1
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN DAN ARAH KEDEPAN
April 2020
1. KONSEP 2. PERKEMBANGAN 3. ARAH KEDEPAN
KONSEP
1
PENDAHULUAN
4Sistem pembayaran merupakan fungsi bank sentral yang paling tradisional karena kuatnya korelasi antara uang dengan sistem pembayaran dan kedudukan bank sentral sebagai lembaga publik yang diberikan mandat formal negara untuk menjaga &
memelihara nilai uang, termasuk penciptaan & pengedarannya.
Sistem pembayaran lahir bersamaan dengan lahirnya konsep ‘uang’ sebagai media pertukaran (medium of exchange) atau intermediary dalam transaksi barang-jasa
(goods and services) dan keuangan (finance). Uang dan sistem pembayaran merupakan koreksi sistem barter yang tidak lagi dianggap efisien.
1 2 3
Sistem Pembayaran adalah fungsi paling awal dari jasa keuangan (financial services) yang memiliki dua kegiatan pokok, yaitu kliring dan settlement. Oleh karenanya, sistem
pembayaran juga kerap dikenal dengan istilah sistem kliring dan penyelesaian akhir (settlement)
EVOLUSI UANG DAN SISTEM PEMBAYARAN
5Sistem pembayaran terus berevolusi (dikenal pertama kali tahun 10.000 SM) mengikuti evolusi uang dengan 3 unsur penggerak;
inovasi teknologi & model bisnis, preferensi (tradisi) masyarakat, & kebijakan otoritas…
(means of payments)
Evolusi uang umumnya terjadi di sisi
instrumen yg
digunakan dalam transaksi
DEFINISI DAN MAKNA SISTEM PEMBAYARAN (SP)
6Sistem pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme, yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi…
(pasal 1 huruf 6 UU Bank Indonesia)
SP adalah seluruh proses setelah transaksi done (deal done) yang memastikan bahwa transaksi tersebut dapat diselesaikan.
SP pada prinsipnya memiliki 2 kegiatan pokok, yaitu kliring & penyelesaian akhir (settlement) sehingga juga kerap dikenal dengan sebutan sistem kliring dan settlement
Salah satu implikasi dari digitalisasi adalah terpecahnya fungsi kliring di kelompok SP ritel menjadi sejumlah sub- fungsi yaitu acquirer, payment gateway, e-wallet, dan switching
PERAN SP DALAM LALU-LINTAS TRANSAKSI EKONOMI-KEUANGAN
7Sistem Pembayaran merupakan
fungsi bank sentral yang paling tradisional
karena kuatnya korelasi antara uang dengan SP dan kedudukan bank sentral sebagai lembaga publik yang diberikan mandat formal negara untuk menjaga & memelihara nilai uang, termasuk penciptaan & pengedarannya…Alur transaksi (barang & jasa, saving, investment)
Alur dana (non-tunai) Alur dana (tunai)
Pelaku/agen ekonomi (rumah
tangga, korporasi, pemerintah, bank) saling bertransaksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
SP adalah sistem yang
memungkinkan peredaran uang antar pelaku ekonomi agar transaksi ekonomi-keuangan dapat terjadi
Pada transaksi tunai, perpindahan uang antar pelaku terjadi secara langsung. Sebaliknya, dengan non- tunai yang membutuhkan fungsi intermediary
Bank sentral menjadi sentral
intermediasi dalam peredaran uang
STATUS DAN KEDUDUKAN ALAT PEMBAYARAN
8Legal tender di NKRI adalah uang logam dan uang kertas, dan alat pembayaran merupakan inisiator transaksi dari sumber dana tertentu yang sekaligus merepresentasikan legal tender…
