• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS BAKTIJAYA KOTA DEPOK TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS BAKTIJAYA KOTA DEPOK TAHUN 2020"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

i Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS BAKTIJAYA KOTA DEPOK

TAHUN 2020

PUSKESMAS BAKTIJAYA KOTA DEPOK

2020

(2)

Tim Penyusun Pengarah

dr. Nunuk Suprihatin

Kepala Puskesmas Baktijaya Kota Depok

Ketua Toni Irawan

Kepala Tata Usaha Puskesmas Baktijaya Kota Depok

Koordinator Toni Irawan

Kepala Tata Usaha Puskesmas Baktijaya Kota Depok

Anggota

Drg.Saptianti, Dr.Dewi Probo, Dewi Wikantini AM.Keb, Elfiana, Anggi Sulistiawati S.KM

Kontributor

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (BPMK) Kota Depok, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Depok, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Depok, Dinas Kesehatan Kota Depok

(3)

iii Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

KATA PENGANTAR

Profil Kesehatan Tahun 2020 ini merupakan salah satu wujud akuntabilitas dari Puskesmas Baktijaya Kota Depok yaitu sebagai salah satu keluaran dari upaya peningkatan sistem informasi kesehatan, sebagai gambaran tentang kondisi dan situasi secara ringkas derajat kesehatan masyarakat, upaya kesehatan dan sumber daya kesehata serta sebagai acuan untuk memantau pencapaian pembangunan kesehatan di wilayah Puskesmas Baktijaya Kota Depok.

Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya Kota Depok disusun berdasarkan ketersediaan data, informasi dan indikator kesehatan yang bersumber dari Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) serta institusi lain terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (BPMK) Kota Depok dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Depok.

Dalam Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya Kota Depok Tahun 2020 ini, pembaca dapat memperoleh data dan informasi mengenai Demografi, Sarana Kesehatan dan pola penyakit yang disajikan dalam bentuk grafik dan tabel.

Semoga Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya Kota Depok Tahun 2020 ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan evaluasi program-program kesehatan dan sebagai bahan perencanaan dalam merumuskan kebijakan pembangunan kesehatan, serta dapat berguna bagi semua pihak baik pemerintah, organisasi profesi, akademisi dan masyarakat.

Ketua Tim Penyusun Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya Kota Depok

Toni Irawan

NIP. 197611022005011005

(4)

KATA SAMBUTAN

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya Kota Depok Tahun 2020. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya Kota Depok Tahun 2020 ini.

Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya Kota Depok Tahun 2020 sebagai media publikasi data dan informasi kesehatan terus melakukan perbaikan dan pembenahan sehingga dapat menyajikan data dan informasi yang lebih berkualitas,valid dan konsisten. Mengingat manfaat yang besar, saya harap di masa yang akan datang, laporan dari pelayanan kesehatan serta seluruh program yang ada dapat dikumpulkan secara lengkap dan tepat waktu sehingga profil kesehatan ini dapat terbit lebih awal.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusinya dalam penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya Kota Depok Tahun 2020. Saya berharap profil ini dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan yang didasari kepada data dan informasi dalam upaya peningkatan sistem informasi kesehatan untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan guna tercapainya sasaran pembangunan kesehatan yang berbasis data.

Kepala Puskesmas Baktijaya Kota Depok

dr. Nunuk Suprihatin

NIP. 197112252007012003

(5)

v Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... iii

KATA SAMBUTAN... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I GAMBARAN UMUM... 1

BAB II SARAN KESEHATAN………. 9

BAB III SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN……… 11

BAB IV PEMBIAYAAN KESEHATAN……….. 15

BAB V KESEHATAN KELUARGA……… 16

BAB VI PENGENDALIAN PENYAKIT……….. 26

BAB VII KESEHATAN LINGKUNGAN………. 35

BAB VIII PENUTUP………...40

(6)

DAFTAR TABEL

BAB I GAMBARAN UMUM

Tabel 1.1 Gambaran Wilayah Kerja Puskesmas Baktijaya Tahun 2020………2 Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Baktijaya Tahun 2018 – 2020……2 Tabel 1.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Kelurahan Baktijaya

Tahun 2020……….3 Tabel 1.4 Kepadatan Penduduk di Wilayah Puskesmas Baktijaya Tahun 2020……….3 BAB III SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Tabel 3.1 Keadaan Sumber Daya Manusia di Puskesmas Baktijaya Tahun 2020...13 Tabel 3.2 Tenaga Non PNS di Puskesmas Baktijaya Tahun 2020...14 Tabel 3.3 Jenis Sarana Kesehatan di Wilayah Puskesmas Baktijaya………..14 BAB VII KESEHATAN LINGKUNGAN

Tabel 7.1 Persentase Rumah Sehat Menurut Kelurahan Puskesmas Baktijaya

Tahun 2020………..36 Tabel 7.2 Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak (Jamban Sehat)

Puskesmas Baktijaya Tahun 2020………...37 Tabel 7.3 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak)

Menurut Kelurahan Puskesmas Baktijaya Tahun 2020………...38 Tabel 7.4 Tempat-tempat umum (TTU) di Wilayah Baktijaya Tahun 2020………38 Tabel 7.5 Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di Wilayah Baktijaya Tahun 2020……...39

(7)

vii Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

DAFTAR GAMBAR BAB I GAMBARAN UMUM

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Baktijaya………..1

BAB III SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Gambar 3.1 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Baktijaya Tahun 2020...12 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Mutu UPTD Puskesmas Baktijaya Tahun 2020...12

BAB V KESEHATAN KELUARGA

Gambar 5.1 Pelayanan Nifas di Puskesmas Baktijaya Tahun 2018-2020………..18 Gambar 5.2 Kunjungan Neonatus ( KN1 dan KN2 di Puskesmas Baktijaya

Tahun 2018-2020……….20

(8)

BAB I

GAMBARAN UMUM 1. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Puskesmas Baktijaya memiliki wilayah kerja sekitar 2,9 km2 yang terdiri dari 29 Rw dan 226 Rt.(lihat tabel 3.2)

Puskesmas yang berdiri sejak tahun 1983, terletak di Kelurahan Baktijaya Kota Depok.

Wilayah kerja Puskesmas hanya meliputi 1 kelurahan, yakni Kelurahan Baktijaya, dengan jarak tempuh dari Puskesmas sepanjang 1 km;

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Baktijaya

Wilayah Puskesmas Baktijaya merupakan tanah darat dimana sebagian besar lahan merupakan areal pemukiman.

Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Baktijaya adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis.

(9)

2 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

Tabel 1.1 Gambaran Wilayah Kerja Puskesmas Baktijaya Tahun 2020

No Kelurahan Luas Wilayah (km²) Jumlah RW Jumlah RT

1 Baktijaya 2,9 29 226

Jumlah 2,9 29 226

Sumber : Kantor Kecamatan Baktijaya, 2020

2. PERTUMBUHAN PENDUDUK

Menurut BPS, jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun 2018-2020.

