digunakan dalam penilaian
lembar observasi terdapat pada tabel 3.1. Data hasil observasi dideskripsikan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P = x 100% ……….………..(3.3)
Keterangan: P = persentase skor
f = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimum
Hasil pengolahan nilai yang diperoleh dikonfersikan pada tabel 3.2.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka pembelajaran berbasis kerja dikatakan
Susi Susanti, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Kerja Dengan Menggunakan Modul Praktikum Untuk BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
1. Pembelajaran berbasis kerja berupa praktikum dinyatakan sangat baik. Hal
tersebut ditunjukkan dari pencapaian pelaksanaan pembelajaran berbasis kerja
dan guru menunjukkan perolehan persentase ketercapaian sebesar 88,9% serta
pencapaian siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis kerja berupa
praktikum yang menunjukkan perolehan rata-rata persentase ketercapaian
sebesar 83,4%.
2. Modul praktikum produksi hasil nabati mampu membuat materi mudah
dimengerti siswa dan belajar menjadi tidak membosankan. Selain itu, modul
praktikum produksi hasil nabati dapat membuat pelaksanaan pembelajaran
berbasis kerja berupa praktikum menjadi terarah dan runut.
3. Penerapan modul praktikum produksi hasil nabati terhadap pemahaman siswa
dinilai baik. Hal tersebut ditunjukan dari hasil belajar siswa dan hasil tes
kompetensi siswa berturut-turut yakni 75,0% dan 100% siswa telah mencapai
KKM.
B.Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti
yaitu:
1. Penerapan model pembelajaran berbasis kerja dapat dilaksanakan dengan
model pembelajaran berbasis kerja lainnya berupa program magang,
kunjungan lapangan dan sebagainya.
2. Pengembangan modul praktikum hendaknya dilakukan pada skala yang
lebih besar misalnya pengembangan dilakukan pada beberapa kompetensi