Pasal 23.B Pasal 23.D
1. Mata Uang Rupiah 2. Uang adalah alat
pembayaran yang sah
L e g a l T e n d e r
Pasal 15 Instrumen
Pembayaran
UUD 1945
UU BI 1999
Kewenangan Otoritas SP
Uang
Kertas/Logam
Kliring Pasal 16 & 17
Setelmen Pasal 18
Bank IndonesiaLembagaKeuanganMasyarakat
CBDC
Uang
Kertas/Logam
Rekening Masyarakat
di Bank
Kredit
Nilai UE
Uang Kertas
/Logam UE ATM Debet Cek/
BG
Kartu Kredit
Otorisasi &
Kliring Settlement
CeBM
Settlement CoBM
Pasal 1 Pasal 2
UU MATA UANG
Macam Rupiah
Pasal 3-10 Ciri, Desain, Bahan Baku
LANDASAN HUKUM
Kewenangan BI di bidang SPPUR bersumber dari UUD yang diderivasikan ke UU BI (otoritas SPPUR), UU SUN (kliring & settlement SBN), UU Transfer Dana (kliring & settlement dana), & UU Mata Uang (PUR)
UUD 1945 (Amandemen IV):
- Pasal 23B tentang macam dan harga mata uang; dan
- Pasal 23D mengenai
keberadaan bank sentral
UU ITE UU PASAR MODAL
UU KEPAILITAN
UU PERLINDUNGAN KONSUMEN KITAB UU HUKUM DAGANG
2011 UU TRANSFER DANA 2011 UU MATA UANG
2002 UU SUN 1999 UU BI
UU PERBANKAN UU PERBANKAN SYARIAH UU OJK
UU PT
UU PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TPPU
Landasan hukum pokok
Ps. 7
Tujuan Menjaga Nilai RupiahPs. 8
Tugas Menjaga Kelancaran SPPs.1(6)
DefinisiPs.15
Kewenangan sbg Otoritas SPPs.16
Pengaturan Kliring Rp & ValasPs.17
Penyelenggaraan Kliring Rp & ValasPs.18
Penyelenggaraan Settlement Rp &
Valas
MenjadiUU Mata Uang
SP Non Tunai PUR
Ps.19
Penetapan macam, harga, ciri uangPs.20
Kewenangan PURPs.21
Bebas bea materaiPs.22
Penggantian uang hilangPs.23
Pencabutan &penarikan
Ps.2
*)Kewajiban Penggunaan Rp*)Dicabut dengan UU Mata Uang
KETERKAITAN SP DENGAN MONETER DAN SSK
10Tugas BI di bidang sistem pembayaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan mandat menjaga stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang…
Regulator
Fasilitator1) Perizinan
Operator Pengawas PERAN BANK
INDONESIA
Psl.15 & 16
Melaksanakan dan
memberikan persetujuan &
izin penyelenggaraan jasa SP
Mewajibkan penyelenggara jasa SP untuk menyampaikan laporan tentang kegiatannya
Menetapkan penggunaan alat pembayaran
BI berwenang mengatur kliring antarbank dalam Rp dan/atau valas (Psl 16)
Psl.17 & 18
Penyelenggaraan kliring antarbank dilakukan oleh BI atau pihak lain atas
persetujuan BI (Psl.17)
BI menyelenggarakan
penyelesaian akhir transaksi pembayaran antarbank (Psl.18)
1)Best practices (BIS)
Moneter SSK
PERKEMBANGAN
2
SEGMENTASI SP
Sistem pembayaran di Indonesia melayani transaksi wholesale dan ritel yang dioperasikan baik oleh industri dan Bank Indonesia
WHOLESALE
Antarbank, transaksi di pasar keuangan atau transaksi dengan nilai
ticket size ≥ e.q Rp1 Milyar
RITEL
Antar individu atau nilai ticket size < e.q Rp1
Milyar
Money market, incl. PUAB (secured & unsecured), Securities (debt), Capital, Derivative market
Seluruh transfer*) dana dengan nilai ticket size ≥ e.q Rp1 Milyar, termasuk cross-border
Seluruh transfer*) dana dengan nilai ticket size ≤ e.q Rp1 Milyar, termasuk cross-border