Berikut tabel jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Baktijaya sampai dengan tahun 2020

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Baktijaya Tahun 2018 – 2020

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

2018 37.018 36.402 73.420

2019 39.434 38.947 78.381

2020 40.679 40.221 80.900

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Depok, 2020

(10)

Tabel 1.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Di Kelurahan Baktijaya Tahun 2020

NO

KELOMPOK UMUR (TAHUN)

JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKILAKI+

PEREMPUAN

RASIO JENIS KELAMIN

1 0 - 4 3,472 3,154 6,626 110.1

2 5 - 9 2,971 2,824 5,795 105.2

3 10 - 14 2,734 2,637 5,371 103.7

4 15 - 19 3,206 2,871 6,077 111.7

5 20 - 24 3,700 3,420 7,120 108.2

6 25 - 29 3,958 3,663 7,621 108.1

7 30 - 34 3,987 3,797 7,784 105.0

8 35 - 39 3,311 3,237 6,548 102.3

9 40 - 44 2,761 3,034 5,795 91.0

10 45 - 49 2,298 2,863 5,161 80.3

11 50 - 54 2,076 3,253 5,329 63.8

12 55 - 59 2,330 3,288 5,618 70.9

13 60 - 64 2,236 1,663 3,899 134.5

14 65 - 69 1,136 927 2,063 122.5

15 70 - 74 216 326 542 66.3

16 75+ 583 698 1,281 83.5

KABUPATEN/KOTA 40,975 41,655 82,630 98.4

Sumber : BPS Kota Depok, 2020

3. PERSEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK

Tabel 1.4 Kepadatan Penduduk di Wilayah Puskesmas Baktijaya Tahun 2020

No KELURAHAN

LUAS WILAYAH

(km²)

JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN PENDUDUK

Ikm²

1 2 3 4 5

1. Baktijaya 2,9 80.900 73.380

PKM Baktijaya 2.9 80.900 73.380

Sumber : BPS Kota Depok, 2020

Kelurahan Baktijaya merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Baktijaya yaitu 80.900 jiwa., dengan angka kepadatan penduduk rata rata 25.317

(11)

4 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

orang /Km2. Dimana jumlah penduduk wanita sebanyak 40.975. jiwa Dan penduduk laki-laki sebanyak 41.655 jiwa. Rata rata jumlah anggota keluarga dalam 1 KK berjumlah 5.orang

Visi pembangunan Kota Depok tahun 2016-2021 adalah “Kota Depok yang Unggul, Nyaman dan Religius”. Visi tersebut diwujudkan melalui 4 (empat) misi pembangunan yaitu:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang profesional dan transparan 2. Mengembangkan ekonomi yang religius, kreatif dan berdaya saing 3. Membangun infrastruktur dan rfuang publik yang merata, berwawasan

lingkungan dan ramah keluarga

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan nilai-nilai agama dan menjaga kerukunan antar umat beragama serta meningkatkan kesdaran hidup berbangsa dan bernegara

4. VISI MISI DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

Dinas Kesehatan sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Depok berkepentingan dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena yang harus terselesaikan selama masa 5 (lima) tahun. Maka ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan selama tahun 2016-2021. Visi Dinas Kesehatan Kota Depok adalah “Terwujudnya Kota Depok yang sehat, religius, dengan layanan Kesehatan yang Berkualitas dan Merata” dengan 4 (Empat) Misi Antara lain:

a. Meningkatkan Meningkatkan kualitas layanan kesehatan Puskesmas dan jejaringnya yang profesional

b. Meningkatkan kualitas sumber daya termasuk sumber daya manusia yang profesional, kreatif dan religus

c. Meningkatkan promosi kesehatan dan kualitas yang ber PHBS

d. Meningkatkan pemerataan layanan kesehatan yang akuntabel dan pembiayaan terjangkau

5. STRATEGI DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

Strategi bidang kesehatan untuk melaksanakan program dan kegiatan-kegiatan sesuai dengan arah kebijakan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Depok adalah

a. Peningkatan Upaya kesehatan terutama promotif preventiv melalui penguatan pemberdayaan masyarakat ,kerjasama dengan stake holder dan mitra kesehatan

(12)

b. Peningkatan kemandirian masyarakat untuk mencapai kualitas lingkungan yang sehat serta Perilaku Hidup Bersih dan sehat

c. Penguatan pelayanan kesehatan pencegahan, pengendalian penyakit menular dan tidak menular, gangguan mental serta kesehatan khusus

d. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja dan lanjut usia yang berkualitas

e. Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat

f. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Kesehatan yang professional dan Sumber daya Kesehatan Yang memenuhi standar

g. Penguatan regulasi, manajemen kesehatan akuntabel, efektiv pada berbagai tingkat administrasi serta pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

h. Pemerataan akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas dan terjangkau

i. Pemantapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bidang kesehatan

6. KEBIJAKAN DAN PROGRAM DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

Dalam upaya mencapai visi dan melaksanakan misi yang diemban, maka ditetapkan kebijakan yaitu :

a. Meningkatkan upaya kesehatan terutama promotif dan preventif, berorientasi pada proses dan kemandirian masyarakat serta peran serta seluruh stake holder dan mitra kesehatan

b. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan serta Perilaku Hidup Bersih dan sehat berbasis masyarakat

c. Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan pencegahan, pengendalian penyakit menular dan tidak menular, gangguan mental ,imunisasi serta kesehatan khusus

d. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan keluarga yang komprehensif bagi ibu, bayi, anak, remaja hingga lansia

e. Meningkatkan perlindungan bagi masyarakat dari permasalahan gizi serta pangan berbahaya

f. Meningkatkan dan mengembangkan Layanan kesehatan dasar dan rujukan g. Meningkatkan standarisasi layanan kesehatan dasar dan rujukan

h. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan yang berkualitas

(13)

6 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

i. Meningkatkan sistem manajemen, kebijakan, dan peraturan daerah untuk menjamin kualitas layanan kesehatan yang merata

j. Pengembangan sistem informasi kesehatan dan pusat integrasi data (online) k. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

l. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan penyediaan sarana dan SDM pelayanan yang baik serta sistem pelayanan yang berpihak pada peserta JKN

m. Meningkatkan pembiayaan, layanan serta sistem pelayanan kesehatan bagi peserta JKN secara paripurna

7. VISI, MISI PUSKESMAS BAKTIJAYA Visi

Sebuah organisasi akan memiliki visi dan misi yang dipergunakan sebagai arah dalam pembangunan.Demikian juga dengan Puskesmas Baktijaya. Adapun Visi dan Misi Puskesmas Baktijaya adalah :

Misi

“ Terwujudnya Puskesmas Baktijaya yang Unggul, Nyaman dan Religius menuju masyarakat Baktijaya yang sehat dan mandiri di tahun 2021.”

a. Tujuan

Memastikan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat dan pelayanan sesuai standar.

Misi

1. Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang profesional dan transparan, 2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Kreatif dan Berdaya Saing.

b. Tujuan Misi Pertama Adalah :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang profesional;

2. Meningkatkan tat kelola pemerintahan yang baik dan transparan.

(14)

Tujuan 1 : Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang profesional Sasaran dari tujuan ini adalah :

 Meningkatnya standar pelayanan publik

Tujuan 2 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan transparan Sasaran dari tujuan ini adalah :

 Meningkatnya kualitas manajemen pemerintahan yang akuntabel,

 Terwujudnya proses pelayanan publik yang cepat, tepat dan transparan.

c. Tujuan Misi Kedua Adalah :

Meningkatkankualitas Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi serta kreativitas;

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;

2. Mambangun ketahanan keluarga sebagai basis peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.

Tujuan 1 : dari misi kedua sasarannya adalah :

 Terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas menuju Smart Healty City Tujuan 2 : dari misi kedua sasarannya adalah :

 Meningkatnya jaminan kesehatan universal Tujuan 3 : dari misi kedua sasarannya adalah :

 Meningkatnya kualitas kehidupan keluarga dan kesejahteraan sosial masyarakat.

d. Tata Nilai

Puskesmas Baktijaya mempunyai tata nilai B.A.K.T.I dan budaya kerja yaitu:

1. Berkualitas : bahwa dalam melaksanakan tugas setiap pegawai Puskesmas Baktijaya harus ,menyadari pelayanan kesehatan yang bermutu baik dan menumbuhkan budaya kerja Ceria, Ikhlas, Semangat (CIS).

