• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DI SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DI SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DI SDN PASIRWANGI

KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Hesty Pratiwi

0902883

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGODIK

(2)

Halaman Hak Cipta

PENERAPAN METODE SOSIODRAMA UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

SISWA KELAS V DI SDN PASIRWANGI KABUPATEN

BANDUNG BARAT

Oleh Hesty Pratiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Hesty Pratiwi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DI SDN PASIRWANGI

KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh Hesty Pratiwi

0902883

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. H. Babang Robandi, M.Pd NIP.196108141986031001

Pembimbing II

Dra.Tatat Hartati, M.Ed, Ph.D NIP. 1953031201979032002

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

(4)

NIP. 195803051984031002 LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DI SDN PASIRWANGI

KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh Hesty Pratiwi

0902883

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. H. Babang Robandi, M.Pd NIP.196108141986031001

Pembimbing II

Dra.Tatat Hartati, M.Ed, Ph.D NIP. 1953031201979032002

Diketahui,

a.n Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Ketua Jurusan Pedagogik

(5)
(6)

ABSTRAK

PENERAPAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DI SDN PASIRWANGI

KABUPATEN BANDUNG BARAT Oleh

Hesty Pratiwi 0902883

(7)

v

PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 5

E. Hipotesis Tindakan ... 6

F. Penjelasan Istilah ... 6

BAB II PENERAPAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ... 7

A. Keterampilan Berbicara ... 7

1. Pengertian Berbicara ... 7

2. Tujuan Berbicara ... 8

3. Konsep Dasar Berbicara ... 9

4. Jenis-jenis Berbicara ... 10

6. Efektivitas Berbicara ... 11

7. Teknik Berbicara ... 12

8. Sikap Mental dalam Berbicara ... 12

(8)

vi

10. Rambu-rambu dalam Berbicara ... 14

11. Penilaian Keterampilan Berbicara... 14

B. Metode Sosiodrama ... 15

1. Pengertian Metode Sosiodrama ... 15

2. Tujuan Metode Sosiodrama ... 16

3. Peranan Metode Sosiodrama ... 17

4. Langkah-langkah Metode Sosiodrama ... 17

5. Implikasi Metode Sosiodrama pada Proses Pembelajaran ... 18

6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Sosiodrama ... 19

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Metode Sosiodrama ... 20

C. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 20

D. Kerangka Berpikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Pendekatan dan Metode ... 24

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subjek Penelitian ... 27

D. Prosedur Penelitian... 27

E. Instrument Penelitian ... 30

F. Analisi dan Interprestasi Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil penelitian ... 34

1. Deskripsi Siklus I ... 34

a. Perencanaan ... 34

b. Pelaksanaan ... 35

c. Pengamatan (observasi) ... 38

1) Kegiatan Guru ... 38

2) Kegiatan siswa ... 38

3) Hasil wawancara ... 38

(9)

vii

d. Refleksi ... 41

e. Resume Pelaksanaan Siklus I ... 44

3. Deskripsi Siklus II ... 46

a. Perencanaan ... 46

b. Pelaksanaan ... 47

c. Pengamatan (observasi) ... 49

1) Kegiatan Guru ... 49

2) Kegiatan siswa ... 49

3) Hasil Belajar Siswa ... 50

d. Refleksi ... 52

e. Resume Pelaksanaan Siklus I ... 55

4. Deskripsi Siklus III ... 57

a. Perencanaan ... 57

b. Pelaksanaan ... 58

c. Pengamatan (observasi) ... 59

1) Kegiatan Guru ... 59

2) Kegiatan siswa ... 60

3) Hasil Wawancara ... 60

4) Hasil Belajar Siswa ... 61

d. Refleksi ... 63

e. Resume Pelaksanaan Siklus I ... 66

B. Pembahasan ... 68

1. Perencanaan Pembelajaran ... 67

2. pelaksanaan pembelajaran ... 69

3. Hasil Belajar Siswa ... 72

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 82

A. Simpulan ... 82

B. Rekomendasi ... 83

(10)

