• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum PT. Telekomimdo Primakarya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum PT. Telekomimdo Primakarya"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Gambaran Umum PT. Telekomimdo Primakarya

Berbekal pengalaman panjang pada Direktorat Niaga PT. Telekomindo Primabhakti sejak tahun 1990, maka pada tahun 1996 berdirilah PT. Telekomindo Primakarya yang secara resmi telah menjadi badan hukum tersendiri. PT Telekomindo Primakarya merupakan perusahaan yang bergerak di jasa pembangunan bidang kontruksi sipil dan jasa pembangunan kontruksi telekomunikasi (out site plan). Kegiatan usaha yang dimaksud mencakup pekerjaan pembangunan gedung sentral telekomunikasi, jaringan telekomunikasi kabel optik maupun tembaga. Kegiatan perdagangan sebagai side business perusahaan mulai dilaksanakan dengan cara menjalin kerjasama pengadaan perangkat telekomunikasi.

1.1.2 Visi dan Misi PT. Telekomindo Primakarya a. Visi

“Menjadi pendukung operator jasa telekomunikasi dan multimedia yang handal, berkualitas dan berskala nasional”

(2)

2

Visi tersebut menggambarkan bahwa PT. Telekomindo Primakarya secara aktif akan selalu memainkan peranannya dalam setiap program pembangunan, serta tetap konsisten untuk senantiasa menjaga kualitas dan komitmen terhadap klien.

b. Misi

1. Menunjang pembangunan nasional, khususnya dalam industri telekomunikasi secara profesional, kompetitif, dan efisien.

2. Memberikan hasil terbaik kepada pemegang saham, pemberi kerja, karyawan, dan mitra kerja.

Misi tersebut menggambarkan bahwa PT. Telekomindo Primakarya sebagai perusahaan profesional yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi sipil dan telekomunikasi juga penyediaan infrastruktur, memiliki optimisme keberhasilan dalam menunjang pembangunan nasional khususnya industri telekomunikasi di dalam negeri dengan mengutamakan hasil terbaiknya.

1.1.3 Struktur Organisasi PT. Telekomindo Primakarya

Struktur organisasi perusahaan dibentuk secara dinamis agar selaras dengan tuntutan sukses pelaksanaan tugas pekerjaan dengan mempertimbangkan laju perkembangan eksternal perusahaan serta tingkat kebutuhan perusahaan.

(3)

3

GAMBAR 1.1

STRUKTUR ORGANISASI PT. TELEKOMINDO PRIMAKARYA

Sumber: Data Internal PT. Telekomindo Primakarya (2010) Dewan Komisaris Presiden Direktur Direktur Manager Jasa Kontruksi Sipil Manager Perdagangan Manager Jasa Kontruksi Jasa Telekomunikasi General Manager Administrasi & Keuangan

Kantor Perwakilan Yogyakarta Kantor Cabang Jakarta Kantor Cabang Surabaya Manajer Treasury & Verifikasi Manajer Dukungan Manajemen Manajer Akuntansi & Anggaran

(4)

4

1.2 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi dan kompetensi dalam bisnis sekarang ini semakin berkembang terutama sejak diberlakukannya undang-undang telekomunikasi tanggal 8 September 2000 yaitu UU No. 36 Tahun 1999 dan UU No.5 Tahun 1999 yang berlaku sejak tanggal 5 Maret 1999 mengenai larangan praktek monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat. Hal ini membuat setiap organisasi/perusahaan terus mengembangkan diri untuk dapat bersaing di pasarnya. Hal ini tidak hanya dalam hal strategi bisnis dan teknologi yang digunakan, tetapi juga peningkatan kualitas dari karyawan sebagai sumber daya manusia yang juga berperan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Seperti yang diungkapkan oleh Pfeffer (Mangkunegara, 2010:110), “machines don’t make things, people do.” Adalah suatu konsekuensi logis bahwa untuk membuat organisasi mempunyai daya kompetitif yang lebih berkelanjutan (sustainable) dan lebih sulit untuk ditiru, investasi dalam sumber daya ekonomi yang paling berharga, yaitu manusia. Menurut Anatan dan Ellitan (Suwatno & Priansa, 2011:11), fenomena persaingan bisnis yang marak terjadi saat ini, memunculkan tantangan baru dan kesempatan bagi perusahaan untuk dapat memahami dan membuat konsep pengelolaan perusahaan multinasional yang efektif melalui pengelolaan atau manajemen sumber daya manusia (MSDM).