(15)

8 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

2. Amanah : bahwa dalam melaksanakan tugas setiap pegawai Puskesmas Baktijaya harus menyadari pelayananan kesehatan ini merupakan amanah yang diberikan oleh Allah SWT sehingga harus memberikan pelayanan dengan ikhlas dan sabar.

3. Kompeten : bahwa dalam melaksanakan tugas setiap pegawai Puskesmas Baktijaya harus cakap atau mempunyai kemampuan secara keahlian dalam melayani pasien dan memberikan Pelayanan yang terbaik untuk pasien

4. Terpadu : bahwa dalam melaksanakan tugas setiap pegawai Puskesmas Baktijaya harus saling terpadu satu sama lain saling membantu dan bekerjasama lintas program maupun lintas sektor.

5. Inovatif : bahwa dalam melaksanakan tugas setiap pegawai Puskesmas Baktijaya harus dapat melakukan inovasi dalam memberikan pelayanan kesehatan sehingga dapat mempermudah pemberian pelayanan kesehatan.

8. LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Baktijaya mengalami peningkatan dari tahun 2018 hingga Tahun 2020. Tahun 2018 sebanyak 73.420 jiwa, dengan penduduk kelompok usia produktif (0-14 tahun) sebesar 16.734 jiwa, kelompok usia produktif (15-64 tahun) sebesar 49.308 jiwa dan kelompok usia lanjut (>65 tahun) sebesar 2.604 jiwa. Tahun 2020 jumlah penduduk 80.900

(16)

BAB II

SARANA KESEHATAN A. SARANA KESEHATAN

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat . Ketersediaan sumber daya kesehatan sesuai dengan kebutuhan baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Sumber daya keseahtan yang diperlukan didalam pembangunan kesehatan antara lain tenaga , dana, sarana dan prasarana serta teknologi.

1. Puskesmas

Puskesmas adalah kesatuan organisasi fungsionalyang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh , terpadu, merata , dapat diterima dandijangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakanhasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna , dengan biaya yang dapat dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes RI, 2004).

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan dibawah supervise Dinas Kesehatan kabupaten/Kota. Secara umum mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai rehabilitative baik melalui upaya kesehatan perorangan ( UKP) atau Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).

Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan, Hal ini disepakatioleh puskesmas dan Dinas kesehatan yang bersangkutan.Dalam memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa ( polindes ). Fungsi puskesmas meliputi :

a. Pusat penggerak berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau pemyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatasn, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan

(17)

10 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

b. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetap, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khusus nya sosial budaya masyarakat setempat

c. Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelengarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi : 1. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehtan perorangan, tanpai mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu di tambahkan dengan rawat inap.

2. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publikdengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan , pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya. Puskesmas Baktijaya relatif mudah dijangkau oleh masyarakat baik dengan jalan kaki , kendaraan roda dua maupun roda empat.

(18)

BAB III

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Puskesmas Baktijaya terletak di Komplek Pelni Jl. Gama Setiaraya Blok G2 No. 9 Kelurahan Baktijaya Kecamatan Sukmajaya, berdiri diatas tanah seluas 607 m² dengan luas bangunan 250 m² dan berstatus Hak guna pakai.

A. Struktur Organisasi Puskesmas Baktijaya

Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Puskesmas Baktijaya, mengacu pada Puskesma Kawasan Perkotaan sesuai dengan Peraturan Kementerian Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, adalah sebagai berikut, terdiri dari : 1. Kepala Puskesmas

a. Dokter Umum b. Dokter Gigi c. Perawat d. Perawat Gigi e. Bidan

f. Tenaga Gizi g. Apoteker

h. Asisten Apoteker i. Kesehatan Masyarakat j. ATLM

k. Kesehatan Lingkungan l. Rekam Medis

m. Administrasi Umum n. Pendaftaran

o. Supir

p. Penjaga Keamanan q. Petugas Kebersihan

2. Penanggung Jawab UKM esensial dan keperawatan, terdiri dari : a. Pelayanan Promosi Kesehatan

b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan c. Pelayanan KIA- KB

(19)

12 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

d. Pelayanan Gizi

e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit f. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

3. Penanggung Jawab UKM Pengembangan

4. Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan laboratorium

5. Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Gambar 3.1

Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Baktijaya Tahun 2020

Gambar 3.2

Struktur Organisasi Mutu UPTD Puskesmas Baktijaya Tahun 2020

(20)

r. Sumber Daya Kesehatan

Sumber Daya Manusia Kesehatan Puskesmas Baktijaya pada Tahun 2020, terdiri dari 20 pegawai, dimana 16 PNS, dan 4 tenaga Non PNS. Adapun sebarannya sebagai berikut :

Tabel 3.1

Keadaan Sumber Daya Manusia di Puskesmas Baktijaya Tahun 2020

No Jenis Tenaga Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Perawat Gigi Bidan

Tenaga Gizi Apoteker

Asisten Apoteker Kesehatan Masyarakat ATLM

Kesehatan Lingkungan Rekam Medis

Administrasi Umum Pendaftaran

Supir

Penjaga Keamanan Petugas Kebersihan Jumlah

3 1 4 1 4 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 28

(21)

14 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

Tabel 3.2 Tenaga Non PNS

di Puskesmas Baktijaya Tahun 2020

No Jenis Tenaga (Non PNS) Jumlah

1.

2.

3.

4.

5

Asisten Apoteker Satpam

Petugas Administrasi Supir Ambulans Petugas Kebersihan Jumlah

1 1 1 1 1 5

s. Sarana Kesehatan dan Prasarana Penunjang

Fasilitas dan sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Baktijaya juga cukup memadai. Hal ini terlihat dalam Tabel 3.3 yang menggambarkan tentang fasilitas dan sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Baktijaya

Tabel 3.3

Jenis Sarana Kesehatan di Wilayah Puskesmas Baktijaya No Jenis Sarana Baktijaya Jumlah

1 Dr Spesialis 0 0

2 Dr Umum 0 0

3 Dr Gigi 1 1

4 BPS 10 10

5 RB/Klinik 2 2

8 Apotik 2 2

Jumlah 15 15

(22)

BAB IV

PEMBIAYAAN KESEHATAN

Penilaian akses dan mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari tingkat kemudahan masyarakat untuk menjangkau sarana kesehatan dan mutu dari pelayanan kesehatan yang diberikan. Dalam hal akses dapat dilihat dari kunjungan rawat jalan, sementara untuk melihat mutu pelayanan dapat dilihat dari kemampuan pelayanan yang disediakan sarana kesehatan.

1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar

Dalam rangka meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, sejak lama dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Pada sat ini berkembang berbagai cara pembiayaan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar di masyarakat mulai dana sehat, tabulin, JPKM, askes, jamsostek, askeskin sampai asuransi kesehatan swasta.

Dari jumlah penduduk sebesar di Kelurahan Baktijaya pada Tahun 2020 hanya 73420 ( 23,37 %) penduduk yang menjadi peserta jaminan kesehatan pra bayar dengan peserta KIS 17.165 orang, peserta KIS PBI Dimana pembiayaan ditanggung oleh Pemerintah untuk masyarakat miskin( Pemerintah Pusat) dan Peserta KIS APBD yang dibiayai (Pemerintah Daerah). Rendahnya cakupan tersebut mungkin disebabkan karena kurang pahamnya masyarakat mengenai sistem jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar.