viii

7. Lembar Observasi Guru Siklus I ... 106

8. Lembar Observasi Guru Siklus II ... 109

9. Lembar Observasi Guru Siklus III ... 111

10.Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 113

11.Lembar Observasi Guru Siklus II ... 115

12.Lembar Observasi Guru Siklus III ... 117

13.Lembar Wawancara Siklus I ... 119

14.Lembar Wawancara Siklus III ... 120

15.Lembar Penilaian Keterampilan Berbicara ... 121

16.Pedoman Penilain Keterampilan Berbicara ... 123

17.Naskah Drama ... 125

Lampiran B... 132

1. Sampel Hasil LKS ... 133

2. Hasil Observasi Guru Siklus I ... 148

3. Hasil Observasi Guru Siklus II ... 154

4. Hasil Observasi Guru Siklus III ... 158

5. Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 162

6. Hasil Observasi Guru Siklus II ... 166

7. Hasil Observasi Guru Siklus III ... 170

8. Hasil Wawancara Siklus I ... 174

9. Hasil Wawancara Siklus III ... 176

10.Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Aspek Kebahsaan Siklus I ... 179

(11)

ix

12.Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Aspek Kebahsaan Siklus III ... 183

13.Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Aspek Nonkebahsaan Siklus I . 185 14.Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Aspek Nonkebahsaan Siklus II ... 187 15.Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Aspek Nonkebahsaan Siklus III ... 189

16. Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa... 191

Lampiran C... 192

1. Dokumentasi Siklus I ... 193

2. Dokumentasi Siklus II ... 194

3. Dokumentasi Siklus III ... 195

Lampiran D ... 196 1. Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing

2. Surat Ijin Mengadakan Penelitian 3. Surat Keterangan Melakukan Penelitian

(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 23

Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 26

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Nilai Rata-rata Aspek Kebahasaan ... 72

Gambar 4.2 Grafik persentase Perbandingan Ketuntasan Aspek Kebahasaan ... 73

Gambar 4.3 Grafik Presentase Ketegori Nilai Aspek Kebahasaan ... 74

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Aspek Nonkebahasaan ... 75

Gambar 4.5 Grafik persentase Perbandingan Ketuntasan Aspek nonkebahasaan .. 75

Gambar 4.6 Grafik Presentase Ketegori Nilai Aspek Nonkebahasaan ... 76

Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Lembar Kerja Siswa ... 79

Gambar 4.8 Grafik Presentase Perbandingan Ketuntasan LKS ... 79

(13)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Resume Pelaksanaan Siklus I ... 44

Tabel 4.2 Resume Pelaksanaan Siklus II ... 55

Tabel 4.3 Resume Pelaksanaan Siklus III ... 66

Tabel 4.4 Sampel Hasil Wawancara Siklus I ... 77

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam berkomunikasi kita menggunakan bahasa verbal atau lisan , baik dalam menyampaikan atau menerima informasi. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat berbuat apa-apa, manusia tidak dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan kepada orang lain, sehingga bahasa lisan merupakan hal yang paling utama dalam aspek kebahasaan. Menurut Stewig (Resmini,2007) bahwa “Dari 2796 bahasa di dunia, semuanya memiliki bentuk bahasa lisan, tetapi hanya 153 saja yang mengembangkan bahasa tulisnya”.

Masyarakat Indonesia berasal dari beragam daerah dan suku bangsa, setiap daerah memiliki bahasa daerah yang berbeda dengan daerah lain. Bahasa daerah biasanya menjadi bahasa ibu bagi anak-anak Indonesia, karena adanya keberagaman bahasa anak-anak harus mempelajari bahasa kedua yaitu bahasa Indonesia. Untuk pengembangan kecakapan berbahasa Indonesia maka dilakukan pembelajaran melalui lembaga pendidikan.

(15)

2

tujuan, melainkan hanyalah sebagai alat agar kemampuan berbahasanya dapat berkembang dengan baik.

Pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha seseorang untuk memperoleh suatu pengalaman dan tingkah laku yang baru dari hasil suatu pembelajaran yang dilaksanakannya. Dengan adanya pembelajaran bahasa yang baik pada situasi yang formal seperti sekolah, diharapkan siswa dapat mengembangkan bahasanya dengan baik pula.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia anak diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan baik dan benar. Baik secara lisan maupun tulisan, serta dapat menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia. Kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra terdiri dari empat komponen yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.

Keterampilan berbicara adalah suatu keterampilan dasar yang sangat utama dalam pengembangan keterampilan lainnya, seperti menyimak, membaca, dan menulis. Menurut Tarigan (1986) bahwa “Salah satu aspek yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya”. Keterampilan berbicara harus dikuasai oleh seluruh siswa dalam proses pembelajaran, berhasilnya siswa dalam keterampilan berbicara diikuti keberhasilan pembelajaran untuk semua mata pelajaran.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi di kelas V SDN Pasirwangi Lembang pada semester 2 tahun ajaran 2012/2013 keterampilan berbicara siswa masih rendah. Rendahnya keterampilan berbicara siswa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut.

1. Siswa merasa jenuh dan bosan karena kegiatan pembelajaran yang pasif. 2. Siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran karena

penugasan berdasarkan buka paket yang hanya dicatat atau dirangkum. 3. Siswa kurang termotivasi untuk bertanya atau menjawab pertanyaan guru,

(16)

3

Keterampilan berbicara harus dikembangkan melalui latihan dan pembinaan sedini mungkin. Salah satu pengembangan keterampilan berbicara adalah metode sosiodrama. Sosiodrama adalah mendramatisasikan atau memerankan tingkah laku seseorang yang berhubungan dengan masalah yang terjadi dimasyarakat.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, ingin ditingkatkan kemampuan peserta didik dalam kemampuan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama. Diharapkan siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan aktif, kritis, dan selalu ingin mencoba disetiap proses pembelajaran. Dengan penggunaan metode sosiodrama siswa diarahkan untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, karena dilihat dari karakteristik siswa sekolah dasar lebih menyenangi belajar sambil bermain. Dengan penggunaan metode sosiodrama ini diharapkan siswa lebih termotivasi untuk belajar meningkatkan keterampilan berbicara, yang berguna untuk pembelajaran lainnya. Menurut Depdiknas (Adya Mubakhit, 2012) bahwa:

Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.

Metode sosiodrama dapat dilaksanakan dengan melibatkan seluruh siswa yang ada dikelas. Dengan memerankan tokoh yang ada pada naskah drama, siswa dapat berekspresi dan berapresiasi dalam kegiatan pembelajaran. Memerankan tokoh yang ada pada naskah drama tentu memberikan pengalaman yang baru dan menarik untuk siswa, karena mereka dapat merasakan sebagai individu lain yang sesuai dengan naskah drama.

(17)

4

rasa tanggung jawab siswa baik dalam memerankan tokoh yang diperankan dan tanggung jawab terhadap tugas kelompok yang diberikan kepada mereka, menumbuhkan rasa peduli sosial serta peka terhadap perasaan orang lain. Sosiodrama adalah salah satu metode untuk pengembangan keterampilan berbicara yang harus dilatih dengan sungguh-sungguh siswa melalui kegiatan pembelajaran, yang diharapkan menumbuhkan motivasi dan rasa antusias siswa terhadap kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mencoba melakukan penelitian dengan judul, “Penerapan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V di SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah-masalah seperti berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran materi keterampilan berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama pada kelas V di SDN Pasirwangi?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran materi keterampilan berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama pada kelas V di SDN Pasirwangi?

3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara melalui metode sosiodrama pada siswa kelas V di SDN Pasirwangi?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

(18)

5

2. Tujuan Khusus

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang:

a. Perencanaan pembelajaran materi keterampilan berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama pada kelas V di SDN Pasirwangi. b. Pelaksanaan pembelajaran materi keterampilan berbicara dengan

menggunakan metode sosiodrama pada kelas V di SDN Pasirwangi. c. Peningkatan hasil belajar keterampilan berbicara melalui metode

sosiodrama pada siswa kelas V di SDN Pasirwangi.