(5)

5

GAMBAR 1.2

JUMLAH INDUSTRI MANUFAKTUR BIDANG TELEKOMUNIKASI

Sumber : Buku Putih Depkominfo 2010

Gambar 1.2 menunjukkan peningkatan industri kontruksi di bidang telekomunikasi tiap tahunnya. Dari gambar tersebut dapat diketahui pula mengenai perkembangan jumlah investasi di industri telekomunikasi yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisis posisinya di industri telekomunikasi. Walaupun sempat terjadi penurunan jumlah investasi industri dan kontribusi investasi industri dalam bisnis manufaktur Telekomunikasi, Informatika, dan Komunikasi (TIK) antara tahun 2000-2001 sebesar 1,15%

(6)

6

dan antara tahun 2005-2006 sebesar 1,18% karena persaingan, tetapi bisnis telekomunikasi tetap berkembang dan menunjukkan bahwa adanya UU larangan praktek monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat telah membuka kesempatan bagi investor untuk turut serta dalam pasar telekomunikasi.

PT. Telekomindo Primakarya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pembangunan bidang kontruksi sipil dan jasa pembangunan kontruksi telekomunikasi di dalam peningkatan value perusahaan melalui pola pengembangan bisnis utama dan ikutannya yang sesuai, meningkatkan mutu jasa dan pelayanan, meningkatkan produktifitas dan efisiensi serta meningkatkan profesionalisme SDM, merupakan sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan visi dan misi yang diembannya. Disamping itu di dalam menjalankan bisnisnya, pengenalan lingkungan bisnis khususnya bidang industri telekomunikasi sangat diperlukan untuk mengetahui posisi dalam persaingan bisnis dan menentukan arah kebijakan strategis perusahaan dimasa mendatang. Struktur organisasi perusahaan pun dibentuk secara dinamis agar selaras dengan tuntutan sukses pelaksanaan tugas pekerjaan dengan mempertimbangkan laju perkembangan eksternal perusahaan serta tingkat kebutuhan perusahaan. Di bidang pelatihan karyawan diproyeksikan agar tetap seefisien mungkin sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kondisi perusahaan (company profile PT. Telekomindo Primakarya).

(7)

7

GAMBAR 1.3

NILAI PROYEK PT. TELEKOMINDO PRIMAKARYA (dalam jutaan rupiah)

S

umber: Company Profile PT. Telekomindo Primakarya

Gambar 1.3 merupakan grafik nilai proyek PT. Telekomindo dari tahun 2005 sampai tahun 2007. Tahun 2005 keseluruhan dari nilai proyek yang telah dilaksanakan untuk building project sebesar Rp 9.469.977.00, untuk cable network sebesar Rp 52.543.323.780, untuk tower project sebesar Rp 5.420.335.200. Tahun 2006 keseluruhan dari nilai proyek yang telah dilaksanakan untuk building project sebesar Rp 30.609.410.400, untuk cable network sebesar Rp 96.696.287.080, untuk tower project Rp 6.949.544.240.

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 tahun 2005 tahun 2006 tahun 2007 Building project Cable Network Tower Project

(8)

8

Pengalaman proyek yang telah dilaksanakan antara lain, yaitu pembangunan gedung TTC Telkomsel Pematang Siantar, pengadaan dan pemasangan perangkat ON UNR Jakarta Divre II, supporting facilities CME-MSC Pekanbaru, OSP Riau Daratan, SITAC & CME Non Tinem Jawa Barat, Built & Renovation Jami Rahman Mosque Jakarta, penarikan jaringan akses dan supporting facilities Kandatel Lampung, dan BTS pre implementation Tasikmalaya. Besarnya nilai proyek berdasarkan kesepakatan kerja sama antara perusahaan dengan klien.