Total anggaran kesehatan yang diterima Puskesmas Baktijaya :

- BOK : Rp. 322.750.650,-

- BOP : Rp. 480.259.005,-

- BLUD : Rp. 1.030.194.672,-

Jumlah seluruhnya : Rp. 1.833.204.327,-

(23)

16 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

BAB V

KESEHATAN KELUARGA

B. Pelayanan Kesehatan

Derajat kesehatan keluarga dan masyarakat antara lain ditentukan oleh kesehtan ibu dan anak sebagai kelompok strategis untuk dilakukan tindakan peningkatan kesehatan dan pencegahan maupun pengobatan. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak masih merupakan masalah Nasional yang perlu mendapat prioritas utama karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang. Tingginya aangka kematian ibu dan angka kematian bayi serta lambatnya penurunan ke dua angka tersebut menunjukkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak sangat perlu untuk ditingkatkan. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak maka indikatoryang digunakan adalah angka kematian ibu dan bayi, terdistribusinya buku KIA pada ibu Hamil, dapat diketahuinya pencapaian programserta masalah yang dihadapi maka dilakukan kegiatan, dan terlaksananya pembahasan kasus kematian ibu.

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi.

1. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional ( dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil sesuai pedoman. Kegiatan pelayanan antenatal meliputi pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi tetanus toxoid (TT) serta pemberian tablet besi pada ibu hamil selama masa

(24)

kehamilannya. Titik berat kegiatan adalah promotif dan preventif dan hasilnya terlihat dari cakupan K1 dan K4.

Pada tahun 2018 jumlah K1 sebesar 99,3% dan K4 sebesar 98,1% . Tahun 2019 jumlah K1 sebesar 98,7% dan K4 sebesar 96,2%. Sedangkan tahun 2020 jumlah K1 sebesar 99,3% dan K4 sebesar 98,1% adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester ke dua, dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Dari gambar diatas terlihat bahwa jumlah kunjungan K1 dan K4 Ibu hamil di Puskesmas Baktijaya tahun 2020 menurun.

Hal ini disebabkan karena pandemi Covid-19 menyebabkan masyarakat enggan untuk mengakses fasilitas kesehatan, sehingga kunjungan ibu hamil yang tidak memenuhi standar K1 dan K4 tidak dapat dihitung menjadi cakupan.

2. Pertolongan Persalinan

Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan persalinan tidak dilakukan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesionalisme). Data Tahun 2018 Puskesmas Baktijaya menunjukan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 93,8 %. Pada tahun 2019 90,2%. Sedangkan pada tahun 2020 93,8 %.

3. Ibu Hamil Resiko Tinggi (Resti) / Komplikasi yang ditangani

Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh bidan di desa dan Puskesmas, sekitar 20 % diantara ibu hamil yang ditemui dan diperiksa tergolong dalam kasus resiko tinggi/komplikasi yang membutuhkan rujukan. Kasus resiko tinggi/ komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan

(25)

18 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

kesakitan dan kematian ibu dan bayi meliputi Hb < 8 gr %, tekanan darah tinggi (systole>140mmHg, diastole > 90 mmHg), oedemanyata, eklamsia , ketuban pecah dini, perdarahan pervaginam, letak lintang pada pada usia kehamilan >32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis dan persalinan premature.Data Cakupan pada Tahun 2020 Puskesmas Baktijaya Bumil resti yang ditangani sebanyak 305 ibu hamil ( 32,45 % ) . Semua kasus telah memperoleh penanganan sesuai prosedur.

4. Pelayanan Nifas

Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan organ reproduksi mulai mengalami masa pemulihan untuk kembali normal , walau pada umumnya organ reproduksi akan kembali normal dalam waktu 3 bulan paska persalinan Dalam masa nifas ibu seharusnya memperoleh pelayanan kesehatan yangmeliputi pemeriksaan kondisi umum, payudara, dinding perut, perineum, kandungkemih dan organ kandungan.Karena dengan perawatan nifas yang tepat akan memperkecil resiko kelainan bahkan kematian ibu nifas. Pada Tahun 2018 pelayanan nifas Puskesmas Baktijaya sebesar 1.456 ( 96,3% ) telah mendapat pelayanan nifas sesuai standar. Pada Tahun 2019 1.358 (90,5%). Sedangkan pada Tahun 2020 1.456 (96,3%).

Gambar 5.1 Pelayanan Nifas

di Puskesmas Baktijaya Tahun 2018-2020

2018

2019

2020 1456

1358

1456

(26)

6. Kunjungan Neonatus ( KN1 dan KN2 )

Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukanpertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus ( 0-28 hari) minimal 3 kali,satu kali pada umur 0-2 hari (KN 1 ) dan KN2 pada umur 3-7 hari dan KN 3 pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus , petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar ( tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi ); pemberian vitamin K; manajemen terpadu balita muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonates di rumah menggunakan buku KIA.

Cakupan Kunjungan Neonatus (KN 1) Tahun 2018 Puskesmas Baktijaya sebesar 1462 bayi ( 95,7 %) dan KN lengkap 1329 ( 90,9 %). Tahun 2019 (KN 1) 1552 bayi (98,7%) dan KN lengkap 1325 ( 90,3%). Dan 2020 sebesar 1462 bayi ( 95,7 %) dan KN lengkap 1329 ( 90,9 %). Upaya tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk memberikan kesadaran dan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan dini kepada neotatus, sehingga dapat mendeteksi secara dini penyakit maupun kelainan yang dialami neonatus.

(27)

20 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

Gambar 5.2 Kunjungan Neonatus ( KN1 dan KN2 di Puskesmas Baktijaya Tahun 2018-2020 7. Pelayanan Keluarga Berencana

Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara 15-49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih di prioritaskan untuk menggyunakan alat/cara KB. Tingkat pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang di tunjukan melalui kelompok sasaran program yang sedang/pernah menggunakan alat kontrasepsi menurut daerah tempat tinggal , tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang di gunakan akseptor . Cakupan Tahun 2018 Puskesmas Baktijaya peserta KB aktif sebesar 75,2 %. Tahun 2019 peserta KB aktif sebesar 78,0%. Sedangkan tahun 2020 peserta KB aktif sebesar 75,2 %.

8. Pelayanan Imunisasi

Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasiuntuk bayi umur 0-1 tahun ( BCG, DPT, Polio, Campak , HB ), imunisasi untuk wanita usia subur / ibu

1200 1250 1300 1350 1400 1450 1500 1550 1600

2018 2019 2020

1462

1552

1462

1329 1325 1329

KN I KN lengkap

(28)

hamil (TT) dan imunisasi anak SD ( kelas 1 : DT dan kelas 2-3 : TT), sedangkan kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti Desa non UCI, potensial / resti KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan teknis. Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu , berarti dalam wilayah tersebut tergambar besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

Cakupan Puskesmas Baktijaya Tahun 2018, Kelurahan Baktijaya termasuk Kelurahan UCI , Cakupan Imunisasi pada bayi : DPT1+HB1 100% , DPT 3+HB3 99 % , Campak 84,91 % , BCG 99, % , Polio 26,18% ,sedangkan cakupan imunisasi untuk ibu hamil : TT 1 79,3 % dan TT278,9 %, TT3 7,3%, TT4 2,4%, TT5 2,0%, TT2+ 90,6%. Tahun 2019 Cakupan Imunisasi pada bayi : DPT1+HB1 96,3% , DPT 3+HB3 95,6 % , Campak 97,1 % , BCG 99,7 % , Polio 95,6%

,sedangkan cakupan imunisasi untuk ibu hamil : TT 1 71,1 % dan TT2 69,7%, TT3 7,7%, TT4 4,6%, TT5 3,2%, TT2+ 85,2%

9. Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Usia Sekolah dan Remaja

Pelayanan kesehatan pada kelompok anak balita ( pra sekolah ) , usia sekolah dan remaja dilakukan melalui deteksi /pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan kesehatan anak pra sekolah serta pemeriksaan kesehatananak sekolah dasar/sederajat dan pelayanan kesehatan pada remaja ( SMP dan SMA ). Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita /pra sekolahadalah cakupan anak umur 0- 5 tahun yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai standar oleh dokter, bidan dan perawat paling sedikit dua (2) kali per tahun baik didalm gedung

(29)

22 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

maupun diluar gedung seperti posyandu, taman kanak-kanak, panti asuhan.