D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat Teoritis :

a. Mendapatkan teori tentang peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama.

b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis :

a. Manfaat bagi guru

Memberikan alternatif metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbicara yang sesuai dengan materi memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat pada pelajaran bahasa Indonesia

b. Manfaat bagi siswa

Meningkatkan motivasi dan prestasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia terutama untuk meningkat keterampilan berbicara.

c. Manfaat bagi sekolah

(19)

6

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan penelitian ini adalah “Metode sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa di kelas V SDN Pasirwangi kabupaten Bandung Barat”

F. Penjelasan Istilah

1. Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara adalah suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh semua orang, untuk berkomunikasi dengan orang lain, menyampaikan informasi maupun menyampaikan ide dan gagasan yang dimiliki sehingga kreativitas kita bisa ditunjukakan kepada orang lain. 2. Metode Sosiodrama

(20)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berintraksi dengan orang-orang yang ditelitinya. Pendekatan ini sangat bermanfaat untuk latihan kependidikan, perilaku stimulus, penjelasan sosial, dan teori perkembangan kebijakan.

Penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat membatu guru memperbaiki proses pembelajaran secara efektif. Beberapa manfaat dari penelitian kualitatif adalah meningkatkan kualitas guru atau calon guru, guru dapat menjadi pengamat yang peka tehadap lingkungan sekolah, membantu pengembangan proses belajar dan kegiatan penelitian dapat masuk pada kurikulum sekolah dan siswa dapat terlibat secara langsung dalam proses penelitian.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran menjadi lebih baik lagi, ikut secara langsung dalam proses evaluasi dan melihat pengaruh nyata dari upaya yang dilakukan. Manfaat dari PTK adalah:

1. Menghasilkan laporan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. 2. Membiasakakan guru untuk meneliti.

3. Meningkatkan kemampuan guru pada proses pembelajaran.

4. Meningkatkan keterlibatan siswa pada proses pembelajaran sehingga siswa dapat tertarik dan menyenanginya.

5. Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, dan menyenangkan.

(21)

25

kekurangan atau permasalahan, maka perencanaan ini dapat dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya sampai tujuan yang diinginkan tercapai. Dengan menggunakan model ini diharapkan dapat membantu mempermudah penelitian dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan dan tujuan.

Secara garis besar ada empat tahap yang dilalui pada model kemmis dan Mc. Taggart, antara lain sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahap ini yaitu merencanakan rencana pelaksanaan dan tindakan-tindakan yang dilaksanakan pada saat proses pembelajaran. Rencana dibuat berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini yaitu kegiatan pelaksanaan perencanaan yang telah dibuat. Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan observasi.

3. Pengamatan/observasi.

Tahap observasi adalah tahap pengamatan kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengamatan dilaksanakan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Pada tahap ini dibantu oleh wali kelas dan teman sejawat yang menjadi observer. Tugas peneliti mengamati keaktifan siswa, sedangkan observer bertugas untuk mengamati aktivitas guru dan siswa.Hasil dari observasi didiskusikan untuk melihat tindakan apa yang dilaksanakan selanjutnya. Hasil diskusi dijadikan renungan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. 4. Refleksi

(22)

26

Adapun alur dari keempat tahap tersebut, digambarkan pada skema 3.1, dibawah ini:

Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

Perencanaan Siklus I

Pelaksanaan Observasi

Hasil Refleksi I

Perencanaan Siklus II

Pelaksanaan Observasi

Refleksi

Hasil Refleksi II

Perencanaan Siklus III

Pelaksanaan Observasi

Refleksi

Hasil Refleksi III

(23)

27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Peneltian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pasirwangi Lembang Kabupaten