Semakin berkembangnya bisnis dan teknologi, maka pelaksanaan proyek memerlukan kualitas yang baik dan pengerjaan yang efektif. Melalui peningkatan kompetensi karyawan secara berkala akan meningkatkan produktivitas kerjanya sehingga tujuan pelaksanaan proyek tercapai. Ketika organisasi dihadapkan pada situasi dimana kemampuan dan pengalaman para karyawan tidak mendukung pencapaian tujuan organisasi, dapat dilakukan perbaikan kemampuan para karyawan melalui program pelatihan yang efektif (Suprapti, 2008:131). Menurut Olian & Durham (Suprapti, 2008:132), dalam organisasi modern, pelatihan menjadi alat yang penting untuk menciptakan kesiapan dalam menghadapi persaingan kedepan. Menurut Ghosh et. al. (2011:248), tujuan dari pelatihan adalah agar karyawan menguasai pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang ditekankan dalam program

(9)

9

pelatihan dan menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari mereka. Sehingga salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten agar memiliki daya saing yaitu melalui pelatihan. Milkovich dan Boudreau (Suwatno & Priansa, 2011:118), juga menjelaskan bahwa investasi dalam pelatihan tidak kalah pentingnya dengan investasi peralatan maupun modal. Pelatihan merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan daya saing perusahaan.

Meningkatkan profesionalisme para karyawannya, PT. Telekomindo Primakarya memberikan kesempatan bagi para karyawannya mengikuti pelatihan khususnya dalam hal penguasaan teknologi telekomunikasi terkini dan manajemen. Untuk mempertahankan motivasi kerja para karyawan agar tetap berada pada titik optimal, kesejahteraan pegawai baik moril maupun materiil juga terus ditingkatkan dan dikembangkan.

Analisis kebutuhan pelatihan di PT. Telekomindo dilakukan oleh masing-masing divisi dengan melihat kebutuhan divisi tersebut untuk mendukung tugasnya dan perkembangan bisnis perusahaan. Maksimal tiap tiga bulan bagian Human Resource menawarkan program pelatihan dan jadwal pelatihan dari lembaga-lembaga pelatihan kepada masing-masing divisi, jika dirasa perlu dan jadwal pelatihan sesuai dengan jadwal kerja karyawan dan tidak mengganggu proyek yang sedang dikerjakan, serta materi

(10)

10

pelatihan sesuai kebutuhan, maka tiap divisi akan mengirimkan karyawannya yang membutuhkan pelatihan. Program Pelatihan yang dilaksanakan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan, serta untuk meningkatkan produktivitasnya. Anggaran program pelatihan disesuaikan dengan jumlah pelatihan dan karyawan yang diikutsertakan dalam program pelatihan.

Tabel 1.1 merupakan macam-macam program pelatihan yang pernah dilaksanakan PT. Telekomindo. Program Pelatihan ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kompetensi karyawan dan mengurangi kesenjangan antar karyawan dalam hal keterampilan dan pengetahuan. Program pelatihan yang telah dilaksanakan ini diharapkan memberikan manfaat yang positif baik bagi karyawan maupun perusahaan. Menurut Kaswan (2011:55-58), pelatihan yang efektif dapat meningkatkan kinerja, memperbaiki semangat kerja, dan mendongkrak potensi kerja. Selain itu, pembelajaran secara permanen mengubah perilaku. Transfer pelatihan merupakan penggunaan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dipelajari di pelatihan pada pekerjaan.