Sementara untuk pelayanan kesehatan bagi siswa SD/MI dan siswa SMP/SMA dan sederajat dilakukan melalui penjaringan kesehatan bagi murid kelas 1 (satu) SD/MI dan SMP/SMA. Cakupan deteksi tumbuh kembang anak balita pra sekolah tahun 2018 100%. Tahun 2019 92,1%. Dan tahun 2020 sebesar 92,1%.

10. Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila

Seiring bertambahnya Umur Harapan Hidup (UHH) maka keberadaan para lanjut usia tidak dapat begitu saja diabaikan, sehingga perlu diupayakan peningkatankualitas hidup bagi kelompok umur lanjut usia. Pelayanan kesehatan pra usila adalah 45 tahun keatas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar yang dilakukan oleh tenaga kesehatan baik di Puskesmas, di Posyandu lansia maupun di kelompok usia lanjut pada Tahun 2018 sebanyak 6371 orang, namun hanya 74,79 % yang mendapat pelayanan kesehatan. Tahun 2019 sebanyak 6861 orang, namun hanya 134,2 % yang mendapat pelayanan kesehatan. Dan Tahun 2020 jumlah usila di wilayah Puskesmas Baktijaya sebanyak 8275 orang, namun hanya 82,34 %

11. Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil

Pada saat periksa kehamilan di sarana kesehatan, ibu hamil akan mendapatkantablet Fe yang bertujuan untuk mengatasi dan mencegah terjadinya kasus anemiaserta meminimalkan dampak buruk akibat kekurangan Fe, karena kekurangan Fe pada ibu hamil dapat mengakibatkan terjadinya abortus, kecacatan bayi atau bayi lahirdengan berat badan rendah (BBLR).Cakupan ibu hamil yang mendaptkan ) tahun 2018 sebesar 98,06% dan cakupan Fe -3 sebesar 95,93%.

Cakupan ibu hamil yang mendapatkan Fe tahun 2019 sebesar 96,37%. Dan Fe-1 (30 tablet) Tahun 2020 sebesar 98,03% dan cakupan Fe -3 sebesar 99,98%.

(30)

12. Pemberian Kapsul Vitamin A

Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun( Februari dan Agustus) dan pada ibu Nifas di berikan 2 kali. Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan untuk tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Anak yang menderita kekurangan vitamin A, bila terserang diare atau penyakit infeksilain, penyakit tersebut bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian.Infeksi akan menghambat kemampuan tubuhuntuk menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpanan vitamin A dalam tubuh.

Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama akan mengakibatkan gangguan pada mata, dan bila anak tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan. Persentase pemberian vitamin A pada bayi 6-11 bulan tahun 2018 sebanyak 46,43 % (670 bayi) sedang balita yang mendapat vitamin A sebanyak 3590 balita (55,56% ). Persentase pemberian vitamin A pada bayi 6-11 bulan tahun 2019 sebanyak 193,5 % (2836 bayi) sedang balita yang mendapat vitamin A sebanyak 1466 balita (49,34% ). Sedangkan Persentase pemberian vitamin A pada bayi 6-11 bulan Tahun 2020 sebanyak 112,54 % (7754 bayi) sedang balita yang mendapat vitamin A sebanyak 3112 balita (49,34% ).

13. Kesehatan Gigi dan Mulut

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi pelayanan dasar gigi di Puskesmas dan Usaha Kesehatan Gigi di sekolah (UKGS) . Kegiatan kesehatan gigi dan mulut meliputi upaya promotif (penyuluhan ), preventif (pemeriksaan gigi) dan kuratif

(31)

24 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

sederhana seperti pencabutan gigi, pengobatan dan penambalan gigi sementara dan tetap.

Pada tahun 2018 pelayanan kesehatan dasar gigi di puskesmas Bhaktijaya melayani sebanyak 988 tumpatan tetap, 83 pencabutan gigi tetap, sehingga rasio tumpatan/pencabutan 11,9. Hal ini menandakan bahwa kesadaran masyarakat kelurahan Bhaktijaya untuk merawat gigi nya cukup besar . Untuk kegiatan diluar gedung yaitu UKGS sebanyak 17 SD/MI telah dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi , jumlah murid yang di periksa 4796 murid (100%) yang memerlukan perawata 737 murid. Dan mendapat perawatan 346 orang (49,9 % ) sementara dan tetap.

Tahun 2019 pelayanan kesehatan dasar gigi di puskesmas Bhaktijaya melayani sebanyak 1156 tumpatan tetap, 87 pencabutan gigi tetap. sehingga rasio tumpatan/pencabutan 13,3. Hal ini menandakan bahwa kesadaran masyarakat kelurahan Bhaktijaya untuk merawat gigi nya cukup besar . Untuk kegiatan diluar gedung yaitu UKGS sebanyak 17 SD/MI telah dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi , jumlah murid yang di periksa 4616 murid (100%) yang memerlukan perawatan 3572 murid. Dan mendapat perawatan 582 orang. Dan Tahun 2020 pelayanan kesehatan dasar gigi di Puskesmas Baktijaya melayani sebanyak 1127 tumpatan tetap, 97 pencabutan gigi tetap, sehingga rasio tumpatan/pencabutan 11,6. Hal ini menandakan bahwa kesadaran masyarakat kelurahan Bhaktijaya untuk merawat gigi nya cukup besar . Untuk kegiatan diluar gedung yaitu UKGS sebanyak 17 SD/MI telah dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi , jumlah murid yang di periksa 4851 murid (100%) yang memerlukan perawatan: 723 murid. Dan mendapat perawatan 556 orang (76,9 % ).

(32)

14. Usaha Kesehatan sekolah

Pelayanan kesehatan di sekolah meliputi penjaringan kesehatan Tahun 2018 untuk murid kelas 1, jumlah siswa yang diperiksa sebanyak 816 ( 100 % ) , dan siswa yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar sejumlah 816 ( 100 %).

Pelayanan kesehatan di sekolah meliputi penjaringan kesehatan Tahun 2019 untuk murid kelas 1 , jumlah siswa yang diperiksa sebanyak 517 ( 158.0 % ) , dan siswa yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar sejumlah 817. Pelayanan kesehatan di sekolah meliputi penjaringan kesehatan Tahun 2020 untuk murid kelas 1 , jumlah siswa yang diperiksa sebanyak 780 ( 87,6 % ) , dan siswa yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar sejumlah 463 (64,9 %).

15. Penyuluhan Kesehatan

Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan melalui penyuluhan kelompok dan penyuluhan massa. Pada Tahun 2018- 2020 ,jumlah seluruh penyuluhan kelompok sebanyak 816 kali penyuluhan. Diharapkan kegiatan penyuluhan tersebut semakin di tingkatkan agar dapat menjangkau masyarakat luas sehingga tujuan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat juga meningkat.