Bandung Barat. Sekolah terletak di daerah perbukitan yang jauh dari hiruk pikuk kendaraan umum.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan

selesai, yaitu pada semester II pada tahun pelajaran 2012/2013. Dalam penelitian ini, pelaksanaan pembelajaran dalam tiga siklus. Untuk siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal 15 Mei 2013, siklus II dilaksanakan pada hari rabu tanggal 22 Mei 2013 dan siklus III pada hari jum’at tanggal 24 mei 2013.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa SDN Pasirwangi Lembang Kabupaten

Bandung Barat pada kelas V semester 2 dengan jumlah peserta didik 35 orang yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki. Tempat tinggal siswa cukup jauh dari sekolah, tetapi para siswa menempuh berjalanan kesekolah dengan berjalan kaki. Bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah yaitu bahasa sunda.

D. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan PTK pada penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus.

Sebelum melakukan penelitian, tindakan diawali dengan mengidentifikasi dan merumuskan masalah melalui observasi awal, kemudian melakukan refleksi untuk menentukan cara dan tindakan pemecahan masalah yang dilaksanakan pada siklus pertama. Hasil dari siklus pertama direfleksikan untuk diadakannya perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya.

(24)

28

Secara keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah:

1. Orientasi Lapangan (penelitian awal )

Sebelum menyusun perencanaan, dilakukannya observasi awal dengan kegiatan melakukan identifikasi masalah-masalah yang terjadi selama proses pembelajaran bahasa Indonesia, serta mencari penyebab kekurangan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini.

2. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi kegiatan:

a. Memilih dan menetapkan materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian.

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan materi yang telah ditentukan.

c. Menyusun instrument pengumpulan data, berupa lembar observasi, lembar wawancara, lembar kerja siswa dan lembar penilaian.

3. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan terdiri dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran, observasi, dan refleksi. Ketiga kegiatan selalu dilaksanakan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Secara lebih rinci tindakan yang dilaksanakan untuk setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Siklus I

1) Tahap Pelaksanaan

(25)

29

berkelompok. Dengan menggunakan metode seperti ini diharapkan setiap anggota kelompok dapat saling berinteraksi untuk saling memainkan perannya dan dapat mengemukakan pendapat sehingga siswa yang mengalami kesulitan dalam berbicara dapat mulai mengalami perbaikan. Apabila pada tindakan pertama terdapat kekurangan, maka ada perbaikan pada siklus selanjutnya. 2) Tahap Observasi

Observasi dilaksanakan saat kegiatan berlangsung, observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dari kegiatan pendahuluan hingga kegiatan penutup. Kegiatan dilakukan dengan melihat kesesuian perilaku antara kegiatan siswa dan guru dengan instrument yang telah disediakan

3) Tahap Refleksi

Setelah selesai pelaksanaan, guru dan observer menganalisis data hasil belajar dan merefleksi pelasanaan siklus I. Hasil analisis dijadikan refleksi sebagai bahan revisi rencana tindakan siklus II. Indikator capaian penelitian ini adalah dengan nilai rata-rata siswa sebesar 85, sehingga penelitian ini akan terus berlangsung apabila rata-rata kelas belum mencapai nilai tersebut.

b. Siklus II

1) Tahap Pelaksanaan

Pada pelaksanaan siklus II tahapan hampir sama dengan siklus I, tetapi perencanaan pembelajaran dibuat berdasarkan hasil refleksi dari siklus I.

2) Tahap Observasi

(26)

30

3) Tahap Refleksi

Setelah semua kegiatan dilaksanakan, guru menganalisis hasil kegaiatan belajar, yang dijadikan revisi dan rekomendasi untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya. Indikator capaian penelitian ini adalah dengan nilai rata-rata siswa sebesar 85, sehingga penelitian ini akan terus berlangsung apabila rata-rata kelas belum mencapai nilai tersebut.

c. Siklus III

1) Tahap Pelaksanaan

Pada pelaksanaan siklus III tahapan hampir sama dengan siklus II, tetapi perencanaan pembelajaran dibuat berdasarkan hasil refleksi dari siklus II.