(11)

11

TABEL 1.1

PELATIHAN YANG PERNAH DILAKSANAKAN PT. TELEKOMINDO NO MACAM-MACAM PELATIHAN LEMBAGA PELATIHAN 1

Dalam Rangka Meningkatkan Pemahaman dan Kesadaran Pekerja serta Pengusaha. Melalui Penegakan, Perlindungan terhadap Hak Pekerja dan Pengusaha

Yayasan Triasa

2

Updating Ketentuan

Perpajakan Terbaru

Jurnal Perpajakan Indonesia

3

Menyikapi Pelaksanaan UU RI No. 2 Tahun 2004 Tentang PPHI dan Memahami UU No. 13 Tentang Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan 4 Telecommunication Outside Plant Construction Technology

DIVLAT PT. Telkom dan Japan International Cooperation Agency

(12)

12

NO MACAM-MACAM PELATIHAN LEMBAGA PELATIHAN 5 Program Pengembangan Eksekutif Manajemen Proyek

PPM-Manajemen

6

Pelatihan Pengukuran dan Penyambungan Fiber Optik

Telkom Learning Center

Sumber: Data Internal PT. Telekomindo Primakarya

Setelah program pelatihan dilaksanakan sebaiknya perusahaan melakukan evaluasi terhadap program pelatihan. Evaluasi terhadap program pelatihan sangat penting untuk melihat apakah program pelatihan yang dilaksanakan efektif atau tidak dan bagaimana timbal baliknya baik untuk karyawan maupun perusahaan. Menurut Gomes (2001:209), supaya efektif, pelatihan harus merupakan suatu solusi yang tepat bagi permasalahan organisasi, yakni bahwa pelatihan tersebut harus dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan keterampilan. Evaluasi dapat digunakan untuk menunjukkan keselarasan yang jelas dan dapat diandalkan antara efektivitas pelatihan dan tujuan strategis organisasi. Untuk meningkatkan usaha belajarnya, para pekerja harus menyadari perlunya perolehan informasi baru atau mempelajari keterampilan-keterampilan baru, dan keinginan untuk

(13)

13

belajar harus dipertahankan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menguji apakah program pelatihan tersebut efektif didalam mencapai sasaran-sasarannya yang telah ditetapkan.

Menurut Herrero et. al (2011:317), evaluasi investasi dalam program pelatihan diperlukan karena memungkinkan kita untuk menentukan hasil dengan menunjukkan apakah investasi tersebut telah efektif dan apakah perlu untuk memperkenalkan perbaikan yang meningkatkan kemanjurannya. Berdasarkan studi Saks dan Belcourt (Herrero et. al. , 2011:316), dari 150 organisasi melaporkan bahwa 62,44 persen dan 34 persen karyawan menerapkan materi pelatihan pada pekerjaan enam bulan atau satu tahun setelah pelatihan, serta menunjukkan bahwa hanya 50 persen dari apa yang dipelajari ditransfer ke tempat kerja. Sementara studi Velda et. al. (Herrero et. al. , 2011:316), menunjukkan bahwa hanya 10 persen sampai 15 persen dari apa yang karyawan pelajari selama pelatihan yang benar-benar diterjemahkan ke dalam peningkatan kinerja pekerjaan. Sehingga perusahaan perlu mengevaluasi program pelatihan yang telah dilaksanakan untuk melihat umpan balik dari karyawan, tercapainya transfer pelatihan ke dalam peningkatan kinerja pekerjaan dan perubahan perilaku karyawan ke arah yang positif. Seperti yang diungkapkan oleh Aghazadeh (Suprapti, 2008:131) bahwa organisasi harus bersedia mencocokan apa yang diinginkan tenaga

(14)

14

kerja dengan apa yang akan diberikan dan dilakukan oleh organisasi. Sehingga diharapkan transfer pelatihan dapat terjadi, dengan segala fasilitas yang disediakan dan program pelatihan yang telah dilaksanakan sesuai kebutuhan unit bisnis dapat memenuhi kebutuhan karyawan dan dapat mencapai tujuan perusahaan. Lingham et. al. (2006:335), berpendapat bahwa evaluasi program harus mencakup tidak hanya pelatihan tetapi juga proses umpan balik dari para peserta dalam hal isi dan penerapan program tersebut.