(33)

26 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

BAB VI

PENGENDALIAN PENYAKIT

1. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Tahun 2018 sampai dengan 2020 setiap tahunnya selalu terdapat peningkatan jumlah kasus DBD tapi fluktuatif’, jumlah kasus kecenderungan meningkat tapi bisa juga terjadi penurunan jumlah kasus di tahun berikutnya.

Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) sehingga sering menimbulkan kepanikan di masyarakat karena penyebarannya yang cepat dan berpotensi menimbulkan kematian .Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang hidup digenangan air bersih disekitar rumah . Umumnya kasus ini mulai meningkat saat musim hujan.

Kasus DBD Tahun 2018 sebanyak 6 orang, Tahun 2019 kasus DBD Sebanyak 39 orang, sedangkan Tahun 2020 di Wilayah Puskesmas Baktijaya sebanyak 31 orang, dengan angka kesakitan ( insiden rate) sebesar 0 per 100.000 penduduk. Insiden rate itu memang belum memenuhi target nasional (<20/100.000 penduduk) namun menunjukan penurunan dibandingkan tahun 2016 sebesar 41 kasus ( 79,6 per 100.00 penduduk).Hal ini antara lain karena adanya kesadaran masyarakat untuk berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk melalui gearkan “3M PLUS” (menguras, mengubur – menutup tempat penampungan air) plus upaya lain yaitu melakukan pemantauan rumah/bangunan bebas jentik serta melakukan pengenalan dini gejala DBD dan penanganannya di rumah.

(34)

2. Filariasis (Penyakit Kaki Gajah)

Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit infeksi menahun (kronis) yang disebabkan oleh cacing filaria. Penyakit ini ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening yang dapat menimbulkan cacat menetap (seumur hidup) berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin sehingga dapat menimbulkan stigma sosial. Menurut Data Puskesmas Baktijaya terdpat penderita Filariasis pada Tahun 2020 dengan kasus lama 2 orang deng penderita pria dan wanita.

Upaya pencegahan dan pemberantasan dilakukan dengan memutus rantai penularan dan mengobati penderita untuk mencegah infeksi sekunder. Dalam upaya mencapai eradikasi Filariasis tahun 2020 (WHO), diperlukan alat/sarana yang sensitif untuk penegakan diagnosis sehingga penderita dapat ditemukan dalam stadium dini dan tidak sampai menimbulkan kecacatan. ( perlu disebutkan upaya di Kota Depok yaitu pengobatan massal filariasis, Tahun 2020 tahun ke 6 /tahun terakhir pengobatan sehingga target pencapaiannya adalah kota Depok dinyatakan bebas Filariasis ).Tetapi hasil evaluasi cakupan POMP yang sudah dilaksanakan oleh Kota Depok tahun 2008 s/d 2012 Kementrian Kesehatan merekomendasikan bahwa Kota Depok harus mengulang pelaksanaan POMP Filariasis di tahun 2016 , dengan minimal cakupan POMP 65 % dari total populasi.

3. Penyakit PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)

Beberapa penyakit dapat menular dengan cepat sehingga berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa, namun diantara penyakit-penyakit tersebut ada yang dapat dicegah dengan imunisasi atau biasa disingkat dengan PD3I (Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi), yaitu :

a. Kasus TBC

Penemuan kasus baru (CDR) di Puskesmas Baktijaya dari tahun 2018 s/d Tahun 2020 terus meningkat, akan tetapi masih dibawah target Kota, hal ini disebabkan kerena

(35)

28 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

meningkatnya kesadaran kepatuhan penderita dalam menyelesaikan dalam masa pengobatan.

Perkiraan penderita TB yaitu sebanyak 0 orang, kasus suspek yang dijaring 85 orang dengan jumlah BTA+ berjumlah 24 orang.Case Detection Rate (CDR) Puskesmas Baktijaya adalah 28,24 % lebih kecil dari indicator yang seharusnya dicapai yaitu sebesar 80%.

b. Difteri

Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptheriae, yang ditandai dengan gejala panas tinggi disertai pseudomembran (selaput tipis) putih keabu-abuan pada tenggorok yang tak mudah lepas dan mudah berdarah. Penyakit ini sering kali menjadi penyebab kematian pada anak-anak, namun penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi DPT1, DPT2 dan DPT3. Pada tahun 2018 sampai Tahun 2020 tidak ditemukan kasus Difteri.

c. Tetanus Neonatorum

Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani, terdiri dari Tetanus Neonatorum yaitu tetanus pada bayi dan tetanus dengan riwayat luka.

Berdasarkan laporan pada Tahun 2020 tidak terjadi kasus tetanus dan kasus tetanus neonatorum. Kejadian kasus tetanus Neonatorum sebenarnya dapat dicegah dengan upaya pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil. Data Puskesmas Baktijaya Tahun 2020 Persentase cakupan imunisasi TT yang diberikan kepada ibu hamil sebanyak 1.525 orang.

d. Campak

Penyakit campak merupakan penyakit akut yang disebabkan virus measles yang disebarkan melalui bersin/batuk dengan gejala awal, yaitu demam, bercak kemerahan, batuk-pilek lalu timbul ruam di seluruh tubuh. Penyakit campak sering menyebabkan

(36)

kejadian luar biasa (KLB), dimana kematian akibat campak pada umumnya disebabkan komplikasi dengan penyakit lain seperti meningitis. Kejadian penyakit campak pada Tahun 2020 sebanyak 4 kasus tapi dilaporkan pasien sembuh, jumlah pasien meninggal karena Campak 0 orang.

e. Hepatitis B

Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis B yang dapat merusak hati. Penyebaran penyakit tersebut bisa melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan dan melalui hubungan seksual. Infeksi pada anak- anak biasanya tidak menimbulkan gejala dan kalaupun ada biasanya adalah gangguan pada perut, lemah dan urine menjadi kuning. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan Cirrhosis hepatis (kanker hati) dan dapat menimbulkan kematian. Sejak tahun 2017-2020 di wilayah kerja Puskesmas Baktijaya, hepatitis B ini tidak ditemukan kasusnya.

f. Pertusis

Pertusis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis yang ditandai dengan gejala batuk beruntun dan disertai tarikan nafas hup yang khas serta disertai muntah. Lama batuk bisa sampai 1-3 bulan sehingga sering disebut batuk 100 hari. Serangan batuk lebih sering pada malam hari. Pada tahun 2015- 2017 tidak ditemukan kasus pertusis di wilayah kerja Puskesmas Baktijaya.

g. Kasus AFP

Surveilans AFP merupakan kegiatan untuk menjaring semua penderita yang lumpuh layu pada anak berusia < 15 tahun dengan tujuan untuk memantau adanya transmisi virus –polio liar disuatu wilayah. Kegiatan ini dilaksanakan oleh pengelola surveilans dibantu oleh petugas surveilans Puskesmas dan Rumah Sakit Pada Tahun 2020 di Wilayah kerja Puskesmas Baktijaya tidak ditemukan penderita AFP.

(37)

30 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

1. Penyakit menular Langsung a. ISPA

Pneumonia merupakan sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). Radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri biasanya diakibatkan oleh bakteri streptococcus dan mycoplasma pneumoniae. Radang paru-paru dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-

zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol.