Rp26 jt- < Rp1 Milyar (aman)
Rp10 jt-25 jt (aman)
≤ Rp 1 jt – Rp10 jt (cepat)
≥ e.q Rp1 Milyar (aman)
Internet payments, teller
Giro, Tabungan
UE (kew. segera) & Escrow acc Uang Logam & Kertas
Giro**), Tabungan
Giro**), Tabungan
Internet payments, mobile payments, ATM/D dan Kartu
Kredit, teller, QR
Internet banking, teller
BI-RTGS (sett) SKNBI (kliring)
GPN GPN DPU BI-RTGS BI-SSSS
CAKUPAN SEGMEN MEKANISME-SOURCE OF FUND INSTRUMEN & DELIVERY CH INFRASTRUKTUR
STRUKTUR INDUSTRI PEMBAYARAN SAAT INI
Arah Kedepan
3
Orientasi kebijakan dan pengembangan SP mulai bergeser sejak 1 dekade terakhir, dari pengembangan infrastruktur SP yang dioperasikan langsung oleh BI (SPBI) menuju penataan rezim regulasi dan kelembagaan industri SP, khususnya SP ritel yang tidak terlepas dari dampak menguatnya arus digitalisasi
EVOLUSI PERKEMBANGAN SP INDONESIA
Kliring Lokal Manual
PBI UE Kliring
pertama di Indonesia*
* Peserta 6 bank di Batavia, yaitu: Nederlandsche Handel Mij Factorij, De Hongkong & Shanghai Banking Corp, De hartered Bank of India Australia & China, De Nederderlandsch Indische Escompto Mij, De Nederlandsch Indische Handelsbank, dan De Javasche Bank
** Peserta : 8 peserta kliring (BRI, BDN, BII, BCA, B.Bali, Deutsche Bank, Standard Chartered Bank dan Citibank) dan 2 peserta intern dari BI (Bagian Akunting Thamrim dan Bagian Akunting Kota)
SEKJ Implementasi
Penuh
PBI PTP Sistem
Otomasi Kliring Lokal (SOKL)
1990 1998
Sistem Kliring Elektronik Jakarta
(SEKJ)**
1909 2000
BI-RTGS Gen I
2005
SKNBI
Revisi PBI UE
2001
BI-RTGS Gen II
2015
BI-SSSS Gen II
2004
BI-SSSS Gen I
2009 2012 2016 2017
GPN
FINTECH OFFICE
REGULATORY SANDBOX
Fintech mulai dikenal
Penguatan infrastruktur SP Bank Indonesia (SPBI)
Milestone penguatan SPBI
Milestone penguatan regulasi dan kelembagaan industri Keterangan
Penguatan rezim regulasi dan kelembagaan industri SP ritel
SKNBI Gen II
BI berdiri (UU No. 11/1953
1953
PBI APMK
Digitalisasi membawa perubahan besar pada lanskap perekonomian, termasuk di sektor keuangan...
KEBIJAKAN SP DI ERA DIGITAL (1)
Era digitalisasi ditandai dengan fenomena kebangkitan ” sharing & platform based economics ”...
SP DI ERA DIGITAL (2)
Digitalisasi membuka peluang untuk meningkatkan inklusi ekonomi dan keuangan di Indonesia...
SP DI ERA DIGITAL (4)
Number of SMEs
62,922,617
1.7mln
sellers drivers
400k+
30mln+
order/monthOpening bank account
80% to SME
IDR 1 Trillion
Shop development allocation
700k+
enterpreneur
500k+
shops
2019
93%
Sub-district coverage40k
2018
5
partnermlnCourier per day
70% new business
89% sellers without physical store 51% sellers get capital assisstance
Share of Adult’s Bank Account Ownerships in Indonesia
MSMEs share of
GDP
*)berbagai sumber
SP DI ERA DIGITAL (5)
Memerlukan strategi yang tepat untuk mengoptimalkan manfaat dan
memitigasi risiko digitalisasi Boost GDP
Expand Opportunities Improve Service Delivery Lower Cost
Potential Benefits
Rising Inequality
Increasing Polarised Labor Markets More Concentrated Markets
Potential Risks Data Privacy, AML-CFT, Cybersecurity
Sumber: Worldbank, diolah