PT. Telekomindo merupakan perusahaan kontruksi di mana produk bisnisnya lebih dominan di bidang jasa sehingga perilaku kerja karyawan dalam menyelesaikan proyek dan saat berinteraksi dengan klien sangat penting. Selama ini, perilaku kerja karyawan menunjukkan nilai yang positif, tingkat kecelakaan kerja yang rendah, dan hasil proyek yang berkualitas. Mengikutsertakan karyawan dalam program pelatihan diharapkan dapat membantu karyawan untuk bekerja dengan baik dan memiliki perilaku kerja yang mendukung tercapainya penyelesaian proyek yang berkualitas. Oleh karena itu perlu diketahui adakah hubungan antara program pelatihan dengan perilaku kerja karyawan setelah mengikuti pelatihan.

Untuk itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Program Pelatihan Dengan Perilaku Kerja”.

(15)

15

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis membatasi masalah pada:

1. Bagaimana program pelatihan di PT. Telekomindo Primakarya? 2. Bagaimana perilaku kerja karyawan PT. Telekomindo Primakarya

setelah mengikuti pelatihan?

3. Adakah hubungan antara program pelatihan dengan perilaku kerja karyawan PT. Telekomindo Primakarya?

1.4 Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi sebagai bahan analisis untuk penyusunan skripsi, yang merupakan salah satu syarat untuk ujian sarjana pada jurusan Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika di Institut Manajemen Telkom. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui:

1. Program pelatihan di PT. Telekomindo

2. Perilaku kerja karyawan PT. Telekomindo Primakarya setelah mengikuti pelatihan

3. Hubungan program pelatihan dengan perilaku kerja karyawan PT. Telekomindo Primakarya

(16)

16

1.5 Kegunaan Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan informasi mengenai program pelatihan yang telah dilaksanakan dan perilaku kerja karyawan setelah mengikuti pelatihan. Informasi tersebut dapat digunakan oleh manajemen PT. Telekomindo Primakarya untuk menentukan langkah strategis peningkatan kompetensi karyawan, misalnya memilih program pelatihan yang tepat bagi karyawan dan sesuai dengan perkembangan teknologi, serta menciptakan iklim perusahaan yang mendukung perubahan perilaku kerja karyawan.

b. Bagi Pembaca

Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian ilmiah, khususnya pada penelitian mengenai hubungan program pelatihan dengan perilaku kerja.

c. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai program pelatihan dan untuk lebih memahami materi-materi perkuliahan yang telah dipelajari berkaitan dengan judul penelitian ini.

(17)

17

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penelitian dibuat untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian dan hasil penelitian yang dilakukan. Berikut urutan penulisannya:

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

1.3 Perumusan Masalah 1.4 Tujuan Penelitian 1.5 Kegunaan Penelitian 1.6 Sistematika Penulisan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian

2.2 Penelitian Terdahulu 2.3 Kerangka Pemikiran 2.4 Hipotesis Penelitian 2.5 Ruang Lingkup Penelitian

(18)

18

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

3.2 Variabel Operasional 3.3 Tahapan Penelitian 3.4 Populasi dan Sampel 3.5 Pengumpulan Data

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.7 Teknik Analisis Data

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden

4.2 Hasil Penelitian

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarkan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional

KAI (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang penyedia transportrasi penyedia jasa angkutan darat yang mengelola usaha yang berkaitan

Perusahaan Umum DAMRI (PERUM DAMRI) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bisnis jasa publik yang bertujuan untuk mencari laba dan

Untuk mengevaluasi betapa pentingnya kualitas pelayanan pada perusahaan perbankan sebagai salah satu bentuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa dalam upaya untuk

Ensemble The Label merupakan perusahaan fashion yang fokus nya bergerak di bidang e-commerce yang memiliki website sendiri untuk menawarkan produk mereka. ENSEMBLE THE

merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi makanan, dari hasil produksi tersebut disebar dan dijual hingga akhirnya dikonsumsi oleh masyarakat,

Bergerak dalam bidang jasa konstruksi dan jasa konstruksi dan jasa desain yang meliputi: usaha dan jasa konsultasi bidang rancang bangun dan perekayasaan (umumnya

Rajawali Sakti Prima merupakan perusahaan kontruksi swasta yang memberikan jasa konstruksi beberapa tahun terakhir di provinsi Riau yang telah memberikan konstribusi besar dalam menjaga