ISPA seringkali menjadi penyebab utama kematian pada bayi dan balita dimana pneumonia diduga sebagai faktor utama penyebabnya. ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan berobat pasien di Puskesmas.Berdasarkan laporan Profil Puskesmas Tahun 2020 ditemukan 630 kasus pneumonia ditangani (10,5%)

Walaupun angka kesakitan balita karena pneumonia kecil , namun yang perlu diwaspadai adalah perkembangan situasi global saat ini dimana banyak penyakit ISPA yang bersifat New Emerging desease, seperti SARS (Serve Acute Respiratory Syndrome),AI (Avian Influensa/Flu burung ) dan H1N1.Upaya pemberantasan penyakit ISPA difokuskan pada upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada penderita,Kecepatan keluarga dalam membawa penderita ke unit pelayanan kesehatan serta ketrampilan petugas dalam menegakan diagnosis merupakan kunci keberhasilan penanganan penyakit ISPA.

(38)

b. HIV-AIDS & IMS

Berdasarkan hasil evaluasi Dinas Kesehatan Kota Depok Infeksi Menular Seksual (IMS) menunjukan bahwa penyakit ini tidak hanya menyerang pada usia produktif tetapi sudah meningkat pada usia non produktif (anak-anak bahkan bayi), hal ini menunjukan bahwa trend penyebaran penyakit ini sudah berubah sehingga program penanggulangan harus diupayakan yang lebih tepat agar penderita yang terinfeksi pada usia non produktif dapat terjaring. kasus HIV yang ditemukan 6 kasuspada Tahun 2020.

Sedangkan kasus IMS juga tidak ditemukan..

c. Kasus Diare

Penyakit Diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan,dimana sarana air bersih dan BAB serta perilaku manusia yang tidak sehat merupakan faktor dominanpenyebab penyakit tersebut. Peningkatan kasus sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan cuaca / musim, terutama terhadap ketersediaan air bersih di masyarakat . Kasus diare dapat menyebabkan kematian terutama pada saat Kejadian Luar Biasa (KLB). Pada Tahun 2020 di Puskesmas Baktijaya terdapat 1571 kasus diare ditangani dengan proporsi sebesar 97 %.

Kasus diare dapat dikorelasikan dengan perbaikan hygiene sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat, karena secara umum penyakit diare sangat berkaitan dengan ke dua faktor tersebut. Upaya penanggulangan diare dilakukan dengan pemberian oralit dan penggunaan infuse pada penderita, penyuluhan kepada masyarakat agar meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)dalam kehidupan sehari-hari serta melibatkan peran serta kader dalam tatlaksana diare karena dengan penangan yang tepat dan cepat di tingkat rumah tangga maka diharapkan dapat mencegah terjadinya kasus dehidrasi berat yang dapat mengakibatkan kematian. Tindakan penanganan segera dilaksanakan dengan melibatkan lintas sektor dan lintas program serta dengan meningkatkan kesiagaan melalui kegiatan surveilans kasus diare yang dilaporkan setiap minggu ke Dinas Kesehatan.

d. Kasus Kusta

Penyakit Kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh Mycobacterium Leprae yang di tandaidengan adanya bercak putih atau kemerahan pada kulit yang disertai mati rasa/anasthesi.penebalan saraf te[pi juga disertai gangguan

(39)

32 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

fungsi syaraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan pada otot,tangan, kaki dan mata, kulit kering serta petumbuhan rambut yang terganggu dan adanya kuman Mycobacterium Leprae pada pemeriksaan kerokanpada jaringan kulit (silt-skin smears).

Menurut World Health Organisation (WHO) Penyakit Kusta dapat diklasifikasikan menjadi 2 : tipe PB (Pausi Basiler) dan MB (Multi Basiler) dengan kriteria sebagai berikut

KLASIFIKASI KUSTA PB MB

Jumlah Bercak Kulit 1-5>5 1-5 >5

Kerusakan Syaraf tepi Hanya 1 Syaraf Lebih dari 1 syaraf

Skin Smear (BTA) Negatif (-) Positif (+)

Hasil evaluasi Puskesmas Baktijaya menunjukan bahwa jumlah penderita baru tipe PB dan MB sampai akhir bulan Desember 2017 sebanyak 8 penderita, dengan tipe MB 2 Penderita .RFT MB tahun 2016 yaitu sebanyak 1 kasus dan 100 % terobati.

Sosialisasi dan penjaringan penyakit kusta masih perlu ditingkatkan karena banyak masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Baktijaya yang belum paham tentang penyakit ini.

2. STATUS GIZI

Status gizi merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan dimana kondisi gizi seseorang erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan karena disamping merupakan faktor predesposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi, kondisi gizi juga secara langsung dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada individu. Untuk itu dilakukan pemantauan terhadap status gizi bayi dan balita karena masa tersebut merupakan masa emas perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan fisiknya.

a. Status Gizi Bayi

Masalah status gizi ibu hamil akan berpengaruh terhadap kesehatan janin yang dikandungnya dan akan berdampak pada berat badan bayi yang dilahirkan serta juga akan berpengaruh pada perkembangan otak dan pertumbuhan fisik bayi.

(40)

BBLR adalah bayi dengan berat kurang dari 2.500 gram, merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal.BBLR dibedakan dalam 2 kategori : BBLR premature (Usia kandungan dibawah 37 minggu) dan BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR) yaitu bayi yang lahir cukup bulan tapi berat badannya kurang dimana BBLR karena IUGR umumnya disebabkan karena status gizi ibun hamil yang buruk atau menderita sakit yang memperberat kehamilan.

Pada Tahun 2020 di wilayah Puskesmas Baktijaya dari 1402 bayi lahir hidup ada 1 bayi yang BBLR ( 0.1 % ), jumlah bayi BBLR dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil atau adanya penyakit yang memperberat kehamilannya. Namun seluruh BBLR yang dilaporkan telah memperoleh penanganan sesuai prosedur .Untuk menekan angka BBLR di butuhan penanganan terpadu dengan lintas program dan lintas sector karena timbulnya masalah penyakit danstatus gizi berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat.

b. Status Gizi Balita

Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antropometri yang menggunakan indeks berat badan menurut umur ( BB/U) dan dikategorikan dalam

“gizi lebih, gizi baik, gizi buruk “ berdasarkan hasil penimbangan di Wilayah Puskesmas Baktijaya Tahun 2020 pada 6307 Balita yang di timbang 3214 balita ( 50,7 %) , BGM sebanyak 10 balita (0,3%). Dari hasil penimbangan tersebut bisa dilihat terdapat BGM 10 mengalami penurunan .Semua itu tidak terlepas dari kerja keras tenaga gizi yang responsive menindak lanjuti apabila terdapat kasus BGM di lapangan sehingga kasus tidak berkembang menjadi gizi buruk namun tetap harus diwaspadai agar jumlah balita gizi buruk tidak bertambah dan dapat segera menangani gizi buruk lainnya.

(41)

34 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

3. KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) a. Coronavirus Disease (Covid-19)

Pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia merupakan bagian dari pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia dan dikategorikan sebagai bencana non alam sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Pandemi COVID-19 di Kota Depok, merupakan kasus pertama yang ditemukan di Indonesia. Seiring dengan eskalasi penambahan kasus, ditetapkan Keputusan Wali Kota Depok Nomor 360/137/Kpts/DPKP/Huk/2020 tentang Penetapan Status tanggap Darurat Bencana Virus Corona Disease 2019 (COVID-19) di Kota Depok tanggal 18 Maret 2020.

Berdasarkan data Pusat Informasi Covid-19 Kota Depok Wilayah Baktijaya per Desember 2020 terdapat 1.920 orang kasus terkonfirmasi positif Covid-19, kasus aktif 605 orang, kasus sembuh 586 orang, kasus meninggal 41 orang. Adapun jumlah kasus kontak erat sebanyak 947 orang dan kasus suspek sebanyak 367 orang.