2) Tahap Observasi

Dalam pelaksanaan observasi selama kegiatan pembelajaran, observer lebih memperhatikan hasil dari refleksi siklus sebelumnya yaitu siklus II.

3) Tahap Refleksi

Setelah semua kegiatan dilaksanakan, guru menganalisis hasil kegiatan belajar, yang dijadikan revisi dan rekomendasi untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya. Indikator capaian penelitian ini adalah dengan nilai rata-rata siswa sebesar 85, sehingga penelitian ini akan terus berlangsung apabila rata-rata kelas belum mencapai nilai tersebut.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(27)

31

2. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah lembar kegiatan yang digunakan untuk mengamati proses penelitian yang hasilnya menjadi acuan untuk melanjutkan penelitian selanjutnya.

Observasi juga bertujuan untuk memperoleh gambaran informasi mengenai aktivias guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diamati saat observasi adalah kemampuan membuka pelajaran, sikap guru dalam proses pembelajaran, proses pembelajaran, kemampuan menggunkan media, evalusi, dan kemampuan menutup pelajaran

3. Lembar Wawancara

Lembar wawancara adalah lembar yang digunakan untuk mengetahui kesan dan pesan dari siswa dari proses pembejaran yang telah dilaksanakan. Lembar wawancara dijadikan sebagai bahan refleksi untuk proses pembelajaran selanjutnya yang dilihat dari sudut pandang siswa. 4. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa adalah lembar yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman dan kemampuan siswa mengenai materi yang disampaikan.

5. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar berlangsung sebagai bukti bahwa penelitian tersebut pernah dilakukan. Dokumentasi digunakan dengan menggunakan kamera yang dilakukan oleh teman sejawat.

F. Analisis dan Interpretasi Data 1. Analisis Data

(28)

32

Analisis data dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan sejak awal. Pada proses pembelajaran dikelas, cara guru mengajar, aktivitas siswa, suasana kelas dan cara guru mengelola kelas peneliti menganalisi segala yang dilihat dan diamati,

Kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut; a. Mencatat hal yang diteliti secara rinci

b. Menganalisi data melalui reduksi data (merangkum hal-hal yang pokok) c. Memfokuskan pada hal yang penting dan membuang yang tidak perlu.

2. Interpretasi Data

Pada tahap ini peneliti memberikan temuan hasil penelitian yang berdasarkan teori, norma praktis, dan intruksi guru mengenai pembelajaran yang baik. hasil interprestasi ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi guru lain untuk melaksanakan tindakan dan mengadakan perubahan kinerja guru dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama.

Data yang telah diperoleh, harus dikategorikan sesuai dengan fokus penelitian, selanjutnya peneliti menginterprestasikan data yang telah dikumpulkan. Hal yang dilaksanakan peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan. b. Mendeskripsikan pelaksanaan setiap siklus

c. Mendeskripsikan hasil wawancara setiap siswa setelah berakhirnya proses pembelajaran

(29)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat pada siswa kelas V mengenai penerapan metode sosiodrama untuk meningkatkan keterampilan berbicara, diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Perencanaan siklus I disusun berdasarkan hasil observasi awal penelitian, sedangkan untuk siklus II dan siklus III disusun berdasarkan hasil refleksi siklus sebelumnya, sehingga kualitas perencanaan menjadi lebih baik. 2. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan

metode sosiodrama memberikan dampak yang baik untuk siswa. Pada proses pelaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa selalu meningkat pada setiap aspeknya. Pada siklus I masih banyak siswa yg belum siap untuk belajar,ini terlihat masih banyaknya siswa yang mengobrol dan siswa cenderung malas untuk bekerjasama dengan teman kelompoknya, pada siklus II untuk lebih mengkondisikan siswa pada situasi yang kondusif. Guru meminta siswa duduk dengan teman kelompoknya sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini tetap dipertahankan pada siklus III, selain duduk dalam kelompok sebelum pembelajaran dimulai, guru juga menentukan tempat latihan siswa agar siswa lebih dapat berkonsentrasi dengan teman sekelomponya dan guru secara bergantian melihat dan mengomentari latihan drama yang dilaksanakan oleh setiap kelompok. 3. Perkembangan keterampilan berbicara pada siswa dengan menggunakan