(42)

BAB VII

KESEHATAN LINGKUNGAN

Faktor terbesar yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat adalah lingkungan.

Gambaran beberapa faktor resiko lingkungan yang dapat disajikan dibawah ini antara lain cakupan rumah sehat, cakupan jamban sehat, cakupan keluarga dengan sumber air minum terlindung, angka bebas jentik, cakupan tempat-tempat umum (TTU) dan tempat pengolahan makanan (TPM) serta Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) .

Dalam pembahasan indikator penyehatan lingkungan dilakukan analisis deskriptif dan dilakukan secara partial, belum dilakukan upaya untuk menghubungkan faktor resiko dengan outcome penyakit.

A. Rumah Sehat

Rumah sehat merupakan bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang mempunyai jamban sehat, mempunyai sarana air bersih, mempunyai tempat pembuangan sampah, mempunyai sarana pembuangan limbah, mempunyai ventilasi rumah yang baik, memiliki kepadatan hunian yang sesuai dan mempunyai lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.

Di tahun 2015 ini Jumlah rumah di Baktijaya sebanyak 11.035 rumah yang kesemuanya telah dipeiksa yang hasilnya 10.274 rumah (93,10%) dinyatakan memenuhi syarat kesehatan (rumah sehat), sementara yang belum memenuhi syarat sebesar 761 rumah.

Capaian tersebut sudah memenuhi target Indonesia sehat sebesar 80%, hal ini tentunya harus tetap dilakukan upaya pembinaan yang lebih intensif kepada masyarakat agar memperhatikan kesehatan rumahnya karena rumah yang sehat dan nyaman akan berdampak bagi penghuninya dalam meningkatkan produktivitasnya. Untuk itu, pada Tahun 2020 dari 761 rumah yang belum memenuhi syarat, sebanyak 138 rumah telah dilakukan pembinaan.

Hasilnya, pada Tahun 2020 sebanyak 10,412 rumah (94,35%) telah dinyatakan memenuhi syarat sebagai rumah sehat.

(43)

36 Profil Kesehatan Puskesmas Baktijaya 2020

Tabel 7.1

Persentase Rumah Sehat Menurut Kelurahan Puskesmas Baktijaya Tahun 2020

N O

KELURA HAN

JUML AH SELUR

UH RUMA

H

2015 2017

RUMAH MEMENUHI

SYARAT (RUMAH SEHAT)

JUMLAH RUMAH

YANG BELUM MEMEN

UHI SYARAT

RUMAH DIBINA

RUMAH DIBINA MEMENUHI

SYARAT

RUMAH MEMENUHI

SYARAT (RUMAH SEHAT) JUML

AH % JUML

AH % JUML

AH % JUML

AH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Baktijaya 11,035 10.274 93,10 761 138 18,13 138 444.00 10.412 94,35 Jumlah 11,035 10.274 93,10 761 138 18,13 138 444.00 10.412 94,35 Sumber: Program Penyehatan Lingkungan, 2020

B. Jamban Sehat

Jamban merupakan suatu bangunan yang digunakan yang digunakan untuk tempat membuang dan mengumpulkan kotoran/najis manusia sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman. Kotoran manusia yang dibuang bercampur dengan air, oleh sebab itu pengolahan kotoran manusia demikian pula syarat-syaratnya pada dasarnya sama dengan syarat pembuangan air limbah.

Syarat jamban sehat menurut Kementerian Kesehatan RI (1985) antara lain:

1. Tidak mencemari sumber air minum;

2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus;

3. Air seni, air pembersih, dan air penggelontor tidak mencemari tanah di sekitarnya.

4. mudah dibersihkan, aman digunakan;

5. dilengkapi dinding dan atap pelindung;

6. cukup penerangan;

7. lantai kedap air;

8. luas ruangan cukup;

9. ventilasi cukup baik; dan

10. tersedia air dan alat pembersih.

Berdasarkan bentuknya, terdapat beberapa macam jamban, yaitu jamban komunal, jamban leher angsa, jamban plengsengan, dan jamban cemplung. Di Puskesmas Baktijaya, untuk Kelurahan Baktijaya, jamban komunal, jamban plengsengan, dan jamban cemplung sudah tidak ditemui dan/atau digunakan oleh

(44)

warga. Jamban yang digunakan oleh warga Kelurahan Baktijaya adalah jamban leher angsa. Di Kelurahan Baktijaya penduduk dengan akses sanitasi layak (jamban sehat) berjumlah 70.988 jiwa dari 73.420 jiwa atau 96,69%. Secara keseluruhan Penduduk dengan akses Fasilitasi yang layak di Puskesmas Baktijaya sebesar 10.685 atau 96,69

%.

Tabel 7.2

Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak (Jamban Sehat) Puskesmas Baktijaya Tahun 2020

N O

KELURAH AN

JUMLAH PENDUDUK

JENIS SARANA JAMBAN

LEHER ANGSA PENDUDUK

DENGAN AKSES SANITASI

LAYAK (JAMBAN

SEHAT)

JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA MEMENUHI SYARAT

JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA % PENDUDUK PENGGUNA

JUMLA

H %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Baktijaya 73.4 20

10.68 5

70.9

88 10.685 70.9

88 96,69 70.988 96,69 Jumlah 73.4

20

10.68 5

70.9

88 10.685 70.9

88 96,69 70.988 96,69 Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Depok, 2020

C. Keluarga dengan Sumber air minum Terlindung

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Air minum dibutuhkan masyarakat untuk air minum, memasak, mencuci, mandi dengan jumlah yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kehidupan sosial, ekonomi, dan kebiasaan hidup masyarakat. Persyaratan teknis penyediaan air minum yang baik apabila memenuhi kebutuhan sehari-hari, kualitas air yang memenuhi standar (dalam hal ini Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/MENKES/PER/1990 tentang Pedoman Kualitas Air, serta kontinuitas dalam arti air selalu tersedia ketika diperlukan.

Di Puskesmas Baktijaya penduduk yang diperiksa memiliki akses air minum pada Tahun 2020 adalah 9740 keluarga, diketahui 8.212 keluarga 84,3 % dengan sarana berupa jaringan perpipaan (PDAM, BPSPAM), 1528 keluarga atau 16,7 % dengan memanfaatkan sumur gali atau dengan pompa.

Gambar

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Baktijaya
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Baktijaya   Tahun 2018 – 2020
Tabel 1.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur  Di Kelurahan Baktijaya Tahun 2020
Tabel 3.2  Tenaga Non PNS
+3

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu bentuk upaya penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan Puskesmas, karena Puskesmas merupakan pusat pembangunan masyarakat

Salah satu bentuk upaya penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan Puskesmas, karena Puskesmas merupakan pusat pembangunan masyarakat

Profil Kesehatan Kota Depok disusun berdasarkan ketersediaan data, informasi dan indikator kesehatan yang bersumber dari Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) dan unit

Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2017 ini menggambarkan situasi Derajat Kesehatan Masyarakat (angka kematian, status gizi, angka kesakitan), Upaya Kesehatan

bahwa dalam rangka pelaksanaan pemberian santunan kematian yang merupakan salah satu bantuan sosial dari Pemerintah Daerah Kota Depok, telah ditetapkan Peraturan Wali

Profil Kesehatan Kota Surabaya merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan Kota Surabaya yang dapat dipergunakan untuk memantau dan

Salah satu keluaran dari penyelenggaraan system informasi kesehatan kabupaten adalah Profil Kesehatan Kabupaten Klungkung, yang merupakan paket penyajian

Profil Kesehatan juga dimanfaatkan sebagai salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja dari penyelenggaraan