(30)

menjadi 91,42% dan meningkat kembali menjadi 100%. Pada penilaian keterampilan berbicara aspek nonkebahasaan nilai rata-rata untuk siklus I adalah 62,14, meningkat pada siklus II menjadi 75,91 dan meningkat kembali pada siklus III menjadi 86,48. Sedangkan untuk ketuntasan siswa pada siklus I 34,29%, meningkat pada siklus II menjadi 88,57% dan meningkat kembali pada siklus III menjadi 100%. Pada penilaian lembar kerja siswa nilai rata-rata untu siklus I adalah 60, meningkat pada siklus II menjadi 79,14 dan meningkat kembali pada siklus III menjadi 92,57. Sedangkan untuk ketuntasan siswa untuk siklus I adalah 8,57%, meningkat pada siklus II 88,557% dan meningkat kembali pada siklus III menjadi 100%. Dari perolehan nilai rata-rata untuk setiap aspek pada setiap siklus terlihat adanya peningkatan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil kesimpulan terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan rekomendasi, yaitu:

1. Untuk Guru

Metode sosiodrama sangat cocok digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dan metode ini juga dapat digunakan untuk mata pelajaran lain yang memiliki karakteristik yang sama, karena metode sosiodrama juga dapat menumbuhkan jiwa sosial dari permasalahan drama yang telah dipentaskan.

2. Untuk Sekolah

Hendaknya menyediakan fasilitas atau ruang kreasi anak yang mendukung untuk pembelajaran disekolah. Sehingga pembelajaran yang disajikan guru dapat menarik perhatian siswa, siswa dapat secara bebas berkreasi dan tidak mengganggu kegiatan belajar siswa pada kelas lainnya. 3. Untuk Peneliti yang akan Datang

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Abitdya. (2012). Metode Sosiodrama. [Online]. Tersedia : http://abitadya.wordpress.com/2012/02/28/32/. html[22 April 2012].

Angkasa Putra, B. (2012). Drama Teori dan Pementasan. Klaten : PT. Intasn Sejati

Arsyad M. dan Mukti. (1988). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

DEPDIKNAS. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Bahri Djamarah S. dan Zain A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Cakranegara F. (2011). Naskah Drama Sampah Menggunung Bumi Berkabung. [Online]. Tersedia : http://firziecakranegara.wordpress.com/2011/09/07/ naskah-drama-sampah-menggunung-bumi-berkabung /. [22 April 2012]. Guntur Tarigan H. (1981). Berbicara Sebagai Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa Bandung.

Iskandarwassid dan Sunendar D. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mega Natalia M. dan Islami dewi K. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas Publishing.

Novitalia, F. (2010). Bermain Drama untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN 1 Gudangkahuripan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Bandung: Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI. Tidak Diterbitkan.

Resmini N. dan Juanda D. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS.

(32)

Solachan, et al. (2008). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Syamsuddin dan Damaianti. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel
Gambar 3.1  Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Keaktifan siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan

Teknik analisis data yang digunakan adalah pengkategorisasian dan uji T (paired sample T-Test). Hasil penelitian menunjukkan: 1) pendidikan karakter daya juang melalui

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa masyarakat dampingan YAKMI di Kota Bangun memiliki respon positif terhadap program sanitasi lingkungan,

selaku Ketua Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran

Peneliti menginginkan pendapat anda mengenai “ PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL, GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA.. KARYAWAN

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh umur tanaman terhadap produksi TBS (Tandan Buah Segar) perkebunan kelapa sawit rakyat di

disimpulkan bahwa ruang perkantoran menjadi salah satu kebutuhan dasar untuk. konsep kawasan

[r]